Bagian Bagian Peta

12.2.1 Bagian Bagian Peta

1. Judul Peta , diambil dari bagian terbesar wilayah yang tercantum dalam satu sheet peta. Biasanya terletak di bagian atas peta atau di samping untuk peta buatan Badan Koordinasi dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL).

2. Legenda Peta , penjelasan dari simbul simbul yang tercantum dalam peta. Bagian ini adalah komponen yang sangat vital karena kita akan jadi buta dalam membaca peta jika tidak ada legendanya.

Copyright @2009 by Djauhari Noor

3. Skala Peta, bagian yang menunjukan ukuran dalam lembar peta dengan medan sebenarnya. Skala ini ada dua jenis yaitu skala garis dan skala angka. Dalam peta topografi biasanya dicantumkan keduanya. Rumus perhitungan : jarak dimedan sebenarnya = jarak di peta x skalanya. (Contoh : skala peta 1:25000; 1:50000; 1:100000) cara membacanya adalah 1:25000 berarti 1 cm dalam peta adalah 25000 cm di medan sebenarnya atau 250 meter.

Gambar 12.1 Contoh Indek Informasi Spasial Penggunaan Lahan Propinsi

Kalimantan Selatan (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional)

4. Garis Koordinat, jaring-jaring dalam peta yang terdiri dari garis vertikal dan garis horisontal. Guna garis ini adalah untuk batas perhitungan koordinat. Koordinat peta dikenal ada dua jenis yaitu koordinat grid dan koordinat geografis. Koordinat geografis merupakan koordinat dari jarring-jaring bumi yang terdiri garis lintang untuk horizontal dan garis bujur untuk vertical. Penulisanya biasanya denga koordinat geografis, derajat,

menit dan detik (Contoh : 94 0 15’ 114,4”) biasanya disertakan “L” untuk Lintang dan “B” untuk Bujur. Koordinat grid adalah jaring jaring koordinat lokal yang dipakai untuk acuan

pengkoordinatan dalam peta. Biasanya hanya disebutkan dengan angka saja dan dikenal dengan koordinat 8 angka atau 12 angka. Untuk peta Indonesia ada 2 acuan pokok dalam koordinat ini yaitu dengan dikenal dengan sistem UTM/UPS atau LCO masing

masing dengan acuan 0 0 yang berbeda.

5. Garis Ketinggian atau biasa disebut garis kontur, Adalah garis yang menyerupai sidik jari yang menunjukkan titik ketinggian yang sama dalam peta. Karena merupakan tanda dari ketinggian yang sama, maka garis ini tidak akan pernah saling memotong tapi bisa bersinggungan. Lokasi yang lebih rendah akan melingkari lokasi yang lebih tinggi, itulah ciri garis kontur. Atau bisa juga disebutkan garis sebelah dalam adalah lebih tinggi dari garis sebelah luar. Dalam peta interval atau jeda beda ketinggian antara garis kontur biasanya ditunjukan di dekat lokasi legenda. Untuk peta skala 1:25000 interval konturnya biasanya adalah 12,5 meter sedangkan peta skala 1:50000 biasanya interval konturnya adalah 25 meter. Terjemahannya adalah bila interval kontur 25 meter, maka jarak antara garis kontur yang satu dengan yang lainnya di w:st=”on” medan sebenarnya memiliki beda tinggi secara vertical 25 meter. Garis kontur dengan pola huruv “V” atau runcing biasanya menunjukan sebuah jurang/sungai, dan garis kontur dengan pola “U” atau

Copyright @2009 by Djauhari Noor

6. Tahun Pembuatan Peta, merupakan keterangan yang menunjukkan tahun terakhir peta tersebut diperbaharui. Hal ini sangat penting karena kondisi permukaan bumi bisa berubah sewaktu waktu.

7. Deklinasi, yaitu garis keterangan yang menunjukan beda Utara Peta dan Utara Magnetik (Utara Kompas). Deklinasi ini direvisi tiap 5 tahun sekali. Kenapa ada perbedaan antara Utara peta dan Utara sebenarnya dan Utara Magnetik. Seperti kita ketahui Utara Bumi kita ditunjukan oleh di Kutub Utara. Sedangkan sumbu utara magnet bumi sebenarnya ada di sebuah kepulauan di dekat dataran Green Land. Setiap tahun karena rotasi Sumbu bumi ini mengalami pergeseran rata-rata 0,02 detik bisa ke timur dan ke barat. Jadi utara sebenarnya bisa ditentukan dari mengkonversi antara utara magnetik dengan utara Peta. Biasanya akan dicantumkan di setiap lembar peta.

Tujuh bagian diatas merupakan bagian pokok yang selalu ada dalam tiap lembar peta. Bagian lain adalah merupakan bagian pelengkap. Yang biasanya berisi indek peta, keterangan pembuatan peta, dan pemroduksi peta.

Dokumen yang terkait

SMART PARTIAL LEAST SQUARE SOFTWARE YANG POWERFULL: STUDI LITERATUR ANALISA MULTIVARIAT MASA KINI

0 0 8

STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG

0 0 5

STUDI KOMPARATIF PERILAKU BUANG AIR BESAR PADA MASYARAKAT YANG TELAH DAN BELUM MENERAPKAN PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI KECAMATAN INDERALAYA COMPARATIVE STUDIES DEFECATE BEHAVIOR IN COMMUNITY THAT HAVE AND HAVE NOT IMPLEMENTED THE C

0 0 8

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DALAM PROGRAM JAMSOSKES SUMSEL SEMESTA TAHUN 2011 (Studi Kasus di RSUD dr.Ibnu Sutowo Baturaja) IMPLEMENTATION THE REFERRAL HEALTH CARE OF JAMSOSKES SUMSEL SEMESTA PROGRAM YEAR OF 2011 (Case Studies in dr

0 0 10

EVALUASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA PRIA (VASEKTOMI) DI KECAMATAN BUKIT KECIL PALEMBANG TAHUN 2011 THE EVALUATION FAMILY PLANNING PROGRAMS MALE (VASECTOMY) AT BUKIT KECIL PALEMBANG IN 2011

0 1 8

CHARACTERSTICS AMONG INJECTING DRUG USERS ACCESSING AND NOT ACCESSING NEEDLE AND SYRINGE PROGRAM IN PALEMBANG, SOUTH SUMATERA KARAKTERISTIK PENGGUNA NARKOBA SUNTIK (PENASUN) YANG AKSES DAN TIDAK AKSES LAYANAN JARUM DAN ALAT SUNTIK STERIL DI PALEMBANG, SUM

0 0 7

STUDI TENTANG PERUBAHAN FUNGSIONAL FRANCESCA CANCIAN ERA KEEMASAN DINASTI ‘ABBÂSÎYAH

0 0 24

STUDI IMPLEMENTASI LEAN SIX SIGMA DENGAN PENDEKATAN VALUE STREAM MAPPING UNTUK MEREDUKSI IDLE TIME MATERIAL PADA GUDANG PELAT DAN PROFIL

1 3 6

STUDI POTENSI PEMISAHAN PELABUHAN BARANG DI PADANG BAI

0 0 6

SISTEM KEAMANAN NILAI AKADEMIK ONLINE BERBASIS KODE HASH DENGAN IDENTITAS SERVER SEBAGAI PARAMETER VALIDASI STUDI KASUS: SISTEM DATA NILAI AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS MATARA

0 0 7