HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SALAT

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SALAT

SOAL

492: Apakah salat menjadi batal jika membaca syahadah (kesaksian) atas kepemimpinan (wilayah) Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib As dalam tasyahhud? JAWAB: Salat termasuk di dalamnya bacaan tasyahhud haruslah dilakukan seperti yang diterangkan oleh para marja agung syiah (semoga Allah memperbanyak jumlah mereka) dalam risalah amaliyah mereka. Janganlah menambahkan sesuatu atas hal itu, meskipun hal itu haq dan benar pada dirinya.

SOAL

493: Seseorang kejangkitan riya’ dalam ibadah-ibadahnya. Kini ia berusaha

menentang hawa n afsunya. Apakah hal ini juga dianggap sebagai riya’? Dan bagaimana ia dapat menghindarinya? JAWAB: Setiap amal perbuatan yang dilakukan karena Tuhan di antaranya memerangi riya', tidak bisa dianggap riya'. Dan untuk melepaskan diri dari riya’, ia harus merenungkan keagungan Allah Swt dan merenungkan kelemahan dan kepapaan menentang hawa n afsunya. Apakah hal ini juga dianggap sebagai riya’? Dan bagaimana ia dapat menghindarinya? JAWAB: Setiap amal perbuatan yang dilakukan karena Tuhan di antaranya memerangi riya', tidak bisa dianggap riya'. Dan untuk melepaskan diri dari riya’, ia harus merenungkan keagungan Allah Swt dan merenungkan kelemahan dan kepapaan

SOAL

494: Saat bergabung dalam salat jamaah saudara-sau dara sunni, kata ‘aamiin’ disuarakan secara keras setiap kali imam usai membaca al-Fatihah. Apa hukumnya hal itu? JAWAB: Jika keikutsertaan (dalam salat jamaah tersebut) mengharuskan ucapan ‘aamiin’ dalam kasus yang disebutkan, maka tidak ada larangan mengucapkannya, jika tidak maka hal itu tidak diperbolehkan.

SOAL

495: Kadang kala saat sedang salat wajib, kami melihat anak kecil melakukan

perbuatan berbahaya. Apakah boleh membaca sebagian ayat surah al-Fatihah atau surah lain, atau sebagian zikir dengan suara lantang agar anak kecil itu sadar atau demi menarik perhatian orang di dalam rumah agar mencegah bahaya? Dan apakah hukum salat sambil menggerakkan tangan atau mengernyitkan dahi demi memahamkan seseorang tentang suatu masalah atau demi menjawab pertanyaannya? JAWAB: Jika mengangkat suara ketika membaca ayat-ayat atau zikir-zikir demi mengingatkan orang lain tidak menyebabkan keluar dari bentuk keadaan salat, maka hal itu tidak dipermasalahkan, selama qira’ah (bacaan Alfatihah dan surah. penj) dan zikir tersebut dilakukan dengan tujuan qira’ah dan zikir. Sedangkan berbicara saat sedang bersalat atau melakukan gerakan yang tidak bertentangan perbuatan berbahaya. Apakah boleh membaca sebagian ayat surah al-Fatihah atau surah lain, atau sebagian zikir dengan suara lantang agar anak kecil itu sadar atau demi menarik perhatian orang di dalam rumah agar mencegah bahaya? Dan apakah hukum salat sambil menggerakkan tangan atau mengernyitkan dahi demi memahamkan seseorang tentang suatu masalah atau demi menjawab pertanyaannya? JAWAB: Jika mengangkat suara ketika membaca ayat-ayat atau zikir-zikir demi mengingatkan orang lain tidak menyebabkan keluar dari bentuk keadaan salat, maka hal itu tidak dipermasalahkan, selama qira’ah (bacaan Alfatihah dan surah. penj) dan zikir tersebut dilakukan dengan tujuan qira’ah dan zikir. Sedangkan berbicara saat sedang bersalat atau melakukan gerakan yang tidak bertentangan

SOAL

496: Jika seseorang tertawa saat sedang salat karena teringat ucapan yang menggelikan (lucu) atau terjadinya suatu yang memancing tawa, apakah salatnya batal ataukah tidak? JAWAB: Jika tertawa dengan mengeluarkan suara maka salatnya batal.

SOAL

497: Apakah mengusap wajah dengan kedua tangan setelah qunut saat sedang salat membatalkan salat? Jika menyebabkan batalnya salat, maka apakah hal itu dianggap maksiat dan dosa? JAWAB: Makruh hukumnya, namun tidak membatalkan salat.

SOAL

498: Apakah boleh memejamkan kedua mata saat salat karena membuka keduanya mengalihkan pikiran dari salat? JAWAB: Tidak ada larangan syar’i memejamkan kedua mata saat salat. Namun makruh hukumnya.

SOAL

499: Saat sedang salat saya teringat akan peristiwa-peristiwa keimanan dan kondisi- kondisi spiritual yang dulu saya alami ketika berjuang melawan Rezim Ba’ts 499: Saat sedang salat saya teringat akan peristiwa-peristiwa keimanan dan kondisi- kondisi spiritual yang dulu saya alami ketika berjuang melawan Rezim Ba’ts

SOAL

500: Apakah permusuhan dan tidak saling tegur sapa antara dua orang selama tiga (3

hari) membatalkan salat dan puasa juga? JAWAB: Permusuhan dan tidak saling tegur-sapa antar dua orang, walaupun termasuk

perbuatan tercela dalam syariat, tidak membatalkan salat ataupun puasa. MEMBALAS

SALAM

SOAL

501: Apakah wajib membalas salam anak-anak?

JAWAB: Wajib membalas salam dari anak-anak laki dan perempuan mumayyiz (yang mampu membeda-bedakan antara yang baik dan yang buruk. pen), sebagaimana wajib membalas salam dari lelaki dan wanita dewasa.

SOAL

502: Jika seseorang mendengar salam namun tidak membalasnya karena lalai atau

karena sebab lain sehingga terputus dalam jarak waktu singkat, apakah masih wajib membalasnya? JAWAB: Jika keterlambatan itu terjadi dalam jarak waktu yang sekiranya tidak lagi disebut sabagai membalas salam, maka membalasnya tidak wajib.

SOAL

503: Jika seseorang mengucapkan salam kepada sejumlah orang dengan

mengucapkan ‚Assalamualaikum jami’an‛ artinya ‘salam atas Anda sekalian semua’, sedangkan salah satu dari mereka sedang melakukan salat, apakah ia wajib membalas, meskipun orang-orang lain (yang tidak salat) telah membalas salamnya? JAWAB: Berdasarkan ahwath hendaknya tidak memulai membalas apabila orang lain telah membalasnya.

SOAL

504: Apa pendapat Anda tentang membalas penghormatan yang tidak menggunakan

kata ‘salam’? JAWAB: Tidak diperbolehkan membalasnya ketika sedang salat. Adapun di luar salat

berdasarkan ahwath, wajib membalasnya jika berupa ucapan dan, menurut pandangan umum (uruf), tergolong sebagai penghormatan.

SOAL

505: Jika seseorang mengucapkan salam beberapa kali dalam satu waktu atau

beberapa orang mengucapkan salam, apakah cukup membalasnya satu kali untuk semuanya? JAWAB: Yang pertama cukup membalas satu kali. Adapun yang kedua cukup sekali dalam bentuk kata yang umum sehingga mencakup semua dengan tujuan membalas salam mereka.

SOAL

506: Salah seorang mengucapkan penghormatan dengan menggunakan kata ‘salam’,

bukan ‘assalamu’alaikum’. Apakah wajib membalas salamnya? Dan jika seorang yang belum baligh mengucapkan ‘salamun alaikum’, apakah wajib membalas penghormatannya? JAWAB: Jika menurut pandangan masyarakat umum (uruf) ucapan tersebut merupakan penghormatan dan salam, maka wajib membalasnya. Dan jika yang mengucapkan salam anak kecil yang mumayyiz, maka wajib membalasnya. KERAGUAN-KERAGUAN DALAM SALAT

SOAL

507: Apa hukum orang yang berada dalam rakaat ketiga salat ragu apakah ia telah

melakukan qunut ataukah tidak? Apakah ia harus melanjutkan salat atau menghentikannya sejak keraguan itu muncul? JAWAB: Keraguan tersebut tidak perlu dipedulikan. Salatnya sah dan mukalaf dalam masalah ini tidak menanggung suatu apapun.

SOAL

508: Apakah keraguan dalam salat nafilah tentang hal-hal selain rakaat, seperti ragu

apakah telah melakukan sekali sujud ataukah dua kali, harus dipedulikan? JAWAB:

Hukum tentang keraguan dalam bacaan dan perbuatan salat nafilah sama dengan keraguan dalam salat fardu. Artinya, keraguan harus dipedulikan jika Hukum tentang keraguan dalam bacaan dan perbuatan salat nafilah sama dengan keraguan dalam salat fardu. Artinya, keraguan harus dipedulikan jika

SOAL

509: Orang yang banyak ragu tidak perlu mempedulikan keraguannya. Namun, apa tugas yang harus dilakukannya jika mengalami keraguan dalam salat? JAWAB: Tugasnya adalah menganggap dirinya telah melakukan apa yang diragukannya. Kecuali jika melakukan hal tersebut membatalakan salat, maka ia harus menganggap dirinya tidak melakukannya, tanpa membedakan antara keraguan tentang rakaat, perbuatan dan bacaan.

SOAL

510: Jika seseorang setelah beberapa tahun menyadari bahwa ibadah-ibadahnya

adalah batal atau meragukannya, maka apakah tugasnya? JAWAB:

Keraguan tentang suatu perbuatan yang telah dilakukan tidaklah dipedulikan. Namun, bila mengetahui bahwa perbuatannya batal, maka ia wajib mengqadha bagian-bagian yang masih bisa disusulkan.

SOAL

511: Jika seseorang melaksanakan bagian-bagian tertentu dalam salat tidak pada tempatnya karena lupa, atau jika pandangan matanya tertuju pada sebuah tempat, atau jika saat sedang bersalat berbicara karena lupa, apakah salatnya batal ataukah tidak? Dan apa yang wajib dilakukannya? JAWAB: Perbuatan-perbuatan yang dilakukan karena lupasaat sedang salat tidak 511: Jika seseorang melaksanakan bagian-bagian tertentu dalam salat tidak pada tempatnya karena lupa, atau jika pandangan matanya tertuju pada sebuah tempat, atau jika saat sedang bersalat berbicara karena lupa, apakah salatnya batal ataukah tidak? Dan apa yang wajib dilakukannya? JAWAB: Perbuatan-perbuatan yang dilakukan karena lupasaat sedang salat tidak

SOAL

512: Jika seseorang lupa satu rakaat dalam salatnya lalu ingat pada rakaat terakhir,

seperti menganggap rakaat pertama sebagai rakaat kedua lalu melanjutkan yang ketiga dan keempat, dan pada rakaat terakhir ia sadar itu adalah rakaat ketiga. Apa tugas syar’inya? JAWAB: Ia wajib melakukan rakaat yang kurang dalam salatnya sebelum salam, kemudian membaca salam. Jika ia tidak melakukan tasyahhud wajib pada tempatnya, maka ia wajib mengkadanya juga berdasarkan ahwath. Dan melakukan dua sujuh sahwi.

SOAL

513: Bagaimana seseorang dapat mengetahui jumlah rakaat salat ihtiyath? Apakah

satu ataukah dua rakaat? JAWAB:

Jumlah rakaat salat ihtiyath adalah sebanyak kekurangan yang diperkirakan dalam salat. Jika keraguan berkisar antara dua rakaat dan empat, maka salatul- ihtiyath wajib dilakukan dengan dua rakaat. Jika keraguan berkisar antara rakaat ketiga dan rakaat keempat, maka wajib melakukan satu rakaat salat ihtiyath.

SOAL