Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Bukittinggi IV -15
2. Isu strategis dari kebijakan pembangunan daerah lainnya yang mempengaruhi Kota Bukittinggi;
3. Isu strategis dari kebijakan pembangunan daerah yang terdiri atas: a.
RPJPD Kota Bukittinggi Tahun 2006-2025; b.
Isu strategis yang diangkat dari analisis situasi dan kondisi kependudukan, ekonomi, sosial budaya, sarana prasarana, dan pemerintahan umum saat
ini, serta kemungkinan kondisinya di masa datang;
c. Sasaran-sasaran pembangunan yang belum dapat dipenuhi pada masa
RPJMD sebelumnya. Isu strategis yang patut diangkat dalam RPJMD ini ditetapkan berdasarkan
kriteria-kriteria berikut ini: Kriteria-1: Memiliki pengaruh yang besarsignifikan terhadap pencapaian sasaran
pembangunan nasional; Kriteria-2: Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah;
Kriteria-3: Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan masyarakat;
Kriteria-4: Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan daerah Kriteria-5: Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan
Kriteria-6: Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.
4.2.1 Kebijakan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
a. Bidang Pemerintahan
Tatanan penyelenggaraan pemerintahan dengan prinsip-prinsip good governance mensyaratkan budaya organisasi yang memiliki kemampuan
adaptasi dan penyesuaian terhadap berbagai perubahan paradigma maupun regulasi. Pemerintah daerah sebagai regulator, harus mampu menciptakan iklim
sosial yang aman, nyaman dan tertib serta iklim ekonomi yang kondusif. Dalam fungsi sebagai fasilitator, pemerintah daerah di masa depan harus mampu
menyusun kerangka regulasi yang dapat mewadahi tumbuh berkembangnya
budaya partisipasi baik oleh pemerintah, swasta dan masyarakat itu sendiri. Sejalan dengan tuntutan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang
baik juga dihadapkan pada permasalahan mengenai kualitas SDM aparatur. Oleh sebab itu tantangan strategis di masa depan adalah bagaimana
pembangunan aparatur pemerintah mampu menghasilkan ketersediaan SDM aparatur yang secara kuantitas sesuai dengan kebutuhan organisasi dan secara
kualitas memiliki kompetensi dan moralitas. Tantangan pemerintahan juga dihadapkan pada tuntutan pelayanan prima yang cepat, tanggap dan murah.
Beberapa tahun terakhir pemerintah telah menerapkan kebijakan moratorium pegawai, sehingga terjadi pengurangan jumlah pegawai dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Bukittinggi IV -16
sebelumnya. Semenara itu tuntutan pelayanan dan kinerja pegawai semakin meningkat, seiring diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN, dimana
pemerintah sebagai fasilitator, motivator dan inovator semakin dituntut perannya. Begitu juga dengan perkembangan regulasi yang menjadi kerangka
daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan menuntut aparatur yang kapabel, inovatif, berkinerja dan profesional. Oleh sebab itu pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi berbasis komputer dengan berbagi aplikasi
online yang terus berkembang mutlak dibutuhkan. Kelembagaan daerah sesuai UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dan UU 06 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah menisyaratkan struktur ramping dan kaya fungsi. Jabatan struktural semakin
berkurang, sementara jabatan fungsional semakin dikembangkan untuk mendorong tersedianya aparatur yang terampil, inovatif dan produktif. Daerah
juga perlu mempersiapakan diri dengan pemetaan potensi aparatur yang ada saat ini dan menempatkannya sesuai potensi, bakat dan minat serta
kharakternya. Sementara kelembagaan akan diatur secara nasional melalui peraturan pemerintah yang akan ditetapkan sebagai turunan dari kedua UU
tersebut.
Pengelolaan keuangan daerah diarahkan untuk terwujudnya pengelolaan keuangan yang akuntabel dan transparan dengan azas-azas pengelolaan
keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penerapan Sistem Akuntasi Pemerintah secara penuh mulai tahun 2015 dengan penerapan pengelolaan
keuangan berbasis acrual juga memaksa daerah untuk menyiapkan seluruh
prasayarat yang telah dimulai regulasi tingkat daerahnya pada tahun 2014. Karena itu opini Wajar Tanpa Pengecualian WTP yang telah diterima Kota
Bukittinggi secara berturrut-turut terhadap LKPD Tahun 2013, 2014 dan 2015 harus ditingkatkan kualitasnya, apalagi pada tahun 2015 LKPD yang diaudit
sudah berbasis acrual. Permasalahan aset adalah fokus yang terus diseriuskan,
sehingga tidak menjadi ganjalan dalam menyusun neraca pada sistem akuntansi pemerintah.
b. Bidang Pendidikan