PERKEMBANGAN EKONOMI TAHUN 2006 DAN PREDIKSI SECARA KESELURUHAN TAHUN 2006.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD 2007 BAB II - 4

B. PERKEMBANGAN EKONOMI TAHUN 2006 DAN PREDIKSI SECARA KESELURUHAN TAHUN 2006.

Perkembangan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2006 akan mengalami sedikit perlambatan dibanding tahun 2005. Hal ini seiring dengan perilaku musiman seperti terjadi pada tahun sebelumnya. Perlambatan pertumbuhan tersebut disebabkan beberapa factor yaitu dampak kenaikan harga BBM yang berpengaruh pada kenaikan suku bunga dan penurunan daya beli masyarakat masih dirasakan oleh para pengusaha sehingga mempengaruhi ekspansi usaha, serta maraknya Demonstrasi para buruh di Jawa Timur dengan tuntutan revisi Undang-Undang Ketenagakerjaan yang menurutnya sangat merugikan pekerja dan rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik TDL juga dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pada triwulan I 2006, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur adalah 4,16 persen, lebih lambat dibanding pertumbuhan pada triwulan I 2005 yang besarnya 4,96 persen, bahkan masih dibawah pertumbuhan ekonomi Nasional pada triwulan I 2006 yang besarnya 4,35 persen. Penyebab utama melambatnya pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan I 2006 adalah melambatnya pertumbuhan sector Industri Pengolahan, yaitu dari 5,30 persen pada triwulan I 2005 menjadi hanya 3,37 persen. Penurunan kinerja ini terjadi pada seluruh kelompok Industri, kecuali Industri semen dan Barang Galian Bukan Logam yang justru tumbuh lebih cepat. Sektor-sektor lain yang turut memberi andil terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan I 2006 adalah sector Pertambangan dan Penggalian, sector Konstruksi, sector Perdagangan, Hotel dan Restoran, sector Angkutan dan Komunikasi, dan sector Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Sebagai gambaran bahwa pertumbuhan sector pada triwulan I 2006 secara y-o-y adalah : sector pertanian tumbuh lebih cepat 1,12 dibanding triwulan I 2005 sebesar 0,68; sector pertambangan dan penggalian melambat dari 7,34 triwulan I 2005 menjadi 6,77 pada triwulan I2006 ; sector industri pengolahan melambat dari 5,30 pada triwulan I2005 menjadi 3,37 pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD 2007 BAB II - 5 triwulan I2006; sector listrik, gas dan air bersih mengalami percepatan dari 5,58 pada triwulan I2005 menjadi 6,21 pada triwulan I2006; sector Konstruksi melambat dari 4,89 triwulan I2005 menjadi – 0,22 pada triwulan I2006; sector perdagangan, hotel dan restoran sedikit melambat dari 8,48 triwulan I2005 menjadi 8,02 pada triwulan I2006; sector Pengangkutan dan komunikasi melambat dari 6,10 pada triwulan I2005 menjadi 3,27 pada triwulan I2006; Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Serta sector jasa-jasa mengalami percepatan dari 2,62 pada triwulan I2005 menjadi 3,17 pada triwulan I2006. Apabila dilihat dari performance kinerja ekonomi triwulan I2006 yang melambat dari tahun 2005 pada periode yang sama, hal ini bukan berarti periode triwulan berikutnya akan memiliki karakter yang sama. Berbagai upaya bentuk- bentuk penanganan kemiskinan di sector produksi diharapkan sedikit membantu disamping sector–sektor produksi lain yang akan meningkat kinerjanya pada triwulan berikutnya seperti panen raya yang akan terjadi pada triwulan II, tebu pada triwulan III maupun IV serta sector-sektor lain yang diharapkan akan mengalami percepatan pada triwulan II, III dan IV sehingga pada akhir tahun 2006 akan mampu dicapai pertumbuhan 5,8. Tingkat inflasi pada tahun 2006 diperkirakan akan mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2005. Sampai dengan semester I 2006 inflasi masih akan tinggi namun menginjak akhir tahun 2006 inflasi diperkirakan akan menurun disbanding tahun 2005 yaitu pada kisaran 8-9. Kondisi ini tidak berbeda jauh dengan kondisi nasional namun terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan tekanan inflasi di Jawa Timur pada tahun 2006 dari sisi produksi antara lain adalah kebijakan Pemerintah Daerah menaikan upah regional dan tarif PDAM.

C. TANTANGAN POKOK