saja, maka kebijakan yang demikian dapat dipandang bertentangan dengan prinsip “efisiensi-berkeadilan” yang harus terintegrasi dalam satu kesatuan kebijakan.
36
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hukum dalam ranah kajian yuridis normatifdoktrinal. Penelitian hukum doktrinal merupakan suatu upaya
inventarisasi hukum positif, penemuan asas-asas dan dasar falsafah hukum positif serta upaya menemukan hukum in concreto.
37
Penelitian hukum normatif adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum maupun
doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi. Isu hukum yang ditemukan akan dikaji dalam tataran dogmatik hukum, teori hukum dan filsafat
hukum. 2.
Pendekatan Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan
peraturan perundang-undangan sebagai dasar awal melakukan analisis Statute Approach dan pendekatan konsep Conceptual Approach
38
. Pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konsep ini dilakukan dengan menelaah
semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan obyek penelitian,
36
Jimly Asshiddiqie, 2010, Konstitusi Ekonomi, Kompas Media Nusantara, Jakarta, h. 259-260.
37
Soetandyo Wignyosoebroto, 1994, Masalah Metodologi dalam Penelitian Hukum Sehubungan dengan
Masalahnya, Keragaman Pendekatan Konseptualnya, Makalah Komunikasi Hasil Penelitian Bidang Hukum, Dirjen Dikti, Jakarta, h. 5.
38
Pendekatan konsep ini dilakukan dengan diawali mempelajari dan mengkaji pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkemabng di dalam ilmu hukum. Dengan mempelajari pandangan-pandangan dan
doktrin-doktrin tersebut, peneliti diharapkan akan menemukan ide-ide yang melahirkan pengertian- pengertian hukum, konsep-konsep hukum dan asas-asas hukum yang relevan dengan permasalahan yang
diteliti serta dengan pendekatan konsep itu pula peneliti membuat argumentasi hukum dalam menjawab permasalahan hukum yang diajukan.Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, 2007, Dualisme Penelitian
Hukum, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, h.133.
khususnya dilakukan dengan mencari makna yuridis filosofis,
39
yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, untuk kemudian dilakukan pengujian pada
penerapannya secara praktis dengan menganalisis kontrak-kontrak outsourcing yang selama ini digunakan pada perusahaan, untuk kemudian diabstraksikan
kembali dalam suatu konsep hukum
40
dibidang hubungan industrial berdasarkan kontrak outsourcing yang mengandung asas dan nilai-nilai keadilan bagi
kepentingan semua pihak terkait yaitu kepentingan para pekerjaburuh outsourcing khususnya dalam perlindungan hukumnya, kepentingan para pengusaha pada
perusahaan pengguna principaluser dan perusahaan pemborongkontraktor penyedia tenaga kerja vendor dalam menciptakan keseimbangan hak dan
kewajiban mereka yang tertuang dalam suatu hubungan hukum berupa kontrak outsourcing sebagaimana yang telah mereka sepakati, serta kepentingan
pemerintah dalam rangka menarik investor dan penciptaan lapangan kerja. 3.
Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder atau data kepustakaan
atau bahan hukum. Bahan Hukum terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tertier antara lain :
a. Bahan hukum primer
39
Pendekatan filosofis philosophical approach ini dimaksudkan sebagai upaya untuk melakukan penelitian secara fundamental fundamental research, yaitu penelitian untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam terhadap implikasi sosial dan efek penerapan suatu aturan perundang-undangan terhadap masyarakat atau kelompok masyarakat yang melibatkan penelitian terhadap sejarah, filsafat, ekonomi, serta
implikasi sosial dan politik terhadap pemberlakuan suatu atauran hukum Johnny Ibrahim,2010, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Boyumedia Publishing, Malang, h. 320-321.
40
Konsep dalam pengertian yang relevan adalah unsur-unsur abstrak yang mewakili kelas-kelas fenomena dalam suatu bidang yang menunjuk pada hal-hal universal yang diabstraksikan dari hal-hal yang partikular.
Salah satu fungsi logis dari konsep ialah memunculkan, objek-objek yang menarik perhatian dari sudut pandang praktis dan sudut pengetahuan dalam pikiran dan atribut-atribut tertentu. Secara filosofis konsep
merupakan integrasi mental atas dua unit atau lebih yang diisolasikan menurut ciri khas dan yang disatukan dengan definisi yang khas. Kegiatan pengisolasian yang terlibat adalah merupakan proses abstraksi yaitu
fokus mental selektif yang menghilangkan atau memisahkan aspek realitas tertentu dari yang lain. Dalam ilmu hukum, konsep-konsep dalam hukum perdata akan berbeda dengan konsep-konsep dalam bidang
hukum administrasi begitu pula sebaliknya. Ibid.h.306-307 .
1. Bahan hukum primer yang berupa peraturan perundang-undangan antara lain meliputi:
a. UUD 1945 berikut Amandemennya. b. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
c. Undang-Undang No. 3 tahun 1993 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
d. Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
e. Buku III KUH Perdata f. Keputusan
Menteri Tenaga
Kerja dan
Transmigrasi Kepmenakertrans No. KEP-100MENVI2004 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. g. Keputusan
Menteri Tenaga
Kerja dan
Transmigrasi Kepmenakertrans No. KEP-101MENVI2004 tentang Tata Cara
Perijinan Perusahaan Penyedia Jasa PekerjaBuruh. h. Keputusan
Menteri Tenaga
Kerja dan
Transmigrasi Kepmenakertrans No. KEP-220MENX2004 tentang Syarat-
Syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain.
i. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Tramsmigrasi Nomor: PER- 24MENVI2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja yang Melakukan Pekerjaan di luar Hubungan Kerja.
2. Bahan hukum primer yang berupa putusan pengadilan:
Putusan Mahkamah Konstitusi RI Perkara Nomor 012PUU-I2003 Atas Hak Uji Materiil Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, terhadap Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Bahan hukum primer yang berupa kontrak-kontrak outsourcing yang digunakan perusahaan yaitu antara lain:
a. Perjanjian Kerja Tentang Pelaksanaan Pekerjaan di Bank Indonesia No. 255DSDM tertanggal 2 Maret tahun 2000 antara Bank
Indonesia dengan PT Binakarsa Swadaya, yang kemudian beberapa kali mengalami perubahan dan perubahan terakhir dilakukan pada
tahun 2004 dengan Addendum I No.6 2191BDSDM tertanggal 10 Desember 2004.
b. Perjanjian Kerjasama Tentang Penyediaan Jasa Tenaga Kerja No. CHC.HMCPKS0012006 antara PT Bank Mandiri Persero Tbk
dengan PT. Sumberdaya Dian Mandiri. c. Surat
Perjanjian Pemborongan
Nomor: A.P.ISPPPL.02
2009GMI-B antara PT Angkasa Pura I Persero Kantor Cabang Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta dengan PT Vidya Redjeki
Tama. d. Surat Perjanjian Tenaga KontrakJasa Borongan Tenaga Kerja
Nomor: U-158J15.LA2006 dan Surat Perjanjian Pekerjaan Borongan Jasa Tenaga Kerja Di lingkungan PT. Pusri Persero PPD
DIY ,yang kemudian di addendum Nomor: 73ADDSP 2007, dan Addendum Nomor 94ADDSP2008 antara PT Pupuk Sriwidjaja
PPD DIY dengan CV Pujarama Putra Mandiri.
e. Surat Perjanjian Pengelolaan Tenaga Bantu Outsourcing Di Kantor Pertamina Persero Pemasaran BBM Retail Region IV No. SPJ-
1036 F141002008-S8 antara PT Pertamina Persero Pemasaran BBM Retail Region IV Semarang dengan PT. Wineh
Pandanwangi. Surat Perjanjian Borongan PO Service Nomor: 390000225119.02.2009 antara PT Pertamina Persero Operation
Head Instalasi Pengapon Region 2B dengan PT. Guna Mukti Sentana. Surat Perjanjian Pelaksanaan pekerjaan tenaga bantu
operator pompagenset Nomor: 004E24. GAO 2006-S5 antara PT Pertamina Persero UMPS IV Depot Rewulu Yogyakarta dengan
PT. Indra Jaya Lestari. f. Perjanjian
Kerjasama Tentang
Penyediaan Tenaga
Kerja Outsourcing di Kantor Wilayah Usaha Pos VI Jateng- DIY. Nomor:
DUSDM-770109; Nomor: DUDTU-PKS0109. antara PT Pos Indonesia Persero dengan PT Dapensi Trio Usaha.
g. Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pemeliharaan Sarana di Dipo Lokomotif Yogyakarta. Nomor: 168D.VI. SARII2009 antara PT
Kereta Api Persero Daop VI Yogyakarta dengan PT. Singosari Jaya Persada.
h. Security Service AgreementPerjanjian Jasa Keamanan dan Pengamanan antara PT Nestle Indonesia dengan PT G4S Security
Services. i. Perjanjian Penyediaan Jasa Tenaga Kerja Outsource No:
334HMSPROC122008 antara Sampoerna Group dengan PT ISS Indonesia.
j. Perjanjian Kerjasama dalam Hal Penyediaan Jasa Tenaga Kerja antara PT. Coca-Cola Distribution Indonesia dengan PT ISS
Indonesia. Perjanjian Kerjasama dalam Hal Penyediaan Jasa Tenaga Kerja
antara PT. Coca-Cola Distribution Indonesia dengan Koperasi Karyawan Kendali Harta.
Perjanjian Kerjasama dalam Hal Penyediaan Jasa Tenaga Kerja PT. Coca-Cola Bottling Indonesia dengan Koperasi Karyawan Kendali
Harta. k. Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Jasa Pengadaan Tenaga Kerja
Musiman Nomor: PKS.FS:93EXTPCIBXII08 antara PT. Pepsi Cola Indoverages Semarang dengan PT Guna Mukti Sentana.
l. Perjanjian Penyediaan Tenaga Kerja Kontrak Waktu Tertentu. Nomor: 02GSM1-
INGREDENT’SI09 antara PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Food Ingre
dient’s dengan PT Guna Mukti Sentana.
m. Surat Perjanjian Kerja antara PT Industri Jamu Borobudur dengan PT Guna Mukti Sentana.
n. Perjanjian Penyediaan Tenaga Kerja Waktu Tertentu. Nomor: 04KKWTGMS-MEIHOI2009 antara PT Meiho Manufacturing
Indonesia dengan PT Guna Mukti Sentana. o. Perjanjian Penyediaan Tenaga Kerja Waktu Tertentu. Nomor:
01PPTKGSM-SKBVI2008 antara PT Semeru Karya Buana dengan PT Guna Mukti Sentana.
p. Perjanjian Kerjasama Outsourcing antara PT Jansen Indonesia Semarang dengan PT Guna Mukti Sentana.
q. Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara PT Purinusa Eka Persada Semarang Paper and Packaging Products dengan Koperasi Dinasty.
4. Bahan hukum primer yang berupa 6 risalah negosiasi dan mediasi penyelesaian sengketa kasus outsourcing yang meliputi:
a. PT. Pramudita Putra Karya melawan Muh Buchori karyawan Outsourcing.
b. PT. Sahasrabhanu Cipta Karya melawan Tri Pudjianto, Arief Ariyanto dan Danang Prasetyo satpam Outsourcing.
c. Koperasi Karyawan Citra Niaga Kopkar Bank Niaga melawan Sdr. Rachmawan Rachman dkk 10 orang Satpam yang ditempatkan di
Bank Niaga d. PT Unitas Catur Dasa PT Prima Abadi Sistem melawan M.
Purwanto dkk. 63 orang karyawan outsourcing tetap PKWTT yang bekerja sebagai pencatat meter listrik.
e. PT Berkah Surya Abadi Perkasa melawan Sdr. Sunardi dkk 45 orang pekerja
f. PT. Vidya Rejeki Utama melawan Sdr. Ponirin b. Bahan hukum sekunder adalah merupakan bahan-bahan hukum yang erat
hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat digunakan untuk membantu dalam menganalisis serta memahami bahan-bahan hukum
primer.
41
Adapun yang dimaksud dengan bahan hukum sekunder tersebut antara lain:
1. Kepustakaanbuku-buku hasil karya para sarjana yang menguraikan hal- hal yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini.
2. Makalah-makalah yang disampaikan dalam seminar-seminar maupun pertemuan ilmiah yang lain, khususnya yang berkenaan dengan
outsourcing dan ketenagakerjaan. 3. Naskah tulisan di media masa, arsip, dan data-data lain yang
dipublikasikan. c. Bahan hukum tersier
42
yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan hukum yang dapat menjelaskan baik bahan hukum primer maupun bahan
hukum sekunder, berupa kamus dan ensiklopedia.
43
4. Nara Sumber
Narasumber dalam penelitian ini adalah Ibu Umi Kasi PHI Disnaker Kota Semarang, Bapak Rujito selaku Kepala Seksi PHI Disnaker Propinsi DIY, Bapak
Junaidi Kepala Biro PHI dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi , Bapak Adi Nugroho Manajer SDM PT Persero PLN Kanwil Jateng dan DIY, Ibu
Winarni Supervisor SDM BRI Kanwil Yogyakarta, Bapak Agus Staf Kabiro hukum Daop IV Jawa Tengah dan DIY PT Persero Kereta Api Indonesia, Bapak
Zaghlul Aziz SH Kepala Divisi Perjanjian Dan Kerjasama PT Persero Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama Bandara Udara Soekarno-Hatta, Bapak Syamsul
41
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, h. 12.
42
Menurut Peter Mahmud Marzuki, bahan hukum tersier merupakan bahan non hukum. Bahan non hukum ini dapat berupa semua literatur yang berasal dari non hukum, sepanjang berkaitan atau mempunyai relevansi
dengan topik penelitian. Peter Mahmud Marzuki, Op.cit. h. 143.
43
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, RadjaGrafindo, Jakarta, 2002, h. 14-15.
Arifin Manajer SDMADM PT Pos Persero Kantor Pos Yogyakarta, Bapak Anton Supervisor SDM PT Dapensi Trio Usaha Cabang Jawa Tengah dan DIY,
Bapak Ahmad Subagya Pimpinan PT PKSS Cabang Yogyakarta, dan Bapak Yulius Manajer Koperasi Kendali Harta. Kedudukan narasumber dalam penelitian ini
adalah melengkapi data sekunder sebagai data utama dari penelitian ini. 5.
Teknik Pengumpulan Bahan Hukum Teknik pengumpulan bahan hukum dalam penelitian ini dilakukan dengan
studi pustaka yaitu peneliti melakukan kegiatan-kegiatan pencarian, penelusuran dan membaca secara mendalam terhadap semua literatur, baik yang berupa bahan
hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tersier yang terkait dengan obyek penelitian. Bahan hukum primer merupakan bahan pustaka yang
berisikan pengetahuan ilmiah yang baru dan muktahir, ataupun pengertian baru tentang fakta yang diketahui mengenai suatu gagasanide.
44
Bahan hukum primer dalam penelitian ini berupa segala peraturan perundang-undangan di bidang
ketenagakerjaan, putusan pengadilan dan risalah atau hasil dari perundingan tripatrit pekerjaburuh, pengusaha dan aparat pemerintah yang ditujuk untuk
menangani kasus-kasus ketenagakerjaan dan perjanjian atau kontrak-kontrak yang terkait dengan obyek penelitian.
45
Semua data sekunder tersebut dicari dan ditelusuri pada berbagai sumber koleksi pribadi, perpustakaan umum,
perpustakaan pada beberapa universitas UNDIP, UGM, UMY, UII, UI, bagian dokumentasi DPR RI, Perpustakaan Departemen Tenaga Kerja RI, Perpustakaan
Diklat Departemen Tenaga Kerja RI, dll. Serta memanfaatkan teknologi informasi yakni dengan cara surving internet. Wawancara dengan narasumber dilakukan
44
S. Nasution, Metode Research, Alumni, Bandung, 1982, h. 58.
45
Bahan hukum primer ini merupakan bahan hukum yang bersifat otoritatif, artinya mempunyai otoritas, yaitu merupakan hasil dari tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh lembaga yang berwenang untuk itu.
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, 2005, Kencana, Jakarta, h. 139.
dengan memakai pedoman wawancara yang bersifat terbuka, sehingga data yang diberikan dapat lebih akurat.
6. Analisis Data
Keseluruhan data yang diperoleh selama penelitian kemudian diolah dan dilakukan analisis. Semua bahan hukum yang ada yang didapat dari hasil
penelitian diperlukan untuk menjawab permasalahan. Semua data tersebut yang berupa peraturan perundang-undangan, kontrak-kontrak, putusan pengadilan dan
risalah-risalah mediasi penyelesaian yang berkaitan dengan outsourcing, latar belakang serta faktor-faktor yang mempengaruhi regulasi dan digunakannya
outsourcing pada perusahaan tersebut dikumpulkan dan disistematisasi, kemudian dideskripsikan, dikomparasikan dan dianalisis secara lengkap dan rinci menurut
pokok bahasan dan permasalahan yang telah diajukan dan ditentukan sehingga memudahkan interprestasi data dan pengambilan kesimpulan guna menjawab
permasalahan. Analisis data dilakukan dalam bentuk analisis kualitatif
46
sehingga dapat ditemukan konsep hukum yang tepat bagi pengaturan kontrak outsourcing
dalam hubungan industrial di Indonesia yang berbasis asas keadilan.
H. Originalitas Penelitian Originality