Pertanggungjawaban Korporasi sebagai Subjek Hukum

xxii Dari rumusan pasal tersebut, jelas bahwa para pengurus yang berwenang untuk memberikan perintah kepada bawahannya dalam korporasi perbankan tersebut, yang nantinya dapat dipertanggungjawabkan secara pidana.

2. Pertanggungjawaban Korporasi sebagai Subjek Hukum

Selain dapat dipertanggungjawabkan secara pidana melalui pengurusnya, korporasi juga dapat menjadi subjek hukum yang sebagai satu kesatuan dapat dipertanggungjawabkan secara pidana. Dalam peraturan perundang-undangan khusus, diatur mengenai ketentuan ini. Contoh undang-undang yang menyatakan korporasi sebagai subjek hukum dan dapat dipertanggungjawabkan, adalah 2 : a. Undang-Undang Nomor 7Drt. 1955 Undang-Undang Tindak Pidana Ekonomi UU-TPE; b. Undang-Undang Nomor 11 Prips. 1963 Subversi; sudah dicabut; c. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 Perindustrian; d. Undang-Undahg Nomor 6 Tahun 1984 Pos; e. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1985 Perikanan; f. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasar Modal; g. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Psikotropika; h. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 Narkotika; menggantikan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1976; i. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Lingkungan Hidup; 2 Ibid., h. 224 - 225 xxiii j. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; k. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Perlindungan Konsumen; l. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tindak Pidana Korupsi; m. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 Tindak Pidana Pencucian Uang. Dalam UU Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, sebagaimana diubah dengan UU Nomor 25 Tahun 2003, secara tegas disebutkan dalam ketentuan umum bahwa dalam undang-undang yang juga dikenal sebagai undang-undang anti-money laundering tersebut, pengertian “setiap orang” adalah orang perseorangan atau korporasi. Selain itu, dipertegas pula definisi mengenai “korporasi” yaitu Korporasi adalah kumpulan orang danatau kekayaan yang terorganisasi baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum. Dengan demikian, semakin jelas bahwa konsepsi korporasi sebagai subjek hukum pidana ada dalam hukum positif. Ancaman sanksi pidana yang dapat dikenakan kepada korporasi adalah sebagaimana disebutkan dalam Pasal 5 UU No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang: 1 Pidana pokok yang dijatuhkan terhadap korporasi adalah pidana denda, dengan ketentuan maksimum pidana denda ditambah 13 satu per tiga. 2 Selain pidana denda sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 terhadap korporasi juga dapat dijatuhkan pidana tambahan berupa pencabutan izin usaha danatau pembubaran korporasi yang diikuti dengan likuidasi.

B. Korporasi sebagai Subjek Hukum Pidana