Registrasi dan Her-Registrasi Mahasiswa
3.4. Registrasi dan Her-Registrasi Mahasiswa
Setiap mahasiswa baru dan mahasiswa lama memiliki kewajiban untuk melakukan registrasi dan her-registrasi di setiap awal semester. Registrasi dan her- registrasi adalah kegiatan mendaftar kembali untuk memperoleh status terdaftar sebagai mahasiswa. Proses registrasi dan her-registrasi adalah proses yang tidak terpisahkan dengan proses penyusunan rencana studi yang akan dibahas ada bagaian tersendiri.
Registrasi dan her-registrasi dilaksanakan pada waktu sebagaimana telah dijadwalkan dalam kalender akademik. Registrasi mahasiswa baru dilaksanakan dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut:
a. Tanda peserta ujian;
b. Tanda bukti pembayaran dari bank yang telah ditunjuk;
c. Salinan ijazah/ STTB yang dilegalisir dengan menunjukkan aslinya;
d. Salinan NUAN/ transkrip nilai yang dilegalisir dengan menunjukkan aslinya;
e. Salinan akte kelahiran dengan menunjukkan aslinya;
f. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) asli;
g. Pas foto berwarna paling lama 6 (enam) bulan terakhir;
h. Surat pernyataan bebas narkoba bermaterai Rp 6.000,-; h. Surat pernyataan bebas narkoba bermaterai Rp 6.000,-;
j. Surat keterangan sehat dari dokter rumah sakit pemerintah. Calon mahasiswa yang tidak melaksanakan registrasi dianggap mengundurkan diri.
Her-registrasi adalah proses kegiatan mendaftar kembali bagi mahasiswa lama untuk memperoleh status terdaftar sebagai mahasiswa pada semester tertentu. Mahasiswa yang tidak terdaftar selama 2 (dua) semester berturut-turut tanpa keterangan dianggap mengundurkan diri sebagai mahasiswa. Her-registrasi dilakukan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Membayar SPP ke bank yang telah ditunjuk sesuai dengan besaran yang telah ditentukan oleh universitas;
b. Mahasiswa memperoleh Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dari BAAK;
c. Proses her-registrasi dinyatakan selesai setelah mahasiswa memprogram amta
kuliah dalam rencana studi dan telah divalidasi oleh dosen pembimbing akademik.
Alur registrasi dan her-registrasi dapat dilihat pada manual prosedur sebagai berikut:
Gambar 2. Prosedur Registrasi Mahasiswa Baru
Gambar 3 Prosedur Her Registrasi Mahasiswa Lama
3.5. Cuti Akademik
Mahasiswa dalam semester tertentu dapat menunda mengikuti kegiatan akademik dengan ijin rector. Mahasiswa memiliki hak untuk mengajukan cuti akademik sesudah mengikuti perkuliahan sekurang-kurangnya 2 (dua) semester. Cuti akademik dapat diajukan paling lama 4 (empat) semester, dan secara berturut-turut paling lama 2 (dua) semester, mahasiswa yang mengambil cuti akademik 4 (empat) semester berturut-turut dianggap mengundurkan diri. Cuti akademik yang diajukan oleh mahasiswa tidak dihitung sebagai masa studi.
Prosedur pengajuan cuti akademik dapat dilihat pada manual prosedur berikut ini:
Gambar 4 Prosedur Pengajuan Cuti Akademik
3.6. Rencana Studi
Pada tiap awal semester mahasiswa wajib menyusun rencana studi dalam Kartu Rencana Studi (KRS) dengan bimbingan dan persetujuan dari Dosen Penasihat Akademik (DPA) yang harus diprogram pada Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum perkuliahan dimulai. Perubahan rencana studi dapat dilaksanakan pada waktu yang telah dijadwalkan dengan persetujuan dari DPA. Jumlah SKS yang dapat diprogram dalam KRS dan SIAKAD ditentukan berdasarkan Indeks Prestasi (IP) sebelumnya, kecuali untuk mahasiswa Semester I (satu) yang memprogram semua mata kuliah yang ditawarkan dalam semester I.
IP semester lalu Jumlah kredit SKS yang dapat diambil semester berikutnya > 3,00
< 12 SKS Proses penyusunan rencana studi dapat dilihat dalam manual prosedur sebagai
berikut:
Gambar 5 Prosedur Penyusunan Rencana Studi
3.7. Perkuliahan Tugas Terstruktur dan Ujian
Tiap semester terdiri dari atas masa her-registrasi dan pengisian KRS 1 (satu) minggu, kegiatan kurikuler akademik 14 (empat belas) minggu, Ujian Tengah Semester (UTS) 2 (dua) minggu, minggu tenang 1 (satu) minggu, Ujian Akhir Semester (UAS) 2 (dua) minggu dan pengumuman hasil ujian 1 (satu) minggu.
Selama perkuliahan berlangsung terdapat hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan baik oleh mahasiswa maupun oleh dosen pengampu mata kuliah. Dosen pengampu mata kuliah wajib menyusun Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS) yang berisi Garis Besar Pokok-Pokok Perkuliahan (GBPP), Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dan Kontrak Perkuliahan (KK) masing-masing perkuliahan yang diampu sebelum perkuliahan dimulai. Mahasiswa wajib hadir dan mengisi daftar hadir perkuliahan dalam jurnal perkuliahan dan mematuhi peraturan minimal 80 % kehadiran.
Setiap mata kuliah dengan kelas pararel ditunjuk satu dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah (PJMK) yang bertugas untuk mengkoordinir dosen pengampu masing- masing kelas khususnya dalam hal keseragaman materi yang diajarkan. Metode dan teknik perkuliahan diserahkan sepenuhnya kepada dosen pengampu mata kuliah tergantung dari jenis mata kuliah yang diampu, kelompok/ rumpun mata kuliah teori ataukah mata kuliah praktikum.
Setiap mata kuliah diwajibkan memberikan tugas terstruktur kepada mahasiswa yang dilaksanakan pada saat perkuliahan tengah semester ataupun pada akhir semester. Tugas terstruktur dapat diberikan secara perorangan maupun secara kelompok. Jenis dan bentuk tugas terstruktur diberikan secara bebas oleh dosen pengampu mata kuliah dengan total maksimal penilaian adalah 30% dari total bobot penilaian.
Setiap proses perkuliahan diakhiri dengan ujian dan tahap penilaian. Ujian dilaksanakan dua kali setiap mata kuliah, yaitu Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). UTS dan UAS diselenggarakan secara terjadwal sebagaimana telah tercantum di dalam kalender akademik, dengan patokan dasar, UTS diselenggarakan setelah 7 (tujuh) tatap muka perkuliahan dan UAS diselenggarakan setelah 14 (empat belas) tatap muka perkuliahan.
UTS maupun UAS diselenggarakan di dalam ruang ujian kecuali untuk mata kuliah praktikum dapat diselenggarakan dalam bentuk take home examination. Mata kuliah yang bukan mata kuliah praktikum tidak diperkenankan untuk UTS maupun UAS diselenggarakan di dalam ruang ujian kecuali untuk mata kuliah praktikum dapat diselenggarakan dalam bentuk take home examination. Mata kuliah yang bukan mata kuliah praktikum tidak diperkenankan untuk
a. UTS diselenggarakan pada tiap tengah semester, yaitu setelah 7 (tujuh) kali tatap muka perkuliahan;
b. UAS diselenggarakan pada tiap akhir semester, yaitu setelah 14 (empat belas) kali tatap muka perkuliahan;
c. UTS dan UAS diselenggarakan oleh Panitia UTS atau UAS yang dibentuk oleh Wakil Dekan I dengan surat Keputusan Dekan;
d. Panitia UTS atau UAS memiliki tugas antara lain:
1) Mengumumkan jadwal pelaksanaan UTS/ UAS;
2) Melakukan verifikasi persyaratan peserta UTS/ UAS;
3) Mencetak dan membagikan kartu ujian;
4) Menerima soal ujian dari dosen pengampu (untuk kemudian digandakan);
5) Menyiapkan amplop berkas ujian yang berisi soal, daftar hadir, dan berita acara ujian;
6) Menerima dan mengentri nilai UTS/ UAS
e. UTS dan UAS susulan dapat dilaksanakan atas permohonan tertulis dari mahasiswa yang ditujukan kepada Wakil Dekan I dengan alasan yang dapat diterima sebagai berikut:
1) Menderita sakit berat, sehingga menurut pertimbangan medis yang dituangkan dalam Surat Keterangan Dokter tidak memungkinkan seseorang untuk mengikuti UTS atau UAS;
2) Orang tua atau saudara kandung meninggal dunia pada hari pelaksanaan UTS atau UAS sampai dengan 3 (tiga) hari;
3) Mendapat tugas dari universitas atau fakultas dalam rangka kegiatan intra kurikuler kampus yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Wakil Rektor III atau Wakil Dekan III.
f. Pengajuan UTS/ UAS susulan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) pasal ini disertai dengan surat keterangan disampaikan kepada Wakil Dekan I paling lambat
1 (satu) minggu setelah tanggal pelaksanaan UTS/ UAS;
3.8. Tugas Akhir
Tugas Akhir adalah karya tulis ilmiah yang harus diselesaikan oleh mahasiswa yang berupa Skripsi atau Legal Memorandum sebagai syarat untuk dapat dinyatakan lulus dari Fakultas Hukum. Mengenai bentuk, syarat pengajuan, tata cara penulisan serta ujian tugas akhir akan dibahas dalam bab tersendiri.
3.9. Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap proses perkuliahan masing-masing mata kuliah yang dinyatakan dalam huruf atau angka yang mencerminkan penguasaan materi ilmu hukum yang dipelajari mahasiswa pada mata kuliah tertentu dalam 1 (satu) semester. Komponen penilaian terdiri dari Tugas Terstruktur, UTS dan UAS. Pedoman penilaian sebagai patokan adalah sebagai berikut:
Rentang Nilai
Nilai Huruf
E 0 Nilai yang diperoleh adalah dasar untuk menentukan Indeks Prestasi (IP) dan
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa. Cara untuk menghituang IP adalah sebagai berikut:
Dengan: n
∑ : nilai mata kuliah K : kredit SKS
Sedangkan cara menghitung IPK adalah sebagai berikut:
Dengan:
NAi ∑ : nilai akhir semua semester Ki : kredit SKS semua semester
3.10. Evaluasi Keberhasilan Studi
Evaluasi keberhasilan studi mahasiswa dilaksanakan sebagai salah satu cara untuk mengukur secara kuantitatif tingkat keberhasilan yang mencerminkan kemauan dan kemampuan mahasiswa di dalam mengikuti kegiatan akademik pada program pendidikan. Hasil evaluasi studi dijadikan dasar untuk dapat mengarahkan secara dini tentang keberlangsungan studi mahasiswa pada program pendidikan. Bentuk-bentuk evaluasi keberhasilan studi antara lain: evaluasi dua tahun pertama; evaluasi dua tahun kedua; dan evaluasi batas akhir masa studi.
a. Evaluasi studi dua tahun pertama Evaluasi keberhasilan studi dua tahun pertama dilaksanakan pada akhir dua tahun pertama terhitung sejak mahasiswa terdaftar pertama kali sebagai mahasiswa. Mahasiswa diperbolehkan untuk melanjutkan studi apabila memenuhi persyaratan:
1) Telah mengumpulkan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) SKS dari total semester yang sudah ditempuh;
2) Mencapai IPK sekurang-kurangnya 2,00 dari seluruh semester yang sudah ditempuh.
b. Evaluasi studi dua tahun kedua Evaluasi keberhasilan studi dua tahun kedua dilaksanakan pada akhir dua tahun kedua terhitung sejak mahasiswa terdaftar pertama kali sebagai mahasiswa. Mahasiswa diperbolehkan untuk melanjutkan studi apabila memenuhi persyaratan:
1) Telah mengumpulkan sekurang-kurangnya 75 (tujuh puluh lima) SKS dari total semester yang sudah ditempuh;
2) Mencapai IPK sekurang-kurangnya 2,00 dari seluruh semester yang sudah ditempuh.
c. Evaluasi batas akhir masa stud Batas waktu kesempatan belajar mahasiswa adalah kurun waktu maksmimal yang diberikan kepada mahasiswa untuk menyelesaikan program pendidikan yang harus c. Evaluasi batas akhir masa stud Batas waktu kesempatan belajar mahasiswa adalah kurun waktu maksmimal yang diberikan kepada mahasiswa untuk menyelesaikan program pendidikan yang harus
3.11. Kelulusan dan Yudisium
Mahasiswa dinyatakan telah lulus dan menyelesaikan studi apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Telah dinyatakan lulus ujian tugas akhir dengan nilai minimal C;
b. IPK minimal 2,00;
c. Telah mengumpulkan kredit minimal 144 SKS;
d. Tidak ada nilai E;
e. Nilai D maksimal 2 (dua) mata kuliah dari keseluruhan mata kuliah yang deprogram;
f. Nilai mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia minimal C;
g. Lulus TOEFL minimal 450. Mahasiswa yang telah memenuhi prasyarat sebagaimana tersebut di atas dapat mendaftarkan diri untuk mengikuti yudisium. Yudisium dilaksanakan setiap 2 (dua) bulan sekali setelah ujian skripsi. Mahasiswa berhak menyandang gelar Sarjana Hukum (S.H.) setelah di kukuhkan oleh Dekan dalam prosesi yudisium. Mahasiswa yang mengikuti yudisium akan diberikan predikat kelulusan berdasarkan IPK terakhir sebagai berikut:
Sangat Memuaskan
IPK 2,76 – 3,50
Dengan Pujian (cum laude)
IPK 3,51 – 4,00 Masa studi maksimal 4 tahun Tidak ada nilai D
3.12. Penghentian Sebagai Mahasiswa
Mahasiswa berhenti kuliah atau tidak dapat melanjutkan studi di Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura apabila mahasiwa tersebut mengundurkan diri/ Mahasiswa berhenti kuliah atau tidak dapat melanjutkan studi di Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura apabila mahasiwa tersebut mengundurkan diri/
a. Tidak terdaftar sebagai mahasiswa selama 2 (dua) semester berturut-turut tanpa keterangan;
b. Dinyatakan tidak mampu melanjutkan studi berdasarkan hasil evaluasi akademik;
c. Melakukan pelanggaran berat tata perilaku kehidupan kampus;
d. Melakukan tindak pidana dan mendapatkan putusan bersalah dari pengadilan yang berkekuatan hukum tetap;
e. Batas masa studi telah berakhir. Surat keputusan rector tentang penghentian sebagai mahasiswa berdasarkan usulan dari dekan.
3.13. Sanksi
Sanksi diberikan kepada mahasiswa apabila mahasiswa tersebut melanggar ketentuan administratif dan akademik Fakultas Hukum dan/ atau ketentuan Universitas Trunojoyo Madura.
Sanksi administratif dimaksudkan untuk mengutamakan kepatuhan dalam menjalankan proses administratif. Sanksi administratif berupa:
a. Sanksi denda bagi mahasiwa yang tidak melakukan her-registrasi dalam batas waktu yang diijinkan oleh ketentuan ini;
b. Sanksi denda bagi mahasiswa yang cuti akademik lebih dari 2 (dua) semester berturut-turut.
Sanksi akademik dimaksudkan untuk menjaga mutu akademik. Sanksi akademik berupa:
a. Mahasiwa tidak diijinkan untuk mengikuti perkuliahan apabila mahasiswa tidak mengisi KRS atau mengisi KRS di luar jadwal yang ditentukan atau menambah/ mengubah KRS tanpa persetujuan DPA;
b. Mahasiswa yang tidak memenuhi batas minimal kehadiran tatap muka perkuliahan tidak diperkenankan mengikuti ujian untuk mata kuliah yang bersangkutan;
c. Mahasiswa dinyatakan tidak lulus dalam ujian apabila terbukti melakukan perbuatan curang dalam proses perkuliahan dan/ atau ujian;
d. Mahasiswa dinyatakan tidak lulus ujian tugas akhir apabila terbukti melakukan plagiasi dalam tugas akhir dan mahasiswa tersebut diwajibkan untuk mengulang tugas akhir dengan tema dan judul baru.
BAB IV PEDOMAN TATA CARA DAN PENULISAN TUGAS AKHIR DAN LAPORAN PRAKTIK KERJA (MAGANG)
Pedoman dan tata cara serta penulisan tugas akhir baik skripsi maupun memorandum hukum serta laporan praktik kerja (magang) telah diatur di dalam surat keputusan dekan yang masing-masing adalah: Surat Keputusan Dekan Nomor: /U46.1.11/SK/2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penulisan Tugas Akhir Program Sarjana Strata 1 Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura dan Surat Keputusan Dekan Nomor: /U46.1.11/SK/2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penulisan Laporan Praktik Kerja (Magang) Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura.
4.1. Tahapan Tugas Akhir (Skripsi dan Memorandum Hukum)
4.1.1. Pengusulan Tugas Akhir
Mahasiswa dapat mengajukan usulan tugas akhir dengan syarat telah menempuh minimal 120 SKS dan memprogram skripsi di dalam rencana studi yang disetujui oleh Dosen Penasihat Akademik. Mahasiswa mengajukan usulan tugas akhir ke ketua bagian sesuai dengan bidang/ konsentrasi/ bagian yang dipilih. Pengajuan usulan tugas akhir dilengkapi dengan:
1) Formulir pengajuan tugas akhir dan dosen pembimbing (contoh ada di lampiran);
2) Kartu rencana studi yang telah disetujui oleh dosen penasihat akademik;
3) Outline proposal tugas akhir (sistematika outline ada pada sub bab tersendiri). Terhadap usulan tugas akhir yang diajukan oleh mahasiswa, ketua bagian memiliki wewenang untuk:
1) Menerima usulan tugas akhir mahasiswa;
2) Menolak usulan tugas akhir mahasiswa dengan pertimbangan kemutakhiran tema, originalitas tema serta pertimbangan akademik lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan;
3) Merekomendasikan mahasiswa tersebut untuk menghadap calon Dosen Pembimbing terkait usulan tugas akhir yang diajukan. Apabila ketua bagian menerima usulan tugas akhir mahasiswa, atau setelah mahasiswa menghadap calon dosen pembimbing tugas akhir dan calon dosen pembimbing tugas akhir menerima usulan tugas akhir mahasiswa, maka ketua bagian akan mengusulkan nama calon dosen pembimbing tugas akhir ke dekan untuk dikeluarkan surat tugas pembimbing tugas akhir. Dosen pembimbing tugas akhir berjumlah satu orang dan memiliki bidang keahlian sesuai dengan tugas akhir yang dibimbing. Prosedur pengusulan Tugas Akhir dapat dilihat dalam manual prosedur berikut ini:
Gambar 6 Prosedur Pengusulan Tugas Akhir
4.1.2. Penyusunan Proposal Tugas Akhir
Proposal tugas akhir disusun oleh mahasiswa dengan bimbingan dan arahan dari dosen pembimbing sebagaimana tercantum di dalam surat tugas pembimbing tugas akhir yang dikeluarkan oleh dekan. Mahasiswa mulai melakukan proses bimbingan tugas akhir setelah dosen pembimbing tugas akhir menerima surat tugas pembimbing tugas akhir. Proposal tugas akhir disusun sesuai dengan format yang telah ditentukan. Proposal tugas akhir dapat diuji setelah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing.
4.1.3. Ujian Proposal Tugas Akhir
Ujian proposal tugas akhir dilaksanakan secara terstruktur setiap 2 (dua) bulan sekali yaitu pada bulan Januari; Maret; Mei; Juli; September dan November. Ujian proposal tugas akhir dilaksanakan secara terbuka oleh tim penguji yang ditetapkan oleh keputusan dekan berdasarkan usulan dari ketua prodi hasil dari rapat bidang akademik. Mahasiswa mendaftar ujian proposal tugas akhir dengan melengkapi prasyarat sebagai berikut:
1) Mengisi formulir pengajuan ujian proposal tugas akhir (contoh formulir ada di lampiran);
2) Melampirkan salinan proposal tugas akhir yang telah disetujui oleh dosen pembimbing sebanyak 2 (dua) rangkap;
3) Melampirkan formuli keikutsertaan ujian proposal yang berisi minimal 10 (sepuluh) tanda bukti keikutsertaan (contoh formulir ada di lampiran);
4) Melampirkan transkrip nilai sementara. Ujian proposal tugas akhir menentukan apakah proposal tugas akhir yang diuji dinyatakan layak atau tidak layak sebagai tugas akhir. Komponen penilaian dalam ujian proposal tugas akhir adalah sebagai berikut:
1) Originalitas tulisan dan ide 40%;
2) Kemampuan penyajian dan berargumentasi 40%;
3) Teknik penulisan 20%. Prosedur pendaftaran Ujian Proposal Tugas Akhir dapat dilihat dalam manual prosedur sebagai berikut:
Gambar 7
Prosedur Pendaftaran Ujian Proposal Tugas Akhir
4.1.4. Pembimbingan Tugas Akhir
Mahasiswa berhak untuk melakukan Pembimbingan Tugas Akhir setelah mahasiswa menerima Surat Tugas Dekan tentang Dosen Pembimbing dan menyerahkan surat tugas tersebut kepada Dosen Pembimbing. Dosen Pembimbing berkewajiban untuk memberikan bimbingan tugas akhir setelah menerima Surat Tugas Dekan tentang Dosen Pembimbing dari mahasiswa. Lamanya masa pembimbingan tugas akhir adalah 1 (satu) semester dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) semester berikutnya. Apabila setelah 2 (dua) semester mahasiswa tidak dapat menyelesaikan tugas akhir, maka mahasiswa tersebut harus mengulang proses pengajuan tugas akhir dari awal dengan judul baru. Dalam melakukan bimbingan tugas akhir mahasiswa wajib mengisi Kartu Bimbingan Tugas Akhir dan ditandatangani oleh Dosen Pembimbing. Kartu bimbingan akan dilampirkan sebagai syarat untuk pendaftaran ujian tugas akhir. (Contoh kartu bimbingan terlampir).
4.1.5. Ujian Tugas Akhir dan Ujian Komprehensif
Ujian tugas akhir adalah ujian tahap akhir yang dilaksanakan secara terjadwal bertujuan untuk menguji tugas akhir yang telah disusun oleh mahasiswa sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di program studi ilmu hukum Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura. Sedangkan Ujian Komprehensif adalah ujian yang dilaksanakan bersamaan dengan Ujian Tugas Akhir yang berisi tentang kompetensi dasar keilmuan hukum. Ujian tugas akhir dan ujian komprehensif dilaksanakan secara bersamaan dalam satu rangkaian. Ujian tugas dan Ujian Komprehensif diselenggarakan secara terjadwal sebanyak 6 (enam) kali dalam setahun, yaitu pada bulan Februari, April, Juni, Agustus, Oktober dan Desember yang ditentukan di dalam rapat bidang akademik. Ujian tugas akhir dan komprehensif dilaksanakan secara tertutup oleh tim penguji yang terdiri dari 5 (lima) orang yaitu 1 (satu) dosen pembimbing, 3 (tiga) dosen penguji dari konsentrasi yang sesuai dengan tugas akhir dan 1 (satu) dosen penguji dari konsentrasi lain yang ditetapkan melalui surat tugas penguji tugas akhir dan komprehensif.
Mahasiswa dapat mendaftar ujian tugas akhir dan komprehensif di bagian akademik dengan mengisi formulir pendaftaran ujian tugas akhir dengan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Telah menyelesaikan tugas akhir dan mendapatkan persetujuan dari Dosen Pembimbing untuk melaksanakan Ujian Tugas Akhir;
2) Mengisi formulir pengajuan ujian tugas akhir dan komprehensif (contoh formulir ada di lampiran);
3) Telah menempuh seluruh mata kuliah wajib dan minimal 4 (empat) mata kuliah pilihan dengan beban kredit minimal 140 (seratus empat puluh) SKS, tidak ada nilai E dan nilai D/ D+ maksimal 2 (dua) mata kuliah serta IPK minimal 2,00;
4) Melampirkan berita acara ujian proposal yang dapat diminta di bagian akademik Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura (contoh ada di lampiran);
5) Mengumpulkan transkrip nilai sementara;
6) Mengumpulkan Kartu Bimbingan Tugas Akhir yang telah ditandatangani oleh Dosen Pembimbing dan Wakil Dekan I (contoh ada di lampiran);
7) Mengumpulkan Kartu Kemajuan Belajar (KKB) yang telah ditandatangani oleh Dosen Penasihat Akademik (contoh ada di lampiran);
8) Mengumpulkan Kartu video conference Mahkamah Konstitusi yang ditandatangani oleh pengelola video conference minimal 5 (lima) kali keikutsertaan dalam kuliah umum atau persidangan Mahkamah Konstitusi yang diselenggarakan melalui video conference Mahkamah Konstitusi (contoh formulir ada di lampiran);
9) Pernah mengikuti minimal 1 (satu) kali seminar nasional yang dibuktikan dengan menyerahkan salinan sertifikat seminar nasional;
10) Menyerahkan 5 (lima) eksemplar naskah tugas akhir yang telah mendapatkan persetujuan dari Dosen Pembimbing. Mahasiswa dinyatakan lulus ujian tugas akhir dan komprehensif dengan nilai serendah-rendahnya C. kriteria penilaian ujian tugas akhir dan komprehensif berdasarkan atas 4 (empat) komponen, yaitu:
1) Ujian proposal tugas akhir 25%;
2) Proses pembimbingan 15%;
3) Ujian tugas akhir 40%;
4) Ujian komprehensif 20%. Ujian tugas akhir sendiri memiliki komponen penilaian antara lain:
1) Originalitas tulisan 40%;
2) Kemampuan penyajian dan berargumentasi sebesar 40%;
3) Teknik penulisan sebesar 20%. Ujian komprehensif memiliki komponen penilaian antara lain:
1) Kemampuan menguasai teori dasar-dasar ilmu hukum 60%;
2) Kemampuan menguasai teori lanjutan sesuai dengan bidang konsentrasi/ peminatan mahasiswa 40%. Prosedur pengajuan ujian tugas akhir dan komprehensif dapat dilihat dalam manual prosedur sebagai berikut:
Gambar 8
Prosedur Pengajuan Ujian Tugas Akhir
4.1.6. Perbaikan Tugas Akhir
Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dalam ujian tugas akhir wajib memperbaiki tugas akhir tersebut sesuai dengan saran-saran dari penguji. Perbaikan hasil ujian tugas akhir diselesaikan paling lama 2 (dua) minggu dari tanggal pelaksanaan ujian tugas akhir. Perbaikan dinyatakan selesai apabila sudah ditandatangani oleh seluruh penguji tugas akhir.
4.2. Sistematika Tugas Akhir
4.2.1. Sistematika Outline Tugas Akhir
a. Outline Skripsi
Outline skripsi diketik pada kertas ukuran A4 (70 gram) dengan jarak 1.5 spasi menggunakan jenis fontTimes New Roman ukuran 12. Ukuran margin atas dan margin kiri 4 (empat) cm, sedangkan ukuran margin bawah dan margin kanan 3 (tiga) cm. Outline skripsi disusun paling banyak 4 (empat) halaman dengan sistematika sebagai berikut:
1. Judul Skripsi;
2. Ringkasan Latar Belakang Permasalahan; Latar belakang masalah pada umumnya disusun dengan menggunakan metode deduktif, yaitu hal-hal yang bersifat umum kemudian lebih mengerucut kepada hal yang khusus sebagai minat penulis dalam mengidentifikasi masalah hukum yang akan diangkat. Di dalam outline skripsi hanya disampaikan garis besar latar belakang permasalahan untuk mengarahkan pembaca pada rumusan permasalahan yang disajikan.
3. Rumusan Masalah Disusun dalam bentuk kalimat Tanya yang akan dicari jawabannya dalam penelitian skripsi.
4. Metode Penelitian Di dalam outline skripsi tidak perlu mencantumkan metode penelitian secara utuh, cukup diuraikan tentang jenis penelitian dan metode pendekatan dalam penelitian.
b. Outline Memorandum Hukum
Outline memorandum hukum diketik pada kertas ukuran A4 (70 gram) dengan jarak 1.5 spasi menggunakan jenis fontTimes New Roman ukuran 12. Ukuran margin atas dan margin kiri 4 (empat) cm, sedangkan ukuran margin bawah dan margin kanan 3 (tiga) cm. Outline memorandum hukum disusun paling banyak 5 (lima) halaman dengan sistematika sebagai berikut:
1. Judul Memorandum Hukum;
2. Tujuan Memorandum Hukum; Memorandum hukum ditujukan kepada institusi penegak hukum yang terlibat di dalam kasus, kejaksaan yang melakukan penuntutan perkara atau pengadilan yang memeriksa perkara.
3. Ringkasan Kasus Posisi Kasus posisi tidak perlu disampaikan secara rinci dalam bentuk kronologis peristiwa, akan tetapi di dalam ringkasan kasus posisi minimal harus berisi para pihak yang terlibat di dalam perkara, tempat terjadinya peristiwa, waktu terjadinya peristiwa, dakwaan yang disusun terhadap terdakwa serta putusan yang diberikan oleh pengadilan kepada terdakwa.
4. Isu Hukum Terhadap kasus posisi sebagaimana diuraikan pada ringkasan kasus posisi
muncul permasalahan hukum yang memiliki pertentangan dengan teori hukum yang ada atau perbedaan yang mendasar dengan putusan pengadilan sebelumnya.
4.2.2. Sistematika Proposal Tugas Akhir
a. Proposal Skripsi
Proposal skripsi diketik pada kertas ukuran A4 (70 gram) dengan jarak 2 spasi menggunakan jenis fontTimes New Roman ukuran 12. Ukuran margin atas dan margin kiri 4 (empat) cm, sedangkan ukuran margin bawah dan margin kanan 3 (tiga) cm. Proposal skripsi memiliki sistematika sebagai berikut:
1. Sampul Depan (contoh di halaman lampiran)
2. Judul Skripsi
3. Latar Belakang Permasalahan Latar belakang berisi uraian tentang keadaan yang memunculkan permasalahan hukum yang menarik minat penulis untuk diteliti.
4. Rumusan Permasalahan Disusun dalam bentuk kalimat tanya yang disimpulkan dari latar belakang permasalahan yang ada
5. Tujuan Disusun dalam bentuk kalimat pernyataan yang menjawab pertanyaan dalam rumusan permasalahan.
6. Kegunaan Penelitian yang dilakukan pada umumnya memiliki dua tujuan, yaitu tujuan teoritis dan tujuan praktis.
7. Keaslian Keaslian adalah uraian mengenai keaslian tulisan yang diajukan atau kekhasan/ pembeda dibandingkan dengan tulisan lain yang memiliki tema sejenis.
8. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian Di dalam penelitian hukum terdapat dua macam jenis penelitian, yaitu penelitian normative dan penelitian empiris. Pada bagian ini menguraikan tentang jenis penelitian yang dipilih serta alasan kenapa jenis penelitian tersebut yang dipergunakan.
b. Metode Pendekatan Untuk menunjang jenis penelitian yang dipilih diperlukan metode pendekatan yang sesuai dengan tipe penelitian untuk mendapatkan hasil yang akurat. Terdapat banyak metode pendekatan, untuk penelitian hukum normative antara lain conseptual approach (pendekatan konseptual), historical approach (pendekatan sejarah), statute approach (pendekatan undang-undang), case approach (pendekatan kasus) dan lain sebagainya, sedangkan untuk penelitian hukum empiris dibagi ke dalam beberapa sifat penelitian seperti penelitian eksploratif, deskriptif maupun eksplanatoris.
c. Teknik Pengumpulan Data
Sebelum membahas tentang teknik pengumpulan data akan diuraikan terlebih dahulu tentang jenis data yang dikumpulkan, apakah data primer atau data sekunder. Metode penelitian normative menggunakan data sekunder dengan bahan hukum primer atau sekunder. Sedangkan metode penelitian empiris menggunakan data primer. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data baik berupa studi kepustakaan, studi lapang maupun lainnya.
d. Metode Analisa data Terdapat beberapa metode analisa data, mulai dari deskriptif analisis, content analysis, dan lain sebagainya. Setiap jenis penelitian memiliki metode analisa data masing-masing, sehingga penentuan metode analisa data diseuaikan dengan jenis penelitian yang dipilih.
i. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan disusun dalam bentuk narasi yang menguraikan tentang rencana isi masing-masing bab mulai dari Bab I pendahuluan sampai dengan Bab IV penutup.
ii. Daftar Pustaka Proposal skripsi diberikan nomor halaman sesuai dengan tata cara penulisan penomoran halaman
b. Proposal Memorandum Hukum
Proposal memorandum hukum diketik pada kertas ukuran A4 (70 gram) dengan jarak 2 spasi menggunakan jenis fontTimes New Roman ukuran 12. Ukuran margin atas dan margin kiri 4 (empat) cm, sedangkan ukuran margin bawah dan margin kanan 3 (tiga) cm. Proposal memorandum hukum memiliki sistematika sebagai berikut:
1. Sampul depan;
2. Judul memorandum hokum
3. Halaman memorandum Memorandum hukum ditujukan kepada institusi penegak hukum yang terlibat di dalam kasus, kejaksaan yang melakukan penuntutan perkara atau pengadilan yang memeriksa perkara.
4. Posisi Kasus Berisi uraian lengkap tentang pihak-pihak yang berkaitan dengan peristiwa hukum yang dibahas, membahas tentang latar belakang terjadinya peristiwa atau perbuatan hukum atau hubungan hukum yang terjadi, kronologis lengkap terjadinya peristiwa termasuk diantaranya dakwaan yang disusun serta putusan pengadilan yang diberikan
5. Isu Hukum Terhadap posisi kasus sebagaimana telah diuraikan muncul isu hukum yang memiliki pertentangan dengan teori hukum yang ada atau perbedaan yang mendasar dengan putusan pengadilan sebelumnya dengan perkara yang serupa
6. Dasar Hukum Bagian ini berisi tentang uraian dasar hukum yang terkait dan relevan untuk diteliti sesuai dengan isu hukum yang dikaji.
7. Daftar Pustaka Proposal memorandum hukum diberikan nomor halaman sesuai dengan tata cara penulisan penomoran halaman.
4.2.3. Sistematika Tugas Akhir
a. Skripsi
Skripsi diketik pada kertas ukuran A4 (80 gram) dengan jarak 2 spasi menggunakan jenis fontTimes New Roman ukuran 12. Ukuran margin atas dan margin kiri 4 (empat) cm, sedangkan ukuran margin bawah dan margin kanan 3 (tiga) cm. Skripsi disusun sekurang-kurangya 50 (lima puluh) halaman dengan perimbangan sebagai berikut:
1. Bab I maksimal 10 % dari keseluruhan halaman;
2. Bab II maksimal 25 % dari keseluruhan halaman;
3. Bab III minimal 60 % dari keseluruhan halaman;
4. Bab IV maksimal 5% dari keseluruhan halaman. Skripsi memiliki sistematika sebagai berikut: HALAMAN JUDUL (contoh ada di lampiran) HALAMAN PERSETUJUAN (contoh ada di lampiran) HALAMAN PENGESAHAN (contoh ada di lampiran)
PERNYATAAN KEASLIAN (contoh ada di lampiran) ABSTRAK Abstrak bukanlah ringkasan atau resume dari skripsi. Abstrak merupakan intisari dari keseluruhan skripsi. Abstrak ditulis menggunakan jenis fontTimes New Roman ukuran 12 dengan jarak 1 spasi dengan jumlah 200 – 250 kata. Abstrak terdiri dari tiga paragraph, paragraph pertama berisi tentang garis besar Latar Belakang Permasalahan dan Rumusan Permasalahan; paragraph kedua berisi tentang metode penelitian dan paragraph ketiga berisi hasil analisis yang menjawab rumusan permasalahan yang dikaji KATA PENGANTAR DAFTAR ISI (contoh ada di lampiran) DAFTAR LAMPIRAN (contoh ada di lampiran) DAFTAR SINGKATAN (contoh ada di lampiran) DAFTAR TABEL (BILA ADA) (contoh ada di lampiran) BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan Latar belakang berisi uraian tentang keadaan yang memunculkan permasalahan hukum yang menarik minat penulis untuk diteliti.
1.2 Rumusan Permasalahan Disusun dalam bentuk kalimat tanya yang disimpulkan dari latar belakang permasalahan yang ada
1.3 Tujuan Disusun dalam bentuk kalimat pernyataan yang menjawab pertanyaan dalam rumusan permasalahan
1.4 Kegunaan Penelitian yang dilakukan pada umumnya memiliki dua tujuan, yaitu tujuan teoritis dan tujuan praktis
1.5 Keaslian Keaslian adalah uraian mengenai keaslian tulisan yang diajukan atau kekhasan/ pembeda dibandingkan dengan tulisan lain yang memiliki tema sejenis.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Jenis Penelitian Di dalam penelitian hukum terdapat dua macam jenis penelitian, yaitu penelitian normative dan penelitian empiris. Pada bagian ini menguraikan tentang jenis penelitian yang dipilih serta alasan kenapa jenis penelitian tersebut yang dipergunakan.
1.6.2 Metode Pendekatan; Untuk menunjang jenis penelitian yang dipilih diperlukan metode pendekatan yang sesuai dengan tipe penelitian untuk mendapatkan hasil yang akurat. Terdapat banyak metode pendekatan, untuk penelitian hukum normative antara lain conseptual approach (pendekatan konseptual), historical approach (pendekatan sejarah), statute approach (pendekatan undang-undang), case approach (pendekatan kasus) dan lain sebagainya, sedangkan untuk penelitian hukum empiris dibagi ke dalam beberapa sifat penelitian seperti penelitian eksploratif, deskriptif maupun eksplanatoris
1.6.3 Teknik Pengumpulan Data; Sebelum membahas tentang teknik pengumpulan data akan diuraikan terlebih dahulu tentang jenis data yang dikumpulkan, apakah data primer atau data sekunder. Metode penelitian normative menggunakan data sekunder dengan bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Sedangkan metode penelitian empiris menggunakan data primer. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data baik berupa studi kepustakaan, studi lapang maupun lainnya.
1.6.4 Metode Analisa Data. Terdapat beberapa metode analisa data, mulai dari deskriptif analisis, content analysis, dan lain sebagainya. Setiap jenis penelitian memiliki metode analisa data masing-masing, sehingga penentuan metode analisa data diseuaikan dengan jenis penelitian yang dipilih.
BAB II KAJIAN PUSTAKA…(tuliskan judul yang relevan dengan judul skripsi) Berisi uraian teori, konsep, asas, norma, doktrin yang relevan dengan masalah hukum yang diteliti baik yang bersumber dari buku, jurnal ilmiah, yurisprudensi, perundang-undangan maupuan dari sumber lainnya.
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (judul menyesuaikan dengan Rumusan Permasalahan) Merupakan analisis terhadap rumusan permasalahan yang ada dengan menggunakan kajian pustaka sebagaimana dirumuskan di dalam Bab II
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Kesimpulan merupakan ringkasan atau garis besar terhadap hasil analisis terhadap rumusan permasalahan yang dikaji.
4.2 Saran Saran merupakan usulan yang menyangkut aspek operasional, konkrit dan praktis berwujud solusi atas permasalahan hukum yang dikaji
DAFTAR PUSTAKA (contoh ada di lampiran) LAMPIRAN BIODATA PENULIS (contoh ada di lampiran)
b. Memorandum Hukum
Memorandum Hukum diketik pada kertas ukuran A4 (80 gram) dengan jarak
2 spasi menggunakan jenis fontTimes New Roman ukuran 12. Ukuran margin atas dan margin kiri 4 (empat) cm, sedangkan ukuran margin bawah dan margin kanan 3 (tiga) cm. Memorandum Hukum disusun sekurang-kurangya
40 (empat puluh) halaman dengan perimbangan sebagai berikut:
1. Bab I maksimal 15 % dari keseluruhan halaman;
2. Bab II maksimal 10 % dari keseluruhan halaman;
3. Bab III minimal 65 % dari keseluruhan halaman;
4. Bab IV maksimal 5% dari keseluruhan halaman; Memorandum Hukum memiliki sistematika sebagai berikut:
HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN HALAMAN MEMORANDUM Berisi tentang identitas penulis, identitas tujuan penulisan memorandum hukum, permasalahan hukum yang dibahas di dalamnya serta waktu disusunnya memorandum hokum ABSTRAK Abstrak bukanlah ringkasan atau resume dari memorandum hukum. Abstrak merupakan intisari dari keseluruhan memorandum hukum. Abstrak ditulis menggunakan jenis fontTimes New Roman ukuran 12 dengan jarak 1 spasi 200 – 250 kata. Abstrak terdiri dari tiga paragraph, paragraph pertama berisi tentang garis besar kasus posisi dan permasalahan hukum; paragraph kedua berisi tentang pemeriksaan dokumen dan paragraph ketiga berisi hasil pendapat hukum KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN BAB I POSISI KASUS, PERTIMBANGAN HAKIMDAN ISU HUKUM
Berisi uraian lengkap tentang pihak-pihak yang berkaitan dengan peristiwa hukum yang dibahas, membahas tentang latar belakang terjadinya peristiwa atau perbuatan hukum atau hubungan hukum yang terjadi, kronologis lengkap terjadinya peristiwa termasuk diantaranya dakwaan yang disusun serta putusan pengadilan yang diberikan. Terhadap posisi kasus sebagaimana telah diuraikan muncul isu hukum yang memiliki pertentangan dengan teori hukum yang ada atau perbedaan yang mendasar dengan putusan pengadilan sebelumnya
BAB II DASAR HUKUM Bagian ini berisi tentang uraian dasar hukum yang terkait dan relevan untuk diteliti sesuai dengan isu hukum yang dikaji.
BAB III PEMBAHASAN Bagian ini merupakan inti dari penulisan memorandum hukum, yaitu memuat tentang hasil analisis terhadap isu hukum yang dikaji dengan menggunakan dasar hukum dan teori yang telah disampaikan sebelumnya.
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1 Kesimpulan Kesimpulan merupakan ringkasan atau garis besar terhadap hasil analisis terhadap isu hukum yang dikaji
6.2 Rekomendasi Rekomendasi merupakan usulan yang menyangkut aspek operasional, konkrit dan praktis berwujud solusi atas isu hukum yang dikaji.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIODATA PENULIS
4.3. Praktik Kerja (Magang)
4.3.1. Tahapan Praktik Kerja (Magang)
a. Pemrograman mata kuliah Praktik Kerja (Magang)
Mahasiswa dapat menempuh mata kuliah magang setelah memenuhi prasyarat diantaranya adalah telah mengumpulkan kredit minimal 120 SKS; IPK minimal 2,00 dan tidak ada nilai E. Mahasiswa dapat memprogram mata kuliah magang bersama dengan menempuh Kuliah Kerja Nyata (KKN), tugas akhir (Skripsi atau Memorandum Hukum) serta mata kuliah lain selain KKN dan tugas akhir maksimal 4 (empat ) SKS.
b. Pengusulan Tema dan Lokasi Magang
Mahasiswa mengajukan usulan magang yang berisi tema dan lokasi magang ke ketua bagian masing-masing pada rentang waktu yang telah ditentukan oleh pengelola magang dengan dilengkapi:
1. Outline magang;
2. KRS semester berjalan;
3. Transkrip sementara.
Ketua bagian berwenang untuk menerima usulan magang atau menolak usulan magang dengan pertimbangan, tema dan lokasi tidak berhubungan, tema yang ditempuh sudah menjadi tema umum dan alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Apabila ketua bagian menerima usulan magang, maka mahasiswa segera menyerahkan outline magang ke pengelola magang, namun apabila ketua bagian menolak usulan magang, maka mahasiswa akan mengusulkan sesuai dengan prosedur semula. Lokasi yang diusulkan oleh mahasiswa sebagai tempat magang adalah kantor hukum atau institusi yang memiliki kaitan dengan bidang ilmu hukum. Mahasiswa diijinkan untuk memilih lokasi magang yang tidak sesuai dengan konsentrasi yang dipilih, selama ketua bagian menyetujui tema dan lokasi yang diusulkan. Akan tetapi, untuk menunjang pemahaman mahasiswa terhadap materi yang diberikan pada saat perkuliahan, termasuk diantaranya sebagai penunjang untuk tugas akhir, mahasiswa disarankan untuk memilih tema dan lokasi magang yang sesuai dengan bidang konsentrasi yang ditempuh atau memilih tema dan lokasi magang yang sama dengan tema tugas akhir yang akan diusulkan. Prosedur pengusulan Praktik Kerja dapat dilihat dalam manual prosedur berikut ini:
Gambar 9 Prosedur Pengajuan Praktik Kerja
c. Penyusunan Proposal Magang
Pengelola magang menerima outline magang dari mahasiswa dan segera untuk mengusulkan nama dosen pembimbing ke dekan berdasarkan masukan dari ketua bagian masing-masing serta menyusun surat pengantar ke lokasi magang. Mahasiswa menyusun proposal magang setelah mahasiswa menerima surat tugas dekan tentang dosen pembimbing magang. Mahasiswa menyusun proposal magang sesuai dengan format yang telah diberikan berdasarkan bimbingan dari dosen pembimbing magang. Proposal magang yang telah disetujui oleh dosen pembimbing magang diserahkan kepada pengelola laboratorium pada rentang waktu yang telah ditentukan.
d. Proses Perijinan
Bersamaan dengan penyusunan proposal magang, mahasiswa menerima surat pengantar ke lokasi magang yang akan dituju. Mahasiswa menyerahkan surat pengantar magang ke institusi yang dituju dan wajib untuk mengkonfirmasi ke institusi magang tersebut perihal diterima atau tidaknya mahasiswa tersebut untuk praktik kerja (magang) di instansi tersebut. Proses perijinan dilaksanakan pada rentang waktu yang telah diberikan, apabila mahasiswa ditolak oleh institusi magang yang dituju, maka mahasiwa harus segera mengajukan tema dan lokasi magang baru sebagaimana prosedur yang telah ditentukan. Apabila mahasiswa sampai batas terakhir perijinan masih belum memperoleh lokasi magang, maka mahasiswa tersebut harus mengikuti proses magang pada semester berikutnya.
e. Pembekalan Magang
Pembekalan magang diselenggarakan oleh pengelola magang pada waktu yang telah ditetapkan yaitu setelah batas akhir penyerahan proposal magang ke pengelola magang. Pembekalan merupakan salah satu komponen penilaian magang sehingga wajib dikuti oleh peserta magang. Pembekalan magang dilaksanakan per masing-masing konsentrasi yang dilakukan oleh masing-masing ketua bagian beserta dengan pengelola Pembekalan magang diselenggarakan oleh pengelola magang pada waktu yang telah ditetapkan yaitu setelah batas akhir penyerahan proposal magang ke pengelola magang. Pembekalan merupakan salah satu komponen penilaian magang sehingga wajib dikuti oleh peserta magang. Pembekalan magang dilaksanakan per masing-masing konsentrasi yang dilakukan oleh masing-masing ketua bagian beserta dengan pengelola
f. Pelaksanaan Magang
Magang dilaksanakan di dalam rentang waktu yang diberikan. Rentang waktu pelaksanaan magang adalah 11 minggu dan mahasiswa diwajibkan hadir minimal 20 (dua puluh) tatap muka/ kehadiran di lokasi magang pada rentang waktu sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Selama proses pelaksanaan magang, mahasiswa akan dibimbing oleh dosen pembimbing lapangan dari institusi tempat mahasiswa magang, dan selama pelaksanaan magang mahasiswa diperkenankan untuk mengadakan bimbingan dengan dosen pembimbing magang di fakultas. Selama pelaksanaan magang, mahasiswa wajib untuk mengisi daftar hadir magang minimal 20 (dua puluh) kali yang akan dilampirkan di laporan praktik kerja (magang)
g. Penyusunan Laporan Magang
Laporan magang dapat disusun oleh mahasiswa pada saat pelaksanaan magang atau setelah pelaksanaan magang. Di dalam penyusunan laporan mahasiswa dibimbing oleh dosen pembimbing magang. Selama penyusunan laporan magang, mahasiswa wajib mengisi daftar hadir bimbingan magang yang ditandatangani oleh dosen pembimbing magang dan dosen pembimbing lapangan. Laporan magang yang telah disetujui oleh dosen pembimbing magang diserahkan ke pengelola magang pada waktu yang telah ditentukan. Ketepatan waktu dalam penyerahan outline, proposal dan laporan magang termasuk dalam salah satu komponen penilaian.
h. Ujian Magang
Ujian magang dilaksanakan secara tertutup oleh tim penguji yang terdiri dari dua penguji, yaitu 1 (satu) penguji adalah dosen pembimbing magang dan 1 (satu) penguji adalah dosen yang serumpun dengan konsentrasi Ujian magang dilaksanakan secara tertutup oleh tim penguji yang terdiri dari dua penguji, yaitu 1 (satu) penguji adalah dosen pembimbing magang dan 1 (satu) penguji adalah dosen yang serumpun dengan konsentrasi
Gambar 10 Prosedur Ujian Praktik Kerja
i. Penilaian Magang
Penilaian magang memiliki beberapa komponen dengan prosentase yang berimbang. Komponen dalam penilaian magang adalah sebagai berikut:
Kriteria Bobot Tertib
Aspek
Penilai
pengumpulan 15% administratif
Pengelola magang
Ketepatan
outline,
proposal dan laporan; keikutsertaan pada pembekalan magang serta kesesuaian dengan format
Pembimbingan Dosen Pembimbing Keaktifan dan keseriusan 20%
dalam
proses pembimbingan penyusunan proposal
Pelaksanaan Dosen pembimbing Kehadiran dan keaktifan 30% lapang
dalam mengikuti kegiatan praktik kerja di lokasi magang
Ujian Magang
Tim penguji
Kemampuan
dalam 35% menjawab pertanyaan dan mempertanggungjawabkan laporan magang pada saat ujian magang
Pengelola magang akan melakukan rekapitulasi nilai dan menyerahkan nilai ke bagian akademik untuk diumumkan dan dimasukkan ke dalam SIAKAD.
4.3.2. Sistematika Penulisan Outline, Proposal dan Laporan Praktik Kerja (Magang)
a. Outline Magang
Outline magang diketik pada kertas ukuran A4 (70 gram) dengan jarak 1.5 spasi menggunakan jenis fontTimes New Roman ukuran 12. Ukuran margin atas dan margin kiri 4 (empat) cm, sedangkan ukuran margin bawah dan Outline magang diketik pada kertas ukuran A4 (70 gram) dengan jarak 1.5 spasi menggunakan jenis fontTimes New Roman ukuran 12. Ukuran margin atas dan margin kiri 4 (empat) cm, sedangkan ukuran margin bawah dan
1. Judul Judul secara spesifik berbicara tentang tema dan lokasi magang, misal:
“Peranan BNNK Surabaya dalam Rencana dan Strategi Penanggulangan Narkoba di Kota Surabaya”
2. Latar Belakang; Latar belakang secara umum menguraikan tentang ringkasan alasan pemilihan tema dan lokasi magang, serta arti penting magang dilakukan di lokasi tersebut.
3. Lokasi kegiatan Lokasi kegiatan/ magang harus secara spesifik menunjuk lokasi tertentu beserta dengan alamat lengkap.
b. Proposal Magang
Proposal magang diketik pada kertas ukuran A4 (70 gram) dengan jarak 2 spasi menggunakan jenis fontTimes New Roman ukuran 12. Ukuran margin atas dan margin kiri 4 (empat) cm, sedangkan ukuran margin bawah dan margin kanan 3 (tiga) cm. Proposal magang disusun sekurang-kurangnya 6 (enam) halaman yang berisi sebagai berikut:
1. Halaman Persetujuan (contoh ada di lampiran)
2. Judul Judul secara spesifik berbicara tentang tema dan lokasi magang, misal:
“Peranan BNNK Surabaya dalam Rencana dan Strategi Penanggulangan Narkoba di Kot a Surabaya”
3. Latar Belakang Latar belakang secara umum menguraikan tentang ringkasan alasan pemilihan tema dan lokasi magang, serta arti penting magang dilakukan di lokasi tersebut.
4. Tujuan Mahasiswa dalam sub bab Tujuan ini menguraikan umum yang hendak dilatih dan dipelajari oleh mahasiswa dalam dunia praktek hukum pada 4. Tujuan Mahasiswa dalam sub bab Tujuan ini menguraikan umum yang hendak dilatih dan dipelajari oleh mahasiswa dalam dunia praktek hukum pada
5. Target dan Sasaran Kegiatan Target dan sasaran kegiatan berisi:
a. Target kegiatan menjelaskan kompentensi (kemampuan) apa yang diharapkan oleh mahasiswa dengan melakukan praktek kerja. Oleh karena itu, mahasiswa menyusun redaksional target kegiatan diawali dengan kata mampu. Selanjutnya, mahasiswa harus dapat mendeskripsikan kemampuan yang hendak ditargetkan untuk dikuasai selama mengikuti praktek kerja. Target ini merupakan penjabaran rinci dari tujuan.
b. Sasaran menjelaskan pihak-pihak yang menjadi sasaran (yang dituju) untuk membantu pencapaian target kegiatan. Dengan kata lain, mahasiswa perlu menjelaskan orang/pihak/bagian yang dituju dalam satu instansi praktek kerja yang diharapkan dapat mendukung pencapaian target kegiatan.
6. Waktu dan tempat magang Sub bab ini menjelaskan rencana waktu dan tempat pelaksanaan praktek kerja. Mahasiswa harus menuliskan dengan jelas pelaksanaan praktek kerja yang dipilih. Tanggal pelaksanaan ditulis berdasarkan jadwal yang disusun oleh peserta praktek kerja. Selain itu, mahasiswa harus menjelaskan dengan lengkap nama dan alamat tempat pelaksanaan praktek kerja.
7. Rencana dan Jadwal Kegiatan Mahasiswa perlu menjelaskan program kegiatan yang hendak dilakukan selama praktek kerja dengan berpatokan pada tujuan, target dan sasaran kegiatan. Selanjutnya mahasiswa merancang jadwal pelaksanaan kegiatan yang dibuat dalam bentuk tabel.
8. Penutup Penutup merupakan rangkuman penutup dari propoal kegiatan praktek kerja.
9. Daftar Pustaka
Daftar pustaka dapat berasal dari literatur maupun peraturan perundang-undangan ataupun ilmiah. Mahasiswa perlu mencantumkan minimal 5 (lima) referensi buku, selain jurnal dan peraturan perundang- undangan. Kaidah penulisan daftar pustaka mengikuti pedoman skripsi Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura.
Proposal magang yang telah disetujui oleh dosen pembimbing di jilid softcover warna merah dan diserahkan ke pengelola magang.
c. Laporan Magang
Laporan magang diketik pada kertas ukuran A4 (80 gram) dengan jarak 2 spasi menggunakan jenis fontTimes New Roman ukuran 12. Ukuran margin atas dan margin kiri 4 (empat) cm, sedangkan ukuran margin bawah dan margin kanan 3 (tiga) cm. Laporan magang disusun sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) halaman yang berisi sebagai berikut: HALAMAN JUDUL (contoh ada di lampiran); HALAMAN PENGESAHAN (contoh ada di lampiran); HALAMAN PERSETUJUAN (contoh ada di lampiran); SURAT PERNYATAAN (contoh ada di lampiran); KATA PENGANTAR; DAFTAR ISI (contoh ada di lampiran); DAFTAR TABEL (JIKA ADA); DAFTAR SINGKATAN (JIKA ADA); DAFTAR LAMPIRAN. BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Latar belakang berisi tentang latar belakang pemilihan topik/judul praktek kerja, alasan pemilihan tempat dan relevansi pemilihan tempat dengan topik. Jika terjadi perubahan topik dan/atau tempat praktek kerja dari proposal awal maka alasan perubahan topik dan/atau tempat praktek kerja harus dijelaskan dalam latar belakang ini.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan menjelaskan menguraikan mengenai garis besar perihal dan/atau kegiatan umum yang telah dilatih dan dipelajari oleh mahasiswa dalam dunia praktek hukum pada institusi/lembaga praktek kerja. Manfaat menjabarkan pentingnya kegiatan yang dilakukan selama praktek kerja baik dari sisi keilmuan maupun kepentingan praktis.
1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Sub bab ini menjelaskan rencana waktu dan tempat pelaksanaan praktek kerja. Mahasiswa harus menuliskan dengan jelas pelaksanaan praktek kerja yang dipilih. Tanggal pelaksanaan ditulis berdasarkan jadwal yang disusun oleh peserta praktek kerja. Selain itu, mahasiswa harus menjelaskan dengan lengkap nama dan alamat tempat pelaksanaan praktek kerja.
1.4. Capaian Kegiatan Mahasiswa menjelaskan capaian kegiatan yang diperoleh selama praktek kerja dengan mengevaluasi sejauh mana target yang dapat dicapai selama praktek kerja.
BAB II HASIL KEGIATAN PRAKTIK KERJA Bab ini merupakan inti dari laporan praktek kerja yang menggambarkan keseluruhan kegiatan praktek kerja yang telah dilakukan. Uraian kegiatan berisi rincian kegiatan yang dilakukan selama kegiatan praktek kerja, baik harian, mingguan dengan input dan output yang jelas. Uraian dapat berupa dekripsi ataupun menguraikannya dalam bentuk table ataupun bagan dan penjelasan. Selain itu¸ bab ini dapat menjelaskan program kegiatan yang terlaksana maupun yang tidak dapat terlaksana serta hal-hal yang telah diperoleh selama praktek kerja dan/atau dipelajari dengan bimbingan Pembimbing Instansi. Misal: Membuat surat kuasa, gugatan, risalah persidangan, draft kontrak yang hasilnya wajib dilampirkan dalam lampiran yang tidak terpisahkan dalam laporan ini.. Hal yang terpenting dalam menguraikan hasil kegiatan adalah menjelaskan hal –hal menarik yang dipelajari dan ditemukan dalam dunia praktek hukum (selama berlangsungnya proses praktek kerja), BAB II HASIL KEGIATAN PRAKTIK KERJA Bab ini merupakan inti dari laporan praktek kerja yang menggambarkan keseluruhan kegiatan praktek kerja yang telah dilakukan. Uraian kegiatan berisi rincian kegiatan yang dilakukan selama kegiatan praktek kerja, baik harian, mingguan dengan input dan output yang jelas. Uraian dapat berupa dekripsi ataupun menguraikannya dalam bentuk table ataupun bagan dan penjelasan. Selain itu¸ bab ini dapat menjelaskan program kegiatan yang terlaksana maupun yang tidak dapat terlaksana serta hal-hal yang telah diperoleh selama praktek kerja dan/atau dipelajari dengan bimbingan Pembimbing Instansi. Misal: Membuat surat kuasa, gugatan, risalah persidangan, draft kontrak yang hasilnya wajib dilampirkan dalam lampiran yang tidak terpisahkan dalam laporan ini.. Hal yang terpenting dalam menguraikan hasil kegiatan adalah menjelaskan hal –hal menarik yang dipelajari dan ditemukan dalam dunia praktek hukum (selama berlangsungnya proses praktek kerja),
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Kesimpulan berisi rangkuman hasil kegiatan praktek kerja yang dikaitkan dengan tujuan dan target pelaksanaan praktek kerja.
3.2 Saran Saran yang diberikan harus merujuk hasil kesimpulan telah dirumuskan. Dengan demikian, mahasiswa memberikan masukan terhadap dunia praktek hukum yang telah dijalani selama praktek kerja.
LAMPIRAN-LAMPIRAN KETERANGAN DARI INSTITUSI MAGANG DAFTAR HADIR DAFTAR KEGIATAN PRESENSI BIMBINGAN DATA PENDUKUNG LAPORAN Laporan magang yang telah disetujui oleh dosen pembimbing di jilid softcover warna merah dan diserahkan ke pengelola magang.
4.4. Pedoman Penulisan dan Tata Cara Penulisan Tugas Akhir (Skripsi, Memorandum Hukum), dan Praktik Kerja (Magang)
4.4.1. Tata Bahasa
a. Tata bahasa yang dipergunakan dalam penyusunan tugas akhir adalah bahasa ilmiah baku dengan memperhatikan ejaan baru;
b. Setiap diksi kalimat yang disusun haruslah terukur dan memiliki referensi dalam pencantuman data. Contoh: Indonesia merupakan Negara dengan tingkat percepatan ekonomi tertinggi ketiga di Asia setelah Cina dan India menurut data dari Bank Dunia pada tahun 2012. 1
____________ Janardhana, “Pembangunan Hukum dan Ekonomi”, Jurnal Pembangunan Hukum, Vol.1 1
Nomor 2 Desember Tahun 2013, Semarang, hlm. 23.
c. Apabila di dalam kalimat yang disusun terdapat kata atau frase yang dapat diterjemahkan atau memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia, maka kata atau frase tersebut dituliskan di dalam bahasa Indonesia, kecuali untuk kata-kata atau frase yang tidak dapat atau tidak memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia tetap menggunakan bahasa aslinya;
d. Penulisan kata maupun kalimat selain bahasa Indonesia ditulis dengan cetak miring (italic);
e. Penyebutan kata ganti untuk diri penulis seperti, ‘saya, kami, penulis, peneliti’ tidak diperkenankan di dalam penulisan tugas akhir. Apabila
terdapat kalimat yang memiliki subjek diri sendiri maka susunan kalimat diubah menjadi kalimat pasif. Contoh:
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun tersebut, penulis merumuskan beberapa permasalahan hukum antara lain: Kalimat tersebut dapat diubah menjadi kalimat pasif sebagai berikut:
Rumusan permasalahan hukum yang dapat disusun berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan adalah sebagai berikut:
f. Penyebutan undang-undang atau istilah yang dapat disingkat harus disebutkan secara lengkap untuk kali pertama dan diberikan keterangan untuk mempersingkatnya dalam penulisan setelahnya.
Contoh: Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (selanjutnya disebut dengan KUHAP).
… Berdasarkan data yang diperoleh dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(selanjutnya disebut dengan Komnas HAM).
g. Penyebutan undang-undang tertentu dalam sebuah kalimat dituliskan dengan mengunakan huruf besar setiap awal kata (Capitalize Each Word), termasuk diantaranya dalam menyebutkan pasal tertentu dalam sebuah kalimat. Contoh: Menurut Pasal 140 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (selanjutnya disebut dengan KUHAP)
Penyebutan pasal dan undang-undang tanpa merujuk pada pasal atau undang-undang tertentu tetap menggunakan huruf kecil. Contoh: Tidak ada pengaturan yang jelas dalam pasal-pasal undang-undang tersebut.
h. Penggunaan istilah harus konsisten di tiap-tiap paragraph mulai dari awal
sampai dengan akhir penulisan. Contoh:
Istilah ‘asas’ dan ‘prinsip’ adalah dua istilah yang memiliki makna yang sepadan. Apabila di satu paragraph memilih diksi ‘asas’ maka di paragraph- paragraf selanjutnya tetap menggunakan istilah ‘asas’ bukan ‘prinsip’.
4.4.2. Penggunaan Tabulasi, Numerasi dan Penomoran Halaman
a. Paragraf baru dimulai setelah 7 (tujuh) ketukan dari margin paling kiri. Contoh:
Definisi mudharabah dapat ditinjau berdasarkan etimologi (asal kata) dan terminology (istilah). Jika ditinjau secara etimologi mudharabah disebut juga dengan muqaradah (persamaan) atau qiradh berasal dari kata al-qardhu-mikaradh yang berarti potongan, spekulasi.
b. Setiap paragraph berisi 70 (tujuh puluh) – 125 (seratus dua puluh lima) kata atau setara dengan 8 (delapan) – 12 (dua belas) baris; Contoh:
Menurut kodratnya, manusia dilahirkan untuk selalu hidup bersama- sama dengan orang lain, kapanpun dan dimanapun. Aristoteles menyatakan dalam ajarannya, bahwa manusia adalah Zoon Politicon, artinya bahwa manusia itu sebagai makhluk pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya, jadi makhluk yang suka bermasyarakat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari masyarakat, manusia lahir, tumbuh berkembang dan mati di dalam masyarakat, walaupun masyarakat itu dalam lingkup yang paling kecil, yaitu keluarga.
c. Di dalam penulisan tugas akhir perlu diperhatikan juga dalam hal penggunaan numerasi dalam hal menyebutkan beberapa bagian dalam suatu paragraph. Numerasi yang diperkenankan adalah dalam bentuk huruf dan angka. Numerasi dalam bentuk simbol atau gambar tidak diperkenankan. Contoh: Menurut Pasal 140 ayat (2) KUHAP terdapat tiga syarat untuk menghentikan penuntutan, yaitu:
1. Tidak cukup bukti;
2. Bukan merupakan tindak pidana;
3. Dihentikan demi kepentingan hukum. Penggunaan numerasi yang tidak diperkenankan dalam penulisan tugas
akhir adalah sebagai berikut: Menurut Pasal 140 ayat (2) KUHAP terdapat tiga syarat untuk menghentikan penuntutan, yaitu:
Tidak cukup bukti; Bukan merupakan tindak pidana; Dihentikan demi kepentingan hukum.
d. Seperti halnya dalam penggunaan istilah, penggunaan numerasi dalam tugas akhir juga harus konsisten di setiap paragraph mulai dari awal d. Seperti halnya dalam penggunaan istilah, penggunaan numerasi dalam tugas akhir juga harus konsisten di setiap paragraph mulai dari awal
1. Tidak cukup bukti;
2. Bukan merupakan tindak pidana;
3. Dihentikan demi kepentingan hukum. Hak yang sama dimiliki oleh Penyidik untuk menghentikan penyidikan
sebagaimana dimaksudkan di dalam Pasal 110 ayat (2) KUHAP, bahwa penyidik memiliki hak untuk menghentikan penyidikan dengan tiga syarat, yaitu:
1. Tidak cukup bukti;
2. Bukan merupakan tindak pidana;
3. Dihentikan demi kepentingan hukum. Penulisan yang tidak konsisten adalah sebagai berikut:
Menurut Pasal 140 ayat (2) KUHAP terdapat tiga syarat untuk menghentikan penuntutan, yaitu:
1. Tidak cukup bukti;
2. Bukan merupakan tindak pidana;
3. Dihentikan demi kepentingan hukum. Hak yang sama dimiliki oleh Penyidik untuk menghentikan penyidikan sebagaimana dimaksudkan di dalam Pasal 110 ayat (2) KUHAP, bahwa penyidik memiliki hak untuk menghentikan penyidikan dengan tiga syarat, yaitu:
a. Tidak cukup bukti;
b. Bukan merupakan tindak pidana;
c. Dihentikan demi kepentingan hukum.
e. Penulisan numerasi dimulai dari margin sebelah kiri dimana paragraph berada. Contoh:
Hak yang sama dimiliki oleh Penyidik untuk menghentikan penyidikan sebagaimana dimaksudkan di dalam Pasal 110 ayat (2) KUHAP, bahwa penyidik memiliki hak untuk menghentikan penyidikan dengan tiga syarat, yaitu:
1. Tidak cukup bukti;
2. Bukan merupakan tindak pidana;
3. Dihentikan demi kepentingan hukum. Penulisan numerasi tidak diperkenankan melebihi margin kiri dimana
paragraph berada. Contoh: Hak yang sama dimiliki oleh Penyidik untuk menghentikan penyidikan sebagaimana dimaksudkan di dalam Pasal 110 ayat (2) KUHAP, bahwa penyidik memiliki hak untuk menghentikan penyidikan dengan tiga syarat, yaitu:
1. Tidak cukup bukti;
2. Bukan merupakan tindak pidana;
3. Dihentikan demi kepentingan hukum.
f. Halaman-halaman pada bagian awal tugas akhir (halaman judul sampai dengan halaman tabel/ sebelum masuk pada bab inti) diberi Angka Romawi kecil (i, ii, iii dst), ditulis pada bagian bawah tengah halaman dengan catatan, halaman judul dihitung akan tetapi tidak diberi nomor;
g. Bab inti tugas akhir, mulai dari Bab I sampai dengan Daftar Pustaka diberi angka Arab (1, 2, 3 dst) di tulis di sudut kanan atas, kecuali pada halaman bab ditulis di bagian bawah tengah halaman;
4.4.3. Penulisan Bab dan Sub Bab
a. Nomor bab diberi angka romawi besar dengan judul bab ditulis di tengah (center) menggunakan huruf besar, ditulis tebal (bold) tanpa diakhiri titik dengan jenis Font Times New Roman ukuran 12 berspasi 2;
b. Nomor sub bab diberi nomor urut angka arab dengan judul sub bab ditulis rata (justifiy) menggunakan huruf kapital pada huruf pertama setiap kata (Capitalize Each Word) kecuali untuk kata penghubung dan kata tugas, b. Nomor sub bab diberi nomor urut angka arab dengan judul sub bab ditulis rata (justifiy) menggunakan huruf kapital pada huruf pertama setiap kata (Capitalize Each Word) kecuali untuk kata penghubung dan kata tugas,
c. Nomor sub-sub bab diberi nomor urut sesuai dengan turunan sub bab dengan judul sub-sub bab ditulis rata (justifiy) menggunakan huruf kapital pada huruf pertama setiap kata (Capitalize Each Word) kecuali untuk kata penghubung dan kata tugas, tanpa ditulis tebal, tanpa diakhiri titik dengan jenis Font Times New Roman ukuran 12 berspasi 2; Contoh:
BAB I PENDAHULUAN
1.5. Metode Penelitian
1.5.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini menggunakan jenis
penelitian normative. Penelitian normative adalah penelitian dimana ….
d. Penomoran Bab dan Sub bab dituliskan sebagai berikut:
a. Kutipan Langsung
1) Pada kutipan langsung, isi harus sama persis dengan aslinya, baik mengenai susunan kata, ejannya, maupun tanda bacanya;
2) Kutipan langsung yang panjang barisnya kurang dari 5 (lima) baris dicantumkan di dalam teks dalam paragraph yang sama dengan 2 (dua) spasi dan diberi tanda kutip pada awal dan akhir kutipan, serta 2) Kutipan langsung yang panjang barisnya kurang dari 5 (lima) baris dicantumkan di dalam teks dalam paragraph yang sama dengan 2 (dua) spasi dan diberi tanda kutip pada awal dan akhir kutipan, serta
Setiap negara adalah negara yang berdaulat. Kedaulatan yang dimiliki memberikan kewenangan kepada sebuah negara untuk mengatur segala kegiatan maupun hubungan yang ada dalam wilayah tersebut yang dapat disebut dengan aspek teritorial kedaulatan yaitu kekuasaan penuh dan eksklusif yang dimiliki oleh negara atas individu-individu dan benda-benda yang terdapat di wilayah tersebut. Sebagaimana dikemukakan oleh Malcolm yang
menyebutkan, “Kewenangan negara untuk mengatur diwujudkan dalam pemberlakuan hukum dalam wilayah negara tersebut. Hukum
inilah yang disebut dengan hukum nasional. Hukum nasional suatu negara selalu berdiri sendiri tanpa adanya gangguan dari negara
lain 2 ”.
3) Kutipan langsung yang panjang barisnya 5 (lima) baris atau lebih diketik terpisah dari paragraph inti, dengan 1 (satu) spasi, tanpa tanda kutip pada awal dan akhir kutipan, tanpa ditulis miring (italic), dimulai setelah ketukan ketujuh dari margin paragraph di atasnya. Jarak antara kutipan dengan paragraph sebelum dan sesudah kutipan adalah 2 (dua) spasi. Contoh:
Berbicara tentang hukum, maka kita berbicara tentang sebuah sistem. Dewey memandang sebuah sistem sebagai berikut: 12 Sistem sebagai keseluruhan yang terkait dan saling berhubungan
antara bagian-bagiannya. Hukum sebagai sistem adalah serangkaian komponen-komponen yang saling terhubung satu sama lain baik secara langsung maupun tidak langsung dan membentuk suatu pola. Sistem adalah suatu kesatuan yang bersifat kompleks, yang terdiri dari bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain.
Pengertian-pengertian dasar yang terkandung di dalam sistem adalah, bahwa sistem berorientasi pada tujuan; suatu sistem berinteraksi dengan sistem yang lebih besar, yaitu lingkungannya (keterbukaan sistem); bekerjanya bagian-bagian dari sistem itu Pengertian-pengertian dasar yang terkandung di dalam sistem adalah, bahwa sistem berorientasi pada tujuan; suatu sistem berinteraksi dengan sistem yang lebih besar, yaitu lingkungannya (keterbukaan sistem); bekerjanya bagian-bagian dari sistem itu
4) Apabila di dalam kutipan perlu dihilangkan beberapa bagian, maka bagian-bagian yang dihilangkan diganti dengan bagian yang diketik jarang (ellipsis point) diselingi 1 (satu) ketukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Tiga titik digunakan sebagai pengganti 1 (satu) atau beberapa kalimat dalam 1 (satu) paragraph;
b) Empat titik jika yang dihilangkan adalah bagian akhir dari
kalimat atau bagian awal kalimat berikutnya atau lebih. Kutipan langsung yang panjang barisnya 5 (lima) baris atau lebih diketik terpisah dari paragraph inti, dengan 1 (satu) spasi, tanpa tanda kutip pada awal dan akhir kutipan, tanpa ditulis miring (italic), dimulai setelah ketukan ketujuh dari margin paragraph di atasnya. Jarak antara kutipan dengan paragraph sebelum dan sesudah kutipan adalah 2 (dua) spasi. Contoh:
Berbicara tentang hukum, maka kita berbicara tentang sebuah sistem. Dewey memandang sebuah sistem sebagai berikut: 12 . . . Hukum sebagai sistem adalah serangkaian komponen-
komponen yang saling terhubung satu sama lain baik secara langsung maupun tidak langsung dan membentuk suatu pola. Sistem adalah suatu kesatuan yang bersifat kompleks, yang
terdiri dari bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain. . . . 3 Pengertian-pengertian dasar yang terkandung di dalam sistem
adalah, bahwa sistem berorientasi pada tujuan; suatu sistem berinteraksi dengan sistem yang lebih besar, yaitu lingkungannya (keterbukaan sistem); bekerjanya bagian-bagian dari sistem itu menciptakan sesuatu yang berharga; masing-masing bagian harus cocok satu sama lain dan ada kekuatan pemersatu yang mengikat sistem itu (mekanisme kontrol).
5) Tiap-tiap kutipan diberikan nomor kutip pada akhir kutipan. Nomor kutipan merujuk pada sumber kutipan yang dituliskan dengan sistem 5) Tiap-tiap kutipan diberikan nomor kutip pada akhir kutipan. Nomor kutipan merujuk pada sumber kutipan yang dituliskan dengan sistem
b. Kutipan Tidak Langsung
1) Kutipan tidak langsung adalah apabila isi dari maksud kutipan bukanlah redaksi asli dari sumber yang dikutip;
2) Pada kutipan tidak langsung juga dicantumkan nomor kutipan pada akhir kutipan. Nomor kutipan merujuk pada sumber kutipan yang dituliskan dengan sistem footnote (catatan kaki) bukan running note maupun endnote.
c. Catatan Kaki (Footnote)
1) Footnote adalah catatan kaki di halaman yang sama untuk menyatakan sumber, pendapat, fakta atau ikhtisar atau dapat juga berisi komentar mengenai suatu hal yang dikemukakan dalam teks;
2) Nomor-nomor footnote disusun berurutan, tanpa titik, tidak ditulis tebal (bold), tidak diberi tanda kurung, tidak ditulis miring (italic);
3) Footnote ditulis dengan menggunakan font Times New Roman ukuran 10;
4) Tiap-tiap footnote ditulis dengan jarak 1 (satu) spasi dan dimulai sesudah 7 (tujuh) ketukan dari margin kiri;
5) Apabila footnote lebih dari satu baris, maka baris berikutnya dimulai dari margin paling kiri;
6) Tata cara penulisan footnote bergantung pada jenis sumber referensinya, antara lain:
a) Buku
i)
Jika pengarangnya satu orang; Jika referensi yang dikutip adalah buku dengan satu pengarang, maka penulisan footnote secara berurutan adalah sebagai berikut, nomor footnote; nama pengarang (tidak perlu dibalik dan tanpa gelar); judul buku ditulis lengkap dengan huruf kapital setiap kata (ditulis miring); tempat terbit; nama penerbit; tahun terbit; dan halaman (disingkat hlm.) dengan dipisahkan oleh tanda koma (,). Contoh:
1 Devi Rahayu, Trafficking Buruh Migran, Surabaya, Qisthos Press,
2008, hlm. 16. 2 Peter Hanks, Constitutional Law in Australia: Second Edition, Sydney,
Butterworths, 1996, p. 93.
ii) Jika pengarangnya dua orang; Jika referensi yang dikutip adalah buku dengan dua pengarang, maka penulisan footnote secara berurutan adalah sebagai berikut, nomor footnote; nama pengarang ditulis dua- duanya dengan kata penghubung ‘dan’ (tidak perlu dibalik dan tanpa gelar); judul buku ditulis lengkap dengan huruf kapital setiap kata (ditulis miring); tempat terbit; nama penerbit; tahun terbit; dan halaman (disingkat hlm.) dengan dipisahkan oleh tanda koma (,). Contoh: __________
1 Devi Rahayu dan Azizah, Trafficking Buruh Migran, Surabaya,
Qisthos Press, 2008, hlm. 16.
iii) Jika pengarangnya lebih dari dua orang; Jika referensi yang dikutip adalah buku dengan lebih daru dua pengarang, maka penulisan footnote secara berurutan adalah sebagai berikut, nomor footnote; nama salah satu pengarang diikuti dengan ‘dkk’ (untuk penulis Indonesia) dan ‘et al’ (untuk penulis asing, dicetak miring); judul buku
ditulis lengkap dengan huruf kapital setiap kata (ditulis miring); tempat terbit; nama penerbit; tahun terbit; dan halaman (disingkat hlm.) dengan dipisahkan oleh tanda koma (,). Contoh: __________
1 Devi Rahayu. dkk, Trafficking Buruh Migran, Surabaya, Qisthos Press, 2008, hlm. 16. 2 Peter Hanks, et al, Constitutional Law in Australia: Second Edition,
Sydney, Butterworths, 1996, p. 93. iv) Jika buku tersebut adalah terjemahan; Jika referensi yang dikutip adalah buku terjemahan, maka Sydney, Butterworths, 1996, p. 93. iv) Jika buku tersebut adalah terjemahan; Jika referensi yang dikutip adalah buku terjemahan, maka
‘diterjemahkan oleh’ (nama penerjemah); judul buku ditulis lengkap dengan huruf kapital setiap kata (ditulis miring);
tempat terbit; nama penerbit; tahun terbit; dan halaman (disingkat hlm.) dengan dipisahkan oleh tanda koma (,). Contoh: __________
1 J.G. Starke diterjemahkan oleh Bambang Iriana Djajaatmadja,
Pengantar Hukum Internasional I, Jakarta, Sinar Grafika, 2000, hlm. 16. v) Jika buku tersebut adalah kumpulan tulisan Jika referensi yang dikutip adalah kumpulan tulisan, maka penulisan footnote secara berurutan adalah sebagai berikut, nomor footnote; nama salah satu pengarang diikuti dengan tulisan ‘ed (ditulis miring)’; judul buku ditulis lengkap dengan huruf kapital setiap kata (ditulis miring); tempat terbit; nama penerbit; tahun terbit; dan halaman (disingkat hlm.) dengan dipisahkan oleh tanda koma (,). Contoh: __________
1 J.G. Starke (ed), Pengantar Hukum Internasional I, Jakarta, Sinar
Grafika, 2000, hlm. 16.
b) Peraturan Perundang-Undangan Apabila referensi yang dikutip adalah pasal dan/ atau ayat dari suatu peraturan perundang-undangan, maka penulisan referensinya terdapat dua cara, yaitu: i)
Mencantumkan nomor pasal dan/ atau ayat beserta peraturan perundang-undangannya di dalam teks.
Contoh: Prinsip legalitas di dalam hukum pidana secara jelas tercantum di dalam Pasal 1 ayat (1) Kitab Undang Undang Hukup Pidana (selanjutnya disebut KUHPidana) yang
berbunyi sebagai berikut, “Suatu perbuatan tidak dapat berbunyi sebagai berikut, “Suatu perbuatan tidak dapat
ii) Mencantumkan pasal dan/ atau ayat tersebut di dalam footnote Contoh:
Prinsip legalitas diatur dengan jelas di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (selanjutnya disebut
KUHPidana) yang berbunyi sebagai berikut, “Suatu perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan
kekuatan ketentuan perudang-undangan pidana yang telah ada 1 ”. __________
1 Lihat Pasal 1 ayat (1) KUHPidana.
c) Artikel dalam Jurnal dan Media lainnya i)
Artikel di dalam jurnal Jika referensi yang dikutip adalah artikel di dalam jurnal, maka penulisan footnote secara berurutan adalah sebagai berikut, nomor footnote; nama penulis; judul artikel ditulis di dalam tanda kutip tanpa dicetak miring, judul jurnal ditulis lengkap dengan huruf kapital setiap kata (ditulis miring); nomor dan volume serta tahun terbit jurnal, kota tempat terbit; dan halaman (disingkat hlm.) dengan dipisahkan oleh tanda koma (,). Contoh: __________
1 Ade Saptomo, “Sistem Peradilan dalam Budaya Hukum Indonesia”, Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 4 Nomor 1, Juni 2009, Bangkalan, hlm. 21.
ii) Artikel seminar Jika referensi yang dikutip adalah artikel di dalam jurnal, maka penulisan footnote secara berurutan adalah sebagai berikut, nomor footnote; nama penulis; judul artikel ditulis di dalam tanda kutip tanpa dicetak miring, nama seminar ii) Artikel seminar Jika referensi yang dikutip adalah artikel di dalam jurnal, maka penulisan footnote secara berurutan adalah sebagai berikut, nomor footnote; nama penulis; judul artikel ditulis di dalam tanda kutip tanpa dicetak miring, nama seminar
1 Andi Hamzah, “Pembangunan Hukum Pidana Indonesia”, Makalah pada Seminar Pengaruh Globalisasi Terhadap Hukum Pidana dan
Kriminologi Menghadapi Kejahatan Transnasional, diselenggarakan Oleh ASPEHUPIKI di Hotel Savoy Homann, Bandung 17 Maret 2008, hlm. 2.
iii) Artikel di internet Referensi dari internet hanya diperkenankan apabila bersumber dari situs resmi pemerintah atau organisasi resmi lainya. Jika referensi yang dikutip adalah artikel di internet, maka penulisan footnote secara berurutan adalah sebagai berikut, nomor footnote; nama penulis/ institusi penulis; judul artikel ditulis di dalam tanda kutip tanpa dicetak miring, alamat domain lengkap, keterangan waktu mengunduh (ditulis di dalam tanda caping “< >”).
Contoh: __________
1 Mahkamah Agung Republik Indonesia, “Sejarah Mahkamah Agung”, dikutip dari http://www.mahkamahagung.go.id/pr2news .asp?bid=468,
<diunduh tanggal 16 Maret 2011>
d) Hasil wawancara Apabila pihak yang telah diwawancara bersedia untuk dicantumkan namanya di dalam tugas akhir, maka penulisan footnote nama pihak yang diwawancara secara berurutan adalah sebagai berikut, nomor footnote; klausul “disarikan dari hasil wawancara dengan”, nama pihak yang diwawancara (jika tidak
berkenan tidak perlu dicantumkan namanya); jabatan; dan keterangan waktu dilakukan wawancara. Contoh: __________
1 Disarikan dari hasil wawancara dengan: Sumijo, SH. Ketua Lapas
Pamekasan, pada hari Selasa tanggal 16 Maret 2011
e) Penggunaan Ibid, Op.Cit dan Loc.Cit i)
Penggunaan Ibid Ibid kependekan dari Ibiden yang artinya pada tempat yang sama. Ibid dipakai apabila suatu kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang mendahuluinya, dan tidak diselingi oleh sumber yang lain. Ibid dapat dipergunakan baik di halaman yang sama ataupun dihalaman yang berbeda Contoh: _________
Andi 1 Hamzah, “Pembangunan Hukum Pidana Indonesia”, Makalah pada Seminar Pengaruh Globalisasi Terhadap Hukum Pidana dan Kriminologi Menghadapi Kejahatan Transnasional, diselenggarakan Oleh ASPEHUPIKI di Hotel Savoy Homann, Bandung 17 Maret 2008, hlm. 2.
2 Ibid.
3 Ibid, hlm. 4
ii) Penggunaan Op.Cit Op.Cit merupakan kependekan dari opera citato yang artinya dalam karangan yang telah disebut. Op.Cit dipergunakan untuk menunjuk pada sumber yang telah disebut sebelumnya lengkap pada halaman lain dan telah diselingi oleh sumber lain. Apabila dalam terdapat satu pengarang dengan beberapa judul buku, maka untuk menghindari kesalahan dalam merujuk disebutkan nama dan judul buku yang dikutip. Contoh:
Andi Hamzah, “Pembangunan Hukum Pidana Indonesia”, Makalah 1 pada Seminar Pengaruh Globalisasi Terhadap Hukum Pidana dan
Kriminologi Menghadapi Kejahatan Transnasional, diselenggarakan Oleh ASPEHUPIKI di Hotel Savoy Homann, Bandung 17 Maret 2008, hlm. 2.
2 Ade Saptomo, “Sistem Peradilan dalam Budaya Hukum Indonesia”, Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 4 Nomor 1, Juni 2009, Bangkalan, hlm. 21.
3 Andi Hamzah, Op.Cit., hlm. 3
iii) Penggunaan Loc.Cit. Loc.Cit merupakan kependekan dari Loco Citato yang artinya iii) Penggunaan Loc.Cit. Loc.Cit merupakan kependekan dari Loco Citato yang artinya
Andi Hamzah, “Pembangunan Hukum Pidana Indonesia”, Makalah 1 pada Seminar Pengaruh Globalisasi Terhadap Hukum Pidana dan
Kriminologi Menghadapi Kejahatan Transnasional, diselenggarakan Oleh ASPEHUPIKI di Hotel Savoy Homann, Bandung 17 Maret 2008, hlm. 2.
2 Ade Saptomo, “Sistem Peradilan dalam Budaya Hukum Indonesia”, Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 4 Nomor 1, Juni 2009, Bangkalan, hlm. 21.
3 Andi Hamzah, Op.Cit., hlm. 3
4 Ade Saptomo, Loc.Cit.
d. Daftar Pustaka
1) Referensi yang dapat dicantumkan di dalam daftar pustaka adalah referensi yang benar-benar dirujuk dalam penyusunan tugas akhir. Apa yang tercantum di dalam daftar pustaka adalah apa yang tercantum di dalam footnote;
2) Daftar pustaka disusun berdasarkan kategori referensi antara lain, buku; perundang-undangan; artikel yang dipublikasikan dalam jurnal; serta sumber lainnya (artikel dari intenet);
3) Daftar pustaka disusun berdasarkan alphabet setiap kategori tanpa menggunakan nomor urut;
4) Daftar pustaka menggunakan font Times New Roman dengan ukuran
12, 1 (satu) spasi dengan menggunakan tanda titik (‘.’) sebagai pemisah, dan jarak antara satu referensi dengan referensi lainnya
adalah 2 (dua) spasi;
5) Penulisan dimulai dari margin kiri sedangkan baris kedua dan seterusnya dimulai setelah 7 (tujuh) ketukan;
6) Urutan penulisan daftar pustaka sama dengan penulisan footnote, hanya saja di dalam daftar pustaka tanpa menggunakan nomor urut, 6) Urutan penulisan daftar pustaka sama dengan penulisan footnote, hanya saja di dalam daftar pustaka tanpa menggunakan nomor urut,
7) Penulisan perundang-undangan disusun berdasarkan hirarki atau tata urutan peraturan perundang-undangan dengan lengkap menyebutkan lembaran negaranya;
8) Jika di dalam daftar pustaka terdapat satu pengarang dengan dua atau lebih judul buku, maka untuk judul berikutnya nama pengarang diganti dengan tanda underscore (‘_’) sebanyak 7 (tujuh) ketuk;
Contoh: Rahayu, Devi. Trafficking Buruh Migran. Surabaya. Qisthos Press.
2008 _______. Hukum Ketenagakerjaan. Surabaya. Qisthos Press. 2008 Starke, J.G. diterjemahkan oleh Bambang Iriana Djajaatmadja.
Pengantar Hukum Internasional I. Jakarta. Sinar Grafika. 2000
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 46)
Artikel yang Dipublikasikan
Hamzah, Andi. “Pembangunan Hukum Pidana Indonesia”. Makalah pada Seminar Pengaruh Globalisasi Terhadap Hukum Pidana dan Kriminologi Menghadapi Kejahatan Transnasional. diselenggarakan Oleh ASPEHUPIKI di Hotel Savoy Homann. Bandung 17 Maret 2008.
Sumber Lainnya
Mahkamah Agung Republik Indone sia, “Sejarah Mahkamah Agung”,
dikutip
http://www.mahkamahagung.go.id/pr2news .asp?bid=468, <diunduh tanggal 16 Maret 2011>
dari
BAB V SARANA DAN PRASARANA DAN KERJASAMA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
5.1. Manajemen Fasilitas Fisik
5.1.1. Pengelolaan, Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Penyelenggaraan kegiatan akademik dan kemahasiswaan Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura dilaksanakan di beberapa tempat di lingkungan Universitas Trunojoyo Madura, yaitu:
a. Ruang perkuliahan di Gedung Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura;
b. Ruang perkuliahan Magister Ilmu Hukum di rektorat lama Universitas Trunojoyo Madura;
c. Ruang secretariat unit kegiatan mahasiswa di Gedung Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura;
d. Ruang perkuliahan di Ruang Kuliah Bersama Gedung C lantai 3 Universitas Trunojoyo Madura;
e. Ruang Laboratorium dan Ruang Pusat Dokumentasi dan Publikasi Ilmu
Hukum di Gedung Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura;
f. Ruang moot court tempat mata kuliah praktik dan persidangan semu di Gedung Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura;
g. Ruang video conference hasil kerjasama dengan Mahmakah Konstitusi tempat menyiarkan secara langsung persidangan Mahkamah Konstitusi dan kuliah tamu yang disiarkan secara langsung melalui media video conference;
h. Ruang administrasi pelayanan akademik dan kemahsiswaan di Gedung Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura;
i. Ruang administrasi kepegawaian, umum dan keuangan di Gedung Graha Utama Lt. 2 Universitas Trunojoyo Madura; j. Ruang dosen di Gedung Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura; k. Ruang dekanium Fakultas Hukum di Gedung Graha Utama Lt. 7 Universitas
Trunojoyo Madura.
Semuanya berada di dalam lingkungan Universitas Trunojoyo Madura, Jalan Raya Telang PO BOX 2 Kamal Bangkalan Madura Jawa Timur.
Pengelolaan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana Fakultas Hukum berada di bawah dekan dengan kendali dari wakil dekan bidang umum dan perlengkapan untuk inventarisasi asset.
5.1.2. Ketersediaan Gedung Kuliah, Perpustakaan dan Laboratorium
Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura memiliki 7 (tujuh) ruang kelas untuk perkuliahan Prodi S1 dan 4 ruang kelas untuk perkuliahan Prodi S2. Ruang kelas tersebut antara lain:
a. Ruang Kelas 02 kapasitas 60 kursi;
b. Ruang kelas 03 kapasitas 75 kursi;
c. Ruang kelas 04 kapasitas 75 kursi;
d. Ruang kelas 06 kapasitas 90 kursi;
e. Ruang mootcourt kapasitas 90 kursi;
f. Ruang video conference kapasitas 75 kursi;
g. Ruang kuliah RKB C lantai 3 kapasitas 90 kursi. Sedangkan untuk ruang kelas perkuliahan S2 memiliki 4 ruang kelas yang masing-masing berkapasitas 20 kursi.
Perpustakaan di Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura terletak di Ruang Pusat Dokumentasi dan Publikasi Ilmu Hukum (PDPIH) yang terletak di Gedung Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura. Ruang ini berisi koleksi buku-buku baik buku yang terbitkan dari penerbit dalam negeri maupun luar negeri. PDPIH juga memiliki koleksi jurnal dan prosiding baik terakreditasi maupun tidak, serta majalah-majalah dari beberapa institusi yang secara rutin dikirimkan ke PDPIH. Koleksi tugas akhir dan laporan praktik kerja juga merupakan bagian dari PDPIH. Di salah satu bagian PDPIH juga terdapat mini law book store yang berisi koleksi buku dari beberapa penerbit yang memiliki kerjasama dengan Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura untuk memudahkan akses mahasiswa dalam memperoleh buku-buku teks perkuliahan maupun buku umum lainnya.
Laboratorium Hukum merupakan unit yang berfungsi untuk mengelola mata kuliah praktik yang diselenggarakan Prodi Ilmu Hukum. Di dalam Laboratorium Hukum juga disediakan unit-unit computer yang memiliki koneksi Laboratorium Hukum merupakan unit yang berfungsi untuk mengelola mata kuliah praktik yang diselenggarakan Prodi Ilmu Hukum. Di dalam Laboratorium Hukum juga disediakan unit-unit computer yang memiliki koneksi
5.2. Manajemen Fasilitas Informasi
Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura telah memiliki sistem informasi yang terintegrasi dengan situs Universitas di bawah pengelolaan Pusat Komputer (PUSKOM) dan Hubungan Masyarakat (HUMAS) Universitas Trunojoyo Madura. Informasi tentang Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura termasuk kegiatan dan aktivitas akademik dan kemahasiswaan dapat diakses di situs trunojoyo.ac.id dan hukum.trunojoyo.ac.id.
Gambar 11 Situs trunojoyo.ac.id
Situs trunojoyo.ac.id merupakan situs induk bagi aktifitas akademik dan kemahasiswaan di lingkungan Universitas Trunojoyo Madura. Di dalam situs ini terdapat tautan ke masing-masing fakultas serta tautan untuk mengakses informasi tentang beasiswa, pendaftaran mahasiswa baru, proses her registrasi, serta situs alumni. Situs hukum.trunojoyo.ac.id merupakan situs tautan resmi dari situs trunojoyo.ac.id yang dikembangkan dan dikelola secara mandiri oleh unit teknologi informasi di Fakultas Hukum yang berada di bawah pengelolaan bagian umum dan perlengkapan.
Gambar 12 Situs hukum.trunojoyo.ac.id
Selain melalui dua situs tersebut, sistem informasi yang dikembangkan oleh PUSKOM Universitas Trunojoyo Madura adalah portal akademik yang dimiliki oleh setiap dosen dan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura. Portal akademik berisi informasi akademik baik untuk mahasiswa maupun dosen. Masing-masing mahasiswa dan dosen memiliki portal pribadi masing-masing yang dapat diakses untuk merencanakan studi, mencetak kartu rencana studi, kartu hasil studi, transkrip nilai serta hal-hal lain yang berhubungan dengan proses akademik mahasiswa. Untuk dosen, portal akademik dapat dipergunakan untuk mengunggah bahan/ materi kuliah, validasi rencana studi mahasiswa, Selain melalui dua situs tersebut, sistem informasi yang dikembangkan oleh PUSKOM Universitas Trunojoyo Madura adalah portal akademik yang dimiliki oleh setiap dosen dan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura. Portal akademik berisi informasi akademik baik untuk mahasiswa maupun dosen. Masing-masing mahasiswa dan dosen memiliki portal pribadi masing-masing yang dapat diakses untuk merencanakan studi, mencetak kartu rencana studi, kartu hasil studi, transkrip nilai serta hal-hal lain yang berhubungan dengan proses akademik mahasiswa. Untuk dosen, portal akademik dapat dipergunakan untuk mengunggah bahan/ materi kuliah, validasi rencana studi mahasiswa,
Gambar 13 Situs siakad.trunojoyo.ac.id
Di lingkungan Universitas Trunojoyo Madura dapat diakses layanan internet melalui jalur wi fi maupun melalui jaringan kabel. Layanan internet di lingkungan Universitas Trunojoyo Madura dapat diakses secara bebas tanpa menggunakan password untuk kemudahan akses informasi bagi mahasiswa maupun sivitas akademika di lingkungan Universitas Trunojoyo Madura.
5.3. Kerjasama
Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura mengadakan kerjasama baik secara mandiri maupun melalui Rektorat Universitas Trunojoyo Madura. Jalinan kerjasama dilakukan tidak hanya untuk mengembangkan sarana dan prasarana melainkan lebih dari itu, kerjasama dilakukan untuk pengembangan kegiatan dan proses pembelajaran di Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura.
Beberapa jalinan kerjasama yang dilakukan oleh Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura dengan beberapa lembaga antara lain:
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI); a. Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI);
c. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MK RI);
d. Komisi Yudisial Republik Indonesia (KY RI);
e. Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI);
f. BP Migas;
g. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia (OJK RI);
h. Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia (KPPU RI);