Penyediaan Air Bersih Unit-Unit Pengolahan Air

pencemarannya adalah merupakan pencemaran fisik, kimia dan bakteriologi. Adapun air permukaan ada 2 macam yaitu:

2.2.3.1 Air Sungai

Dalam penggunaannya sebai air minum, haruslah mengalami suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai pada umumnya mempunyai derajat pencemaran yang tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi Sutrisno, 2004.

2.2.3.2 Air Danau atau Rawa

Air danau atau air rawa merupakan air permukaan yang mengumpul pada cekungan permukaan tanah. Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat organis yang membusuk batang-batang kayu, daun, dan lainnya Sutrisno, 2004.

2.2.4 Air Tanah

Air permukaan tanah yang meresap ke dalam tanah yang telah mengalami penyaringan oleh tanah ataupun batu-batuan. Air dalam tanah ini sekali waktu jugak akan menjadi air permukaan, yakni dengan mengalirnya air tersebut menuju ke laut Azwar, 1996.

2.3 Penyediaan Air Bersih

Air bersih adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia, namun bakteriologi belum terpenuhi. Air bersih diperoleh dari sumur gali, sumur bor, air hujan, air dari sumber mata air. Secara umum penggunaan air bersih untuk akan diolah menjadi air siap minum, untuk keperluan rumah tangga, sarana pariwisata, sarana irigasi, peternakan, dan lain-lain Gabriel, 2001. Dengan perkembangan peradaban serta semakin bertambahnya jumlah penduduk di dunia ini, dengan sendirinya menambah aktivitas kehidupannya yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air yang pada hakekatnya dibutuhkan. Padahal beberapa abad yang lalu, manusia dalam memenuhi kebutuhan akan air khususnya air minum cukup mengambil dari sumber-sumber air yang ada didekatnya dengan menggunakan peralatan sederhana. Namun sekarang ini, khususnya di kota yang sudah langka akan sumber air minum yang bersih tidak mungkin mempergunakan cara demikian. Sehingga, harus mempergunakan suatu peralatan yang modern untuk mendapatkan air minum yang memenuhi standar Sutrisno, 2004.

2.4 Unit-Unit Pengolahan Air

1. Bendungan Sumber air baku adalah air permukaan dari sungai Belawan yang berhulu di Kecamatan Pancur Batu dan melintasi Kecamatan Sunggal Butir No. 4. 2006:21. Untuk menampung air tersebut dibuatlah bendungan dengan panjang 25 m sesuai dengan lebar sungai dan tinggi 4 m. pada sisi kanan bendungan, dibuat sekat chanel berupa saluran penyadap lebarnya 2 m dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air masuk ke intake Gani, 2006. 2. Intake Pemasukan Air Baku Intake berfungsi untuk pengambilanpenyadapan air baku. Bangunan ini merupakan saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan bar screen saringan kasar berfungsi untuk mencegah masuknya sampah-sampah berukuran besar dan fine screen saringan halus, berfungsi untuk mencegah masuknyah kotoran- kotoran maupun sampah berukuran kecil terbawa arus sungai. Masing-masing saluran dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air sluice gate dan penggerak elektromotor. Pemerikksaan maupun pembersih saringan dilakukan secara periodic untuk menjaga kestabilan jumlah air masuk Gani, 2006. 3. Raw Water Tank RWT atau Tangki Air Baku Raw Water Tank bak pengendap merupakan bangunan yang dibangun setelah intake yang terdiri dari 2 unit 4 sel. Setiap unit berdimensi 23,3 m x 20 m, tinggi 5 m yang dilengkapi dengan 2 buah inlet gate, dua buah outlate gate, sluice gate dan pintu bilas 2 buah Gani, 2006. Raw Water Tank berfungsi sebagai tempat pengendapan pertikel-partikel kasar dan lumpur yang terbawa dari sungai dengan sistem sedimentasi pengendapan. Di Instalasi Pengolahan Air IPA Sunggal volume air baku pada 2 RWT memiliki ± 1.400 m 3 . Waktu pengendapan untuk air baku yang akan diolah di RWT IPA Sunggal kurang dari 15 menit agar meghasilkan air baku dengan turbidity yang lebih rendah Gani, 2006. 4. Raw Water Pump RWP atau Pompa Air Baku Raw Water Pump Pompa Air Baku berfungsi untuk memompa air dari RWT ke cleator. RWT ini terdiri dari 16 unit pompa air baku. Kapasitas setiap pompa air baku. Kapasitas setiap pompa 110 1detik dengan rata-rata 18 m memakai motor AC nominal daya 75 KW. Pada Raw Water Pump RWP dilakukan Prechlorination yang berfungsi mengoksidasi zat-zat organik, anorganik, dan mengendalikan pertumbuhan lumut alga juga menghilangkan polutan-polutan lainnya Gani, 2006. 5. Clearator atau Clarifier Proses Penjernihan Air Bangunan Clearator terdiri dari 5 unit dengan kapasitas masing-masing 350 1detik. Clearator berfungsi sebagai tempat pemisahan antara flok yang bersifat sedimen dengan air bersih sebagai effluent hasil olahan. Hasil clearator dilengkapi dengan agitator sebagai pengaduk lambat dan selanjutnya dialirkan ke filter. Endapan flok-flok tersebut kemudian dibuang sesuai dengan tingkat ketebalannya secara otomatis Gani, 2006. Clearator ini terbuat dari beton berbentuk bulat dengan lantai kerucut yang dilengkapi sekat-sekat pemisah untuk proses-proses sebagai berikut: 1. Primary Reaction Zone 2. Secondary Reaction Zone 3. Return Reaction Zone 4. Clarification Reaction Zone 5. Concentrator 6. Filter Penyaringan Filter merupakan tempat berlangsungnya proses filtrasi, yaitu proses penyaringan flok-flok sangat kecil dan sangat ringan yang tidak bertahan lolos dari clearator. Filter yang dipakai dengan pengolahan air di PDAM Tirtanadi Instalasi Sunggal adalah sistem penyaringan permukaan surface filter. Media filter tersebut berjumlah 32 unit yang prosesnya berlangsung secara paralel, mengunakan jenis saringan cepat rapid sand filter berupa pasir silika dengan menggunakan motor AC nominal daya 0,75 KW. Filter ini berfungsi untuk menyaring turbidity melalui pelekatan pada media filter Gani, 2006. Dimensi tiap filter yaitu lebar 4,00 m, panjang 8,25 m, tinggi 6,25 m tinggi permukaan air maksimum 5,05 m serta tebal media filter 114 cm, dengan susunan lapisan sebagai berikut: 1. Pasir kwarsa, diameter 0,50 mm - 1,50 mm dengan ketebalan 61 cm 2. Pasir kwarsa, diameter 1,80 mm – 2,00 mm dengan ketebalan 15 cm 3. Kerikil halus, diameter 4,75 mm – 6,30 mm dengan ketebalan 8 cm 4. Kerikil sedang, diameter 6,30 mm – 10,00 mm dengan ketebalan 7,5 cm 5. Kerikil sedang, diameter 10,00 mm – 20,00 mm dengan ketebalan 7,5 cm 6. Kerikil kasar, diameter 20,00 mm – 40,00 mm dengan ketebalan 15 cm Dalam jangka waktu tertentu, permukaan filter akan tersumbat oleh flok yang masih tersisa dari proses. Pertambahan ketinggian permukaan air diatas media filter sebanding dengan berlangsungnya penyumbatan clogging media filter oleh flok-flok. Selanjutnya dilakukan proses backwash, yaitu pencucian media filter dengan menggunakan sistem aliran balik dengan menggunakan air yang di supply dari pompa reservoir. Proses ini bertujuan untuk mengoptimalkan kembali fungsi filter. Banyaknya air yang dibutuhkan untuk backwash untuk satu buah filter adalah 200-300 m dan backwash dilakukan 1 x 24 – 72 jam, tergantung pada lancar tidaknya penyaringan Gani, 2006. 7. Reservoir Tempat Menampung Air Bersih Reservoir merupakan bangunan beton berdimensi 50 m x 40 m x 7 m yang berfungsi untuk menampung air minum air olahan setelah melewati media filter. IPA Sunggal memiliki 2 buah reservoir R1 dan R2 dengan kapasitas total 12.000 m 3 . Reservoir berfungsi untuk menampung air bersih yang telah disaring melalui filter dan juga berfungsi tempat penyaluran air ke pelanggan. Air yang mengalir dari filter ke reservoir diinjeksikan klorin cair disebut postchlorination yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen. Sedangkan penambahan larutan kapur jenuh bertujuan untuk menetralisasi pH air Gani, 2006. 8. Finish Water Pump FWP atau Pemompa Air Akhir Finish Water Pump FWP Inslasi Pengolahan Air IPA Sunggal berjumlah 14 unit yang berfungsi untuk mendistribusikan air bersih dari reservoir instalasi ke reservoir-reservoir distribusi cabang-cabang melalui pipa-pipa tansmisi yang dibagi menjadi 5 jalur dengan kapasitas masing-masing 150 ldetik Gani, 2006. 9. Sludge Lagoon Empang Lumpur Air buangan limbah cair dari masing-masing unit pengolahan dialirkan ke lagoon untuk di daur ulang. Daur ulang merupakan cara yang tepat dan aman dalam mengatasi dan meningkatkan kualitas lingkungan. Prinsip ini telah diterapkan sejak tahun 2002 di unit IPA Sunggal yaitu dengan membangun unit pengendapan berupa Lagoon dengan kapasitas 10.800 m 3 Gani, 2006. 10. Monitoring System Sistem Pengawasan Metode pengawasan selama proses pengolahan di masing-masing unit kondisi proses pengolahan dari ruang tertentu baik terhadap kuantitas, kualitas maupun kontinuitas olahan. Fasilitas ini didesain sedemikian rupa sehingga dapat mempermudah pengawasan terhadap proses pengolahan air menurut standar dan ketentuan yang berlaku Gani, 2006.

2.5 Syarat–syarat Air Minum