Analisa Kebutuhan Air Bersih dan Ketersediaan Air Baku Pada IPA PDAM Tirtanadi Sunggal

(1)

ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN

KETERSEDIAAN AIR BAKU PADA IPA PDAM

TIRTANADI SUNGGAL

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sajana Teknik Sipil

Disusun oleh:

PUTRI NASRIANI 10 0424 022

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis, sehingga Tugas Akhir ini

dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam ke atas Baginda Rasulullah

Muhammad SAW yang telah memberi keteladanan tauhid, ikhtiar dan kerja keras

sehingga menjadi panutan dalam menjalankan setiap aktifitas kami sehari-hari,

karena sungguh suatu hal yang sangat sulit yang menguji ketekunan dan

kesabaran untuk tidak pantang menyerah dalam menyelesaikan penulisan ini.

Tugas akhir ini merupakan syarat untuk menyelesaikan studi pada

Program Studi Stara Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara, dengan judul

“Analisa Kebutuhan Air Bersih dan Ketersediaan Air Baku Pada IPA PDAM Tirtanadi Sunggal ”

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini tidak

terlepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada beberapa pihak yang berperan penting yaitu :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara;

2. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan selaku ketua Departemen Teknik Sipil

Universitas Sumatera Utara;

3. Bapak Ir. Zulkarnain A. Muis, M. Eng, Sc selaku Koordinator Program


(3)

4. Bapak Ir. Syahrizal, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil

Universitas Sumatera Utara;

5. Bapak Ivan Indrawan, ST. MT. selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak

memberikan bimbingan yang sangat bernilai, masukan, dukungan serta

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu Penulis

menyelesaikan Tugas Akhir ini;

6. Bapak Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia, M. Sc selaku dosen pembanding yang

telah memberikan masukan, arahan, dan juga bimbingan kepada penulis;

7. Ibu Emma P. Bangun, ST, M.Eng selaku dosen pembanding yang telah

memberikan masukan, arahan, dan juga bimbingan kepada penulis;

8. Bapak/Ibu Dosen Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan bantuannya;

9. Bapak Lampo Siregar ( Litbang PDAM Tirtanadi Pusat) yang telah

membimbing dan memberi arahan serta data yang dibutuhkan penuis;

10. Seluruh pegawai administrasi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan selama ini

kepada penulis;

11. Terima kasih yang teristimewa, Penulis ucapkan kepada kedua Orang Tua

tercinta, yang telah mengasuh, mendidik, dan membesarkan serta selalu

memberikan dukungan baik moral, materil dan doa, sehingga Penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini;

12. Seluruh rekan-rekan yang sangat membantu saya terutama Richard (senior),


(4)

Aida dan Nurdin) dan masih banyak lagi yang tidak mungkin saya tuliskan

satu-persatu, terima kasih atas dukungannya yang sangat baik.

Mengingat adanya keterbatasan-keterbatasan yang penulis miliki, maka

penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca

diharapkan untuk penyempurnaan laporan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan Tugas

Akhir ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juli 2014

Penulis,

Putri Nasriani 10 0424 022


(5)

ABSTRAK

Air termasuk salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat vital bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di muka bumi ini. Secara alamiah sumber air merupakan salah satu sumber alam yang dapat diperbaharui (renewable), tetapi untuk pemamfaatannya dibutuhkan suatu sistem pengelolaan yang layak agar air tersebut tetap tersedia dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang memadai. Sehingga Pemerintah memutuskan untuk penyediaan air bersih di Indonesia dilakukan oleh PDAM.

Kota medan merupakan kota metropolitan yang setiap waktu semakin meningkat baik dalam segala hal. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perkembangan pembangunan disegala bidang itu menyebabkan kebutuhan air bersih tentu juga akan semakin meningkat. Di Medan penyediaan air ini dibagi-bagi dalam berbagai cabang yang salah satunya yaitu PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal yag mengambil air bakunya dari sungai Belawan dengan kapasitas 1800 liter/detik dan mengolahnya dalam Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sunggal dan mendistribusikannya ke berbagai daerah.Melihat keadaan kota medan yang semakin maju pesat maka diperlukan perhitungan kembali kebutuhan air bersih untuk daerah layanannya dalam waktu 10 tahun kedepan. Perhitungan ini diperlukan agar pemenuhan kebutuhan air bersih sesuai dengan potensi yang ada.

Setelah perhitungan selesai dilakukan maka diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa ketersediaan air baku dengan air yang dibutuhkan tidak mencukupi, dimana perhitungan yang dilakukan adalah memproyeksikan jumlah penduduk sampai tahun 2022 dan juga memproyeksikan fasilitas-fasilitas yang ada. Sehingga diperoleh kebutuhan air bersih total untuk wilayah pelayanan adalah sebesar 1,9226 m3/s atau sama dengan 1.922,6 liter/detik. Maka PDAM Tirtanadi Sunggal perlu melakukan penambahan produksi yaitu dengan penambahan debit sungai.


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR NOTASI ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Mamfaat Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Air ... 6

2.1.1 Air Bersih ... 6

2.1.2 Siklus Hidrologi ... 7

2.1.3 Sistem Pengolahan Air Minum ... 11

2.1.4 Sistem Penyediaan Air Minum ... 14


(7)

2.2.1 Pengertian Reservoir ... 17

2.2.2 Bentuk-bentuk Reservoir ... 19

2.2.3 Fungsi dan Tujuan Reservoir ... 21

2.3 Kebutuhan Air Bersih ... 22

2.3.1 Pertumbuhan Penduduk ... 23

2.3.2 Metode Proyeksi Jumlah Penduduk ... 24

2.3.3 Perhitungan Kebutuhan Air ... 28

2.4 Ketersediaan Air ... 29

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 30

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

3.3 Rancangan Penelitian ... 32

3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 33

3.5 Prosedur Penelitian ... 33

3.6 Sumber Data ... 34

3.7 Diagram Alir Metode Penelitian ... 34

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Proyeksi Penduduk ... 36

4.1.1 Analisis Kebutuhan Domestik ... 37

4.1.2 Analisa Kebutuhan Non-Domestik ... 39

4.2 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih ... 41


(8)

4.2.2 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Masyarakat Wilayah

Pelayanan ... 55

4.2.3 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Pendidikan .... 56

4.2.4 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Peribadatan ... 57

4.2.5 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Kesehatan ... 59

4.2.6 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Perkantoran ... 60

4.2.7 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Hotel ... 61

4.2.8 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Niaga Besar .. 62

4.2.9 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Niaga kecil .... 62

4.3 Ketersediaan Air ... 63

4.4 Fluktuasi Pemakaian Air ... 66

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Metode-metode Ramalan Jumlah Penduduk ... 24

Tabel 4.1 Kriteria Perencanaan Air Bersih ... 14

Tabel 4.2 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori I,II,III,IV ... 39

Tabel 4.3 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V ... 40

Tabel 4.4 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori Lain ... 40

Tabel 4.5 Daerah Layanan PDAM Tirtanadi Sunggal ... 42

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Tahun 2003-2007 ... 44

Tabel 4.7 Tabel Penentuan Data Regresi ... 46

Tabel 4.8 Estimasi Standart Error ... Tabel 4.9 Tabel Perkiraan Jumlah Kebutuhan Air Untuk Siswa dan Guru Sampai tahun 2012 ... 48

Tabel 4.10 perkiraan jumlah kebutuhan air untuk kesehatan 2012 ... 49

Tabel 4.11 Perkiraan Jumlah Kebutuhan Air Untuk Sarana Peribadatan Sampai tahun 2012 ... 50

Tabel 4.12Perkiraan Jumlah Kebutuhan Air Total Untuk Wilayah Pelayanan Tahun 2012 ... 53

Tabel 4.13 Jumlah Penduduk Wilayah Pelayanan Tahun 2007-2012 ... 54

Tabel 4.14 Tabel Perkiraan Jumlah Kebutuhan Air Untuk Siswa dan Guru sampai tahun 2022 ... 56

Tabel 4.15 Perkiraan Jumlah Penduduk Kebutuhan Air Peribadatan Sampai tahun2022 ... 58


(10)

Tabel 4.17 Perkiraan Jumlah Kebutuhan Air Total Untuk Wilayah Pelayanan

Sampai tahun 2022 ... 63

Tabel 4.18 Debit Harian Sungai Belawan Tahun 2012 ... 64

Tabel 4.19 Ketersediaan dan Kebutuhan Air ... 65


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Hidrologi ... 9

Gambar 2.2 Skema Sistem Penyediaan Air Minum ... 17

Gambar 2.3 Reservoir Segi Empat ... 19

Gambar 2.4 Reservoir Lingkaran/Silinder ... 19

Gambar 2.5 Resrvoir Segi Banyak ... 20


(12)

DAFTAR NOTASI

Pn : jumlah penduduk pada tahun ke n

Pt :jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke 1 (metode aritmetika)

Po : jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir (aritmetika)

t : jumlah tahun yang diketahui

I : rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun

Po : jumlah penduduk pada tahun ke 1 (metode geometri)

r : laju pertumbuhan penduduk (metode geometri)

n : jumlah interval (metode geometri)

Q : konsumsi air per orang per hari

Qmd : kebutuhan air

Qtotal : kebutuhan air total

Y : nilai variabel berdasarkan garis regresi (metode last-square)

X : variabel indevenden (metode last-square)

a : konstanta (metode last-square)

b : koefisien arah regresi linier (metode last-square)

F (peak hour) : faktor jam puncak


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daerah Pelayanan PDAM Tirtanadi Sunggal

Lampiran 2 Fasilitas-fasilitas Daerah Pelayanan PDAM Sunggal

Lampiran 3 Jumlah Penduduk Daerah Pelayanan PDAM Tirtanadi Sunggal

Lampiran 4 Kriteria Perencanaan Air Bersih

Lampiran 5 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori I,II,III,IV

Lampiran 6 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori V (Desa)

Lampiran 7 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori Lain

Lampiran 8 Skema Pengolahan Air Bersih


(14)

ABSTRAK

Air termasuk salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat vital bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di muka bumi ini. Secara alamiah sumber air merupakan salah satu sumber alam yang dapat diperbaharui (renewable), tetapi untuk pemamfaatannya dibutuhkan suatu sistem pengelolaan yang layak agar air tersebut tetap tersedia dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang memadai. Sehingga Pemerintah memutuskan untuk penyediaan air bersih di Indonesia dilakukan oleh PDAM.

Kota medan merupakan kota metropolitan yang setiap waktu semakin meningkat baik dalam segala hal. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perkembangan pembangunan disegala bidang itu menyebabkan kebutuhan air bersih tentu juga akan semakin meningkat. Di Medan penyediaan air ini dibagi-bagi dalam berbagai cabang yang salah satunya yaitu PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal yag mengambil air bakunya dari sungai Belawan dengan kapasitas 1800 liter/detik dan mengolahnya dalam Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sunggal dan mendistribusikannya ke berbagai daerah.Melihat keadaan kota medan yang semakin maju pesat maka diperlukan perhitungan kembali kebutuhan air bersih untuk daerah layanannya dalam waktu 10 tahun kedepan. Perhitungan ini diperlukan agar pemenuhan kebutuhan air bersih sesuai dengan potensi yang ada.

Setelah perhitungan selesai dilakukan maka diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa ketersediaan air baku dengan air yang dibutuhkan tidak mencukupi, dimana perhitungan yang dilakukan adalah memproyeksikan jumlah penduduk sampai tahun 2022 dan juga memproyeksikan fasilitas-fasilitas yang ada. Sehingga diperoleh kebutuhan air bersih total untuk wilayah pelayanan adalah sebesar 1,9226 m3/s atau sama dengan 1.922,6 liter/detik. Maka PDAM Tirtanadi Sunggal perlu melakukan penambahan produksi yaitu dengan penambahan debit sungai.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia,

yakni demi peradaban manusia. Bahkan dapat dipastikan, tanpa pengembangan

sumber daya air secara konsisten peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat

yang dinikmati sampai saat ini. Oleh karena itu, pengembangan dan pengelolaan

sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia.

Air termasuk salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat

vital bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di muka bumi. Kebutuhan terhadap

penyediaan dan pelayanan air bersih dari waktu ke waktu semakin meningkat

yang terkadang tidak diimbangi oleh kemampuan pelayanan. Peningkatan

kebutuhan ini disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk, peningkatan derajat

kehidupan warga serta perkembangan kota/kawasan pelayanan ataupun hal-hal

yang berhubungan dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi warga yang diikuti

dengan peningkatan jumlah kebutuhan air per kapita.

Di sisi lain, air merupakan sumber daya alam yang jumlahnya kurang lebih

sama hanya berubah bentuk dalam proses yang disebut siklus hidrologi, sehingga

dalam pemanfaatannya dibutuhkan suatu sistem pengelolaan yang layak. Apabila

hal tersebut sudah tercapai maka makhluk hidup di bumi tidak perlu takut akan

terjadinya kekurangan air. Kondisi yang diinginkan oleh tiap orang adalah

tersedianya air bersih sepanjang waktu dalam jumlah yang cukup dan kualitas


(16)

upaya untuk meningkatkan ketersediaan air bersih yang akan berguna bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pada umumnya sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh manusia

berasal dari air yang ada di permukaan bumi antara lain aliran-aliran sungai, rawa

maupun danau. Dalam pengelolaan sumber daya air dibutuhkan kegiatan studi

pengembangan sumber daya air yang sesuai dengan kebutuhan. Umumnya

perkiraan ketersediaan air dilakukan berdasarkan pencatatan data debit sumber air

yang berkesinambungan dan panjang. Akan tetapi, di Indonesia pada umumnya

data tersebut tidaklah panjang. Melihat kondisi yang seperti itu maka dibutuhkan

suatu model yang dapat mensimulasikan data hujan dan data iklim menjadi data

debit. Penyediaan air bersih di Indonesia selama ini dilakukan oleh PDAM

(Perusahaan Daerah Air Minum).

Perusahaaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi adalah merupakan

suatu badan Usaha Milik Daerah Tingkat I Sumatera Utara, yang khususnya

bergerak dalam bidang penyediaan dan pendistribusian air bersih untuk kota

Medan dan sekitarnya. Perusahaan ini didirikan sejak zaman Belanda yaitu pada

tanggal 8 September 1905 dengan nama N.V Water Leiding Maatschappij yang

berkantor pusat di Amsterdam (Belanda). Dan pada tahun 1979 berdasarkan

Peraturan Daerah Provinsi Tingkat I Sumatera Utara No.11 menyatakan bahwa

PDAM tersebut telah menjadi milik Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara.

Dalam tugas akhir ini, yang akan ditinjau adalah PDAM Tirtanadi Cabang

Sunggal kota Medan Sumatera Utara atau biasa disebut dengan IPA (Instalasi

Pengolahan Air) Sunggal yang memanfaatkan air sungai sebagai sumber air


(17)

Medan tetapi hanya sebahagian saja karena PDAM di Medan ini bukanlah satu

saja melainkan ada beberapa cabang yang kesemuanya berpusat di PDAM

Tirtanadi Medan.

Dalam pengelolaan sumber daya air dibutuhkan kegiatan studi

pengembangan sumber daya air yang sesuai dengan kebutuhan. Salah satu yang

perlu dianalisa yaitu kebutuhan akan air bersihnya serta ketersediaan air baku di

IPA Sunggal tersebut. Dimana kebutuhan air bersih semakin hari semakin

meningkat yang disebabkan berbagai hal seperti pertambahan penduduk,

perkembangan wilayah, peningkatan derajat kehidupan dan sebagainya. Tetapi

dilain pihak air baku yang dapat diambil dan dipakai adalah 1800 liter/detik,

sehingga perlu sekali dilakukan analisa kebutuhan air bersih untuk kedepannya.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berapa banyak jumlah penduduk wilayah pengaliran IPA Sunggal sampai

10 tahun kedepannya?

2. Bagaimana ketersediaan air di IPA Sunggal, apakah mampu mensuplai air

kepada pelanggan dengan kapasitas yang sama untuk 10 tahun

kedepannya?

3. Dengan jumlah penduduk yang diperoleh, berapakah kapasitas air bersih


(18)

1.3Pembatasan Masalah

Karena begitu banyaknya permasalahan dan begitu luasnya yang dapat

dikaji dalan penelitian ini, maka dilakukan pembatasan masalah untuk

mempermudah dan memperkecil ruang lingkup peneliti. Adapun batasan

masalahnya yaitu penelitian ini hanya difokuskan pada kebutuhan air bersih

wilayah pengaliran IPA Sunggal untuk 10 tahun kedepannya dengan air baku

yang telah disediakan untuk IPA Sunggal.

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisa serta memproyeksikan jumlah penduduk serta fasilitasnya;

2. Menganalisa kapasitas air bersih yang dibutuhkan penduduk untuk 10

tahun kedepan.

1.5Manfaat Penelitian

Mamfaaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis: mengetahui kondisi IPA Sunggal dan permasalahannya serta

pembelajaran bagi penulis yang berkaitan dengan mata kuliah konsentrasi

air serta pengaplikasiannya di dunia kerja;

2. Bagi akademik: dapat dijadikan sebagai contoh dan pembelajaran juga

bagi siapa pun yang membutuhkan;

3. Bagi masyarakat: sebagai pengetahuan dan juga masukan yang dapat

digunakan untuk kedepannya dan juga agar mengetahui betapa besarnya


(19)

1.6Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memberikan

gambaran secara garis besar isi setiap bab yang akan dibahas sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan

penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan

dari tugas akhir ini.

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi uraian landasan teori tentang pengertian air serta sumber air

bersih, kebutuhan air bersih dan metode perhitungannya.

Bab III. Metode Penelitian

Bab ini berisi uraian tentang persiapan penelitian mencakup tempat dan

waktu penelitian, rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan diagram alir

penelitian.

Bab IV. Analisa dan Pembahasan

Bab ini berisi analisa dan pembahasan hasil penelitian kebutuhan air bersih

dengan air baku yang telah disediakan.

Bab V . Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh kegiatan tugas


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 AIR

2.1.1 Air Bersih

Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material

yang membuat kehidupan terjadi di bumi. Menurut dokter dan ahli kesehatan,

manusia wajib minum air putih 8 gelas per hari. Tumbuhan dan binatang juga

membutuhkan air, sehingga dapat dikatakan air merupakan salah satu sumber

kehidupan dan dapat disimpulkan bahwa untuk kepentingan manusia dan

kepentingan komersial lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas maupun

kuantitas mutlak diperlukan.

Air juga merupakan bagian penting dari sumber daya alam yang

mempunyai karakteristik unik dibandingkan dengan sumber daya lainnya, karena

air merupakan sumber daya yang terbarukan dan dinamis. Artinya sumber utama

air yang berupa hujan akan selalu datang sesuai dengan waktu atau musimnya

sepanjang tahun.

Menurut Ditjen Cipta Karya Dinas PU 1998 mengatakan bahwa “air bersih

adalah air yang dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk memenuhi keperluan

sehari-hari dengan kualitas yang memenuhi ketentuan baku mutu air bersih yang

ditetapkan.” Air bersih sebagai infrastruktur kota sangat berperan dalam

menunjang perkembangan kota. Antara lain membutuhkan sistem perencanaan air

bersih yang baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan pertumbuhan


(21)

memenuhi kebutuhan masyarakat dan aktivitas perkotaan secara keseluruhan akan

meningkatkan produktivitas kota.

Tetapi keberadaan air bersih didaerah perkotaan sulit dicari dan untuk

mendapatkannya tidak semudah yang dibayangkan. Maka dari itu, untuk

memenuhi kebutuhan air bersih PDAM Tirtanadi memamfaatkan air baku yang

berasal dari sungai untuk diolah dan di uji kualitasnya sesuai dengan standar air

minum.

Air yang ada di bumi ini dapat kita dilihat dalam berbagai macam atau

sumber, secara umum air yang dapat dikonsumsi manusia adalah yang berasal dari

air hujan, air permukaan dan air tanah. Dari ketiga sumber tersebut yang dapat

langsung dikonsumsi adalah air hujan dan air tanah dengan kriteria tertentu.

Sedangkan air permukaan tidak dapat langsung dikonsumsi karena air permukaan

merupakan air yang terdapat dipermukaan tanah seperti sungai, waduk,

bendungan tampungan air hujan dan danau sehingga perlu diolah dan diuji

kualitasnya.

2.1.2 Siklus Hidrologi

Hidrologi (berasal dari Bahasa Yunani: Hydrologia, "ilmu air") adalah

cabang ilmu geografi yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas air di

seluruh bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air. Orang yang ahli

dalam bidang hidrologi disebut hidrolog, bekerja dalam bidang ilmu bumi dan

ilmu lingkungan, serta teknik sipil dan teknik lingkungan.

Siklus hidrologi adalah sirkulasi (perputaran) air yang tidak pernah


(22)

presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Air berevaporasi kemudian jatuh sebagai

presipitasi dalam bentuk hujan, hujan salju, hujan gerimis atau kabut. Karena hal

ini berlangsung secara terus menerus dan tidak berakhir sehingga dapat dikatakan

air di bumi jumlahnya relatif tetap, hanya berubah bentuk dalam siklus hidrolgi itu

sendiri.

Dalam perjalanannya dari atmosfer ke luar, air mengalami banyak

interupsi. Sebagian dari air hujan yang turun dari awan menguap sebelum tiba di

permukaan bumi, sebagian lagi jatuh di atas daun tumbuh-tumbuhan

(interception) dan menguap dari permukaan daun-daun. Air yang tiba di tanah

dapat mengalir terus ke laut, namun ada juga yang meresap dulu ke dalam tanah

(infiltration) dan sampai ke lapisan batuan sebagai air tanah.

Sebagian dari air tanah dihisap oleh tumbuh-tumbuhan melalui akar

kemudian daun menguapkan airnya ke udara (transpiration). Air yang mengalir di

atas permukaan menuju sungai kemungkinan tertahan di kolam, selokan, dan

sebagainya (surface detention), ada juga yang sementara tersimpan di danau,

tetapi kemudian menguap atau sebaliknya, sebagian air mengalir di atas

permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju ke laut (surface run off),

sebagian lagi infiltrasi ke dasar danau-danau dan bergabung di dalam tanah

sebagai air tanah yang pada akhirnya ke luar sebagai mata air.

Siklus Hidrologi dapat dibedakan manjadi tiga yaitu :

a. Siklus Pendek

Air laut menguap kemudian melalui proses kondensasi berubah menjadi

butir-butir air yang halus atau awan dan selanjutnya hujan langsung jatuh ke laut


(23)

b. Siklus Sedang

Air laut menguap lalu dibawa oleh angin menuju daratan dan melalui

proses kondensasi berubah menjadi awan lalu jatuh sebagai hujan di daratan dan

selanjutnya meresap ke dalam tanah lalu kembali ke laut melalui sungai-sungai

atau saluran-saluran air.

c. Siklus Panjang

Air laut menguap, setelah menjadi awan melalui proses kondensasi, lalu

terbawa oleh angin ke tempat yang lebih tinggi di daratan dan terjadilah hujan

salju atau es di pegunungan-pegunungan yang tinggi. Bongkah-bongkah es

mengendap di puncak gunung dan karena gaya beratnya meluncur ke tempat yang

lebih rendah, mencair terbentuk gletser lalu mengalir melalui sungai-sungai

kembali ke laut.

Untuk lebih jelasnya mengenai siklus hidrologi dapat dilihat pada gambar

2.1 berikut ini:


(24)

Tahapan siklus hidrologi dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Evaporasi adalah proses perubahan air dari bentuk cairan menjadi uap

yang terjadi pada permukaan bumi

b. Transpirasi adalah proses penguapan air ke atmosfir oleh

tumbuhan-tumbuhan

c. Kondensasi adalah proses pembekuan atau pelembaban uap air di awan

yang mendingin menjadi butir-butir air

d. Presipitasi adalah proses jatuhnya air dari atmosfir ke permukaan bumi

sebagai hujan, embun, es atau salju

e. Run Off adalah proses mengalirnya air di permukaan tanah

f. Perkolasi/Infiltrasi adalah proses perembesan air ke dalam lapisan tanah

yang berjalan sangat perlahan secara alamiah.

g. Air tanah adalah air yang terkumpul dan mengalir dalam lapisan tanah

jenuh air secara alamiah

h. Air permukaan adalah air yang mengalir dan terkumpul di atas permukaan

tanah sebagai sungai atau danau.

Dari siklus hidrologi inilah kebutuhan kita akan air bersih secara terus

menerus dapat dipenuhi dikarenakan air merupakan sumber daya alam yang dapat

diperbaharui (renewable). Akan tetapi karena jumlah air yang relatif tetap

sementara pertumbuhan kebutuhan akan air bersih semakin meningkat maka


(25)

2.1.3 Sistem Pengolahan Air Minum

Air baku adalah air yang digunakan sebagai sumber bahan baku dalam

penyediaan air bersih. Sumber air baku yang dapat digunakan untuk penyediaan

air bersih yaitu air hujan, air permukaan (air sungai, air danau, air rawa) air tanah

(air tanah dangkal, air tanah dalam, mata air).

Untuk itu perlu adanya sistem pengolahan air bersih yang digunakan

PDAM dalam memenuhi standar kualitas air bersih/minum antara lain unit IPA

(Instalasi Pengolahan Air) yang diperlukan dalam pengolahan air, berikut adalah

pengolahan air di IPA Sunggal :

a. Bendungan

Sumber air baku adalah air permukaan sungai Belawan yang diambil

melalui bendungan dengan panjang 25 m (sesuai lebar sungai) dan tinggi 4 m.

Pada sisi kanan bendungan dibuat sekat (channel) berupa saluran penyadap yang

lebarnya 2 m dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air masuk ke intake

b. intake

bangunan ini adalah saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan bar

screen (saringan kasar) dan fine screen (saringan halus) yang berfungsi untuk

mencegah masuknya kotoran-kotoran yang terbawa arus sungai. Masing-masing

saluran dilengkapi dengan pintu (sluice gate) pengatur ketinggian air dan

penggerak electromotor. Pemeriksaan maupun pembersihan saringan dilakukan

secara periodik untuk menjaga kestabilan jumlah air masuk.

c. Raw Water Tank (RWT)

bangunan RWT (bak pengendap) dibangun setelah intake yang terdiri dari


(26)

dengan 2 buah inletgate 2 buah outlet sluice gate dan 2 buah pintu bilas yang

berfungsi sebagai tempat pengendapan lumpur, pasir dan lain-lain yang bersifat

sediment.

d. Raw Water Pump (RWP)

Raw Water Pump atau pompa air baku berfungsi untuk memompakan air

dari RWT ke clearator yang terdiri dari 18 unit pompa air baku, kapasitas setiap

pompa 110 liter/detik dengan rata-rata head 18 meter memakai motor AC nominal

daya 75 KVA.

e. Clearator

Bangunan clearator (psoses penjernihan air) terdiri dari 5 unit dengan

kapasitas masing-masing 350 liter/detik berfungsi sebagai tempat pemisahan

antara flok yang bersifat sediment dengan air bersih sebagai effluent (hasil olahan)

dilengkapi agitator sebagai pengaduk lambat dan selanjutnya dialirkan ke filter.

Endapan flok-flok tersebut kemudian dibuang sesuai dengan tingkat ketebalannya

secara otomatis.

Clearator ini terbuat dari beton berbentuk bulat dengan lantai kerucut yang

dilengkapi dengan sekat-sekat pemisah untuk proses-proses sebagai berikut:

 Primary Reaction Zone, Secondary Reaction Zone, Return Reaction Zone, Clarification Reaction Zone dan Concentrator

f. Filter

dari clearator air dialirkan untuk menyaring kekeruhan (turbidyti) berupa

flok-flok halus dan kotoran lain yang lolos dari clearator melalui pelekatan pada

media filter yang berjumlah 32 unit menggunakan jenis saringan cepat


(27)

g. Reservoir

yaitu bangunan beton berdimensi panjang 50 m, lebar 40 m, tinggi 7 m berfungsi

untuk menanpung air minum/air olahan setelah melewati media filter dengan

kapasitas 12.000 m3 dan kemudian didistribusikan ke pelanggan melalui reservoir-reservoir distribusi diberbagai cabang. Air yang mengalir dari filter ke reservoir-reservoir

dibubuhi Chlor (post chlorinasi) dan untuk proses netralisasi dibubuhkan larutan

kapur/soda.

i. Finish Water Pump (FWP)

FWP atau pompa distribusi air bersih berjumlah 14 unit berfungsi untuk

mendistribusikan air bersih dari reservoir instalai ke reservoir-reservoir distribusi

cabang melalui pipa transmisi yang dibagi menjadi 5 jalur yaitu Q1 sampai Q5

dengan kapasitas masing-masing 150 liter/detik.

j. Bahan Kimia

Proses pengolahan ini menggunakan beberapa bahan kimia yaitu:

 Liquid Chlorine

Berfungsi untuk mengoksidasi logam Fe, Mn sekaligus sebagai bahan

desinfektan (pembunuh bakteri).

 Tawas/Akun

Berfungsi untuk mengikat partikel-partikel halus yang melayang agar

membentuk flok. Bahan ini diinjeksikan pada pipa air masuk ke clearator.

 Kapur/Soda Ash

Berfungsi untuk menetralisasi pH air olahan berkisar antara 6,8-7,3

dibubuhkan dengan elektro motor sebelum masuk ke reservoir sebanyak


(28)

2.1.4 Sistem Penyediaan Air Minum

Sistem penyediaan air bersih merupakan suatu sistem penyediaan air inum

yang meliputi sistem pengambilan air baku, transmisi air baku, proses pengolahan

air baku, sistem transmisi dan reservoir air bersih serta sistem distribusi/perpipaan

yang dioperasikan sedemikian rupa sehingga terdapat tekanan yang cukup disetiap

saat pada seluruh bagian sistem perpipaannya.

Pada dasarnya penyediaan air minum kepada masyarakat adalah untuk

memenuhi kebutuhan air untuk kebutuhan hidup dan kebutuhan dalam berbagai

kegiatan manusia sehari-hari. Namun yang lebih penting lagi adalah penyediaan

air tersebut dimaksud adalah agar masyarakat dapat hidup secara sehat dan

higienis. Dengan demikian tujuan utama penyediaan air minum itu adalah sebagai

salah satu upaya untuk membangun manusia dan masyarakat yang sehat. Manusia

yang sehat adalah masyarakat yang produktif yang dapat mendukung produktifitas

dan perkembangan ekonomi.

PDAM sebagai kepanjangan tangan Pemda melaksanakan sebagai tugas

Pemda memberikan pelayanan kepada masyarakat dan sebagai operator pelayanan

air minum, melalui sistem yang dimilikinya berkewajiban memenuhi objektif

dimaksud diatas. Sesungguhnya tugas tersebut merupakan tugas yang mulia dan

memiliki arti strategis bagi bangsa dan negara. Untuk mencapai objektif di

maksud, pelayanan air minum oleh PDAM harus memenuhi beberapa syarat :

1. Terpenuhinya syarat-syarat kualitas agar dapat dipergunakan secara aman,

tanpa khawatir terinfeksi suatu penyakit, terutama penyakit-penyakit yang


(29)

2. Arus aliran air dapat disediakan dalam jumlah yang cukup dan tersedia

setiap waktu atau pengaliran berlangsung selama 24 jam. Kedua syarat

diatas adalah menyangkut tentang “Tiga Tas” (kuantitas, kualitas, dan

kontinuitas);

3. Sistem dan manajemennya harus professional dan efisien sehingga harga

air menjadi murah dan terjangkau oleh kemampuan masyarakat

(affordable).

Ketiga persyaratan diatas adalah merupakan persyaratan yang standar

dengan pengertian semua operator pelayanan air minum berkewajiban

memenuhinya. Adalah hak masyarakat atau pelanggan untuk mendapatkan

pelayanan seperti itu.

Secara umum sistem penyediaan air minum dilakukan dengan 2 cara yaitu

sistem produksi dan sistem distribusi. Untuk lebih rincinya akan dijelaskan satu

persatu.

a. Sistem Produksi

Yaitu merupakan sistem air yang memproduksi air bersih untuk memenuhi

kriteria yang ditetapkan (kuantitas dan kualitasnya). Adapun unit yang

diproduksinya adalah mulai dari pengambilan air baku, kemudian air tersebut di

olah di instalasi pengolahan air dan menyalurkan serta menampung air bersih ke

bangunan reservoir.

b. Sistem Distribusi

Sistem distribusi adalah sistem pengaliran air bersih dari reservoir ke

pelanggang. Sistem distribusi merupakan bagian terpenting dalam penyediaan air


(30)

didalamnya katup (valve), wash out, siphon, hidran kebakaran, meter air, reservoir

dan sebagainya untuk menjangkau para pelanggang di daerah pelayanan. Dimana

kesemua itu membantu dalam kelancaran pendistribusian air yang terdapat dalam

jaringan pipa.

Distribusi air minum dapat dilakukan dengan beberapa cara, tergantung

kondisi topografi yang menghubungkan sumber air dengan konsumen. Distribusi

secara gravitasi, pemompaan maupun kombinasi pemompaan dan gravitasi dapat

digunakan untuk menyuplai air ke konsumen dengan tekanan yang mencukupi.

Berikut penjelasan dari masing-masing sistem pengaliran distribusi air bersih :

 Cara gravitasi

Cara gravitasi dapat digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai

perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan

yang diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis,

karena hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi.

 Cara pemompaan

Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang

diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke

konsumen. Cara ini digunakan jika daerah pelayanan merupakan daerah

yang datar, dan tidak ada daerah yang berbukit.

 Cara gabungan

Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan

yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi

darurat, misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama


(31)

reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi digunakan sebagai

cadangan air selama periode pemakaian tinggi atau pemakaian puncak,

maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata. (“Joko, Tri.

2009. Unit Air Baku Dalam Sistem Penyediaan Air Bersih. Yogyakarta:

Graha Karya”)

Sistem Produksi Sistem Distribusi

Gambar 2.2 Skema Sistem Penyediaan Air Minum

2.2 Reservoir

2.2.1 Pengertian Reservoir

Reservoir adalah tempat penyimpanan air untuk sementara sebelum

didistribusikan kepada konsumen jika diperlukan suatu waktu (Ditjen Cipta Karya

Dinas PU, 1998). Lama penampungan disesuaikan dengan tingkat pemakaian air

pada masa jam pemakain jam puncak dan pemakaian rata-rata.

Reservoir berasal dari bahasa inggris yang artinya waduk ataupun kolam

air atau kolam tandon penyimpanan air. Tetapi dalam Instalasi Pengolahan Air,

reservoir bukan Cuma sebagai kolam penyimpanan air tetapi juga sebagai tempat

penampungan sebelum ke pelanggang karena tidak konstannya pemakaian aliran

sehingga perlu dibuat reservoir demi kelancaran kontinuitas pengaliran air pada

pelanggan.

Pengolahan Air

Air baku Reservoir Daerah


(32)

Konstruksi reservoir harus dibuat sedemikian rupa sehingga air yang

ditampung terhindar dari kontaminasi dari luar sehingga air yang disimpan tetap

layak untuk dimamfaatkan. Air yang dialirkan ke reservoir harus dibubuhi chlor

disebut post chlorination yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme

pathogen dan juga ditambahkan larutan kapur supaya menetralisir pH air.

Berdasarkan fungsinya reservoir dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

a. Reservoir Distribusi

Yaitu reservoir yang menampung air bersih dari instalasi pengolahan air

atau dari mata air dan kemudian air dari reservoir didistribusikan ke daerah

pelayanan. Reservoir ini dipasang pada awal sistem distribusi.

b. Reservoir penyeimbang (Balancing Reservoir)

Merupakan reservoir yang menampung pemakaian air pada saat

pemakaian air oleh konsumen lebih kecil dari suplai dan kemudian

didistribusikan kembali pada saat pemakaian air oleh konsumen lebih

besar dari suplay.

Berdasarkan perletakannya reservoir dibedakan menjadi:

a. Reservoir Bawah Tanah (Ground Reservoir)

Yaitu reservoir yang dibangun dibawah atau pada permukaan tanah.

Reservoir jenis ini bisa seluruhnya dibawah permukaan atau sebahagian

lagi diatas permukaan tanah.

b. Reservoir Menara Air (Elevated Reservoir)

Yaitu reservoir yang dibangun diatas bangunan bentuk menara dengan

kaki/tiang penyangga dengan ketinggian tertentu agar pengaliran air dapat


(33)

2.2.2 Bentuk-Bentuk Reservoir

Reservoir mempunyai banyak variasi bentuk dimana pembuatannya sesuai

dengan permintaan dan pembuat desain tetapi lebih baiknya bangunan reservoir

dibuat simetris atau mempunyai segi yang beraturan agar mudah dalam

perhitungan kapasitasnya dan mudah juga dalam pembuatannya.

Berikut adalah bentuk-bentuk dari reservoir:

 Kubus atau segi empat

Gambar 2.3 Reservoir Segi empat  Lingkaran atau silinder


(34)

 Segi banyak beraturan ataupun tak beraturan.

Reservoir ini mempunyai segi atapun bentuk yang banyak sehingga untuk

menghitung kapasitasnya sangatlah sulit. Reservoir jenis ini jarang dijumpain

dan jarang digunakan. Alasan utama reservoir bentuk ini dibangun sebagai

tempat menampung air juga lebih menitik beratkan ke gaya keindahan

sehingga mempunyai daya tarik yang berbeda dan bisa dijadikan wisata juga.

Gambar 2.5 reservoir segi banyak

Bahan-bahan dasar konstruksi yang digunakan dalam pembangunan

sebuah reservoir yaitu antara lain dapat terbuat dari:

 Beton

 Baja plat

 Fiber glass

 Kayu

Pemilihan jenis bahan konstruksi ini ditentukan pada umur teknis yang

dikehendaki, kemudian konstruksi dan tingkat korositas tanah.

Reservoin beton biasanya digunakan untuk reservoir bawah tanah.

Umumnya dipakai untuk reservoir dengan volume besar, dibuat dalam 2


(35)

Sedangkan reservoir baja, fiber glass, dan kayu biasanya penempatannya

tidak berhubungan langsung dengan tanah contohnya reservoir menara air dan

umumnya dibuat dengan volume kecil dan dibuat dalam bentuk bulat. Hal ini

disebabkan karena bahan baja maupun fiberglass itu memiliki tegangan tarik yang

lebih kuat.

2.2.3 Fungsi Dan Tujuan Reservoir

Bila ditinjau dari fungsinya, maka fungsi dasar dari Reservoir adalah

sebagai tempat penampungan air. Selain itu reservoir dalam IPA ini mempunyai

beberapa fungsi antara lain :

a. Melayani fluktuasi pemakaian

Karena pemakaian air oleh pelanggan yang berubah-ubah setiap saat maka

reservoir harus selalu siap dalam arti tidak kekurangan persediaan.

b. Pemerataan tekanan

Air yang berasal dari IPA atau mata air biasanya mempunyai tekanan yang

tinggi (karena beda elevasi) dengan daerah layanan, dengan adanya reservoir

yang merupakan sebagai perantara dari transmisi ke distribusi maka tekanan

kembali nol lagi sebelum melewati jaringan distribusi.

c. Distributor

Distributor berarti melayani atau penghubung aliran ke pelanggan, yang

tentunya melewati jaringan distribusi.


(36)

Reservoir pada waktu di desain harus memperhitungkan faktor keamanan dan

pemadam kebakaran yang digunakan sebagai persediaan pada waktu darurat

(terjadi kebakaran) ataupun yang disebabkan oleh hal-hal lain.

e. Meratakan tekanan pemompaan pada area distribusi

Reservoir juga berfungsi untuk meratakan tekanan pemompaan pada area

distribusi.

f. Melepaskan tekanan air dalam pipa yang berlebihan pada saat jam kosong.

2.3 Kebutuhan Air Bersih

Air merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, yang harus tersedia dalam

kuantitas yang cukup dan kualitas yang memenuhi syarat (tidak berbau, tidak

berasa, tidak berwarna, dan tidak mengandung zat radioaktif).

Air bersih merupakan satu dari kebutuhan primer yang harus dipenuhi agar

kelangsungan hidup manusia dapat berlanjut. Kualitas, kuantitas dan kontinuitas

dari air yang dikonsumsi manusia akan berperan besar pada kehidupan

masyarakat. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisa perhitungan kebutuhan air

bersih.

Kebutuhan air bersih suatu daerah pelayanan terdiri dari kebutuhan

domestik dan non-domestik. Untuk lebih rincinya akan dijelaskan satu per satu:

a. Kebutuhan domestik

Yaitu kebutuhan air bersih untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari atau

rumah tangga seperti: untuk air minum, memasak, kesehatan individual (mandi),


(37)

b. Kebutuhan non-domestik

Yaitu kebutuhan air bersih yang digunakan untuk beberapa kegiatan

seperti:

 Kebutuhan fasilitas umum: yaitu kebutuhan air bersih untuk kegiatan tempat-tempat ibadah, terminal, dan rekreasi.

 Kebutuhan institusional: yaitu kebutuhan air bersih untuk kegiatan perkantoran, sekolah dan instansi pemerintahan.

 Kebutuhan komersial dan industri: yaitu kebutuhan air bersih pada hotel, pasar, pertokoan, rsetoran. Sedangkan kebutuhan air bersih untuk industri

biasanya digunakan untuk air pendingin, air pada boiller untuk pemanas.

2.3.1 Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam

masalah kebutuhan air bersih dan masalah penduduk pada khususnya. Karena di

samping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan

berpengaruh terhadap kondisi ketersediaan air baku.

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik

pertambahan maupun penurunannya.

Angka pertumbuhan penduduk adalah tingkat pertambahan penduduk

suatu wilayah atau negara dalam suatu jangka waktu tertentu, dinyatakan dalam

persentase.

Pertambahan penduduk pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor – faktor demografi


(38)

 Kematian (Mortalitas)

 Kelahiran (Natalitas)

 Migrasi (Mobilitas)

Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan

penduduk dinamakan faktor non alami. Di dalam pengukuran demografi ketiga

faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate.

2.3.2 Metode Proyeksi Jumlah Penduduk

Langkah pertama dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air adalah

memperhitungkan kebutuhan air. Data masa lalu tentang kota yang sedang

ditelaah atau data dari kota-kota lain yang serupa merupakan petunjuk terbaik

dalam pemilihan suatu angka tentang penggunaan air bagi tujuan-tujuan

perencanaan.

Tabel 2.1 Metode-metode Ramalan Jumlah Penduduk

Metode Uraian

Grafis

Perbandingan dengan perkembangan

dikota-kota lain yang sekarang lebih

besar.

Proyeksi geometrik dari lengkung

pertumbuhan yang ada.

Pengembangan grafis dari lengkung

pertumbuhan yang ada.

Proyeksi didasarkan pada persentase

Proyeksi-proyeksi tentang lengkung

pertumbuhan jumlah penduduk di masa

yang lalu dipergunakan untuk

memperkirakan jumlah penduduk di


(39)

pertumbuhan atau pengurangan yang

seragam

Laju pertumbuhan yang menurun Laju pertumbuhan di kota-kota besar

menurun bersama dengan

meningkatnya ukuran kota itu.

Kenyataan ini dipergunakan dalam

memproyeksikan jumlah penduduk di

masa depan.

Matematis Berbagai hubungan matematis

dipergunakan untuk memproyeksikan

jumlah penduduk di masa depan.

Koefisien-koefisien didapat dari masa

lalu.

Metode-metode rasio dan korelasi Laju pertumbuhan jumlah penduduk dari suatu kelompok masyarakat

diproyeksikan berdasarkan anggapan

bahwa dapat dihubungkan dengan laju

pertumbuhan untuk wilayah yang lebih

besar, misalnya country atau Negara

bagian.

Komponen Ramalan jumlah penduduk didasarkan

pada suatu analisis terperinci tentang

komponen-komponen yang


(40)

penduduk (misalnya pertambahan atau

pengurangan alamiah dan perpindahan)

Ramalan lapangan kerja Pertumbuhan diperkirakan berdasarkan ramalan tentang lapangan kerja di masa

depan.

(“Sasongko, Djoko. 1995. Teknik Sumber Daya Air. Jakarta: Erlangga”)

Metode-metode utama yang dipergunakan untuk memproyeksikan jumlah

penduduk di masa depan disajikan pada tabel diatas. Walaupun metode-metode ini

telah dipergunakan di waktu yang lalu dengan beberapa hasil yang baik, tetapi

telah menjadi semakin sulit untuk melakukan proyeksi-proyeksi semacam ini

dengan adanya perubahan-perubahan kondisi ekonomi dan sosial yang cepat.

Karena adanya ketidakpastian dalam peramalan kependudukan, maka harus

dipersiapkan suatu kisaran perkiraan, kemudian rancangan-rancangan awal

haruslah dikembangkan untuk menangani kisaran-kisaran kemungkinan yang

bersangkutan. Rancangan yang terbaik adalah yang memungkinkan fleksibilitas

untuk penyesuaian terhadap perkembangan di masa depan dan sekaligus dapat

menangani masalah-masalah sekarang dengan memuaskan.

Metode yang digunakan dalam memproyeksi jumlah penduduk dimana

hasilnya merupakan harga pendekatan dari hasil sebenarnya adalah sebagai

berikut:

1. Metode Aritmatika

Cara ini didasarkan pada kenaikan rata-rata jumlah penduduk dengan

menggunakan data terakhir dan rata-rata sebelumnya. Persamaannya yaitu:


(41)

I=(Po-Pt)/t... (2)

Dimana: Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n;

Pt = Jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke 1;

Po = Jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir;

t = Jumlah tahun yang diketahui;

I = Rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun.

Metode ini sangat sesuai digunakan untuk daerah yang mempunyai angka

pertumbuhan penduduk yang rendah atau pada daerah-daerah dengan derajat

pertumbuhan penduduk mantap apabila jumlah dan kepadatan penduduk menjadi

maksimum.

2. Metode Geometri

Metode ini merupakan perhitungan perkembangan populasi berdasarkan

pada angka kenaikan penduduk rata-rata pertahun. Persamaannya yaitu:

Pn = Po (1+r)n ... (3) Dimana: Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n;

Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar;

r = Laju pertumbuhan penduduk;

n = Jumlah interval.

Metode ini akan menghasilkan nilai yang lebih tinggi , karenanya

presentase pertambahan sesungguhnya tidak pernah tetap, tetapi presentase

tersebut akan menurun bilamana suatu daerah mencapai batas optimum. Sehingga

metode inisangat sesuai untuk daerah yang mempunyai pertambahan penduduk


(42)

3. Metode Least-Square

Metode ini umumnya digunakan pada daerah yang tingkat pertambahan

penduduknya cukup tinggi. Perhitungan pertambahan jumlah penduduk dengan

metode ini didasarkan pada data tahun-tahun sebelumnya dengan menganggap

bahwa pertambahan jumlah penduduk suatu daerah disebabkan oleh

kematian,kelahiran, dan migrasi. Persamaan untuk metode ini adalah :

Y = a.X + b ... (4)

Dimana: Y = nilai variabel berdasarkan garis regresi;

X = variabel indevenden;

a = konstanta;

b = koefisien arah regresi linier

2.3.3 Perhitungan Kebutuhan Air

Setelah pertumbuhan penduduk di proyeksikan maka langkah selanjutnya

adalah perhitungan kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut :

Qmd = Jumlah penduduk x q ... (5)

Qmdmax = Qmd x F(maxday) ... (6)

Qmdpeak hour = Qmd x F(peak hour) ... (7)

Dimana : Qmd = Kebutuhan Air (l/hari)

Q = Konsumsi air per orang per hari

Qmdmax = Kebutuhan Harian Maksimum


(43)

2.4 Ketersediaan Air

Analisis ketersediaan air ( water availability ) bertujuan untuk menentukan

besarnya air yang tersedia atau debit andalan. Debit andalan sendiri adalah debit

dari sungai atau waduk yang bisa diandalkan dapat terjadi pada waktu-waktu

tertentu. Debit andalan dipakai sebagai debit rencana untuk memenuhi kebutuhan

air dari suatu kegiatan seperti pertanian, air minum, pembangkit listrik tenaga air,

industri, dan lain-lain.

Ketersediaan air ini merupakan tersedianya air yang dapat dilairkan

reservoir ke daerah pelayanannya.

Dalam menghitung kapasitas reservoir kita harus memperhatikan beberapa

faktor yaitu:

1. Pemakaian Air

2. Total Air Distribusi

3. Jumlah Jam Pengaliran

4. Fator jam Puncak dan Faktor hrian maksimum

5. Fluktuasi pemakaian

Fluktuasi pemakaian yang dimaksud adalah fluktuasi pemakaian air oleh


(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi adalah suatu badan

usaha milik Daerah Tingkat I Sumatera Utara, yang khususnya bergerak dalam

bidang penyediaan dan pendistribusian air bersih untuk kota Medan dan

sekitarnya. Perusahaan ini didirikan sejak zaman Belanda yaitu pada tanggal 8

September 1905 dengan nama N.V Water Leiding Maatschappij yang berkantor

pusat di Amsterdam, Belanda. Dimana pada tahun 1979 berdasarkan peraturan

Daerah Provinsi Tingkat I Sumatera Utara No.11 tahun 1979 tentang perusahaan

daerah, menjadi Perusahaan Daerah Air Mnum (PDAM) Tirtanadi milik Provinsi

Daerah Tingkat I Sumatera Utara.

Upaya-upaya terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan akan air bersi,

dimana dimaksudkan untuk ikut menunjang peningkatan kesejahteraan

masyarakat dan pembangunan ekonomi sebagai perwujudan dalam melaksanakan

visi dan misi perusahaan.

PDAM Tirtanadi Sunggal merupakan perusahaan yang menyediakan jasa

pelayanan dan penyediaan air bersih. Seiring dengan banyaknya permintaan akan

air bersih dan setelah sumber air yang di Sibolangit tidak mencukupi untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat kota Medan, maka pada tanggal 1 April 1969

dilakukanlah pencangkulan pertama tanda dimulainya proyek pembangunan


(45)

Utara yaitu Pak Marah Halim Hrahap dan Ketua DPRD Tingkat I Provinsi

Sumatera Utara, oleh Pak J.H. Hutauruk.

PDAM Tirtanadi Sunggal memproses air di permukaan dari sungai

Belawan dengan kapasitas 300 liter/detik. Pada tanggal 28 Desember 1970

dimulailah produksi air bersih di IPA Sunggal yang mana unit pemasaran Sunggal

masih terpusat di kantor pusat PDAM Tirtanadi Jl. Sisingamangaraja No. 1

medan.

Selanjutnya tahun 1981 PDAM Tirtanadi Sunggal awalnya namanya

adalah Unit Pengolahan Teknis Sunggal (UPT Sunggal) dan pada tahun 1985

terjadi perubahan struktur menjadi setingkat seksi yaitu Seksi Sunggal dibawah

kendali bagian produksi.

Dengan makin berkembangnya produksi, maka pada tanggal 19 Mei 1989,

Seksi Sunggal berubah status menjadi cabang Sunggal, dimana cabang ini selain

melakukan pengolahan air (kegiatan produksi), juga melayani pelanggang

(kegiatan pemasaran). PDAM Tirtanadi IPA Sunggal telah banyak memperoleh

sertifikat dari berbagai institusi. Pada tahun 2003 IPA Sunggal mendapat sertifikat

ISO 9001-2000 oleh KEMA, Requisteres Quality dan pada tahun 2004 IPA

Sunggal juga memperoleh sertifikat ISO 14001-2004 oleh TUV.

Dan sekarang dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pelanggang

maka air yang dapat dikelola dari sungai tersebut ditetapkan Pemerintah menjadi


(46)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Tirtanadi Sunggal. sedangkan waktu penelitian dilakukan pada tanggal 19 Juli

2013.

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah mengenai teknik-teknik

dalam pengambilan data yaitu:

1. Observasi (Pengamatan)

Yaitu merupakan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

langsung ke PDAM Tirtanadi Sunggal. Data data yang terkait dengan

kondisi lokasi studi sangat mendukung penyelesaian studi ini. Oleh karena

itu, langkah awal yang dilakukan penulis adalah mencari informasi untuk

mengetahui sumber sumber data yang diperlukan serta mengumpulkan

data-data tersebut.

2. Wawancara (diskusi)

Diskusi dengan pihak PDAM sangat perlu dilakukan untuk mengetahui

apa-apa yang tidak dimengerti oleh penulis mengenai data yang

dikumpulkan.

3. Studi Literatur (Membaca)

Agar pengetahuan lebih luas dan lebih dimengerti, penulis harus banyak

membaca dan mempelajari literatur maupun referensi yang berhubungan

dengan yang dianalisa supaya kegiatan penelitian ini lebih mudah dalam


(47)

3.4 Pelaksanaan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

 Penentuan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kota Medan bagian wilayah pelayanan IPA

Sunggal yaitu dengan mengambil data-data yang diperlukan dimana

terlebih dahulu dilakukan proses permohonan izin melakukan penelitian di

IPA Sunggal kepada PDAM Tirtanadi Pusat yang bertempat di Jl.

Sisingamangaraja No.1 Medan. Selanjutnya data-data pelengkapnya

diambil dari kantor Badan Pusat Statistik dan PU Badan Wilayah Sungai

II.

 Metode Analisa

Metode yang digunakan pada studi ini terlebih dahulu mencari informasi

dan mengumpulkan data tentang kebutuhan air dan ketersediaan air di IPA

Sunggal, kemudian menganalisis sedemikian rupa untuk mendapatkan

kesimpulan akhir berupa besaran kebutuhan dan ketersediaannya.

Metode analisa yang digunakan adalah metode proyeksi jumlah penduduk

berupa Metode Aritmetika, Metode Geometri dan Metode Lats-Square

dimana nantinya ini digunakan untuk mengetahui perkiraan total debit air

ditambah penggunaan air oleh fasilitas-fasilitas umum yang ada.

3.5 Prosedur Penelitian

1. Langkah pertama yang dilakukan yaitu memproyeksikan jumlah penduduk

wilayah pengaliran IPA Sunggal dengan menggunakan salah satu diantara


(48)

2. Kemudian menghitung perkiraan kebutuhan air bersih wilayah pelayanan

IPA Sunggal berdasarkan proyeksi dari jumlah penduduk tersebut.

3.6 Sumber data

Adapun data yang dipergunakan untuk penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh dengan mengadakan kunjungan langsung

ke daerah penelitian yaitu berupa:

 Debit air total produksi dalam perhari

 Sumber air baku IPA Sunggal 2. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari PDAM Tirtanadi, Badan Pusat

Statistik kota Medan, Badan Pusat Statistik Deli Serdang dan dari berbagai

sumber buku yang dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan laporan ini

yaitu:

 Jumlah penduduk yang diperoleh dari BPS kota Medan dan Deli Serdang

 Daerah cakupan pelayanan yang diperoleh dari PDAM Tirtanadi


(49)

3.7 Diagram Alir Metode Penelitian

Mulai

Pengumpulan data

Data Primer: Sumber Air Baku Debit Air yang dipakai

Data Sekunder: Data jumlah penduduk Cakupan daerah pelayanan Debit sungai belawan

Pengolahan Data:

Melakukan perhitungan proyeksi jumlah penduduk Menghitung kebutuhan air bersih

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran


(50)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Proyeksi Penduduk Daerah Pelayanan PDAM Tirtanadi Sunggal

Sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang terus bertambah, tentunya

mempunyai dampak terhadap pemenuhan kebutuhan-kebutuhan penduduk baik

kebutuhan primer, kebutuhan sekunder maupun kebutuhan tersier. Dalam

menghitung perkiraan jumlah penduduk sampai tahun 2022, dilakukan dengan

menggunakan tiga metode yaitu metode Aritmetika, metode Last-square, dan

metode Geometri. Hal tersebut dilakukan untuk membandingkan metode mana

yang menghasilkan perkiraan jumlah penduduk yang paling sesuai dan

selanjutnya akan digunakan sebagai dasar memperkirakan kebutuhan air bersih

penduduk pada masa yang akan datang.

Tetapi dalam penelitian ini untuk memproyeksikan jumlah penduduk

sampai tahun 2022 dilakukan dengan memproyeksikan jumlah penduduk untuk

tahun 2012 dengan memakai data penduduk tahun 2003. Dimana ketiga metode

tersebut di yang digunakan hanyalah salah satu diantaranya yang diuji dengan

Standard Error Estimation.

Dengan dilakukannya analisa kebutuhan air bersih maka kita akan

mengetahui tingkat pelayanan daripada PDAM tersebut. Tetapi sebelum kita

memproyeksikan jumlah penduduk, yang harus diketahui lebih dahulu adalah

menganalisis jenis dari kebutuhan penduduk yaitu analisis kebutuhan domestik


(51)

4.1.1 Analisis Kebutuhan Domestik

Merupakan kebutuhan yang paling penting karena ini merupakan

pemenuhan kebutuhan sehari-hari atau rumah tangga. Analisa untuk kebutuhan

domestik ini dilakukan dengan menganalisa pertumbuhan penduduk pada wilayah

yang direncanakan. Kebutuhan domestik kota dibagi dalam beberapa kategori

yaitu:

 Kota Kategori I (Metropolitan)

 Kota Kategori II (Kota Besar)

 Kota Kategori III (Kota Sedang)

 Kota Kategori IV (Kota Kecil)

 Kota Kategori V (Desa)

Berikut penjelasan lebih rinci pada tiap-tiap kategori:

Tabel 4.1 Kriteria Perencanaan Air Bersih

Uraian

KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK

>1.000.0000 500000 s.d 1000000 100000 s.d 500000 20.000 s.d 100000 < 20000 Kota Metropolita n Kota Besar Kota Sedang Kota Kecil Desa

1 2 3 4 5 6 7

1. Konsumsi unit

sambungan rumah

(SR)


(52)

(liter/orang/hari)

2. Konsumsi unit

hidran (HU)

(liter/orang/hari)

30 30 30 30 30

3. Konsumsi Unit Non

Domestik

a. Niaga kecil

(liter/unit/hari)

b. Niaga Besar

(liter/unit/hari)\

c. Industri Besar

(liter/detik/ha) d. Pariwisata (liter/detik/ha) 600-900 1000-5000 0,2-0,8 0,1-0,3 600-900 1000-5000 0,2-0,8 0,1-0,3 600 1500

0,2 - 0,8

0,1-0,3

4. Kehilangan air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30

5. Faktor hari

Maksimum 1,1 *harian 1,1 *harian 1,1 *harian 1,1 *harian 1,1 *harian

6. Faktor jamPuncak 1,5

*hari maks 1,5 *hari maks 1,5 *hari maks 1,5 *hari maks 1,5 *hari maks

7. Jumlah Jiwa per SR 5 5 5 5 5

8. Jumlah Jiwa per HU 100 100 100 100-200 200

9. Sisa tekan di

penyediaan distribusi

(meter)


(53)

10 Jam Operasi (jam) 24 24 24 24 24

11 Volume reservoir (%

max day demand)

20 20 20 20 20

12 SR:HU 50:50

s.d

80:20

50:50

s.d

80:20

80:20 70:30 70:30

13 Cakupan Pelayanan 90 90 90 90 70

Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU,1998

4.1.2 Analisa Kebutuhan Non-Domestik

Yaitu kebutuhan air bersih untuk beberapa kegiatan yang berkaitan dengan

fasilitas-fasilitas sosial ekonomi yang ada pada daerah yang direncanakan. Berikut

kriteria dari kebutuhan non-domestik yang diatur dalam peraturan “Kriteria

Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU,1998”.

Lebih jelasnya akan dijelaskan satu persatu melalui tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori I,II,III,IV

SEKTOR NILAI SATUAN

Sekolah 10 Liter/murid/hari

Rumah Sakit 2000 Liter/unit/hari

Masjid 2000 Liter/unit/hari

Kantor 10 Liter/pegawai/hari

Pasar 12000 Liter/hektar/hari

Hotel 150 Liter/bed/hari


(54)

Kompleks Militer 60 Liter/orang/hari

Kawasan Industri 0,2-0,8 Liter/detik/hektar

Kawasan Pariwisata 0,1-0,3 Liter/detik/hektar

Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU,1998

Tabel 4.3 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V

SEKTOR NILAI SATUAN

Sekolah 5 Liter/murid/hari

Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari

Puskesmas 1200 Liter/unit/hari

Masjid 3000 Liter/unit/hari

Mushola 2000 Liter/unit/hari

Pasar 12000 Liter/hektar/hari

Komersial/Industri 10 Liter/hektar/hari

Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU,1998

Tabel 4.4 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori Lain

SEKTOR NILAI SATUAN

Lapangan Terbang 10 Liter/orang/detik

Pelabuhan 50 Liter/orang/detik

Stasiun Kereta Api

dan Terminal Bus

10 Liter/orang/detik

Kawasan Industri 0,75 Liter/detik/hektar


(55)

4.2 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih

Air merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, yang harus tersedia dalam

kuantitas yang cukup dan kualitas yang memenuhi syarat (tidak berbau, tidak

berasa, tidak berwarna, dan tidak mengandung zat radioaktif.

Perkembangan dan pertambahan penduduk akan menentukan besarnya

kebutuhan air bersih dimasa yang akan datang dimana hasil nantinya merupakan

pendekatan dari hasil sebenarnya.

Dalam memperkirakan jumlah penduduk digunakan data-data jumlah

penduduk tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan yang akan dianalisa adalah daerah

pelayanan PDAM Tirtanadi Sunggal. berikut adalah daerah wilayah pelayanan

PDAM Tirtanadi Sunggal.

Tabel 4.5 Daerah Pelayanan PDAM Tirtanadi Sunggal

No Cabang Kecamatan Kelurahan

1 Medan Kota

Medan Kota

Mesjid

Sei Rengas I

Medan Polonia

Anggrung

Madras Hulu

Polonia

Sari Rejo

Suka Daai

2 Sei Agul Medan Petisah

Petisah Tengah

Sekip

Sei Putih Barat


(56)

Sei Putih Timur I

Sei Putih Timur II

Sei Sekambing D

Medan Sungal Babura

Medan Helvetia

Dwi Kora

Helvetia

Helvetia Tengah

Helvetia Timur

Medan Barat Sei Agul

3 Sunggal

Medan Sunggal

Sei Sekambing B

Simpang Tanjung

Tanjung Rejo

Lalang

Sunggal

Medan Helvetia

Tanjung Gusta

Cinta Damai

Sei Sekambing C II

Medan Selayang

Tanjung Sari

Asam Kumbang

4 Padang Bulan

Medan Tuntungan

Tanjung Selamat

Simpang Selayang

Ladang Bambu

Medan Selayang

P. Bulan Selayang I


(57)

Sempakata

Medan Baru

Darat

Petisah Hulu

Babura

Merdeka

Medan Johor Pangkalan Mansyur

5

Deli Serdang Sunggal

Sei Mencirim

Suka Maju

Sunggal Kanan

Medan Krio

Puji Mulyo

Sei Semayang

Mulio Rejo

Kampung Lalang

Purwodadi

Tanjung Gusta

S M Diski

Sumber: PDAM Tirtanadi Pusat Kota Medan

Seperti yang telah dibahas diatas maka berikut adalah perkiraan penduduk untuk


(58)

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Tahun 2003-2007

Kecamatan 2003 2004 2005 2006 2007

Medan Tuntungan 66.752 68.438 68.738 68.983 68.817

Medan Johor 107.916 108.911 111.354 113.593 114.143

Medan Kota 83.213 82.901 82.940 82.982 82.783

Medan Polonia 48.600 49.048 50.426 52.034 52.472

Medan Baru 42.093 42.221 42.789 43.524 43.419

Medan Selayang 80.102 81.035 82.598 84.208 84.148

Medan Sunggal 106.475 106.759 107.949 108.496 108.688

Medan Helvetia 132.699 136.216 138.297 142.187 142.777

Medan Petisah 65.938 66.073 66.926 67.057 66.896

Sunggal Deli Serdang 196.953 203.758 208.134 212.639 226.935

Jumlah 930.741 945.360 960.151 975.703 991.078

Sumber: BPS (Kecamatan medan dalam angka 2003-2007)

Kemudian dilakukan perhitungan proyeksi jumlah penduduk untuk tahun 2012

yaitu sebagai berikut:

Metode Aritmetika

I = Po-Pt

t

= 991.078– 930.741= 12.067,4

5

Pn = Pt + I (n)

= 930.741+ 12.067,4 (5)


(59)

Dimana: Pn= Jumlah penduduk tahun yang dicari

Po= Jumlah penduduk tahun terakhir

Pt= Jumlah penduduk tahun dasar

I = Rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun

t = Jumlah tahun yang diketahui

n = Jumlah interval

Metode Geometrik

Pn = Po (1 + r)n R = (Po/Pt)1/t – 1

= (991.078/930.741)1/5 – 1 = 0,01264

Maka jumlah penduduk untuk tahun 2012 adalah:

Pn = 991.078 (1 + 0,01264)5 = 1.055.317,72 jiwa

= 1.055.318 jiwa

Metode Last Square

Persamaan dari metode ini adalah


(60)

4.7 Tabel penentuan data regresi

No Tahun X Y X2 Y2 XY

1. 2003 -4 930.741 16 866.278.809.100 -3.722.964

2. 2004 -3 945.360 9 893.705.529.600 -2.836.080

3. 2005 -2 960.151 4 921.889.942.800 -1.920.302

4. 2006 -1 975.703 1 951.996.344.200 -975.703

5. 2007 0 991.078 0 982.235.602.100 0

Σ -10 4.803.033 30 4.616.106.228.000 -9.455.049

15.101,7 jiwa

b = 990.810 jiwa

X = (2012-2022) = 10

sehingga diperoleh :

Ŷ = 15.101,7 X + 990.810 Ŷ = 15.101,7 (10) + 990.810 Ŷ = 1.141.827 jiwa


(61)

Untuk menentukan metode mana yang akan digunakan, maka penulis

mencari dengan cara menggunakan Standard Error Estimation yaitu:

Tabel 4.8 Estimasi Standart Error

Tahun Jumlah penduduk

(Y)

Y-Ŷ (Y-Ŷ)2

2003 930.741 -29.866 891.977.956

2004 945.360 -15.247 232.471.009

2005 960.151 -456 207.936

2006 975.703 15.096 227.889.216

2007 991.078 30.471 928.481.841

Σ 4.803.033 0 2.281.027.958

Dimana Ŷ = 960.607

Sehingga: SE =

SE =

= 9.552.022

Sesuai dengan standart error maka metode yang cocok digunakan yaitu

metode geometri karena hasil paling mendekati dengan toleransi SE adalah

metode geometri dengan hasil 1.055.318 jiwa.

Sesuai dengan data yang diperoleh dari BPS Kecamatan Medan Dalam

Angka bahwa jumlah penduduk daerah aliran pelayanan pada tahun 2012 adalah


(62)

Sebelum dilakukan perhitungan kebutuhan air untuk 10 tahum kedepan

terlebih dahulu dilakukan perhitungan kebutuhan air untuk tahun 2012 yaitu:

a. Kebutuhan air bersih untuk wilayah pengaliran

Qmd =jumlah penduduk x q (liter/orang/hari)

= 759.229 x 190 litr/orang/hari

= 144.253.510 liter/hari

= 1.669,60 liter /detik

b. Kebutuhan untuk fasilitas pendidikan

Sesuai dengan standart dari Ditjen Cipta Karya Dinas PU,1996 untuk

fasilitas pendidikan kebutuhan airnya yaitu 10 liter/orang/hari. Berikut

adalah perkiraan jumlah siswa dan guru pada tahun 2022:

Tabel 4.9 Tabel Perkiraan Jumlah Kebutuhan Air Untuk Siswa dan Guru

No

Jenis

Pendidikan

Jumlah siswa dan guru Kebutuhan

air

(liter/detik) Tahun 2012

Kebutuhan air

(liter/orang/hari)

1 TK 14.438 10 1,67

2 SD 89.175 10 10,32

3 SLTP 48.568 10 5,62

4 SMU/SMK 42.178 10 4,88

Total 194.359 22,49


(63)

Dik: jumlah siswa dan guru pada SD tahun 2012 = 89.175 jiwa

Kebutuhan airnya adalah Qmd =Jumlah orang x q

=89.175 x 10 liter/hari

=891.750 liter/hari

=10,32 liter/detik

c. Kebutuhan untuk fasilitas kesehatan

Dimana standar kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan sesuai dengan

Ditjen Cipta Karya Dinas PU,1996 adalah 2000 liter/unit/hari, maka

perkiraan kebutuhan air untuk fasilitas ini adalah:

Tabel 4.10 Perkiraan Jumlah Kebutuhan Air Untuk Kesehatan

No Jenis kesehatan

Jumlah kesehatan

Kebutuhan air

(liter/detik) Tahun 2012

Kebutuhan air

(liter/unit/hari)

1 Rumah Sakit 42 2000 0,97

2 Puskesmas 47 2000 1,09

3 Posyandu 292 2000 6,76

4 BPU 66 2000 1,53

5 BKIA 17 2000 0,39

Total 464 10,74

Sumber: BPS (kecamatan medan dalam angka 2013)


(64)

Kebutuhan airnya adalah Qmd =Jumlah unit x q

=42 x 2000 liter/hari

=84.000 liter/hari

=0,97 liter/detik

d. Kebutuhan untuk fasilitas peribadatan

Adapun standar kebutuhan air untuk fasilitas Peribadatan yaitu

3000l/unit/hari (Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996). Untuk perkiraan

jumlah kebutuhan air bersih digunakan persamaan:

Tabel 4.11 Perkiraan Jumlah Kebutuhan Air Untuk Sarana Peribadatan

No Jenis Sarana

Jumlah sarana

Kebutuhan air

(liter/detik) Tahun 2012

Kebutuhan air

(liter/unit/hari)

1 Mesjid 354 2000 8,19

2 Langgar/Musholla 205 2000 4,75

3 Gereja 237 2000 5,49

4 Vihara 32 2000 0,74

5 Kuil 6 2000 0,14

6 Kelenteng 27 2000 0,63

Total 861 19,94

Sumber: BPS (kecamatan medan dalam angka 2013)

Berikut adalah salah satu contoh perhitungannya:


(65)

Kebutuhan airnya adalah Qmd =Jumlah unit x q

=354 x 2000 liter/hari

=708.000 liter/hari

=8,19 liter/detik

e. Kebutuhan untuk fasilitas perkantoran

Kebutuhan air untuk fasilitas perkantoran ini dapat diketahui dengan cara

mencari berapa orang yang menempati berbagai instansi pemerintah

maupun swasta yang ada didaerah pelayanan PDAM Tirtanadi Sunggal.

Adapun standar kebutuhan air untuk fasilitas Peribadatan yaitu 10

l/unit/hari (Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996) dan jumlah pegawai atau

karyawan sesuai yang tertera dalam BPS Kecamatan dalam angka yaitu

sekitar 4.076 jiwa, maka:

Kebutuhan airnya adalah Qmd =Jumlah unit x q

=4.076 x 10 liter/hari

= 40.760 liter/hari

=0,47 liter/detik

f. Kebutuhan untuk fasilitas hotel

Kebutuhan air untuk fasilitas hotel ini dapat diketahui dari jumlah tempat

tidur yang ada di setiap hotel. Jumlah tempat tidur berdasarkan BPS

Kecamatan dalam angka dan mengadakan survey secara acak maka tahun


(66)

Adapun standar kebutuhan air bersih untuk hotel adalah 150 liter/beds/hari

sesuai dengan Ditjen Cipta Karya Dinas PU,1966 maka kebutuhan air

bersih dapat diperkirakan sebagai berikut:

Kebutuhan airnya adalah Qmd =Jumlah beds x q

=16.090 x 150 liter/beds/hari

=2.413.500 liter/hari

=27,93 liter/detik

g. Fasilitas untuk niaga besar/sedang

Untuk mengetahui perkiraan jumlah niaga besar/sedang didaerah

pelayanan ini maka Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996 menetapkan

standar kebutuhan air bersihnya yaitu 1000-5000 liter/unit/hari. Pada

daerah wilayah pelayanan PDAM terdapat 200 unit niaga besar/sedang

berdasarkan sumber BPS (kecaatan dalam angka).

Maka kebutuhan air bersihnya adalah:

Kebutuhan airnya adalah Qmd =Jumlah unit x q

=200 x 3500 liter/hari

=700.000 liter/hari

=8,10 liter/detik


(67)

Untuk mengetahui perkiraan jumlah niaga kecil didaerah pelayanan ini

maka Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996 menetapkan standar kebutuhan

air bersihnya yaitu 600-900 liter/unit/hari. Pada daerah wilayah pelayanan

PDAM terdapat 238 unit niaga kecil berdasarkan sumber BPS (kecaatan

dalam angka).

Maka kebutuhan air bersih untuk niaga ini sampai tahun 2012 adalah:

Kebutuhan airnya adalah Qmd =Jumlah unit x q

=238 x 800 liter/hari

=190.400 liter/hari

=2,20 liter/detik

Sehingga kebutuhan total air bersih tahun 2012 adalah jumlah keseluruhan

kebutuhan air bersih masyarakat dan fasilitas-fasilitas yang ada.

Tabel 4.12 Perkiraan Jumlah Kebutuhan Air Total Untuk Wilayah Pelayanan

tahun 2012

FASILITAS KEBUTUHAN AIR BERSIH

Penduduk 1.669,60 liter/detik

Pendidikan 22,49 liter/detik

Peribadatan 19,94 liter/detik

Kesehatan 10,74 liter/detik

Perkantoran 0,47 liter/detik

Hotel 27,93 liter/detik

Niaga Kecil 8,10 liter/detik


(68)

Total 1.761,47 liter/detik

Maka kebutuhan air untuk sekarang ini adalah 1.7761,47 liter/detik masih

memenuhi dengan air yang dikeluarkan dari PDAM Tirtanadi Sunggal tersebut.

Setelah itu dilakukan pencarian data jumlah penduduk wilayah pelayanan

untuk memproyeksikan jumlah penduduk untuk 10 tahun kedepannya. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.13 Jumlah Penduduk Wilayah Pelayanan Tahun 2007-2012

No Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

1 2007 720.858

2 2008 731.204

3 2009 741.388

4 2010 748.596

5 2011 754.504

6 2012 759.229

Sumber: BPS (Kecamatan medan dalam angka 2007-2012)

Setelah dilakukan perhitungan kebutuhan air bersih pada tahun 2012,

maka dilakukanlah perhitungan kebutuhan air bersih sampai tahun 2022. Untuk

memproyeksikan jumlah penduduk dilakukan dengan berbagai metode tetapi

seperti yang telah dibahas diatas, metode yang akan digunakan adalah metode

dengan Geometri.


(69)

R = (Po/Pt)1/t – 1

= (759.229/720.858)1/6 – 1 = 0,00868

Maka jumlah penduduk untuk tahun 2022 adalah:

Pn = 759.229 (1 + 0,00868)10 = 827.764,6696

= 827.765 jiwa

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa perkiraan

kebutuhan air bersih untuk wilayah pelayanan PDAM Tirtanadi Sunggal sampai

tahun 2022 telah diketahui yang didasarkan pada proyeksi jumlah penduduk dan

proyeksi fasilitas-fasilitas yang terdapat pada daerah wilayah pelayanan.

Berikut adalah penjelasan mengenai perincian dan perkiraan kebutuhan air

bersih wilayah pelayanan PDAM Tirtanadi Sunggal.

4.2.2 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Masyarakat Wilayah Pelayanan

Dari hasil proyeksi jumlah penduduk, diperoleh hasil proyeksi jumlah

penduduk wilayah pelayanan sampai tahun 2022 yaitu sekitar 827.765 jiwa karena

kota Medan adalah kota yang berpenduduk 2.970.032 jiwa maka medan termasuk

dalam kategori kota metropolitan. Sesuai dengan kriteria perencanaan ditjen cipta

karya dinas PU, 1998 standart kebutuhan air untuk setiap orang adalah 190


(70)

Qmd =jumlah penduduk x q (liter/orang/hari)

= 827.765 x 190 litr/orang/hari

= 157.275.350 liter/hari

= 1.820,3 liter/detik

4.2.3 Perkiraan Kebutuhan Air bersih untuk fasilitas Pendidikan

Untuk fasilitas pendidikan, perkiraan kebutuhan air bersihnya sampai

tahun 2022 digunakan persamaan berikut ini:

Pn= Po (1+0,00868)10

Sesuai dengan standart dari Ditjen Cipta Karya Dinas PU,1996 untuk

fasilitas pendidikan kebutuhan airnya yaitu 10liter/orang/hari. Berikut adalah

perkiraan jumlah siswa dan guru pada tahun 2022:

Tabel 4.14 Tabel Perkiraan Jumlah Kebutuhan Air Untuk Siswa dan Guru

sampai tahun 2022

No

Jenis

Pendidikan

Jumlah siswa dan guru Kebutuhan air

(liter/hari)

Kebutuhan air

(liter/detik) Tahun 2012 Tahun 2022

1 TK 14.438 15.741 10 1,82

2 SD 89.175 97.225 10 11,25

3 SLTP 48.568 52.952 10 6,13

4 SMU/SMK 42.178 45.986 10 5,32

Total 194.359 211.904 24,52


(71)

Berikut adalah salah satu contoh perhitungannya:

Dik: jumlah siswa dan guru pada SD tahun 2012 = 89.175 jiwa

Maka: Pn =Po (1+0,00868)n =89.175 (1+0,00868)10 =97.225 jiwa

Kebutuhan airnya adalah Qmd =Jumlah orang x q

=97.225 x 10 liter/hari

=972.250 liter/hari

=11,25 liter/detik

Begitu seterusnya yang hasilnya seperti terlihat pada tabel diatas. Sehingga

total kebutuhan air bersih untuk fasilitas pendidikan adalah 2.119.040 liter/hari

atau setara dengan 24,52 liter/detik.

4.2.4 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Peribadatan

Adapun standar kebutuhan air untuk fasilitas Peribadatan yaitu

3000l/unit/hari (Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996). Untuk perkiraan jumlah

kebutuhan air bersih digunakan persamaan:

Pn= Po (1+0,00868)10

Maka perkiraan kebutuhan airnya sebagai berikut:

Tabel 4.15 Perkiraan Jumlah Kebutuhan Air Untuk Sarana Peribadatan sampai


(1)

Simpang Selayang Ladang Bambu

Medan Selayang

P. Bulan Selayang I P. Bulan Selayang II Sempakata

Medan Baru

Darat Petisah Hulu Babura Merdeka

Medan Johor Pangkalan Mansyur

5 Deli Serdang Sunggal

Sei Mencirim Suka Maju Sunggal Kanan Medan Krio Puji Mulyo Sei Semayang Mulio Rejo Kampung Lalang Purwodadi Tanjung Gusta S M Diski Sumber: PDAM Tirtanadi Sunggal


(2)

Lampiran 2 Fasilitas-Fasilitas Daerah Pelayanan PDAM Sunggal

No Fasilitas Jenis Sarana Jumlah

1 Penduduk 759.229 orang

2 Pendidikan TK

SD SLTP SMU/SMK

14.438 orang 89.175 orang 48.568 orang 42.178 orang

3 Peribadatan Mesjid

Mushalla Gereja Vihara Kuil Kelenteng

354 unit 205 unit 237 unit 32 unit 6 unit 27 unit

4 Kesehatan Rumah Sakit

Puskesmas Posyandu BPU BKIA

42 unit 47 unit 292 unit 66 unit 17 unit

5 Perkantoran 4.076 orang

6 Hotel 16.090 beds

7 Niaga Besar/Sedang 200 unit

8 Niaga Kecil 238 unit


(3)

Lampiran 3 Jumlah Penduduk Daerah Pelayanan PDAM Tirtanadi

No Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

1 2007 720.858

2 2008 731.204

3 2009 741.388

4 2010 748.596

5 2011 754.504

6 2012 759.229

Sumber: BPS (Kecamatan Dalam Angka 2008,2009,2010,2011,2012 dan 2013)


(4)

Lampiran 4 Kriteria Perencanaan Air Bersih

Uraian

KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK >1.000.0000 500000 s.d

1000000 100000 s.d 500000 20.000 s.d 100000 < 20000 Kota

Metropolitan Kota Besar

Kota Sedang

Kota

Kecil Desa

1 2 3 4 5 6 7

1. Konsumsi unit sambungan rumah (SR)

(liter/orang/hari)

190 170 150 130 80

2. Konsumsi unit hidran (HU) (liter/orang/hari)

30 30 30 30 30

3. Konsumsi Unit Non Domestik

e. Niaga kecil (liter/unit/hari) f. Niaga Besar

(liter/unit/hari)\ g. Industri Besar

(liter/detik/ha) h. Pariwisata (liter/detik/ha) 600-900 1000-5000 0,2-0,8 0,1-0,3 600-900 1000-5000 0,2-0,8 0,1-0,3 600 1500 0,2 - 0,8

0,1-0,3

4. Kehilangan air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30

5. Faktor hari Maksimum

1,1 *harian 1,1 *harian 1,1 *harian

1,1 *harian

1,1 *harian 6. Faktor jamPuncak 1,5

*hari maks 1,5 *hari maks 1,5 *hari maks 1,5 *harimaks 1,5 *harimak s

7. Jumlah Jiwa per SR 5 5 5 5 5

8. Jumlah Jiwa per HU 100 100 100 100-200 200

9. Sisa tekan di

penyediaan distribusi (meter)

10 10 10 10 10

10 Jam Operasi (jam) 24 24 24 24 24

11 Volume reservoir (% max day demand)

20 20 20 20 20

12 SR:HU 50:50

s.d 80:20

50:50 s.d 80:20

80:20 70:30 70:30


(5)

Lampiran 5 kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori I,II,III,IV

SEKTOR NILAI SATUAN

Sekolah 10 Liter/murid/hari

Rumah Sakit 2000 Liter/unit/hari

Masjid 2000 Liter/unit/hari

Kantor 10 Liter/pegawai/hari

Pasar 12000 Liter/hektar/hari

Hotel 150 Liter/bed/hari

Rumah Makan 100 Liter/tempat duduk/hari

Kompleks Militer 60 Liter/orang/hari

Kawasan Industri 0,2-0,8 Liter/detik/hektar Kawasan Pariwisata 0,1-0,3 Liter/detik/hektar Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1998

Lampiran 6 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori V (Desa)

SEKTOR NILAI SATUAN

Sekolah 5 Liter/murid/hari

Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari

Puskesmas 1200 Liter/unit/hari

Masjid 3000 Liter/unit/hari

Mushola 2000 Liter/unit/hari

Pasar 12000 Liter/hektar/hari

Komersial/Industri 10 Liter/hektar/hari


(6)

Lampiran 7 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori Lain

SEKTOR NILAI SATUAN

Lapangan Terbang 10 Liter/orang/detik

Pelabuhan 50 Liter/orang/detik

Stasiun Kereta Api dan Terminal Bus

10 Liter/orang/detik

Kawasan Industri 0,75 Liter/detik/hektar Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996