Pengembangan Hipotesis

F. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh mekanisme corporate governance terhadap efisiensi perusahaan

Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksi, para pemegang saham dan stakeholders lainya (Organization for Economic Co-operation on Development/ OECD, 1999 dalam Ujiyantho, 2007). Boediono (2005) dalam Kaihatu (2009), mekanisme corporate governance adalah suatu sistem yang mengendalikan dan mengarahkan operasional perusahaan. Dengan penerapan mekanisme corporate governance inilah efisiensi perusahaan akan meningkat. Hal ini karena penerapan corporate governance dapat menurunkan monitoring cost, dikarenakan adanya peningkatan pengawasan dan transparansi dalam pengelolaan perusahaan yang menerapkan mekanisme corporate governance (Kusumawati dan Bambang, 2005 dalam Nofiani dan Nurmayanti 2010).

Penerapan mekanisme corporate governance dipercaya dapat meningkatkan efisiensi. Pernyataan ini dapat ditemukan dalam penelitian Sun dan Duncan (2008) yang menyatakan penerapan mekanisme corporate governance berpengaruh pada efisiensi perusahaan kimia dan perusahaan services industry di Amerika. Penelitian lain oleh Huang et.al., (2008) menyatakan penerapan corporate governance berpengaruh

commit to user

Penelitian Lin et.al., (2008); Liao et.al., (2010); Zelenyuk dan Zheka (2007); Hsu et.al., (2006) juga menghasilkan kesimpulan yang sama.

Mekanisme corporate governance dibagi menjadi 3 kelompok terdiri dari struktur kepemilikan, struktur dewan komisaris, dan karakteristik komite audit (Huang et.al., 2008). Berdasarkan penelitian Hsu et.al., (2006) struktur kepemilikan terdiri dari kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional, sedangkan struktur dewan komisaris diukur dengan ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, dan proporsi gaji manajer terhadap asset perusahaan. Karakterisitik komite audit dalam penelitian Huang et.al., (2008) adalah jumlah rapat komite audit, proporsi komite audit independen, dan proporsi komite audit dengan keahlian akuntansi.

2. Pengaruh struktur kepemilikan terhadap efisiensi perusahaan

Lin et.al., (2008), dalam penelitian tentang penerapan corporate governance di china, menyatakan bahwa ownership structure mempunyai peran penting dalam menentukan efisiensi perusahaan. Penelitian lain oleh Hsu et.al., (2006) juga menemukan adanya pengaruh dari struktur kepemilikan terhadap efisiensi. Adanya kepemilikan yang terpusat, management ownership , dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap efisiensi perusahaan. Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

commit to user

terdaftar di BEI

Berdasarkan penelitian Hsu et.al., (2006) struktur kepemilikan terdiri dari kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Jensen dan Meckling (1976) berpendapat bahwa salah satu cara untuk mengurangi agency cost adalah dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen. Dengan peningkatan kepemilikan manajerial maka konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham (agency problem) dapat berkurang (Jensen dan Meckling, 1976). Penelitian Zelenyuk dan Zheka (2007) di Ukrania, menyatakan setiap level kepemilikan manajemen punya pengaruh positif yang signifikan terhadap efisiensi (X-ef ficiency ). Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

H 1a : Kepemilikan manajerial berpengaruh secara positif terhadap efisiensi

perusahaan yang terdaftar di BEI

Dalam penelitian Lin et.al., (2008) tentang penerapan corporate governance di China, efisiensi perusahaan berhubungan negatif dengan kepemilikan negara (state ownership). Penelitian lain oleh However dan Pound (1988) dalam Aljifri dan Moustafa (2007) juga menyatakan bahwa bahwa kepemilikan Institusional berpengaruh negatif. Karakteristik kepemilikan institusional lain yaitu kepemilikan saham oleh perusahaan lain biasanya akan berpengaruh pada strategi perusahaan tersebut. Pada

commit to user

perusahaan lain juga bisa mengakibatkan terjadinya aktivitas tunneling. Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

H 1b : Kepemilikan institusional berpengaruh secara negatif terhadap

efisiensi perusahaan yang terdaftar di BEI

3. Pengaruh Struktur Dewan Komisaris terhadap efektifitas perusahaan

Hsu et.al., (2006) menyatakan bahwa variabel dalam struktur dewan komisaris berpengaruh terhadap efisiensi. Liu dan Lu (2007) menyatakan bahwa dewan komisaris tidak hanya bertindak sebagai mekanisme kontrol dalam proses pembuatan laporan keuangan tetapi juga dapat mencegah controlling shareholder untuk melakukan aktivitas yang dapat merugikan kepentingan pemegang saham lainnya. Keberadaan Duality CEO dan jumlah dewan komisaris yang terlalu besar bisa membuat mekanisme kontrol yang dilakukan tidak berjalan efektif dan efisien. Lorsch (1992) dalam Belkhir (2006) menyarankan untuk memakai jumlah dewan komisaris yang kecil. Sedangkan Fama dan Jensen (1983) dalam Ujiyanto dan Pramuka (2007) menyatakan bahwa non-executive director (komisaris independen) dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen. Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

commit to user

perusahaan yang terdaftar di BEI

Berdasarkan penelitian Hsu et.al., (2006) struktur dewan komisaris diukur dengan ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, dan proporsi gaji manajer terhadap asset perusahaan. Dalam penelitian Liu dan Lu (2007) ukuran dewan komisaris yang terlalu besar dapat menyebabkan terjadinya komunikasi yang tidak efisien, sulitnya menentukan pendapat, selain itu biaya yang dikeluarkan juga akan lebih besar. Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

H 2a : ukuran dewan komisaris berpengaruh secara negatif terhadap

efisiensi perusahaan yang terdaftar di BEI

Dalam penelitian Huang et.al., (2008) mengungkapkan bahwa komisaris independen berpengaruh secara negatif terhadap efisiensi. Hasil ini diinterpretasi bahwa komisaris independen lebih berperan dalam advisory role daripada monitoring role. Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

H 2b : Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh secara negatif

terhadap efisiensi perusahaan yang terdaftar di BEI

Edwards et.al., (2007) dalam penelitiannya tentang struktur corporate governance di jerman menemukan bahwa manager salary berpengaruh postif terhadap profitability perusahaan. Dalam penelitian

commit to user

terjadi dengan para pemegang saham. Berkurangnya agency problem ini akan meningkatkan efisiensi perusahaan. Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

H 2c : Proporsi gaji manager terhadap aset berpengaruh secara positif

terhadap efisiensi perusahaan yang terdaftar di BEI

4. Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Efektifitas Perusahaan

Tugas komite audit sebagai pengawasan pengelolaan perusahaan (Kep. 29/PM/2004). Komite audit dapat menjadi pihak yang mengawasi atau memonitor perusahaan sehingga kecurangan yang mengarah ke ketidakefisienan operasi perusahan dapat diminimalkan. Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

H 3 : Karakteristik komite audit berpengaruh terhadap efisiensi perusahaan

yang terdaftar di BEI

Karakterisitik komite audit dalam penelitian Huang et.al., (2008) adalah jumlah rapat komite audit, proporsi komite audit independen, dan proporsi komite audit dengan keahlian akuntansi. Morrissey (2000) dalam Huang et.al., (2008) menyatakan bahwa untuk menghasilkan laporan keuangan perusahaan yang baik setidaknya ada 4 kali pertemuan per

commit to user

audit berpengaruh positif terhadap efisiensi. Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

H 3a : Jumlah rapat komite audit berpengaruh secara positif terhadap

efisiensi perusahaan yang terdaftar di BEI

Kehadiran komite audit independen lebih efektif memfasilitasi monitoring pelaporan keuangan (Beasley, 1996; Dechow et.al., 1996; Carcello dan Neal 2003) dan audit eksternal (Carcello et.al., 2002; Abbott et.al., 2003, 2004; dalam Sutaryo et.al., 2009). Pendapat serupa juga dikemukan Huang et.al., (2008) yang menyatakan komite audit independen berpengaruh positif terhadap cost efficiency. Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

H 3b : Proporsi komite audit independen berpengaruh secara positif

terhadap efisiensi perusahaan yang terdaftar di BEI

Huang et.al., (2008) menyatakan semakin banyak komite audit yang punya keahlian akuntansi, maka semakin besar efisiensi perusahaan. Dari uraian tersebut maka dapat dikembangkan hipotesis :

H 3c : Proporsi Komite Audit dengan keahlian akuntansi berpengaruh secara positif terhadap efisiensi perusahaan yang terdaftar di BEI

commit to user