4 
L
 Gaya Horizontal pada masing masing tiang
n H
………..…….………………………...………………………… β.γ0 Defleksi lateral untuk tiang ujung jepit
Untuk tiang panjang bila y
o
=
 
 
5 2
5 3
93 ,
p p
h
I E
n H
……..………………………………………… β.γ1
y
o
= defleksi tiang akibat beban lateral m n
h
= koefisien variasi  modulus Terzaghi tanah granuler pasir lembab atau kering  = 7275 kNm
3
E
p
=
modulus elastisitas pondasi  kgcm
2
I
p
= momen inersia tampang pondasi cm
4
L  = kedalaman tiang m Untuk tiang dalam tanah granuler pasir, kerikil, defleksi tiang akibat beban
lateral, dikaitkan dengan besaran tak berdimensi αL dengan
α =
5 1
 
 
p p
h
I E
n
….......………………………………………….……… β.γβ
2.12.  Kapasitas Kelompok dan Effisiensi Tiang Pancang
Jika  kelompok  tiang  dipancang  dalam  tanah  lempung  lunak,  pasir  tidak padat, atau timbunan, dengan dasar tiang yang bertumpu pada lapisan kaku, maka
kelompok  tiang  tersebut  tidak  mempunyai  resiko  akan  mengalami  keruntuhan geser  umum,  asalkan  diberikan  faktor  aman  yang  cukup  terhadap  bahaya
keruntuhan tiang tunggalnya. Akan tetapi, penurunan kelompok tiang masih tetap
harus dipancang secara keseluruhan ke dalam tanah lempung lunak.
Universitas Sumatera Utara
Pada  kelompok  tiang  yang  dasarnya  bertumpu  pada  lapisan  lempung lunak,  faktor  aman  terhadap  keruntuhan  blok  harus  diperhitungkan,  terutama
untuk  jarak  tiang-tiang  yang  dekat.  Pada  tiang  yang  dipasang  pada  jarak  yang besar,  tanah  diantara  tiang-tiang  bergerak  sama  sekali  ketika  tiang  bergerak
kebawah oleh akibat beban yang bekerja Gambar 2.22a. Tetapi, jika jarak tiang- tiang  terlalu  dekat,  saat  tiang  turun  oleh  akibat  beban,  tanah  diantara  tiang-tiang
juga ikut bergerak turun. Pada kondisi ini, kelompok tiang dapat dianggap sebagai satu tiang besar dengan lebar yang sama dengan lebar kelompok tiang. Saat tanah
yang  mendukung  beban  kelompok  tiang  ini  mengalami  keruntuhan,  maka  model keruntuhannya  disebut  keruntuhan  blok  Gambar  2.22b.  Jadi,  pada  keruntuhan
blok, tanah yang terletak diantara tiang bergerak kebawah bersama-sama dengan tiangnya. Mekanisme keruntuhan yang demikian dapat terjadi pada tipe-tipe tiang
pancang maupun tiang bor.
a b
Gambar 2.22  Tipe keruntuhan dalam kelompok tiang : a Tiang tunggal, bKelompok tiang
Sumber : Hardiyatmo, 2002
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.23  Daerah friksion pada kelompok tiang dari tampak samping
Gambar 2.24  Daerah friksion pada kelompok tiang dari tampak atas Umumnya  model  keruntuhan  blok  terjadi  bila  rasio  jarak  tiang  dibagi
diameter  SD  sekitar  kurang  dari  2  dua.  Whiteker  1957  memperlihatkan bahwa  keruntuhan  blok  terjadi  pada  jarak  1,5d  untuk  kelompok  tiang  yang
berjumlah 3x3, dan lebih kecil dari 2,25d untuk tiang yang berjumlah 9x9. Menurut  Coduto  1983,  effisiensi  kelompok  tiang  tergantung  pada
beberapa faktor, diantaranya: 1.
Jumlah tiang, panjang, diameter, dan terutama jarak antara as tiang. 2.
Model transfer beban tahanan gesek terhadap tahanan dukung ujung. 3.
Prosedur pelaksanaan pemasangan tiang. 4.
Urutan pemasangan tiang. 5.
Macam tanah. 6.
Jangka waktu setelah pemancangan.
Universitas Sumatera Utara
7. Interaksi antara pelat penutup tiang pile cap dengan tanah.
Kapasitas  ultimit  kelompok  tiang  dengan  memperlihatkan  faktor  efisiensi tiang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
Q
g
= E
g
. n . Q
a
................................................................................ …2.33
dimana : Q
g
=  Beban maksimum
kelompok tiang
yang mengakibatkan
keruntuhan. E
g
=  Efisiensi kelompok tiang. n
=  Jumlah tiang dalam kelompok. Q
a
=  Beban maksimum tiang tunggal. Beberapa  persamaan  efisiensi  tiang  telah  diusulkan  untuk  menghitung
kapasitas  kelompok  tiang,  namun  semuanya  hanya  bersifat  pendekatan. Persamaan-persamaan  yang  diusulkan  didasarkan  pada  susunan  tiang,  dengan
mengabaikan  panjang  tiang,  variasi  bentuk  tiang  yang  meruncing,  variasi  sifat tanah dengan kedalaman dan pengaruh muka air tanah. Salah satu dari persamaan-
persamaan efisiensi tiang tersebut,sebagai berikut:   Metode Converse-Labarre Formula
E
g
= 1 –
. .
90 .
1 .
1
n m
n m
m n
 
 .......................................................  . 2.34
dimana : E
g
=  Efisiensi kelompok tiang. m
=  Jumlah baris tiang. n
=  Jumlah tiang dalam satu baris.
Universitas Sumatera Utara
=  Arc tg ds, dalam derajat. s
=  Jarak pusat ke pusat tiang lihat Gambar 2.25 d
=  Diameter tiang.   Metode Los Angeles Group
E
g
=
  
 
 
 
1 1
2 1
1 .
. 1
n m
m n
n m
n m
s D
 
 
 
 
 
…………………...2.35
Dimana : E
g
= Effisiensi kelompok tiang m
= Jumlah baris tiang n‟  = Jumlah tiang dalam satu baris
s = Jumlah pusat ke pusat tiang
d = Diameter tiang
Gambar 2.25  Definisi jarak s dalam hitungan efisiensi tiang
Sumber : Hardiyatmo, 2002
Universitas Sumatera Utara
2.13 Pembebanan Jembatan