METODE PENELITIAN Pemetaan Pengelola Industri Meubel Kayu di Kecamatan Mantikulore Kota Palu | Ida Royani | GeoTadulako 2616 7864 1 PB

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD 1. Mengetahui pola persebaran pengelola industri mebel kayu di Kecamatan Mantikulore Kota Palu. 2. Mengetahui pendapatan pengelola industri meubel kayu yang ada di Kecamatan Mantikulore Kota Palu. 3. Mengetahui strategi pengembangan industri meubel kayu di Kecamatan Mantikulore Kota Palu

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi para pengambil kebijakan pemerintah dapat menjadi bahan pertimbangan terkait penentuan strategi pengembangan suatu jenis industri khususnya industri meubel kayu dengan memperhatikan aspek potensi wilayah tersebut. 2. Bagi pengelola industri meubel kayu, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan upaya-upaya strategis dalam mengembangkan usaha meubel, dengan melihat potensi peluang, serta ancaman, sehingga mampu bertahan dalam persaingan usaha khususnya usaha meubel kayu itu sendiri. 3. Bagi peneliti, dapat menjadi bahan pengetahuan untuk memahami karakteristik dari usaha industri meubel kayu, serta alasan yang membuat meubel kayu di Kecamatan Mantikulore tersebut tetap bertahan maupun tidak melalui pendekatan geografis.

II. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Adapun kelebihan dari penelitian survei ini adalah kita akan mendapatkan data primer yang dapat dipercaya. Secara biaya survei mungkin tidak murah, semua biaya akan semakin besar jika sampel populasi risetnya juga semakin banyak. Tetapi biaya ini diimbangi oleh waktu survei yang lebih cepat. Sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan tenaga yang cukup besar. Hasil yang diperoleh dari survei akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis SWOT . Seperti penjelasan menurut Koentjaraningrat 1991: 30 yang menyatakan bahwa : “ Penelitian yang bersifat deskriptif memberi gambaran yang secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD Secara administratif daerah penelitian terletak di Kecamatan Mantikulore Kota Palu dengan luas wilayahnya sebesar 62.331 Ha yang terdiri dari 7 Kelurahan, yaitu Kelurahan Layana Indah, Kelurahan Tondo, Kelurahan Talise, Kelurahan Tanamodindi, Kelurahan Lasoani, Kelurahan Poboya dan Kelurahan Kawatuna. Secara administrasi Kecamatan Mantikulore mempunyai batas wilayah: a. Sebelah Utara : Kecamatan Palu Utara b. Sebelah Timur : Kabupaten Parigi Moutong c. Sebelah Selatan : Kecamatan Palu Selatan dan Kabupaten Sigi d. Sebelah Barat : Teluk Palu dan Kecamatan Palu Timur Alasan peneliti memilih lokasi ini ialah karena dari analisis data awal dari Disperindagkop UKM Kota Palu, pengelola industri meubel kayu banyak tersebar di Kecamatan Mantikulore. Penelitian ini berlangsung dari bulan November 2013 sampai dengan Januari 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kecamatan Mantikulore yang berprofesi sebagai pengelola industri meubel kayu berdasarkan hasil pengecekan data di lapangan yaitu sebanyak 26 pengelola. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini mengacu pada teori Suharsini Arikunto 1992:118 menyatakan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiaanya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya apabila jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15 atau 20-25 atau lebih. Berdasarkan penetapan jumlah sampel tersebut diatas, maka peneliti menetapkan semua populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 26 orang pengelola industri meubel kayu. Pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara. Pertama observasi, kedua survei sampel yaitu pengumpulan data dengan cara turun langsung ke lapanganrumah warga yang terpilih sebagai sampel penelitian survai sample dengan menggunakan instrumen pengumpulan data berupa daftar pertanyaan kuesioner, dan yang ketihga adalah dokumentasi tentang aktifitas pengelola industri meubel kayu di Kecamatan Mantikulore Kota Palu. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Adapun instrumen yang digunakan adalah kuisioner angket yang dibagikan kepada para pengelola industri meubel kayu di Kecamatan Mantikulore. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari instansi yang terkait. Dalam penelitian ini data sekunder meliputi: a. Data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Palu berupa data industri pengolahan kayu di Kota Palu tahun 2013 b. BAPPEDA Kota Palu berupa Peta Administrasi Kota Palu dan Peta Kecamatan Mantikulore c. Kantor Kecamatan Mantikulore berupa Profil Kecamatan Mantikulore setelah dimekarkan dari Kecamatan Palu Timur Data yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan tiga cara. Pertama Analisis pemetaan dimaksudkan untuk mengetahui pola persebaran industri meubel kayu di Kecamatan Mantikulore Kota Palu. Jadi pola persebaran industri meubel kayu di setiap kelurahan yang ada di Kecamatan Mantikulore dapat diketahui melalui gambaran titik koordinat yang dimbil menggunakan GPS dari masing-masing meubel kayu yang ada di wilayah Kecamatan Mantikulore Kota Palu. Kedua adalah analisis pendapatan digunakan untuk mengetahui jumlah dan tingkat pendapatan usaha pengelola industri meubel kayu di Kecamatan Mantikulore Kota Palu, yang diklasifikasikan menjadi 4 empat kelompok berdasarkan jenis produk yang dihasilkan sebagai berikut: 1. Pendapatan pengelola meubel kayu yang memproduksi kursi, meja, dan almari 2. Pendapatan pengelola meubel kayu yang memproduksi kusen, daun pintu, dan daun jendela. 3. Pendapatan pengelola meubel kayu yang memproduksi almari, kusen, daun pintu, dan daun jendela. 4. Pendapatan pengelola meubel kayu yang memproduksi kursi, meja, almari, kusen, daun pintu, dan daun jendela. Tingkat pendapatan pengelola industri meubel kayu di Kecamatan Mantikulore diklasifikasikan berdasarkan Standar Badan Pusat Statistik BPS, 2008 yang mengklasifikasikan pendapatan menjadi 4 empat golongan: 1. Rp. 3.500.000,00 bulan Sangat tinggi 2. Rp. 2.501.000,00 - Rp. 3.500.000,00 bulan. Tinggi 3. Rp. 1.500.000,00 - Rp. 2.500.000,00 Sedang 4. 1.500.000,00 Rendah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD Analisis yang ketiga adalah analisis deskriptif berdasarkan hasil analisis SWOT, untuk membantu memberikan gambaran tentang potensi dan upaya strategis yang perlu dilakukan oleh pengelola meubel kayu di Kecamatan Mantikulore agar usaha ini lebih berkembang lagi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT. Menurut Rangkuti 2004:164 analisis SWOT digunakan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengembangan usaha meubel kayu.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 HASIL