1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dan kegunaan pada penelitian ini adalah  sebagai berikut : 1.
Sebagai bahan masukan dan rekomendasi bagi pembuat kebijakan  yakni pemerintah pusat dan pemerintah daerah, khususnya daerah provinsi Jawa
Tengah  sebagai  objek  penelitian  dalam  upaya  mendorong  perekonomian daerah  sehingga  proses  kebijakan  desentralisasi  fiskal  ke  daerah  dapat
berjalan  dengan  baik  dan  berkelanjutan  yang  disesuaikan  dengan kemampuan  manajemen  pengelolaan  keuangan  provinsi  Jawa  Tengah
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 2.
Sebagai  bahan  referensi  bagi  penelitian  selanjutnya  dalam  melakukan penelitian  yang  sejenis  dan  sumbangan  pemikiran  tentang  pengembangan
ekonomi publik, pembangunan, dan otonomi daerah.
2. TELAAH PUSTAKA
2.1 Desentralisasi fiskal di Indonesia
Definisi desentralisasi menurut  UU No.32 tahun 2004 : “Desentralisasi  adalah  penyerahan  wewenang  pemerintahan  oleh
Pemerintah  kepada  daerah  otonom  untuk  mengatur  dan  mengurus  urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia”. Desentralisasi  terfokus  pada  tingkat  kabupaten  dan  kota.  Kedua
pemerintahan  tersebut  berada  pada  level  ketiga  setelah  pemerintah  pusat  dan provinsi.  Beberapa  pengamat  menyarankan  bahwa  desentralisasi  harus
dilaksanakan  pada  tingkat  provinsi  karena  provinsi  dianggap  memiliki  kapasitas yang lebih besar untuk menangani seluruh tanggung jawab yang dilimpahkan dari
pada  kabupaten  dan  kota.  Walaupun  demikian,  sudah  menjadi  rahasia  umum bahwa  pemerintah  pusat  merasa  tidak  diuntungkan  secara  politis  jika  harus
membentuk  pemerintahan  otonom  provinsi  yang  kuat.  Alasannya  adalah  akan menjadi potensi yang disintegrasi yang semakin kuat Arsyad,2004.
2.2 Hubungan Desentralisasi Fiskal dengan Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan teori Tiebout dalam Sumarsono dan Hadi Utomo,2009 yang menjadi landasan konsep desentralisasi  fiskal, bahwa dengan adanya pelimpahan
wewenang  akan  meningkatkan  kemampuan  daerah  dalam  melayani  kebutuhan
barang  publik  dengan  lebih  baik  dan  efisien.  Kondisi  peningkatan  pelayanan barang  publik  ini  dalam  kaitannya  hubungan  antar  daerah  otonom  akan
memberikan  kondisi  kompetisi  persaingan  antar  kabupatenkota  untuk memaksimalkan  kepuasan bagi masyarakat.
2.3 Penerimaan Daerah Komponen Desentralisasi Fiskal
Sumber-sumber  penerimaan  daerah  menurut  undang-undang  No.33  tahun 2004 adalah sebagai berikut :
  Pendapatan Asli Daerah PAD
PAD  mencerminkan  local  taxing  power yang “cukup” sebagai necessary
condition    bagi  terwujudnya  otonomi  daerah  yang  luas  karena  nilai  dan proporsinya yang cukup dominan utuk mendanai daerah Simanjuntak, 2005.
  Dana Perimbangan
Dana  Perimbangan  adalah  dana  yang    bersumber  dari    APBN    yang dialokasikan  kepada daerah  untuk   mendanai   kebutuhan daerah dalam  rangka
pelaksanaan  desentralisasi.  Adapun  jenis-jenis  dana  perimbangan  adalah  sebagai berikut :
Dana Bagi Hasil DBH
Dana  bagi  hasil  adalah  dana    yang  bersumber    dari    pendapatan    APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka  persentase  untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan  desentralisasi,  misalnya  dana bagi hasil  pajak  DBHP  dan  dana  bagi hasil bukan pajak DBHBP.
Dana Alokasi Umum DAU
Dana  alokasi  umum  adalah  dana  yang  bersumber  dari    pendapatan  APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan  kemampuan keuangan  antar daerah
untuk  mendanai    kebutuhan    daerah  dalam    rangka    pelaksanaan  desentralisasi. Dana  Alokasi  Umum  merupakan    block  grants  yang  diberikan  kepada  semua
kabupatenkota untuk tujuan mengisi kesenjangan antara kapasitas dan kebutuhan fiskalnya.
Dana  Alokasi  Khusus  DAK
Dana  Alokasi   Khusus   adalah dana   yang  bersumber  dari  pendapatan APBN    yang    dialokasikan    kepada    daerah  tertentu    dengan    tujuan    untuk
mendanai kegiatan  khusus  yang  merupakan  urusan daerah  dan  sesuai  dengan perioritas  nasional.  DAK  ditujukan  untuk  daerah  khusus  yang  terpilih  untuk
tujuan  khusus,  karena  itu  alokasi  yang  didistribusikan  oleh  pemerintah  pusat sepenuhnya merupakan wewenang pusat untuk tujuan nasional khusus.
  Pinjaman Daerah
Untuk  membiayai  kebutuhan  daerah  berkaitan  dengan  penyediaan prasarana  yang  dapat  menghasilkan  pengeluaran  modal,  daerah  juga  dapat
melakukan  pinjaman  baik  dari  dalam  negeri  Pusat  dan  Lembaga  Keuangan maupun dari luar negeri dengan persetujuan Pusat.
  Lain-lain  pendapatan
Lain-lain pendapatan terdiri atas pendapatan  hibah  dan  pendapatan  dana darurat    Nurcholis,  2005.  Hibah  kepada    daerah,    yang  bersumber  dari    luar
negeri,  dilakukan  melalui  pemerintah  pusat.  Pemerintah  mengalokasikan  dana darurat yang berasal dari APBN untuk keperluan mendesak bencana nasional dan
atau  peristiwa  luar  biasa  yang  tidak  dapat  diatasi  oleh  daerah  dengan menggunakan sumber APBD.
2.4 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi