Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder Dalam Menjalin Relasi Pertemanan Di Kalangan Mahasiswa UNIKOM (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder Dalam Menjalin Relasi Pertemanan Di Kalangan Mahasiswa UNIKOM)

(1)

iii

DI KALANGAN MAHASISWA UNIKOM

(Studi Deskriptif tentang Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder Dalam Menjalin Relasi Pertemanan Di Kalangan Mahasiswa Unikom)

Oleh: Dewi Rosita Sari

NIM. 41811080 Skripsi ini dibawah bimbingan:

Rismawaty, S.Sos., M.Si.

Penelitian ini bermaksud untuk menguraikan secara mendalam tentang Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder Dalam Menjalin Relasi Di Kalangan Mahasiswa Unikom Untuk menjabarkan fokus penelitian, maka peneliti membagi ke dalam beberapa sub-sub masalah mikro yaitu interaksi, tindakan, dan hubungan pengguna media sosial Tinder dalam menjalin relasi pertemanan di kalangan mahasiswa Unikom.

Metode Penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan studi deskriptif Subjek dalam penelitian ini berjumlah 6 (enam) orang, yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, Observasi, Dokumentasi, Internet Searching dan Studi Pustaka. Teknik uji keabsahan data dengan cara diskusi dengan teman sejawat, triangulasi, dan meningkatkan ketekunan..

Hasil Penelitian melihat bahwa, Interaksi pengguna media sosial Tinder dalam menjalin relasi pertemanan di kalangan mahasiswa yaitu terdiri dari beberapa komponen yaitu chatting, bercanda untuk mencairkan suasana obrolan, menggunakan emoticon, dan menggunakan bahasa yang santai atau informal. Tindakan yang dilakukan pengguna media sosial Tinder yaitu mengganti foto profil, isi identitas profil (bio), dan upload foto ke konten media, di Tinder. Hubungan pengguna media sosial Tinder memiliki hubungan pertemanan dengan lawan bicaranya di media sosial Tinder.

Simpulan dari penelitian ini yaitu bahwa pengguna media sosial Tinder yang dalam hal ini mahasiswa Unikom melakukan interaksi, tindakan, dan hubungan sebagai bagian dari perilaku komunikasi mereka dalam media sosial Tinder. Interaksi yang di lakukan yaitu chatting, bercanda, menggunakan emoticon dan bahasa yang santai. Tindakan yang dilakukan mengganti foto profil, mengisi identitas dan upload foto ke konten media sosial serta hubungan yang dimiliki yaitu hubungan pertemanan.

Saran dari penelitian ini adalah pengguna media sosial Tinder khususnya mahasiswa diharapkan untuk bisa seimbang dalam mencari dan menjalin relasi pertemanan dari dunia maya atau pun dari lingkungan sosial masing-masing. Teman itu mudah didapatkan dan bisa didapat dari mana saja, jadi jangan takut mencari teman melalu berbagai macam cara dan jangan menutup diri terhadap orang yang ingin berteman dengan anda.

Kata Kunci : Perilaku Komunikasi, Inetraksi , Tindakan, , Hubungan, , Pengguna Media Sosial Tinder


(2)

iii

COMMUNICATION BEHAVIOUR TINDER USER IN MAKE A GOOD RELATIONSHIP IN

UNIKOM STUDENTS

(Descriptive Study About Communication Behaviour Tinder User In Make A Good Relationship In Unikom Students)

By: Dewi Rosita Sari

NIM. 41811080

This research under guidance : Rismawaty, S.Sos., M.Si.

This research is made to explaining about Unikom’s Students Communication Behavior Using Tinder as a Social Media. The researcher will start by dividing the problem into several micro problems, which are interaction, action and relationship between the students of Unikom and their respective communication partner in tinder

This research will be using a qualitative method with a descriptive study supported by the definition of Communication Behavior. This research will employ the help of 6 (six) subjects which was selected with the use of purposive sampling technique, data gathering by doing an in-depth interview, observation, documentation, internet searching and bibliography, data validity testing by triangulation and persistent observation..

The result of this research shows that interaction between the user of Tinder can be divided into several components, which are selecting photos before starting to chat, asking about the origin and identity of their chat partner, the use of jokes as ice breakers, use of emoticons, usage of slangs, and the existence of age difference between the user and their partners. The action that Tinder users do are changing their profile pictures, filling in their bios, and uploading photos to Tinder as a content of their profiles. For the 6(six) informants to establish a relationship with their respective chat partner usually takes 2 weeks up to a month.

The conclusion of this research is when a Tinder user interact with his/her chat partner, one or more action was made which then leads to a relationship. From this process a communication behavior emerges which have some form of action and a relationship.

The researcher hopes that writing this research will help users of Tinder, especially college students can find a balanced relationship in the digital world as well as in their social environments. Friends can be found anywhere, so welcome a person who wants to get to know you.


(3)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Penemuan dalam bidang teknologi komunikasi seperti adanya handphone dan internet, membuat manusia semakin meningkatkan cara komunikasinya. Berbagai macam media untuk berkomunikasi pun hadir untuk memudahkan manusia berinteraksi. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi internet sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat, hal inilah yang melahirkan media sosial. Media sosial merupakan media online, yaitu media yang hanya ada dengan menggunakan internet dimana para penggunanya bisa menuangkan ide, mengekspresikan diri, dan menggunakan sesuai dengan kebutuhannya. Kehadiran media sosial memberikan kemudahan bagi manusia untuk berkomunikasi dan bersosialisasi.

Media sosial dapat membantu kita untuk bisa memberikan pendapat, berkomentar terhadap suatu hal, dan bebas menuangkan ide karena kita memiliki media sosial sendiri. Media sosial juga dapat membantu seseorang dalam mencari teman atau bahkan pasangan, dan dari berbagai macam media sosial yang ada, media sosial Tinder bisa membantu seseorang untuk mencari teman dan pasangan tersebut.

Tinder merupakan sebuah media sosial yang mampu menghubungkan seseorang dengan orang lainya yang sama sekali tidak memiliki hubungan apapun sebelumnya. Selain itu Tinder juga membantu seseorang dalam memperluas pergaulan,


(4)

berinteraksi bahkan mempertemukan pasangan hidup bagi seseorang. Maka dari itu Tinder juga sering di sebut sebagai media sosial pencari teman kencan.

Semenjak kemunculannya pada Oktober 2012, Tinder diminati oleh masyarakat luas terutama para remaja. Hal tersebut dapat di buktikan bila menggunakan media sosial Tinder, berbagai macam usia remaja dari mulai 16 hingga 25 tahun cukup banyak. Tinder merupakan media sosial yang cukup aman karena terkoneksi dengan jejaring sosial facebook saat pertama kali di buka. Hal ini di lakukan untuk menghindari adanya unsur penipuan gender atau pun penggunaan nama palsu. Tinder di buat oleh entrepreneur muda Sean Rad. dengan tagline nya yaitu “kami hanya memberitahu siapa yang ada di sekitarmu, yang mungkin bisa dijadikan teman kencan dan anda hanya

bilang iya atau tidak”, Tinder ingin membantu para penggunanya untuk mencari relasi pertemanan dan membina relasi dimulai dari orang yang masih terlibat satu pergaulan. Tinder di desain dengan tampilan yang cukup sederhana, namun Tinder memiliki keunikan yang membuat media sosial ini diminati masyarakat terutama para remaja.

Keunikan media sosial Tinder terletak pada notifikasinya. Notifikasi pada Tinder tidak di sediakan akun lain yang meminta permintaan pertemanan seperti hal media sosial Facebook atau pun Twitter. Notifikasi akan muncul apabila pengguna nya dengan calon matches pilihannya sama-sama menekan tanda love pada halaman foto profil akun masing-masing. Jika keduanya tidak saling menekan tombol love atau menggeser foto ke arah kanan maka notifikasi tidak akan muncul dan tidak akan bisa melakukan interaksi.


(5)

Media Sosial Tinder dapat diunduh gratis. Media sosial ini bekerja dengan mengandalkan sistem satelit navigasi yang dapat mengatur jarak dan lokasi tertentu. Tinder termasuk aplikasi yang cukup populer di Application Store dan Google Store. Berdasarkan data yang di miliki peneliti, media sosial Tinder sempat masuk ke dalam konten trending yang tersedia di Google Store dan juga Application Store.Di kedua platform distribusi aplikasi,media sosial Tinder termasuk dalam 10 besar daftar media sosial favorit untuk kategori gaya hidup berdasarkan situs technoasia.com. Sean Rad mengungkapkan aplikasi ini dibuat berdasarkan pengamatannya terhadap gaya hidup masyarakat modern yang super sibuk sehingga tidak sempat untuk bertemu dengan teman kencan. Namun Sean Rad mengungkapkan bahwa media sosial ini tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan teman kencan, melainkan kepada memperluas pergaulan, jaringan dan menjalin relasi sehingga seseorang bisa menambah teman dan beriteraksi dengan siapapun.

Percobaan pertama media sosial Tinder di lakukan Sean Rad selaku CEO Tinder di sebuah Universitas di California. Saat itu Sean Rad melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana respon media sosial ini di masyarakat. Setelah satu minggu melakukan percobaan, media sosial Tinder mendapat respon positif. Ada ratusan pasangan yang match atau cocok dalam media sosial tersebut sehingga bisa berinteraksi di chat room. Setelah 2 bulan penelitian Sean Rad mengungkapkan bahwa ada 500 pasangan yang match dan berinteraksi di Tinder. Sehingga Sean Rad mengambil kesimpulan bahwa selama 2 bulan melakukan penelitian, Sean Rad menganggap bahwa media sosial Tinder telah berhasil mencuri hati penggunanya.


(6)

Tinder berfokus pada orang-orang yang ada di sekitar penggunanya yang ingin memperluas jaringan, pergaulan, dan menjalin relasi pertemanan.

Tinder akan mencari akun terdekat dari lokasi pengguna dan menampilkanya terus menerus. Setelah berhasil melakukan pencarian, pengguna bisa memilih teman yang memiliki hobi dan ketertarikan yang sama dengan pengguna selama masih ada di wilayah pencarian. Pengguna juga bisa mengatur jarak seberapa jauh atau dekat lokasi seseorang yang di inginkan, selain itu ada range umur yang bisa di pilih pengguna sehingga pengguna bisa mencari teman dan berinteraksi dengan seseorang yang di inginkan.

Berdasarkan data yang di dapat dari situs resmi media sosial Tinder, pada awal kemunculannya pengguna Tinder hanya mencapai 50.000 saja di seluruh dunia, namun seiring dengan minat masyarakat terutama remaja, jumlahnya pun terus bertambah dan di Indonesia sendiri media sosial ini cukup populer, walapun belum ada jumlah pasti berapa pengguna Tinder di Indonesia, namun sebagian masyarakat terutama remaja mengenal Tinder dengan baik bahkan banyak yang menggunakannya. Hal ini dapat dilihat saat peneliti melakukan pra riset dan bertanya kepada mahasiswa – mahasiswa Kota Bandung mengenai media sosial Tinder apakah mereka pernah menggunakannya atau tidak dan sebagian besar dari mereka mengetahui media sosial Tinder dan ada pula yang menggunakannya. Kebanyakan pengguna media sosial Tinder adalah mahasiswa atau anak muda dari kisaran uasia 18 – 25 tahun. Mahasiswa Unikom juga sebagian besar mengetahui media sosial tersebut. Cara menggunakan media sosial Tinder cukup mudah setelah melewati prosedur sinkronisasi dengan Facebook, terdapat setumpukan


(7)

foto yang bisa di pilih. Jika pengguna tertarik dengan seseorang yang ada di foto tersebut, tekan tanda love atau menggeser foto ke arah kanan, namun jika pengguna tidak tertarik dengan seseorang yang ada pada foto tersebut, maka tekan tanda silang atau menggeser foto ke arah kiri. Setelah ada notifikasi yang bertuliskan match, maka pengguna bisa mulai berinteraksi di chat room yang di sediakan. Namun jika sekiranya pengguna merasa bahwa tidak ada kecocokan terhadap seseorang yang sudah dipilih maka terdapat fitur unmatched yang secara otomatis akan menghapus profil dan chat room dari akun Tinder.

Menurut Sean Rad, Selama 3 tahun kemunculannya, Tinder berkembang cukup pesat dan rencananya Sean Rad, akan meluncurkan fitur terbaru yaitu layanan premium. Jadi pengguna Tinder dapat mendapatkan keuntungan lebih. Rencananya layanan premium ini akan menghilangkan batasan lokasi dan memperluas cakupan jarak Tinder. Melalui adanya layanan premium ini, di harapkan Tinder dapat lebih fokus ke dalam pengembangannya sehingga bisa membantu memperluas pasar. Layanan premium ini akan di luncurkan pada Bulan November 2015 mendatang. Untuk menjaga keeleganan dan keeksklusifannya, untuk saat ini Tinder hanya bisa di unduh dengan perangkat smartphone dan tablet dengan sistem operasi Ios dan Android. Sebelum media sosial Tinder muncul, ada berbagai macam media sosial sejenis yaitu di antaranya MiRc, Yahoo Messenger, BeeTalk, Wechat, Kakako talk, MySpace, Friendster, dan juga Facebook. Setelah itu Tinder muncul dengan tampilan yang sederhana dan lebih private. Itulah salah satu keunggulan media sosial Tinder di bandingkan media sosial lainnya. Jika di media sosial lain, kita bisa berinteraksi atau


(8)

mengirim pesan tanpa harus berteman dahulu dengan orang tersebut, namun dalam media sosial Tinder, kita bisa mengirim pesan jika hanya kita sudah matched dengan orang yang di inginkan untuk di ajak berinteraksi. Jadi media sosial Tinder ini menghindari spam sehingga tidak mengganggu kenyamanan para penggunanya. Keunggulan lain yang dimiliki media sosial Tinder yaitu dari cara pemilihan teman. Kita bisa memilih teman chat yang di inginkan atau pun sesuai dengan kriteria kita. Keunikan tersebut berbeda dengan media sosial lainnya. Jadi kita hanya akan match dan chat dengan orang-orang yang memang sesuai dengan kriteria atau keinginan kita berdasarkan simbol hati atau pun silang. Lewat simbol tersebut menambah keunikan tersendiri dari media sosial ini. Kedua simbol tersebut merupakan sesuatu yang penting karena kita bisa memilih iya atau tidak hanya dengan menekan simbol tersebut. Kedua simbol tersebut merupakan kunci utama apakah kita bisa berkomunikasi dengan orang yang kita pilih atau tidak karena semuanya bergantung pada penggunaan simbol tersebut. Selain itu kita bisa memilih jarak lawan bicara yang di inginkan, artinya kita bisa mengatur berapa jarak yang kita inginkan untuk mencari lawan bicara kita. Bisa dimulai dari radius 1 km hingga puluhan kilometer, sesuai dengan keinginan kita. Itulah yang menjadikan media sosial Tinder menarik.

Namun di sisi lain media sosial Tinder ini memiliki keterbatasan. Media sosial Tinder tidak memiliki emoticon atau yang lebih dikenal dengan sticker. Mungkin hal ini juga bisa jadi kendala para penggunanya untuk berinteraksi dengan lawan bicaranya, namun berdasarkan website technoasia.com Sean Rad mengtatakan bahwa memang ia dan 2 teman lainnya membuat media sosial Tinder memang di fokuskan


(9)

untuk chatting. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa media sosial Tinder dengan layanan premium akan menambah fitur sticker.

Media sosial Tinder merupakan sarana komunikasi interpersonal yang yang menarik bagi siapapun yang menggunakannya. Selain untuk mencari pasangan media sosial Tinder juga dapat di gunakan untuk memperluas jaringan dan pergaulan serta membina relasi. Tinder terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia dengan begitu banyak perbedaan suku, bahasa, ras dan agama. Hal itu pula bisa di manfaatkan oleh pengguna Tinder untuk menjalin pertemanan dan menambah wawasan dengan berhubungan dengan orang-orang tersebut. Media sosial Tinder merupakan media sosial baru yang cukup menarik. Konten dan cara seseorang untuk berkenalan juga berbeda dengan media sosial lainnya. Hal ini merupakan kelebihan tersendiri yang dimiliki oleh media sosial Tinder, cara-cara yang di lakukan seseorang untuk mencari dan menjalin relasi pertemanan dapat di lakukan disini dengan cara yang unik.

Berbagai macam aplikasi media sosial yang diciptakan oleh para perusahaan-perusahaan besar yang kreatif di dunia salah satunya media sosial Tinder membuat masyarakat Indonesia khususnya mahasiswa Unikom memiliki perubahan perilaku komunikasi dalam bermasyarakat. Hal ini memberikan suatu dampak bagaimana seseorang khususnya mahasiswa memiliki perilaku komunikasi tertentu yang di akibatkan oleh penggunaan media sosial Tinder ini, apalagi mengingat media sosial Tinder merupakan media sosial untuk menjalin relasi pertemanan bahkan untuk mencari pasangan.


(10)

Perilaku merupakan bagaimana seseorang bertindak setelah terbentuknya sikap. Jika mengikuti model-modeltransaksional maka perilaku komunikasi berarti tindakan seseorang sebagai pelaku komunikasi diartikan sebagai saling berbagi pengalaman atau the sharing of experience (Tubbs, 1983:342). Hal ini sejalan dengan Rogers yang menyatakan bahwa perilaku komunikasi merupakan suatu kebiasaan dari individu atau kelompok di dalam menerima atau menyampaikan pesan yang di indikasikan dengan adanya partisipasi, hubungan dengan sistem sosial, kekosmopolitan, hubungan dengan agen baru, keterdedahan dengan media massa, keaktifan mencari informasi mengenai hal-hal baru.

Penggunaan Tinder menekankan kepada proses komunikasi yang di dalamnya terdapat interaksi. Cara kerja Tinder sendiri juga lebih menekankan kepada interaksi sesama penggunanya.

Menurut C. P Chaplin mengatakan bahwa :

Interaksi adalah “Suatu pertalian sosial antara individu sedemikian rupa sehingga individu yang bersangkutan saling mempengaruhi satu sama lain”.

(Supriatna, 1984:254)

Media sosial Tinder yang di gunakan oleh mahasiswa khususnya mahasiswa Unikom, memperlihatkan tindakan-tindakan tertentu. Tindakan yang seperti apa yang di lakukan mahasiswa Unikom dalam menjalin relasi pertemanan lewat media sosial Tinder ini.


(11)

Menurut Karl Max mengatakan bahwa :

Tindakan adalah “Sebagai aktivitas manusia yang berusaha menghasilkan

barang atau mencoba sesuatu yang unik untuk mengejar tujuan tertentu”. (Tim Guru Sosiologi, 2004:37)

Penggunaan Media sosial Tinder oleh mahasiswa Unikom akan menimbulkan hubungan-hubungan tertentu, hubungan apa dan seperti apa yang di cari oleh mahasiswa Unikom yang menggunakan media sosial Tinder.

Menurut Soejono Sukanto mengatakan bahwa :

Hubungan adalah “Kesatuan yang terbuka dan ketergantungan antara satu dengan lainnya. (definisi.org di akses pada tanggal 14 Mei 2015 pukul 08.00)

Kehadiran media sosial khususnya media sosial Tinder, memudahkan para penggunanya dalam berkomunikasi, terutama dalam mencari relasi pertemanan di kalangan mahasiswa Unikom. Setelah peneliti melakukan pra riset mengenai Tinder di Unikom kepada beberapa mahasiswa di 6 fakultas yang berbeda, mereka sepakat bahwa Tinder merupakan media sosial yang tepat untuk mencari relasi pertemanan dan berkomunikasi. Salah satunya di sebutkan oleh Anissa, mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik yang mengatakan bahwa :

“Adanya media sosial Tinder ngebuat saya ga harus cari kesana kemari untuk

kenal dan berkomunikasi dengan orang baru”.

Komunikasi berpengaruh terhadap banyak hal, khususnya dalam mengubah tingkah laku, hal ini sesuai dengan yang di katakan oleh Everett M. Rogers dalam buku Deddy Mulyana tahun 2007 sebagai berikut :


(12)

“Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu

atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.” (Deddy Mulyana, 2007:69)

Relasi merupakan suatu hubungan yang dapat dibangun apabila memiliki kesamaan dan dalam hal ini Tinder dapat membantu individu dalam membina relasi bila individu tersebut memiliki kesamaan dan kecocokan pada saat mereka melakukan interaksi. Jadi dapat di ketahui apakah relasi tersebut dapat terbangun ataupun tidak terbangun. Komunikasi merupakan suatu sarana penting dalam menjalin interaksi dengan orang lain. Melalui adanya komunikasi yang terjalin maka manusia dapat melakukan berbagai aktivitas dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia yang sesuai dengan perkembangan teknologi dalam bidang komunikasi. Maka manusia menciptakan berbagai alat penunjang komunikasi yang lebih canggih dan praktis.

Universitas Komputer Indonesia merupakan Universitas berbasis komputer, di mana setiap fakultasnya mendapat pembelajaran dan materi mengenai komputer dan sistemnya. Berangkat dari hal tersebut, peneliti merasa bahwa Unikom merupakan universitas yang tepat untuk melakukan penelitian karena sesuai dengan penelitian peneliti yaitu mengenai media sosial dan mengingat media sosial yang identik dengan jaringan dan teknologi sesuai dengan Unikom yang berbasis komputer, jaringan, dan teknologi dalam memberikan materinya. Selain itu peneliti memilih mahasiswa Unikom karena mahasiswa Unikom mengetahui media sosial Tinder bahkan beberapa di antaranya juga menggunakan media sosial Tinder. Hal ini terbukti dari pra riset yang


(13)

peneliti lakukan beberapa waktu lalu. Peneliti melakukan wawancara kecil mengenai media sosial Tinder kepada beberapa mahasiswa dari 6 fakultas berbeda dan dari beberapa jurusan yang berbeda pula. Walaupun Unikkom memiliki 6 Fakultas S1 dan 1 Fakultas Pasca Sarjana, namun peneliti memfokuskan penelitian kepada beberapa mahasiswa di 6 fakultas S1 saja agar penelitiannya lebih terfokus.

Jika berbicara mengenai manfaat, media sosial memiliki begitu banyak manfaat yang di rasakan oleh mahasiswa. Selain sebagai sarana komunikasi, media sosial juga bisa di gunakan untuk mencari dan menjalin relasi pertemanan. Media sosial Tinder merupakan salah satunya dan inilah yang membuat peneliti merasa tertarik untuk meneliti perilaku komunikasi para pengguna media sosial Tinder dalam menjalin relasi pertemanan di kalangan mahasiswa Unikom karena media sosial ini merupakan media sosial baru yang unik dan memungkinkan seseorang untuk menjalin relas pertemanani tanpa harus berkenalan secara langsung selain itu beberapa mahasiswa Unikom juga menggunakan media sosial Tinder.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti memilih penggunaan media sosial Tinder sebagai penelitian karena peneliti ingin mengetahui perilaku komunikasi pengguna media sosial Tinder di kalangan mahasiswa Unikom Bandung. Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang di kemukakan maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut ”Bagaimana perilaku komunikasi pengguna media sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan?”


(14)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan yang akan menjadi rumusah masalah yang akan di teliti yaitu sebagai berikut :

1.2.1 Rumusan Masalah Makro

Bagaimana Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan ?

1.2.2 Rumusan Masalah Mikro

1. Bagaimana Interaksi Pengguna Media Sosial Tinder dalam menjalin relasi pertemanan ?

2. Bagaimana Tindakan Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan ?

3. Bagaimana Hubungan Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku komunikasi pengguna media sosial Tinder dalam menjalin relasi yang dalam hal ini merupakan mahasiswa Unikom.


(15)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan masalah yang di teliti maka tujuan di lakukannya penelitian ini yaitu untuk :

1. Mengetahui Interaksi Pengguna Media Sosial Tinder

2. Mengetahui Tindakan pengguna media sosial Tinder dalam menjalin relasi 3. Mengetahui Hubungan pengguna media sosial Tinder dalam menjalin relasi

1.4Kegunaan Penelitian

Secara teoritis peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat sesuai dengan tujuan penelitian di atas. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat mengembangkan kajian studi ilmu komunikasi secara umum dan perilaku komunikasi para pengguna media sosial Tinder dalam menjalin relasi di kalangan mahasiswa Unikom. Selain itu pula dapat menjadi praktis dan dapat memperdalam pengetahuan dan teori mengenai informasi yang berhubungan dengan studi ilmu komunikasi.


(16)

1.4.2 Kegunaan Praktis

Secara praktis kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.2.1Kegunaan Bagi Peneliti

Penelitian ini di harapkan dapat memberi kontribusi dalam menambah wawasan serta sebagai salah satu rujukan untuk meneliti lebih lanjut dari masalah penelitian yang sama dari sisi psikologi manusia.

1.4.2.2Kegunaan Bagi Universitas

Untuk universitas khususnya untuk program studi Ilmu Komunikasi konsentrasi Humas di harpkan berguna untuk literatur atau bahan referensi berikutnya yang akan mengadakan penelitian yang sama.

1.4.2.3Kegunaan Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna bagi masyarakat yang ingin mendapat informasi mengenai media sosial khususnya media sosial Tinder. Selain itu juga untuk mengetahui perilaku komunikasi yang muncul akibat dari penggunaan media sosial.


(17)

14 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti mengambil skripsi yang berjudul “Perilaku Komunikasi Para

Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan di Kalangan Mahasiswa Unikom”.

(Studi Deskriptif mengenai Perilaku Komunikasi Para Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan di Kalangan Mahasiswa Unikom). Sebelumnya penelitian yang membahas mengenai perilaku komunikasi sudah banyak di lakukan, namun objeknya berbeda setiap penelitian.

Pada penelitian ini, peneliti melihat tinjauan sebelumnya yang mirip dengan penelitian yang di teliti mengenai pembahasan perilaku komunikasi. Peneliti mencari penelitian terdahulu melalui internet searching dan pergi ke perpustakaan. Berikut ini merupakan judul penelitian yang menjadi bahan tinjauan terdahulu oleh peneliti, yaitu sebagai berikut :

1. Bayu Nugraha

Judul Skripsi : Perilaku Komunikasi Pengguna Aktif Instagram (Universitas Padjadjaran)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya perilaku komunikasi pengguna aktif


(18)

instagram dan mengetahui perilaku komunikasi antara sesama pengguna aktif instagram. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara berulang kepada 8 orang informan, observasi, serta studi kepustakaan dan analisis dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang faktor yang melatarbelakangi yaitu fasilitas pendukung, keinginan untuk menghasilkan karya yang lebih baik, frekuensi serta dorongan kerabat. Perilaku komunikasinya yaitu antar sesama pengguna aktif yang mengunggah foto dan melakukan following serta unfollow dan memberikan like atau komentar pada foto.

2. Nama : Lidya Pratiwi Anggrenie.

Judul : Perilaku Pengguna Blackberry di kalangan siswa sekolah dasar di Jakarta. (Universitas Padjadjaran).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui intensitas penggunaan Blackberry, banyaknya konten atau isi juga kesediaan mengungkapkan diri di kalangan siswa sekolah dasar di Jakarta. Objek dari penelitian ini adalah siswa sekolah dasar di Jakarta. Metode yang di gunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Teori yang di gunakan untuk mendasari penelitian ini yaitu teori CMC atau Computer Mediated Communication. Populasi penelitian ini adalah siswa sekolah dasar yang memiliki dan menggunakan


(19)

Blackberry di Jakarta. Teknik penarikan sampel di lakukan dengan teknik klaster banyak tahap. Penelitian dilakukan dengan melakukan penyebaran kuisioner kepada 50 orang responden.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah intensitas penggunaan Blackberry berada di kategori tinggi dengan aspek yang menonjolnya yaitu frekuensi penggunaan. Sedangkan berdasarkan content atau isi Blackberry keduanya berada pada kategori sedang. Pihak sekolah di sarankan agar sebaiknya tidak melarang siswa membawa Blackberry ke sekolah karena banyaknya manfaat dari penggunaan Blackberry. Tapi ada baiknya pihak sekolah melakukan penyitaan Blackberry untuk menghindari penyalahgunaan yang mungkin ditimbulkan saat jam pelajaran. Perilaku yang muncul yaitu siswa dan guru sd menggunakan Blackberry untuk berinteraksi khususnya pada saat pembagian tugas. 3. Nama : Dea Anggraeni Utomo

Judul : Motif Pengguna Jejaring Sosial Google+ di Indonesia. (Universitas Kristen Petra Surabaya)

Tujuan dibuatnya jurnal ini untuk mengetahui apa motif yang muncul dalam benak pengguna untuk menggunakan jejaring sosial Google+. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa pengguna Google+ lebih dapat melihat perkembangan terbaru atau informasi terbaru apa yang bisa di dapat. Sementara motif terendahnya yaitu bahwa google+ di gunakan


(20)

untuk membuat status, membuat pencitraan. Seseorang bisa menunujukan eksistensinya dari status yang di buatnya.

Tabel 2.1

Perbandingan Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Tahun Identitas Penyusun Metode Yang Di gunakan Hasil Penelitian Perbedaan Dengan Penelitian Skripsi Ini 1. Perilaku Komunikasi Pengguna Aktif Instagram 2012 Bayu Nugraha (Skripsi) Bidang Kajian Manajemen Komunikasi Universitas Pajajaran Kualitatif Studi Kasus Penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang melatarbelakangi yaitu fasilitas pendukung, keinginan untuk menghasilkan karya yang lebih

baik, frekuensi mengakses yang tinggi serta Penelitian Bayu meneliti perilaku komunikasi pengguna instagram di seluruh kalangan, sementara penelitian Dorongan kerabat. Perilaku komunikasi antar sesama pengguna aktif instagram yang mengunggah foto melakukan following dan unfollow dan memberikan like atau komentar pada foto. Yang peneliti teliti lebih fokus meneliti mahasiswa unikom yang aktif menggunakan media sosial Tinder.


(21)

2. Perilaku Penggunaan Blackberry di Kalangan Siswa Sekolah Dasar di

Jakarta.

2013 Lidya Pratiwi Anggreini (Skripsi) Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Kajian Manajemen Komunikasi Universitas Padjadjaran Kuantitatif Metode Deskriptif Bahwa intensitas penggunaan blackberry cukup tinggi dengan aspek yang menonjolnya yaitu frekuensi penggunaan. Perilaku menunjukan bahwa siswa dan guru sd berinteraksi menggunakan blackberry untuk pembagian tugas. Perbedaannya, penelitian yang di lakukan Lidya menggunakan metode kuantitatif dan membahas Blcakberry sebagai alat komunikasi, sementara penelitian yang di lakukan peneliti lebih meneliti perilaku dan media sosial yang ada dalam alat komunikasi itu sendiri. 3. Motif Pengguna

Jejaring Sosial Google+ di

Inonesia

2013 Dea Anggraeni Utomo (e-journal) Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya Bahwa pengguna Google+ lebih dapat melihat perkembangan terbaru atau informasi terbaru

apa yang bisa di dapat. Sementara motif terendahnya yaitu bahwa google+ di gunakan untuk membuat status, membuat pencitraan. Seseorang bisa menunujukan Penelitian ini melihat pada motif sosialnya seseorang menggunakan google+, sementara penelitian yang di lakukan peneliti lebih menunujukan bagaimana perilaku komunikasinya dan berfokus kepada mahasiswa unikom.


(22)

eksistensinya dari status yang di

buatnya.

(Sumber :Peneliti 2015)

2.1.2 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.2.1 Pengertian Komunikasi

Manusia sebagai makhluk yang bermasyarakat artinya makhluk yang tidak hidup tanpa ada bantuan orang lain di sekelilingnya. Oleh karena itu ia akan selalu membutuhkan orang lain di dalam kehidupannya, sampai akhir hayatnya, dan untuk memenuhi semua kebutuhannya itu manusia harus selalu berinteraksi dengan yang lainnya dan dalam interaksinya itu akan terjadi saling mempengaruhi. Semakin lama manusia itu hidup dan tumbuhan, maka semakin banyak ia akan berinteraksi dan semakin luas ruang lingkup interaksinya, baik itu interaksi dalam kehidupan kelompok ataupun dengan masyarakat di lingkungannya. Untuk memperlancar jalannya interaksi tersebut, maka ini tidak


(23)

luput dari alat yang digunakan untuk berinteraksi yaitu “komunikasi” karena

tanpa komunikasi interaksi tidak akan bisa terjadi.

“Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication menurut asal katanya berasal dari bahasa latin Communicate, dalam perkataan ini bersumber dari kata Communis yang berarti sama, sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si pengirim sepaham dari suatu pesan

tertentu”. (Effendy, 2002:9)

Sedangkan menurut Gerald Amiler yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy menjelaskan bahwa:

“In the main communication has as its central interest those behavioral situations in which source transmit in message to a receiver (s) with conscious inten to a fact the latte’s behavior”. (Pada pokoknya, komunikasi mengandung situasi keperilakuan sebagai minat sentral, dimana sesseorang sebagai sumber menyampaikan sesuatu kesan kepada seseorang atau sejumlah penerima yang secara sadar bertujuan mempengaruhi perilakunya). (Effendy, 2009:31-3).

Dari definisi di atas kita dapat memperoleh gambaran yang dimaksud komunikasi, walaupun masing-masing definisi memiliki pengertian yang luas dan beragam satu sama lainnya. Dari definisi di atas ditekankan bahwa kegiatan komunikasi yang mempunyai tujuan yakni mengubah dan juga membentuk perilaku orang lainnya yang menjadi sasaran komunikasi.

2.1.2.2 Fungsi Komunikasi

Menurut Effendy (2003 : 55) terdapat empat fungsi komunikasi, yaitu: 1. Menyampaikan ( to inform )


(24)

Dengan komunikasi, komunikator dapat menyampaikan informasi kepada komunikan. Serta terjadi pertukaran informasi antara komunikator dan komunikan.

2. Mendidik ( to educate )

Komunikasi sebagai sarana untuk mendidik, dalam arti bagaimana komunikasi secara formal maupun informal bekerja untuk memberikan atau bertukar pengetahuan. Dan kebutuhan akan pengetahuan dapat terpenuhi. Fungsi mendidik ini dapat juga ditunjukan dalam bentuk berita dengan gambar maupun artikel.

3. Menghibur ( to entertain )

Komunikasi menciptakan interaksi antara komunikator dan komunikan. Interaksi tersebut menimbulkan reaksi interaktif yang dapat menghibur baik terjadi pada komunikator maupun komunikan.

4. Mempengaruhi ( to influence )

Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi, terdapat upaya untuk mempengaruhi komunikan melalui isi pesan yang dikirim oleh komunikator. Upaya tersebut dapat berupa pesan persuasif (mengajak) yang dapat mempengaruhi komunikan. Komunikator dapat membawa pengaruh positif atau negatif, dan komunikan dapat menerima ataupun menolak pesan tersebut tanpa ada paksaan.

Keempat tujuan komunikasi di atas, turut mengambil peranan dalam setiap proses yang terjadi. Mulai dari mengubah sikap seseorang, merubah


(25)

pendapat dan pandangan seseorang, merubah perilaku, serta merubah kehidupan sosial penggunanya.

2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Antar Pribadi 2.1.3.1 Definisi Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi menuntut seseorang berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi antar pribadi dibagi menjadi komunikasi diadik, komunikasi publik, dan komunikasi kelompok kecil. Komunikasi Antar Pribadi juga berlaku secara kontekstual bergantung kepada keadaan, budaya, dan juga konteks psikologikal.

Komunikasi antarpribadi yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy berdasarkan definisi Joseph A Devito adalah :

“Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan

beberapa umpan balik seketika “. ( the process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback ). ( Effendy, 2002 : 158)

Berdasarkan definisi Devito diatas, dapat di ketahui bahwa komunikasi antar pribadi di lakukan oleh dua orang yang memang sedang berdua dan mendapatkan efek yang langsung seperti saat guru privat dan muridnya saat mendiskusikan pelajaran, sepasang kekasih yang sedang bercengkrama dan teman yang sedang mengobrol dengan teman lainnya.


(26)

Komunikasi antarpribadi yang dimaksud adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan R. Wayne Pace. Fungsi komunikasi antarpribadi ialah berusaha meningkatkan hubungan insani (human relations), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu serta berbagai pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain. Komunikasi antarpribadi dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Melalui komunikasi antar pribadi juga kita dapat berusaha membina hubungan yang baik, sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik yang ada dan bermunculan.

2.1.3.2 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi

Tujuan komunikasi antarpribadi menurut Joseph A Devito terdiri atas 4 makna yakni :

1. Menyangkut penemuan diri (personal discovery). Dimana dengan berkomunikasi kita mampu lebih baik dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang kita ajak berbicara.

2. Tujuan kita berkomunikasi adalah berhubungan dengan orang lain, membina dan memelihara hubungan dengan orang lain.

3. Dalam perjumpaan antar pribadi sehari-hari kita berusaha mengubah sikap dan perilaku orang lain.


(27)

4. Kita menggunakan banyak komunikasi untuk bermain dan menghibur diri. (Devito, 1997 : 29-32 )

2.1.4 Tinjauan Tentang Perilaku Komunikasi

Dari segi biologis, perilaku adalah sebuah kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Skiner dalam Notoadmodjo (2007), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Definisi perilaku yang cukup tua dikemukakan oleh Mc Donald (1960:167) yakni sebagai respon atau aksi yang di lakukan oleh seseorang atau segala sesuatu yang dilakukannya.

Dalam sudut pandang ritual komunikasi ditandai oleh konsep-konsep seperti berbagi, partisipasi dan pertemanan. Sudut pandang ritual memanfaatkan akar timbal balik dari istilah keawaman, persekutuan, komunitas, dan komunikasi. Hal ini dekat dengan komunikasi phatic (komunikasi yang digunakan untuk mengekspresikan atau menciptakan suasana perasaan bersama, keinginan baik, atau sosialisasi ketimbang menyampaikan informasi) yang memiliki asal usul dalam karya Roman Jacobson dan Bronislaw Malinowski. Phatic berfungsi dalam mempertahankan kontrak antara komunikator tanpa selalu bertukar informasi yang berarti.

Hal ini sejalan dengan Rogers menyatakan bahwa perilaku komunikasi merupakan suatu kebiasaan dari individu atau kelompok di dalam menerima atau menyampaikan pesan yang di indikasikan dengan adanya partisipasi,


(28)

hubungan dengan sistem sosial, kekosmopolitan, hubungan dengan agen pembaharu, keterdedahan dengan media massa, keaktifan mencari informasi, pengetahuan mengenai hal-hal baru.

2.1.5 Tinjauan Tentang New Media

Media sosial seperti Facebook, Twitter dan Tinder merupakan jenis-jenis media baru yang termasuk dalam kategori online media. Jenis-jenis media baru ini memungkinkan orang bisa berbicara, berpartisipasi, berbagi dan menciptakan jejaring secara online.Tindak komunikasi melalui media secara intensif dapat dilakukan diantara penggunanya, di samping tindak komunikasi yang berlangsung secara intensif pengguna juga cenderung berkomunikasi secara ekspresif.

Orang-orang bisa merasa lebih nyaman dan terbuka dalam menyampaikan pesan-pesan yang ingin disampaikan dengan orang lain. Melalui media sosial, aktivitas-aktivitas pengungkapan diri dapat dilakukan hampir tanpa hambatan psikologis, bahkan mungkin proses penetrasi sosial seperti layaknya dalam jalinanan komunikasi antarpribadi, dari tahapan orientation menuju stabel exchange bisa berjalan dengan intensif. Meskipun dampak negatif dari pemakaian media sosial juga tidak bisa dihindari.

Dalam catatan McQuail (2010:141), ada perubahan-perubahan penting yang berhubungan dengan munculnya media baru, yaitu :

1. Digitalisasi dan konvergengsi semua aspek dari media. 2. Interaktivitas dan konektivitas jejaring yang meningkat.


(29)

3. Mobilitas dan delokasi pengiriman dan penerimaan (pesan). 4. Adaptasi publikasi dan peran-peran khalayak

5. Munculnya beragam bentuk baru dari media “gateway”, yaitu pintu masuk untuk mengakses informasi pada Web atau untuk mengakses Wen itu sendiri.

2.1.6 Tinjauan Tentang Internet

Istilah internet pada mulanya diciptakan oleh para pengembangnya karena mereka memerlukan kata yang dapat menggambarkan jaringan dari jaringan-jaringan yang saling terkoneksi yang tengah mereka buat waktu itu. Internet merupakan kumpulan orang dan komputer di dunia yang seluruhnya terhubung oleh bermil-mil kabel dan saluran telepon.

“Internet (International Networking) atau Net adalah kumpulan luas dari jaringan komputer yang saling terhubung di seluruh dunia, mulai dari komputer kecil (personal computer atau PC) di rumah-rumah sampai komputer besar diperusahaan-perusahaan”. (Deni Darmawan, 2012:97) Fasilitas internet yang paling terkenal, yaitu World Wide Web (WWW), adalah bagian internet yang relati baru, sedangkan fungsi seperti mengirim dan menerima Elektronik Mail (E-Mail) sudah dimanfaatkan orang selama lebih dari 30 tahun.

2.1.7 Tinjauan Tentang Media Sosial

Media sosial merupakan sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, dan forum merupakan bentuk media sosial yang paling umum


(30)

digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Sementara jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.

Situs media sosial mempunyai banyak bentuk seperti blog, microblog (Twitter), jejaring sosial (Facebook dan Linkedln), situs media-sharing (Youtube, Flikr, Slideshare), situs social bookmark dan voting (digg, reddit), situs review (Yelp), forum dan dunia virtual (Second Life). Tentunya setiap bentuk situs media sosial memiliki karakteristik dan kelebihan masing-masing, misalnya Twitter menonjolkan percakapan interaktif dalam pesan text yang disebut tweet, Facebook menonjolkan jaringan relasi pertemanan, youtube menonjolkan database dan sharing video serta Second Life menonjolkan dunia virtual 3D dimana setiap orang dapat melakukan aktivitas harian layaknya di kehidupan nyata.

Dalam jurnalnya yang berjudul Journal of systems and technology, Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai berikut :

“Sosial media adalah sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang

membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”


(31)

Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia dikarenakan kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.

Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan.

2.1.8 Tinjauan Tentang Tinder

Tinder pertama kali diluncurkan pada Agustus 2012 oleh Sean Rad, Justen Mateen, dan Jonathan Badeen. Saat di luncurkan ketiga pendiri Tinder ini menyebutkan bahwa media Sosial Tinder merupakan inovasi terbaru dalam mencari relasi terutama teman kencan. Ketiga pendiri Tinder ini juga menjelaskan bahwa berdasarkan pengamatan yang mereka amati selama berkecimpung dalam pembuatan software, sebagian besar media sosial dan situs Online dating memiliki


(32)

tingkat penolakan yang cukup besar. Hal ini dikarenakan media sosial dan situs online dating hanya berfokus pada foto profil dan informasi yang dapat di buat sendiri, tidak tersinkronisasi dengan media sosial lainnya sehingga memungkinkan banyaknya aksi pemalsuan identitas dan penolakan dari sesama teman online dating. Siapa saja dapat langsung berkomunikasi hanya dengan melihat foto profilnya saja. Berbeda dengan Tinder yang dimana penggunanya hanya dapat

berkomunikasi jika satu sama lain memiliki “matches” atau menekan tombol

“love” bersamaan. Jadi probabilitas penolakan oleh teman online dating lebih kecil. Itulah yang membuat Tinder berbeda dibandingkan dengan media sosial online dating lainnya. Tinder dibuat dalam naungan IAC (Inter Active Corp), sebuah perusahaan media digital terbesar di Amerika dari berbagai situs dan aplikasi kencan seperti Match, OKcupid dan How About We. Tinder menawarkan sebuah aplikasi yang bisa mempertemukan seseorang dengan teman yang memiliki hobi yang sama atau bahkan dapat menemukan pasangan idaman. Tidak hanya itu, Tinder juga memberikan suatu ruang untuk mengabadikan momen kemudian di simpan di album yang tersedia dalam Tinder. Tinder juga sering di sebut sebagai aplikasi pencari teman kencan. Pada awalnya Tinder terlebih dahulu diperkenalkan kepada para mahasiswa di University Of Southern California. Salah satu pendiri Tinder Sean Rad, melakukan suatu riset dan pengamatan yaitu mengukur seberapa besar respon masyarakat terutama mahasiswa terhadap adanya media sosial Tinder ini, dan hasilnya memuaskan, menurut technosia.com Sean Rad mengungkapkan bahwa dalam satu minggu, ada 1500 pasangan yang matches di kampus tersebut.


(33)

Setelah itu Sean Rad pun mendatangi Universitas yang kedua untuk melakukan percobaan yang sama, dan hasilnya juga mendapat respon yang postif. Kemudian Sean Rad berpikir bahwa Tinder cocok dengan kondisi dan kehidupan mahasiswa pada saat ini. Karena media sosial ini telah memberikan pendekatan yang lebih

halus dan lebih “intim” dalam mencari relasi ataupun mencari pasangan. Sehingga

media sosial ini terus di kembangkan secara intensif di IAC selama beberapa bulan hingga akhirnya resmi di luncurkan pada Oktober 2012.

Media Sosial Tinder dapat diunduh gratis. Aplikasi ini bekerja dengan mengandalkan system satelit navigasi yang dapat mengatur jarak dan lokasi tertentu. Tinder termasuk aplikasi yang cukup populer di Apple Store dan Google Store. Di kedua platform diastribusi aplikasi, Tinder termasuk dalam 10 besar daftar aplikasi favorit untuk kategori gaya hidup. Sean Rad mengungkapkan aplikasi ini dibuat berdasarkan pengamatannya terhadap gaya hidup masyarakat modern yang super sibuk sehingga tidak sempat untuk bertemu dengan teman kencan. Maka dari itu Sean Rad memutuskan untuk membuat aplikasi Tinder untuk memudahkan seseorang yang super sibuk dalam mencari jodoh. Dalam konferensi pers nya Sean Rad juga mengatakan bahwa dalam dunia nyata biasanya seseorang mengirimkan sinyal secara tidak sadar kepada orang-orang apakah menunjukan ketertarikan atau tidak, dan dirinya menginginkan hal tersebut menjadi suatu norma.

Tinder menggunakan profil facebook untuk mengumpulkan informasi mendasar calon pengguna. Hal ini di lakukan untuk menetapkan profile asli si


(34)

pengguna Tinder itu sendiri, karena informasi mengenai profil seseorang di Facebook dapat di percaya. CEO Tinder mengatakan bahwa Tinder mengutamakan keamanan dari para konsumennya, dan seiring dengan berjalannya waktu Tinder akan terus mengoptimalkan sistem keamanan dan perlindungan informasi para penggunanya. Tinder juga tidak akan memposting apapun di facebook atau pun di wall penggunanya. Cara mengunakan media sosial Tinder tidaklah rumit. Media sosial ini di buat tanpa ada formulir atau persyaratan lainnya yang cukup rumit, secara otomatis data diri atau identtas pengguna dari facebook sudah terdata secara otomatis di Tinder, jadi para pengguna bisa langsung menggunakan Tinder. Pada Juni 2014 Tinder menambahkan fitur baru yaitu

“Moments”.sebuah fitur penyimpanan foto. Tinder juga menambahkan fitur

lainnya seperti kemampuan mengedit foto, menambahkan gambar, atau menyediakan filter yang dapat dipilih oleh pengguna untuk memberikan efek pada foto.

Namun selama 2 tahun kemunculannya di dunia maya, Tinder juga sempat memuncukan kontroversi. Karena Tinder membutuhkan informasi dari akun facebook, maka terdapat beberapa akun tinder palsu. Hal ini memunculkan kekhawatiran karena ada kemungkinan Tinder dapat di salah gunakan. Selain itu badan pengawas keamanan online Amerika Serikat Symantec menginformasikan kepada Tinder bahwa ada spam dari profil-profil palsu Tinder tadi, sehingga Tinder diminta untuk lebih memperketat sistem keamanan. Kasus lainnya pada Februari 2014 beberapa peneliti menemukan kekurangan pada system


(35)

Tinder,location pada Tinder tidak berfungsi. Sehingga para penggunanya tidak dapat mengetahui berapa jarak para matches nya. Kemudian juru bicara Tinder mengatakan bahwa kerusakan system tersebut dapat di atasi dalam kurun waktu kurang dari 48 jam. Juru bicara Tinder juga mengungkapkan privasi dan sekuritas pelanggan tetap menjadi prioritas utama.

2.1.9 Tinjauan Tentang Relasi

Relasi merupakan hubungan antar manusia yang dimana relasi tersebut menentukan struktur masyarakat. Relasi juga bisa dikatakan sebagai jalinan interaksi yang terjadi antar perorangan atas dasar status atau peranan sosial. (Carrie, 2009 : 48) Relasi merupakan hal yang sangat penting untuk dibangun. Banyak hal yang di bicarakan berkaitan dengan relasi. Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal istilah relasi bisnis, relasi pertemanan, relasi antar dosen dan mahasiswa dan berbagai macam relasi lainnya. Relasi sangat membantu kita untuk bersosialisasi terlebih mengingat manusia sebagai makhluk sosial. Relasi dapat membuat hidup seseorang bahagia, selain itu relasi juga berperan dalam kehidupan kita untuk menggapai kesuksesan. Tidak sulit untuk mendapatkan relasi, relasi bisa di dapatkan jika kita mau bersosialisasi dan menerima seseorang untuk menjadi teman dengan tangan terbuka. Setelah itu relasi pertemanan bisa terjalin.


(36)

Unikom secara resmi berdiri pada tanggal 8 Agustus 2000 dengan membuka 11 program studi yaitu di antaranya Teknik Komputer, Manajemen Informatika, Teknik Industri, Teknik Arsitektur, Perencanaan Wilayah dan Kota, Ilmu Hukum, Ilmu Komunikasi, Ilmu Pemerintahan, Desain Interior, dan Desain Komunikasi Visual. Berdasarkan website Unikom, setiap tahunnya Unikom menerima 2000 mahasiswa dan masuk ke dalam berbagai macam jurusan. Mahasiswa paling banyak jumlahnya yaitu mahasiswa dari Fakultas Teknik dan Komputer dengan jumlah mahasiswa 9463 berdasarkan data dari website ftik.unikom.ac.id. Pada tahun 2015 ini Unikom menerima mahasiswa baru dengan jumlah mahasiswa baru sebesar 15.000 yang berasal dari berbagai macam pelosok tanah air. Berdasarkan website resmi Unikom yaitu www.unikom.ac.id. Saat ini Unikom memiliki 6 Fakultas dengan 23 program studi.

2.2 Kerangka Pemikiran 2.2.1 Kerangka Teoritis

Kerangka Pemikiran merupakan narasi atau uraian tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau di rumuskan. Dalam kerangka pemikiran ini peneliti akan mencoba menjelaskan dan menjabarkan masalah penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mencoba membahas Perilaku Komunikasi Para Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan di Kalangan Mahasiswa Unikom sebagai fokus penelitian.


(37)

Pada kerangka teoritis ini peneliti mengacu pada definisi perilaku komunikasi dari Prof. Dr. Engkus Suwarno yang menyatakan bahwa perilaku komunikasi adalah tindakan atau kegiatan seseorang, kelompok, atau khalayak ketika terlibat dalam proses komunikasi. Selain itu peneliti juga mengambil definisi perilaku komunikasi dari Joseph Devito yang menyatakan bahwa perilaku komunikasi bersifat komunikasi, yaitu dalam suatu interaksi perilaku demikian selalu mengkomunikasikan sesuatu sebagai bahan acuan penelitian. Definisi perilaku komunikasi lainnya yang peneliti ambil sebagai bahan acuan penelitian yaitu definisi perilaku komunikasi dari Rogers M Everett yang menyatakan bahwa perilaku komunikasi merupakan suatu kebiasaan dari individu atau kelompok di dalam menerima dan mencari informasi yang diindikasikan dengan adanya partisipasi hubungan dengan sistem sosial, kekosmopolitan hubungan dengan agen perubahan, keterdedahan dengan media massa, keaktifan dalam mencari informasi, dan pengetahuan mengenai hal-hal yang baru. Ketiga definisi perilaku komunikasi tersebut menjadi bahan acuan peneliti dalam penelitian yang berjudul Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan di Kalangan Mahasiswa Unikom.

2.2.2 Kerangka Pemikiran Konseptual

Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan di atas, maka tergambar beberapa konsep yang akan dijadikan sebagai acuan peneliti dalam mengaplikasikan penelitian ini. Kerangka pemikiran teoritis diatas akan diterapkan dalam kerangka konseptual


(38)

Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan di Kalangan Mahasiswa

Unikom”

Perilaku komunikasi menurut Prof. Dr. Engkus Kuswarno dalam Buku Etnografi Komunikasi berasumsi bahwa perilaku komunikasi merupakan tindakan atau kegiatan seseorang, kelompok, atau khalayak ketika terlibat dalam proses komunikasi. Penggunaan media sosial Tinder oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa Unikom akan memunculkan perilaku komunikasi tertentu pada saat melakukan proses komunikasi di media sosial Tinder. sementara perilaku komunikasi menurut Joseph Devito yang menyatakan bahwa perilaku komunikasi bersifat komunikasi, yaitu dalam situasi interaksi perilaku demikian selalu mengkomunikasikan sesuatu. Dari definisi tersebut dapat di katakan bahwa segala macam perilaku yang di tunjukan pada saat berinteraksi di media sosial Tinder, merupakan bagian dari komunikasi. Dilihat dari isi percakapan di media sosial Tinder. definisi lainnya yaitu di kemukakan oleh Rogers M Everett yang menyatakan bahwa perilaku komunikasi merupakan suatu kebiasaan dari individu atau kelompok di dalam menerima dan mencari informasi yang diindikasikam dengan adanya partisipasi hubungan dengan sistem sosial, kekosmopolitan hubungan dengan agen perubahan, keterdedahan dengan media massa, keaktifan dalam mencari informasi, dan pengetahuan mengenai hal-hal yang baru. Segala macam proses komunikasi yang di lakukan dalam media sosial Tinder akan memunculkan perilaku komunikasi tertentu tergantung dari masing-masing individu yang menggunakannya. Ada tiga permasalahan yang ingin peneliti lihat dari penelitian yang berjudul “Perilaku


(39)

Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi di Kalangan Mahasiswa Unikom yaitu di antaranya akan di jabarkan sebagai berikut.

1. Interaksi, cara informan sebagai pengguna media sosial Tinder dalam berkomunikasi

2. Tindakan, Hal- hal yang dilakukan oleh pengguna yang dalam hal ini mahasiswa Unikom untuk menarik perhatian lawan bicaranya.

3. Hubungan, wujud kesinambungan interaksi antara pengguna dengan lawan bicaranya.

Gambar 2.1

Gambar Bagan Penelitian (Sumber : Peneliti 2015) Mahasiswa UNIKOMM

Perilaku KomunikasiM

Interaksi

Hubungan

Perilaku Komunikasi Mahasiswa UNIKOM

Pengguna Tinder


(40)

Berdasarkan alur pemikiran di atas, peneliti mencoba mendeskripsikan langkah dan tahapan yang muncul dalam pemikiran sehingga terbentuk rancangan yang tepat untuk di analisis. Perilaku komunikasi pengguna media sosial Tinder merupakan landasan dari penelitian ini. Peneliti memilih media sosial Tinder karena media sosial Tinder merupakan salah satu media sosial baru selain itu mengingat mahasiswa Unikom yang mayoritas mempunyai media sosial dan beberapa di antaranya menggunakan Tinder, sehingga membuat peneliti tertarik untuk meneliti perilaku komunikasi pengguna media sosial Tinder


(41)

37 3.1 Metode Penelitian

Dalam metode penelitian ini, peneliti memaparkan mengenai desain penelitian, teknik pengumpulan data, teknik penentuan informan dan teknik analisa data berkenaan dengan penelitian yang di lakukan.

3.1.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan bagian dari perencanaan penelitian yang menunjukan suatu usaha peneliti dalam melihat apakah penelitian yang direncanakan telah memiliki validitas internal dan validitas eksternal yang komprehensif. Peneliti memilih desain penelitian kualitatif, karena pokok permasalahan yang peneliti ambil dalam penelitian ini bersifat alami sesuai dengan fenomena yang ada pada saat ini. Selain itu peneliti bisa mengembangkan masalah tersebut lebih mendalam sehingga dapat memahami pokok permasalahan lebih mendalam dan spesifik.

Denzin dan Lincoln (1998:3) menyatakan bahwa :

“Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bersifat interpretif

(menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak metode dalam

menelaah masalah penelitian lainnya.”

Denzin dan Lincoln juga menjabarkan bahwa berbagai metode dalam penggunaan metode ini sering disebut sebagai triangulasi. Hal ini di


(42)

maksudkan agar peneliti memperoleh pemahaman yang komprehensif (holistik) mengenai fenomena yang di teliti.

Sementara Bodgan dan Taylor (dalam Moleong, 2010:4) menyatakan bahwa:

“Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati.”

Moleong (2010:13) dalam bukunya menjabarkan bahwa ada 11 karakteristik metode penelitian kualitatif yaitu manusia sebagai instrument utama, menggunakan latar alamiah, menggunakan pengamatan wawancara untuk menjaring data dan menganalisis data secara induktif, menyusun teori dari bawah ke atas (seperti ground theory), menganalisis data secara efektif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi masalah penelitian, berdasarkan focus, menggunakan kriteria tersendiri (seperti triangulasi, pengecakan sejawat uraian rinci dan sebagainya) untuk memvaliditasi data, menggunakan desain sementara, dan hasil penelitian di rundingkan dan di sepakati bersama oleh manusia dan di jadikan sebagai sumber data.

Studi penelitian ini secara Deskriptif menurut Issac dan Michael (1981:46) menyatakan bahwa :

“Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa.

Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Beberapa penulis memperluas penelitian deskriptif kepada segala penelitian selain penelitian historis

dan eksperimental. Mereka menyebut metode yang “melulu” deskriptif

sebagai penelitian survey.”

Deskriptif di artikan melukiskan variabel-variabel satu demi satu. Pengertian ini sama dengan analisis deskriptif dalam statistik, sebagai lawan


(43)

dari inferensial. pada hakekatnya metode deskrtiptif mengumpulkan data secara secara univariate. Karakteristik data di peroleh dengan ukuran-ukuran kecenderungan pusat atau ukuran sebaran. Ciri dari metode deskriptif ialah titik berat pada observasi dan suasana alamiah (naturalistis setting). Peneliti bertindak sebagai pengamat, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya.

Penelitian deskriptif tidak jarang melahirkan apa yang di sebut Seltiz, Wrightsman, dan Cook sebagai penelitian yang Insightstimulating yakni peneliti terjun ke lapangan tanpa di bebani atau di arahkan oleh teori. Menurutnya, peneliti bebas mengamati objeknya, menjelajah, dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang jalan. Penelitiannya terus menerus mengalami reformulasi dan redireksi ketika informasi-informasi baru di temukan. Hipotesis tidak datang sebelum penelitian. Hipotesis-hipotesis baru muncul dalam penelitian. Perspektif seperti ini memerlukan kualifikasi yang memadai, pertama, peneliti harus memiliki sifat yang reseptif Ia harus selalu mencari, bukan menguji. Kedua peneliti harus memiliki kekuatan integrative yakni kekuatan untuk memadukan berbagai macam informasi yang di terimanya menjadi satu kesatuan penafsiran.

Jadi, penelitian deskriptif bukan saja menjabarkan (analitis), tetapi juga memadukan (sintetis). Bukan saja melakukan klasifikasi, tetapi juga organisasi. Dari penelitian deskriptiflah di kembangkan berbagai penelitian korelasional dan eksperimental.


(44)

3.2 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang terkait dengan penelitian peneliti. Beberapa macam teknik pengumpulan data yang di lakukan peneliti yaitu di antaranya sebagai berikut.

3.2.1 Studi Pustaka

Untuk lebih memahami apa yang akan di teliti, maka perlu adanya materi-materi dari studi pustaka untuk membuat penelitian mejadi lebih baik.

Menurut M. Nazir dalam bukunya berjudul “Metode Penelitian”

mengemukakan bahwa yang di maksud dengan studi pustaka yaitu :

“Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literature-literatur, catatan-catatan, dan laporan yang ada hubunganya dengan masalah

yang di pecahkan.” ( Nazir, 1988 :111 ).

Peneliti menggunakan beberapa studi pustaka dalam penelitian ini yaitu : a. Referensi buku yang menunjang peneltian

Sebelum peneliti memulai penelitian, peneliti mencari beberapa buku yang di anggap menunjang untuk penelitian ini.

b. Laporan dan jurnal dari sumber-sumber yang terkait dengan penelitian. Saat peneliti melakukan penelitian, peneliti melihat tinjauan terdahulu dari skripsi-skripsi terdahulu dari berbagai macam kampus sebagai bahan referensi peneliti .


(45)

Peneliti juga melihat referensi dari internet berupa jurnal elektronik dan e-books untuk melihat keakuratan data dan mencari data yang tidak bisa di dapatkan dari informan.

3.2.2 Studi Lapangan

Adapun studi lapangan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu : 1. Wawancara Mendalam atau indepth interview

Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambal bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang di wawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. (Sutopo, 2006:72).

Adapun pedoman wawacara sebagai berikut : 1. Recorder

Recorder di gunakan untuk merekam segala percakapan yang di lakukan antara peneliti dan nforman terkait penelitian. Peneliti berhak merekam perbincangan selama wawancara setelah informan setuju perbincangannya di rekam.

2. Kamera

Kamera berfungsi untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan/sumber data. Dengan adanya foto ini,


(46)

maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian akan lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.

Wawancara di lakukan oleh peneliti kepada orang – orang yang di kategorikan merupakan penguna media sosial Tinder. Yaitu kepada 6 mahasiswa Unikom yang menggunakan Tinder. Dimana pemilihan informan dilakukan berdasarkan hasil observasi yang di awali dengan mewawancarai mahasiswa dari 6 fakultas (S1) berbeda di Unikom, dan setelah melakukan pra riset, peneliti mendapatakan 6 informan yang di ambil dari setiap fakultas berbeda di Unikom.

2. Observasi

Pengertian observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang di lakukan.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi partisipan di mana peneliti mengamati sekaligus terlibat dalam penelitian tersebut. Selain peneliti mengamati mahasiswa pengguna media sosial Tinder peneliti juga menggunakan Tinder untuk mengetahui keakuratan data dengan data yang di peroleh dari informan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah istilah bentukan dari kata dokumen. Dokumentasi yaitu suatu kegiatan berupa pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan, penemuan kembali dan penyebaran suatu dokumen. Dalam hal ini peneliti mencari data-data yang berkaitan dengan penelitian di kampus Unikom..


(47)

3.2.3 Teknik Penentuan Informan

Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai objek penelitian tersebut. Dalam hal ini, informan merupakan sumber data penelitian yang utama yang memberikan informasi dan gambaran mengenai pola perilaku dari kelompok masyarakat yang diteliti. (Kuswarno, 2008 : 162).

Dalam menentukan, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (2011) menyebutkan bahwa :

Purposive sampling adalah ”teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Petimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan

memudahkan peneliti menejelajahi objek/situasi sosial yang diteliti”.

(Sugiyono, 2011:218- 219).

Pada penelitian ini, peneliti memilih 6 informan mahasiswa Unikom yang menggunakan media sosial Tinder. Jumlah 6 orang didasarkan pada jumlah fakultas Strata 1 (S1) yang berjumlah 6 fakultas. Ke 6 informan yang akan diwawancara adalah benar-benar mahasiswa Unikom yang menggunakan Tinder. Informan dipilih untuk dijadikan sebagai sumber informasi dan akan dimintai keterangannya melalui wawancara mendalam.

Pada tabel di bawah ini terdapat 6 informan dari 6 fakultas yang berbeda yaitu Anissa dari Fakultas Ilmu sosial dan Politik, Noky dari Fakultas Teknik,


(48)

Imam dari Fakultas Desain, Rahmat dari Fakultas hukum, Nelida dari Fakultas. Sastra, Rendi dari Fakultas Ekonomi. Peneliti memilih keenam informan tersebut karena ketiganya sudah cukup lama menggunakan Tinder, yaitu lebih dari 3 bulan selain itu ketiganya juga memiliki jumlah matches di atas 100 matches. Selain itu Noky yang merupakan salah satu informan juga pernah bertemu secara langsung dengan matchesnya. Berikut ini merupakan tabel penelitian informan.

Tabel 3.1 Data Informan

NO NAMA L/P FAKULTAS UMUR KETERANGAN

1. Noky Perempuan Teknik 22 6 Bulan

2 Nelida Perempuan Sastra 22 6 Bulan

3 Annisa Perempuan Fisip 22 8 Bulan

4 Rahmat Laki-Laki Hukum 21 7 Bulan

5 Imam Laki-Laki Desain 24 3 Bulan

6 Rendi Laki-Laki Ekonomi 20 4 Bulans

(Sumber : Peneliti 2015)

3.3 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa pengujian. Peneliti menggunakan uji credibility (validitas internal) atau uji kepercayaan terhadap hasil penelitian. Uji keabsahan data ini diperlukan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu temuan atau data yang dilaporkan peneliti dengan apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan. Menurut Sugiyono, cara pengujian kredibilitas


(49)

data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian kualitatif dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck. Namun peneliti memilih beberapa saja yang sesuai dengan kebutuhan peneliti.

Dalam menentukan uji keabsahan data, peneliti menggunakan triangulasi diskusi dengan teman sejawat dan meningkatkan ketekunan.

1. Triangulasi

Diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

2. Diskusi dengan Teman Sejawat

Teknik ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. (Moleong, 2011:334)


(50)

3. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Melalui cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai macam referensi buku maupun hasil penelitian yang terkait dengan temuan yang akan di teliti karena dengan membaca dan mempelajari maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat di gunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar atau tidak (Sugiyono, 2011:272)

3.4 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data kualitatif menurut Suatu kegiatan yang mengacu pada penelaahan atau pengujian yang sistematik mengenai suatu hal dalam rangka mengetahui bagian-bagian, hubungan diantara bagian, dan hubungan bagian dengan keseluruhan.

Analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.


(51)

Tahapan analisa data yang di lakukan peneliti yaitu ada 4, berupa pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan melakukan verifikasi.

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Data yang dikelompokkan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi, sehingga berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan masalah penelitian.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukan, semakin lama peneliti turun ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera di lakukan analisis data melalui reduksi data. Reduksi berarti merangkum, memilah hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting setelah itu di cari tema atau polanya. Dengan demikian data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya mencari bila di perlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti computer mini, dengan memberikan kode pada aspek tertentu.

3. Penyajian data (Display Data)

Agar dapat melihat gambaran keseluruhannya atau bagian tertentu dari penelitian itu, harus di usahakan membuat berbagai macam matriks, grafik,


(52)

network, dan charts. Dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan detail.

4. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisa data kualitatif menurut Miles and Huberman dalam Sugiyino (2011) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak dikemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan, merupakan kesimpulan yang kredibel.

3.5 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian di lakukan di Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Jl. Dipati Ukur No. 112 Bandung, namun lokasi bisa berubah-ubah tergantung kesepakatan antara peneliti dan informan.

3.5.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama 5 (lima) bulan. Terhitung dari bulan Maret sampai bulan Juli 2015, dengan waktu penelitian sebagai berikut


(53)

(54)

MAHASISWA UNIKOM

( Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan di Kalangan Mahasiswa Unikom )

SKRIPSI

Diajukan Untuk menempuh Ujian Sarjana Pada Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh : Dewi Rosita Sari

NIM. 41811080

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(55)

viii

LEMBAR PERNYATAAN ... ii ABSTRAK ... iii ABSTRACT ... iv KATA PENGANTAR ... v DAFTAR ISI ... viii DAFTAR TABEL ... xii DAFTAR GAMBAR ... xiii LAMPIRAN-LAMPIRAN ... xiv BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 11 1.2.1 Rumusan Masalah Makro ... 11 1.2.2 Rumusan Masalah Mikro... 11 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 12 1.3.1 Maksud Penelitian ... 12 1.3.2 Tujuan Penelitian ... 12 1.4 Kegunaan Penelitian ... 12 1.4.1 Kegunaan Teoritis... 12 1.4.2 Kegunaan Praktis ... 13


(56)

ix

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 14 2.1.2 Tinjauan Komunikasi ... 19 2.1.2.1 Pengertian Komunikasi... 19 2.1.2.2 Fungsi Komunikasi ... 20 2.1.3 Tinjauan Komunikasi Antar Pribadi ... 22 2.1.3.1 Definisi Komunikasi Antar Pribadi ... 22 2.1.3.2 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi ... 23 2.1.4 Tinjauan Tentang Perilaku Komunikasi ... 24 2.1.5 Tinjauan Tentang New Media ... 25 2.1.6 Tinjauan Tentang Internet ... 26 2.1.7 Tinjauan Tentang Media Sosial ... 26 2.1.8 Tinjauan Tentang Tinder ... 28 2.1.9 Tinjauan Tentang Relasi ... 32 2.2 Kerangka Pemikiran ... 32 2.2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 32 2.2.2 Kerangka Pemikiran Konseptual ... 34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ... 37 3.1.1 Desain Penelitian ... 37


(57)

x

3.2.3 Teknik Penentuan Informan ... 43 3.3 Uji Keabsahan Data ... 44 3.4 Teknik Analisa Data... 46 3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 48 3.5.1 Lokasi Penelitian ... 48 3.5.2 Waktu Penelitian ... 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek Penelitian ... 54 4.1.1 Mahasiswa Unikom ... 54 4.2 Deskripsi Informan Penelitian ... 58 4.3 Hasil Penelitian ... 62 4.3.1 Interaksi Pengguna Media Sosial Tinder ... 63

4.3.1.1 Informan Memulai Interaksi Yaitu Chatting dengan Matches-nya ... 64 4.3.1.2 Informan Bercanda Dengan Matches-nya ... 67 4.3.1.3 Informan Menggunakan Emoticon Saat Melakukan Interaksi 69 4.3.1.4 Informan Menggunakan Bahasa yang santai ... 70 4.3.2 Tindakan Pengguna Media Sosial Tinder Dalam Menjalin Relasi Pertemanan ... 72


(58)

xi

Pertemanan di Kalangan Mahasiswa Unikom ... 74 4.3.3.1 Hubungan Pertemanan Yang Dimiliki Informan Dengan Lawan Bicaranya ... 75 4.4 Pembahasan ... 77 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 88 5.2 Saran ... 88 5.2.1 Saran Bagi Pengguna Media Sosial Tinder ... 89 5.2.2 Saran Bagi Mahasiswa ... 89 5.2.3 Saran Bagi Masyarakat ... 90 5.2.4 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya ... 90 DAFTAR PUSTAKA ... 91 DOKUMENTASI ... 93 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 96 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 127


(59)

xii

Halaman Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu ... 17 Tabel 3.1 Data Informan ... 44 Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 49 Tabel 4.1 Data Informan ... 59 Tabel 4.2 Tempat dan Waktu Wawancara ... 53


(60)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Bagan Penelitian ... 36 Gambar 4.1 Model Perilaku Komunikasi... 87


(61)

xiv

Lampiran 1 ... 96

Lampiran 2 ... 97

Lampiran 3 ... 98

Lampiran 4 ... 99

Lampiran 5 ... 100

Lampiran 6 ... 101

Lampiran 7 ... 103


(62)

88

Deni Darmawan. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Daryanto, 2010. Teknologi Jaringan Internet. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera Effendy. Onong Uchjana. 2003. Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya

Gerungan, W.A . 2004. Psikologi Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama

Jalaludin Rakhmat, 2008. Psikologi Komunikasi , Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Kuswarno, Engkus. 2008. Metode Penelitian Komunikasi, Etnografi Komunikasi Suatu Pengantar dan Contoh Penelitiannya.Bandung ; Widya Padjadjaran.

McQuail, Dennis. 2010. Mcquail’s Mass Communication theory. London: Sage Publication Ltd

Moleong, Lexy. 2011. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosdakarya

Rogers Everett M. 2003. Communication Technology:The New media in Society. New York: The Free Press.

Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth Publishing Company

Saverin, Werner J. James W. Tankard, Jr.2011. Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D . Bandung: Alfabeta Sutopo, HB. 2006, Metode Penelitian Kualitatif , Surakarta: UNS Press


(63)

B. Karya Ilmiah

Anggraeni. Lidya Pratiwi. 2013. Perilaku Penggunaan Blackberry di Kalangan Siswa Sekolah Dasar Jakarta. Universitas Padjadjaran.

Bandung.Nugraha, Bayu. 2011. Perilaku Komunikasi Pengguna Mahasiswa Aktif Instagram. Universitas Padjadjaran. Bandung.

Utomo. Dea Anggraeni. 2013. Motif Pengguna Jejaring Sosial Google+ di Indonesia. Surabaya. Universitas Kristen Petra Surabaya.

C. Internet

http://www.technoasia.com di buka tanggal 3 Maret 2015 Pukul 12.30 wib

http://aitinesia.com/intip-aplikasi-tinder-aplikasi-kencan-yang-kian-diminati-para-remaja/ di buka pada tanggal 3 Maret 2015 Pukul 15.30 wib

http://www.gadgetgan.com/aplikasi-tinder-aplikasi-bagi-para-jomblo-menemukan-teman-baru/0303/ di buka pada tanggal 3 Maret 2015 Pukul 14.33 wib

http//www.gotinder.com di buka pada tanggal 3 Maret 2015 Pukul 13.09 wib http//www.wolipop.com di buka pada tanggal 19 Juni 2015 Pukul 14.02 wib http//www.kawankumagz.com di buka pada tangga; 4 Juli 2015 Pukul 08.15 wib

http//www.e-book//how to win friends with Carrie di buka pada tanggal 17 Agustus 2015 pukul 19.08 wib.


(64)

Data Pribadi :

Nama : Dewi Rosita Sari

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 8 Oktober 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 21 tahun

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : JL. Antapani 1 No. 24 Bandung

Tlp : 0856-5917-0843

Status : Belum Menikah

Email : dewi.rositasari93@gmail.com Orang Tua

1. Nama Ayah : Alm. Rosamsi Affandi Pekerjaan : -

Alamat : -

2. Nama Ibu : Titi Setiawati Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga


(1)

v

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb

Dengan segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial Tinder dalam Menjalin Relasi Pertemanan di Kalangan Mahasiswa Unikom sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata satu (S1) di Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti mengucapkan terima kasih sedalam dalamnya untuk kedua orang tua yang tercinta yang telah memberikan dukungan dan do’a dan kasih sayang, ibu dan kakak ku yang sudah membantu baik moril maupun materil serta dengan kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Yang Terhormat :

1. Dr. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan fasilitasi kepada peneliti untuk menyelesaikan proposal usulan penelitian di Kampus Unikom.

2. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan fasilitas yang menunjang bagi peneliti selama penyusunan skripsi di lapangan.

3. Melly Maulin P,. S.Sos., M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.


(2)

vi

4. Sangra Juliano P, M.I.Kom selaku Sekertaris Progam Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang telah memberikan dukungan dan kemudahan serta ilmu-ilmunya, arti hidup dan semangat kepada peneliti selama ini.

5. Rismawaty, S.Sos., M.Si selaku pembimbing peneliti yang telah sabar membimbing peneliti hingga terselesainya penyusunan skripsi ini, serta selalu memberikan saran kepada peliti dalam penyusunan skripsi ini.

6. Sekertariatan Jurusan : Mbak Astri Ikawati A.Md.Kom yang selama ini membantu peneliti dalam segala hal yang berhubungan dengan administrasi perkuliahan.

7. Kepada Para Dosen Ilmu Komunikasi yang sudah memberikan ilmu dan materinya yang berguna bagi peneliti untuk menyelesaikan proposal usulan penelitian ini.

8. Kepada Almarhum Ayah Saya Rosamsi Affandi yang telah memberikan saya semangat dan selalu memotivasi saya untuk tidak pernah berhenti belajar.

9. Kepada Teman-Teman Seperjuangan IK-2 dan IK-Humas 2 2011 yang telah saling mendukung dan menemani saya selama 4 tahun terakhir.

10. Kepada Rangga Wiriaputra yang telah banyak membantu peneliti menyelesaikan skripsi dan menemani peneliti di saat peneliti mengalami kesulitan mengerjakan skripsi.


(3)

vii

11. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang sudah membantu dan mendukung peneliti selama ini semoga kebaikan dibalas oleh Allah SWT.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat dan Karunianya

Kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan serta dukungannya. Skripsi ini tentu saja masih jauh dari sempurna, sehingga peneliti dengan hari terbuka menerima kritik dan saran untuk perbaikan yang lebih baik lagi.

Akhir kata peneliti mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak lain khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia yang akan melakukan penelitian pada bidang yang sama dengan peneliti.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Agustus 2015


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

IDENTITAS DAN PENGUNGKAPAN DIRI PENGGUNA FACEBOOK DI KALANGAN MAHASISWA (Studi Pada Mahasiswa dalam Pertemanan Facebook Peneliti)

0 25 53

Perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung : (studi deksriptif mengenai perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung)

9 116 145

Perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung : (studi deksriptif mengenai perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung)

1 10 145

POLA KOMUNIKASI PENGGUNA SOSIAL MEDIA PATH (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Pengguna Sosial Media Path di Kalangan Mahasiswa).

0 2 27

POLA KOMUNIKASI PENGGUNA SOSIAL MEDIA PATH(Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Pengguna Sosial Media Path di Kalangan POLA KOMUNIKASI PENGGUNA SOSIAL MEDIA PATH (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Pengguna Sosial Media Path di Kalangan Ma

0 2 15

BAB 1PENDAHULUAN POLA KOMUNIKASI PENGGUNA SOSIAL MEDIA PATH (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Pengguna Sosial Media Path di Kalangan Mahasiswa).

0 4 48

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN POLA KOMUNIKASI PENGGUNA SOSIAL MEDIA PATH (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Pengguna Sosial Media Path di Kalangan Mahasiswa).

0 2 12

PENUTUP POLA KOMUNIKASI PENGGUNA SOSIAL MEDIA PATH (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Pengguna Sosial Media Path di Kalangan Mahasiswa).

0 5 65

Tingkat Ketergantungan Pengguna Media Sosial Dan Perilaku Komunikasi (Studi Korelasional Mengenai Pengaruh Tingkat Ketergantungan Pengguna Media Sosial Instagram dan Path Terhadap Perilaku Komunikasi Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2016)

6 19 150

MEDIA SOSIAL PATH DAN PENCITRAAN DIRI (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pencitraan Diri Para Pengguna Media Sosial Path di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Reguler FISIP UNS Angkatan 2014).

0 0 1