PENDAHULUAN Laporan Kinerja | LAKIP IR 2014

1 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH T.A. 2014 UNIT KERJA: INSPEKTORAT

BAB I. PENDAHULUAN

A. TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Lemsaneg Nomor OT.001PERKA.1222007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Sandi Negara, Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Lemsaneg. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat menyelenggarakan fungsi: 1 Penyiapan petunjuk pemeriksaan di bidang kepegawaian, anggaran, perlengkapan, dan pelaksanaan tugas dan fungsi Lemsaneg; 2 Penyusunan program pengawasan yang meliputi kepegawaian, anggaran, perlengkapan, dan pelaksanaan tugas dan fungsi Lemsaneg; 3 Pelaksanaan pengawasan kepegawaian, anggaran, dan perlengkapan, dan pelaksanaan tugas dan fungsi Lemsaneg sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 4 Pelaksanaan pengusutan, pemeriksaan atas adanya laporan, pengaduan, penyimpangan, penyalahgunaan jabatanwewenang, dan menyiaplan usulan tindakan terhadap pegawai Lemsaneg yang terbukti melakukan perbuatan tercela atau melakukan pelanggaran disiplin pegawai; 5 Membina kerjasama atau melakukan koordinasi dengan aparat pengawasan fungsional instansi lain mengenai pelaksanaan pengawasan pada umumnya; 6 penyusunan laporan hasil pengawasan; 7 pemberian bimbingan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Inspektorat; 8 pelaksanaan urusan ketatausahaan Inspektorat. Struktur organisasi Inspektorat Lemsaneg berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor OT.001PERKA.1222007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Sandi Negara adalah sebagai berikut: Gambar 1. Struktur Organisasi Inspektorat Lemsaneg 1 Inspektur, selaku pimpinan Inspektorat yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Lembaga Sandi Negara. 2 Subbagian Tata Usaha Inspektur Kasubbag TU Jabfung Auditor 2 a. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, barang milikkekayaan negara, dan melakukan pemberian bantuan teknis dan administrasi kepada kelompok jabatan fungsional di lingkungannya. b. Subbagian Tata Usaha selanjutnya disebut Subbag TU Inspektorat dipimpin oleh Kepala Subbagian disebut Kasubbag TU Inspektorat. 3 Kelompok Jabatan Fungsional Jabfung a. Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Inspektorat adalah Jabatan Fungsional Auditor dan Jabatan Fungsional lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat a terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. c. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat a dipimpin oleh tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Inspektur. d. Jumlah tenaga fungsional ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. e. Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat a diatur berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. B. PRIORITAS NASIONAL LEMSANEG Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM II, Lemsaneg di tahun 2010 s.d. 2014 mempunyai prioritas sasaran umum yang meliputi pembangunan dan pengembangan infrastruktur teknologi persandian dalam rangka peningkatan pengamanan informasi guna mendukung stabilitas keamanan NKRI, meningkatkan kualitas dan sumber daya manusia SDM persandian untuk memenuhi kebutuhan persandian secara nasional, penataan kembali persandian yang merupakan wadah untuk pengembangan profesi sandi dan meningkatkan pemanfaatan teknologi persandian untuk mewujudkan Sistem Persandian Negara SISDINA. Guna mendukung pencapaian sasaran tersebut serta menciptakan Lembaga Sandi Negara yang akuntabel sehingga dapat menjadi instansi pemerintah yang baik dan terpercaya, maka diperlukan suatu tata kelola instansi pemerintah yang baik Good Governance . Perwujudan Good Governance ini dapat dicapai salah satunya dengan peran serta Inspektorat sebagai Aparat Pengawasan Internal Pemerintah APIP guna melakukan fungsi pengawasan. Mengacu pada dokumen Perencanaan Strategis Renstra Inspektorat 2010 – 2014 Lampiran I, visi, misi, dan sasaran strategis Inspektorat dalam upaya mewujudkan Good Governance di Lemsaneg adalah sebagai berikut: Visi: “Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang profesional, independen, dan berintegritas dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa di Lingkungan Lembaga Sandi Negara.” Misi: 3 1. Mewujudkan pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan yang berkualitas; 2. Meningkatkan mutu manajemen pengawasan dan pemeriksaan internal di Lembaga Sandi Negara; 3. Meningkatkan kualitas Aparat Pengawasan Intern Lembaga Sandi Negara yang profesional dan berintegritas. Sasaran Strategis: 1. Terwujudnya kegiatan pengawasan dan pemeriksaan yang berkualitas; 2. Terwujudnya peningkatan penerapan mutu manajemen pengawasanpemeriksaan internal; 3. Terwujudnya peningkatan kompetensi Pejabat Fungsional Auditor dan terselenggaranya pembinaan karir Auditor. C. KEGIATAN UNGGULAN INSPEKTORAT Berdasarkan dokumen Renstra Inspektorat Lemsaneg, sasaran strategis Inspektorat yang secara langsung memiliki dampak terhadap prioritas nasional Lemsaneg adalah terwujudnya kegiatan pengawasan dan pemeriksaan yang berkualitas, dan terwujudnya peningkatan penerapan mutu manajemen pengawasanpemeriksaan internal. Guna mendukung tercapainya sasaran tersebut, serta mengacu kepada Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara No. 6 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengawasan di Lemsaneg, maka Inspektorat sebagai APIP melakukan pengawasan intern di Lemsaneg melalui kegiatan audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan. a. Audit Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar audit untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah. Kegiatan audit terdiri atas audit kinerja dan audit dengan tujuan tertentu. Audit Kinerja terdiri atas audit atas pengelolaan keuangan negara dan audit atas pelaksanaan tugas dan fungsi. Ruang lingkup audit atas pengelolaan keuangan negara adalah pada penyusunan dan pelaksanaan anggaran; penerimaan, penyaluran, dan penggunaan dana; dan pengelolaan aset dan kewajiban. Ruang lingkup audit atas pelaksanaan tugas dan fungsi adalah pada pencapaian sasaran dan tujuan kegiatan, antara lain audit kepegawaian, audit perencanaan, audit pengelolaan BMN, audit PBJ, serta audit lainnya. Sedangkan audit dengan tujuan tertentu merupakan audit yang tidak termasuk dalam audit kinerja. b. Reviu Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan. Berbeda dengan audit, reviu tidak memberikan dasar untuk menyatakan pendapat hanya sebatas penelahaan atas penyelenggaraan kegiatan dan penyajian laporan kegiatan. c. Evaluasi 4 Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan. Kegiatan evaluasi berfungsi untuk menilai akuntabilitas pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan anggaran dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan anggaran. Evaluasi bersifat analitik dan kooperatif dengan objek evaluasi, sedangkan audit lebih menekankan pada pengujian bukti dan independen terhadap auditi. Keduanya tetap mengedepankan objektivitas evaluator dan auditor. d. Pemantauan Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program atau kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Auditor harus mendokumentasikan data temuan Audit untuk keperluan Pemantauan tindak lanjut dan memutakhirkan data temuan Audit sesuai dengan tindak lanjut yang telah dilaksanakan Auditi. Pemantauan tindak lanjut laporan hasil Pengawasan bertujuan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah dilaksanakan oleh Auditi sesuai rekomendasi yang diberikan. Temuan yang tidak ditindaklanjuti dapat merupakan indikasi lemahnya pengendalian Auditi dalam mengelola sumber daya yang diserahkan kepadanya. 5

BAB II. PERENCANAAN KINERJA