Nilai bermain bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017 108

b. Nilai bermain bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik

Setiap kegiatan yang dilakukan anak menghasilkan gerakan menggunakan fisiknya, baik bergerak bebas dengan menggunakan anggota-anggota tubuhnya. Contohnya: berjalan, berlari, melompat, merangkak, melempar, mendorong, berayun, meluncur, dan meniti. 1 Nilai bermain bagi perkembangan kognitif Vygotsky 1976 adanya hubungan erat antara bermain dan perkembangan kognitif. Bermain merupakan kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi, mengadakan penelitian-penelitian, mengadakan percobaan untuk memperoleh pengetahuan. 2 Nilai bermain bagi perkembangan sosial Bermain bersama temanmerupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan serta melatih anak untuk pandai bergaul dengan teman sebayanya. 3 Nilai bermain bagi perkembangan emosional Kegiatan bermain memberikan banyak kesempatan kepada anak mengekspresikan perasaannya secara bebas, baik perasaan senang, takut, kecewa, sedih marah dll. Bermain mempunyai nilai yang penting bagi perkembangan aspek fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional anak, selain itu bermain juga dapat: a Memicu kreativitas anak b Mencerdaskan otak anak c Menanggulangi konflik yang anak alami d Mengasah panca inderanya e Melatih empati anak f Sebagai terapi bagi anak g Melakukan penemuan-penemuan baru Adapun pengaruh bermain bagi perkembangan anak menurut Gurlock 1978: 323 adalah sebagai berikut: 1 Perkembangan fisik Bermain aktif penting bagi anak-anak untuk mengembangkan otot dan melatih seluruh bagian tubuhnya. Bermain juga berfungsi sebagai penyalur tenaga yang PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017 109 berlebihan yang bila terpendam terus akan membuat anak tegang, gelisah, dan mudah tersinggung. 2 Dorongan berkomunikasi Agar dapat bermain dan persahabatan dengan baik bersama yang lain, anak harus belajar berkomunikasi dalam arti anak dapat mengerti dan sebaliknya anak harus belajar mengerti apa yang dikomunikasikan anak lain. 3 Penyaluran bagi energi emosional yang terpendam Bermain merupakan sarana bagi anak untuk menyalurkan keteganganyang disebabkan oleh pembatasan lingkungan terhadap prilaku anak. 4 Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan Kebutuhan dan keinginan yang tidak dapat dipenuhi dengan cara lain seringkali dapat dipenuhi dengan bermain. Contohnya, anak yang tidak mampu mencapai peran pemimpin dalam kehidupan nyata mungkin akan memperoleh pemenuhan keinginan itu dengan menjadi pemimpin tentara mainan. 5 Sumber belajar Bermain memberikan kesempatan untuk mempelajari berbagai hal yang tidak diperoleh anak dari belajar di rumah atau di sekolah, misalnya melalui buku, televisi, atau menjelajah lingkungan. 6 Rangsangan bagi kreativitas Melalui eksperimentasi dalam bermain, anak-anak menemukan bahwa merancang sesuatu yang baru dan berbeda dapat menimbulkan kepuasan. Selanjutnya anak dapat mengalihkan minat kreatifnya ke situasi di luar dunia bermain. 7 Perkembangan wawasan diri Dengan bermain anak mengetahui tingkat kemampuannya dibandingkan dengan teman bermainnya. Ini memungkinkan anak untuk mengembangkan konsep dirinya dengan lebih pasti dan nyata. 8 Belajar bermasyarakat Dengan bermain bersama anak lain, anak belajar bagaimana membentuk hubungan sosial dan bagaimana menghadapi serta memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan tersebut. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017 110 9 Standar moral Walaupun anak belajar di rumah dan di sekolah tentang apa saja yang dianggap baik atau buruk oleh kelompok, tidak ada pemaksaan standar moral paling teguh selain dalam kelompok bermain. 10 Belajar bermain sesuai dengan peran jenis kelamin Anak belajar di rumah dan di sekolah mengenai apa saja peran jenis kelamin yang disetujui. Akan tetapi, anak segera menyadari bahwa mereka juga harus menerimanya bila ingin menjadi anggota kelompk bermain. 11 Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan Dari hubungan dengan anggota kelompok teman sebaya dalam bermain, anak belajar bekerjasama, murah hati, jujur, sportif, dan disukai orang.

c. Kegiatan Bermain melalui Pendekatan Saintifik dalam Model Pembelajaran