Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga

2 tidak setiap hari. Ia hanya bekerja ketika memang ada pesanan yang membutuhkan tenaganya. Selain itu, sekarang ini juga sudah banyak buruh lain, sehingga ia harus berbagi pekerjaan dengan buruh lainnya dan juga kondisi kesehatan Bapak I Nyoman Bebas belum membaik dan membuat penghasilannya menjadi terhambat. No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan 1 I Nyoman Bebas Kepala Keluarga 60 th SD Buruh Harian Lepas Pekerjaan tidak menentu 2 Ni Nyoman Renyin Istri 56 th SD Buruh Harian Lepas Pekerjaan tidak menentu 3 Ni Nyoman Budiarni Anak 36 th SMP Buruh di Toko Bekerja Rumah yang ditempati Bapak I Nyoman Bebas merupakan 2 buah bangunan yang Bapak I Nyoman Bebas tempati bersama istri yaitu berisikan sebuah kamar tidur dan dapur yang di gabung menjadi satu. Semua kegiatan sehari-harinya dilakukan di sana. Satu bangunan lagi terdiri dari TV dan tempat tidur yang di tinggali anaknya dan biasanya tempat ibunya membuat canang setiap harinya. Secara keseluruhan, rumah Bapak I Nyoman Bebas cukup layak untuk ditempati, namun masih terdapat kekurangan dari segi sirkulasi udara, karena tidak adanya jendela dan ventilasi yang mencukupi dan bangunan rumah yang terbuat dari bambu membuat pada saat hujan terjadinya bocor di dalam rumah.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1 Pendapatan Keluarga

Bapak I Nyoman Bebas bekerja sebagai buruh harian lepas. Untuk setiap proyek yang ia kerjakan, ia mendapatkan bayaran Rp. 30.000,- sampai dengan Rp 50.000,- per hari. Pekerjaan yang dilakukan tidak menentu sehingga pendapatan pun juga tidak menentu. Sehinga 3 pendapatannya sebulan adalah sekitar Rp 900.000,- bisa kurang dan juga bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

Bapak I Nyoman Bebas yang memiliki penghasilan sekitar Rp. 900.000,- setiap bulannya hanya memfokuskan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 1 Kebutuhan Sehari-hari Untuk kebutuhan sehari-hari, Bapak I Nyoman Bebas terbiasa membeli bahan mentah dan memasak sendiri. Pengeluaran untuk belanja, uang yang dikeluarkan adalah sekitar Rp 10.000,- sampai dengan Rp. 15.000,-. Untuk beras, Bapak I Nyoman Bebas mendapatkan bantuan beras miskin BULOG dari pemerintah dengan membayar Rp. 26.000,- pada tiap bulannya. Setengah kilo beras bisa digunakan untuk makan dua hari. Untuk listrik mereka menghabiskan sekitar Rp. 50.000,- setiap bulannya. Untuk air Bapak I Nyoman Bebas harus mengambil dari sungai karena tidak memiliki penampungan air. 2 Pendidikan Bapak I Nyoman Bebas tidak pernah mengenyam pendidikan dasar. Ia juga mengaku bahwa ia tidak begitu lancar berbahasa Indonesia, yang di gunakan bercakap-cakap pada kesehariannya yaitu bahasa bali. 3 Kesehatan Perihal kesehatan, keluarga Bapak I Nyoman Bebas tidak memiliki jaminan kesehatan apapun yang dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu menderita sakit. Biasanya jika sakit Bapak I Nyoman Bebas berobat ke perawat ataupun bidan di desa dan membayar secara umum uang pribadi untuk membeli obat-obatan namun masih terhalang masalah perekonomian. Bapak I Nyoman Bebas menggunakan Jamkesmas namun keluarga pun masih enggan menggunakan bantuan tersebut karena dikatakan sulit untuk mengurusnya. Keluarga ini juga tidak menganggarkan dana kesehatan secara khusus, sehingga jika kekurangan dana dan terjadi sakit yang mendadak, mereka biasanya meminjam uang dari keluarga ataupun kerabat lainnya. 4 4 Kerohanian Apabila ada upacara besar seperti Hari Raya Galungan dan Kuningan keluarga ini biasanya mengeluarkan biaya sekitar Rp. 50.000, karena Bapak I Nyoman Bebas jarang menggunakan sesajenbanten yang mewah dan mahal untuk persembahan. Mereka cukup menggunakan apa yang mereka miliki dan yang mereka mampu untuk dipersembahkan. Setiap ada odalan di pura mereka juga tidak lupa untuk membayar iuran hingga bisa sebanyak Rp. 300.000,-. 5 Kebutuhan lain Ia membutuhkan toilet karena ketidaksediaan toilet pada rumahnya, dan apabila dia ingin MCK harus menuju sungai yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya. Ketidaksediaan toilet sangat menghambat Bapak I Nyoman Bebas untuk melakukan aktivitas karena terhambat pada tenaga, waktu dan kebersihan. 5 BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami oleh keluarga dampingan, yaitu Bapak I Nyoman Bebas, maka penulis melakukan beberapa kali kunjungan ke kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan penulis melakukan pendekatan secara kekeluargaan yaitu dengan melakukan perkenalan dan obrolan-obrolan ringan dengan Bapak I Nyoman Bebas. Dalam penggalian informasi lainnya, penulis juga melakukan obervasi terhadap lingkungan sekitar tempat tinggal, dan berdiskusi bersama untuk memecahkan permasalahan yang dimiliki. Sosialisasi mengenai program kerja KKN-PPM dan berbagi cerita serta pengalaman juga dilakukan saat kunjungan untuk menciptakan suasana yang hangat dan akrab.

2.1 Permasalahan Keluarga