Dari gambar diatas dapat dipahami bentuk aliran paket data.
b. Konsep Alur Data Menyebar Diverging Data Flow
Alur data menyebar menunjukkan sejumlah tembusan paket data yang yang berasal dari sumber yang sama menuju ke tujuan yang berbeda,
atau paket data yang kompleks dibagi menjadi beberapa elemen data yang dikirim ke tujuan yang berbeda, atau alur data ini membawa paket data
yang memiliki nilai yang berbeda yang akan dikirim ke tujuan yang berbeda.
Gambar 2.9 Konsep Data Alur Menyebar Sumber : Husni, 1997
Dari gambar diatas dapat dipahami bentuk aliran data dengan alur menyebar.
c. Konsep Alur Data Mengumpul Converging Data Flow
Beberapa alur data yang berbeda sumber bergabung bersama-sama menuju ke tujuan yang sama.
Gambar 2.10 Konsep Data Alur Mengumpul Sumber : Husni, 1997 Dari gambar diatas dapat dipahami bentuk aliran data dengan alur
mengumpul.
d. Konsep Sumber atau Tujuan Alur Data
Semua alur data harus minimal mengandung satu proses. Maksud
kalimat ini adalah : 1
Suatu alur data dihasilkan dari suatu proses dan menuju ke suatu data store
danatau terminator lihat Gambar 2.11 a. 2
Sutu alur data dihasilkan dari suatu data store danatau terminator dan menuju ke suatu proses lihat Gambar 2.11 b.
3 Suatu alur data dihasilkan dari suatu proses dan menuju ke suatu proses
lihat Gambar 2.11 c.
Gambar 2.11 Konsep Sumber atau Tujuan Alur Data Sumber : Husni, 1997
2.5.2 Penggambaran DFD
Tidak ada aturan baku untuk menggambarkan DFD. Tapi dari berbagai referensi yang ada, secara garis besar langkah untuk membuat
DFD adalah a. Identifikasi terlebih dahulu semua entitas luar yang terlibat di sistem.
b. Identifikasi semua input dan output yang terlibat dengan entitas luar. c. Buat Diagram Konteks diagram context Diagram ini adalah diagram
level tertinggi dari DFD yang menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan luarnya.
Caranya : 1 Tentukan nama sistemnya.
2 Tentukan batasan sistemnya. 3 Tentukan terminator apa saja yang ada dalam sistem.
4 Tentukan apa yang diterimadiberikan terminator darike sistem. 5 Gambarkan diagram konteks
d. Buat Diagram Level Zero Diagram ini adalah dekomposisi dari diagram konteks. Caranya :
1 Tentukan proses utama yang ada pada sistem. 2 Tentukan apa yang diberikanditerima masing-masing proses
kedari sistem sambil memperhatikan konsep keseimbangan alur data yang keluarmasuk dari suatu level harus sama dengan alur
data yang masukkeluar pada level berikutnya. 3 Apabila diperlukan, munculkan data store master sebagai sumber
maupun tujuan alur data.
4 Gambarkan diagram level zero. a Hindari perpotongan arus data
b Beri nomor pada proses utama nomor tidak menunjukkan urutan proses.
e. Buat Diagram Level Satu Diagram ini merupakan dekomposisi dari diagram level zero. Caranya
adalah 1 Tentukan proses yang lebih kecil sub-proses dari proses utama
yang ada di level zero. 2 Tentukan apa yang diberikanditerima masing-masing sub-proses
kedari sistem dan perhatikan konsep keseimbangan. 3 Apabila diperlukan, munculkan data store transaksi sebagai
sumber maupun tujuan alur data. 4 Gambarkan DFD level Satu
a Hindari perpotongan arus data. b Beri nomor pada masing-masing sub-proses yang
menunjukkan dekomposisi dari proses sebelumnya.
Gambar 2.12 Levelisasi DFD
Gambar 2.12 di atas terlihat bahwa Proses 0 diuraikan lagi ke dalam empat proses, penguraian ini digambarkan pada diagram Figure 0,
sedangkan Proses 2 diuraikan kembali menjadi tiga proses yang digambarkan pada diagram Figure 2. Penguraian ini juga diikuti oleh alur
data yangberkaitan dengan tiap proses yang diuraikan. Alur data yang berkaitan dengan tiap proses yang diuraikan dikenal dengan Alur data
global . Jadi pada balancing DFD yang perlu diperhatikan adalah jumlah
alur data global pada suatu level harus sama pada level berikutnya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggambaran
levelisasi DFD, yaitu :
a. Dalam diagram konteks, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti hubungan sistem dengan dunia luar yang mempengaruhinya,
penggambaran sistem dalam satu proses, dan penggambaran data store
optional yang dikenal dengan data store eksternal atau data store master
. Data store eksternal ini maksudnya adalah data store itu dihasilkan oleh sistem yang sedang dianalisis, tetapi digunakan oleh
sistem lain, atau data store itu dihasilkan oleh sistem lain tetapi digunakan oleh sistem yang sedang dianalisis.
Gambar 2.13 Contoh Penggambaran Diagram Konteks Sumber : Husni, 1997
b. Balancing kesimbangan dalam penggambaran levilisasi DFD perlu diperhatikan. Balancing DFD ini maksudnya keseimbangan antara alur
data yang masukkeluar dari suatu level harus sama dengan alur data yang masukkeluar pada level berikutnya.
2.5.3 Entity Relationship Diagram ERD
ERD merupakan data modeling yang dipergunakan untuk mendokumentasikan data sistem. Dokumentasi dilakukan dengan cara
menentukan kelompok data apa saja yang terdapat dalam tiap entity dan bagaimana hubungan antara entity satu dengan lainnya. Entity dapat berupa
environmental element, resource dan transaksi yang sangat diperlukan dan didokumentasikan dalam bentuk data.
Simbol-simbol yang dipergunakan dalam ERD antara lain: Entity
, yang termasuk ke dalam entity antara lain environmental element, resource, dan transaksi yang sangat penting bagi sistem. Setiap entity
memiliki attribute merupakan karakteristik yang menandai atau dimiliki oleh entity.
Enti ty
Gambar 2.14 Entity Sumber : Fathansyah, 2004
Relationship
, menandakan hubungan diantara entity, simbol relationship kadang diwakili sebagai garis yang menghubungkan entitiy.
Gambar 2.15 RelationshipSumber : Fathansyah, 2004
Selain istilah dan simbol di atas, terdapat juga istilah yang menggolongkan jenis relasi yang dilakukan antar entity, yaitu:
a. Cardinality, menandai jumlah entity yang muncul dalam relasi dengan entity
lainnya. Nilai cardinality ada dua yaitu “1” atau “many”. Bentuk relasi yang dapat dihasilkan ada tiga yaitu :
1 One to one relationship, merupakan relasi antara entity dimana tiap satu entity hanya dapat berpasangan dengan satu entity pasangannya.
Contohnya adalah relasi antara departemen entity1 dan kepala departemen entity2, dimana satu departemen hanya memiliki satu
kepala departemen, demikian sebaliknya Lihat Gambar 2.16.
Rel ati onshi p_1 Enti ty_1
Enti ty_2
Gambar 2.16 One to One RelationshipSumber : Fathansyah, 2004
2 One to many relationship, merupakan relasi antar entity dimana tiap satu entity dapat berpasangan dengan lebih dari satu pasangan pada
entity lain. Contohnya pada relasi antara entity salesman entity_1 dan
entity penjualan entity_2. Satu penjualan hanya dapat dilakukan oleh
satu salesman sementara salesman dapat terlibat pada beberapa penjualan. Lihat Gambar 2.17.
Relationship_1 Entity_1
Entity_2
Gambar 2.17 One to Many Relationship Sumber : Fathansyah, 2004
Relationship_1 Entity_1
Entity_2
Relationship_1 Entity_1
Entity_2
3 Many to many relationship, merupakan relasi antar entity dimana beberapa entity dapat berpasangan dengan lebih dari satu pasangan
pada entity lain. Contohnya pada relasi antara barang entity 1 dengan penjualan entity 2, satu barang dapat terlibat dalam beberapa
penjualan sementara penjualan dapat melibatkan beberapa barang pada transaksi yang berbeda Lihat Gambar 2.18.
Gambar 2.18 Many to Many Relationship Sumber : Fathansyah, 2004
b. Mandatory, menandai apakah semua anggota entity harus berelasi dengan anggota entity lain atau tidak. Bila semua anggota harus berelasi maka
diberi simbol “|” atau disebut juga mandatoryobligatory dan bila semua anggota tidak harus berelasi maka diberi simbol “o” atau disebut non
mandatory non obligatory . Contoh: mandatory entity 1 to entity 2 dengan
one to one relationship Lihat Gambar 2.19.
Gambar 2.19 Mandatory Sumber : Fathansyah, 2004
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini akan menjelaskan tentang Analisa dan perancangan sistem Informasi Akademika SD Muhammadiyah 15 Surabaya. Apasaja yang informasi –
informasi yang tercantum dalam system informasi tersebut. Bagaimana informasi tersebut malakukan feedback dengan database server sehingga informasi menjadi
real time .
3.1 Analisa Sistem
Milis umumnya dimanfaatkan sebagai sarana diskusi atau pertukaran informasi diantara para anggotanya. Milis memiliki pola pengelompokan alamat
e-mail , yang artinya apabila suatu surat dikirimkan ke alamat ini, maka secara
otomatis sistem akan mengirimkannya kepada alamat-alamat yang telah didaftarkan dalam database mesin tersebut, dengan adanya mailing list ini, apabila
satu surat ingin dikirimkan ke beberapa orang, maka cukup dikirimkan ke mailing list.
Metode pengiriman e-mail juga dapat diset apakah setiap e-mail yang dikirimkan oleh anggota dapat diterima atau cukup diterima sekaligus digest.
Pengaturan diskusi melalui mailing list ini dapat diset dalam bentuk moderated atau unmoderated tergantung siapa saja yang boleh berkomentar dan ikut
berdiskusi. Pengaturan diskusi dilakukan oleh seorang moderator. Proses diskusi on-line ini membutuhkan beberapa proses yang melibatkan
bagian admin, moderator, guru dan walimurid. Pembagian jenis user ini dibedakan berdasarkan tugas dan peran dalam ruang lingkup rapat. Dalam
pengaplikasiannya dibedakan berdasarkan tingkat login pada portal.
41
Pertama moderator berkoordinasi dengan guru untuk membuat jadwal rapat, meliputi kapan tanggal dan waktu diadakannya rapat. Kemudian admin
menginputkan informasi pengumuman rapat tersebut melalui website. Dan menginputkan peserta siapa saja yang mengikuti acara rapat dengan melihat list
dari wali murid. Dan apabila wali murid ingin mengikuti rapat tersebut maka menggunakan
fasilitas login dengan menginutkan username dan password yang sebeumnya telah diberikan oleh admin. Dan masuk ke room rapat yang telah disediakan oleh
admin. Penggunaan aplikasi rapat ini hampir sama saperti chatting yang kebanyakan digunakan. Sehingga interface lebih mudah dan komunikasi bisa
berjalan walaupun via tulisan chatting.
3.1.1 . Kekurangan Sistem Lama
Adapun kekurangan dari sistem lama adalah a Petugas sekolah menggunakan undangan manual sebagai sarana
pemberitahuan rapat atau pertemuan. b Tidak ada media pengingat ketika waktu rapat sudah mendekati
dimulai. c Wali murid harus datang ke sekolah untuk mengikuti rapat.
d Apabila wali murid tidak datang maka dianggap tidak mengikuti rapat pada waktu itu.
Untuk mengatasi kekurangan – kekurangan diatas, maka pada tugas akhir ini dibuatlah Sistem Akademik yang memiliki kemampuan
milis.
3.1.2 Kelebihan Sistem Baru
Adapun kelebihan dari sistem baru adalah a Undangan diinformasikan meluli website, sehingga bisa diakses dan
dilihat dimanapun dan kapanpun.
b Memiliki kemampuan penginagt jadwal rapat melalui e- mail tiap wali
murid, sehingga membantu agar tidak terjadi keterlambatan.
c Wali murid bisa mengikuti rapat tanpa harus datang ke sekolah, cukup dengan menggunakan fasilitas milis untuk rapat yang diatur oleh admin
dan moderator.
d Dimungkinkan rapat bisa dihadiri oleh semua wali murid karena dengan
fasilitas milis kebibukan wali murid bisa diatasi.
3.2 Perancangan Sistem Disini perancangan pertama kali menggunakan konsep Sistem Flow