Muatan Kurikulum STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

Tabel 2 Struktur kurikulum SD Negeri 3 Negara Ratu Kecamatan Natar kabupaten Lampung Selatan provinsi Lampung. Komponen Kelas dan Alokasi Waktu I II III IV, V, dan VI A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 3 3 3 3 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 7 7 7 6 4. Matematika 6 6 6 6 5. Ilmu pengetahuan Alam 2 3 3 4 6. Ilmu Pengtahuan Sosial 2 2 3 3 7. Seni Budaya dan Keterampilan 2 2 2 4 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 4 B. Muatan Lokal Bahasa Lampung 2 2 2 2 Bahasa Inggris 2 2 2 2 C. Pengembangan Diri 2 2 2 2 Jumlah 30 31 32 36 Senam dan Upacara Pengembangan Diri

B. Muatan Kurikulum

1. Mata Pelajaran Mata Pelajaran di SDN 3 Negara Ratu terdiri dari 8 mata pelajaran yaitu : 1 Pendidikan Agama 2 Pendidikan Kewarganegaraan 3 Bahasa Indonesia 4 Matematika 5 Ilmu Pengetahuan Alam 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 7 Seni Budaya dan Keterampilan 8 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2. Muatan Lokal 1 Bahasa daerah Lampung 2 Bahasa Inggris 3. Pengembangan Diri 1 Rutinitas a. Upacara bendera setiap Senin. b. Berdo’a ketika akan belajar dan akan pulang. c. Berbaris ketika akan masuk kelas. d. Membaca buku selama 15 menit setiap hari Senin secara serentak. e. Memberi salam guru ketika akan belajar dan pulang. f. Pembiasaan pengamalan ibadah sholat zuhur dan membaca Al-quran 2 Spontanitas a. Memberi salam ketika bertemu guru b. Memungut sampah di lingkungan sekolah. c. Membantu teman yang dalam kesulitan atau terkena musibah. d. Mengumpulkan bantuan untuk korban bencana. 3 Keteladanan a. Sekolah adalah wilayah bebas rokok. b. Menggunakan baju seragam di sekolah secara benar. c. Penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar. d. Disiplin waktu. 4 TerprogramEkstra Kurikuler a. Kegiatan kurikuler olahraga sesuai dengan bakat dan minat siswa b. Kegiatan Pramuka. c. Kegiatan PaskibraUpacara. d. Kegiatan PMR e. Pembelajaran Komputer 4. Pengaturan Beban Belajar Permulaan tahun pelajaran pada minggu ketiga bulan juli Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu Pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan pembelajaran terjadwal pada SDN 3 Negara Ratu waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antara semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar, dan hari libur khusus. Tabel 3 Beban Belajar No Kelas Alokasi WaktuJP Jumlah JPMinggu Jml Jam Pengb.DiriEkskul Total 1. I 35 Menit 30 JP 2 32 2. II 35 Menit 31 JP 2 33 3. III 35 Menit 32 JP 2 34 4. IV-VI 35 Menit 36 JP 2 38 Penetapan Kalender Pendidikan 1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan bulan Juli setiap tahun berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya. 2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan atau Menteri agama dalam hal yang terkait hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten dan atau sekolah penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus. 6. Standar Ketuntasan minimal KKM SD Negeri 3 Negara Ratu Kecamatan Natar Tahun Pelajaran 20122013. Berdasarkan Rapat penentuan KKM oleh yang dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 Juli 2012 Mata Pelajaran Kls I Kls II Kls III Kls IV Kls V Kls VI A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 60 60 60 60 60 60 2. Pendidikan Kewarganegaraan 60 60 61 61 62 62 3. Bahasa Indonesia 60 60 61 61 62 62 4. Matematika 60 60 60 61 61 61 5. Ilmu pengetahuan Alam 60 60 61 61 62 62 6. lmu Pengetahuan Sosial 60 60 60 60 60 61 7. Seni Budaya dan Keterampilan 60 60 65 70 75 75 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 60 65 75 70 75 75 B. Muatan Lokal Bahasa Lampung 60 60, 61 61 62 62 Bahasa Inggris 60 60 60 61 61 61 C. Pembelajaran Komputer B B B B B B D. Pengembangan Diri B B B B B B 7. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan : A. Kriteria Kenaikan Kelas  Siswa memiliki buku Rapor  Nilai rapor diambil dari nilai proses 60 + nilai semester 40 Ket. Nilai proses adalah rata-rata nilai rata-rata nilai PR + rata-rata nilai tugas + rata-rata nilai ulangan harian + rata-rata nilai UTS Penentuan Kenaikan Kelas  Kenaikan kelas ditentukan melalui rapat dewan guru  Nilai Mata Pelajaran Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Kewarganegaraan minimal sesuai KKM.  Nilai yang tidak mencapai KKM Maksimal tiga mata pelajaran.  Kehadiran siswa minimal 80 dikecualikan bila sakit.  Siswa dan perilaku siswa rata-rata baik.  Siswa yang naik kelas, ditulis keterangan naik kelas di buku Rapornya.  Siswa yang tidak naik kelas, ditulis keterangan tidak naik kelas di buku Rapornya, dan harus mengulang. B. Kriteria Kelulusan  Siswa memiliki buku rapor dari kelas I sampai VI.  Siswa mengikuti ujian akhir sekolah dan ujian nasional.  Siswa memiliki perilaku yang baik.  Siswa mendapat nilai ujian akhir dan ujian nasional lebih dari atau sama dengan passing grade atau batas minimal nilai kelulusan yang ditentukan sekolah melalui rapat dewan guru dan komite sebelum ujian akhir. Penentuan Kelulusan  Penentuan kelulusan ditentukan oleh sekolah melalui rapat dewan guru dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai ujian sekolah, nilai ujian nasional, sikap dan perilaku siswa dan kriteria kelulusan sekolah dan kriteria kelulusan yang dikeluarkan BNSP tahun 20122013.  Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah, daftar nilai ujian nasional, dan rapor.  Siswa yang dinyatakan tidak lulus tidak diberi ijazah dan harus mengulang. 8. Pendidikan Kecakapan Hidup Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan untuk hidup Life Skills hendaknya memuat upaya untuk mengembangkan kemampuan minimal sebagai berikut: Kemampuan membaca dan menulis secara fungsional baik dalam bahasa Indonesia maupun salah satu bahasa asing Inggris, Arab, Mandarin, dsb. Kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah yang diproses melalui pembelajaran berfikir ilmiah, eksploratif, discovery dan inventory. Kemampuan menghitung dengan atau tanpa bantuan teknologi, untuk mendukung kedua kemampuan tersebut di atas. Kemampuan memanfaatkan teknologi dalam aneka ragam lapangan kehidupan seperti teknologi pertanian, perikanan, peternakan, kerajinan, kerumahtanggaan, kesehatan, komunikasi-informasi, transportasi, manufaktur dan industri, perdagangan, kesenian, pertunjukan, olah raga, jasa, dsb. Kemampuan mengolah sumber daya alam, sosial, budaya dan lingkungan untuk dapat hidup mandiri. Kemampuan bekerja dalam tim yang merupakan tuntutan ekonomi saat ini baik dalam sektor informal maupun formal. Kemampuan untuk terus menerus menjadi manusia belajar sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemampuan untuk mengintegrasikan dengan sosio-religius bangsa berlandaskan nilai- nilai Pancasila. Pendidikan Kecakapan hidup SD Negeri 3 Negara Ratu mencakup kecakapan membaca, menulis, berhitung, teknologi komputer, dan teknologi sederhana pertanian dan perkebunan serta kerajinan pembuatan gerabah. 9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal Mengingat bahwa SDN 3 Negara Ratu berada di wilayah yang sebagian penduduknya adalah petani, peternak, dan perajin gerabah maka Pendidikan Berbasis keunggulan lokal yang akan dimunculkan adalah teknologi sederhana pertanian, teknologi sederhana peternakan, dan kreasi seni dan keterampilan gerabah yang dapat meningkatkan daya saing dan mutu serta penghasilan masyarakat. 10. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa Melalui Integrasi Mata Pelajaran, Pengembangan Diri, Dan Budaya Sekolah Pada prinsipnya, pengembangkan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Silabus dan Rencana Program Pembelajaran RPP yang sudah ada. Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangkan pendidikan budaya dan karakter bangsa mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai milik nereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, peserta belajar melalui proses berfikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan social dan mendorong peserta didik dan mendorong peserta didik untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk social. A. Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, dalam berbagai tulisan di media cetak, wawancara, dialog, dan gelar wicara di media elektronik. Selain di media massa, para permuka masyarakat, para ahli, dan para pengamat pendidikan, dan pengamat social berbicara mengenai persoalan budaya dan karakter bangsa di berbagai forum seminar, baik pada tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif, dan sebagainya menjadi topic pembahasan hangat di media massa, seminar, dan berbagai kesempatan. Berbagai alternative penyelesaian diajukan seperti peraturan, undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum yang lebih kuat. Alternatif lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi, paling tidak mengurangi, masalah budaya dan karakter bangsa yang berbicarakan itu adalah pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai alternative yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternative yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat Kurikulum adalah jantungnya pendidikan curriculum is the heart of education. Oleh karena itu, sudah seharusnya kurikulum, saat ini, memberikan perhatian yang lebih besar pada pendidikan budaya dan karakter bangsa di bandingkan kurikulum masa sebelumnya. Pendapat yang di kemukakan para pemuka masyarakat, ahli pendidikan, para pemerhati pendidikan dan anggota masyarakat lainnya di berbagai media masa, seminar, dan sarasehan yang di adakan oleh Kementrian pendidikan nasional pada awal tahun 2010 menggambarkan adanya kebutuhan masyarakat yang kuat akan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Apalagi jika dikaji, bahwa kebutuhan itu, secara inferatif, adalah sebagai kualitas manusia yang dirumuskan dalam Tujuan Pendidikan Nasional. Kepedulian masyarakat mengenai pendidikan budaya dan karakter bangsa telah pula menjadi kepedulian pemerintah. Berbagai upaya mengembangkan pendidikan budaya dan karakter bangsa telah di lakukan di berbagai direktorat dan bagian di berbagai lembaga pemerintah, terutama di berbagai Unit Kementerian Pendidikan Nasional. Upaya penegmbangan itu berkenaan dengan berbagai jenjang dan jalur pendidikan walaupun sifatnya belum menyeluruh. Keingainan masyarakat dan kepedulain pemerintah mengenai pendidikan budaya dan karakter bangsa, akhirnya berakumulasi pada kebijakan pemerintah mengenai pendidikan budaya dan karakter bangsa dan mendaji salah satu program unggulan pemerintah, paling tidak untuk masa 5 lima tahun mendatang. Pedoman sekolah ini adalah rancangan operasionalisasi kebijakan pemerintah dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa. B. Pengertian Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional UU Sisdiknas merumuskan fungsi dan tujuan Pendidikan nasional yang harus di gunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, ”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus di kembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Untuk mendapatkan wawasan mengenai arti pendidikan budaya dan karakter bangsa perlu dikemukakan pengertian istilah budaya, karakter bangsa, dan pendidikan. Pengertian yang di kemukakan di sini di kemukakan secara teknis dan di gunakan dalam mengembangkan pedoman ini. Guru-guru Antropologi, Pendidikan Kewarganegaraan, dan mata pelajaran lain, yang istilah-istilah itu menjadi pokok bahasan dalam mata pelajaran terkait, tetap memiliki kebebasan sepenuhnya membahas dan beragumentasi mengenai istilah-istilah tersebut secara akademik. Budaya di artikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan belief manusia yang di hasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungan alamnya. Sistem berpikir, nilia, moral, norma dan keyakinan itu di gunakan dalam kehidupan manusia dan menghasilkan sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, sistem pengetahuan, teknologi,seni dan sebagainya. Manusia sebagai makluk sosial menjadi sistem perpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan ; akan tetapi juga dalam interaksi dengan sesama manusia dan alam kehidupan, manusia di atur sistem berpikir, nilai, moral, dan norma, dan keyakinan yang telah di hasilkannya. Ketika kehidupan manusia terus berkembang, maka yang berkembang sesungguhnya adalah sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan,ilmu, teknologi, serta seni. Pendidikan merupakan upaya terencana dalam mengembangkan potensi peserta didik, sehingga mereka memiliki sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan yang di wariskan dan mengembangkan warisan tersebut ke arah yang sesuai untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang. Karakter adalah watak, tabiat,aklak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan virtues yang di yakini dan di gunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir brsikap, dan bertindak, Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, morma, seperti jujur, berani bertindak , dapat di percaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat di lakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat di lakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan. Artinya , pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya bisa di lakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan pesrta didik dari lingkungan sosial, budaya masyarakat, dan budaya bangsa . Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah pancasila; jadi pendidikan budaya dan karakter bangsa haruslah berdasarkan nilai-nilai pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai pancasila pada diri peserta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik. Pendidikan adalah suatu usaha yang dasar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan. Keberlangsungan itu di tandai oleh warisan budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan adalah proses warisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan juga proses pengebangan budaya dan karakter bangsa untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa , secaca aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejaktera, sarta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermatabat. Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter sangat strategis gagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang. Pengembangan itu harus di lakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah; oleh karenanya harus di lakukan secara bersama oleh semua guru dan pemimpin sekolah, melalui semua mata pelajaran, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah.

C. Landasan paedgogis pendidikan budaya dan karakter bangsa