Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antar perlakuan yang diuji, digunahan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5.
4.4. Persiapan Percobaan 4.4.1. Penyediaan tanaman inang
Tanaman inang yang digunakan pada percobaan ini adalah tanaman kubis. Mula-mula benih kubis disemaikan ke dalam wadah plastik berukuran 30 x 20 x 5 cm yang berisi sekam. Benih
yang telah tumbuh menjadi tanaman kemudian dibumbun untuk dijadikan bibit. Setelah berumur 2 - 3 minggu dari pembumbunan, bibit kubis dipindah tanam ke polybag ukuran 2,5 liter yang telah
berisi campuran tanah dan pupuk kandang steril dengan perbandingan 2 : 1. Dalam pemeliharaannya tanaman kubis disiram air sesuai kebutuhan. Setelah tanaman kubis berumur ± 6 minggu sejak
pindah tanam ke polybag, tanaman kubis siap untuk diberi perlakuan. Pada saat perlakuan, pada tanaman kubis dilakukan penyungkupan.
4.4.2. Perbanyakan massal jamur P. fumoso roseus
Tahapan pertama dalam perbanyakan massal jamur P. fumoso roseus yaitu melakukan pembuatan media jagung. Proses yang dilakukan untuk mendapatkan media jagung yaitu mula-mula
mengukus biji jagung pecah yang telah dibersihkan dari kotaran selama ± ½ jam. Jagung yang telah dikukus kemudian dibungkus dalam plastik tahan papas dengan berat tiap bungkusan kira-kira l00 g.
Selanjutnya media jagung tersebut disterilisasi dalam autoclaf dengan tekanan 1 atm. Media jagung yang telah disterilisasi siap digunal:an untuk media perbanyakan jamur P. futnoso roseus.
Tahapan proses selanjutnya yaitu rnelakukan inokulasi biakan murni jamur P. fumoso roseus ke dalam media jagung yang telah disterilisasi. Untuk mempercepat proses pertumbuhan
jamur P. fumoso roseus, media jagung tersebut disimpan dalam inkubator pada suhu 25 C – 30
C. Setelah masa inkubasi sekitar satu minggu, jamur P. fumoso roseus akan tumbuh dan menyebar
dalam media jagung.
4.4.3 . Perbanyakan serangga uji
Perbanyakan larva P. xylostella dilakukan di rumah kaca. Tempat perbanyakan berupa kurungan kain kasa berukuran 40 x 40 x 40 cm. Larva-larva yang diambil dari lapangan
diinfestasikan pada tanaman kubis yang ditanam pada polybag. Setelah larva P. xylostella membentuk pupa, tanaman kubis tersebut kemudian dimasukan ke dalam kurungan kain kasa.
Sebelum imago P. xylostella muncul, terlebih dahulu disediakan pakannya yaitu cairan madu 10. Cairan madu tersebut lalu dioleskan pada kapas dan menggantungkannya pada atap kurungan kain
kasa. Selanjutnya, memasukkan tanaman kubis yang baru ke dalam kurungan kain kasa sebagai tempat imago bertelur dan sebagai pakan untuk larva P xylosrella yang nanti akan menetas dari
telurnya. Larva - larva pada tanaman kubis dipelihara seperti cara sebelumnya sampai mendapatkan larva uji yang seragam dan dalam jumlah yang diperlukan.
4.5. Pelaksanaan Percobaan 4.5.1. Pembuatan suspensi konidia jamur Po fumoso roseus
Biakan murni jamur P. fumoso roseus dalam media jagung disuspensikan dengan menambahkan aquadest kemudian dihotnogenkan dengan menggunakan magnetic stirer. Suspensi
tersebut kemudian disaring dengan kain saring. Kerapatan konidia dalam suspensi tersebut dihitung dengan bantuan mikroskop dan haemositometer. Perhitungan kerapatan konidia dilakukan sesuai
dengan perlakuan yang akan diuji. Suspensi jamur P. fumoso roseus sebagai bahan uji yang siap digunakan sebelumnya ditambahkan dulu deterjen 0,l dan tepung kanji 1 untuk perata dan
perekat Rayati, 1994.
4.5.2. Aplikasi suspensi konidia jamur P. fumoso roseus pada larva P. xylostella
Urtuk mengetahui pengaruh waktu apiikasi dan kerapatan konidia dari jamur P. fumoso roseus terhadap mortalitas larva P. xylostella, dilakukan aplikasi sebagai benkut
1. Penyemprotan suspensi konidia jamur P. fumoso roseus sebelum infestasi larva pada
kerapatan konidia yang diuji Tanaman kubis bebas insektisida yang ditanam pada polybag disiapkan untuk tiap - tiap
perlakuan. Pada tanaman kubis tersebut lalu disemprotkan suspensi konidia jamur P. fumoso roseus pada kerapatan konidia yang diuji sebanyak 25 ml. Penyemprotan dilakukan
pada kedua sisi daun dengan menggunakan hand sprayer. Daun kubis tersebut lalu dikering anginkan. Larva P. xylostella yang akan diinfestasikan pada tanaman kubis, sebelumnya
dipuasakan dulu selama ± 4 jam. Larva P. xylostella yang diinfestaslkan yaitu larva instar III sebanyak 10 ekor dengan menempatkannya di permukaan daun bagian bawah. Untuk
perlakuan kontrol, bahan yang disemprotkan yaitu aquadest. Untuk perlakuan pembanding, bahan yang disemprotkan yaitu insektisida pembanding.
2. Penyemprotan suspensi konidia jamur P. fumoso roseus setelah infestasi larva pada
kerapatan konidia yang diuji. Tanaman kubis bebas insektisida yang ditanam path polybag disiapkan untuk tiap - tiap
perlakuan. Pada setiap tanaman yang akan diberi perlakuan, terlebih dahulu diinfestasikan larva P. xylostella instar III sebanyak 10 ekor pada permukaan daun kubis. Larva-larva
tersebut lalu disemprot dengan suspensi konidia jamur P. fumoso roseus pada kerapatan konidia yang diuji sebanyak 25 ml dengan menggunakan hand sprayer. Untuk perlakuan
kontrol, bahan yang disemprotkan yaitu aquadest. Untuk perlakuan pembanding, bahan yang disemprotkan yaitu insektisida pembanding.
4.6. Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap hari dan dimulai sehari seteiah perlakuan. Lama waktu pengamatan yaitu 7 hari.
4.6.1. Pengamatan utama
Pengamatan utama yang dilakukan pada percobaan ini yaitu mengamati mortalitas larva P. xylostella selama 7 hari. Untuk mendapatkan data mortalitas larva P. xylostella yang diberi
perlakuan maka dilakukan perhitungan persentase mortalitas larva P. xylostella yang dihitung dengan rumus :
Dimana : a = Jumlah larva P. xylostella yang mati ekor b = Jumlah larva P. xylostella yang diuji ekor
Apabila terdapat larva P. xyloslella yang mati pada perlakuan kontrol dengan syarat kurang dari 20, maka data mortalitas larva P. xylostella dikoreksi dengan menggunakan rumus Abbot
Finney, 1952 dalam Busvine, 1971, sebagai berikut:
Dimana : Pt = banyaknya larva mati setelah dikoreksi Po = banyaknya larva mati setelah perlakuan
Pc = banyaknya larva mati pada kontrol
4.6.2. Pengamatan pen unjang
Pengamatan penunjang yang dilakukan pada percobaan ini yaitu mengamati kelembaban udara dan suhu udara pada saat berlangsungnya percobaan.
a mortalitas = x 100
b
Po - Pc P
t
= x 100 100 - Pc
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan persentase mortalitas larva P. xylostella oleh jamur P. fumoso roseus selama 7 hari berturut-turut dapat dilihat pada Lampiran 4.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dalam waktu 3 - 4 hari, jamur P. fumoso roseus yang diaplikasikan setelah infestasi larva sudah mampu mengakibatkan mortalitas larva P.
xylostella, sedangkan aplikasi jamur P. fumoso roseus sebelum infestasi larva memerlukan waktu 4 - 5 hari untuk mengakibatkan mortalitas larva P. xylostella. Menurut Widayat, dkk., 1996 proses
infeksi jamur P. fumoso roseus sampai terjadinya kematian serangga sasaran berlangsung sekitar 4 - 10 hari.
Data menunjukkan bahwa persentase mortalitas larva P. xylostella yang diakibatkan oleh jamur P. fumoso roseus relatif rendah dan tidak menampakan laju mortalitas yang tinggi. Lain
halnya dengan aplikasi insektisida pembanding, tingginya persentase mortalitas larva P. xylostella sudah terlihat sejak awal pengamatan dan mencapai puncaknya pada hari ke - 5 setelah aplikasi
yaitu sebesar 100. Sebelum terjadinya kematian, pada tubuh larva P. xylostella terdapat beberapa bercak putih
pada lokasi serangan. Larva P. xylostella yang terinfeksi jamur P. fumoso roseus masih terlihat melakukan aktivitas tetapi daya makannya berkurang dan gerakannya menjadi tidak aktif.
5.1. Pengaruh Interaksi antara Faktor Kerapatan Konidia dengan Faktor Wakiu Aplikasi
Dan hasil analisis perhitungan statistik didapatkan tabel sidik ragam Tabel 2 yang menunjukkan terdapatnya interaksi pada taraf 5 antara Faktor kerapatan konidia dengan faktor
wakrtu aplikasi. Dengan demikian diperlukan pengujian pengaruh interaksi antara faktor kerapatan konidia dengan faktor waktu aplikasi .
Persentase mortalitas larva P. xylostella yang diakibatkan oleh interaksi antara faktor kerapatan konidia dengan faktor waktu aplikasi dari jarnur P. fumoso roseus disajikan pada Tabel l .
Tabel 1. Persentase mortalitas larva P. xylostella oleh berbagai perlakuan
Mortalitas larva P. xylostella pada aplikasi Suspensi konidia jamur
P. fumoso roseus Sebelum infestasi larva
A
1
Setelah infestasi larva A
2
Kerapatan konidia 10
6
ml B1
6,67 b
C 16,67
a C
Kerapatan konidia 10
8
ml B2
30,00 b
B 46,67
a B
Kerapatan konidia 10
10
ml B3
30,00 b
B 50,00
a B
Insektisida pembanding B
4
100,00 a
A 100,00
a A
Kontrol Air 0,00
D 0,00
D Bs
a a
Keterangan : - angka yang diikuti huruf kapitai yang same berdasarkan kolom tidak menunjukkan adanya perbedaan menurut uji Berganda Duncan 5
- angka yang diikuti huruf kecii yang same oerdasarkan bans tidak menunjuk:an adanya perbedaan menurut uji Berganda Duncan 5