Mekanisme Penyerangan Jamur Entomapatngen

Salah satu karakter dari larva P. Xylostella adalah jika ada gangguan, maka larva akan menggeliat ke belakang dengan cepat atau menjatuhkan diri lalu gergelantungan dengan benang-benang sutra pada permukaan daun. Selanjutnya, larva tersebut akan kembali le permukaan daun melalui benang-benang tersebut. Pupa P. Xylostella berada dalam kokon yang tebal dari benang-benang halus berwarna yang dikeluarkan pada mase fase prepupa Chelliah dan Srinivasan 1986. Papa mulanya pupa berwarna kuning kehijauan, setelah satu atau dua hari warnanya berangsur-angsur berubah menjadi kecoklatan sampai coklat gelap Bhalla dan Dubey, 1986. Menurut Koshihara {1986, lamanya hidup pupa dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu, maka masa pupa akan semakin singkat. Imago. Ngengat P. xylostelIa berwarna coklat keabu-abuan dengan panjang r entang sayap ngengat jantan ± 1,97 mm dan yang betina ± 13,6 mm Bhalla dan Dubey, 1986. Menurut Hill 1975, pada sayap depannya terdapat tiga bentuk indulasi yang memanjang di bagian tepi sayapnya. Dalam keadaan istirahat, toga bentuk indulasi tersebut akan membentuk pola yang menyerupai berlian, sehingga dengan adanya ciri-ciri ini maka P. xylostella dinamakan Diamond Back Moth. Ngengat aktif pada senja atau malam hari. Kopulasi terjadi pada petting atau pagi hari Salinas, 1986. Nisbah kelamin keturunanya adalah 1 : 1 Ho, 1965 dalam Sastrosiswojo, 1987. Menurut Salinas 1986, fekunditas P. xyloslella dipengaruhi oleh faktor genetik, nutrisi pada fase larva, kondisi lingkungan, tanaman inang, perkawinan, dan adanya inang sebagai tempat meletakkan telurnya. Cheliah dan Srinivasan 1986, berpendapat fekuditas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya fotoferiod. Hasil penelitia awal 1955 dalam Chelliah dan Srinivasan 1986, menunjukan bahwa jumlah telur yang dihasilkan lebih banyak pada suhu 7 C – 24 C dibandingkan pada suhu 28 C – 35 C. Hasil pengamatan Jayarathman 1977 dalam Chelliah dan Srinivasan 1986, ngengat P. xylostelIa dapat bertahan hidup tanpa pakan selama ± 3 hari, sedangkan bila tersedia pakan maka dapat hidup selama 11 – 16 hari. 2.2. Paecilomyces fumoso roseus Bainer 2.2.1. Morfologi Jamur P fumoso roseus Paccilomyces furnoso roseus Bainer Monihales Moniliaceae memiliki konidiofor yang lurus dalam bentuk tunggal atau bercabang. Pada ujung konidiofor akan terlihat phialid dalam bentuk tunggal, pasangan atau berkelompok. Bagian pangkai phialid membulat dan akan semakin meruncing pada Bagian ujungnya. Konidia dibentuk pada ujung phialid membentuk suatu rantai konidia yang terdiri atas satu set, berwarna hialin atau hialin agak gelap. bentuknya bulat sampai lonjong derlgan ukuran ± 8 mikron Malioch, 1997

2.2.2. Mekanisme Penyerangan Jamur Entomapatngen

Menurut Tanada dan Kaya 1993, serangan jamur entomopatogen pada tubuh sehingga dapat dibagi dalam 3 tahapan, yaitu a. Pelekatan dan perkecambahan konidia pada integmen serangga. Proses pelekatan ini merupakan suatu mekanisme pasip yang melibatkan berbagai maca zat pada permukaan inang dan struktur permukaan konidia. Pelekatan konidia pada permukaan inang dipengaruhi oleh keadaan air di permukaan tubuh inang. b. Penetrasi jamur entompatogen melalui inteumen, kemudian masuk ke dalam hemocall serangga. Pada proses ini melibatkan kerja secara fisik dan kimiawi. Kombinas kerja dari kedua cara tersebut mengakibatkan jamur entomopatogen dapat masuk ke dalam jaringan hemocall serangga. Menurut Robert dan Yendol 1971, kerja secara fisik dibantu oleh adanya infection peg pada bagian tepi apresorium yang membantu penghancuran lapisan tersebut. Kerja secara kimiawi menurut Ratault dan vey 1977 dalam Tanada dan Kaya 1993 terjadi pada saat jamur entomopatogen menmbus kutikula serangga. Jamur mengeluarkan enzim protlase, lipase aminopeptidase, esterase dan N-acetyl-glukosamidase Khitinase untuk menguraikan kompanen penyusun kutikula serangga. c. Perkembangan jamur entomopatogen papa tubuh inang sehingga menyebabkan kematian inangnya.Kematian inang diawali dari pertumbuhan hifa dan membentuk miselium yang menyebar ke segala arah dalam hemocall serangga Robert dan Yendol, 1971. Menurut Tanada dan Kaya 1993, terjadinya penyebaran misellium dalam hemocall serangga mengakibatkan kerusakan jaringan atau organ dalam hemocall secara mekanis pada saluran pencernaan, otot, sistem syaraf dan sistem pernafasan. Kerapkali jamur mengeluarkan toksin sehingga terjadi kenaikan pH darah, penggumpalan darah dan erhentinya peredaran darah. Selanjutnya, jamur akan tumbuh secara sapropit dalam hemocall membentuk massa hifa. Hifa-hifa dal tubuh serangga terus berkembang akibatnya serangga mengalami ”mumifikasi”. Menurut Robert dan Yendol 1971, tahap pertumbuhan Saprofit berakhir dengan pembentukan organ reproduksi. Mycelium akan menerobos keluar tubuh serangga dan membantu spora tahan diluar tubuh inang. Berdasarkan keadaan ini, maka kita dapat memanfaatkan jamur entomopatogen sebagai agen pengendali serangga hama.

2.2.3. Gejala serangan Jamur P. Fumoso roseus

Dokumen yang terkait

Pengendalian Ulat Daun Plutella xylostella (Lepidoptera: Plutellidae ) dan Ulat Krop Crocodolomia binotafis (Lepidoptera: Pyralidae) dengan jamur Beauveria bassiana Pada Tanaman Kubis

0 25 143

Uji Efektifvitas Entomopathogen Bacillus thuringiensis Berliner Terhadap Ulat Daun Jati Hyblaea puera Cramer (Lepidoptera : Hybleidae) Di Laboratorium

0 34 58

PENGARUH KEPADATAN POPULASI NEMATODA ENTOMOPATOGEN TERHADAP HAMA Plutella xylostella L. PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L. var. capitata L.)

3 53 23

INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI MUSUH ALAMI PADA ULAT DAUN KUBIS Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera : Yponomeutidae) DAN ULAT KROP KUBIS Crocidolomia binotalis Zell. (Lepidoptera : Pyralidae) DI BROMO

0 12 16

POTENSI NEMATODA ENTOMOPATOGEN Stelnemema carpocapsae (ALL STRAIN) SEBAGAI PENGENDALI HAMATANAMAN KUBIS Plutella xylostella Linn.

0 0 5

pemanfaatan ekstrak daun paitan (Tithonia diversifolia Hemsl.) sebagai insektisida nabati terhadap ulat daun kubis (Plutella xylostella L.).

0 0 11

UJI AKTIVITAS INSEKTISIDA EKSTRAK DAUN SERAI TERHADAP ULAT DAUN KUBIS (Plutella xylostella L.) DI LABORATORIUM | Shahabuddin | AGROLAND 3592 11314 1 PB

0 0 6

ISOLASI DAN SELEKSI JAMUR ENTOMOPATOGEN PLUTELLA XYLOSTELLA

0 0 11

UJI EFEKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP MORTALITAS ULAT TRITIP(Plutella xylostella) PADA TANAMAN KUBIS

0 1 16

UJI EFEKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP MORTALITAS ULAT TRITIP(Plutella xylostella) PADA TANAMAN KUBIS

0 0 16