Kerangka Pemecahan Masalah Realisasi Pemecahan Masalah Khalayak Sasaran Metode dan Tahapan Kegiatan

9

III. MATERI DAN METODE PELAKSANAAN

3.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Orientasi wilayah dilakukan untuk mengetahui lokasi yang tepat untuk dilakukan kegiatan pembibitan mangrove. Area sekitar dermaga serta kawasan pesisir pantai akan menjadi sasaran utama pelaksanaan kegiatan ini, sehingga diharapkan dapat mewakili kondisi tingkat kerapatan pohon mangrove yang ada di P. Biawak yang berkaitan dengan aktivitas wisatawan atau nelayan sekitar. Hal ini disebabkan oleh aktifitas Nelayan dan wisatawan serta pengaruh gangguan alam yang terjadi di P. Biwak. Solusi alternatif untuk masalah pohon mangrove di sepanjang pesisir P. Biawak akan menjadi fokus utama kegiatan ini.

3.2 Realisasi Pemecahan Masalah

Salah satu solusi alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan kegiatan penanaman bibit mangrove yang dapat melibatkan banyak orang. Kegiatan ini juga berpotensi untuk meningkatkan kesadaran nelayan dan wisatawan akan arti penting keberadaan pohon mangrove di P. Biawak. Selain itu, pemasangan spanduk dan pamflet tentang pelestarian pohon mangrove di lokasi tersebut juga akan membantu mengurangi aktivitas perusakan pohon mangrove di pesisir pantai tersebut.

3.3 Khalayak Sasaran

Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat kegiatan adalah di pesisir pantai P. Biawak yang menjadi pusat aktifitas nelayan dan pariwisata di pulau ini. Tempat ini dipilih karena merupakan daerah konservasi dan daerah wisata. Adapun kelompok sasaran dari kegiatan ini adalah selain dosen dan mahasiswa adalah nelayan dan wisatawan yang ada di P. Biawak.

3.4 Metode dan Tahapan Kegiatan

Kegiatan pembibitan mangrove dilakukan pada Hari Sabtu, 23 November 2013 dimulai dari pukul 09.00 hingga pukul 14.00 WIB yang diikuti oleh peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa, pengelola P. Biawak dan serta nelayan yang ada di P. Biawak Gambar 2 dan Lampiran 1. Gambar 2. Photo Bersama Para Peserta Kegiatan. Cara penanaman yang dilakukan di hutan mangrove berbeda dengan metode yang telah dilakukan sebelumnya terhadap pohon-pohon baik didataran maupun di pegunungan. Menurut Kitamura et al. 1997, pada umumnya penanaman mangrove dapat dilakukan dengan dua cara yaitu 1 dengan menanam langsung buah mangrove propagul ke lokasi penanaman dan 2 dengan cara persemaian bibit. Penanaman secara langsung berpotensi tingkat kelulushidupan yang rendah yaitu sekitar 20-30. Hal ini karena faktor lingkungan serta predator yang mungkin menggangu tanpa adanya kontrol hingga propagul tersebut bisa menyesuaikan dengan lingkungannya. Sedangkan dengan cara persemaian dan pembibitan, tingkat kelulushidupannya relative tinggi yaitu sekitar 60-80. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan cara persemaian bibit yaitu dengan menancapkan propagul ke dalam substrat pasir yang telah disediakan di dalam polybag. Untuk melakukan kegiatan pembibitan mangrove, secara umum ada beberapa hal utama yang harus menjadi perhatian dalam pelaksanaan kegiatan berikut ini: 1. Sebelum Kegiatan - Koordinator kegiatan melakukan survey daerah yang tepat untuk dijadikan lokasi kegiatan pembibitan mangrove. - Memperhatikan bahan-bahan logistik yang akan diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan, seperti sarung tangan, sekop kecil, polybag dll. - Mempersiapkan juga alat pertolongan pertama pada kecelakaan P3K di lokasi kegiatan. - Memastikan pula para peserta agar tahu apa yang harus dilakukan bila menghadapi masalah saat di lapangan dan prosedur yang telah di berikan saat briefing. - Melakukan simulasi atau penjelasan tentang teknis kegiatan kepada para peserta. - Melakukan pembagian kelompok agar mempermudah serta mengefisienkan waktu. 2. Selama Kegiatan - Mempersiapkan tempat-tempat cek-poin untuk para peserta, termasuk semua kebutuhan logistik yang diperlukan. - Menetukan zona atau area tempat persiapan pembibitan mangrove. - Melakukan pengambilan sampah seperti yang tercantum dalam ICC data card. - Memberikan apresiasi terhadap para peserta dalam berbagai bentuk, seperti stiker, kaos, topi, dll. 3. Setelah Kegiatan - Mengumpulkan dokumentasi selama kegiatan berlangsung. - Melakuakn evaluasi kegiatan agar kegiatan yang serupa selanjutnya dapat lebih baik lagi. Langkah-langkah yang dilakukan di dalam kegiatan pembibitan mangrove ini adalah sebagai berikut: 1. Propagul dipanen dari tegakan mangrove yang telah memiliki buah yang telah siap untuk ditanam sebab propagul tersebut telah dibuahi pada saat masih dipohon dan istilah ini disebut dengan vivipari. Sebanyak 162 buah propagul dikumpulkan saat tracking di sekitar P. Biawak. 2. Propagul kemudian ditancapkan ke dalam polybag yang telah diisi pasir sebelumnya dengan menancapkan propagul tersebut ke dalam pasir sedalam 15-20 cm atau 13 dari panjang propagul Gambar 3. 3. Propagul yang sudah ditanam di dalam polybag kemudian diletakan pada posisi yang telah di tentukan lalu di bawa dari pesisir pantai ke lokasi dengan menggunakan rubber boat. 4. Peletakan bibit propagul harus sesuai dengan kondisi pesisir disana, pada saat pasang propagul tersebut tidak boleh tenggelam. 5. Propagul di letakan dengan jarak sekitar 20x20 cm. Peserta terdiri dari mahasiswa Unpad, dosen FPIK Unpad, serta warga pengelola kawasan yang bersedia menjadi sukarelawan. Sebelum melakukan aktifitas pembibitan mangrove, peserta akan diberikan penjelasan awal mengenai teknis pelaksanaan pembibitan mangrove. Selain itu, peserta juga diberikan lembaran kuesioner sebagai pre-tes sebelum kegiatan dilaksanakan. Gambar 3. Propagul yang sudah ditanam di wadah polybag 13

IV. HASIL KEGIATAN