Identifikasi Perubahan Guna Lahan di Kawasan Jalan Layang Non-Tol Flyover K.H. Noer Ali dan Dampaknya Pada Mata Pencaharian dan Tingkat Pendapatan (Studi Kasus : Bekasi Utara, Kota Bekasi)

(1)

LAYANG NON-TOL “FLYOVER K.H. NOER ALI” DAN DAMPAKNYA PADA MATA PENCAHARIAN DAN TINGKAT PENDAPATAN

(STUDI KASUS: BEKASI UTARA, KOTA BEKASI)

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Strata I Pada Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Disusun Oleh : Chandra Firmansyah

1.06.10.013

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

(3)

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Chandra Firmansyah

NIM : 10610013

TTL : Bekasi, 22 Oktober 1992 Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku Bangsa : Sunda Kota/Kab. : Kota Bekasi Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Alamat Kost : Jl. Sekeloa No.108 RT 03 / RW 05 Kostan Fega, Kota Bandung

Tlp : 081297243206

Email : ia8_chandra_fz@yahoo.com

Pendidikan

SD : SD Negeri Kayuringin Jaya 1 Kota Bekasi (1998 - 2004)

SMP : SMP Jaya Kota Bekasi (2004 - 2007)

SMU : SMA Negeri 2 Kota Bekasi (2007 - 2010)

Perguruan Tinggi : UNIKOM Bandung (2010 - 2014) (Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota)


(5)

1. SMP Jaya Kota Bekasi Pramuka

2. SMA N 2 Kota Bekasi Pramuka

3. UNIKOM Bandung

 Panitia PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) UNIKOM Tahun 2011;  Pengurus Himpunan Mahasiswa Divisi IT Perencanaan Wilayah dan Kota

UNIKOM Tahun 2012-2013.

Penelitian Yang Pernah Dilakukan

 Studio Proses : Identifikasi Permasalahan DAS Cikapundung (Kelurahan Kelurahan Cipaganti – Kelurahan Taman Sari) Berdasarkan Land Use dan Sistem Kegiatan yang Berdampak pada Kepentingan Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Hidup;

 Studio Kota : Kajian Kebutuhan Perkembangan Perkotaan (Studi Kasus : Kecamatan Taragong Kidul);

 Studio Wilayah : Identifikasi Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT) dan Sistem Logistik dalam Pengembangan Wilayah Bandung Metropolitan Area (BMA) yang Berbasis Industri Kreatif;

 Identifikasi Perubahan Guna Lahan di Kawasan Jalan Layang Non-tol “Flyover K.H Noer Alie” dan Dampaknya pada Mata Pencaharian dan Tingkat Pendapatan (Studi Kasus: Bekasi Utara, Kota Bekasi).

Pengalaman Seminar dan Kuliah Umum

 Peserta pada Talkshow Rossy Goes To Campus, Tahun 2011;  Peserta pada Dialog Publik PT. Jasa Raharja, Tahun 2011;  Peserta pada Kuliah Umum Geologi, Tahun 2012;

 Peserta pada Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan Clear OS, Tahun 2013;

 Peserta pada Seminar Asean Community 2015 “Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia”, Tahun 2013;


(6)

 Peserta pada Kuliah Umum Geospasial “Pembangunan Nasional dan Informasi Spasial (Implementasi Untuk Perencanaan Wilayah dan Kota);  Peserta pada Planner Enterpreneurship Seminar, Tahun 2014;

 Peserta pada Kuliah Umum “Analisis Pemanfaatan Data Satelit untuk Perencanaan Wilayah dan Kota”, Tahun 2012;

 Peserta pada Kuliah Umum “Sistem Kepelabuhanan untuk Pengembangan Wilayah”, Tahun 2012;

 Peserta pada Workshop Rekor Muri “Merakit Komputer dan Install OS”, Tahun 2012.

Pengalaman Lain

 Asisten Tenaga Ahli Penyusunan Petunjuk Teknis Penguatan Kelembagaan Dibidang Perumahan dan Permukiman Kota Bekasi Tahun 2014;

 Asisten Tenaga Ahli dan Drafter Penyusunan DED Kawasan Agropolitan Kecamatan Baros Tahun 2013;

 Anggota PKM–GT Green Roof dan Vertical Garden untuk Mengatasi Keterbatasan RTH di Kota Bandung.

Kemampuan

Microsoft Office (excel, word, publisher, powerpoint) Autocad

Google Sketchup 2013 Arcgis 9.3

Coreldraw Photoshop


(7)

Nama Bapak : Wawan Surawandi Nama Ibu : Mimin Nuraeni, S.Pd.

Alamat : Jalan Gurame Raya No. 56 Perumnas II Kayuringin Jaya , Kecamatan Bekasi Selatan

Kabupaten/Kota : Kota Bekasi


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan dan Sasaran ... 3

1.4. Ruang Lingkup ... 3

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah ... 3

1.4.2 Ruang Lingkup Materi ... 5

1.5 Kebutuhan Data ... 7

1.6 Teknik Pengumpulan Data ... 9

1.6.1 Data Primer ... 9

1.6.2 Data Sekunder ... 10

1.7 Teknik Analisis Data ... 10

1.7.1 Metode Analisis Deskriptif ... 10

1.7.2 Metode Analisis Overlay ... 11

1.8 Teknik Pengambilan Sampel ... 11

1.9 Sistematika Penulisan ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1. Perkembangan Perkotaan Dalam Aspek Ekonomi Masyarakat .... 13

2.1.1 Karakteristik Ekonomi Masyarakat Perkotaan ... 13

2.1.2 Mata Pencaharian ... 13

2.1.3 Tingkat Pendapatan ... 16

2.1.4 Infrastruktur Jalan Terhadap Mayarakat Perkotaan ... 18

2.2 Perubahan Guna Lahan dan Faktor Mempengaruhinya ... 16


(9)

vi

2.2.2 Jenis Penggunaan Lahan ... 18

2.2.3 Perubahan Guna Lahan ... 20

2.2.4 Faktor Fisik Lahan dan Perubahan Penutupan Lahan ... 23

2.3 Dampak Alih Fungsi Lahan Terhadap Mata Pencaharian dan Tingkat Pendapatan ... 24

2.4 Pengaruh Adanya Kawasan Terhadap Guna Lahan ... 24

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ... 25

3.1. Luas dan Batas Wilayah ... 25

3.2. Kondisi Kependudukan ... 25

3.2.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 26

3.2.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan .... 26

3.2.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 27

3.3. Kondisi Sarana dan Prasarana ... 28

3.3.1 Tempat Ibadah ... 28

3.3.2 Sarana Kesehatan... 29

3.3.3 Sarana Pendidikan ... 30

3.3.4 Sarana Perdagangan ... 31

3.4. Penggunaan Lahan ... 32

3.5. Kebijakan Penggunaan Lahan Kota Bekasi ... 33

3.6. Identifikasi Karakteristik Responden ... 35

3.6.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 35

3.6.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 36

3.6.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 37

3.6.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 38

3.6.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 39

3.6.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Lahan ... 39


(10)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 41

4.1. Identifikasi Penggunaan Lahan Sebelum dan Setelah Adanya Kawasan di Sekitar Jalan Layang Non-Tol “Flyover K.H Noer Ali” ... 41

4.1.1 Guna Lahan Sebelum Adanya Kawasan di Sekitar Jalan Layang Non-tol “Flyover K.H Noer Ali” ... 41

4.1.2 Guna Lahan Setelah Adanya Kawasan di Sekitar Jalan Layang Non-tol “Flyover K.H Noer Ali” ... 44

4.1.3 Perubahan Guna Lahan di Kelurahan Harapan Mulya dan Kelurahan Marga Mulya ... 47

4.2 Identifikasi Mata Pencaharian dan Tingkat Pendapatan Sebelum dan Setelah Adanya Kawasan di Sekitar Jalan Layang Non-Tol “Flyover K.H Noer Ali” ... 51

4.2.1 Mata Pencaharian ... 51

4.2.1.1Mata Pencaharian Sebelum Adanya Kawasan di Sekitar Jalan Layang Non-tol “Flyover K.H Noer Ali” ... 51

4.2.1.2Mata Pencaharian Setelah Adanya Kawasan di Sekitar Jalan Layang Non-tol “Flyover K.H Noer Ali” ... 52

4.2.2 Tingkat Pendapatan ... 53

4.2.2.1Tingkat Pendapatan Sebelum Adanya Kawasan di Sekitar Jalan Layang Non-tol “Flyover K.H Noer Ali” .... 53

4.2.2.2Tingkat Pendapatan Setelah Adanya Kawasan di Sekitar Jalan Layang Non-tol “Flyover K.H Noer Ali” ... 54

4.3 Dampak Perubahan Guna Lahan Terhadap Mata Pencaharian dan Tingkat Pendapatan ... 54

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 62

5.1 Kesimpulan ... 62

5.2 Saran... 63 DAFTAR PUSTAKA


(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel I-1 Kebutuhan Data Primer ... 8

Tabel I-2 Kebutuhan Data Sekunder ... 8

Tabel I-3 Variabel Penelitian ... 10

Tabel II-4 Klasifikasi Mata Pencaharian ... 15

Tabel II-5 Sistem Klasifikasi Penggunaan Lahan ... 20

Tabel III-1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 26

Tabel III-2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 27

Tabel III-3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 27

Tabel III-4 Jenis dan Jumlah Tempat Ibadah ... 28

Tabel III-5 Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan ... 29

Tabel III-6 Jenis dan Jumlah Sarana Pendidikan... 30

Tabel III-7 Jenis dan Jumlah Sarana Perdagangan ... 31

Tabel III-8 Penggunaan Lahan Wilayah Penelitian ... 32

Tabel III-9 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 36

Tabel III-10 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 36

Tabel III-11 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 37

Tabel III-12 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 38

Tabel III-13 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... ... 39

Tabel III-14 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan lahan .... 39

Tabel III-15 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal ... 40

Tabel IV-1 Peta Guna Lahan 2004 ... 42

Tabel IV-2 Peta Guna Lahan 2014 ... 44

Tabel IV-3 Jenis Penggunaan dan Peruabahan Guna Lahan di Wilayah Penelitian Tahun 2004 dan 2014... 49

Tabel IV-4 Perubahan Lahan Menjadi Penggunaan Lahan Lainnya di Wilayah Penelitian Tahun 2004 dan 2014... 50

Tabel IV-5 Mata pencaharian Responden Tahun 2004 ... 52

Tabel IV-6 Mata Pencaharian Responden Tahun 2014 ... 53


(12)

Tabel IV-8 Tingkat Pendapatan Responden Tahun 2014 ... 54 Tabel IV-9 Jumlah Responden yang Memanfaatkan Peluang di Wilayah

Penelitian ... 55 Tabel IV-10 Pemanfaatan Lahan Sebelum dan Setelah Adanya Flyover di

Wilayah Penelitian ... 56 Tabel IV-11 Jenis Usaha Responden di Wilayah Penelitian Tahun 2004

dan 2014 ... 56 Tabel IV-12 Alasan Responden Memanfaatkan Peluang di Wilayah

Penelitian ... 57 Tabel IV-13 Perubahan Mata Pencaharian di Wilayah Penelitian Tahun

2004 dan 2014 ... 57 Tabel IV-14 Perubahan Mata Pencaharian Menjadi Mata Pencaharian

Lainnya di Wilayah Penelitian Tahun 2004 dan 2014 ... 58 Tabel IV-15 Perubahan Tingkat Pendapatan di Wilayah Penelitian Tahun

2004 dan 2014 ... 59 Tabel IV-16 Perubahan Tingkat Pendapatan Menjadi Tingkat Pendapatan


(13)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi Studi ... 4

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran ... 6

Gambar 2.1 Siklus Perubahan Penggunaan Lahan ... 22

Gambar 3.1 Masjid Jami Nurul Ikhlas ... 29

Gambar 3.2 Masjid Jami Annur ... 29

Gambar 3.3 Rumah Sakit Ananda ... 30

Gambar 3.4 Sekolah Patriot... 31

Gambar 3.5 SMA Negeri 4 Kota Bekasi ... 31

Gambar 3.6 Perdagangan dan Jasa di sekitar Wilayah Penelitian ... 32

Gambar 4.1 Guna Lahan 2004 ... 43

Gambar 4.2 Guna Lahan 2014 ... 46

Gambar 4.3 Peta Overlay Guna Lahan Wilayah Penelitian Tahun 2004 dan 2014 ... 48


(14)

DAFTAR PUSTAKA BUKU DAN ARTIKEL

Anwar, A. 2002. Kumpulan Materi Kuliah PWD-IPB 2002-2004, Bogor : Program Studi PWD-IPB

Arsyad, S, 2010. Konservasi Tanah dan Air. Edisi Kedua, IPB Press. Bogor

Barlowe, R. 1986. Land resource economic: The Economic of real estate. 4th ed. prentice-hall, New Jersey : Englewood Cliffs,

Bintarto. 1997. Pengantar Geografi Kota : Yogyakarta.

Chapin, F.S. 1972. Urban Land Use Planning. Urbana: University of Illinois.

Hardjowigeno, S. 2001. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta : Akapres.

Kurnia, Undang (2001). Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Debit dan Banjir di Bagian Hilir DAS Kaligarang. Bogor

Mubyarto, 1993. Dua Puluh Tahun Penelitian Pedesaan, Yogyakarta: Aditya Media.

Nadiyarto, Dani (2005). Dampak Pembangunan Industri Terhadap Masyarakat Desa Suka Danau Kecamatan Cikarang. Kabupaten Bekasi

Nasoetion, L. 1996. Masalah Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Dampaknya Terhadap Keberlangsungan Swasembada Pangan.Didalam: Hermanto (eds), Prosiding Lokakarya Persaingan Dalam Pemanfaatan Sumberdaya Lahan dan Air :pp.64-82. PSE dan Ford Foundation.

Soegijoko. Budhy Tjahjati et al. 1997. Bunga Rampai Perencanaan Pembangunan di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana

Soekanto, S. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.

Sutanto, 1994. Penginderaan Jauh Jilid 1. Cet. 3, Gadjah Mada University Press Yogyakarta.

Sukirno, 2006, Ekonomi Pembangunan Proses masalah dan Dasar Kebijakan, cetakan ketiga, Penerbit Kencana, Jakarta


(15)

Winoto, J. 2005. Kebijakan Pengendalian Alih Fungsi Tanah Pertanian dan Implementasinya. Makalah Seminar “Penanganan Konversi Lahan dan Pencapaian Lahan Pertanian Abadi”. Kerjasama Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (Institut Pertanian Bogor). Jakarta.

SKRIPSI DAN JURNAL

Nadiyarto, Dani (2005). Dampak Pembangunan Industri Terhadap Masyarakat Desa Suka Danau Kecamatan Cikaramg. Kabupaten Bekasi

George, Marthen (2010). Pengaruh Perkembangan Guna Lahan Terhadap Kinerja Jalan di Sepanjang Koridor Jalan Antara Pelabuhan Laut dan Bandar Udara Dominie Edward Ossok (DEO) Kota Sorong. Papua

Prihadinata, Megawasis (2013). Kajian Perubahan Guna Lahan, Status Pekerjaan Petani dan Mobilitas Petani di Rest-Area dan Ring-Road Pada Jalan Tol Kertosono-Mojokerto di Kabupaten Jombang. Jombang

Wahyu, Supriyadi Waskito. 2007. Pergeseran Mata Pencaharian Masyarakat Desa, Skripsi : FISIP UNS. Surakarta

Yusran, Aulia. 2006. Kajian Perubahan Guna Lahan Kota Cilegon. Tesis : Magister Pembangunan Wilayah dan Kota UNDIP. Semarang

PERATURAN DAN PERUNDANGAN

Ditjen Bina Marga, 2009. Kebijakan Pengelolaan Jaringan Jalan, Prosiding FGD dengan tema pembangunan jalan berkelanjutan. Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum

UU No. 38 tahun 2004 tentang jalan , http: // bachnas .staff .uii . ac. Id /files /2011 /02/ uu_no_38-tahun-2004-ttg-jalan.pdf.Diakses tanggal 19 juni 2013.

WEBSITE

Deny. 2012. Kota Bekasi Makin Macet. http :// www.jpnn.com/ read/ 2012/ 05/ 31/ 129041/ Kota-Bekasi-Makin-Macet. Diakses tanggal 19 juni 2013

Purnomo, H. 2013. Summarecon resmikan flyover K.H Noer Ali. http:// finance. detik. com/ read/ 2013/ 04/ 15/ 104535/ 2220226/ 1016/ summarecon – resmikan –flyover–kh–noer-ali-bekasi. Diakses tanggal 19 juni 2013


(16)

66 Yulyanto. 2012. Benarkah “Fly Over Ahmad Yani”, sebuah Solusi Bagi Masyarakat

Kota Bekasi?. http : // beritabekasi. Com / 2012 / 01/ 11/ benarkah fly -over- ahmad-yani- sebuah- solusi –bagi –masyarakat –kota -bekasi. Html. Diakses tanggal 19 juni 2013


(17)

ii

Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas limpahan kenikmatan dan kesehatan kepada penulis, sehingga tugas akhir yang berjudul: “Identifikasi Perubahan Guna Lahan Akibat Pembangunan Jalan Layang Non-Tol “Flyover K.H. Noer Ali” dan Dampaknya Pada Mata Pencaharian dan Tingkat Pendapatan ” ini dapat selesai. Penulisan tugas akhir ini adalah rangkaian kewajiban dalam menempuh tugas belajar pada Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Bandung.

Tuntasnya pengerjaan dan penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari dukungan moril dan bimbingan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada pihak - pihak yang disebutkan di bawah ini:

1. Allah SWT, hanya karena-Nya penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini, serta shalawat dan salam dihaturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW;

2. Ibu dan Ayah tercinta, kakak-kakak tersayang ( Ridwan Farid Pratama, S.Pt., Aries Rachmandy, S.kom.) yang selalu memberikan do’a, nasehat, dukungan moril, fasilitas dan banyak hal yang telah diberikan selama ini, dan akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Semoga dengan izin Allah SWT, penulis dapat membalas semuanya dan dapat membanggakan keluarga, Amin;

3. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia;

4. Bapak Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UNIKOM;

5. Ibu Rifiati Safariah, S.T, M.T., selaku ketua program studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota dan dosen wali;

6. Ibu Dr. Lia Warlina, Ir., M.Si., selaku dosen pembimbing yang dengan ketulusan, kesabaran serta pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing penyusunan Tugas Akhir ini;


(18)

7. Bapak Tatang Suheri, ST., MT. selaku dosen pembina mahasiswa dan dosen penguji;

8. Dosen-dosen PWK UNIKOM, Ibu Romeiza Syafriharti, Ir., MT; Bapak Harry Wibowo, ST., MT, dan dosen-dosen lainnya yang telah memberikan ilmunya yang sanga berharga kepada kami;

9. Pemerintah Kota Bekasi yang telah memberikan data-data yang diperlukan. 10.Rizka Amalina, atas dukungan dan doa kepada penulis untuk kelancaran

dalam penyusunan Tugas Akhir ini;

11. Temen-temen seperjuangan yang mengerjakan Tugas Akhir, Riyan Hidayatullah, Riska Helman, Goldie Melinda Wijayanti, Tasa Andrean, Barnes Chrisma Nuniary, Selfa Septiani Aulia, Natalius Lampang, Bang Achmad Syarif, Bang Giri, Ka Meiske, dan Bang Angga yang selalu memberikan motivasi agar penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini;

12. Sahabat PWK UNIKOM Angkatan 2010 sekaligus keluarga bagi penulis, Yuda Islami, Alfredo Septian, Edison Siboro, Ilham Dirgayusa, Christi Maria, dan Ismaturrachman;

13. Teh Vitri makasih atas kemudahan dalam mengurus surat-surat;

14. Pak Muis terima kasih atas jasanya yang telah mengamankan ruangan dan lingkungan sekitar jurusan menjadi bersih;

15. Teman – teman kost Fega 108 Group, atas motivasi, saran serta suasana kekeluargaan yang diberikan kepada penulis. Semoga kita semua jadi wirausaha muda dan sukses, semangat buat kembangin brand masing-masingnya pak;

16. Konsumen CFZ Project yang berkontribusi besar terhadap perkembangan bisnis yang penulis jalani. Terimakasih atas kepercayaan dan kepuasan yang diberikan, penulis selaku owner akan selalu memberikan inovasi produk yang lebih baik untuk kedepannya;

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian Tugas Akhir ini.


(19)

iv

Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari sepenuh hati bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, segala masukan saran dan kritik akan penulis terima dengan terbuka. Semoga penyusunan Tugas Akhir ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, Agustus 2014

Chandra Firmansyah 1.06.10.013


(20)

BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini berisi mengenai latar belakang yang digunakan sebagai dasar penelitian, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, kebutuhan data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, serta teknik pengambilan sampel. Pada bagian akhir bab ini juga akan dijelaskan mengenai sistematika penulisan laporan. .

1.1Latar Belakang

Transportasi dan tata guna lahan merupakan dua aspek yang saling terkait. Bermacam-macam pola pengembangan lahan menghasilkan bermacam-macam kebutuhan akan transportasi, sebaliknya sistem transportasi mempengaruhi pola pengembangan lahan. Lingkungan perkotaan, sistem transportasi, dan pola tata guna lahan saling berpengaruh, dengan berubahnya salah satu dari bagian tersebut akan menghasilkan perubahan pada bagian yang lain. Masyarakat selaku salah satu aktor pembangunan, jelas sangat berperan di dalam interaksi antara tata guna lahan dan transportasi. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa kota merupakan lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

Kegiatan di Kota Bekasi tidak ada hentinya, baik itu pengguna jalan dari arah Timur Bekasi, Selatan Bekasi dan Barat Bekasi. Peningkatan arus lalu lintas yang terjadi harus diimbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana yang ada, karena dapat mengakibatkan terjadinya permasalahan lalu lintas antara lain kemacetan. Penyebab kemacetan di Kota Bekasi adalah badan jalan sempit dan volume kendaraan yang terus bertambah. Lebar jalan di Kota Bekasi kebanyakan tidak lebih dari 7 meter untuk dua jalur (Deny, 2012). Salah satu solusi alternatif adalah pembangunan flyover (jalan layang) dan saat ini flyover tersebut telah terbangun di sebagian wilayah Bekasi Utara. Kelurahan di wilayah Bekasi Utara yang menjadi lokasi pembangunan flyover berada di Kelurahan Harapan Mulya dan Kelurahan Marga Mulya (Yulyanto, 2012). Flyover ini dibangun sepanjang 1 kilometer dengan lebar 22 meter, flyover ini memiliki 4 lajur jalan yang menghubungkan Jl. Ahmad Yani dengan Kota Summarecon Bekasi oleh pihak swasta (PT.Summarecon Agung Tbk) (Purnomo, 2013).


(21)

Kelurahan Harapan Mulya dan Kelurahan Marga Mulya ini yang disebut wilayah Bekasi Utara. Dua kelurahan tersebut di tetapkan sebagai pusat pelayanan perkotaan Bekasi berdasarkan RTRW Kota Bekasi tahun 2011 - 2031. Sebelum di tetapkan wilayah Bekasi Utara sebagai pusat pemerintahan Kota Bekasi, kawasan permukiman, kawasan perdagangan, dan kawasan pendidikan wilayah Bekasi Utara penggunaan lahan di dominasi oleh lahan gundul, kebun campuran dan persawahan. Seiring dengan berkembangnya wilayah Bekasi Utara berangsur-angsur lahan tidak terbangun mengalami perubahan menjadi lahan terbangun untuk dimanfaatkan masyarakat menjadi lebih produktif.

Perubahan lahan yang disebabkan adanya infrastruktur jalan seperti ini biasanya akan menyebabkan perubahan guna lahan pada sekitar wilayah tersebut. Selain itu, juga akan mengubah kondisi ekonomi masyarakat. Akibatnya kondisi struktur perekonomian masyarakat dalam hal ini mata pencaharian dan pendapatan mengalami perubahan. Maka dari itu penelitian ini sangat menarik untuk di teliti sehingga hasil akhirnya yang diharapkan adalah teridentifikasinya penggunaan lahan di sebagian wilayah Bekasi Utara sebelum dan setelah adanya jalan layang non-tol “Flyover K.H. Noer Ali”, teridentifikasinya mata pencaharian dan tingkat pendapatan masyarakat di sebagian wilayah Bekasi Utara sebelum dan setelah adanya jalan layang non-tol “Flyover K.H. Noer Ali” dan teridentifikasinya dampak perubahan guna lahan di kawasan jalan layang non-tol “Flyover K.H. Noer Ali” terhadap mata pencaharian dan tingkat pendapatan masyarakat

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan – permasalahan di atas menghasilkan beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana penggunaan lahan di sebagian wilayah Bekasi Utara sebelum dan setelah adanya jalan layang non-tol ”Flyover K.H Noer Ali”?

2. Bagaimana mata pencaharian dan tingkat pendapatan masyarakat di sebagian wilayah Bekasi Utara sebelum dan setelah adanya jalan layang non-tol “Flyover K.H Noer Ali”?


(22)

3 3. Bagaimana dampak perubahan guna lahan di kawasan jalan layang non-tol

Flyover K.H.Noer Ali terhadap mata pencaharian dan pendapatan masyarakat di sebagian wilayah Bekasi Utara ?

1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan guna lahan di kawasan jalan layang non-tol “Flyover K.H. Noer Ali” dan dampaknya pada mata pencaharian dan tingkat pendapatan masyarakat.

1.3.2. Sasaran

1. Teridentifikasinya penggunaan lahan di sebagian wilayah Bekasi Utara sebelum dan setelah adanya jalan layang non-tol “Flyover K.H. Noer Ali” 2. Teridentifikasinya mata pencaharian dan tingkat pendapatan masyarakat di

sebagian wilayah Bekasi Utara sebelum dan setelah adanya jalan layang non-tol “Flyover K.H. Noer Ali”

3. Teridentifikasinya dampak perubahan guna lahan di kawasan jalan layang non-tol “Flyover K.H. Noer Ali” terhadap mata pencaharian dan tingkat pendapatan masyarakat

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah di sebagian wilayah Bekasi Utara yaitu Kelurahan Harapan Mulya RT 03 / RW 06, Kecamatan Medan Satria dan Kelurahan Marga Mulya RT 03 / RW 05, Kecamatan Bekasi Utara yang berada diutara Kota Bekasi yang topografinya berbatasan sebelah timur dengan Kecamatan Taruma Jaya Kab. Bekasi dan sebelah utara berbatasan dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Lebih jelasnya Peta lokasi studi dapat dilihat pada Gambar 1.1.


(23)

4 Gambar 1.1


(24)

5

1.4.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi mencakup pembahasan tentang perubahan guna lahan setelah adanya jalan layang “Flyover K.H Noer Ali” terhadap perekonomian masyarakat wilayah sekitarnya. Pembahasan dalam penelitian ini berawal dari masalah kemacetan di Kota Bekasi dengan mobilitas penduduknya yang tinggi, sehingga adanya infrastruktur jalan dituntut sebagai penunjang kebutuhan tersebut, maka dari itu terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian, lahan pertanian yang di alih fungsikan adalah lahan pertanian yang berdasarkan rencana tata ruang. Lahan pertanian yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah lahan pertanian yang diprioritaskan sebagai daerah resapan air. Sedangkan non pertanian yang menjadi lingkup penelitian ini adalah kawasan di sekitar infrastruktur jalan yang memiliki kebutuhan akan lahan cukup tinggi yang akhirnya mendorong terjadinya alih fungsi lahan.


(25)

6 Gambar 1.2

Kerangka Pemikiran Tingkat pendapatan

masyarakat

Teridentifikasinya perubahan guna lahan di kawasan jalan layang non-tol K.H.Noer Ali

dan dampaknya pada mata pencaharian dan tingkat pendapatan masyarakat

Mata pencaharian masyarakat Identifikasi perubahan guna lahan di kawasan

jalan layang non-tol terhadap mata pencaharian dan pendapatan masyarakat

Alih fungsi lahan Kota Bekasi dengan mobilitas

penduduk yang tinggi menyebabkan kemacetan

Sebagai solusi alternatif mengatasi kemacetan

Sebagai penunjang aksesbilitas menuju wilayah utara Kota Bekasi Pembangunan jalan layang non-tol


(26)

7

1.5 Kebutuhan Data

Data merupakan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalaan yang dikaitkan dengan tempat dan waktu yang merupakan bahan untuk analisis dalam pengambilan keputusan. Data yang akan digunakan untuk bahan analisis dibagi menjadi data primer dan data sekunder.

Data Primer, yaitu hasil kuesioner dan observasi, meliputi:

 Data karakteristik responden, meliputi: mata pencaharian, lama tinggal, proses kepemilikan dan status penguasaan lahan, asal daerah, Asal pemilik bangunan, Jenis pekerjaan pemilik bangunan, tingkat pendapatan

 Data Observasi, meliputi: pola penggunaan lahan di Bekasi Utara, dan kondisi eksisting aksesbilitas di Bekasi Utara.

Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari survai instansional melalui sumber yang relevan dengan topik yang diteliti, yaitu dari instansi terkait diantaranya BAPPEDA, BPS, Dinas Tata Kota, Kecamatan dan Kelurahan. Beberapa data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

 Data luas penggunaan lahan dirinci per desa/kelurahan di sebagian wilayah Bekasi Utara pada tahun 2004 dan tahun 2014.

 Data demografi berupa mata pencaharian, pendapatan, Kecamatan Bekasi Utara dalam angka dari BPS Bekasi, kecamatan dan Kelurahan.

 Data kebijakan tata ruang Kota Bekasi yaitu RTRW Kota Bekasi 2011 -2031 dan peraturan tata ruang lainnya besertakan peta dari BAPPEDA Kota Bekasi.  Data penggunaan lahan Kota Bekasi dari tahun 2004 sampai tahun 2014.


(27)

Tabel 1-1

Kebutuhan Data Primer

Tabel 1-2

Kebutuhan Data Sekunder

No Sumber

Dokumen

Sumber Data

Jenis data yang diperlukan

Kegunaan

1 Kuesioner Masyarakat

/ KK

 Nama

 Umur

 Jenis kelamin  Pendidikan terakhir  Lama tinggal  Status kepemilikan

lahan

 Jenis pekerjaan pemilik lahan  Tingkat pendapatan  Penggunaan lahan

kondisi eksisting dengan tahun 2004  Mata pencaharian

kondisi eksisting dengan tahun 2004  Pendapatan kondisi

eksisting dengan tahun 2004

Memperoleh Informasi

dasar mengenai identitas

responden dan pola

penggunaan lahan

diwilayah sekitar

2 Observasi Lokasi studi /

pengamatan

 Pola penggunaan lahan di sebagian wilayah Bekasi Utara

Mendapatkan data

gambaran langsung

mengenai kondisi eksisting lokasi studi berupa foto

No Sumber

Dokumen

Jenis data yang diperlukan Kegunaan

1 BAPPEDA dan

Dinas Tata

Ruang Kota

Bekasi

 Kebijakan RTRW Kota Bekasi Tahun 2011 -2013

 Peta tata guna lahan Kota Bekasi 2004 dan 2014

 Program kebijakan pemerintah

lainnya terkait dengan

keberadaan jalan layang non – tol “K.H Noer Ali”

Memperoleh informasi

mengenai kebijakan dan program yang terkait dengan penelitian

2 BPS Kota

Bekasi

 Luas penggunaan lahan tahun 2004 dan 2014

 Jenis penggunaan lahan 2004 dan 2014

 Mata pencaharian tahun 2004 dan 2014

 Pendapatan tahun 2004 dan 2014

Memperoleh kebutuhan penelitian berupa data numerik yang selanjutnya

akan di analisis

menggunakan metode


(28)

9

1.6 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam proses penelitian ini dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu antara lain:

1.6.1 Data Primer

Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, untuk memperoleh data primer itu dapat di lakukan beberapa teknik pengambilan data yaitu antara lain:

Observasi

Observasi dilakukan pada kondisi penggunaan lahan eksisting di sebagian wilayah Bekasi Utara, teknik observasi dilakukan peneliti dengan mengadakan pengamatan secara langsung di lokasi penelitian dengan maksud meng-cross check data yang diperoleh.

Kuesioner

Peneliti akan disebarkan kuisioner dengan mengambil beberapa permukiman warga sebagai sampel yang nantinya dapat mewakili seluruh masyarakat diwilayah studi yang terkena dampak dari perubahan tata guna lahan terhadap

No Sumber

Dokumen

Jenis data yang diperlukan Kegunaan

3 Kantor

Kecamatan

 Monografi Kecamatan Bekasi Utara

 Monografi Kecamatan Medan

Satria

 Peta Administrasi Kecamatan Bekasi Utara

 Peta Administrasi Kecamatan Medan Satria

Memperoleh gambaran

umum mengenai

kecamatan lokasi studi

4 Kantor

Kelurahan

 Monografi Kelurahan Harapan Mulya, Kecamatan Bekasi Utara

 Monografi Kelurahan Marga Mulya, Kecamatan Medan Satria

 Peta Administrasi Harapan Mulya, Kecamatan Bekasi Utara

 Peta Administrasi Marga Mulya, Kecamatan Medan Satria

Memperoleh gambaran

umum mengenai


(29)

Tabel 1-3 Variabel Penelitian

mata pencahariannya. Pengumpulan data melalui pengisian kuisioner dilakukan pada masyarakat di sebagian wilayah Bekasi Utara.

1.6.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh tidak dari pengamatan langsung di lapangan dari instansi – instansi terkait, seperti: BAPPEDA, Dinas Tata Kota, BPN dan BPS. 1.7 Teknik Analisis Data

1.7.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis masalah-masalah dalam masyarakat terkait dengan penggunaan lahan di wilayah studi berdasarkan variabel yang telah ditentukan. Teknik analisis data untuk mengetahui besar perubahan penggunaan lahan terhadap mata pencaharian dari pertanian menjadi non pertanian di sebagian wilayah Bekasi Utara, kemudian peneliti menganalisis secara deskriptif kualitatif data penggunaan lahan Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian adalah penggunaan lahan tahun 2004 dan 2014, jenis penggunaan lahan tahun 2004 dan 2014, status lahan, mata pencaharian tahun 2004 dan 2014, perubahan mata pencaharian tahun 2004 dan 2014, pendapatan masyarakat tahun 2004 dan 2014. Variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 1-3.

No Karakteristik Variabel Penelitian Informasi yang Diperoleh

1 Responden  Nama

 Umur

 Jenis kelamin  Pendidikan terakhir  Lama tinggal

 Status kepemilikan lahan  Jenis pekerjaan

 Tingkat pendapatan

Informasi dasar mengenai identitas responden

2 Penggunaan Lahan  Luas penggunaan lahan

tahun 2004 dan 2014

Luas wilayah lokasi studi

yang telah dialih

fungsikan untuk kegiatan lain.

 Jenis penggunaan lahan tahun 2004 dan 2014

Jenis guna lahan apa saja yang terdapat di lokasi studi

 Status kepemilikan lahan Status kepemilikan lahan  Pola penggunaan lahan di

sebagian wilayah Bekasi Utara

Data gambaran langsung

mengenai kondisi

eksisting lokasi studi berupa foto


(30)

11

1.7.2 Metode Analisis Overlay

Dalam penelitian ini analisis overlay digunakan untuk mengetahui pola penggunaan lahan tahun 2004 dan 2014 di sebagian wilayah Bekasi Utara. Metode overlay sering disebut metode penampalan peta. Metode ini sangat baik dipergunakan untuk mengadakan kajian keruangan. Data penggunaan lahan tahun 2004 dan 2014 melalui analisis ini sehingga dapat diketahui perubahan penggunaan lahan sebelum dan setelah adanya jalan layang non-tol “Flyover K.H Noer Ali”. Metode ini menggunakan beberapa peta tematik yang kemudian digambarkan atau ditampalkan di dalam peta dasar.

1.8 Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian survey, yaitu penelitian yang mengambil sample dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang utama. Populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian sebagai sumber data yang ememilki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian, dan sample merupakan himpunan bagian dari populasi yang menjadi obyek sesungguhnya

Pada penelitian ini, yang akan dijadikan responden adalah penduduk dari 2 kecamatan (Kecamatan Medan Satria dan Kecamatan Bekasi Utara) di ambil 2 kelurahan (Kelurahan Harapan Mulya dan Kelurahan Marga Mulya). Untuk mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan dan menjelaskan hasil dari populasi, maka dalam penulisan sample penelitian ini di gunakan rumus Slovin.

= +

Keterangan : n = Ukuran Sample N = Ukuran Populasi

No Karakteristik Variabel Penelitian Informasi yang Diperoleh

3 Pergeseran mata

pencaharian

 Mata Pencaharian tahun 2004 dan 2013

Time series mata

pencaharian masyarakat  Pendapatan tahun 2004

dan 2014

Time series pendapatan masyarakat


(31)

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir

Dalam penelitian ini di tentukan sampel sebanyak 100 orang

Harapan Mulya = 3963 KK

Marga Mulya = 5664 KK

Maka Populasi keseluruhannya adalah 9627 orang

Sampel Harapan mulya = 3963 / 9627 X 100 = 41 Orang Sampel Marga Mulya = 5664 / 9627 X 100 = 59 Orang 1.9 Sistematika Penulisan

Secara sistematis penulisan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, yang berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran studi, ruang lingkup wilayah dan materi, kebutuhan data, kerangka pemikiran studi, teknik pengumpulan data, metode penelitian studi dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka, yang berisikan teori-teori tentang perkembangan perkotaan dalam aspek ekonomi masyarakat, perubahan guna lahan dan faktor mempengaruhinya. Di samping itu dalam bab ini dibahas pula teori dampak alih fungsi lahan terhadap mata pencaharian dan pendapatan, dan Pengaruh adanya jalan layang terhadap guna lahan.

Bab III Gambaran Umum Wilayah Penelitian, yang berisikan gambaran umum wilayah studi yaitu Kelurahan Harapan Mulya dan Kelurahan Marga Mulya yang meliputi kondisi geografis, kondisi kependudukan, sarana dan prasarana, kebijakan pengggunaan lahan Kota Bekasi dan identifikasi karakteristik responden.

Bab IV Hasil dan Pembahasan, yang berisikan identifikasi perubahan dan penggunaan lahan, identifikasi mata pencaharian dan pendapatan, dampak perubahan guna lahan terhadap mata pencaharian dan pendapatan dan analisis keterkaitan antara kepemilikan lahan untuk dimanfaatkan dengan kondisi pendapatan saat ini.

Bab V Kesimpulan dan Saran, yang berisikan kesimpulan dari penelitian ini dan saran bagi pemerintah daerah dan penelitian lanjutan.


(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan teori-teori tentang perkembangan perkotaan dalam aspek ekonomi masyarakat, perubahan guna lahan dan faktor mempengaruhinya. Di samping itu dalam bab ini dibahas pula teori dampak alih fungsi lahan terhadap mata pencaharian dan pendapatan, dan dampak pengaruh pembangunan jalan terhadap guna lahan.

2.1 Perkembangan Perkotaan Dalam Aspek Ekonomi Masyarakat 2.1.1 Karakteristik Ekonomi Masyarakat Perkotaan

Masyarakat di perkotaan umumnya telah memiliki konsep perkonomian yang baik dan memadai. Hal ini terwujud karena di perkotaan telah memiliki fasilitas,serta sarana dan prasarana yang mendukung proses berjalannya suatu aktifitas perekonomian masyarakat perkotaan. Kestabilan ekonomi di daerah perkotaan sangat di pengaruhi oleh kreatifitas masyarakatnya, utamanya adalah pemerintah yang berperan dalam memberikan kebijakan, serta masyarakat sebagai pelaku sektor ekonomi.

Dalam memenuhi kebutuhan ekonominya, masyarakat kota telah terbagi kedalam berbagai profesi, heterogen yakni di mulai dari pemerintah, pegawai negeri, pegawai swasta, buruh,petani serta para pekerja di bidang tertentu lainnya. Di kota di kenal berbagai instansi serta sarana umum yang berperan aktif dlaam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat kota, yakni seperti perbankan, koperasi, pegadaian pasar,mall, dan lain-lain. Berdasarkan uraian tersebut, maka asebenarnya kota telah memilki kesejahteraan ekonomi yang baik walaupun pada kenyataannya masih ada masyarakat yang tinggal di kota dan tergolong miskin. Namun jika dirata-ratakan secara umum, maka kota telah berhasil membangun fasilitas ekonommi dengan baik (Anwar. 2002).

2.1.2 Mata Pencaharian

Mata pencaharian sendiri dapat didefinisikan sebagai pekerjaan pokok yang dilakukan oleh masyarakat. Selain itu penjelasan mengenai mata pencaharian, yaitu;

The term livelihood attempts to capture not just what people do in order to make a living, but the resources that provide them with the capability to build a


(33)

satisfactory living, the risk factors that they must consider in managing their resources, and the institutional and policy context that either helps or hinders them in their pursuit of a viable or improving living (Frank Ellis, 2004).

Maksud dalam istilah mata pencaharian tersebut adalah tidak hanya apa yang dilakukan manusia untuk hidup, tetapi juga sumber daya yang menyediakan mereka dengan kapabilitas untuk membangun kehidupan yang memuaskan, faktor yang beresiko adalah mereka harus memperhatikan dalam mengurus sumber daya, dan lembaga serta hubungan politik yang juga membantu dan menghalangi dalam tujuan mereka agar dapat hidup dan meningkatkan taraf hidup.

Merujuk dari definisi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai definisi mata pencaharian itu sendiri yang nantinya akan digunakan dalam penelitian ini. Mata pencaharian adalah pekerjaan pokok yang dilakukan manusia untuk hidup dan sumber daya yang tersedia untuk membangun kehidupan yang memuaskan (peningkatan taraf hidup), dengan memperhatikan faktor seperti mengawasi penggunaan sumber daya, lembaga dan hubungan politik. Dalam perkembangannya, mata pencaharian seseorang seringkali berubah baik karena faktor internal, eksternal, ataupun kombinasi dari keduanya (Wahyu, 2007)

Adapun dalam penelitian ini berdasarkan lokasi penelitian di perkotaan menurut Mubyarto (1993) mata pencaharian masayarakat perkotaan terdiri atas beberapa jenis pekerjaan meliputi :


(34)

15

Jenis Pekerjaan Klasifikasi Pekerjaan

 Petani atau Nelayan  Sawah

 Tegalan

 Tambak

 Kebun/Perkebunan

 Peternakan

 Buruh Tani  Ternak

 Tambak

 Buruh Industri  Buruh Kasar Industri

 Buruh Pengrajin  Operasi Mesin

 Buruh Pengolahan Hasil Pertanian  Usaha industri / penjual  Pengelolaan hasil pertanian

 Tekstil  Jahit

 Industri plastik

 Industri makanan dan minuman  Pandai besi

 Pedagang / penjual  Pedagang besar / Distributor / Agen

tunggal

 Pedagang menengah / Agen / Grosir  Pedangan Eceran / Pengecer / Peritel  Importir / Pengimpor

 Eksportir / Pengekspor

 Profesional  Tenaga kesehatan (PLKB, bidan)

 Guru/dosen

 Pegawai Negeri

 Polisi, TNI, tenaga lain (termasuk guru mengaji, pengurus masjid)

 Pekerjaan jasa  Pelayan rumah makan

 Pembantu rumah tangga

 Binatu/tukang cuci  Penata rambut

 Tenaga jasa lain (tukang kebun, jasa keamanan/ bukan pegawai negeri dan tukang pikul)

2.1.3 Tingkat Pendapatan

Ada tiga klasifikasi pendapatan menurut Sukirno (2006), yaitu: a. Pendapatan Pribadi

Semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu negara.

Tabel 1I - 4

Klasifikasi Mata Pencaharian


(35)

b. Pendapatan Disposibel

Pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.

c. Pendapatan Nasional

Nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan oleh suatu negara dalam satu tahun.

Pendapatan masyarakat sangat tergantung dari lapangan usaha, pangkat dan jabatan pekerjaan, tingkat pendidikan umum, produktivitas, prospek usaha, permodalan dan lain – lain. Faktor – faktor tersebut menjadi penyebab perbedaan tingkat pendapatan masyarakat. Di dalam perekonomian ada dua faktor yang menyebabkan permintaan ke atas suatu barang berubah apabila harga barang itu mengalami perubahan, salah satunya yaitu efek pendapatan.

2.1.4 Infrastruktur Jalan Terhadap Masyarakat Perkotaan

Infrastruktur merupakan prasyarat agar berbagai aktivitas masyarakat dapat berlangsung khususnya infratruktur jalan. Infrastruktur yang sering disebut sebagai prasarana fisik dapat diartikan sebagai fasilitas fisik untuk kepentingan umum. Infrastruktur jalan memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi, sebagaimana dapat ditunjukan dengan indikasi bahwa daerah yang mempunyai kelengkapan sistem infrastruktur yang berfungsi lebih baik, mempunyai tingkat kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pula.

Infrastruktur jaringan jalan di Indonesia merupakan prasarana transportasi darat yang dominan (90% angkutan barang menggunakan moda jalan dan 95% angkutan penumpang menggunakan moda jalan) dan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam mendukung kegiatan ekonomi,sosial masyarakat, sehingga harus dipertahankan fungsinya dengan baik melalui sistem pemeliharaan yang baik pula (Ditjen Bina Marga – Dept.Pekerjaan Umum, 2009). Terbukti betapa besaranya peran jalan selama ini dalam mendukung moblitas dan distribusi penumpang,barang dan jasa. Salah satu upaya yang ditempuh adalah kegiatan pemeliharaan,peningkatan, dan pembangunan jalan baru yang merupakan


(36)

17 tanggung jawab pemerintah dan atau pemerintah daerah, sebagaimana diamanatkan dalam pasal 30 UU 38 tahun 2004 tentang jalan.

Infrastruktur memilki peranan positif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan jangka pendek menciptakan lapangan kerja sektor konstruksi dan jangka menengah dan panjang akan mendukung peningkatan efisiensi dan produktivitas sektor-sektor terkait.infrastruktur sepertinya menjadi jawaban dari kebutuhan Negara-negara yang ingin mendorong pertumbuhan ekonomi,dengan emmbantu penanggulangan kemiskinan,meningkatakan kualitas hidup,mendukung tumbuhnya pusat ekonomi dan meningkatkan mobilitas barang dan jasa serta merendahkan biaya aktifitas investor dalam dan luar negeri (J’afar M,2007). 2.2 Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhinya

2.2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan

Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi, dan vegetasi, faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya. Termasuk di dalamnya adalah akibat-akibat kegiatan manusia, baik pada masa lalu maupun sekarang, seperti reklamasi daerah-daerah pantai, penebangan hutan, dan akibat-akibat yang merugikan seperti erosi dan akumulasi garam (Hardjowigeno, 2001).

Definisi mengenai penggunaan lahan (land use) dan penutupan lahan (land cover) pada hakekatnya berbeda walaupun sama-sama menggambarkan keadaan fisik permukaan bumi. Sistem penggunaan lahan dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non pertanian. penggunaan lahan pertanian antara lain tegalan, sawah, ladang, kebun, padang rumput, hutan produksi, hutan lindung dan sebagainya. Penggunaan lahan non pertanian antara lain penggunaan lahan perkotaan atau pedesaaan, industri, rekreasi, pertambangan dan sebagainya (Arsyad, 2010).

2.2.2 Jenis Penggunaan Lahan

Lahan kota terbagi menjadi lahan terbangun dan lahan tak terbangun. Lahan terbangun terdiri dari dari perumahan, industri, perdagangan, jasa dan perkantoran. Sedangkan lahan tak terbangun terbagi menjadi lahan tak terbangun yang digunakan untuk aktivitas kota (kuburan, rekreasi, transportasi, ruang


(37)

terbuka) dan lahan tak terbangun non aktivitas kota (pertanian, perkebunan, area perairan, produksi dan penambangan sumber daya alam). Untuk mengetahui penggunaan lahan di suatu, wilayah, maka perlu diketahui komponen komponen penggunaan lahannya. Berdasarkan jenis pengguna lahan dan aktivitas yang dilakukan di atas lahan tersebut, maka dapat diketahui komponen-komponen pembentuk guna lahan (Chapin, 1972)

1. Penggunaan lahan yang menguntungkan

Penggunaan lahan yang menguntungkan tergantung pada penggunaan lahan yang tidak menguntungkan. Hal ini disebabkan guna lahan yang tidakmenguntungkan tidak dapat bersaing secara bersamaan dengan lahan untuk ftmgsi yang menguntungkan. Komponen penggunaan lahan ini meliputi penggunaan lahan untuk pertokoan, perumahan, industri, kantor dan bisnis. Tetapi keberadaan. guna lahan ini tidak lepas dari kelengkapan penggunaan lahan lainnya yang cenderung tidak menguntungkan, yaitu penggunaan lahan untuk sekolah, rumah sakit, taman, tempat pembuangan sampah, dan sarana prasarana.

2. Penggunaan lahan yang tidak menguntungkan

Komponen penggunaan lahan ini meliputi penggunaan lahan untuk jalan,taman, pendidikan dan kantor pemerintahan. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa guna lahan yang menguntungkan mempunyai keterkaitan yang besar dengan guna lahan yang tidak menguntungkan. Guna lahan utama yang dapat dikaitkan dengan fungsi perumahan adalah guna lahan komersial, guna lahan industri, dan guna lahan public maupun semi publik (Chapin, 1972). Adapun penjelasan masing masing guna lahan tersebut adalah:

a. Guna lahan komersial fungsi komersial dapat dikombinasikan dengan perumahan melalui percampuran secara vertikal. Guna lahan komersial yang harus dihindari dari perumahan adalah perdagangan grosir dan perusahaan besar

b. Guna lahan industri keberadaan industri tidak saja dapat inemberikan kesempatan kerja namun juga memberikan nilai tambah melalui landscape dan bangunan yang megah yang ditampilkannya. Jenis industri yang harus dihindari dari perumahan adalah industri pengolahan minyak, industri kimia, pabrikbaja dan industri pengolahan hasil tambang.


(38)

19 c. Guna lahan publik maupun semi publik Guna lahan ini meliputi guna lahan

untuk pemadam kebakaran, tempat ibadah, sekolah, area rekreasi, kuburan, rumah sakit, terminal dan lain-lain.

Sistem klasifikasi penggunaan lahan kota yang dipakai adalah sistem klasifikasi menurut Sutanto (1994) dengan sedikit perubahan (disesuaikan dengan kondisi penggunaan lahan di daerah penelitian). Untuk lebih jelasnya system klasifikasi penggunaan lahan kota dapat di lihat pada Tabel II-5.


(39)

NO Tingkat Kerincian Klasifikasi

Tingkat I Tingkat II Tingkat II Tingkat IV

1 Daerah Kota Permukiman -Pola Teratur - Kepadatan rendah

- Kepadatan sedang -Pola setengah teratur - Kepadatan rendah - Kepadatan sedang - Kepadatan tinggi -Pola tidak teratur - Kepadatan rendah

- Kepadatan sedang - Kepadatan tinggi - Kepadatan sangat tinggi

Perdagangan -Pasar

-Pom bensin

-Pusat perbelanjaan -Besar –Kecil -Pertokoan

Industri -Pabrik/perusahaan

-Gudang Transportasi -Jalan

-Stasiun/terminal -Kereta

api/Bis/Angkutan

Jasa -Kelembagaan Perkantoran,

sekolah/kampus

-Non-Kelembagaan Hotel

Rekreasi -Kebun binatang

-Lapangan Olah raga -Stadion

-Gedung Pertunjukan Tempat ibadah -Masjid

-Greja

Pertanian -Sawah

-Tegalan

-Kebun Campuran

Hutan -Hutan/Taman wisata

Lain-lain -Kuburan -Umum

-Makam pahlawan -Lahan kosong

-Lahan sedang dibangun

2.2.3 Perubahan Guna Lahan

Menurut Winoto (2005) Perubahan penggunaan lahan diartikan sebagai perubahan dari penggunaan lahan sebelumnya ke penggunaan lahan lain yang dapat bersifat permanen maupun sementara dan merupakan konsekuensi logis dari adanya pertumbuhan dan transformasi perubahan struktur sosial ekonomi

Tabel 1I - 5

Sistem klasifikasi Penggunaan Lahan Kota


(40)

21 masyarakat yang sedang berkembang. Apabila penggunaan lahan untuk sawah berubah menjadi pemukiman atau industri maka perubahan penggunaan lahan ini bersifat permanen dan tidak dapat kembali (irreversible), tetapi jika beralih guna menjadi perkebunan biasanya bersifat sementara.

Perubahan penggunaan lahan dan penutupan lahan pada umumnya dapat diamati dengan menggunakan data spasial dari peta penggunaan lahan dan penutupan lahan dari titik tahun yang berbeda. Data penginderaan jauh seperti citra satelit, radar, dan foto udara sangat berguna dalam pengamatan perubahan penggunaan lahan. Barlowe (1986) menyatakan bahwa dalam menentukan penggunaan lahan terdapat empat faktor penting yang perlu dipertimbangkan yaitu : faktor fisik lahan, faktor ekonomi, dan faktor kelembagaan. Selain itu,faktor kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat juga akan mempengaruhi pola penggunaan lahan. Pertambahan jumlah penduduk berarti pertambahan terhadap makanan dan kebutuhan lain yang dapat dihasilkan oleh sumberdaya lahan. Permintaan terhadap hasil-hasil pertanian meningkat dengan adanya pertambahan penduduk.

Demikian pula permintaan terhadap hasil nonpertanian seperti kebutuhan perumahan dan sarana prasarana wilayah. Peningkatan pertumbuhan penduduk dan peningkatan kebutuhan material ini cenderung menyebabkan persaingan dalam penggunaan lahan. Perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan pembangunan tidak dapat dihindari. Perubahan tersebut terjadi karena dua hal, pertama adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin meningkat jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.Beberapa kajian dan penelitian telah dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan penggunaan lahan. Nasoetion (1996) menyatakan beberapa hal yang diduga sebagai penyebab proses perubahan penggunaan lahan antara lain :

1. Besarnya tingkat urbanisasi dan lambatnya proses pembangunan di pedesaan 2. Meningkatnya jumlah kelompok golongan berpendapatan menengah hingga

atas di wilayah perkotaan yang berakibat tingginya permintaan terhadap pemukiman (komplek-komplek perumahan)


(41)

3. Terjadinya transformasi di dalam struktur perekonomian yang pada gilirannya akan menggeser kegiatan pertanian/ lahan hijau khususnya di perkotaan

Secara umum perubahan guna lahan menyangkut tranformasi dalam pengalokasian sumber daya lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lain, menurut (Soegijoko, 1997) bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya penggunaan lahan, yaitu: perluasan batas kota; peremajaan di pusat kota; perluasan jaringan infrastruktur tertutama jaringan transportasi; serta tumbuh dan hilangnya pemusatan aktifitas tertentu. Secara keseluruhan perkembangan dan perubahan pola tata guna lahan pada kawasan permukiman dan perkotaan berjalan dan berkembang secara dinamis dan natural terhadap alam, dan dipengaruhi oleh:  Faktor manusia, yang terdiri dari: kebutuhan manusia akan tempat tinggal,

potensi manusia, finansial, sosial budaya serta teknologi.

 Faktor fisik kota, meliputi pusat kegiatan sebagai pusat-pusat pertumbuhan kota dan jaringan transportasi sebagai aksesibilitas kemudahan pencapaian.  Faktor bentang alam yang berupa kemiringan lereng dan ketinggian lahan.

Sebagai contoh dari keterkaitan tersebut yakni keunikan sifat lahan akan mendorong pergeseran aktifitas penduduk perkotaan ke lahan yang terletak di pinggiran kota yang mulai berkembang, tidak hanya sebagai barang produksi tetapi juga sebagai investasi terutama pada lahan-lahan yang mempunyai prospek akan menghasilkan keuntungan yang tinggi. Selanjutnya menurut Bintarto (1997) dari hubungan yang dinamis ini timbul suatu bentuk aktivitas yang menimbulkan perubahan. Perubahan yang terjadi adalah perubahan struktur penggunaan lahan melalui proses perubahan penggunaan lahan kota, meliputi:

Gambar 2.1


(42)

23 1 Perubahan perkembangan (development change), yaitu perubahan yang

terjadi setempat dengan tidak perlu mengadakan perpindahan, mengingat masih adanya ruang, fasilitas dan sumber-sumber setempat.

2 Perubahan lokasi (locational change), yaitu perubahan yang terjadi pada suatu tempat yang mengakibatkan gejala perpindahan suatu bentuk aktifitas atau perpindahan sejumlah penduduk ke daerah lain karena daerah asal tidak mampu mengatasi masalah yang timbul dengan sumber dan swadaya yang ada

3 Perubahan tata laku (behavioral change), yakni perubahan tata laku penduduk dalam usaha menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi dalam hal restrukturisasi pola aktifitas.

2.2.4 Faktor Fisik Lahan Dan Perubahan Penutupan Lahan

Faktor fisik yang mempengaruhi penggunaan dan penutupan lahan adalah faktor-faktor yang terkait dengan kesesuaian lahannya, meliputi faktor-faktor lingkungan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan dan budidaya tanaman, kemudahan teknik budidaya ataupun pengolahan lahan dan kelestarian lingkungan.

Topografi adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah, termasuk didalamnya adalah perbedaan kecuraman dan bentuk lereng. Peranan topografi terhadap penggunaan lahan dibedakan berdasarkan unsur-unsurnya adalah elevasi dan kemiringan lereng. Peranan elevasi terkait dengan iklim, terutama suhu dan curah hujan. Elevasi juga berpengaruh terhadap peluang untuk pengairan. Peranan lereng terkait dengan kemudahan pengelolaan dan kelestarian lingkungan. Daerah yang berlereng curam mengalami erosi yang terus-menerus sehingga tanah-tanah ditempat ini bersolum dangkal, kandungan bahan organik rendah dan perkembangan horison lambat dibandingkan dengan tanah-tanah didaerah datar yang air tanahnya dalam. Perbedaan lereng juga menyebabkan perbedaan air tersedia bagi tumbuh-tumbuhan sehingga mempengaruhi pertumbuhan vegetasi di tempat tersebut dan seterusnya juga mempengaruhi pembentukan tanah (Hardjowigeno, 2001).

Tanah merupakan salah satu faktor penentu yang mempengaruhi penyebaran penggunaan lahan (Barlowe, 1986). Sehubungan dengan fungsinya


(43)

sebagai sumber hara, tanah merupakan faktor fisik lahan yang paling sering dimodifikasi agar penggunaan lahan yang diterapkan mendapatkan hasil yang maksimal.

2.3 Dampak Alih Fungsi Lahan Terhadap Mata Pencaharian dan Tingkat Pendapatan

Menurut Nadiyarto (2005), Kurnia (2001) dan Prihadinata (2013), dampak positif perubahan guna lahan terhadap masyarakat adalah penciptaan peluang usaha dan pekerjaan, yaitu terciptanya peluang usaha dan pekerjaan yang lebih luas bagi masyarakat. Sedangkan dampak negatif perubahan guna lahan terhadap masyarakat adalah pencemaran lingkungan antara lain polusi air bersih, polusi kebisingan suara, dan polusi udara, dampak negatif lainnya adalah adanya potensi konflik, disebabkan oleh kecemburuan sosial yang disebabkan oleh kecemburuan sosial sebagian orang asli desa terhadap masyarakat pendatang dalam kemudahan mengakses pekerjaan khususnya di sektor industri dan jasa.

2.4 Pengaruh Adanya Kawasan Terhadap Guna Lahan

Menurut George (2010) perkembangan guna lahan pada kawasan perdagangan dan jasa menyebabkan timbulnya perkembangan pada kawasan-kawasan lain yaitu kawasan-kawasan permukiman, perkantoran dan pendidikan. Dengan adanya perkembangan guna lahan, maka akan menimbulkan tarikan dan bangkitan dari suatu kawasan, sehingga terjadi peningkatan aksesibilitas dan intensitas pergerakkan arus lalu lintas yang menggunakan koridor jalan sebagai akses utama dalam melakukan aktivitas.


(44)

Gambar 4.2


(45)

4.1.3 Perubahan Guna Lahan di Kelurahan Harapan Mulya dan Kelurahan Marga Mulya

Pada Gambar 4.3 menunjukkan peta overlay penggunaan lahan di wilayah penelitian pada tahun 2004 dan 2014. Untuk mengetahui pola penggunaan lahan tahun 2004 dan 2014 di wilayah penelitian dilakukan metode overlay. Sehingga output yang didapat adalah diketahui perubahan penggunaan lahan sebelum dan setelah adanya jalan layang non-tol “Flyover K.H Noer Ali”.


(46)

(47)

Dari Gambar 4.3 dapat dilihat jenis penggunaan lahan apa saja yang terjadi perubahan. Luas penggunaan serta perubahan lahan pada tahun 2004 dan 2014 di Kelurahan Harapan Mulya dan Kelurahan Marga Mulya dilihat pada Tabel IV – 3 dan perubahan lahan ke jenis penggunaan lainnya disajikan pada Tabel IV-4.

Tabel IV – 3 menunjukkan jenis pengggunaan dan perubahan lahan dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 2004 dan 2014 di wilayah penelitian. Penggunaan lahan yang terjadi penambahan paling banyak terutama pada kawasan perdagangan dan jasa mencapai 126 Ha dengan persentase 70,78 %. Sedangkan lahan yang berkurang paling banyak adalah lahan gundul mencapai 88 Ha dengan persentase 49,43 %.

Merujuk pada Tabel IV- 3 bahwa perubahan ke penggunaan lahan lainnya pada tahun 2004 dan 2014 disajikan pada Tabel IV – 4.

No

Jenis Penggunaan

Lahan

Perubahan Guna Lahan di Wilayah Penelitian Perubahan (Ha) Persentase (%) Luas (Ha) Tahun 2004 Luas (Ha) Tahun 2014

1 Permukiman 83 110 +27 +15.20

2 Industri 25 35 +10 +5,61

3 Perkantoran 27 32 +5 +2,80

4 Perdagangan dan Jasa

29 155 +126 +70,78

5 Fasilitas sosial dan fasilitas umum

30 40 +10 +5,61

6 Persawahan 54 22 -32 -17,97

7 Kebun Campuran

49 21 -28 -15,75

8 Tegalan 57 27 -30 -16,85

9 Lahan Gundul 110 22 -88 -49,43

Total Luas 464 464 0 100

Total Luas yang terjadi perubahan 178

Sumber : Hasil Analisis 2014

Tabel IV - 3

Jenis Penggunaan dan Perubahan Guna Lahan di Wilayah Penelitian Tahun 2004 dan 2014


(48)

50

Pada Tabel IV – 4 menjelaskan perubahan lahan ke jenis penggunaan lahan lainnya pada tahun 2004 dan 2014. Lahan di wilayah penelitian yang terjadi perubahan seluas 178 Ha. Lahan gundul terjadi pengurangan seluas 88 Ha. Penggunaan lahan gundul menjadi permukiman dengan luas 10 Ha, perdagangan dan jasa dengan luas 70 Ha, perkantoran dengan luas 3 Ha, dan fasilitas sosial dan fasilitas umum dengan luas 5 Ha.

Jenis penggunaan lahan tegalan berkurang seluas 30 Ha. Penggunaan tegalan menjadi permukiman dengan luas 10 Ha, perdagangan dan jasa dengan luas 18 Ha, dan industri dengan luas 2 Ha. Penggunaan lahan persawahan berkurang seluas 32 Ha. Penggunaan lahan persawahan menjadi permukiman dengan luas 3 Ha, perdagangan dan jasa dengan luas 20 Ha, dan perkantoran dengan luas 9 Ha. Sedangkan penggunaan lahan kebun campuran berkurang seluas 28 Ha. Penggunaan lahan kebun campuran menjadi permukiman dengan luas 4 Ha, perdagangan dan jasa dengan luas 18 Ha, perkantoran dengan luas 1 Ha, dan perkantoran dengan luas 5 Ha .

No Perubahan penggunaan lahan di Wilayah Penelitian Luas Lahan

(Ha)

Tahun 2004 Tahun 2014

1 Lahan Gundul

Permukiman 10

Perdagangan dan jasa 70

Perkantoran 3

Fasilitas sosial dan fasilitas umum 5

Total 88

2 Tegalan Permukiman 10

Perdagangan dan jasa 18

Perkantoran 2

Total 30

3 Persawahan Permukiman 3

Perdagangan dan jasa 20

Industri 9

Total 32

4 Kebun Campuran Permukiman 4

Perdagangan dan jasa 18

Industri 1

Fasilitas sosial dan fasilitas umum 5

Total 28

Total Luas 178

Tabel IV - 4

Perubahan Lahan Menjadi Penggunaan Lainnya di Wilayah Penelitian Tahun 2004 dan 2014


(49)

Kesimpulan yang dapat di ambil adalah pada tahun 2004 sebelum adanya jalan layang non-tol “Flyover K.H Noer Ali”, perubahan penggunaan lahan terjadi disebabkan tingginya permintaan akan lahan permukiman. Sedangkan pada tahun 2014, setelah adanya jalan layang non-tol “Flyover K.H Noer Ali” perubahan terjadi bukan hanya adanya permintaan akan lahan permukiman saja, namun disebabkan pula bertambahnya aktivitas perekonomian kota, yaitu : perdagangan dan jasa, industri, dan perkantoran. 4.2 Identifikasi Mata Pencaharian dan Tingkat Pendapatan Sebelum dan

Setelah Adanya Jalan Layang Non-Tol “Flyover K.H Noer Ali”

Data mata pencaharian dan tingkat pendapatan di Kelurahan Harapan Mulya dan Kelurahan Marga Mulya sebagai wilayah penelitian ini, diperoleh dari hasil kuisioner yang melibatkan seratus responden. Data yang diambil hanya mata pencaharian dan tingkat pendapatan pada tahun 2004 dan 2014. Seratus responden terpilih adalah kepala keluarga. Menurut Mubyarto (1993) mata pencaharian masyarakat perkotaan terbagi 9 mata pencaharian yaitu petani, buruh tani, buruh industri, usaha industri atau penjual, pedagang atau penjual, pekerjaan angkutan, pekerjaan bangunan, professional dan pekerjaan jasa.

Namun dalam penelitian ini mata pencaharian responden hanya terbagi menjadi 7 mata pencaharian, hasil survey menunjukkan tidak adanya responden yang mata pencaharian nya sebagai petani dan buruh tani. Tingkat pendapatan responden di wilayah penelitian terdiri dari beberapa tingkatan yaitu: kurang dari Rp. 2.000.000, Rp. 2.000.000 – 3.000.000, Rp. 3.000.0000 – 4.000.000, dan lebih dari Rp. 4.000.000.

4.2.1 Mata Pencaharian

4.2.1.1Mata Pencaharian Masyarakat Sebelum Adanya Jalan Layang Non-Tol “Flyover K.H Noer Ali”

Data mata pencaharian berdasarkan hasil kuesioner dari seratus responden di wilayah penelitian tahun 2004 disajikan pada Tabel IV – 5. Data menunjukkan mata pencaharian responden buruh industri sebanyak 27 orang, usaha industri sebanyak 4 orang, pedagang sebanyak 6 orang, pekerjaan angkutan 8 orang, pekerjaan bangunan sebanyak 18 orang, professional sebanyak 27 orang, pekerjaan jasa sebanyak 10 orang.


(50)

52 Diantara ketujuh mata pencaharian yang mendominasi dimiliki responden adalah buruh industri dan professional dengan persentase 27 %. Mata pencaharian yang paling sedikit dimiliki oleh responden adalah usaha industri 4 %.

4.2.1.2Mata Pencaharian Masyarakat Setelah Adanya Jalan Layang Non-Tol “Flyover K.H Noer Ali”

Pada Tabel IV – 6 menunjukkan data hasil kuesioner kepada seratus responden mengenai mata pencaharian tahun 2014. Mata pencaharian responden buruh industri sebanyak 9 orang, usaha industri sebanyak 15 orang, pedagang sebanyak 40 orang, pekerjaan angkutan sebanyak 5 orang, pekerjaan bangunan sebanyak 9 orang, professional sebanyak 15 orang, pekerjaan jasa sebanyak 7 orang. Mata pencaharian yang paling banyak adalah pedagang dengan persentase sebesar 40%. Sedangkan mata pencaharian yang paling sedikit adalah pekerjaan angkutan dengan persentase sebesar 5 %.

No Mata

pencaharian

Kelurahan

Jumlah (orang)

Persentase (%) Harapan

Mulya (Orang)

Marga Mulya (Orang)

1 Petani - - - -

2 Buruh Tani - - - -

3 Buruh Industri 12 15 27 27

4 Usaha Industri 0 4 4 4

5 Pedagang 2 4 6 6

6 Pekerjaan Angkutan

3 5 8 8

7 Pekerjaan Bangunan

7 11 18 18

8 Profesional 11 16 27 27

9 Pekerjaan Jasa 6 4 10 10

Jumlah Responden 41 59 100 100

Tabel IV - 5

Mata pencaharian Responden Tahun 2004


(51)

4.2.2 Tingkat Pendapatan

4.2.2.1Tingkat Pendapatan Sebelum Adanya Jalan Layang Non-Tol “Flyover K.H Noer Ali”

Data tingkat pendapatan responden di wilayah penelitian tahun 2004 disajikan pada Tabel IV – 7. Data menunjukkan tingkat pendapatan responden kurang dari Rp. 2.000.000 sebanyak 38 orang, Rp. 2.000.000 – 3.000.000 sebanyak 32 orang, Rp. 3.000.000 – 4.000.000 sebanyak 24 orang, lebih dari 4.000.000 sebanyak 6 orang.

Data menunjukkan pendapatan yang paling banyak dimiliki oleh responden adalah kurang dari Rp. 2.000.000 dengan persentase 38%. Sedangkan pendapatan yang sedikit dimiliki oleh responden adalah lebih dari Rp. 4.000.000 dengan persentase 6 %.

No Mata

pencaharian Kelurahan Jumlah (Orang) Persentase (%) Harapan Mulya (Orang) Marga Mulya (Orang)

1 Petani - - - -

2 Buruh Tani - - - -

3 Buruh Industri 6 3 9 9

4 Usaha Industri 5 10 15 15

5 Pedagang 15 25 40 40

6 Pekerjaan Angkutan

2 3 5 5

7 Pekerjaan Bangunan

4 5 9 9

8 Profesional 5 10 15 15

9 Pekerjaan Jasa 4 3 7 7

Jumlah Responden 41 59 100 100

No Pendapatan

Kelurahan Jumlah (Orang) Persentase (%) Harapan Mulya (Orang) Marga Mulya (Orang)

1 < 2.000.000 18 20 38 38

2 2.000.000 – 3.000.000 12 20 32 32

3 3.000.000 – 4.000.000 10 14 24 24

4 > 4.000.000 1 5 6 6

Jumlah Responden 41 59 100 100

Tabel IV - 7

Tingkat Pendapatan Responden Tahun 2004

Sumber : Hasil Analisis 2014

Tabel IV - 6

Mata pencaharian Responden Tahun 2014


(52)

54

4.2.2.2Tingkat Pendapatan Setelah Adanya Jalan Layang Non-Tol “Flyover K.H Noer Ali”

Pada Tabel IV -8 menjelaskan data tingkat pendapatan responden pada tahun 2014 di wilayah penelitian. Perincian tingkat pendapatan responden kurang dari Rp. 2.000.000 sebanyak 16 orang, Rp. 2.000.000 – 3.000.000 sebanyak 18 orang, Rp. 3.000.000 – 4.000.000 sebanyak 44 orang, dan lebih dari Rp. 4.000.000 sebanyak 22 orang.

Diantara keempat tingkat pendapatan yang mendominasi adalah responden yang berpendapatan Rp. 3.000.000 – 4.000.000. Sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang berpendapatan kurang dari Rp. 2.000.000.

No Pendapatan

Kelurahan

Jumlah (Orang)

Persentase (%) Harapan

Mulya (Orang)

Marga Mulya (Orang)

1 < 2.000.000 6 10 16 16

2 2.000.000 – 3.000.000 8 10 18 18

3 3.000.000 – 4.000.000 15 29 44 44

4 > 4.000.000 12 10 22 22

Jumlah Responden 41 59 100 100

4.3 Dampak Perubahan Guna Lahan Di Kawasan Jalan Layang Non-Tol Flyover K.H. Noer Ali” Terhadap Mata Pencaharian dan Tingkat Pendapatan Masyarakat

Perubahan guna lahan yang terjadi berdampak pada guna lahan wilayah sekitarmya. Selain itu, juga akan mengubah kondisi ekonomi masyarakat. Adanya jalan layang non-tol “Flyover K.H Noer Ali” mengakibatkan perubahan pada mata pencaharian dan tingkat pendapatan masyarakat. Sehingga masyarakat sekitar dapat memanfaatkan peluang dengan lokasi yang strategis.

Tabel IV - 8

Tingkat Pendapatan Responden Tahun 2014


(53)

No Responden Berdasarkan yang Memanfaatkan Peluang Keluruhan Jumlah (Orang) Harapan Mulya (Orang) Marga Mulya (Orang)

1 Responden yang

memanfaatkan peluang

31 46 77

2 Responden yang tidak

memanfaatkan peluang

10 13 23

Total 41 59 100

Tabel IV – 9 menunjukkan bahwa dari 100 respoden, sebanyak 77 orang memanfaatkan peluang dan yang tidak memanfaatkan peluang sebanyak 23 orang. Hal ini berarti perubahan guna lahan yang disebabkan adanya jalan layang berdampak cukup signifikan terhadap mata pencaharian dan tingkat pendapatan masyarakat di wilayah penelitian.

Pemanfaatan peluang sebelum dan setelah adanya jalan layang disajikan pada Tabel IV - 10. Data menunjukkan masyarakat paling banyak berkurang yang memanfaatkan peluang pada sektor pertanian dan perkebunan sebanyak 30 orang, sedangkan yang memanfaatkan peluang pada sektor perdagangan dan jasa bertambah sebanyak 28 orang dan sektor perindustrian sebanyak 17 orang. Hal ini dapat di tarik kesimpulan bahwa lahan yang dimanfaatkan responden untuk perdagangan dan jasa lebih produktif bagi responden dibandingkan dengan pemanfaatan lainnya.

No Sektor Pemanfaatan Peluang

Jumlah Responden Perubahan (Orang) Tahun 2004 (Orang) Tahun 2014 (Orang)

1 Pertanian dan Perkebunan 35 5 -30

2 Peternakan 17 10 -7

3 Perdagangan dan jasa 5 33 +28

4 Perindustrian 3 20 +17

4 Perikanan 17 9 -8

Total 77 77 0

.

Tabel IV - 9

Jumlah Responden yang Memanfaatkan Peluang di Wilayah Penelitian

Tabel IV - 10

Sektor Pemanfaatan Peluang Sebelum dan Setelah Adanya Jalan Layangdi Wilayah Penelitian

Sumber : Hasil Survei 2014


(54)

56 Tabel IV – 11 menunjukkan jenis usaha yang dimanfaatkan sebanyak 45 orang yang bergerak pada sektor perdagangan dan jasa setelah adanya jalan layang non-tol “Flyover K.H Noer Ali” di wilayah penelitian. Jenis usaha yang paling banyak dimanfaatkan adalah warung / toko sebanyak 18 orang, sedangkan yang paling sedikit adalah industri furnitur hanya 3 orang.

No Jenis Usaha

Kelurahan

Jumlah (Orang) Harapan

Mulya (Orang)

Marga Mulya (Orang)

1 Warung / Toko 8 10 18

2 Minimarket 2 3 5

3 Industri Furnitur 1 2 3

4 Industri Konveksi 3 6 9

5 Industri Kerajinan Besi 3 2 5

6 Kost / Kontrakan 4 1 5

Total 21 24 45

Berdasarkan data yang diperoleh terdapat alasan responden untuk memanfaatkan peluang tersebut dapat dilihat pada Tabel IV -12. Dari data menunjukkan bahwa, sebanyak 29 orang beralasan lingkungan menjadi strategis untuk dijadikan tempat usaha setelah adanya jalan layang. Sebanyak 10 orang beralasan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan meningkatkan perekonomian keluarga, responden beralasan memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat sebanyak 5 orang, dan sebanyak 1 orang beralasan memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk luar (bukan penduduk setempat).

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa dengan alasan responden untuk memanfaatkan peluang karena lingkungan menjadi strategis untuk dijadikan tempat usaha akibat setelah adanya kawasan di sekitar jalan layang paling banyak diantara alasan lainnya. Hal ini menunjukkan responden dapat membaca peluang dari adanya perubahan guna lahan yang disebabkan adanya kawasan di sekitar jalan layang dalam upaya meningkatkan perekonomian keluarganya.

Sumber : Hasil Survei 2014

Tabel IV - 11


(1)

 Mengarahkan sistem pusat perdagangan/komersial yang terintegrasi;  Mewajibkan penyediaan parkir dan prasarana yang memadai bagi

pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa;

 Merevitalisasi atau meremajakan kawasan pasar yang tidak tertata dan/atau menurun kualitas pelayanannya tanpa mengubah kelas dan/atau skala pelayanan yang telah ditetapkan;

 Mengatur dan menata ulang pasar-pasar tradisional;  Mengatur dan mengendalikan usaha sektor informal;

 Mengkonsentrasikan kegiatan perdagangan dan jasa pada lokasi yang sudah berkembang;

 Mewajibkan pengembang kawasan peruntukan perdagangan dan jasa untuk mengelola limbah cair, limbah B3 dan pengelolaan sampah secara 3R;

 Mewajibkan pengembang kawasan peruntukan perdagangan dan jasa untuk

 Menyediakan RTH paling sedikit sebesar 10% dari luas lahan.

3.6 Identifikasi Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah responden yang tinggal di Kelurahan Harapan Mulya sebanyak 41 responden dan Kelurahan Marga Mulya sebanyak 59 responden. Untuk karakteristik responden terbagi menjadi beberapa karakteristik, yaitu : berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan lama tinggal.

3.6.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik jenis kelamin di Kelurahan Harapan Mulya responden dan Kelurahan Marga Mulya terdiri atas laki – laki dan perempuan. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada Tabel III – 9.


(2)

No Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Kelurahan

Jumlah (Orang)

Persentase (%) Harapan

Mulya (Orang)

Marga Mulya (Orang)

1 Laki –Laki 31 50 81 81

2 Perempuan 10 9 19 19

Jumlah 41 59 100 100

Berdasarkan Tabel III – 9 menunjukan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 81 % (81 orang), sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 19 % (19 orang).

3.6.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik usia yang merupakan faktor internal yang dapat mempengaruhi persepsi responden. Di Kelurahan Harapan Mulya dan Kelurahan Marga Mulya, responden dengan klasifikasi usia lebih dari 40 tahun mendominasi jumlah responden, yang tergolong jenjang usia senior. Banyaknya usia klasifikasi ini di kalangan responden mengindikasikan bahwa usia banyak memiliki informasi mengenai wilayah sekitar yang mendalam. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada Tabel III – 10.

No Responden Berdasarkan Usia

Kelurahan

Jumlah (Orang)

Persentase (%) Harapan

Mulya (Orang)

Marga Mulya (Orang)

1 < 20 Tahun 0 0 0 0

2 20 – 30 Tahun 8 10 18 18

3 31 – 40 Tahun 13 16 19 19

4 > 40 Tahun 20 33 53 53

Jumlah 41 59 100 100

Tabel III – 10 menunjukan bahwa responden sebagian besar usia yang

dimilki oleh responden adalah lebih dari 40 tahun (53%) dan usia yang sedikit adalah berkisar 20 – 30 tahun (18%).

Tabel III - 9

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Hasil Survey 2014

Tabel III - 10

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia


(3)

3.6.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dalam hal karakteristik pendidikan, tingkat pendidikan juga mempengaruhi persepsi responden terhadap perubahan guna lahan yang berdampak pada mata pencaharian dan pendapatan masyarakat di wilayah sekitar dilihat dari pendidikan masyarakat yang menjadi responden diketahui tingkat pendidikan yang paling besar adalah tamat SMA di Kelurahan Harapan Mulya sebanyak 20 responden dan Kelurahan Marga Mulya sebanyak 16 responden kemudian disusul dengan responden yang berpendidikan tamat PT di Kelurahan Harapan Mulya sebanyak 10 responden dan Kelurahan Marga Mulya sebanyak 12 responden. Dapat diketahui masyarakat yang berpendidikan SMA dan Perguruan tinggi memberikan informasi yang cukup mendalam. Komposisi tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada table. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada Tabel III – 11.

No Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kelurahan

Jumlah (Orang)

Persentase (%) Harapan

Mulya (Orang)

Marga Mulya (Orang)

1 Tidak Tamat SD 0 3 3 3

2 SD 2 5 7 7

3 Tidak Tamat SMP 0 4 4 4

4 SMP 2 10 12 12

5 Tidak Tamat SMA 4 3 7 7

6 SMA 20 16 26 26

7 Tidak Tamat Perguruan Tinggi

3 6 9 9

8 PT 10 12 22 22

Jumlah 41 59 100 100

Pada Tabel III – 11 menunjukan responden sebagian besar pendidikan yang dimiliki oleh responden adalah SMA (26%) dan pendidikan yang dimiliki oleh responden paling sedikit adalah tidak tamat SD (3%).

Tabel III - 11

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


(4)

3.6.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Dari karakteristik berdasarkan pekerjaan, responden yang lebih banyak memberikan informasi adalah mereka yang bekerja menjadi Pedagang atau Penjual di Kelurahan Harapan Mulya sebanyak 14 responden dan Kelurahan Marga Mulya sebanyak 25 responden. Kecenderungan ini dimungkinkan karena pada bidang pekerjaan inilah yang cocok dengan masyarakat karena masyarakat sekitar dapat membaca peluang untuk membangun usaha dikarenakan adanya peningkatan jalan dan pembangunan kawasan one stop living, sehingga secara otomatis wilayah sekitar ikut berkembang dan masyarakat orang yang bekerja pada sektor ini lebih banyak memberikan informasi. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada Tabel III – 12.

No Responden Berdasarkan Pekerjaan

Kelurahan

Jumlah (Orang)

Persentase (%) Harapan

Mulya (Orang)

Marga Mulya (Orang)

1 Petani atau Nelayan - - - -

2 Buruh Tani - - - -

3 Buruh Industri 6 3 9 9

4 Usaha Industri atau Penjual 5 10 15 15

5 Pedagang atau Penjual 14 25 39 39

6 Pekerjaan Angkutan 2 2 4 4

7 Pekerjaan Bangunan 4 5 9 9

7 Profesional 5 10 15 15

8 Pekerjaan Jasa 5 4 9 9

Jumlah 41 59 100 100

Tabel III – 12 menunjukan responden yang sebagian besar pekerjaan

yang dimiliki oleh responden adalah pedagang atau penjual (39%) dan pekerjaan yang sedikit dimiliki oleh responden adalah pekerjaan angkutan (4%).

3.6.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Data karakteristik responden berdasarkan tingkat pendapatan terdiri atas kurang dari Rp. 2.000.000,Rp. 2.000.000 - 3.000.000,Rp. 3.000.000 – 4.000.000 dan lebih dari 4,000,000. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III – 13.

Tabel III - 12

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


(5)

No Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Kelurahan

Jumlah (Orang)

Persentase (%) Harapan

Mulya (Orang)

Marga Mulya (Orang)

1 < 2.000.000 6 10 16 16

2 2.000.000 – 3.000.000 8 10 18 18

3 3.000.000 – 4.000.000 15 29 44 44

4 > 4.000.000 12 10 22 22

Jumlah 41 59 100 100

Pada Tabel III – 13 menjelaskan responden di Kelurahan Harapan Mulya dan Kelurahan Marga Mulya didominasi oleh berpendapatan Rp. 3.000.000 – 4.000.000 (44 %) dan yang paling kecil adalah kurang dari Rp. 2.000.000 (16 %).

3.6.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Lahan

Pada Tabel III – 14 kepemilikan lahan responden di Kelurahan Harapan Mulya dan Kelurahan Marga Mulya ini, diperoleh dari data hasil kuisioner yang melibatkan seratus responden. Kepemilikan lahan sebagian besar 58 % tinggal di lahan milik pribadi dan 42 % tinggal di lahan sewa/kontrak.

No Responden Berdasarkan Kepemilikan Lahan

Kelurahan

Jumlah (Orang)

Persentase (%) Harapan

Mulya (Orang)

Marga Mulya (Orang)

1 Milik Pribadi 24 34 58 58

2 Sewa Kontrak 17 25 42 42

Jumlah 41 59 100 100

3.6.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal

Faktor lama tinggal responden juga mempengaruhi pemberian informasi mengenai perubahan guna lahan yang berdampak pada mata pencaharian dan pendapatan masyarakat di wilayah sekitar. Dari hasil tabulasi yang dilakukan, terlihat bahwa masyarakat yang berdomisili lebih lama, yaitu diatas 20 tahun di Kelurahan Harapan Mulya dan Kelurahan Marga Mulya akan

Tabel III - 13

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Sumber : Hasil Survey 2014

Sumber : Hasil Survey 2014

Tabel III - 14


(6)

lebih banyak informasi tentang perkembangan wilayah sekitar dalam kehidupan ekonomi masyarakatnya. Sedangkan masyarakat pendatang yang baru tinggal di kawasan ini mempunyai jumlah yang relatif lebih kecil. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada Tabel III – 15.

No Responden Berdasarkan Lama Tinggal

Kelurahan

Jumlah (Orang)

Persentase (%) Harapan

Mulya (Orang)

Marga Mulya (Orang)

1 < 20 Tahun 16 23 39 39

2 > 20 Tahun 25 36 61 61

Jumlah 41 59 100 100

Tabel III – 15 menunjukanresponden yang berlama tinggal < 20 Tahun

sebanyak 39 % (39 orang), dan yang berlama tinggal > 20 Tahun sebanyak 61,00 % (61 orang)

Tabel III - 15

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal