Tinjauan Atas Pengendalian Intern Penjualan Pada CV. Pratama Karsa
(2)
TINJAUAN ATAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN
PADA CV. PRATAMA KARSA
REVIEW OF INTERNAL CONTROL IN SALES
CV.PRATAMA KARSA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang guna memperoleh gelar Ahli Madya
Program Studi Akuntansi
DEVI YULIANITA 21309003
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(3)
(4)
ii
ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini dilakukan pada CV. Pratama Karsa. Fenomena yang terjadi pada perusahaan ini ialah kurangnya pengawasan yang mengakibatkan keterlambatan dalam penyetoran serta ketidaksesuaian antara jumlah disetorkan dengan jumlah penjualan yang terjadi dan kurangnya komunikasi yang terjalin sehingga mengakibatkan perbedaan-perbedaan antara aktivitas dengan kebijakan yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi penjualan, penerapan pengendalian intern, dan kendala serta solusi yang dilakukan oleh CV. Pratama Karsa. Objek penelitian yang penulis ambil adalah pengendalian intern penjualan pada CV. Pratama Karsa. Metode yang digunakan oleh penulis yaitu metode deskriptif dimana peneliti tidak mengubah, menambah atau mengadakan manipulasi terhadap objek hanya melihat lalu memaparkannya dalam bentuk laporan penelitian secara lugas dan apa adanya.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, menunjukkan bahwa kondisi penjualan CV. Pratama Karsa sudah cukup baik ini dapat dilihat dari selalu meningkatnya pesanan dari konsumen, hanya pada tahun 2008 saja terjadi penurunan yang dikibatkan oleh kurangnya peminat karena persaingan pasar, tetapi setelah terjadi penurunan pada tahun 2008 CV. Pratama Karsa mengalami peningkatan terus menerus pertahunnya walaupun masih terdapat kendala dalam hal penyetoran. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penerapan pengendalian intern pada CV. Pratama Karsa kurang baik, dikarenakan masih kurangnya pengawasan dan kurangnya komunikasi yang akan mengakibatkan tidak tersampaikannya informasi dari manajemen kepada bagian penjualan. Serta menunjukkan bahwa solusi pengendalian intern yang dilakukan oleh CV. Pratama Karsa sudah baik sebab dapat menimimalisir kendala-kendala yang terjadi mengenai ketelatan penyetoran dengan kurangnya komunikasi yang terjalin sehingga membuat pengendalian perusahaan tidak berjalan dengan optimal.
(5)
i
ABSTRACT
Research conducted by the authors was carried out on the CV. Pratama Karsa. Phenomena that occur in this company is the lack of oversight that resulted in a delay in depositing and the discrepancy between the amount paid by the number of sales that occurred and the lack of communication are established so that the resulting differences between the activities with the policies prescribed by the company. The purpose of this study was to determine the condition of the sale, implementation of internal controls, and constraints as well as the solution by CV. Pratama Karsa. Object of research the authors take is internal control of sales at CV. Pratama Karsa. The method used by writer is descriptive method where the researcher does not change, add or make manipulation of the object and expose it just look in the form of a research report in a straightforward and candid.
Research has been conducted by the authors, suggests that the condition of the sale of CV. Pratama Karsa has been good enough this can be seen from the always increasing orders from customers, only in the year 2008 alone there is a decrease of dikibatkan by the lack of attention because of market competition, but after a decline in 2008, CV. Pratama Karsa continuously increasing annually, although there are constraints in terms of deposits. The results also showed that the application of internal control on the CV. Pratama Karsa not good, because it still a lack of supervision and lack of communication that will result in no tersampaikannya information from management to sales. And show that the solution of internal control is done by CV. Pratama Karsa is good because it can menimimalisir constraints that occur on the tardiness deposit with the lack of communication that exists to make the control of the company is not running optimally.
(6)
iii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya sehingga laporan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan judul “TINJAUAN ATAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN PADA CV. PRATAMA KARSA”.
Adapun tujuan dari penulisan laporan penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Dengan terselesaikannya laporan tugas akhir ini penulis merasa patut menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala dorongan, bimbingan, dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia Bandung.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati.,Dra.,SE.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia Bandung.
3. Sri Dewi Anggadini, SE. ,M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi dan
(7)
iv
4. Ony Widilestariningtyas, S.E.,M.Si selaku dosen wali kelas Akuntansi 5.
5. Seluruh Staff dan Karyawan di Universitas Komputer Indonesia Bandung.
6. Bapak Koswara selaku Direktur Utama CV. Pratama Karsa Bandung.
7. Bapak Fajar Prasetio selaku Wakil Direktur CV. Pratama Karsa Bandung yang
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Seluruh Staff dan Karyawan CV. Pratama Karsa Bandung yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas bantuannya selama penulis melaksanakan tugas akhir.
9. Ibuku tercinta yang selalu mendukung dan senantiasa memberikan do’a kepada
penulis.
10. Ayahku tersayang yang selalu memberikan motivasi dan pembelajaran bagi
penulis.
11. Adik–adikku dan keluargaku yang selalu memberikan semangat bagi penulis.
12. M. Yanuar Firmansyah dan Keluarga yang selalu mendoakan dan memberikan
motivasi kepada penulis serta memperbolehkan penulis untuk ikut menyusun laporan tugas akhir ini.
13. Teman–temanku : Mia , Reni , Ina dan Desy. Terimakasih atas bantuannya
selama ini .
14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan, yang telah banyak membantu
(8)
v
Semoga segala bentuk bantuan yang telah diberikan dengan tulus dan ikhlas kepada penulis, akan dibalas dengan pahala dan rejeki yang berlimpah oleh Allah SWT. Penulis menyadari dalam penyusunan laporan tugas akhir ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan laporan tugas akhir ini.
Akhir kata penulis berharap semoga penyusunan laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan pemikiran bagi kita semua.
Bandung, Juli 2012
(9)
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
MOTTO
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah ... 7
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 7
1.2.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 7
1.3.1 Maksud Penelitian ... 7
(10)
vii
1.4 Kegunaan Penelitian ... 8
1.4.1 Kegunaan Akademis ... 8
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 8
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 9
1.5.2 Waktu Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka ... 11
2.1.1 Pengertian Pengendalian ... 11
2.1.2 Pengertian Pengendalian Intern ... 12
2.1.2.1 Konsep Pengendalian Intern ... 13
2.1.2.2 Keterbatasan Dalam Pengendalian Intern ... 14
2.1.2.3 Model Pengendalian Intern ... 16
2.1.2.4 Komponen Pengendalian Intern ... 17
2.1.2.5 Peran Penting Pengendalian Intern ... 21
2.1.3 Pengertian Penjualan ... 21
2.1.3.1 Macam-Macam Penjualan ... 22
2.1.3.2 Macam-Macam Dokumen Penjualan ... 23
2.1.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penjualan ….... 25
2.1.4 Pengertian Pengendalian Intern Penjualan ... 26
2.2 Kerangka Pemikiran ... 28
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 33
(11)
viii
3.2.1 Desain Penelitian ... 35
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 36
3.2.3 Sumber Data ... 37
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.2.5 Metode Penarikan Sampel ... 40
3.2.6 Metode Analisis ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 44
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 44
4.1.1.1 Sejarah Perusahaan ... 44
4.1.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 47
4.1.1.3 Job Description ... 48
4.1.1.4 Aspek Perusahaan ... 51
4.2 Hasil Analisis Deskriptif ... 52
4.2.1 Kondisi Penjualan Pada CV. Pratama Karsa ... 52
4.2.2 Penerapan Pengendalian Intern Penjualan Pada CV. Pratama Karsa ... 53
4.2.3 Kendala Dan Solusi Yang Dilakukan Oleh CV. Pratama Karsa Dalam Pengendalian Intern Penjualan ... 54
4.3 Hasil Implementasi Model ... 55
4.3.1 Kondisi Penjualan Pada CV. Pratama Karsa ... 55
4.3.2 Penerapan Pengendalian Intern Penjualan Pada CV. Pratama Karsa ... 60
(12)
ix
4.3.3 Kendala Dan Solusi Yang Dilakukan Oleh CV. Pratama
Karsa Dalam Pengendalian Intern Penjualan ... 64
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ………....……….. 66
5.2 Saran ………... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 70
LAMPIRAN - LAMPIRAN ... 72
(13)
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Bagan Kerangka Pemikiran ... 32 Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Perusahaan ... 47
(14)
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Tabel Kegiatan ... 10
Tabel 2.1 : Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ... 31
Tabel 3.1 : Operasionalisasi Variabel ... 37
Tabel 4.1 : Data Penjualan Periode 2007-2011 ... 52
(15)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Flowchart Prosedur Penjualan Yang Sedang Berjalan Pada
CV. Pratama Karsa ... 72
Lampiran 2 : Laporan Penjualan Periode 2007 ... 73
Lampiran 3 : Laporan Penjualan Periode 2008 ... 74
Lampiran 4 : Laporan Penjualan Periode 2009 ... 75
Lampiran 5 : Laporan Penjualan Periode 2010 ... 76
Lampiran 6 : Laporan Penjualan Periode 2011 ... 77
Lampiran 7 : Faktur Pesanan Untuk Customer ………. 78
Lampiran 8 : Faktur Pesanan Untuk Arsip Keuangan ……….……. 79
Lampiran 9 : Faktur Pesanan Untuk Sales ... 80
Lampiran 10 : Surat Keterangan Penyerahan Hak Ekslusif ………... 81
Lampiran 11 : Surat Permohonan Tugas Akhir ... 82
Lampiran 12 : Surat Pengantar Izin Tugas Akhir dari CV. Pratama Karsa ... 83
Lampiran 13 : Lembar Revisi Sidang ... 84
(16)
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Pengendalian
Menurut Milton F. Usry dan Lawrence H. Hammer (2008:5) yang diterjemahkan oleh Alkonsu Sirait dan Herman Wibowo mengartikan pengendalian adalah sebagai berikut :
“Pengendalian merupakan usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting.”
Menurut William K. Carter (2009:6) yang diterjemahkan oleh Krista mengartikan pengendalian adalah sebagai berikut :
“Pengendalian merupakan usaha sistematis menejemen untuk mencapai tujuan.”
Dalam pengendalian, aktivitas yang dilakukan yaitu dimonitori secara kontinu untuk memastikan bahwa hasilnya akan berada dalam batasan yang diinginkan. Hasil aktual dari setiap aktivitas dibandingkan dengan rencana, dan jika terdapat perbedaan yang signifikan, tindakan perbaikan mungkin diambil. Bentuk pengendalian yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah mengenai pengendalian terhadap sistem dan prosedur penjualan. Pelaksanaan sistem dan prosedur penjualan sangat dipengaruhi oleh isi laporan yang akan dihasilkan dan
(17)
12
jika diterapkan dalam penjualan maka distribusi penjualan adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum dalam faktur penjualan.
Adapun karakteristik pengendalian yaitu perangkap kerja pengendalian menjadi kendala bagi produktivitas, tetapi meningkatkan reliabilitas (keandalan) output sistem informasi. Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuruan. Selain itu, prosedur pengendalian yang ada yaitu kebijakan dan prosedur sebagai pelengkap lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang dibangun oleh manajemen untuk memberikan jaminan yang menjadi atas tercapainya tujuan. Selain itu, tugas dari pengendalian itu sendiri yaitu melibatkan imbal balik produktifitas itu sendiri.
2.1.2 Pengertian Pengendalian Intern
Menurut George H. Bodnar dan Williams S. Hopwood (2008:165) yang diterjemahkan oleh Julianto Agung dan Lilis Setiawati mengartikan pengendalian intern adalah sebagai berikut :
“Proses pengendalian intern yaitu kebijakan dan prosedur yang dibangun untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa tujuan entitas berikut ini akan dapat dicapai : a) efektifitas dan efisiensi operasi, b) reliabilitas pelaporan keuangan, c) kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku.”
Adapun menurut Berry E. Cushing (2008:78) yang diterjemahkan oleh Ruchiyat Kosasih mengartikan pengendalian intern adalah sebagai berikut :
“Pengendalian intern meliputi rencana organisasi dan semua metode yang terkoordinir dalam tindakan atau ukuran yang ditetapkan di dalam suatu perusahaan untuk mengamankan harta (kekayaan)nya, mengecek ketelitian, dan keandalan data akuntansinya, meningkatkan data efisiensi operasi yang mendorong ketaatan terhadap kebijaksanaan yang ditetapkan oleh manajemen.”
(18)
13
2.1.2.1 Konsep Pengendalian Intern
Konsep pengendalian intern terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan menurut James A. Hall (2007:181) yang diterjemahkan ole Dewi Fitrisari dan Deny Arnos Kwary, yaitu :
1. Menjaga aktiva perusahaan.
2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi.
3. Mendorong efesiensi dalam operasional perusahaan.
4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh
pihak manajemen.
Menurut konsep pengendalian intern diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menjaga aktiva perusahaan
Aktiva (kekayaan) perusahaan dapat berupa aktiva yang berwujud maupun aktiva yang tidak berwujud. Kekayaan sangat diperlukan untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Jika aktiva itu hilang maka perusahaan akan mengalami kerugian besar sebab harta adalah bagian penting selain modal yang membuat perusahaan tetap eksis dan berdiri.
2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi
Informasi menjadi dasar pembuatan keputusan, apabila informasi salah maka keputusan yang diambil, baik oleh manajemen maupun pihak lain akan menjadi salah juga. Perusahaan harus mengawasi atau mengontrol serta memastikan pembuat catatan-catatan mengenai transaksi-transaksi yang terjadi, dimana catatan-catatan tersebut harus benar, tepat dan andal sebab dari catatan-catatan tersebut akan menjadi informasi akuntansi yang akan
(19)
14
3. Mendorong efesiensi dalam operasional perusahaan
Adalah perusahaan harus mengendalikan jalannya operasional perusahaan untuk mendorong efisiensinya kegiatan operasional perusahaan agar tidak
terjadi kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan kerugian. Efisiensi
merupakan suatu perbandingan antara besarnya pengorbanan dan hasil yang diperoleh.
4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh
pihak manajemen
Secara berkala manajemen telah menetapkan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan dan tujuan tersebut hanya dapat dicapai apabila semua pihak dalam perusahaan bekerja sama dengan baik dengan cara mematuhi kebijakan-kebijakan serta prosedur yang sudah ditetapkan oleh pihak manajemen
Dari uraian yang dijelaskan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa didalam pengendalian intern ada berbagai macam konsep agar pengendalian intern berjalan dengan baik yaitu dengan menjaga aktiva perusahaan, memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi, mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan dan mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen.
2.1.2.2 Keterbatasan dalam Pengendalian Intern
Didalam pengendalian intern pasti terdapat beberapa keterbatasan yang terjadi di dalam pelaksanaan pengendalian intern, adapun keterbatasan dalam pengendalian intern menurut Azhar Susanto (2008:10) adalah sebagai berikut :
(20)
15
1. Kesalahan
2. Kolusi
3. Penyimpangan manajemen
4. Biaya dan manfaat
Dari keterbatasan pengendalian intern diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kesalahan muncul ketika karyawan melakukan pertimbangan yang salah atau
perhatiannya selama bekerja terpecah.
2. Kolusi, tindakan yang dilakukan bersama-bersama oleh beberapa individu
untuk tujuan kejahatan, kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian intern yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terdeteksinya kecurangan oleh pengendalian intern yang dirancang.
3. Penyimpangan manajemen, dapat mengakibatkan kebijakan yang telah
ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajemen, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan, atau kepatuhan semu.
4. Manfaat dan biaya, biaya diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian
intern yang tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern tersebut. karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan, manajemen harus memperkirakan dan mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualitatif dalam nengevaluasi biaya dan manfaat pengendalian intern.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengendalian intern terdapat berbagai keterbatasan yang terjadi di dalam kegiatannya, dimana kelemahan tersebut dapat merugikan perusahaan. Adapun keterbatasan yang terdapat pada pengendalian intern adalah kesalahan, kolusi, penyimpangan manajemen, serta manfaat dan biaya.
(21)
16
2.1.2.3 Model Pengendalian Intern
Didalam pengendalian intern terdapat beberapa model pengendalian intern, model pengendalian intern tersebut digunakan untuk pencegahan, pemeriksaan, dan perbaikan menurut James A. Hall (2007:182-184) yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, antara lain sebagai berikut :
1. Pengendalian Pencegahan
2. Pengendalian Pemeriksaan
3. Pengendalian Perbaikan
Dari model pengendalian intern diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pengendalian Pencegahan
Pengendalian pencegahan adalah teknik pasif yang di desain untuk mengurangi frekuensi terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan. Pengendalian pencegahan menegakkan kesesuaian antara tindakan yang seharusnya dengan yang diinginkan, hingga mendegah peristiwa yang menyimpang. Kebanyakan peristiwa yang tidak diinginkan dapat di blokir pada tahap ini.
2. Pengendalian Pemeriksaan
Pengendalian pemerikasaan ini adalah alat, teknik, dan prosedur yang di desain untuk mengidentifikasi serta mengekspos berbagai peristiwa yang tidak diinginkan dan yang lepas dari pengendalian pencegahan. Pengendalian ini mengungkapkan bebagai jenis kesalahan tertentu melalui perbandingan kejadian sesungguhnya dengan standar yang ditetapkan.
(22)
17
3. Pengendalian Perbaikan
Pengendalian perbaikan adalah tindakan yang diambil untuk membalik berbagai pengaruh kesalahan yang terdeteksi dalam tahap sebelumnya. Terdapat perbedaan yang penting antara pengendalian pemeriksa dengan pengendalian perbaikan, pengendalian pemeriksaan mengidentifikasi berbagai peristiwa yang tidak diinginkandan menarik perhatian atas masalah tersebut, sedangkan pengendalian perbaikan akan memperbaiki masalah tersebut.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa didalam pengendalian intern terdapat berbagai macam model pengendalian intern mengenai pencegahan, pemeriksaan, dan perbaikan untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi. Adapun model pengendalian intern adalah pengendalian pencegahan, pengendalian pemeriksaan dan pengendalian perbaikan.
2.1.2.4 Komponen Pengendalian Intern
Selain memiliki model, pengendalian intern juga memiliki 5 komponen pengendalian intern dalam mendukung berjalannya pengendalian intern dengan baik, adapun komponen pengendalian intern menurut James A. Hall (2007:186-190) yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan pengendalian
2. Penilaian resiko
3. Informasi dan Komunikasi
4. Pengawasan
5. Aktivitas pengendalian
(23)
18
1. Lingkungan pengendalian
Adalah dasar dari empat komponen pengendalian lainnya. Lingkungan pengendalian membentuk arah perusahaan dan mempengaruhi kesadaran pengendalian pihak manajemen dan karyawan, berbagai elemen penting dari lingkungan pengendalian adalah intergritas dan nilai etika manajemen, struktur organisasi, keterlibatan dewan komisaris dan komite audit (jika ada), filosofi manajemen dan siklus operasionalnya, prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan otoritas, metode manajemen untuk menilai kinerja, pengaruh eksternal seperti pemeriksaan oleh badan pemerintah, kebijakan dan praktik perusahaan dalam mengelola sumber daya manusianya. Adapun penjelasan dari elemen-elemen penting dari lingkungan pengendalian adalah sebagai berikut :
a. Integritas dan nilai etika manajemen
Efektifitas pengendalian tidak dapat meningkat melampaui integritas dan nilai etika orang yang menciptakan, mengurus, dan memantaunya. Integritas dan nilai etika merupakan unsur pokok lingkungan pengendalian, yang mempengaruhi pendesainan pengurusunan, dan pemantauan komponen yang lain. Integritas dan perilaku etika merupakan produk dari standar etika dan prilaku entitas, bagaimana hal itu dikomunikasikan, dan ditegakkan dalam praktik.
b. Struktur organisasi
Struktur organisasi suatu entitas memberikan kerangka kerja menyeluruh bagi perencanaan, pengarahan, dan pengendalian operasi. Suatu struktur organisasi meliputi pertimbangan bentuk dan unit-unit organisasi entitas,
(24)
19
termasuk organisasi pengolahan data serta hubungan fungsi manajemen yang berkaitan dengan pelaporan.
c. Keterlibatan dewan komisaris dan komite audit
Kesadaran pengendalian entitas sangat dipengaruhi oleh dewan komisaris dan komite audit. Atribut yang berkaitan dengan dewan komisaris atau komite audit ini mencangkup independensi dewan komisaris atau komite audit dari manajemen, pengalaman dan tingginya pengetahuan anggotanya, luasnya keterlibatan dan kegiatan pengawasan, memadainya tindakan, tingkat sulitnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh dewan atau komite tersebut kepada manajemen, dan interaksi dewan atau komite tersebut dengan auditor intern dan ekstern.
d. Filosofi manajemen dan siklus operasionalnya
Falsafah dan siklus organisasi menjangkau tentang karakteristik yang luas. Karakteristik ini dapat meliputi pendekatan manajemen dalam mengambil dan memantau resiko usaha, sikap dan tindakan manajemen terhadap pelaporan keuangan dan upaya manajemen terhadap pelaporan keungan dan upaya manajemen untuk mencapai anggaran, laba serta tujuan bidang keuangan dan sasaran operasi.
e. Prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan otoritas
Metode ini mempengaruhi pemahaman terhadap hubungan pelaporan dan tanggungjawab yang ditetapkan dalam entitas. Metode tersebut meliputi kebijakan entitas mengenai masakah seperti praktik usaha yang dapat diterima, konflik kepetingan dan aturan prilaku.
f. Kebijakan dan praktik perusahaan dalam mengelola sumber daya
(25)
20
Praktik dan kebijakan karyawan berkaitan dengan pemekerja, orientasi, pelayihan, evaluasi, bimbingan, promosi, dan pemberian kompensasi, dan tindakan perbaikan.
2. Penilaian Resiko
Perusahaan harus melakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola berbagai resiko yang berkaitan dengan laporan keuangan.
3. Informasi dan Komunikasi
Sistem Informasi Akuntansi terdiri atas berbagai record dan metode yang digunakan untuk melakukan, mengidentifikasi, menganalisis, mengklasifikasi dan mencatat berbagai transaksi perusahaan serta untuk menghitung berbagai aktiva dan kewajiban yang terkait didalamnya.
4. Pengawasan
Pengawasan adalah proses yang memungkinkan kualitas desain pengendalian intern serta operasinya berjalan. Pengawasan yang pada aktivitas yang berjalan dapat diwujudkan melalui integritasi berbagai modul komputer yang terpisah kedalam sistem informasi yang menangkap berbagai data penting dan/atau memungkinkan pengujian pengendalian dilakukan sebagai bagian dari operasional rutin. Jadi, modul melekat memungkinkan pihak menejemen dan auditor untuk mempertahankan inspeksi konstan atas fungsi pengendalian.
5. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi risikomperusahaan yang telah diidentifikasi.
(26)
21
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa komponen pengendalian intern ada 5 yaitu lingkungan pengendalian, penilaian resiko, informasi dan komunikasi, pengawasan, dan aktivitas pengendalian. Komponen pengendalian tersebut dapat membuat pengendalian dalam suatu perusahaan akan berjalan dengan baik.
2.1.2.5 Peran Penting Pengendalian Intern
Adapun peran penting pengendalian intern dari lima komponen pengendalian intern diatas untuk menyediakan manajemen informasi yang penting mengenai risiko penyalahsajian yang penting dalam laporan keuangan maupun penipuan. Selain itu, tujuan pengendalian intern harus dipandang relevan dengan tujuan individu yang akan menjalankan sistem pengendalian dan tugas pengendalian intern biasanya melibatkan imbal balik dengan produktivitas. Para manajemen karenanya diharuskan untuk mendapat pengetahuan yang memadai atas pengendalian intern untuk merencanakan audit mereka, misalnya pengendalian intern di perusahaan mempengaruhi cara auditor akan menilai apakah perusahaan telah melaporkan semua kewajibannya, auditor harus memahami bagaimana pembelian dilakukan, diproses, dan dicatat. Struktur pengendalian intern menyediakan informasi ini dan membimbing menejemen dalam perancanaan berbagai pengujian tertentu untuk menetapkan kecenderungan dan keluasan penyalahsajian informasi yang disampaikan.
2.1.3 Pengertian Penjualan
Adapun pengertian menurut Chairul Marom (2008:28), mengatakan bahwa pengertian penjualan adalah sebagai berikut :
(27)
22
“Penjualan artinya penjualan barang dagangan sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur”.
Penjualan merupakan suatu transaksi yang terjadi antara dua orang atau lebih dimana ada timbal balik dari transaksi itu, biasanya timbal balik itu adalah uang dari konsumen kepada produsen dan sebaliknya produsen memberikan
barang atau jasanya kepada konsumen. Tujuan umum dari penjualan adalah
mencapai volume penjualan tertentu, mendapat laba yang maksimal dengan modal sekecil-kecilnya dan menunjang pertumbuhan perusahaan.
2.1.3.1 Macam-macam Penjualan
Penjualan merupakan salah satu kegiatan penting dalam perusahaan dagang, banyaknya macam-macam penjualan yang ada dapat memberikan perusahaan kontribusi yang besar dalam hal pendapatan, adapun macam-macam penjualan menurut La Midjan (2009:170)terbagi menjadi 5 macam, yaitu :
1. Penjualan Tunai
2. Penjualan Kredit
3. Penjualan Ekspor
4. Penjualan Konsinyasi
5. Penjualan Grosir
Dari macam-macam penjualan diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Penjualan Tunai
Penjualan tunai adalah penjualan yang bersifat cash dan carry pada umumnya
terjadi secara kontan dan dapat pula terjadi enbayaran selama satu bulan dianggap kontan.
(28)
23
2. Penjualan Kredit
Penjualah kredit adalah penjualan dengan pembayaran dalam jangka waktu rata-rata diatas satu bulan atau pemindahan hak milik dari penjual kepada pembeli tidak diikuti dengan diterimanya sejumlah uang dari pembeli kepada penjual pada saat itu juga sehingga transaksi ini akan menimbulkan piutang dagang dalam perusahaan.
3. Penjualan Ekspor
Penjualan ekspor adalah penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang mengimpor barang tersebut.
4. Penjualan Konsinyasi
Penjualan konsinyasi adalah penjualan yang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai penjual.
5. Penjualan Grosir
Penjualan grosir adalah penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui pedagang grosir atau eceran.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penjualan ada berbagai macam yaitu penjualan tunai, penjualan kredit, penjualan ekspor, penjualan konsinyasi, dan penjualan grosir.
2.1.3.2 Macam-macam Dokumen Penjualan
Penjualan juga mempunyai dokumen-dokumen mengenai transaksi penjualan yang di arsip oleh perusahaan sebagai alat bukti untuk penunjang laporan keuangan. Adapun macam-macam dokumen dalam penjualan menurut La Midjan (2009:183), sebagai berikut :
(29)
24
1. Order Penjualan Barang (Sales Order)
2. Nota Penjualan Barang
3. Perintah Penyerahan Barang (Delivery Order)
4. Faktur Penjualan (Invoice)
5. Jurnal Penjualan (Sales Journal)
Dari macam-macam dokumen penjualan diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Order Penjualan Barang (Sales Order)
Merupakan penghubung antara beragam fungsi yaang diperlukan untuk memproses langganan dengan menyiapkan peranan penjualan.
2. Nota Penjualan Barang
Merupakan catatan atau bukti atas transaksi penjualan barang yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan dan sebagai dokumen bagi pelanggan.
3. Perintah Penyerahan Barang (Delivery Order)
Merupakan suatu bukti dalam pengiriman barang untuk diserahkan kepada pelanggan setelah adanya pencocokan rangkap slip.
4. Faktur Penjualan (Invoice)
Merupakan dokumen yang menunjukan jumlah yang berhak ditagih kepada pelanggan yang menunjukan informasi kuantitas, haraga, dan jumlah tagihannya.
5. Jurnal Penjualan (Sales Journal)
Digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan yang dilakukan secara kredit. Dalam buku harian ini akan terlibat perkiraan piutang dagang dan penjualan.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penjualan memiliki berbagai dokumen-dokumen mengenai transaksi penjualan yaitu order penjualan barang, nota penjualan barang, perintah penyerahan barang, faktur penjualan,
(30)
25
jurnal penjualan. Dimana dokumen ini berguna sebagai bahan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan.
2.1.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penjualan
Penjualan akan berjalan dengan baik jika didalam penjualan tersebut didukung oleh faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya kegiatan penjualan, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan menurut Basu Swastha (2007:406), adalah sebagai berikut :
1. Kondisi dan Kemampuan Penjual
2. Kondisi pasar
3. Modal
4. Kondisi Organisasi Perusahaan
5. Faktor-faktor Lain
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kondisi dan Kemampuan Penjual
Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa masalah penting yang berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan sifat dari tenaga penjual yaitu jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan, harga produk atau jenis, syarat penjualan.
2. Kondisi pasar
Kondisi pasar yang baik akan mempengaruhi kegiatan penjualan karena pasar sebagai kelompok pembelian atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan.
(31)
26
3. Modal
Modal sangat penting dalam kegiatan penjualan untuk mengangkut barang dagangan ditempat atau untuk membesarkan usahanya.
4. Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahaan yang besar biasanya masalah penjual ini ditangani oleh bagian tersendiri, yaitu bagian yang dipegang oleh orang-orang yang ahli dibidang penjualan.
5. Faktor-faktor Lain
Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah sering mempengaruhi penjualan karena diharapkan dengan adanya faktor-faktor tersebut pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penjualan juga memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jalannya kegiatan penjualan dengan baik, faktor-faktor tersebut adalah kondisi dan kemampuan penjualan, kondisi pasar, modal, kondisi organisasi perusahaan, dan faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah yang akan menarik pembeli untuk datang dan membeli lagi.
2.1.4 Pengertian Pengendalian Intern Penjualan
Menurut La Midjan (2009:51) mengartikan pengendalian intern penjualan adalah sebagai berikut :
“Menciptakan suatu cara, tindakan tertentu sehingga aktivitas penjualan berjalan lancar dan hasilnya sesuai dengan jumlah yang seharusnya dapat disajikan dalam catatan keuangan perusahaan.”
(32)
27
Adapun menurut www.respository.upi.edu mengatakan bahwa
pengendalian intern penjualan adalah sebagai berikut :
“Pengendalian intern penjualan adalah kegiatan yang meliputi analisis, penelaahan, dan penelitian yang dilakukan terhadap kebijaksanaan, prosedur, metode, dan pelaksanaan kegiatan penjualan yang sesungguhnya untuk mencapai volume penjualan yang dikehendaki, dengan biaya yang wajar dan dapat menghasilkan laba kotor yang diperlukan untuk mencapai hasil pengembalian
yang diharapkan atas investasi (return of investment).”
Dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern penjualan adalah membuat rancangan atau cara mengenai aktivitas penjualan agar penjualan dapat mengikuti aturan dan cara yang sudah ditetapkan oleh perusahaan sehingga aktivitas penjualan dapat berjalan dengan baik, jika terjadi perbedaan maka akan diambil tindakan-tindakan oleh pihak manajemen untuk meminimalisasi perbedaan-perbedaan yang terjadi. Pengendalian intern penjualan memiliki tujuan yaitu penjualan yang dicatat adalah untuk pengiriman aktual kepada pelanggan non fiktif, transaksi penjualan yang ada telah dicatat (kelengkapan), penjualan yang dicatat adalah untuk jumlah barang yang dikirim dan ditagih serta dicatat dengan benar (penilaian), transaksi penjualan yang diklasifikasikan dengan pantas (klasifikasi), penjualan dicatat dalam waktu yang sesuai (ketepatan), transaksi penjualan yang dimasukan dengan pantas dalam berkas induk dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran).
Menurut Azhar Susanto (2008:186) proses pengendalian intern penjualan adalah sebagai berikut :
1. Perlu diciptakan filsafah manajemen sebagai landasan gaya operasi perusahaan atas transaksi penjualan untuk mendukung ketepatan dan kebenaran serta efesiensi atas barang yang dijual berikut menghindarkan terjadinya kecurangan.
2. Aktivitas dari fungsi penjualan yang harus dipisahkan terdiri dari:
a. Aktivitas penerimaan order (order procedures) pada bagian penjualan.
b. Aktivitas pengeluaran dan pengiriman barang (shipping procedures) pada
(33)
28
c. Aktivitas penjualan faktur (billing procedures) pada bagian akuntansi.
d. Aktivitas pencatatan penjualan (account receivable procedures) pada
bagian kas.
3. Aktivitas dari fungsi organisasi tersebut masing-masing diberi wewenang, tugas dan tanggung jawab terpisah.
4. Hanya barang yang telah dipesan yang akan dikirim.
5. Penggunaan atas formulir-formulir yang telah dirancang dengan memadai dan
atas formulir-formulir tersebut dipantau penggunaannya.
6. Semua penyerahan barang melalui penjualan harus terkontrol sehingga
kerugian akibat pencurian dan lain-lain dapat dihindarkan.
7. Bagian pengawasan secara terus menerus melaksanakan pengecekan atas
sistem dan prosedur penjualan yang ada dari kemungkinan penyimpangan dari lingkungan pengendalian, sistem pengendalian, sistem akuntansi dan prosedur pengendalian yang telah ditetapkan.
Proses pengendalian intern penjualan merupakan salah satu pendapatan perusahaan, karena adanya proses pengendalian intern penjualan tidak dikelola dengan baik maka secara langsung akan merugikan perusahaan. Hal ini disebabkan oleh adanya penjualan yang diharapkan tidak dicapai dan pendapatan perusahaanpun berkurang, maka dari itu dalam melakukan proses pengendalian intern penjualan, pengendalian intern penjualan sangat diperlukan.
2.2 Kerangka Pemikiran
CV. Pratama Karsa. CV. Pratama Karsa adalah perusahaan dagang yang bergerak di bidang jasa dan merupakan usaha bisnis retail alat–alat keselamatan pemadam kebakaran yang telah berkembang. CV. Pratama Karsa dalam hal ini melakukan pengendalian intern penjualan dalam meretail alat-alat keselamatan pemadam kebakaran. Dalam kegiatannya CV. Pratama Karsa membedakan antara bagian penjualan dengan bagian keuangan, agar tidak terjadinya kecurangan sebab bagian penjualan dengan bagian keuangan tidak dilakukan oleh orang yang sama. Sehingga, penulis akan meneliti tentang pengendalian intern yang dilakukan oleh CV. Pratama Karsa.
(34)
29
Pengendalian merupakan usaha yang dilakukan oleh perusahaan secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu dengan mengamati prilaku karyawan yang diharapkan oleh perusahaan, jika ada sesuatu yang berbeda antara tindakan dengan rencana yang sudah perusahaan buat maka perusahaan akan mengambil tindakan untuk mengoreksi perbedaan tersebut serta memberikan solusi agar tidak terjadi lagi perbedaan-perbedaaan yang akan merugikan perusahaan.
Adapun pengertian menurut Milton F. Usry dan Lawrence H. Hammer (2008:5) yang diterjemahkan oleh Alkonsu Sirait dan Herman Wibowo mengartikan pengendalian adalah sebagai berikut :
“Pengendalian merupakan usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting.”
Pengendalian intern merupakan rencana organisasi, metode-metode dan tindakan-tindakan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dalam hal ini yang sudah ditetapkan oleh manajemen dalam menjaga asset perusahaan agar tidak hilang atau berkurang, serta memberikan informasi yang akurat dan andal bagi manajemen dengan selalu mengawasi kinerja pegawai dengan cara mencek ketelitian data akuntansi yang sudah dibuat. Pengendalian intern juga mendororng manajemen untuk memperbaiki efesiensi jalannya organisasi dengan cara melakukan tindakan dengan cepat apabila terjadi ketidaksesuaian dengan kebijakan yang telah perusahaan tetapkan.
Adapun menurut Berry E.Cushing (2008:78) yang diterjemahkan oleh Ruchiyat Kosasih mengartikan pengendalian intern adalah sebagai berikut :
(35)
30
“Pengendalian intern meliputi rencana organisasi dan semua metode yang terkoordinir dalam tindakan atau ukuran yang ditetapkan di dalam suatu perusahaan untuk mengamankan harta (kekayaan)nya, mengecek ketelitian, dan keandalan data akuntansinya, meningkatkan data efisiensi operasi yang mendorong ketaatan terhadap kebijaksanaan yang ditetapkan oleh manajemen.”
Penjualan adalah transaksi pertukaran antara produsen dengan konsumen berupa barang atau jasa dimana setelah diadakannya kesepakatan antara kedua belah pihak konsumen diwajibkan untuk membayar dengan jumlah tertentu seperti yang sudah disepakati. Tujuan dari penjualan yaitu mencari laba sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya, dimana kegiatan yang dilakukannya yaitu dengan cara menjual barang atau jasa perusahaan tersebut. Dari penjualan tersebut maka akan didapatkan pemasukan yang secara langsung akan menjadi keuntungan bagi perusahaan.
Pengendalian intern penjualan yaitu kontrol dari perusahaan dalam mengawasi kinerja pegawai khususnya pada bagian penjualan, dimana penjualan adalah kegiatan yang penting sebab dari kegiatan penjualan perusahaan akan mendapatkan pemasukan, sehingga perusahaan sangat wajib mengawasi agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Apabila jika terjadi penyimpangan maka perusahaan dalam hal ini menejemen akan cepat bertindak untuk meminimalisasi penyimpangan tersebut agar tidak berkepanjangan dan dapat merugikan perusahaan.
Menurut La Midjan (2009:51) mengartikan pengendalian intern penjualan adalah sebagai berikut :
“Menciptakan suatu cara, tindakan tertentu sehingga aktivitas penjualan berjalan lancar dan hasilnya sesuai dengan jumlah yang seharusnya dapat disajikan dalam catatan keuangan perusahaan.”
(36)
31
Adapun hasil-hasil penelitian terlebih dahulu yang akan menunjang judul penelitian yang penulis ambil, yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Hasil
1 Maxi Ma’roep Penerapan sistem
informasi akuntansi penjualan pada PT. Indomobil
Surabaya
Jurnal ekonomi
bisnis, tahun 14, nomor 3, nopember 2009
ISSN:0853-7283
Dalam pelaksanaan prosedur pencatatan pada perusahaan telah menunjukkan kurangnya pembagian tugas yang mengakibatkan kurang adanya pengendalian intern di dalam unit organisasi data menyebabkan data akuntansi yang dihasilkan tudak dapat dipercaya atas kebenarannya, tetapi secara keseluruhan PT. Indomobil surabaya telah melakukan praktik yang sehat dalam melakukan aktivitas distribusi penjualan di perusahaan.
2 Sulistyo
Heripracoyo
Analisis sistem
informasi akuntansi penjualan pada PT. Oliser Indonesia
Seminar nasional
aplikasi teknologi
informasi 2009
(SNATI 2009)
Yogyakarta, 20
Juni 2009
ISSN:1907-5022
Dalam penelitiannya membahas bahwa sistem pengendalian intern penjualan yang kurang
baik diamana tidak terdapat dolumen
pendukung yang kuat atas transaksi yang terjadi dan tidak terjadi pemisahan fungsi
sehingga mengakibatkan terjadinya
ketidaksesuaian pencatatan dengan bukti fisik yang ada. Sehingga perlu dilakukan suatu penerapan yang akan memberikan manfaat dalam meningkatkan kinerja perusahaan serta memenuhi unsur sistem Pengendalian Intern yang baik pada perusahaan sehingga berbagai kesalahan dan masalah yang sebelumnya sering terjadi dapat diatasi.
(37)
32
Dibawah ini penulis sajikan pula bagan kerangka pemikiran :
Pengendalian
Pengendalian Intern Pengendalian Ekstern
Penjualan Pembelian Persediaan
Tinjauan Atas Pengendalian Intern Penjualan Pada CV. Pratama Karsa
Gambar 2.1
(38)
33
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Iwan Satibi (2011:74) mendefinisikan objek penelitian adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian secara umum adalah gambaran wilayah penelititan, antara lain meliputi karakteristik wilayah, sejarah perkembangan, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi dan lain-lain, sesuai dengan penelitian wilayah penelitian yang dimaksud.”
Menurut Iwan Satibi (2011:74) mendefinisikan objek penelitian adalah sebagai berikut :
“Gambaran mengenai objek penelitian dipandang penting untuk dijelaskan, karena akan terkait dengan kebutuhan informasi dan data, baik bersifat primer maupun sekunder.”
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian adalah suatu gambaran sasaran ilmiah yang akan dijelaskan untuk mendapatkan informasi dan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun objek penelitian yang penulis akan teliti adalah pengendalian intern penjualan pada CV. Pratama Karsa.
3.2 Metode Penelitian
Dalam suatu masalah yang terjadi pasti selalu ada pemecahan masalahnya dimana dalam pemecahan masalah tersebut perlu diadakannya penelitian yang
(39)
34
benar, teliti dan terus menerus agar bisa mendapatkan solusi yang tepat dan akurat, sedangkan untuk mengetahui bagaimana penelitian itu dilaksanakan kita harus menggunakan metodologi penelitian. Ada beberapa pengertian mengenai metode penelitian menurut para ahli adalah sebagai berikut :
Menurut Iwan satibi (2011:75), menjelaskan metode penelitian adalah sebagai berikut :
“Secara subtantive, metode penelitian cenderung menunjukkan pada tipe atau model penelitian yang akan digunakan oleh peneliti.”
Sedangkan menurut Sugiyono (2009:2), menjelaska metode penelitian sebagai berikut :
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa metodologi penelitian adalah cara ilmiah untuk menunjukkan tipe atau model penelitian untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sehingga dalam menyusun laporan tugas akhir ini penulis menggunakan metode deskriptif.
Adapun pengertian dari metode deskriptif menurut Husein Umar (2011:2) yang dikutip dari Gay, adalah sebagai berukut :
“Metode ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada waktu sedang berlangsung proses riset.”
Adapun pengertian menurut Suharsimi Arikunto (2010:3) tentang metode deskriptif adalah sebagai berikut :
(40)
35
“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.”
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa metode deskriptif adalah penelitian yang tidak mengubah, menambah atau mengadakan manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian melainkan hanya memotret apa yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang diteliti, kemudian memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian secara lugas dan seperti apa adanya.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam penelitian sangatlah penting dilakukannya desain perencanaan agar penelitian yang sedang dilakukan tidak terjadi kekeliruan melainkan berjalan dengan baik dan teratur.
Menurut Husein Umar (2011:30), menerangkan bahwa desain adalah sebagai berukut :
“Untuk menerapkan metode riset dalam praktik, maka diperlukan suatu desain riset yang sesuai dengan kondisi serta seimbang dengan kedalaman dan keluasan riset yang akan dilakukan.”
Menurut Subarsimi Arikunto (2010:90), menerangkan bahwa desain adalah sebagai berikut :
“Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan.”
(41)
36
Dari pengertian desain penelitian diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa desain pene;itian adalah semua proses yang diperlukan sebagai sarana dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam melakukan penelitian penulis memulai dari melakukan sebuah perencanaan lalu melaksankan penelitian pada CV. Pratama Karsa dengan cara mengumpulkan data meninjau data pada waktu saat ini.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Pengertian operasionalisasi variabel menurut Iwan Saitibi (2010:71) adalah sebagai berikut :
“Operasionalisasi variabel dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan memudahkan dalam menetapkan pengukuran terhadap variabel-variabel yang akan diteliti.”
Adapun variabel yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian
tugas akhir ini adalah variabel bebas (independent variable). Adapun pengertian
variabel bebas yang dikemukakan oleh Husein Umar (2008:48) yaitu :
“Variabel independen yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen.”
Adapun menurut Sugiyono (2011:39) mengenai pengertian variabel independen adalah sebagai berikut :
“Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.”
Dapat disimpulkan dari pengertian diatas bahwa variabel bebas (independent variable) adalah variabel bebas yang dapat mempengaruhi variabel
(42)
37
lain dan keberadaanya tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam prosedur pengendalian intern penjualan pada CV. Pratama Karsa, penulis membuat operasional variabel dengan menentukan jenis, indikator, dan skala dari variabel-variabel yang sesuai dengan judul yang penulis ambil.
Operasionalisasi variabel yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian mengenai tinjauan atas pengendalian intern penjualan pada CV. Pratama Karsa yang akan dijelaskan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator
Pengendalian Intern Penjualan
Pengendalian intern penjualan yaitu menciptakan suatu cara,
tindakan tertentu sehingga
aktivitas penjualan berjalan
lancar dan hasilnya sesuai
dengan jumlah yang seharusnya dapat disajikan dalam catatan keuangan perusahaan.
La Midjan (2009:51)
a. Kondisi Penjualan
b. Penerapan Pengendalian
Intern Penjualan
c. Kendala dan Solusi
La Midjan (2009:51)
3.2.3 Sumber Data
Adapun pengertian sumber data menurut Suharsimi Arkunto (2010:172) adalah sebagai berikut :
“Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.”
(43)
38
Sumber data yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sumber data primer da data sekunder, dimana sumber data yang diperoleh oleh penulis adalah data yang diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung.
1. Data Primer
Menurut Husein Umar (2011:42) data primer adalah sebagai berikut : “Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dan wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti”.
Sehingga didalam penelitian ini data primer yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan laporan penelitian ini adalah hasil dari wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada Bapak Koswara selaku Direktur Utama CV. Pratama Karsa berkaitan dengan penerapan pengendalian intern penjualan dan kendala serta solusi yang dihadapi CV. Pratama Karsa dalam pengendalian intern penjualan.
2. Data Sekunder
Data yang bersifat sekunder merupakan data pendukung. Data ini dapat digunakan oleh peneliti untuk memberikan penguatan atau penajaman dalam melakukan analisis penelitian. Melalui data sekunder ini, seorang peneliti dapat memberikan argumentasi atau alasan yang logis disertai dengan penampilan data sekunder tadi. Oleh sebab itu, data-data yang ditampilkan baik terlait
dengan data primer maupun data sekunder haruslah data yang faktual (valid)
(44)
39
Menurut Husein Umar (2011:42) data sekunder adalah sebagai berikut :
“Merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.”
Data yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan laporan penelitian ini adalah laporan penjualan tahunan yang dipublikasikan, serta berkaitan dengan kegiatan pengendalian intern selama 5 tahun yaitu dari 2007-2011.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah dengan beberapa cara, yaitu :
1. Library Research (Penelitian Kepustakaan)
Adalah pengumpulan data-data dari sumber-sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang terjadi, membaca, dan mempelajari buku-buku untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan masalah yang diambil.
2. Field Research (Penelitian Lapangan)
Adalah pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh penulis ke perusahaan yang dituju yaitu CV. Pratama Karsa untuk mendapatkan data yang benar.
Adapun cara-cara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Menurut suharsimi Arkunto (2011:199), observasi adalah sebagai berikut : “Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.”
(45)
40
Penulis melakukan observasi dengan cara mengamati langsung jalannya kegiatan pada bagian penjualan serta bagian keuangan pada CV. Pratama Karsa untuk mengetahui kegiatan pada perusahaan.
b. Interview (Wawancara)
Menurut Suharsimi Arkunto (2010:198), interview adalah sebagai berikut:
“interviu yang sering juga disebut dengan wawanara atau kuisioner lisan,
adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interview) untuk
memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer).”
Penulis melakukan wawancara kepada bagian penjualan dan keuangan mengenai kegiatan yang berkenaan dengan pengendalian intern penjualan pada CV. Pratama Karsa.
c. Dokumentasi (mengumpulkan data)
Menurut Suharsimi Arkunto (2011:201), dokumentasi adalah sebagai berikut :
“dokumentasi artinya barang-barang tertulis.”
Penulis melakukan dokumentasi dengan cara mengumpulkan data-data yang diperoleh dari bagian penjualan dan keuangan pada CV. Pratama Karsa.
3.2.5 Metode Penarikan Sampel
Dalam melakukan penelitiannya penulis menggunakan metode penarikan sampel agar data yang diperoleh lebih akurat dan tepat, maka diperlukannya pengambilan sampel pada populasi yang sudah penulis ambil, adapun pengertian populasi dan sampel adalah sebagai berikut :
(46)
41
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2011:80), mengartikan populasi adalah sebagai berikut:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Obyek penelitian yang diambil oleh penulis yaitu pada CV. Pratama Karsa yang beralamatkan pada Jalan Cihampelas no. 33/35 B Bandung dan populasi yang digunakan oleh penulis dalam menyusun laporan tugas akhir ini adalah data penjualan alat-alat pemadam kebakaran pada CV. Pratama Karsa selama tahun 1999-2011 dari sejak berdirinya CV. Pratama Karsa.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2011:81), mengartikan sampel adalah sebagai berikut :
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Bila populasi yang diambil penulis itu besar dan penulis tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka penulis dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu sendiri dan sampel tersebut kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi, serta sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) dan teknik sampling yang digunakan oleh penulis yaitu
simple random sampling sebab pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Adapun sampel yang diambil oleh penulis selama 5 tahun adalah sebagai berikut :
(47)
42
1. Sampel berupa data penjualan.
2. Sampel berupa data penjualan yang ada di CV. Pratama Karsa dan diambil
selama 5 tahun kebelakang sejak tahun 2007-2011.
3.2.6 Metode Analisis
Analisis data adalah proses mencari dan menyususn secara sisematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi lapangan serta dokumentasi sehingga dapat dengan mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit, menyususn kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis data yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan tinjauan terhadap kondisi penjualan dalam pengendalian intern
penjualan pada CV. Pratama Karsa.
2. Melakukan tinjauan terhadap penerapan pengendalian intern penjualan pada
CV. Pratama Karsa.
3. Melakukan tinjauan terhadap solusi untuk mengatasi permasalahan mengenai
pengendalian intern penjualan pada CV. Pratama Karsa.
Adapun metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau
(48)
43
kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna. Sumber data yang utama dalam penelitian kulitatif adalah kata-kata atau tindakan.
(49)
66
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dari tinjauan masalah yang terjadi dalam pengendalian intern penjualan pada CV. Pratama Karsa, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan ialah sebagai berikut :
1. Kondisi penjualan pada CV. Pratama Karsa tidak baik, sebab setelah
dilakukannya tinjauan terhadap tabel laporan penjualan yang sudah dijelaskan pada bab pembahasan kondisi penjualan selalu meningkat walaupun pada tahun 2008 menurun tetapi setelah itu penjualan kembali meningkat. Dikatakan tidak baik karena masih ada kendala yang terjadi dalam penjualan yaitu keterlambatan dan ketidaksesuaian antara jumlah barang yang dipesan dengan jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari bagian penjualan. Hal tersebut dapat terjadi karena diindikasikan oleh pengawasan yang belum optimal dari pihak perusahaan khususnya pihak manajemen.
2. Penerapan pengendalian intern penjualan pada CV. Pratama Karsa kurang baik,
sebab masih kurangnya pengawasan serta kurangnya komunikasi yang terjalin antara pihak manajemen dengan bagian penjualan yang mengakibatkan bagian penjualan selalu telat dalam melakukan penyetoran hasil penjualan karena kurangnya pengawasan dan selalu terjadi perbedaan antara aktivitas penjualan dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan walaupun perusahaan
(50)
67
sudah membuat aturan-aturan yang harus ditaati oleh para karyawannya. Dengan penerapan pengendalian intern penjualan pada CV. Pratama Karsa kurang baik maka akan membuat perusahaan menjadi rawan terjadi kecurangan.
3. Kendala yang dihadapi oleh CV. Pratama Karsa dalam pelaksanaan
pengendalian intern penjualan yaitu bagian penjualan selalu telat dalam menyetorkan hasil penjualannya kepada perusahaan dan bagian penjualan juga menyetorkan uangnya tidak sesuai dengan jumlah hasil penjualan yang terjadi, serta sering terjadinya perbedaan-perbedaan antara aktivitas dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dikarenakan kurangnya komunikasi yang terjalin. Solusi yang dilakukan oleh CV. Pratama karsa dalam mengatasi kendala-kendala tersebut ada dua yaitu yang pertama selalu mengawasi pelaksanaan penjualan yang telah dilakukan oleh bagian penjualan serta mengontrol pemasukan dan pengeluaran dari bagian penjualan, hal ini dilakukan untuk meminimalisir penyelewengan dan kecurangan yang bisa saja dilakukan oleh bagian penjualan sehingga membuat penyetor yang diberikan kepada perusahaan kurang atau tidak sesuai dengan jumlah barang yang sudah dijual. Yang kedua Selalu melakukan pemberitahuan rutin kepada bagian penjualan mengenai perubahan-perubahan kebijakan ataupun peraturan
khususnya mengenai penjualan agar tidak terjadi lagi miss komunikasi antara
perusahaan dengan bagian pejualan, sehingga tidak akan terjadi lagi perbedaan-perbedaan. Solusi tersebut sudah baik sebab dapat mengatasi kendala-kendala yang terjadi diakibatkan kurangnya pengendalian intern, kurang komunikasi, serta kurangnya pengawasan dari perusahaan dalam hal ini pihak manajemen.
(51)
68
5.2 Saran
Berdasarkan hasil tinajauan yang penulis lakukan selama membuat laporan tugas akhir pada CV. Pratama Karsa, penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan bisa bermanfaat bagi perusahaan dan demi meningkatkan serta kemajuan perusahaan dimasa yang akan datang.
1. Kondisi penjualan pada CV. Pratama Karsa tidak baik baik, dikarenakan dilihat
pada sisi penyetoran penjualan pada setiap tahunnya selalu telat dan tidaksesuaian antara uang yang disetor dengan hasil penjualan yang terjadi. Sehingga penulis memberikan saran kepada perusahaan harus lebih ketat lagi dalam mengawasi bagian penjualan agar tidak terjadi ketelatan penyetoran dan ketidasesuaian lagi sebab jika kita lalai dalam pengawasan maka bisa saja terjadi kecurangan yang dilakukan oleh karyawan sehingga membuat bagian penjualan tidak menyetor uang sepenuhnya sesuai dengan hasil penjualan yang terjadi. Dalam mengatasi ketelatan penulis menyarankan juga agar ditentukan batas waktu penyetoran setiap bulannya sehingga dapat meminimalisir tejadinya ketelatan lagi.
2. Penerapan pengendalian intern penjualan yang dilakukan oleh CV. Pratama
Karsa memang kurang baik, sehingga penulis menyarankan perusahaan lebih intens berkomunikasi dengan bagian penjualan agar tidak terjadi lagi masalah dan perbedaan aturan dengan aktivitas penjualan yang berlangsung, sebab dengan kurangnya komunikasi akan berpengaruh dalam kinerja karyawan itu sendiri, serta perusahaan juga harus lebih mengawasi dan mengontrol jalannya kegiatan penjualan. Penulis juga menyarankan agar perusahaan selalu memberi sanksi ketika kegiatan penjualan tidak seperti aturan yang sudah dibuat untuk
(52)
69
memberikan efek jera kapada karyawan. Dan terakhir penulis menyarankan jika terjadi perbedaan-perbedaan dalam aktivitas dengan aturan maka disarankan manajemen langsung mengambil tindakan untuk meminimalisir kendala-kendala tersebut.
3. Meskipun solusi yang diberikan oleh CV. Pratama Karsa untuk meminimalisir
kendala-kendala yang ada sudah baik, tetapi penulis memberikan saran agar solusi tersebut dapat direalisasikan dengan benar sebab walaupun ada solusi yang baik untuk mengatasi kendala-kendala yang ada tetapi jika tidak didukung dengan realisasinya maka solusi itu tidak akan berguna. Sebab solusinya tidak dapat menghendel kendala-kendala yang terjadi sehingga membuat perusahaan menjadi rugi bukan memberikan keuntungan kepada perusahaan.
(53)
70
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Azhar, S. (2008). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Gramedia.
Bodnar, G.H.,& Hopwood, W.S. (2008). Sistem informasi Akuntansi (10thed).
Yogyakarta : ANDI.
Carter, W.K. (2009). Akuntansi Biaya “Cost Accounting”. Jakarta : Salemba
Empat.
Chairul, M. (2008). Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang. Jakarta : Salemba
Empat
Cushing, B.E. (2008). Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan
(4thed). Jakarta : Eirlangga.
Ely, S., & Sri, D.A. (2009). Akuntansi Keuangan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Hall, J.A. (2007). Accounting Information System. Jakarta : Salemba Empat.
Husein, U. (2011). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis (2nded).
Jakarta : Rajawali Pers.
Iwan, S. (2011). Teknik Penulisan Skripsi, Thesis dan Disertasi. Bandung :
CEPLAS.
Ma’roep, M. (2009). Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT.
Indomobil Surabaya. Jurnal Ekonomi Bisnis ,14(3), 0853-7283.
Midjan, L. (2009). Sistem Informasi Akuntansi I dan II (11thed). Bandung :
Lembaga Informatika.
Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta :
Alfabeta.
Suharsimi, A. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Sulistyo, H. (2009). Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT.
Oliser Indonesia. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi,
1907-5022.
Supriyati (2011). Belajar Dasar Akuntansi. Bandung : Labkat Press UNIKOM.
Swastha, B. (2007). Manajemen Penjualan (13thed). Yogyakarta : Liberty
Yogyakarta.
Usry, M.F. (2008). Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian (11thed).
(54)
71
Sumber Internet :
Dewi, S. (2011). Pengendalian Intern Penjualan Dan Pelaksanaan Penjualan
Tunai Pada PT. Mutiara Qolbun Saliim. Diakses pada 30 Juni 2012 dari
World Wide Web : http://Elib.Unikom.ac.id/download.
Mulyadi (2007). Pengertian Definisi Pengendalian. Diakses pada 2 Juni, 2012
dari World Wide Web:
http://carapedia.com/pengertian_definisi_pengendalian_info2135.html.
Tjendera, T.F. (2007). Pengertian Pengendalian Intern Penjualan. Diakses pada
(55)
86
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi :
Nama : Devi Yulianita
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 4 Januari 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat di Bandung : Jln. Cibeunying Permai No. 24 Bandung
Riwayat Pendidikan :
TAHUN PENDIDIKAN TEMPAT
1997-2003 SDN Sukaluyu 2 Bandung
2003-2006 SMP PGII 1 Bandung
2006-2009 SMA PGII 2 Bandung
(1)
67
sudah membuat aturan-aturan yang harus ditaati oleh para karyawannya. Dengan penerapan pengendalian intern penjualan pada CV. Pratama Karsa kurang baik maka akan membuat perusahaan menjadi rawan terjadi kecurangan.
3. Kendala yang dihadapi oleh CV. Pratama Karsa dalam pelaksanaan pengendalian intern penjualan yaitu bagian penjualan selalu telat dalam menyetorkan hasil penjualannya kepada perusahaan dan bagian penjualan juga menyetorkan uangnya tidak sesuai dengan jumlah hasil penjualan yang terjadi, serta sering terjadinya perbedaan-perbedaan antara aktivitas dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dikarenakan kurangnya komunikasi yang terjalin. Solusi yang dilakukan oleh CV. Pratama karsa dalam mengatasi kendala-kendala tersebut ada dua yaitu yang pertama selalu mengawasi pelaksanaan penjualan yang telah dilakukan oleh bagian penjualan serta mengontrol pemasukan dan pengeluaran dari bagian penjualan, hal ini dilakukan untuk meminimalisir penyelewengan dan kecurangan yang bisa saja dilakukan oleh bagian penjualan sehingga membuat penyetor yang diberikan kepada perusahaan kurang atau tidak sesuai dengan jumlah barang yang sudah dijual. Yang kedua Selalu melakukan pemberitahuan rutin kepada bagian penjualan mengenai perubahan-perubahan kebijakan ataupun peraturan khususnya mengenai penjualan agar tidak terjadi lagi miss komunikasi antara perusahaan dengan bagian pejualan, sehingga tidak akan terjadi lagi perbedaan-perbedaan. Solusi tersebut sudah baik sebab dapat mengatasi kendala-kendala yang terjadi diakibatkan kurangnya pengendalian intern, kurang komunikasi, serta kurangnya pengawasan dari perusahaan dalam hal ini pihak manajemen.
(2)
5.2 Saran
Berdasarkan hasil tinajauan yang penulis lakukan selama membuat laporan tugas akhir pada CV. Pratama Karsa, penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan bisa bermanfaat bagi perusahaan dan demi meningkatkan serta kemajuan perusahaan dimasa yang akan datang.
1. Kondisi penjualan pada CV. Pratama Karsa tidak baik baik, dikarenakan dilihat pada sisi penyetoran penjualan pada setiap tahunnya selalu telat dan tidaksesuaian antara uang yang disetor dengan hasil penjualan yang terjadi. Sehingga penulis memberikan saran kepada perusahaan harus lebih ketat lagi dalam mengawasi bagian penjualan agar tidak terjadi ketelatan penyetoran dan ketidasesuaian lagi sebab jika kita lalai dalam pengawasan maka bisa saja terjadi kecurangan yang dilakukan oleh karyawan sehingga membuat bagian penjualan tidak menyetor uang sepenuhnya sesuai dengan hasil penjualan yang terjadi. Dalam mengatasi ketelatan penulis menyarankan juga agar ditentukan batas waktu penyetoran setiap bulannya sehingga dapat meminimalisir tejadinya ketelatan lagi.
2. Penerapan pengendalian intern penjualan yang dilakukan oleh CV. Pratama Karsa memang kurang baik, sehingga penulis menyarankan perusahaan lebih intens berkomunikasi dengan bagian penjualan agar tidak terjadi lagi masalah dan perbedaan aturan dengan aktivitas penjualan yang berlangsung, sebab dengan kurangnya komunikasi akan berpengaruh dalam kinerja karyawan itu sendiri, serta perusahaan juga harus lebih mengawasi dan mengontrol jalannya kegiatan penjualan. Penulis juga menyarankan agar perusahaan selalu memberi sanksi ketika kegiatan penjualan tidak seperti aturan yang sudah dibuat untuk
(3)
69
memberikan efek jera kapada karyawan. Dan terakhir penulis menyarankan jika terjadi perbedaan-perbedaan dalam aktivitas dengan aturan maka disarankan manajemen langsung mengambil tindakan untuk meminimalisir kendala-kendala tersebut.
3. Meskipun solusi yang diberikan oleh CV. Pratama Karsa untuk meminimalisir kendala-kendala yang ada sudah baik, tetapi penulis memberikan saran agar solusi tersebut dapat direalisasikan dengan benar sebab walaupun ada solusi yang baik untuk mengatasi kendala-kendala yang ada tetapi jika tidak didukung dengan realisasinya maka solusi itu tidak akan berguna. Sebab solusinya tidak dapat menghendel kendala-kendala yang terjadi sehingga membuat perusahaan menjadi rugi bukan memberikan keuntungan kepada perusahaan.
(4)
70
Sumber Buku :
Azhar, S. (2008). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Gramedia.
Bodnar, G.H.,& Hopwood, W.S. (2008). Sistem informasi Akuntansi (10thed). Yogyakarta : ANDI.
Carter, W.K. (2009). Akuntansi Biaya “Cost Accounting”. Jakarta : Salemba Empat.
Chairul, M. (2008). Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang. Jakarta : Salemba Empat
Cushing, B.E. (2008). Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan (4thed). Jakarta : Eirlangga.
Ely, S., & Sri, D.A. (2009). Akuntansi Keuangan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Hall, J.A. (2007). Accounting Information System. Jakarta : Salemba Empat. Husein, U. (2011). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis (2nded).
Jakarta : Rajawali Pers.
Iwan, S. (2011). Teknik Penulisan Skripsi, Thesis dan Disertasi. Bandung : CEPLAS.
Ma’roep, M. (2009). Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT. Indomobil Surabaya. Jurnal Ekonomi Bisnis ,14(3), 0853-7283.
Midjan, L. (2009). Sistem Informasi Akuntansi I dan II (11thed). Bandung : Lembaga Informatika.
Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta : Alfabeta.
Suharsimi, A. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Sulistyo, H. (2009). Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT. Oliser Indonesia. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, 1907-5022.
Supriyati (2011). Belajar Dasar Akuntansi. Bandung : Labkat Press UNIKOM. Swastha, B. (2007). Manajemen Penjualan (13thed). Yogyakarta : Liberty
Yogyakarta.
Usry, M.F. (2008). Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian (11thed). Jakarta : Eirlangga.
(5)
71
Sumber Internet :
Dewi, S. (2011). Pengendalian Intern Penjualan Dan Pelaksanaan Penjualan Tunai Pada PT. Mutiara Qolbun Saliim. Diakses pada 30 Juni 2012 dari World Wide Web : http://Elib.Unikom.ac.id/download.
Mulyadi (2007). Pengertian Definisi Pengendalian. Diakses pada 2 Juni, 2012
dari World Wide Web:
http://carapedia.com/pengertian_definisi_pengendalian_info2135.html. Tjendera, T.F. (2007). Pengertian Pengendalian Intern Penjualan. Diakses pada
(6)
86
Data Pribadi :
Nama : Devi Yulianita
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 4 Januari 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat di Bandung : Jln. Cibeunying Permai No. 24 Bandung
Riwayat Pendidikan :
TAHUN PENDIDIKAN TEMPAT
1997-2003 SDN Sukaluyu 2 Bandung
2003-2006 SMP PGII 1 Bandung
2006-2009 SMA PGII 2 Bandung