dan membosankan. Selain itu pemimpin gereja perlu menanamkan pengertian kepada jemaat untuk bersama-sama menjadi aktor dalam pertunjukan ibadah bagi Tuhan.
Sedangkan pengembangan potensi diri terutama oleh musisi gerejawi diperlukan agar keterampilannya dalam memainkan instrumen untuk mengiringi nyanyian menjadi
lebih baik.
4.3. Peran Nyanyian yang Tak Disadari
Peran nyanyian dalam ibadah hanya dipahami sebagai pelengkap, baik oleh Musisi Gerejawi maupun Pend
eta Jemaat. Kata “pelengkap” penulis pahami sebagai suatu unsur untuk mengisi kekosongan yang ada, yaitu jika tidak ada nyanyian
ibadah dirasa kurang lengkap. Tetapi kata “pelengkap” ini pun bermakna ganda, yaitu nyanyian hanya dipahami sebagai unsur yang dianggap tidak terlalu penting
selain pelayanan Firman. Di dalam bab 2 disampaikan dua keuntungan utama nyanyian dalam ibadah, pertama, keuntungan vertikal yaitu nyanyian berfungsi untuk
menjalin relasi, memuji, menyembah, mendatangkan hadirat Allah, dan mempersiapkan diri untuk menyambut sabda Tuhan melalui pelayanan Firman.
Kedua, keuntungan horisontal, yaitu pengajaran, penginjilan, penguatan dan persekutuan yang erat antar jemaat.
4
Peran nyanyian secara vertikal baru dipahami oleh jemaat sebatas bagian dari ibadah yang mempersiapkan jemaat untuk mendengarkan pelayanan Firman,
sementara peran lain dari nyanyian jemaat seperti: memuji, menyembah, mengucap syukur, dan menyesali perbuatan dosa belum dipahami sama sekali. Seperti yang
diungkapkan oleh White dan Ray di dalam bab 2, bahwa seseorang yang bernyanyi
4
David F. Detwiler, Church Music and Colossian, 365.
dengan indah tidak berbeda dengan seseorang yang berdoa dua kali, karena ketika ia bernyanyi dengan indah, ia harus memahami lirik dan melodi yang disandangnya.
5
Tradisi yang ada di GKMI Pecangaan, seseorang yang bernyanyi dengan mengangkat tangan untuk mengekspresikan penghayatan terhadap lirik lagu yang
dinyanyikan sering kali dianggap berlebihan. Selain itu nyanyian selalu dimaknai sebagai sarana untuk mempersiapkan diri mendengarkan Firman Tuhan, tanpa
menyadari bahwa nyanyian memiliki peran yang lain misalnya: membangun, menguatkan, dan membina persekutuan antar umat percaya.
6
Ketika jemaat bernyanyi bersama-sama dalam kesatuan, disitulah jemaat tengah membangun suatu
persekutuan yang erat dan di dalam persekutuan yang erat inilah jemaat saling menguatkan satu sama lain.
Peran lain nyanyian yaitu pengajaran dan penginjilan pun belum dipahami. Penekanan bahwa pengajaran dan penginjilan hanya ada dalam pelayanan Firman
tidaklah sepenuhnya benar. Melalui nyanyian, jemaat mengenal ajaran Kristen, dan melalui nyanyian jemaat mengenal Kristus. Riemer mengutip ide Luther dan Calvin
yang berpendapat bahwa firman Allah dapat dinyanyikan sehingga masuk ke dalam hati anggota jemaat.
7
Ayat-ayat yang disandangkan pada melodi yang mudah diingat dan dinyanyikan akan menjadi sebuah nyanyian yang lebih efektif untuk mengajar.
8
Pernyataan di atas dikuatkan oleh pendapat Agastya, yaitu pokok-pokok Kekristenan lebih mudah dikenalkan, dipahami dan dihayati umat melalui nyanyian.
9
Selain itu melalui nyanyian setiap anggota jemaat diberi kesempatan untuk memberikan suara terbaik mereka dengan penghayatan yang mendalam sehingga
5
White, Pengantar Ibadah Kristen, 102.
6
Detwiler, Church Music and Colossian, 365.
7
Riemer, Cermin Injil, 172.
8
Riemer, Cermin Injil, 172.
9
Listya, Nyanyian Jemaat dan Perkembangannya , 5.
turut melebur dalam “pertunjukan ibadah”. Kunci dari semua ini terletak pada pemilihan nyanyian yang tepat, maksudnya adalah nyanyian yang disesuaikan
dengan unsur liturgi tetapi juga mudah untuk dipahami, mudah untuk dinyanyikan, memiliki kedalaman teologis, dan merupakan nyanyian kesukaan jemaat. Jika
seluruh anggota jemaat menyenangi sebuah nyanyian, sekalipun itu merupakan nyanyian baru, maka lagu tersebut akan dinyanyikan penuh penghayatan. Jemaat
yang bernyanyi bersama-sama telah menunjukkan wujud partisipasi aktif jemaat dalam peribadatan. Ketika rasa partisipasi aktif ini muncul, maka ibadah tidak lagi
terasa membosankan, tak bermakna atau sekedar ritual keagamaan belaka.
4.4. Musik dan Musisi yang Diharapkan