Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Ateng Arabika (Cofeea arabicaL.) di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara

1
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KOPI ATENG ARABIKA (Coffea Arabica L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN
TAPANULI UTARA
SKRIPSI Oleh :
BERNART J.A. BARUS 080303054
AGROEKOTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Universitas Sumatera Utara

2
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KOPI ATENG ARABIKA (Coffea Arabica L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN
TAPANULI UTARA
SKRIPSI Oleh :
BERNART J.A. BARUS 080303054
AGROEKOTEKNOLOGI Skripsi Sebagai Salah Satu Sya rat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Universitas Sumatera Utara


3

Judul Skripsi
Nama NIM Prog ram Studi Minat

: Eval uas i Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Ateng Arabika (Cofeea arabicaL.) di Kecamatan Muara Kabupate n Tapanuli Utara
: Bernart J. A. Barus : 080303054 : Agroekoteknologi : Ilmu Tanah

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

(Ir. Razali, MP) Ketua

(Ir. Gantar Sitanggang) Anggota

Menge tahui, Ketua Program Studi Agroekoteknologi
(Ir. T. Sabrina, M.Agr, Sc. PhD.) NIP: 19640620 198903 2 001
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Universitas Sumatera Utara


4
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan tanaman kopi (Coffea arabicaL.) di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Dari hasil overlay peta jenis tanah, peta kemiringa n lereng, dan peta ketinggian tempat, diperoleh 3 (tiga) Satuan Peta Lahan (SPL). SPL 1 memiliki luas 741 ha, SPL 2 memiliki luas 13 ha, dan SPL 3 memiliki luas 609 ha. Dengan metode Pencocokan, maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman kopi (Coffea arabicaL.) pada setiap SPL. Pada SPL 1 dan SPL 2 kelas kesesuaian lahan aktualnya adalah S3 (wa,nr) sedangakan kelas kesesuaian lahan potensialnya adalah S3 (wa) dan pada SPL 3 kelas kesesuaian lahan aktualnya adalah S3 (wa,nr,eh) sedangkan kelas kesesuaian lahan potensialnya adalah S3(wa). Kata kunci : Kesesuaian lahan (kopi arabika)
Universitas Sumatera Utara

5
ABSTRACT The objective of this research is to evaluate the land suitability coffea (Coffea arabica L.) in Muara Subdistrict of North Tapanuli District. The methode of this research is the sur vay method. From the results of the overlay from the map of soil types, map of topography, and map of height place, retrieved 3 (three) units of land use map. SPL 1 has a land area of 741 hectares, SPL 2 has a land area of 13 hectares, and SPL 3 has a land area of 609 hectares.With the Matching method, then retrieved the land suitability class actual and potensial class for coffea (Coffea arabicaL.) on each of the SPL. At SPL 1 and SPL 2 are actual land suitability class S3 (wa,nr) while the potential land suitability class is S3 (wa) and at SPL 3 is actual land suitability class S3 (wa,nr,eh) while the potential land suitability class is S3 (wa). Key words : land suitability (coffea)
Universitas Sumatera Utara

6
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan, pada tanggal 14 November 1990 dari Ayahanda R. Barus dan Ibunda Alm. N. br.Pinem. Penulis merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Riwayat Pendidikan - SD Budi Murni 2 Medan, lulus pada tahun 2002. - SMP Santo Thomas 4 Medan, lulus pada tahun 2005. - SMA Santo Thomas 2 Medan, lulus pada tahun 2008. - Tahun 2008 lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur
SNMPTN di Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian. Aktivitas Selama Pendidikan - Anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA) Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.. - Mengikuti Praktek Kerja Lapangan di PTPN IV Kebun Marjandi Juli tahun
2011. - Melaksanakan penelitian di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara.
Universitas Sumatera Utara

7
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini dengan baik. Adapun judul usulan penelitian ini adalah“Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk TanamanKopi Ateng Arabika(Coffea arabica L.)” di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yang telah mendidik dan mendukung penulis selama ini. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Ir. Razali, MP selaku ketua komisi pembimbing da n kepada Bapak Ir. Gantar Sitanggangselaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan serta memberikan masukan berharga kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut membantu dalam penyusunan skrips i ini.

Penulis menyadari dalam penulisan skr ipsi ini terdapat banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun de mi kesempurnaan skrips i ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.
Medan, November 2014 Penulis
Universitas Sumatera Utara

8
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii DAFTAR TABEL..........................................................................................iii PENDAHULUAN
Latar Belakang................................................................................... 1 Tujuan Penelitian ............................................................................... 2 Kegunaan Penelitian .......................................................................... 3 TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah...................................................................................... 4 Evaluasi Lahan................................................................................... 6 Karakteristik Lahan ........................................................................... 9 Sifat Fisik Tanah............................................................................... 11 Sifat Kimia Tanah............................................................................. 16 Syarat Tumbuh Tanaman.................................................................. 18 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian........................................................... 25 Bahan dan Alat Penelitian ................................................................ 25 Metodo logi Penelitian....................................................................... 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ............................................................................................................... 28 Pembahasan...................................................................................... 32 KESIMPULAN DAN SARAN
Universitas Sumatera Utara

9 Kesimpulan..................................................................................................... 34
Saran................................................................................................. 34 DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

10

Nomor

Judul


Halaman

1. Karateristik Kesesuaian Lahan Kopi Arabika (Coffea arabica L.)............ 22

2. Karakteristik lahan da n ke sesuaian lahan unt uk SPL 1.............................. 28

3. Karakteristik lahan dan kesesuaian lahan untuk SPL 2.............................. 29

4. Karakteristik lahan dan kesesuaian lahan untuk SPL 3.............................. 30

5. Kelas Kesesuaian Lahan Aktual dan Potensial Setiap SPL ....................... 32

Universitas Sumatera Utara

4
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan tanaman kopi (Coffea arabicaL.) di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Dari hasil overlay peta jenis tanah, peta kemiringa n lereng, dan peta ketinggian tempat, diperoleh 3 (tiga) Satuan Peta Lahan (SPL). SPL 1 memiliki luas 741 ha, SPL 2 memiliki luas 13 ha, dan SPL 3 memiliki luas 609 ha. Dengan metode Pencocokan, maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman kopi (Coffea arabicaL.) pada setiap SPL. Pada SPL 1 dan SPL 2 kelas kesesuaian lahan aktualnya adalah S3 (wa,nr) sedangakan kelas kesesuaian lahan potensialnya adalah S3 (wa) dan pada SPL 3 kelas kesesuaian lahan aktualnya adalah S3 (wa,nr,eh) sedangkan kelas kesesuaian lahan potensialnya adalah S3(wa). Kata kunci : Kesesuaian lahan (kopi arabika)
Universitas Sumatera Utara

5

ABSTRACT The objective of this research is to evaluate the land suitability coffea (Coffea arabica L.) in Muara Subdistrict of North Tapanuli District. The methode of this research is the sur vay method. From the results of the overlay from the map of soil types, map of topography, and map of height place, retrieved 3 (three) units of land use map. SPL 1 has a land area of 741 hectares, SPL 2 has a land area of 13 hectares, and SPL 3 has a land area of 609 hectares.With the Matching method, then retrieved the land suitability class actual and potensial class for coffea (Coffea arabicaL.) on each of the SPL. At SPL 1 and SPL 2 are actual land suitability class S3 (wa,nr) while the potential land suitability class is S3 (wa) and at SPL 3 is actual land suitability class S3 (wa,nr,eh) while the potential land suitability class is S3 (wa). Key words : land suitability (coffea)
Universitas Sumatera Utara

11
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah merupaka n tubuh alam seba gai tempat tumbuh semua makhluk hidup. Tanah dimanfaatkan oleh manusia dengan cara mengelolahnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia tersebut. Tanah dapat bermanfaat dengan baik apabila manusia dapat juga memeliharanya dan memahami keadaan tanah tersebut dengan baik.Namun karena kurangnya kemapuan manusia dalam memelihara dan memahami khususnya kesesuaian lahan tersebut sehingga manusia tidak dapat memperoleh kebutuhan yang cukup bagi kehidupannya.
Evaluasi lahan adalah suatu penilaian terhadap karakteristik suatu lahan untuk mengetahui potensi lahan tersebut, sehingga penggunan lahan tersebut dapat maksimal. Pengunanan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuannya dapat menyebabkan terjadinya degradasi lahan, oleh sebab itu evaluasi lahan merupaka n hal yang pe nting unt uk dilakuka n agar pe nggun anan lahan sesuai dengan kemampuannya.
Menanam kopi, menjadi pilihan banyak masyarakat di Indonesia, khususnya untuk jenis kopi arabika. Kopi arabika jenis ateng menjadi pilihan banyak petani karena memiliki banyak keunggulan dibandingkan kopi-kopi lain yaitu proses penanaman hingga panennya hanya membutuhkan waktu ± 2tahun. Daerah-daerah yang menjadi penghasil kop i arabika antara lain; Sumatera Utara,
Universitas Sumatera Utara

12
Aceh, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur da n lain seba gainya. Indonesia menjadi prod usen ke-empat terbesar di dunia untuk penghasil kopi saat ini.
Kopi arabika atau kopi ateng juga banyak dikembangkan di Sumatera Utara tepatnya di Kabupaten Tapanuli Utara. Masyarakat yang menanam kopi di daerah ini sudah merasakan manfaatnya. Seperti petani di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara yang dulunya menanam tanaman jagung .
Kecamatan Muara adalah salah satu dari 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara, yang memiliki luas daerah sekitar 79,75 km2. Kecamatan Muara memiliki letak geografis yaitu 02º15’-02º22’ LU dan 98º49’-98º58’ BT. Dan sebagian besar masyarakat di daerah ini memiliki mata pencaharian sebagai petani tanaman kopi arabika atau kopi ateng.
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman kopi arabika (Coffea arabica L.) di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara da n usaha-usaha perbaikannya. Dengan adanya kegiatan penelitian ini, diharapka n petani di kecamatan Muara dapat mengembangkan komoditi ini sesuai dengan potensi lahan yang telah dievaluasi, sehingga produksi yang akan diperoleh dapat meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara.
Universitas Sumatera Utara

13 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian lahan tanaman kopi arabika (Coffea arabica L.) di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara.

Kegunaa n Penelitian – Sebagai bahan infor masi yang berguna bagi pengambil keputusan atau bagi yang
memerlukan dalam budidaya tanaman kopi arabika (Coffea arabica L.) yang sesuai dengan kondisi lahannya di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara. – Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Universitas Sumatera Utara

14
TINJAUAN PUSTAKA
Survei Tanah Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam
dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan wilayah. Makin banyak informasi yang diperoleh dari pelaksanaan survei pada skala yang besar akan memberikan manfaat yang lebih besar, tergantung dengan pe laksanaan sur vei yang dilakukan (Hakim, dkk, 1986).
Survei tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisik dan biologi di lapangan maupun di labor ator ium de ngan tujuan pe ndugaan lahan umum maupun khusus. Survei merupakan sebagian dari proyek, sedangkan proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai sasaran tertentu dan membutuhkan banyak sarana. Oleh karena itu agar survei dapat mencapai sasaran dengan biaya dan waktu seoptimal mungkin, perlu dilakukan perencanaan survei (Abdullah, 1993).
Survei da n pemetaan tanah merupaka n suatu kesatuan yang saling melengkapi dan saling memberi maanfaat bagi peningkatan kegunaannya. Kegiatan survei dan pemetaan tanah menghasilkan laporan dan peta-peta. Laporan survei berisikan uraian secara terperinci tentang tujaun survei, keadaan fisik dan
Universitas Sumatera Utara

15
lingkungan lokasi survei, keadaan tanah, klasifikasi dan interpretasi kemampuan lahan serta saran/rekomendasi.(Sutanto, 2005)
Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan, menganalisis dan memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah yang sama dan hampir sama sifatnya ke dalam satuan peta tanah tertentu dengan mengamati profil tanah atas warna, struktur, tekstur, konsistensi, sifat-sifat kimia dan lain- lain (Hardjowigeno, 1995).
Interpretasi terhadap hasil survei tanah bagi pengembang sampai saat ini meliput i :
1. Pendugaan potensi produksi jenis-jenis tanaman utama pada setiap tipe tanah di bawah tingkat pengelolaan tertentu.
2. Kebutuhan masukan (input) bagi setiap jenis tanaman, yakni sebesar input yang perlu bagi setiap level produksi yang diinginkan atau setiap tipe tanah tertentu.
3. Kemungkina n peruba han pe rilaku setiap tipe tanah akibat irigasi. 4. Kemungkinan pembuatan drainase buatan. 5. Pendugaan respon terhadap penggunaan pupuk dan kapur yang banyak
dikonsumsi oleh sifat-sifat tanah yang permanen berdasarkan tingkat kesuburan yang ditunjukka n oleh uji tana h (Hakim, dkk, 1986).

Tanah harus ditentuka n sifat-sifatnya di lapangan dalam keadaan yang sewajar-wajarnya dengan melihat ciri-ciri mor fologi yang merupaka n hasil genesa
Universitas Sumatera Utara

16
tanah yang dipengaruhi oleh : iklim, vegetasi, topografi, bahan induk dan waktu. Jadi jenis tanah sebagai bagian dari permukaan bumi harus diketahui tempat dan penyebarannya (Darmawijaya, 1997).
Evaluasi Kesesuaian Lahan Evaluasi lahan merupaka n proses pe ndugaan po tensi lahan untuk
macam–macam alternatif penggunaannya. Evaluasi lahan melibatkan pelaksanaan survei atau penelitian bentuk bentang alam, sifat dan distribusi tanah, macam dan distribusi vegetasi dan aspek–aspek lahan yag lain. Keseluruha n evaluasi lahan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membuat perbandingan dari macam–macam penggunaan lahan yang memberikan harapan positif (Abdullah, 1993).
Kesesuaian lahan suatu wilayah untuk satu pengembangan pertanian pada dasarnya ditentukan oleh kecocokan antara sifat kimia dan fisik lingkungan yang mencakup iklim, tanah, topo grafi, batuan dipermukaan dan persyaratan penggunaan lahan atau persyaratan tumbuh tanaman. Jika sifat fisik potensial dikembangkan untuk komoditas tersebut, maka penggunaan tertentu dengan mempertimbangkan berbagai asumsi akan mampu memberi hasil sesuai dengan yang diinginkan (Djaenudindkk., 2003).
Tujuan dari evaluasi lahan (land evaluation and land assessment) adalah menentuka n nilai po tensi suatu lahan untuk tujuan tertentu. Usaha ini dapat
Universitas Sumatera Utara

17
dilakuka n melakuka n usaha klasifikasi teknis bagi suatu daerah (Hardjowigeno, 1995).
Menurut FAO (1976) kegiatan utama dalam mengevaluasi lahan adalah sebagai berikut :
1. Konsultasi pendahuluan meliputi pekerjaan-pekerjaan persiapan antara lain pe netapan yang jelas tujuan evaluasi, jenis data yang digunaka n, asumsi yang akan digunakan mengevaluasi, daerah penelitian serta intensitas dan skala survei.
2. Deskripsi dari jenis penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan dan persyaratan-persyaratan yang diperluka n.
3. Membandingkan jenis penggunaan lahan dengan tipe-tipe lahan yang ada. Ini merupakan proses penting dalam evaluasi lahan, dimana data penggunaan lahan serta informasi- informasi ekonomi dan sosial digabungkan dan dianalisis secara bersama-sama.
4. Hasil dari empat butir tersebut adalah klasifikasi kesesuaian lahan. 5. Penyajian dari hasil- hasil evaluasi.
Dalam penelitian kelas kesesuaian lahan menurut Husein (1980), digolongkan atas dasar kelas-kelas kesesuaian lahan sebagai berikut :
1. Kelas S1 : Sangat Sesuai (highly suitable), lahan tidak mempunyai pe mbatas yang serius untuk menerapkan pengelolaan yang diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti secara nyata terhadap

Universitas Sumatera Utara

18
produksinya dan tidak akan menaikkan masukan atas apa yang telah biasa dilakuka n. 2. Kelas S2 : Sesuai (moderately suitable), lahan mempunyai pembatas yang agak serius untuk mempe rtahanka n tingkat pe ngelolaannya yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi atau keuntungan dan meningka tka n masukan yang dipe rluka n. 3. Kelas S3 : Kurang Sesuai (marginally suitable), lahan mempunyai pembatas yang serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaannnya yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan keunt ungan atau lebih meningka tka n masuka n yang diperlukan. 4. Kelas N : Tidak Sesua i (not suitable), lahan yang mempunyai faktor pembatas yang sangat berat dan/atau sulit diatasi.
Dalam kesesuaian lahan dikenal kesesuaian lahan aktual yaitu kesesuaian lahan yang dilakuka n pada ko ndisi pe nggun aan lahan seka rang tanpa masuka n perbaikan dan kesesuaian lahan potensial yaitu kesesuaian lahan yang dilakukan pada kondisi setelah diberikan masukan perbaikan seperti : penambahan pupuk, pengairan atau terasering; tergantung dari jenis faktor pembatasnya. Penilaian kesesuaian lahan dilakukan dengan mencocokkan (matching) antara kualitas lahan dan ka rakteristik lahan (sifat fisik dan kimia lahan) sebagai parameter dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan persyaratan penggunaan atau persyaratan tumbuh tanaman atau komoditas pertanian yang dievaluasi (Djaenudin dkk., 2003).
Universitas Sumatera Utara

19
Penilaian kesesuaian lahan be rtujuan untuk menduga tingka t kesesuaian suatu lahan untuk berbagai kemungkinan penggunaan lahan. Penilaian ini berdasarkan beberapa sifat-sifat lahan (land characteristic) yang dihubungka n dengan persyaratan tumbuh tanaman yangakan dike mba ngkan. Penilaian kesesuaian lahan dilakuka n pada ko ndisi aktual (current suitability) da n kondisipotensial (potentially suitability). Kondisi aktual berdasarkan penilaian parameter pada saat survey dilakukan, sedangkan kondisi potensial berdasarkan perkiraan kondisi lahan setelah adanya usaha perbaikan (land improvement) dilakukan. Usaha perbaikan dapat dilakukan oleh petani (Muslihat, 2001).
Karakteristik Lahan
Karakteristik lahan ada lah sifat lahan yang dapa t diukur atau diestimasi, penggunaan karakteristik lahan untuk keperlua n evaluasi lahan bervariasi. Karakteristik lahan yang digunakan adalah : temperatur udara, curah hujan, lamanya masa kering, kelembaban udara, drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman tanah, kapasitas tukar kation, kejenuhan basa, pH, H2O, C-organik, salinitas, alkalinitas, kedalaman bahan sulfidik, lereng, bahaya erosi, genangan, batuan di permukaan dan singkapan batuan (FAO, 1983).
1. Temperatur udara : merupakan temperatur udara tahunan dan dinyatakan da lam oC.
2. Curah hujan : merupaka n curah hujan rerata tahunan yang dinya taka n da lam mm.
Universitas Sumatera Utara

20
3. Lamanya masa kering : merupakan jumlah bulan kering berturut-turut dalam setahun dengan jumlah curah hujan < 60 mm.
4. Kelembaban udara : merupakan kelembaban udara rerata tahunan dan dinyatakan dalam %.
5. Drainase : merupakan laju perkolasi air ke dalam tanah terhadap aerasi udara dalam tanah.
6. Tekstur : menyatakan istilah dalam distribusi partikel tanah halus dengan ukuran < 2 mm.

7. Bahan kasar : menyatakan volume dalam persen dan adanya bahan kasar dengan ukuran > 2 mm.
8. Kedalaman tanah : menyatakan dalamnya lapisan tanah dalam cm yang dapat dipakai dalam perkembangan perakaran dari tanaman yang dievaluasi.
9. KTK liat : menyatakan kapasitas tukar kation dari fraksi liat. 10. Kejenuhan basa : jumlah basa-basa (NH4OAc) yang ada dalam 100 g contoh
tanah. 11. Reaksi tanah : nilai pH tanah; pada lahan kering yang dinyatakan dengan data
laboratorium, sedangkan pada lahan basah diukur di lapangan. 12. C-organik : kandungan karbon organik tanah dinyatakan dalam %. 13. Salinitas : kandungan garam terlarut pada tanah yang dicerminkan oleh daya
hantar listrik, d inyatakan dalam dS/m. 14. Alkalinitas : kandungan natrium dapat ditukar, dinyatakan dalam %. 15. Kedalaman sulfidik : dalamnya bahan sulfidik diukur dari permukaan tanah
sampai batas atas lapisan sulfidik, dinyatakan dalam cm.
Universitas Sumatera Utara

21
16. Lereng : menyatakan kemiringan lereng diukur dalam %. 17. Bahaya erosi : bahaya erosi diprediksi dengan memperhatikan adanya erosi
lembar permukaan (sheet erosion), erosi alur (reel erosion), dan erosi parit (gully erosion), atau dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang (rata-rata) pertahun. 18. Genangan : jumlah lamanya genangan dalam bulan selama satu tahun. 19. Batuan di permuka an : volume batuan (dalam %) yang ada di pe rmukaan tanah/lapisan olah. 20. Singkapan batuan : volume batuan (dalam %) yang ada dalam solum tanah.
Setiap satuan peta lahan/tanah yang dihasilkan dari kegiatan survei dan/atau pemetaan sumber daya lahan, karakteristik lahan dapat dirinci dan diuraikan yang mencakup keadaan fisik lingkungan dan tanahnya. Data tersebut digunakan untuk keperluan interpretasi dan evaluasi lahan bagi komoditas tertentu.
Sifat Fisik Tanah
Drainase tanah
Drainase itu suatu proses menghilangnya air yang berkelebihan secepat mungkin dari profil tanah, terutama dari lapisan permukaan dan subsoil bagian atas. Kalau drainase dari rawa – rawa dan daerah – daerah yang tergenang air merupaka n suatu hal ya ng pe nting, drainase tanah yang sudah diolah kerap kali jauh lebih penting.Boleh dikatakan, bahwa drainase tanah pertanian ialah yang
Universitas Sumatera Utara

22
paling penting dalam setiap masyarakat, bahkan di daerah kering, terutama dimana irigasi dilaksanakan (Buckman dan Brady, 1982).

Tujuan utama drainase pada pertanian dan kehutanan adalah menurunkan dataran air untuk meningkatkan kedalaman perakaran. Drainase menurunkan kandungan air pada musim semi, yang menyebabkan tanah menjadi hangat dan lebih cepat (Foth, 1998).
Kelas drainase tanah dibedakan dalam tujuh kelas sebagai berikut :
1. Cepat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi sampai sangat tinggi dan daya menahan air rendah. Tanah demikian tidak cocok untuk tanaman tanpa irigasi. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan aluminium serta warn agley (reduksi).
2. Agak cepat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi dan daya menahan air rendah. Tanah demikian hanya cocok untuk sebagian tanaman kalau tanpa irigasi. C iri yang dapa t dike tahui di lapa ngan, yaitu tanah berwarna homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan aluminium serta warna gley (reduksi).
3. Baik, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang dan daya menahan air sedang, lembab, tapi tidak cukup basah. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan atau mangan serta warn agley (reduksi) pada lapisan samp≥a1i 00 cm.
4. Agak baik, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang sampai agak rendah dan da ya menahan air rendah, tanah basah dekat ke permukaan. Tanah
Universitas Sumatera Utara

23
demikian cocok untuk berbagai tanaman. Ciri yang dapat diketahui di lapa ngan, yaitu tanah berwarna homogeny tanpa be rcak atau karatan besi da n atau mangan serta warn agley (reduksi) pada lapisan sampai≥ 50 cm. 5. Agak terhambat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik agak rendah dan daya menahan air rendah sampai sangat rendah, tanah basah sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapa ngan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan atau mangan serta warn agley (reduksi) pada lapisan sampa≥i 25 cm. 6. Terhambat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik rendah dan daya menahan air rendah sampai sangat rendah, tanah basah untuk waktu yang cukup lama sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah mempunyai warn agley (reduks i) dan bercak atau karatan besi da n atau mangan seikit pada lapisan sampai permukaan. 7. Sangat terhambat, tanah dengan konduktivitas hidrolik sangat rendah dan daya menahan air sangat renda h, tanah basah secara permanen da n tergenang untuk waktu yang cukup lama sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah mempunyai warna gley (reduksi) permanen sampai pada lapisan pe rmukaan (Djaenudin, dkk, 2003).
Kedalaman tanah
Universitas Sumatera Utara

24
Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman tanah yang masih dapat ditembus akar tanaman. Banyaknya perakaran, baik akar halus maupun akar kasar, serta dalamnya akar – akar tersebut dapat menembus tanah dan bila tidak dijumpai akar tanaman, maka kedalaman efektif ditentukan berdasarkan kedalaman solum tanah (Hardjowigeno, 1995). Kedalaman tanah dibedakan menjadi : - Sangat dangkal : < 20 cm - Dangkal : 20 – 50 cm - Sedang : 50 – 75 cm - Dalam : > 75 cm (Djaenudin, dkk, 2003).
Tekstur tanah Tekstur tanah adalah perbandingan kandungan partikel – partikel tanah
primer berupa fraksi liat, debu dan pasir dalam suatu massa tanah. Partikel – partikel primer itu mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda – beda dan dapat digolongkan kedalam tiga fraksi tersebut. Ada yang berdiameter besar sehingga dengan mudah dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi ada pula yang sedemikian halusnya, seperti koloidal, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (Sarief, 1986).
Universitas Sumatera Utara

25

Partike l – partikel tanah (tekstur tanah) yang dikelompokkan berdasarkan atas ukuran tertentu disebut fraksi (partikel) tanah, fraksi ini dapat menjadi kasar ataupun halus. Menurut sistem MOHR fraksi tanah pasir mempunyai ukuran 2.000.05 mm, debu 0.05-0.005 mm dan liat 0.005 mm (Sutedjo dan Kartasapoetra, 1991).
Pengelompokkan kelas tekstur yang digunakan adalah : - Halus (h) : liat berpasir, liat, liat berdebu. - Agak halus (ah) : lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat
berdebu. - Sedang (s) : lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu
lempung berpasir. - Agak kasar (ak) : pasir berlempung. - Kasar (k) : pasir. - Sangat halus (sh) : liat (tipe mineral 2 : 1) (Djaenudin, dkk, 2003).
Bahaya banjir
Ancaman banjir sangat perlu diperhatikan dalam pengelolaan lahan pertanian karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. (Hardjowigeno, 1995) mengelompokkan bahaya banjir sebagai berikut : f0 = tidak ada banjir di dalam periode satu tahun
Universitas Sumatera Utara

26
f1 = ringan yaitu periode kurang dari satu bulan banjir bisa terjadi dan bisa tidak. f2 = sedang yaitu selama 1 bulan dalam setahunterjadi banjir. f3 = agak berat yaitu selama 2-5 bulan dalam setahun dilanda banjir. f4 = berat yaitu selama 6 bulan lebih dalam setahun dilanda banjir. Batuan permukaa n
Batuan pe rmukaan adalah ba tuan yang tersebar diatas permukaan tanah dan berdiameter lebih besar dari 25 cm berbentuk bulat atau bersumbu memanjang lebih dari 40 cm berbentuk gepeng. (Arsyad, 1989) mengelompokkan penyebaran batuan diatas permukaan tanah sebagai berikut : - b0 = Tidak ada : kurang dari 0,01 % dari luas areal . - b1 = Sedikit : 0,01% sampai 3 % permukaan tanah tertutup, pengolahan
tanah dengan mesin agak tergangu tetapi tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. - b2 = Sedang : 3% sampai 15 % permuka an tanah tertutup ; pengolahan tanah mulai agak sulit dan luas areal produktif agak berkurang. - b3 = banyak : 15 sampai 90 % permukaan tanah tertutup; pengolahan tanah dan penanaman menjadi sangat sulit. - b4 = Sangat banyak : lebih dari 90 % permukaan tanah tertutup ; tanah sama seka li tidak dapat digunakan untuk produksi pertaniaan.
Universitas Sumatera Utara

27
Terdapatnya batu-batuan baik dipermukaan maupun di dalam tanah dapat mengganggu perakaran tanaman serta mengurangi kemampuan tanah untuk berba gai pe nggun aan. Oleh ka rena itu jumlah da n ukuran ba tuan yang ditemukan perlu dicatat dengan baik (Hardjowigeno, 1995).
Sifat Kimia Tanah
Kapasitas tukar kation (KTK)
Kemampuan tukar kation ialah kapasitas tanah menyerap dan mempertukarkan ion. Ion dapat berupa kation dan besarnya disebut kapasitas tukar kation (KTK) atau berupa anion yang besarnya disebut kapasitas tukar anion (KTA). KTK dan KTA masing- masing diukur menurut jumlah maksimum kation dan anion yang dapat diserap tanah (Notohardiprawiro, 1998).
Salah satu sifat kimia tanah sawah yang berkaitan erat dengan ketersediaan hara ba gi tana man dan menjadi indikator kesuburan tanah adalah kapasitas tukar kation (KTK) atau Cation Exchange Cappa city (CEC). KTK merupaka n jumlah total kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid yang bermuatan negatif (Noor, 2004). Kejenuhan bas a (KB)
Kejenuhan basa merupaka n suatu sifat yang berhubungan de ngan KTK. Terdapat juga korelasi positif antara % kejenuhan basa dan pH tanah. Umumnya, terlihat bahwa kejenuhan basa tinggi jika pH tanah tinggi. Kejenuhan basa sering
Universitas Sumatera Utara

28
dianggap sebagai petunjuk tingkat kesuburan tanah. Kemudian pelepasan kation terjerap untuk tanaman tergantung pada tingkat kejenuhan basa. Suatu tanah dianggap sangat subur jika kejenuhan basan≥y8a0%, berkesuburan sedang jika kejenuhan basanya antara 50 dan 80%, dan tidak subur jika kejenuhan basanya ≤ 50% + (Tan, 1998). pH tanah
pH tanah merupaka n suatu ukuran intens itas ke masaman, buka n ukuran total asam yang ada di tanah tersebut. Pada tanah-tanah tertentu seperti tanah liat berat, gambut yang mampu menahan perubahan pH atau kemasaman yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang berpasir (Mukhlis, 2007).
Perana n pH tanah :
a. Mempengaruhi ketersediaan unsur hara tanaman b. Memepengaruhi nilai kapasitas tukar kation (KTK), terutama kejenuhan basa
(KB) suatu tanah c. Mempengaruhi keterikatan unsur P d. Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme e. Mempengaruhi perubahan muatan listrik pada permukaan kompleks liat atau
humus
(Sarief, 1986).
Kemasaman tanah (pH) dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara

29

pH < 4,5 (sangat masam)

pH 6,6 – 7,5 (netral)

pH 4,5 – 5,5 (masam)

pH 7,6 – 8,5 (agak alkalis)

pH 5,6 – 6,5 (agak masam)

pH > 8,5 (alkalis)

(Arsyad, 1989)

C-organik Tanah

Bahan organik memainkan banyak peran penting di dalam tanah. Karena bahan organik tanah berasal dari sisa-sisa tumbuhan, bahan organik tanah pada mulanya mengandung semua hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan or ganik itu sendiri mempengaruhi struktur tanah da n cenderung untuk menaikka n ko ndisi fisik yang dikehendaki (Foth, 1994).

Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya tidak besar hanya sekitar 3 – 5%, tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Adapun pengaruh bahan organik terhadap sifat tanah dan akibatnya juga terhadap pertumbuhan tanaman adalah :

- Sebagai granulator yaitu memperbaiki struktur tanah - Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro lainnya - Manamba h ke mampuan tanah unt uk menahan unsur-unsur hara (kapasitas
tukar kation menjadi tinggi) - Sumber energi bagi mikroorganisme - Menambah kemampuan tanah

Universitas Sumatera Utara

30
(Hardjowigeno, 1995). KLASIFIKASI IKLIM SCHMIDT-FERGUSON
Sistem klasifikasi iklim ini banyak digunakan dalam bidang kehutanan dan perkebunan serta suda h sangat dike nal di Indo nesia.
Kriteria yang digunakan adalah dengan penentuan nilai Q, yaitu perbandingan antara bulan kering (BK) dan bulan basah (BB) dikalikan 100% (Q = BK / BB x 100%).
Klasifikasi ini merupakan modifikasi atau perbaikan dari sistem klasifikasi Mohr (Mohr menentukan berdasarkan nilai rata-rata curah hujan bulanan selama periode pengamatan). BB dan BK pada klasifikasi Schmidt-Ferguson ditentuka n tahun demi tahun selama periode pengamatan yang kemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya.
Kriteria bulan basah dan bulan kering (sesuai dengan kriteria Mohr) adalah : 1. Bulan Basah (BB)
Bulan de ngan curah hujan > 100 mm 2. Bulan Lembab (BL)
Bulan de ngan curah hujan antara 60 – 100 mm 3. Bulan Kering (BK)
Universitas Sumatera Utara

31

Bulan de ngan curah hujan < 60 mm

Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson ditentukan dari nilai Q yang dikelompokkan menjadi 8 tipe iklim, yaitu :

Tabel 3. K lasifikasi Schmidt-Ferguson

Tipe Iklim A B C

Nilai Q (%) < 14,3 14,3 – 33,3 33,3 – 60,0

D 60,0 – 100,0 E 100,0 – 167,0 F 167,0 – 300,0 G 300,0 – 700,0 H > 700,0

Keadaan Iklim dan Vegetasi Daerah sangat basah, hutan hujan tropika Daerah basah, hutan hujan tropika Daerah agak basah, hutan rimba, daun gugur pada musim kemarau Daerah sedang, hutan musim Daerah agak kering, hutan sabana Daerah kering, hutan sabana Daerah sangat kering, padang ilalang Daerah ekstrim kering, padang ilalang

KLASIFIKASI IKLIM OLDEMAN
Kriteria bulan basah (wet month), bulan lembab (humid month) dan bulan kering (dry month) menurut Oldeman adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

32

Bulan Basah (BB) : Bulan dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm Bulan Lembab (BL) : Bulan dengan rata-rata curah hujan 100-200 mm Bulan Kering (BK) : Bulan de ngan rata-rata curah hujan kurang dari 100 mm

Selanjutnya dalam penentuan klasifikasi iklim Oldeman menggunakan ketentuan panjang periode bulan basah dan bulan kering berturut-turut.

Tipe utama klasifikasi Oldeman dibagi menjadi 5 tipe yang didasarkan pada jumlah pada jumlah bulan basah berturut-turut. Sedangkan sub divisinya dibagi menjadi 4 yang didasarkan pada jumlah bulan kering berturut-turut.

Oldeman membagi tipe iklim menjadi 5 katagori yaitu A, B, C, D dan E.

Tipe A : Bulan-bulan basah secara berturut-turut lebih dari 9 bulan. Tipe B : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 7 sampai 9 bulan. Tipe C : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 5 sampai 6 bulan. Tipe D : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 3 sampai 4 bulan. Tipe E : Bulan-bulan basah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan.

Tabel 1. Tipe Utama

NO. TIPE UTAMA PANJANG BULAN BASAH (BULAN)

1. A

>9

Universitas Sumatera Utara

2. B 3. C 4. D 5. E

33
7-9 5-6 3-4 3.000

rata-rata (mm)

1.800-2.000 800-1.000

16 >50 5,6-6,6

15-35 75-100
1,2 F0

Universitas Sumatera Utara

40

Penyiapan lahan

(lp)

Batuan

di

permukaan (%)

Singkapan batuan

(%)

25

Sumber: Djaenudin, dkk, 2003

Kondisi Umum Wilaya h Penelitian

Kecamatan Muara merupakan kecamatan yang terkecil di Kabupaten Tapanuli Utara yaitu seluas 79,75 km2 atau 2,10 % dari luas lahan Kabupaten Tapanuli Utara. Kecamatan Muara memiliki letak geografis yaitu 02º15’-02º22’ LU dan 98º49’-98º58’ BT. Berdasarkan informasi terakhir kecamatan Muara memiliki total luas lahan tanaman kopi arabika sebesar 56 ha dengan produksi 366,80 ton dengan rata-rata produksi 65,50 Kw/ha (BPS, 2011).

Adapun peta administrasi Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 1. Peta administrasi Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara

1

Tapanuli Uta ra

Universitas Sumatera Utara

1
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara (02º15’-02º22’ LU dan 98º49’-98º58’ BT) dengan ketinggian tempat 900 sampai dengan 1640meterdi atas permukaan laut yang dilaksanakan dari bulan Mei 2013 sampai dengan September 2013 dan Laboratorium System Informasi Global (GIS). Analisis Tanah dilaksanakan di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara serta Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara.
Bahan dan Alat Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah yang diambil dari setiap Satuan Peta Lahan (SPL), serta bahan-bahan yang digunakan untuk analisis di laboratorium. Adapun alat yang digunakan adalah Peta Kecamatan Muara, Peta Jenis Tanah, Peta Kemiringan Lereng, GPS (Global Positioning System), bor tanah, kertas label, kantong plastik, karet gelang, cangkul, kamera untuk mendokumentasi kegiatan, spidol, alat tulis, serta alat-alat ya ng digunakan untuk analisis di laboratorium.
Universitas Sumatera Utara

2
Metode Penelitian Penelitian ini dilakuka n de ngan metode sur vei yang terdiri dari tiga tahapa n, yaitu seba gai berikut: Tahap pe rsiapan Sebelum kegiatan penelitian dilakukan maka terlebih dahulu diadakan rencana penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing, telaah pustaka, penyusunan usulan penelitian, pengadaan peta-peta yang dibutuhkan, dan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini. Pengumpulan data iklim untuk Kecamatan Muara selama 10 tahun (2002-2012) diperoleh dari Stasiun Klimatologi meliputi data: curah hujan, temperatur, dan kelembaban udara. Perolehan Satuan Peta Lahan (SPL) ditentukan dengan teknik overlay berdasarkan peta jenis tanah, peta kemiringan lereng, dan peta ketinggian tempat yang dihasilkan dari peta topografi dengan skala 1:50000. Tahap kegiatan di lapanga n - Pengamatan karakteristik lahan pada setiap Satuan Peta Lahan (SPL) di lapa ngan yaitu: 1. Drainase: Dengan melihatnya ada tidaknya karatan/ konkresi tanah pada setiap SPT dilaksanaka n dengan mengebo r tanah setiap kedalaman 10 cm.
Universitas Sumatera Utara

3
2. Tekstur: tanah diambil setiap SPT dan diukur di laboratorium pertanian USU dengan metode hydrometer.
3. Kedalaman tanah : mengebor tanah setiap kedalaman 20 cm ada tidaknya akar.
4. KTK : tanah diambil setiap SPT kemudian diukur di laboratorium pertanian USU dengan metode ekstraksi NH4OAc pH 7
5. pH: tanah diambil setiap SPT kemudian diukur di laboratorium pertanian USU dengan metode elektrometri (1 : 2,5).
6. Kejenuhan Basa: tanah diambil setiap SPT kemudian diukur di laboratorium pertanian USU NH4 Asetat 1 N pH 7NH4 Asetat 1 N pH 7.
7. C-organik : tanah diambil setiap SPT kemudian diukur di laboratorium pertanian USU dengan metode Walkey and Black.
8. Lereng : diukur dengan menggunakan alat climonometer - Pengambilan sampel tanah di setiap Satuan Peta Lahan (SPL) dilakuka n
secara zig- zag dengan jarak 500 meter pada kedalaman 0-30 cm lalu dikompositkan dari beberapa lokasi pada SPL yang sama. Kemudian dimasukkan sampel tanah tersebut ke dalam plastik dengan berat tanah + 2 kg serta diberi label lapangan. Tahap pengo lahan data
Pengolahan data dilakuka n de ngan metode Matching yaitu membandingkan karakteristik lahan pada setiap SPL dengan kriteria kelas kesesuaian lahan tanaman kopi arabika (Coffea arabica L.) menurut Djaenudin,
Universitas Sumatera Utara

4

dkk (2003). Karakteristik lahan yang digunakan sebagai parameter dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Temperatur (tc) – Temperatur rata-rata (0C) :

6. Bahaya erosi (eh) - lereng

– Ketinggian tempat (m dpl)

- Bahaya eros i

2. Ketersediaan air (wa)

7. Bahaya banjir (fh)

– Curah hujan tahunan rata-rata (mm)

- Genangan

3. Ketersediaan oksigen (oa)

8. Penyiapan lahan (lp)

- Drainase

- Batuan di Permuka an (%)

4. Media perakaran (rc)

- Singkapa n Batuan (%)

- Tekstur metode hydrometer

– Bahan kasar (%)

– Kedalaman tanah (cm)

5. Retensi hara (nr)

– KTK (me/100 g) metode ekstraksi NH4OAc pH 7 – pH H2O metode elektrometri (1 : 2,5) – Kejenuhan basa (%) NH4 Asetat 1 N pH 7 – C-organik (%) metode Walkey and Black

Universitas Sumatera Utara

5
HASIL DAN PEMBAHASAN Has il
a. Iklim Data iklim yang diperoleh dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika) yang mencakup kawasan Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara yaitu, curah hujan, temperatur, untuk jangka waktu 10 tahun terakhir (2003 – 2012) dapat dilihat dari Tabel 1 dan 2.
Adapun data-data iklim yang diperolehdengan rata-rata sebagaiberikut : - Curah hujan rata-rata tahunan : 2513 mm - Suhu udara rata-rata tahunan : 19,53 °C

Tabel 1. Data CurahHujanKecamatanMuaraKabupatenTapanuli Utara 10 TahunTerakhir(2003-2012)

Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

CURAH HUJAN (mm)

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep

Oct Nov Dec Total

370.0 330.0 224.0 261.0 110.0 323.0 280.0 212.0 247.0 426.0 123.0 336.0 42.0 62.0 199.0 31.0 161.0 138.0 239.0 152.0 85.0 66.0 123.0 202.0 297.0 106.0 143.0 195.0 142.0 125.0 46.0 81.0 217.0 260.0 263.0 383.0 134.0 311.0 184.0 164.0 376.0 84.0 260.0 330.0 141.0 267.0 83.0 270.0 153.0 220.0 289.0 247.0 22.0 171.0 44.0 175.0 175.0 142.0 240.0 182.0 189.0 88.0 91.0 130.0 225.0 149.0 210.0 221.0 242.0 88.0 15.0 129.0

144.0 303.0 307.0 291.0 3155.0 335.0 464.0 332.0 392.0 2933.0 104.0 161.0 269.0 184.0 1884.0 322.0 354.0 385.0 204.0 2400.0 295.0 269.0 241.0 164.0 2885.0 162.0 376.0 273.0 250.0 2872.0 143.0 207.0 314.0 291.0 2276.0 261.0 127.0 143.0 165.0 1933.0 127.0 210.0 376.0 251.0 2243.0

Universitas Sumatera Utara

6

2012 221.0 251.0 220.0 201.0 57.0 91.0 228.0 290.0 Rata-rata 244.2 210.6 221.1 250.8 116.4 153.6 129.3 168.4

99.0 239.0 342.0 311.0 2550.0 199.2 271.0 298.2 250.3 2513.1

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan Muara memiliki curah hujan tahunan rata-rata sebesar 2513 mm. Bila dicocokkan dengan kesesuaian lahan unt uk tanaman kopi arabika, Kecamatan Muara memiliki kelas kelas kesesuaian lahannya menjadi sesuai marginal / S3.
Data temperatur yang mencakup Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara untuk 10 tahun terakhir (2003-2012), dapat diihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Data TemperaturKecamatanMuaraKabupatenTapanuli Utara 10 Tahun Terakhir(2003-2012)

Tahun

TEMP ERATUR (°C) Ratarata/
Jan Fe b Mar Apr May Jun Jul Aug Se p Oct Nov De c tahun

2003 20.0 20.3 20.2 20.5 20.0 19.9 19.7 19.8 19.8 19.6 20.4 20.3 20.04

2004 20.2 20.2 20.3 20.5 20.0 19.8 19.5 19.3 20.0 20.0 20.1 20.2 20.00

2005 19.7 19.8 19.9 20.0 20.1 20.0 19.9 19.5 20.5 20.2 20.3 20.2 20.00

2006 20.1 20.3 20.3 20.3 20.3 20.2 19.6 19.7 19.9 20.1 20.2 20.3 20.10

2007 19.9 20.2 20.4 20.6 20.4 20.1 19.5 19.