Evaluasi Kesesuaian Lahan Pada Tanaman Pengganti Nenas (Jeruk, Markisa Dan Manggis) Di Desa Sipahutar Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADA TANAMAN
PENGGANTI NENAS (JERUK, MARKISA DAN MANGGIS)
DI DESA SIPAHUTAR KECAMATAN SIPAHUTAR
KABUPATEN TAPANULI UTARA

SKRIPSI

OLEH

JIMRAD AMRON SINAGA
030303041
ILMU TANAH

DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Universitas Sumatera Utara


EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADA TANAMAN
PENGGANTI NENAS (JERUK, MARKISA DAN MANGGIS)
DI DESA SIPAHUTAR KECAMATAN SIPAHUTAR
KABUPATEN TAPANULI UTARA

SKRIPSI

OLEH

JIMRAD AMRON SINAGA
030303041
ILMU TANAH
Usulan Penelitian Sebagai Salah Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing

( Prof. Ir. Zulkifli Nasution, MSc,PhD )
Ketua


( Ir. Posma Marbun, MP )
Anggota

DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “Evaluasi Kesesuaian Lahan Pada
Tanaman Pengganti Nenas (Jeruk, Markisa dan Manggis) di Desa Sipahutar
Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara” yang merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Departemen Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian,Universitas Sumatera Utara,Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Prof. Ir. Zulkifli Nasution, MSc, PhD selaku Ketua Komisi Pembimbing, dan
kepada

Ir. Posma Marbun, MP selaku Anggota Komisi Pembimbing, dan

kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam memberikan arahan dan
masukan-masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,mengingat
keterbatasan penulis dan kurangnya sarana pendukung. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi
penyempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga usulan
penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juni 2009
Penulis

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRACT
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................
Tujuan Penelitian ..............................................................................
Kegunaan Penelitian ..........................................................................

1
2
3

TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................
Bahan dan Alat.....................................................................................
Metode Penelitian ................................................................................
Pelaksanaan Penelitian ......................................................................
Tahap Persiapan ........................................................................
Analisa Kesesuaian Lahan .........................................................
Parameter Yang Diamati .............................................................

20
20
20
21
21
22
24

BOTANI TANAMAN
Tanaman Jeruk ..................................................................................
Syarat Tumbuh Jeruk (Citrus, sp) ...............................................

Iklim ...............................................................................
Tanah ..............................................................................
Tanaman Markisa ................................................................................
Syarat Tumbuh Markisa (Passiflora edulis f. edulis)……………
Iklim……………………………………………………...
Tanah……………………………………………………..
Tanaman Manggis…………………………………………………….
Syarat Tumbuh Manggis (Garcinia mangostana L.)....................
Iklim...................................................................................
Tanah.................................................................................

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ....................................................................................................
Kualitas dan Karakteristik Lahan............................................
Evaluasi Lahan........................................................................
Pembahasan........................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .......................................................................................

Saran .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Evaluasi lahan adalah proses penilaian lahan untuk berbagai macam
penggunaan untuk tujuan tertentu. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui kelas
kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk, markisa dan manggis di Desa Sipahutar,
Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara.
Penelitian dilakukan di Desa Sipahutar. Penelitian ini dimulai dari bulan
Pebruari sampai Mei 2008.
Penelitian ini dimulai dari telaah pustaka, pengumpulan data-data yang
berkaitan dengan penggunaan lahan, survey lahan dan pelaksanaan penelitian
yang meliputi pengeboran tanah pada SPT1 dan SPT2 serta penggalian profil
untuk memperoleh data lapangan. Pengambilan sampel tanah dari pengeboran dan
penggalian profil tanah yang dicampur secara komposit untuk analisa
laboratorium.
Hasil penelitian menunjukkan kelas kesesuaian lahan di Desa Sipahutar

pada SPT1 tidak sesuai secara aktual untuk kelas kejenuhan basa, kelas
temperatur (markisa) dan kelas ketersediaan air (manggis), dan pada SPT2 adalah
tidak sesuai secara aktual untuk kelas kejenuhan basa, kelas temperatur (markisa)
dan kelas ketersediaan air (manggis).

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Land evaluation is the process of land assesment for multiple usage and
certain purpose. This assesment is to know the class of land suitability for orange,
passion fruit and mangoesteen in countryside of Sipahutar, subdistric of Sipahutar,
distric of North Tapanuli.
This research has done in countryside of Sipahutar. This research started
from February until May 2008.
This research started from literature study, gathering datun related to
landuse, land survey and doing the research including land drilling at SPT 1 and
SPT 2, and profile to get field data. Taking the sample of soil by drilling and
profile digging that mixed compositelly for laboratory analysis.
Result of this research showed that lad suitability class I countryside of

Sipahutar at SPT 1 is actually not suitable of the class of the class of alkali
saturation, the class of temperature for passion fruit, the class of water repair for
mangoesteen, and at SPT 2 is actually not suitable of the class of the class of
alkali saturation, the class of temperture for passion fruit, the class of water repair
for mangoesteen.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Evaluasi lahan adalah proses penilaian lahan untuk berbagai macam
penggunaan untuk tujuan tertentu. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui kelas
kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk, markisa dan manggis di Desa Sipahutar,
Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara.
Penelitian dilakukan di Desa Sipahutar. Penelitian ini dimulai dari bulan
Pebruari sampai Mei 2008.
Penelitian ini dimulai dari telaah pustaka, pengumpulan data-data yang
berkaitan dengan penggunaan lahan, survey lahan dan pelaksanaan penelitian
yang meliputi pengeboran tanah pada SPT1 dan SPT2 serta penggalian profil
untuk memperoleh data lapangan. Pengambilan sampel tanah dari pengeboran dan

penggalian profil tanah yang dicampur secara komposit untuk analisa
laboratorium.
Hasil penelitian menunjukkan kelas kesesuaian lahan di Desa Sipahutar
pada SPT1 tidak sesuai secara aktual untuk kelas kejenuhan basa, kelas
temperatur (markisa) dan kelas ketersediaan air (manggis), dan pada SPT2 adalah
tidak sesuai secara aktual untuk kelas kejenuhan basa, kelas temperatur (markisa)
dan kelas ketersediaan air (manggis).

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Land evaluation is the process of land assesment for multiple usage and
certain purpose. This assesment is to know the class of land suitability for orange,
passion fruit and mangoesteen in countryside of Sipahutar, subdistric of Sipahutar,
distric of North Tapanuli.
This research has done in countryside of Sipahutar. This research started
from February until May 2008.
This research started from literature study, gathering datun related to
landuse, land survey and doing the research including land drilling at SPT 1 and

SPT 2, and profile to get field data. Taking the sample of soil by drilling and
profile digging that mixed compositelly for laboratory analysis.
Result of this research showed that lad suitability class I countryside of
Sipahutar at SPT 1 is actually not suitable of the class of the class of alkali
saturation, the class of temperature for passion fruit, the class of water repair for
mangoesteen, and at SPT 2 is actually not suitable of the class of the class of
alkali saturation, the class of temperture for passion fruit, the class of water repair
for mangoesteen.

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanah sangat penting artinya bagi usaha pertanian karena kehidupan dan
perkembangan tumbuh-tumbuhan dan segala makhluk hidup di dunia sangat
memerlukan tanah. Akan tetapi arti yang penting ini kadang-kadang diabaikan
oleh manusia, sehingga tanah tidak berfungsi lagi sebagai mana mestinya. Tanah
menjadi sangat gersang dan dapat menimbulkan berbagai bencana, tidak lagi
menjadi sumber bagi segala kehidupan.
Setiap usaha pertanian menitik beratkan kepada tingginya produksi yang
akan dicapai. Hal ini dapat dicapai bila didasari atas pemahaman kondisi lahan
dengan komoditi pertanian yang akan dikembangkan. Oleh sebab itu suatu lahan
perlu dievaluasi sehingga komoditas yang akan dikembangkan dapat memberikan
hasil yang optimal.
Mempertahankan lahan sesuai dengan potensinya merupakan usaha yang
seharusnya semakin ditingkatkan lagi ditengah makin beragamnya penggunaan
lahan. Ini penting dilakukan supaya lahan tersebut dapat memberikan hasil yang
produktif dan berkelanjutan di dalam pengelolaannya.
Evaluasi lahan merupakan suatu proses pendugaan potensi lahan untuk
macam-macam penggunaan (Dent and Young, 1981). Evaluasi lahan ini
merupakan alat yang biasa digunakan dalam proyek perencanaan. Alat ini sangat
fleksibel, bergantung pada keperluan dan komoditas wilayah yang hendak
dievaluasi (Abdullah, 1993).

Universitas Sumatera Utara

Evaluasi kesesuaian lahan mempunyai penekanan yang tajam yaitu
mencari lokasi yang mempunyai sifat-sifat positif dalam hubungannya dalam
keberhasilan produksi. Penilaian kesesuaian lahan pada dasarnya dapat berupa
pemilihan lahan yang sesuai untuk tanaman tertentu. Hal ini dapat dilakukan
dengan menginterpretasikan peta tanah dalam kaitannya dengan kesesuaiannya
untuk berbagai tanaman dan tindakan pengolahan yang diperlukan (Sitorus, 1985).
Desa Sipahutar yang terletak pada Kecamatan Sipahutar Kabupaten
Tapanuli Utara merupakan penghasil utama buah nenas yang dibudidayakan oleh
hampir semua petani di desa ini. Pabrik pengalengan nenas yang terdapat di
Kecamatan Siborong-borong sampai saat ini belum dapat meningkatkan
penghasilan petani nenas di desa ini secara nyata akibat rendahnya harga jual
nenas petani di pabrik pengalengan tersebut yang pada akhirnya menurunkan taraf
hidup petani nenas di desa ini, oleh karena itu perlu dicarikan alternatif tanaman
buah-buahan lain yang sesuai dengan potensi lahan pertanian di desa Sipahutar
yang memiliki prospek pasar

yang cerah; seperti tanaman buah-buahan yang

memiliki potensi di pasar lokal maupun untuk diekspor sehingga pada akhirnya
diharapkan akan dapat meningkatkan pendapatan petani setempat.
Bertitik tolak dari uraian diatas, maka evaluasi kesesuaian lahan untuk
tanaman pengganti nenas (jeruk, markisa dan manggis) perlu dilakukan sehingga
dapat diketahui informasi mengenai kesesuaian lahan di daerah tersebut.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kesesuaian lahan untuk tanaman pengganti nenas di
Desa Sipahutar Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara.

Universitas Sumatera Utara

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di
Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,
Medan.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Survey Tanah

Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam
dan potensi sumber dayanya adalah survey. Sebuah peta tanah merupakan salah
satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan
wilayah. Makin banyak informasi yang diperoleh dari pelaksanaan survey pada
skala yang besar akan memberikan manfaatn yang lebih besar, tergantung dengan
pelaksanaan survey yang dilakukan (Hakim, dkk, 1986).
Survey tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisika dan
biolgi tanah di lapangan maupun di laboratorium, dengan tujuan pendugaan
penggunaan lahan umum maupun khusus. Suatu tanah baru memiliki kegunaan
jika teliti memetekannya. Hal ini berarti, tepat mencari site yang refresentatif,
tepat meletakkan site pada peta yang didukung oleh peta dasar yang baik, tepat
dalam mendeskripsi profilnya dan benar dalam menetapkan sifat morfologinya,
teliti dalam mengambil contoh tanah dan benar menganalisa di laboratorium
(Abdullah, 1993).
Penggunaan dan survey tanah dapat dikelompokkan atas 5 jenis, yaitu:
1. Produksi tanaman pada suatu jenis tanah tertentu rekomendasi pengapuran
dan sebagainya.
2. Penafsiran lahan untuk kegunaan perpajakan, pengajuan proyek dengan
dan jual beli usaha tani.
3. Pengelolaan penggunaan lahan.
4. Perencanaan penelitian tanah.

Universitas Sumatera Utara

5. pendidikan umum yang menyangkut sumber daya alam.
(Abdullah, 1993).
Beberapa system survey tanah yaitu:
1. Sistem grid dilakukan pada lahan yang datar atau peta dasar kurang
lengkap.
2. Sistem bebas dilakukan bila peta dasar dan data penunjang lengkap
berdasarkan hasil interpretasi foto udara dan atas dasar land system.
3. Sistem sistematik dilakukan bila serupa dengan grid tetapi jarak
pengamatannya tidak sama jauh serta peta dasar dan data penunjangnya
lengkap.
4. Sistem bebas sistematik dilakukan untuk mengatasi kekurangan waktu
pengamatan di lapangan, peta dasar dan data penunjang lengkap serta
berdasarkan hasil interpretasi foto udara.
(Abdullah, 1993).
Interpretasi terhadap hasil survey tanah bagi pengembangan sampai saat
ini meliputi:
1. Pendugaan potensi produksi jenis-jenis tanaman utama pada setiap tipe
tanah dibawah tingkat pengelolaan tertentu.
2. Kebutuhan maksimum (input) bagi setiap tanaman, yakni sebesar input
yang perlu bagi setiap level produksi yang diinginkan atau setiap tipe
tanah tertentu.
3. Kemungkinan perubahan perilaku setiap tipe tanah akibat irigasi.
4. Kemungkinan pembuatan drainase buatan..

Universitas Sumatera Utara

5. Pendugaan respon terhadap penggunaan pupuk dan kapur yang banyak
dikonsumsi oleh sifat-sifat tanah yang permanen, berdasarkan tingkat
kesuburan yang ditunjukkan oleh uji tanah
(Hakim, dkk, 1986).
Tanah harus ditentukan sifat-sifatnya dilapangan dalam keadaan yang sewajarnya dengan melihat ciri-ciri
morfologi yang merupakan hasil genesa tanah yang dipengaruhi oleh: iklim, vegetasi, topografi, bahan induk dan waktu.
Jadi jenis tanah sebagai bagian dari permukaan bumi harus diketahui tempat dan penyebarannya (Darmawijaya, 1992).

Evaluasi Lahan
Evaluasi lahan adalah proses penilaian penampilan atau keragaman
(performance)

lahan jika dipergunakan untuk tujuan tertentu, meliputi

pelaksanaan dan interpretasi survey dan bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim dan
aspek lahan lainnya, agar dapat mengidentifikasikan dan membuat perbandingan
berbagai penggunaan lahan yang mungkin dikembangkan (Arsyad, 1989).
Ditinjau dari pelaksanaan evaluasi lahan dilakukan dengan dua cara,
(1) secara langsung, yakni yang evaluasi secara langsung dengan melalui
percobaan, (2) tidak langsung, yakni evaluasi yang diasumsikan secara tidak
langsung terhadap lahan dimana hanya tanah-tanah tertentu saja serta sifat lain
yang terdapat dilokasi (site) yang mengetahui keberhasilan suatu jenis
penggunaan lahan. Kedua cara peleksanaan lahan mempengaruhi kualitas dan
karakteristik pada system penggunaan lahan (Hardjowigeno, 1995).
Evaluasi lahan melibatkan pelaksanaan proses survey bentuk bentang
alam, sifat dan distribusi tanah, macam dan distribusi vegetasi, dan aspek-aspek
lahan lainnya. Keseluruhan avaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
membuat perbandingan dari macam-macam penggunaan lahan yang menberikan

Universitas Sumatera Utara

harapan positif. Macam-macam penggunaan lahan ini di dalam evaluasi lahan
dikena; dengan nama Land Utilation Type/LUT (Abdullah, 1993).
Menurut FAO (1976) kegiatan utama dalam mengevaluasi lahan adalah
sebagai berikut:
1. Konsultasi pendahuluan melipiti pekerjaan-pekerjaan persiapan antara lain
penetapan yang jelas tujuan evaluasi, jenis data yang digunakan, asumsi
yang akan digunakan dalam mengevaluasi, daerah penelitian, serta
intensitas skala survey.
2. Deskripsi dari jenis penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan dan
persyaratan-persyaratan yang diperlukan.
3. Membandingkan jenis penggunaan lahan dengan tipe-tipe lahan yang ada.
Ini merupakan proses penting dalam evaluasi lahan, dimana data
penggunaan lahan serta informasi-informasi ekonomi dan social
digabungkan dan dianalisis secara bersama-sama.
4. Hasil dari empat butir tersebut adalah klasifikasi kesesuaian lahan.
5. Penyajian dari hasil-hasil evaluasi.
Dalam penilaian kelas kesesuaian lahan menurut Husein (1980) digolongkan atas
dasar kelas-kelas kesesuaian lahan sebagai berikut:
1. Kelas S1: Sangat sesuai “highly suitable”, lahan tidak mempunyai
pembatas yang serius untuk menerapkan pengelolaan yang
diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti
secara nyata terhadap produksinya dan tidak akan menaikkan
masukan atas yang telah biasa dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

2. Kelas S2 : Sesuai “moderately suitable”, lahan mempunyai pembatas yang
agak serius, untuk mempertahankan tingkat pengelolaannya
yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi
atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.
3. Kelas S3: Kurang sesuai “marginally suitable”, lahan mempunyai
pembatas

yang

serius,

untuk

mempertahankan

tingkat

pengelolaannya yang harus diterapkan. Pembatas akan
mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih meningkatkan
masukan yang diperlukan.
4. Kelas N: Tidak sesuai saat ini “currently suitable”, lahan mempunyai
pembatas-pembatas

yang

lebih

serius

tetapi

masih

memungkinkan untuk diatasi hanya tidak dapat diperbaiki
dengan tingkat pengelolaan dengan model formal. Keadaan
pembatas

sedemikian

seriusnya

sehingga

mencegah

penggunaan kelangsungan dari lahan.
(Hakim, dkk, 1986)
Beberapa metode mengevaluasi lahan yaitu:
1.

Simple limitation

Metode ini membandingkan karakteristik lahan dengan kebutuhan, dan kelas
kesesuaian lahan menurut karakteristik dengan nilai terendah.

2.

Limitation

Universitas Sumatera Utara

Dalam hal ini kita mengacu pada besarnya tingkat factor pembatas dari
karakteristik lahan:tidak ada (0), sedikit (1), sedang (2), banyak (3), dan sangat
banyak (4).
3.

Parametric
Dalam pendekatan secara parametric suatu penilaian diberikan untuk

tingkat karakteristik lahan yang berbeda dalam suatu skala dari maksimal
(biasanya 100) ke suatu nilai yang minimal (Zulkifli, 1989).

Faktor-Faktor Pembatas dan Karakteristik Lahan

Temperatur Udara
Merupakan temperature udara tahunan dan dinyatakan dalam

o

C.

Temperatur atau suhu merupakan derajat panas atau derajat dingin yang diukur
berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan beberapa tipe thermometer.
Energi matahari dalam bentuk elektromagnetik hanya kira-kira 20% yang diserap
oleh atmosfer, sisanya dirubah dulu oleh bumi menjadi sinar gelombang panjang.
Perubahan energi ini terjadi di permukaan daratan dan permukaan lautan yang
dapat menyerap lebih atmosfer yang lebih jernih. Suhu merupakan ukuran energi
kinetis rata-rata dari pergerakan molekul (Guslim, 1996).

Universitas Sumatera Utara

Curah Hujan
Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan
pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan rataratadiseluruh daerah yang bersangkutan,bukancurah hujan padasuatu titik tertentu.
Curah hujan ini disebut curah hujan wilayah/daerah dan dinyatakan dalam mm.
Tabel 1 : Pembagian Agroklimat menjadi zona dan sub zona berdasarkan bulan
basah dan bulan kering menurut Oldeman.
Zona
Kriteria
Sub
Zona Jumlah
Jumlah Bulan
Agroklimat
Agroklimat
Bulan Basah Kering
A
Sangat
A1
10-12
1
Lembab
A2
10-12
2
B
Lembab
B1
7-9
2
B2
7-9
2-3
B3
7-9
4-5
C
Sedang
C1
5-6
2
C2
5-6
2-3
C3
5-6
4-5
D
Kering
D1
3-4
2
D2
3-4
2-3
D3
3-4
4-6
D4
3-4
>6
E
Sangat
E1
3
2
Kering
E2
3
2-3
E3
3
4-6
E4
3
>6
Sumber : Dasar-dasar klimatologi (Guslim, 1996).
Media Perakaran

Drainase
Merupakan pengaruh laju perkolasi air kedalam tanah terhadap aerasi
udara dalam tanah. Tujuan utama drainase dilapangan adalah menurunkan muka
air tanah untuk meningkatkan kedalaman dan efektivitas di daerah perakaran.
Drainase tanah diklasifikasikan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara



d0 =berlebihan, air lebih segera keluar dari tanah dan sangat sedikit air yang
ditahan oleh tanah sehingga tanaman akan segera mengalami kekurangan air.



d1 =baik, tanah mempunyai peredaran udara baik. Seluruh profil tanah dari
atas sampai ke bawah (150 cm) berwarna terang yang seragam dan tidak
terdapat bercak-bercak kuning, coklat atau kelabu.



d2

=agak baik, tanah mempunyai peredaran udara yang baik di daerah

perakaran. Tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning, coklat atau kelabu
pada

lapisan atas dan bagian atas lapisan bawah (sampai sekitar 60 cm dari

permukaan tanah).


d3

=agak buruk, lapisan atas tanah mempunyai peredaran udara yang baik,

tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning, coklat atau kelabu. Bercakbercak terdapat pada seluruh lapisan bagian bawah (sekitar 40 cm dari
permukaan tanah).


d4 =buruk, bagian bawah lapisan atas (dekat permukaan) terdapat warna atau
bercak-bercak berwarna kelabu, coklat atau kekuning-kuningan.



d5 =sangat buruk, seluruh lapisan sampai permukaan tanah berwarna kelabu
dan tanah lapisan bawah berwarna kelabu atau terdapat bercak-bercak
berwarna kebiru-biruan, atau terdapat air yang menggenangi di permukaan
tanah dalam waktu yang lama sehingga menghambat pertumbuhan tanaman..

(Arsyad, 1989).
Tekstur
Tekstur tanah diklasifikasikan sebagai berikut :


T1 : tanah bertekstur halus, meliputi tekstur liat berpasir, liat berdebu dan liat.

Universitas Sumatera Utara



T2

: tanah bertekstur agak halus, meliputi tekstur lempung liat berpasir,

lempung berliat dan lempung liat berdebu.


T3 : tanah bertekstur sedang, meliputi tekstur lempung, lempung berdebu,
debu.



T4 : tanah bertekstur agak kasar, meliputi tekstur lempung berpasir, lempung
berpasir halus, dan lempung berpasir sangat halus.



T5 : tanah bertekstur kasar meliputi pasir dan pasir berlempung.

(Hardjowigeno, 1995).

Kedalaman Efektif
Menyatakan dalamnya lapisan tanah dalam cm yang dapat dipakai untuk
perkembangan perakaran dari tanaman yang dievaluasi atau kedalaman yang
masih dapat ditembus oleh akar tanaman.
Kedalaman efektif tanah diklasifikasikan sebagai berikut :
 KO =

lebih dari 90 cm (dalam)

 K1 =

90 sampai 50 cm (sedang)

 K2 =

50 sampai 25 cm (dangkal)

 K3 =

kurang dari 25 cm (sangat dangkal)

(Hardjowigeno, 1995).
Cara praktis penetapan batas tanah (kedalaman efektif) suatu solum adalah
melalui penyidikan pada kedalaman penetrasi perakaran tanaman pada tanah yang
tidak mempunyai lapisan padat yang dapat menghambat penetrasi akar, maka
perakaran tanaman akan berpeluang menembus sampai perbatasan mineral tanah
dan bahan geologis (bahan bukan tanah) (Poerwowidodo, 1991).

Universitas Sumatera Utara

Retensi Hara

KTK Liat
Menyatakan kapasitas tukar kation dari fraksi liat atau dapat didefenisikan
sebagai kapasitas tanah untuk menjerap dan mempertukarkan kation. KTK
biasanya dinyatakan dalan milli akuivalen per 100 gram. Kation-kation yang
berbeda dapat mempunyai kemampuan yang berbeda untuk menukarkan kation
yang dijerap. Jumlah yang dijerap sering tidak setara dengan yang ditukarkan.
Ion-ion divelant biasanya diikat lebih kuat dari ion-ion monovalent, sehingga
lebih sulit untuk dipertukarkan (Tan, 1991).
Menurut Hardjowigeno (1993) di dalam bukunya “Klasifikasi Tanah dan
Pedogenesis” bahwa kapasitas tukar kation penting untuk (1) kesuburan tanah
seperti petunjuk dalam penyediaan unsur hara, (2) maupun untuk genesis tanah
seperti petunjuk jenis mineral-mineral liat yang ditemukan dalam tanah ataupun
petunjuk untuk tingkat pelapukan tanah.
Kejenuhan Basa
Kejenuhan basa sering dianggap sebagai petunjuk tingkat kesuburan tanah,
kemudahan pelepasan kation terjerap untuk tanaman tergantung pada tingkat
kejenuhan basa. Suatu tanah dianggap sangat subur jika kejenuhan basa >80 %,
kesuburan sedang jika kejenuhan basanya antara 80 dan 50 %, dan tidak subur
jika kejenuhan basanya 65 % (sangat curam)
(Arsyad, 1989).
Bahaya Erosi

Erosi dapat

juga

disebut

dengan

pengikisan

atau

kelongsoran,

sesungguhnya merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau
kekuatan angin dan air, baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai
akibat tindakan perbuatan manusia. Tahap-tahap erosi yang berlangsung di
lapangan adalah :

Universitas Sumatera Utara

1. Pemecahan agregat-agregat tanah atau bongkah-bongkah tanah kedalam
partikel-partikel tanah yaitu butiran tanah yang kecil.
2. Pemindahan partikel-partikel tanah baik dengan melalui penghanyutan atau
karena kekuatan angin.
3. Pengendapan partikel-partikel tanah yang terpindahkan atau terangkut pada
tempat yang lebih rendah atau didasar sungai.
4. Klasifikasi kelas erosi adalah sebagai berikut :
 E0

= tidak ada erosi.

 E1

= ringan ; < 25 % lapisan atas hilang.

 E2

= sedang ; 25 %-75 % lapisan atas hilang.

 E3

= agak berat ; > 75 % lapisan atas hilang.

 E4

= berat ; > 25 % lapisan bawah hilang.

 E5

= sangat berat ; erosi parit.

(Hardjowigeno, 1995).

Bahaya Banjir

Ancaman banjir sangat perlu untuk diperhatikan dalam pengelolaan lahan
pertanian karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Ancaman
banjir atau penggenangan dikelompokkan sebagai berikut :
 O0 =

tidak pernah ; dalam periode satu tahun tidak pernah terjadi banjir

untuk waktu lebih dari 24 jam.
 O1 =

kadang-kadang ; banjir yang menutupi tanah lebih dari 24 jam,

terjadinya tidak teratur dalam periode kurang dari satu bulan.

Universitas Sumatera Utara

 O2 = selama waktu satu bulan dalam setahun tanah secara teratur tertutup
banjir untuk jangka waktu lebih dari 24 jam.
 O3 = selama waktu 2 sampai 5 bulan dalam setahun, secara teratur dilanda
banjir yang lamanya lebih dari 24 jam.
(Arsyad, 1989).

Penyiapan Lahan

Batuan di permukaan
Batuan lepas atau batuan permukaan adalah batuan yang tersebar diatas
permukaan tanah dan berdiameter lebih besar dari 25 cm (berbentuk bulat) atau
bersumbu memanjang lebih dari 40 cm (berbentuk gepeng). Penyebaran batuan
lepas diatas permukaan tanah dikelompokkan sebagai berikut :
 B0 = tidak ada ; kurang dari 0,01 % luas areal
 B1= sedikit ; 0,01 %-3 % permukaan tanah tertutup. Pengolahan tanah dengan
mesin agak terganggu tetapi tidak mengganggu pertumbuhan tanaman.
 B2= sedang ; 3 %-15 % permukaan tanah tertutup. Pengolahan tanah agak sulit
dan luas areal produktif berkurang.
 B3= banyak ; 15 %-90 % permukaan tanah tertutup. Pengolahan tanah dan
penanaman menjadi sulit.
 B4= sangat banyak ; lebih dari 90 % permukaan tanah tertutup. Tanah sama
sekali tidak dapat digunakan.
(Hardjowigeno, 1995).

Universitas Sumatera Utara

Batuan Singkapan
Batuan singkapan adalah batuan terungkap diatas permukaan tanah yang
merupakan bagian dari batuan besar yang terbenam didalam tanah. Penyebaran
batuan singkapan dikelompokkan sebagai berikut ;


B0 = tidak ada ; kurang dari 2 % permukaan tanah tertutup.



B1= sedikit ; 2 %-10 % permukaan tanah tertutup. Pengolahan tanah dan
penanaman agak terganggu.



B2= sedang ; 10 %-50 % permukaan tanah tertutup. Pengolahan dan
penanaman terganggu.



B3= banyak ; 50 %-90 % permukaan tanah tertutup. Pengolahan tanah dan
penanaman sangat terganggu.



B4= sangat banyak ; > 90 % permukaan tanah tertutup. Tanah sama sekali
tidak dapat digarap.

(Hardjowigeno, 1995).

Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sipahutar Kecamatan Sipahutar
Kabupaten Tapanuli Utara yang secara geografis terletak pada koordinat 990
05’17”- BT- 990 05’25” BT dan 020 06’12” LU - 020 07’17” LU. Lokasi
penelitian ini berada pada ketinggian 1.150 m di atas permukaan laut.Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Pebruari 2008 sampai dengan Mei 2008.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini: Sample tanah yang
diambil dari setiap Satuan Peta Tanah (SPT) serta bahan-bahan untuk analisis di
laboratorium.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : peta
administrasi Desa Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara skala peta 1 : 50.000, peta
jenis tanah Desa Sipahutar dengan skala 1 : 50.000,

GPS (Global Position

System), bor tanah, ring sample, buku Munsel Soil Color Chart, kertas label,
kantong plastik, karet gelang, cangkul, parang, tustel, spidol, alat tulis serta alatalat laboratorium.
Metode Penelitian
Metode Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survey sistem grid. Sedangkan penilaian kesesuaian lahan dengan menggunakan
perbandingan (matching) antara Land Requipment (kebutuhan lahan oleh

Universitas Sumatera Utara

tanaman) dengan Land Characteristic (sifat/ciri yang dimiliki oleh lahan) yang
didasarkan oleh faktor pembatas utama.
Pelaksanaan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan tiga tahap kegiatan berupa
tahap persiapan, tahap pelaksanaan di lapangan, dan tahap analisis di
laboratorium.
Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah telaah pustaka, penyusunan
usulan penelitian, melengkapi alat-alat yang digunakan dalam penelitian, serta
mempersiapkan survei utama yang meliputi pendeskripsian pemboran tanah di
lapangan dan pengambilan sampel tanah untuk analisa di laboratorium.
Tahap Kegiatan di Lapangan
Daerah penelitian adalah seluruh Desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar,
Kabupaten Tapanuli Utara. Dilakukan pengambilan sampel tanah dengan
penggalian profil tanah yang mewakili untuk setiap SPT yang mewakili.
Adapun tahap kegiatan pengambilan sampel tanah tersebut adalah :
1. Ditentukan daerah titik-titik pemboran.
2. Dilakukan analisa lapangan untuk menentukan satuan peta tanahnya.
3. Diambil sampel tanah untuk setiap satuan peta tanah secara komposit pada
kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm.
4. Dimasukkan sampel tanah kedalam kantong plastik dan diberi label.

Universitas Sumatera Utara

Tahap Analisis di Labortorium

Sampel tanah yang berasal dari lapangan kemudian di analisa di
laboratorium yang meliputi sifat fisik (tekstur tanah) dan sifat kimia (KTK tanah,
pH H2O, C-organik dan kejenuhan basa) tanahnya. Sifat fisik maupun kimia tanah
ini berguna dalam mengkelaskan lahan berdasarkan kriteria kelas kesesuaian
lahan menurut Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor (2003). Yang
dianalisa dan dievaluasi terutama yang berhubungan dengan faktor pembatas
sifat/karakteristik lahan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk, markisa dan
manggis.

Analisa Kesesuaian Lahan

Untuk kesesuaian lahan pada tanaman jeruk, markisa dan manggis disusun
oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor (2003) yang mengacu pada
Framework of Evaluation sampai pada tingkat sub-kelas.
1. Ordo

: menunjukkan apakah suatu lahan sesuai atau tidak sesuai untuk

penggunaan tertentu. Dalam hal ini lahan dibedakan atas 2 ordo ;
Ordo S : sesuai digunakan untuk penggunaan tertentu dalam jangka waktu
yang tidak terbatas.
Ordo N : tidak sesuai digunakan untuk penggunaan tertentu.
2. Kelas :

Menunjukkan tingkat kesesuaian dari masing-masing ordo.

Ada 3 kelas dari ordo tanah yang sesuai dan 2 kelas untuk yang tidak sesuai.
1. Kelas S1 : Sangat sesuai (Highly Suitable), yaitu lahan yang tidak
mempunyai faktor pembatas yang serius untuk menerapkan pengelolaan
yang diberikan atau hanya mempunyai faktor pembatas yang tidak berarti

Universitas Sumatera Utara

secara nyata terhadap produksinya dan tidak akan menaikkan masukan
atas yang telah biasa dilakukan
2. Kelas S2 : Cukup Sesuai (Moderatly Suitable), yaitu lahan yang
mempunyai faktor pembatas agak serius, untuk mempertahankan tingkat
pengelolaannya yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi
produksi atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.
3. Kelas S3 : Sesuai Marjinal ( Marginally Suitable), yaitu lahan yang
mempunyai faktor pembatas yang serius, untuk mempertahankannya
tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi
produksi atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.
4. Kelas N : Tidak sesuai saat ini (Currently Suitable), yaitu lahan yang
mempunyai

faktor

pembatas

yang

lebih

serius,

tetapi

masih

memungkinkan untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat
pengelolaan model normal. Keadaan pembatas sedemikian rupa sehingga
mencegah penggunaan kelangsungan dari lahan.
3. Sub Kelas : menyatakan jenis faktor pembatas pada masing-masing kelas.
Dalam satu sub-kelas dapat mempunyai lebih dari satu faktor pembatas,
untuk itu pembatas yang paling dominan diletakkan didepan.

Parameter Yang Diamati

Parameter yang diamati terbagi atas data yang diambil dari lapangan dan
data hasil analisa laboratorium
Data Lapangan :

Universitas Sumatera Utara

1. Temperatur, yaitu rata-rata temperatur tahunan yang diperoleh dari SMPK
Gabe Hutaraja, yaitu berdasarkan Oldeman dan Smith Ferguson.
2. Ketersediaan air, yaitu curah hujan per tahun, yaitu besar curah hujan dalam
rata-rata >10 tahun (mm) Desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar yang
diambil dari BMG Sampali Medan.
3. Drainase tanah dengan penggalian profil tanah, yang berguna dalam
pengelolaan tanah.
4. Tekstur Tanah dengan metode by feeling, untuk mengetahui persen
kandungan pasir, liat dan debu yang penting dalam pengelolaan tanah.
5. Kedalaman efektif (cm) dengan penggalian profil tanah, untuk mengetahui
kedalaman tanah yang masih dapat ditembus oleh akar tanaman yang
penting dalam pengelolaan tanah.
6. Lereng (%) dengan Clinometer, untuk mengetahui persen kemiringan lereng
pada desa tersebut.
7. Batuan

permukaan

(%),

dengan

membandingkan

ada

profil

pewakil/pemboran untuk mengetahui berapa banyak batuan yang terdapat
pada tanah yang penting dalam pengelolaan tanah.
8. Batuan

Singkapan

(%),

dengan

membandingkan

pada

profil

pewakil/pemboran, untuk mengetahui berapa banyak batuan yang terdapat
diatas permukaan yang penting dalam pengelolaan tanah
Data Laboratorium:
1. Kapasitas Tukar Kation (KTK) dengan metode NH4Oac pH 7, untuk
mengetahui banyaknya unsur-unsur hara yang terdapat dalam kompleks
serapan yang erat kaitannya dengan kesuburan tanah.

Universitas Sumatera Utara

2. pH H2O dengan metode elektrometrik (pH meter), untuk mengetahui tingkat
kemasaman tanah.
3. Tekstur dengan metode Hidrometer, untuk mengetahui persen kandungan
pasir, liat, debu yang erat kaitannya dengan pengelolaan tanah.
4. Kejenuhan basa (%) untuk mengetahui persen basa-basa tukar yaitu K, Na,
Ca, Mg dengan metode ekstraksi 1 N NH4OAC pH 7.
5. C- Organik (%) dengan metode Walkley and Black.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan di Lapangan dan Analisa Laboratorium Sampel Tanah
Pada SPT 1 ( Tanah Ultisol) dan SPT 2 (Tanah Oxisol).
No
Parameter
Tanah Ultisol
Tanah Oxisol
1
Tinggi tempat
1150
1150
(m dpl)
2
Kemiringan lereng
0-3
0-3
(%)
3
Drainase
Baik
Baik
4
Kedalaman Efektif
>100
>100
(cm)
5
Tekstur
Lempung Berpasir
Lempung Berpasir
(agak kasar)
(agak kasar)
6
pH
5,73
5,48
7
C-organik
4,30
4,86
(%)
8
KTK
25,86
29,12
(me/100g)
9
Kejenuhan Basa
14,46
8,38
(%)

Universitas Sumatera Utara

Kualitas dan Karakteristik Lahan
Temperatur
Pada daerah penelitian diperoleh rata-rata temperatur sebesar 20,025 0C.
Data ini diperoleh dari stasiun SMPK Gabe Hutaraja, 2008 yang diperoleh 10
tahun terakhir mulai dari tahun 1999-2008. Nilai temperatur berada pada kelas
kesesuaian lahan S1 untuk tanaman jerukdan manggis, serta kelas kesesuaian
lahan S2 untuk tanaman markisa.
Ketersediaan air
Ketersediaan air dalam hal ini adalah curah hujan/tahun pada daerah
penelitian yaitu sebesar 2189 mm/tahun. Data ini diperoleh dari badan
Meteorologi dan Geofisika Sampali Medan yang diperoleh selama 10 tahun
terakhir, mulai 1999-2008, nilai tersebut berada pada kelas kesesuaian lahan S1
untuk komoditi jeruk dan markisa, sedangkan untuk komoditi manggis adalah
kesesuaian lahan S3. Ketersediaan air juga mencakup masa kering yang dapat
diolah dari data curah hujan. Lamanya masa kering diperoleh sebesar 1,7 bulan
yang berada pada kelas kesesuaian lahan S1 untuk tanaman markisa.
Media Perakaran
Untuk unit lahan SPT 1 pengamatan dilapangan dilakukan dengan
penggallian profil tanah, tidak terdapat bercak-bercak sampai kedalaman 110 cm.
Ini menunjukkan bahwa pada SPT 1 mempunyai drainase yang baik termasuk
kedalam kesesuaian lahan S1.
Pada pengamatan dilapangan pada unit lahan SPT 2 di gali profil untuk
melihat drainase tanah dan tidak dijumpai bercak-bercak dan karatan tanah sampai

Universitas Sumatera Utara

kedalaman 100 cm. Hal ini menunjukkan pada unit SPT 2 memiliki drainase yang
baik, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1.
Tekstur tanah pada unit lahan SPT 1 dan SPT 2 diperoleh dengan analisa
tanah dengan metode hydrometer. Pada kelas kesesuaian lahan untuk semua
tanaman (jeruk, markisa dan manggis) termasuk kedalam kelas kesesuaian lahan
S1.
Retensi hara
Pada unit lahan SPT 1KTK tanah yang diperoleh sebesar 25,86 me/100g
tanah dan pada unit lahan SPT 2 adalah sebesar 29,12 me/100g tanah.
Berdasarkan nilai-nilai tersebut pada kedua unit lahan tersebut mempunyai kelas
kesesuaian lahan yang bervariasi.
Kejenuhan basa untuk SPT 1 diperoleh sebesar 14,46% yang berada pada
kelas kesesuaian lahan S2 untuk tanaman jeruk dan markisa, kelas kesesuaian
lahan S3 untuk tanaman manggis. Untuk unit lahan SPT 2 kejenuhan basa
diperoleh sebesar 8,38% juga berada pada kelas kesesuaian lahan S2 untuk
tanaman jeruk dan markisa dan kelas kesesuaian lahan S3 untuk tanaman
manggis.
pH tanah untuk SPT 1 diperoleh sebesar 5,73 yang berada pada kelas
kesesuaian lahan S1 dan untuk unit lahan SPT2 diperoleh pH tanah sebesar 5,48
berada pada kelas kesesuaian lahan S1. pH tanah yang diukur dalam penelitian ini
adalah pH H2O.
C-organik untuk SPT 1 diperoleh sebesar 4,30% dan untuk SPT 2 sebesar
4,86% yang masing-masing berada pada kelas kesesuaian lahan S1.

Universitas Sumatera Utara

Evaluasi Lahan
Dari hasil pengamatan di lapangan dan analisa sifat-sifat tanah di
laboratorium, maka kelas kesesuaian lahan untuk tanaman Jeruk (Citrus sp) pada
SPT 1 di tampilkan pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Kesesuaian Lahan untuk SPT 1 (Tanah Ultisol)
Sim
Data
Kelas Kes. Kelas Kes.
Karakteristik Lahan
Aktual
Potensial
Temperatur
tc
-Rata-rata tahunan(0C)
20,025
S1
S1
Ketersediaan Air
-Curah hujan/tahun (mm)

wa

Media Perakaran
-Drainase tanah
-Tekstur

rc

-Kedalaman efektif (cm)
-Bahan kasar (%)
Retensi Hara
-KTK tanah (me/100 g)
-Kejenuhan basa
-pH H2O
-C-organik

nr

Bahaya Erosi
-Lereng (%)
-Bahaya erosi

eh

Bahaya Banjir
-Genangan

th

Penyiapan Lahan
-Batuan permukaan (%)
-Singkapan batuan

lp

Kelas Kesesuaian Lahan Aktual
Usaha Perbaikan
Kelas Kesesuaian Lahan Potensial

2189,9

S1

S1

Baik
Lempung
Berpasir
>100
Tidak ada

S1
S1

S1
S1

S1
S1

S1
S1

25,86
14,46
5,73
4,30

S1
S2
S1
S1

S1
S1
S1
S1

0-3
Sangat
Rendah

S1
S1

S1
S1

Tidak pernah

S1

S1

0
0

S1
S1

S1
S1

S2-nr (retensi hara)
- penambahan bahan organik
S1

Universitas Sumatera Utara

Dari hasil pengamatan di lapangan dan analisa sifat-sifat tanah di
Laboratorium, maka kelas kesesuaian lahan untuk tanaman Jeruk (Citrus sp) pada
SPT 2 di tampilkan pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Kesesuaian Lahan untuk SPT 2 (Tanah Oxisol).
Sim
Data
Kelas Kes. Kelas Kes.
Karakteristik Lahan
Aktual
Potensial
Temperatur
tc
-Rata-rata tahunan (0C)
20,025
S1
S1
Ketersediaan Air
-Curah hujan/tahun (mm)

wa

Media Perakaran
-Drainase tanah
-Tekstur

rc

-Kedalaman efektif (cm)
-Bahan kasar (%)
Retensi Hara
-KTK tanah (me/100 g)
-Kejenuhan basa
-pH H2O
-C-organik

nr

Bahaya Erosi
-Lereng (%)
-Bahaya erosi

eh

Bahaya Banjir
-Genangan

th

Penyiapan Lahan
-Batuan permukaan (%)
-Singkapan batuan

lp

Kelas Kesesuaian Lahan Aktual
Usaha perbaikan
Kelas Kesesuaian Lahan Potensial

2189,9

S1

S1

Baik
Lempung
Berpasir
>100
Tidak ada

S1
S1

S1
S1

S1
S1

S1
S1

29,12
8,38
5,48
4,86

S1
S2
S2
S1

S1
S1
S1
S1

0-3
Sangat
Rendah

S1
S1

S1
S1

Tidak pernah

S1

S1

0
0

S1
S1

S1
S1

S2-nr (retensi hara)
- penambahan bahan organik
S1

Universitas Sumatera Utara

Dari hasil pengamatan di lapangan dan analisa sifat-sifat tanah di
laboratorium,

maka

kelas

kesesuaian

lahan

untuk

tanaman

Markisa

(Passiflora edulis f. edulis) pada SPT 1 di tampilkan pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel 5. Kesesuaian Lahan untuk SPT 1 (Tanah Ultisol)
Sim
Data
Kelas Kes. Kelas Kes.
Karakteristik Lahan
Aktual
Potensial
Temperatur
tc
-Rata-rata tahunan (0C)
20,025
S2
S2
Ketersediaan Air
-Curah hujan/tahun (mm)
-Lamanya masa kering(bln)

wa

Media Perakaran
-Drainase tanah
-Tekstur

rc

-Kedalaman efektif (cm)
-Bahan kasar (%)
Retensi Hara
-KTK tanah (me/100 g)
-Kejenuhan basa
-pH H2O
-C-organik

nr

Bahaya Erosi
-Lereng (%)
-Bahaya erosi

eh

Bahaya Banjir
-Genangan

th

Penyiapan Lahan
-Batuan permukaan (%)
-Singkapan batuan

lp

Kelas Kesesuaian Lahan Aktual
Usaha Perbaikan
Kelas Kesesuaian Lahan Potensial

2189,9
1,7

S1
S1

S1
S1

Baik
Lempung
Berpasir
>100
Tidak ada

S1
S1

S1
S1

S1
S1

S1
S1

25,86
14,46
5,73
4,30

S1
S2
S1
S1

S1
S1
S1
S1

0-3
Sangat
Rendah

S1
S1

S1
S1

Tidak pernah

S1

S1

0
0

S1
S1

S1
S1

S2-tcnr (temperatur dan retensi hara)
- penambahan bahan organik
S2-tc (temperatur)

Universitas Sumatera Utara

Dari hasil pengamatan di lapangan dan analisa sifat-sifat tanah di
laboratorium, maka kelas kesesuaian lahan untuk tanaman Markisa

(Passiflora

edulis f. edulis) pada SPT 2 di tampilkan pada Tabel 6 berikut ini.
Tabel 6. Kesesuaian Lahan untuk SPT 2 (Tanah Oxisol).
Sim
Data
Kelas Kes. Kelas Kes.
Karakteristik Lahan
Aktual
Potensial
Temperatur
tc
-Rata-rata tahunan (0C)
20,025
S2
S2
Ketersediaan Air
-Curah hujan/tahun (mm)
-Lamanya masa kering(bln)

wa

Media Perakaran
-Drainase tanah
-Tekstur

rc

-Kedalaman efektif (cm)
-Bahan kasar (%)
Retensi Hara
-KTK tanah (me/100 g)
-Kejenuhan basa
-pH H2O
-C-organik

nr

Bahaya Erosi
-Lereng (%)
-Bahaya erosi

eh

Bahaya Banjir
-Genangan

th

Penyiapan Lahan
-Batuan permukaan (%)
-Singkapan batuan

lp

Kelas Kesesuaian Lahan Aktual
Usaha Perbaikan
Kelas Kesesuaian Lahan Potensial

2189,9
1,7

S1
S1

S1
S1

Baik
Lempung
Berpasir
>100
Tidak ada

S1
S1

S1
S1

S1
S1

S1
S1

29,12
8,38
5,48
4,86

S1
S2
S2
S1

S1
S1
S1
S1

0-3
Sangat
Rendah

S1
S1

S1
S1

Tidak pernah

S1

S1

0
0

S1
S1

S1
S1

S2-tcnr (temperatur dan retensi hara)
- penambahan bahan organik
S2-nr (temperatur)

Universitas Sumatera Utara

Dari hasil pengamatan di lapangan dan analisa sifat-sifat tanah di
laboratorium, maka kelas kesesuaian lahan untuk tanaman Manggis (Garcinia
mangostana L.) pada SPT 1 di tampilkan pada Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Kesesuaian Lahan untuk SPT 1 (Tanah Ultisol)
Sim
Data
Kelas Kes. Kelas Kes.
Karakteristik Lahan
Aktual
Potensial
Temperatur
tc
-Rata-rata tahunan (0C)
20,025
S1
S1
Ketersediaan Air
-Curah hujan/tahun (mm)

wa

Media Perakaran
-Drainase tanah
-Tekstur

rc

-Kedalaman efektif (cm)
-Bahan kasar (%)
Retensi Hara
-KTK tanah (me/100 g)
-Kejenuhan basa
-pH H2O
-C-organik

nr

Bahaya Erosi
-Lereng (%)
-Bahaya erosi

eh

Bahaya Banjir
-Genangan

th

Penyiapan Lahan
-Batuan permukaan (%)
-Singkapan batuan

lp

Kelas Kesesuaian Lahan Aktual
Usaha Perbaikan
Kelas Kesesuaian Lahan Potensial

2189,9

S3

S1

Baik
Lempung
Berpasir
>100
Tidak ada

S1
S1

S1
S1

S1
S1

S1
S1

25,86
14,46
5,73
4,30

S1
S3
S1
S1

S1
S2
S1
S1

0-3
Sangat
Rendah

S1
S1

S1
S1

Tidak pernah

S1

S1

0
0

S1
S1

S1
S1

S3-wanr (ketersediaan air dan retensi hara)
-pembuatan sistem irigasi pengairan
- penambahan bahan organik
S1

Universitas Sumatera Utara

Dari hasil pengamatan di lapangan dan analisa sifat-sifat tanah di
laboratorium, maka kelas kesesuaian lahan untuk tanaman Manggis (Garcinia
mangostana L.) pada SPT 2 di tampilkan pada Tabel 8 berikut ini.
Tabel 8. Kesesuaian Lahan untuk SPT 2 (Tanah Oxisol).
Sim
Data
Kelas Kes. Kelas Kes.
Karakteristik Lahan
Aktual
Potensial
Temperatur
tc
-Rata-rata tahunan (0C)
20,025
S1
S1
Ketersediaan Air
-Curah hujan/tahun (mm)

wa

Media Perakaran
-Drainase tanah
-Tekstur

rc

-Kedalaman efektif (cm)
-Bahan kasar (%)
Retensi Hara
-KTK tanah (me/100 g)
-Kejenuhan basa
-pH H2O
-C-organik

nr

Bahaya Erosi
-Lereng (%)
-Bahaya erosi

eh

Bahaya Banjir
-Genangan

th

Penyiapan Lahan
-Batuan permukaan (%)
-Singkapan batuan

lp

Kelas Kesesuaian Lahan Aktual
Usaha Perbaikan
Kelas Kesesuaian Lahan Potensial

2189,9

S3

S1

Baik
Lempung
Berpasir
>100
Ti