JUDUL INDONESIA: ANALISIS PENGEMBANGAN OBYEK WISATA ALAM DI RESORT BALIK BUKIT PEKON KUBU PERAHU TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN JUDUL INGGRIS: ANALYSIS OF THE DEVELOPMENT OF NATURE TOURISM IN BALIK BUKIT RESORT BUKIT BARISAN SELATAN NATIONAL PARK

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PENGEMBANGAN OBYEK WISATA ALAM DI RESORT BALIK BUKIT PEKON KUBU PERAHU

TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN Oleh

MEIZANNUR

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) merupakan kawasan pelestarian alam yang memiliki banyak potensi, baik flora, fauna maupun obyek wisata alam yang memiliki nilai kealamian yang tinggi. Salah satu Resort yang saat ini dikembangkan obyek wisata alamnya adalah Resort Balik Bukit. Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui potensi sumberdaya wisata alam di Resort Balik Bukit, (2) mengetahui potensi sumberdaya manusia yang ada di sekitar Resort Balik Bukit, (3) mengetahui manajemen yang dilakukan dalam pengembangan obyek wisata alam Resort Balik Bukit, dan (4) merumuskan strategi pengembangan obyek wisata alam Resort Balik Bukit TNBBS. Penelitian dilakukan selama 3 bulan, mulai dari Januari – Maret 2013. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan, wawancara, dan studi pustaka. Analisis data dilakukan dengan 2 cara yaitu analisis deskriptif dan SWOT dengan menghitung bobot dan rating dari EFAS dan IFAS. Hasil penelitian menunjukkan Resort Balik Bukit TNBBS memiliki potensi wisata yang menarik bagi pengunjung seperti Air Terjun, Sungai Way Sepapa, Ekosistem Hutan Pegunungan Bawah, Flora dan Fauna, Pemandagan Alam, dan Batu berbentuk balok. Potensi di sekitar Resort Balik Bukit yang mendukung kegiatan pengembangan adalah kemampuan masyarakat membuat kerajinan tangan. Pengelolaan obyek wisata alam Resort Balik Bukit dilakukan oleh TNBBS mulai dari perencanaan, pengorganisaian, pelaksanaan, dan pengawasan, namun pengembangan yang dilakukan masih kurang optimal dan tidak ada para pihak lain yang terlibat. Berdasarkan hasil penelitian strategi paling utama yang bisa diterapkan pihak Balai Besar TNBBS adalah mempromosikan potensi yang ada di Resort Balik Bukit ke pasar wisata dan menjalin kerjasama dengan para pihak sehingga pengembangan obyek wisata alam Resort Balik Bukit dapat menjadi lebih baik.

Kata kunci: Potensi wisata alam, analisis SWOT, Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Resort Balik Bukit


(2)

ANALYSIS OF THE DEVELOPMENT OF NATURE TOURISM IN BALIK BUKIT RESORT BUKIT BARISAN SELATAN NATIONAL PARK

Oleh/By Meizannur

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) is a nature conservation area which has a lot of potential, flora, fauna and natural attractions that have a high value of naturalness. One of the resorts that were recently developed tourist attraction is its natural Resort Balik Bukit. This study aims to: (1) determine the resource potential of nature in Resort Balik Bukit, (2) determine the potential of human resources that exist around the Resort Balik Bukit, (3) determine that management made in the development of natural attractions Behind Hill Resort, and (4) formulating development strategies of natural attractions Resort Balik Bukit TNBBS. The study was conducted for 3 months, from January to March 2013. Data collected through direct observation, interviews, and literature. Data analysis was done in 2 ways descriptive analysis and SWOT by calculating the weight and rating of EFAS and IFAS. The results showed Resort Balik Bukit TNBBS has tourism potential interest to visitors such as Waterfall, River Way Sepapa, Lower Mountains Forest Ecosystem, Flora and Fauna, Nature landscape, and Stone shaped beam. Potential around the Resort Balik Bukit that support community development activities is the ability to make crafts. Management of natural attractions Resort Balik Bukit performed by TNBBS ranging from planning, organizing, implementation, and supervision, but the development is still less than optimal conducted and no other parties are involved. Based on the research results of the most important strategies that can be applied to the Great Hall TNBBS is promoting potentials in Resort Balik Bukit to the tourist market and cooperated with the parties so that the development of natural attractions Resort Balik Bukit can be better.

Keywords: Potential of Nature Tourism, SWOT Analysis , Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Resort Balik Bukit


(3)

ANALISIS PENGEMBANGAN OBYEK WISATA ALAM DI RESORT BALIK BUKIT PEKON KUBU PERAHU

TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN

Oleh MEIZANNUR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEHUTANAN

pada

Jurusan Kehutanan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

i.:. i'

|::; ;:

::r:j:. _: I I -- i :r,

.r:,ii;.]l.liii,.,.,:..l.i,'.l]:',::,.-.

: ANALISIS PENADIIIBtrNGIIN

OBrefi

.: -_:-l

IilIISAfA

AI,AI{

DI

BESOBT EALIK BI.IITIT

PEITON ITTIBII PEBAIIU TtrIITAN IIASIONAL

Nama Mahasiswa

Nomor Pokok Mahasiswa

,Junrsan

: Kehutanan

Fakultas

:ti.'

,'i1...


(5)

-MENGESATII{AN

1. Tim Pengqii

Ketua

1001

Tanggal Lulus Ujian Skripqi:

25

Junt

2OI.4 Pengqii

tsukan

Pembimbing

:

Dr. Ir.

Agus Setiarnan,

!l.Sl.

:

Dr.

Ir.

Chrtsttne ltrutandart,

I[.P.

.:1.]...1...

Aaltraria,

!I.S.

__N


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Meizannur dilahirkan di Banding Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan pada tanggal 23 Mei 1989, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Risman dan Ibu Kartini. Pendidikan Sekolah Dasar di SDN I Sebelat dan dilanjutkan di SDN I Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat selesai tahun 2002, kemudian Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTPN I Liwa selesai tahun 2005 dan Sekolah Menengah Umum (SMU) di SMUN I Liwa Lampung Barat selesai tahun 2008, Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jurusan Kehutanan melalui jalur undangan (PMKA). Selama menjadi mahasiswa penulis terlibat dalam organisasi internal kampus, yaitu Himpunan Mahasiswa Kehutanan (Himasylva) sebagai anggota utama. Pada tahun 2012, penulis melakukan Praktek Umum di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan(TNBBS).


(7)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh ucapan rasa syukurku pada Allah SWT kupersembahkan karya sederhana ini:

Bapak dan Ibu tersayang yang telah merawat, mendidik, membesarkan dan selalu memberikan cinta kasih serta doa yang terbaik untuk keberhasilanku

Kakakku Hendri Kurniawan dan adikku Muhammad Fajar Ilham yang selalu mendoakan demi keberhasilanku


(8)

SANWACANA

Segala puji, hormat dan penuh ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul Analisis Pengembangan Obyek Wisata Alam Di Resort Balik Bukit Pekon Kubu Perahu Taman Nasional Bukit Barisan Selatan adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kehutanan di Universitas Lampung.

Selama masa penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan baik langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Ir. Agus Setiawan, M.Si., selaku Ketua Jurusan Kehutanan dan Penguji skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

3. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Kehutanan yang telah memberikan Ilmu pengetahu-an ypengetahu-ang bermpengetahu-anfaat kepada penulis.

4. Ibu Dr. Christine Wulandari, M.P., selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam skripsi ini kepada penulis.


(9)

5. Bapak Edy, selaku Kepala BPTN II Liwa atas fasilitas, bimbingan, dan informasi yang telah diberikan selama pelaksanaan penelitian.

6. Bapak Amri, selaku Kepala SPTN III Krui atas fasilitas, bimbingan dan informasi yang telah diberikan selama pelaksanaan penelitian.

7. Bapak Zayaidi, selaku Kepala Resort Balik Bukit atas fasilitas, bimbingan dan informasi yang telah diberikan selama pekaksanaan penelitian.

8. Bapak Supriatna, selaku PEH Resort Balik Bukit atas failitas, bimbingan dan informasi yang telah diberikan selama pelaksanaan penelitian.

9. Sahabat-sahabat ”Sylvesters 08” Ali, Richardo, Lulu, Puput, Aap, Deddy, Tukul, Bang Hendra dan sahabat-sahabat lain yang tak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, walaupun demikian mudah-mudahan skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semuanya.

Bandar Lampung, Juli 2014 Penulis


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... i

DAFTAR GAMBAR ... ii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 2

C. Manfaat Penelitian ... 3

D. Kerangka Pemikiran ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Pengelolaan Pariwisata ... 6

B. Pengembangan Obyek Wisata Alam Taman Nasional ... 7

C. Sumber Ekowisata Hutan ... 8

D. Konsep Ekowisata ... 9

E. Pengertian Wisatawan ... 10

F. Peran Masyarakat dalam Ekowisata ... 10

G. Analisis SWOT ... 11

III. METODE PENELITIAN ... 13

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 13

B. Alat dan Obyek Penelitian ... 13

C. Batasan Penelitian ... 13


(11)

E. Metode Pengumpulan data ... 15

F. Metode Penentuan Sampel ... 15

G. Analisis Data ... 17

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 20

A. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) ... 20

B. Keadaan Fisik ... 21

C. Keadaan Biotik Zona Pemanfaatan Intensif Resort Balik Bukit ... 22

D. Potensi di Resort Balik Bukit Pekon Kubu Perahu Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ... 23

E. Kegiatan Wisata Alam ... 24

F. Fasilitas dan Pelayanan ... 25

G. Potensi Sumberdaya Alam di Pekon Kubu Perahu ... 25

H. Kelembagaan Masyarakat Pekon Kubu Perahu ... 26

I. Keadaan Hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ... 26

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

A. Persepsi dan Motivasi Masyarakat dan Pengunjung terhadap Pengembangan Obyek Wisata Alam Resort Balik Bukit ... 27

1. Masyarakat ... 27

2. Pengunjung ... 28

3. Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBTNBBS) ... 33

B. Aspek Manajemen Pengelolaan Obyek Wisata Alam Resort Balik Bukit ... 34

C. Instansi yang Terkait dalam Pengembangan Obyek Wiata Alam Resort Balik Bukit ... 39

D. Faktor Strategis yang Mempengaruhi Pengembangan Obyek Wisata Alam Resort Balik Bukit ... 40


(12)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah pengunjung tahun 2010 – 2012 ... 16

2. Matriks SWOT ... 18

3. Aksesibilitas ke zona pemanfaatan intensif Kubu Perahu ... 22

4. Flora di zona pemanfataan intensif Kubu Perahu ... 23

5. Fauna di zona pemanfataan intensif Kubu Perahu ... 23

6. Faktor internal dan eksternal pengembangan obyek wisata alam Resort Balik Bukit ... 41

7. IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) ... 42

8. EFAS (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary) ... 42

9. Matriks SWOT ... 44

10.Alternatif strategi dalam analisis SWOT pengembangan obyek wisata alam Resort Balik Bukit TNBBS ... 45


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Alir Kerangka Pemikiran ... 5

2. Persepsi masyarakat tentang setuju atau tidak dilakukan pengembangan obyek wisata alam Resort Balik Bukit ... 28

3. Persentase pengunjung berdasarkan jenis kelamin ... 29

4. Persentase pengunjung berdasarkan umur ... 30

5. Persentase pengunjung berdasarkan asal ... 31

6. Persentase pengunjung berdasarkan tingkat pendidikan ... 30

7. Persentase pengunjung berdasarkan pekerjaan ... 32

8. Diagram Alir manajemen obyek wisata alam Resort Balik Bukit ... 39


(15)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kawasan hutan adalah suatu wilayah tertentu yang ditunjuk atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Kawasan pelestarian alam merupakan suatu areal kawasan yang perlu dipertahankan keberadaannya, karena kawasan pelestarian alam mempunyai fungsi penting dalam perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya yang dikelola dengan sistem zonasi (Undang Undang Nomor 28 Tahun 2011).

Salah satu kawasan pelestarian alam yang terdapat di Provinsi Lampung adalah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Kawasan hutan ini terletak di bagian selatan Provinsi Lampung dan ditetapkan statusnya melalui Keputusan Menteri Pertanian No.736/MENTAN/X/1982 pada tanggal 14 Oktober dan Keputusan Menteri Kehutanan No.096/Kpts-II/1984 tanggal 12 Mei 1984. Luas TNBBS adalah 356.800 ha yang meliputi dua Provinsi yaitu Provinsi Lampung dengan luas 298.800 ha dan Provinsi Bengkulu dengan luas 66.000 ha. Kawasan TNBBS ini merupakan suatu areal yang diperuntukkan sebagai kawasan pelestarian alam yang memiliki banyak potensi/kekayaan alam yang dapat dikembangkan, seperti pengembangan areal obyek wisata alam. Salah satu lokasi


(16)

2

di TNBBS yang berpotensi sebagai obyek wisata alam terletak di Resort Balik Bukit, Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Krui, Bidang Pengelolaan Taman Nasional (BPTN) Wilayah II Liwa yang secara administratif berada di Pekon Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat. Potensi wisata alam yang terdapat di Resort Balik Bukit Pekon Kubu Perahu TNBBS meliputi pemandangan alam, air terjun dan bumi perkemahan. Selain berbagai potensi alam yang terkandung didalamnya, aksesibilitas menuju Resort Balik Bukit juga relatif mudah dijangkau bagi para pengunjung sehingga tidak heran jika jumlah pengunjung semakin meningkat setiap tahunnya (BTNBBS, 2009).

Semakin meningkatnya kegiatan-kegiatan pecinta alam dan jumlah kunjungan wisatawan pada obyek wisata alam Resort Balik Bukit perlu diikuti dengan pengembangan pengelolaannya. Selama ini potensi sumberdaya yang besar belum diiringi dengan pengelolaan yang optimal, sehingga diperlukan sebuah strategi mengenai pengembangan secara optimal berdasarkan atas asas kelestarian.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk:

1. Mengetahui potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang terdapat di Resort Balik Bukit Pekon Kubu Perahu TNBBS.

2. Mengetahui potensi sumberdaya yang ada di sekitar Resort Balik Bukit TNBBS.


(17)

3

3. Mengetahui aspek manajemen yang dilakukan oleh pihak TNBBS dalam pengembangan obyek wisata alam di Resort Balik Bukit Pekon Kubu Perahu Resort Balik Bukit Pekon Kubu Perahu.

4. Merumuskan strategi pengembangan obyek wisata alam di Resort Balik Bukit Pekon Kubu Perahu.

C. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi :

1. Bahan masukan bagi pihak pengelola TNBBS dalam kegiatan pengelolaan dan pengembangan obyek wisata alam di Resort Balik Bukit.

2. Bermanfaat bagi penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini.

D. Kerangka Pemikiran

Resort Balik Bukit Pekon Kubu Perahu TNBBS memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat tinggi dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan/ pengunjung. Potensi wisata yang dapat dinikmati di obyek wisata alam Resort Balik Bukit seperti Air Terjun Sepapa Kiri, Air Terjun Sepapa kanan, Air Terjun Way Asahan, sungai yang mengalir dari dalam kawasan, ekosistem hutan hujan pegunungan, flora dan fauna, pemandangan alam dari ketinggian dan keunikan batu yang berbentuk balok yang memiliki daya tarik bagi pengunjung.

Salah satu faktor keberhasilan suatu pengembangan obyek wisata alam dapat dilihat dari pengelolaan yang dilakukan. Sejalan dengan pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan maka diperlukan suatu sistem manajemen yang baik. Aspek manajemen yang dilakukan dalam pengembangan obyek wisata alam Resort Balik Bukit TNBBS, yaitu: perencanaan untuk pengembangan obyek


(18)

4

wisata alam yang dilakukan di Resort Balik Bukit TNBBS, pembentukan struktur organisasi untuk pengembangan obyek wisata alam, melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pengembangan obyek wisata alam Resort Balik Bukit dan melakukan pengawasan terhadap pengelolaan dan pengembangan yang telah dilakukan. Selain itu juga untuk mencapai pengelolaan dan pengembangan yang baik diperlukan peran serta masyarakat.

Pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan juga harus memperhatikan faktor-faktor strategis yang dapat mempengaruhi, faktor-faktor tersebut diidentifikasi secara sistematis untuk menentukan strategi dari kegiatan pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan. Dalam hal ini faktor-faktor strategis yang diidentifikasi adalah faktor strategis pengelolaan dan pengembangan obyek wisata alam Resort Balik Bukit Pekon Kubu Perahu, yang meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman.

Setelah semua faktor strategis yang mempengaruhi pengembangan obyek wisata alam Resort Balik Bukit Pekon Kubu Perahu Taman Nasional Bukit Barisan Selatan teridentifikasi, kemudian dimasukkan ke dalam matriks SWOT sehingga dapat diketahui strategi apa yang dapat dilakukan dalam kegiatan pengelolaan dan pengembangan obyek wisata alam Resort Balik Bukit Pekon Kubu Perahu TNBBS dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Bagan alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.


(19)

5

Analisis SWOT

Faktor Internal Faktor Eksternal Analisis deskriptif

Gambar 1. Bagan kerangka pemikiran.

Identifikasi faktor-faktor strategis Identifikasi

potensi obyek wisata alam

Strategi pengembangan obyek wisata alam Obyek wisata alam Resort Balik Bukit

TNBBS

Identifikasi aspek manajemen


(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengelolaan Pariwisata

Pengelolaan merupakan suatu proses yang membantu merumuskan kebijakan-kebijakan dan pencapaian tujuan. Peran pemerintah dalam pengelolaan pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk pengaturan, pemberian bimbingan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan (Hayun, 2001).

Menurut Peraturan Menteri Kehutanan No 4 Tahun 2012, kegiatan pengelolaan dan pengembangan pariwisata alam dapat dilakukan di taman nasional dengan memperhatikan asas kelestarian. Pengelolaan pariwisata alam di Taman Nasional dapat dilakukan di zona pemanfataan. Hal yang harus dilakukan dalam kegiatan pengelolaan pariwisata alam terdiri dari beberapa unsur, yaitu:

1. Akomodasi, tempat seseorang untuk tinggal sementara.

2. Jasa Boga dan Restoran, industri jasa di bidang penyelenggaraan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial.

3. Transportasi dan Jasa Angkutan, industri usaha jasa yang bergerak di bidang angkutan darat, laut dan udara.

4. Atraksi Wisata, kegiatan wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan atau pengunjung.


(21)

7

5. Cinderamata (Souvenir), benda yang dijadikan kenang-kenangan untuk

dibawa oleh wistawan pada saat kembali ke tempat asal.

6. Biro Perjalanan, badan usaha pelayanan semua proses perjalanan dari

berangkat hingga kembali.

Menurut Suryaningsih (2014), dalam berwisata alam ada beberapa etika yang harus dihormati, yaitu:

 Sebaiknya ikuti jalur treking yang telah ditentukan, atau berjalanlah di atas boardwalk yang telah dibuat khusus untuk menjelajahi kawasan pelestarian alam.

 Jangan memberi makan hewan-hewan liar.

 Buanglah sampah pada tempatnya.

 Hindari memetik atau mengambil bagian tanaman apa pun yang ditemui sepanjang perjalanan.

 Bayarlah tiket masuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

B. Pengembangan Obyek Wisata Alam Taman Nasional

Hutan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 tahun 2011, Taman Nasional adalah Kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional merupakan salah satu kawasan konservasi yang mengandung aspek pelestarian dan aspek pemanfaatan sehingga kawasan ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekowisata dan minat khusus. Kedua bentuk


(22)

8

pariwisata tersebut yaitu ekowisata dan minat khusus, sangat prospektif dalam penyelematan ekosistem

Pengembangan obyek wisata alam pada taman nasional dapat dilakukan pada lokasi zona pemanfaatan. Pengembangan obyek wisata alam di Taman Nasional selain didukung faktor kebijakan institusi dan pihak terkait juga penting mempelajari obyek dan daya tarik, akomodasi, fasilitas dan layanan yang telah tersedia, masyarakat lokal sekitar lokasi dan mengkaji sisi pasar obyek dan daya tarik yang akan dikembangkan.

C. Sumber Ekowisata Hutan

Jenis ekowisata dapat dikelompokkan berdasarkan terjadinya produk ekowisata sehingga dikenal jenis ekowisata hutan, ekowisata pertanian, ekowisata laut, ekowisata pedesaan, ekowisata perkotaan dan ekowisata perindustrian (Avenzora, 1995). Berdasarkan batasan ini, menurut Avenzora (1995) setiap bentang alam adalah sumberdaya. Permasalahannya terletak pada kemampuan bentang alam beserta komponennya memenuhi, menarik minat dan menampung kegiatan ekowisata. Kemampuan ini tergantung pada informasi, teknologi, nilai dan kelangkaan relatif. Pengertian dapat memenuhi, menarik minat dan menampung kegiatan ekowisata boleh jadi melalui suatu upaya tertentu, yang jelas terkandung di dalam sumberdaya dan fenomena penyediaan permintaan ekowisata hutan.

Sumberdaya ekowisata dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan bentang alam tertentu dengan komponen atau elemen bentang alam tertentu yang dapat memenuhi, menarik minat dan menampung kegiatan ekowisata (Avenzora, 1995). Definisi tersebut memenuhi syarat definisi pembangunan ekowisata yang lebih


(23)

9

berkelanjutan sebagaimana diuraikan sebelumnya. Komponen-komponen bentang alam tersebut secara konseptual terdiri dari komponen sosial, ekonomi dan lingkungan dari bentang alam tersebut.

Potensi obyek dan daya tarik wisata yang dimiliki kawasan hutan konservasi adalah berupa keunikan pada masing-masing kawasan , baik dalam hal flora dan fauna ekosistemnya, gejala alam maupun budaya masyarakat. Potensi obyek yang ada memerlukan suatu tindakan pengelolaan tertentu agar dapat menjadi sumberdaya wisata agar dapat dilakukan pemanfaatannya. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam penilaian potensi obyek adalah dengan menggunakan kriteria penilaian dan pengembangan obyek wisata alam yang telah disusun oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA). Kriteria ini telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal PHKA No. 51/Kpts/Dj-VI/93 tanggal 11 Mei 1993 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Daerah Operasi Obyek Wisata Alam. Metode ini digunakan untuk menilai supply obyek wisata yang ada.

D. Konsep Ekowisata (Wisata Alam)

Konsep wisata yang berbasis ekologi atau yang lebih dikenal dengan Ekowisata (Fandeli dan Nurdin, 2005), dilatarbelakangi dengan perubahan pasar global yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada negara-negara asal wisatawan dan memiliki ekspektasi yang lebih mendalam dan lebih berkualitas dalam melakukan perjalanan wisata. Konsep wisata ini disebut wisata minat khusus. Wisatawan minat khusus umumnya memiliki intelektual yang lebih tinggi dan pemahaman serta kepekaan terhadap etika, moralitas dan nilai-nilai tertentu, sehingga bentuk


(24)

10

wisata ini adalah pencarian pengalaman baru. Wisatawan cenderung beralih kepada alam dibandingkan pola-pola wisata buatan yang mereka rasakan telah jenuh dan kurang menantang.

E. Pengertian Wisatawan

Dalam Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 9 tahun 2000, wisatawan didefinisikan sebagai orang yang melakukan kegiatan wisata. Jadi menurut

pengertian ini, “semua orang yang melakukan perjalanan wisata disebut “wisatawan” apapun tujuannya yang penting perjalanan itu bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi.”

Menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) dalam Damardjati (2001), kata tourist atau wisatawan haruslah diartikan sebagai :

1. Orang yang bepergian untuk bersenang-senang untuk kepentingan keluarga, kesehatan dan lain sebagainya.

2. Orang-orang yang bepergian untuk kepentingan usaha.

3. Orang-orang yang datang dalam rangka perjalanan wisata walaupun mereka singgah kurang dari 24 jam.

F. Peran Masyarakat dalam Ekowisata

Pelaksanaan ekowisata harus melibatkan masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pengelolaan dan pemantauan karena masyarakat lokal, terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan wisata, menjadi salah satu pemain kunci dalam pariwisata. Dengan demikian, kegiatan wisata alam diharapkan mampu mengupayakan keuntungan finansial sekaligus sebagai alternatif peningkatan taraf hidup masyarakat masyarakat harus diperlakukan sebagai


(25)

11

subyek pembangunan karena sesungguhnya merekalah yang akan meyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata.

Masyarakat lokal merupakan ”pemilik” langsung atraksi wisata yang dikunjungi

sekaligus dikonsumsi wisatawan. Air, tanah, hutan, dan lanskap yang merupakan sumberdaya pariwisata yang dikonsumsi oleh wisatawan dan pelaku wisatawan lainnya berada di tangan mereka. Kesenian yang menjadi salah satu daya tarik wisata juga hampir sepenuhnya milik mereka. Oleh sebab itu perubahan-perubahan yang terjadi di kawasan wisata akan bersentuhan langsung dengan kepentingan mereka.

Tidak jarang, masyarakat lokal sudah terlebih dahulu terlibat dalam pengelolaan aktivitas pariwisata sebelum ada kegiatan pengembangan dan perencanaan. Oleh sebab itu peran mereka terutama tampak dalam bentuk penyediaan akomodasi dan jasa pemandu dan penyediaan tenaga kerja. Selain itu masyarakat lokal biasanya juga mempunyai tradisi dan kearifan lokal dalam pemeliharaan sumberdaya pariwisata yang tidak dimiliki oleh pelaku pariwisata lainnya (Damanik dkk, 2006)

G. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan dari perencana. Dengan demikian perencana


(26)

12

strategis (Strategic Planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini (Rangkuti, 2006).

Kekuatan (strength) adalah unsur dari potensi sumberdaya yang dapat melindungi dari persaingan dan dapat menciptakan suatu kemajuan didalam suatu kegiatan atau usaha. Kelemahan (weakneses) adalah unsur dari potensi sumberdaya yang tidak dapat bersaing sehingga tidak dapa menciptakan suatu kemajuan didalam kegiatan atau usaha.

Peluang (opportunity) adalah unsur lingkungan yang dapat memungkinkan suatu kegiatan atau usaha untuk mendapatkan keberhasilan yang tinggi. Ancaman (threat) adalah unsure lingkungan yang dapat mengganggu atau menghalangi suatu kegiatan atau usaha sehingga dapat menggagalkan kegiatan atau usaha bila tidak segera diambil tindakan pengelola yang tegas.


(27)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di Resort Balik Bukit Pekon Kubu Perahu TNBBS, pada bulan Januari - Maret 2013.

B. Alat dan Obyek

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, komputer, kamera, peta dan kuesioner. Obyek dalam penelitian ini adalah potensi sumberdaya alam Resort Balik Bukit dan sumberdaya manusia yang berada di sekitar Resort Balik, pengunjung dan pihak pengelola Resort Balik Bukit.

C. Batasan Penelitian

1. Obyek wisata alam yang menjadi lokasi penelitian adalah obyek wisata alam Resort Balik Bukit TNBBS.

2. Masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian adalah masyarakat Pekon Kubu Perahu.


(28)

14

D. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

1. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan atau dari sumber data. Data primer dikumpulkan meliputi:

1) Karakteristik responden meliputi: nama, umur, instansi dan jabatan. 2) Potensi sumberdaya obyek wisata alam meliputi bentang alam dan adat

istiadat.

3) Persepsi dan keinginan masyarakat Balik Bukit terhadap pengembangan obyek wisata alam.

4) Minat, persepsi dan motivasi pengunjung terhadap pengembangan obyek wisata alam.

5) Informasi dari staff TNBBS tentang pengelolaan yang dilakukan, data yang diambil meliputi : aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh pihak TNBBS Resort Balik Bukit Pekon Kubu Perahu.

2. Data sekunder merupakan data penunjang penelitian yang diperoleh melalui studi pustaka. Data sekunder yang dikumpulkan meiputi:

1) Kondisi umum lokasi penelitian. 2) Peta kawasan.

3) Masterplan pengembangan obyek wisata alam di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.


(29)

15

 

2 1

e N N n

 

 

85 76 , 6 576 1 1 , 0 576 576 1 2 2         n n n e n

E. Metode Pengumpulan Data

Data primer dikumpulkan dengan melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan dan observasi langsung pada areal penelitian. Khusus untuk data primer tentang potensi obyek wisata alam yang terdapat di Resort Balik Bukit dilakukan dengan observasi langsung pada areal penelitian. Data sekunder diperoleh dengan mengumpulkan dokumen dari TNBBS.

F. Penentuan Sampel

1. Penentuan responden pada tingkat masyarakat dan pengunjung

Penentuan responden pada masyarakat dalam penelitian ini dilakukan dengan cara simple random sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak sederhana dalam menentukan responden yang dipilih. Batas eror yang digunakan adalah 10%. Pengambilan data yang dilakukan terhadap masyarakat dilakukan dengan wawancara yang dihitung dengan menggunakan rumus Arikunto (2002):

Keterangan:

N : Jumlah responden (kk)

N : Jumlah total kepala keluarga (kk) yang menjadi sampel (kk) e : Presisi 10%


(30)

16

 

 

94 600432 , 94 52 , 18 1752 1 1 , 0 1752 1752 1 2 2          n n n n e n

Sehingga diperoleh jumlah responden pada tingkat masyarakat 85 kk. Setelah didapat jumlah responden lalu untuk wawancara terhadap responden dilakukan secara purposive sampling. Selanjutnya pengambilan sampel pada pengunjung dilakukan dengan wawancara. Penentuan sampel pengunjung dihitung dengan rumus Arikunto (2002):

Keterangan :

n : jumlah sampel/jumlah sampel pengunjung (orang) N : jumlah pengunjung selama 3 tahun (orang) E : batas eror 10%

1 : bilangan konstan

Diperoleh jumlah sampel pengunjung pada obyek wisata alam Resort Balik Bukit Pekon Kubu Perahu sebanyak 94 responden dari total 1.752 orang jumlah pengunjung selama 3 tahun. Penentuan sampel pengunjung dilakukan secara random sampling, karena pengunjung tidak datang setiap hari. Jumlah pengunjung obyek wisata alam Resort Balik Bukit tahun 2010 – 2012.

Tabel 1. Jumlah pengunjung obyek wisata alam Resort Balik Bukit tahun 2010 – 2012

Tahun Nusanatara Mancanegara Jumlah 2010 217 74 291

2011 254 96 350

2012 963 148 1.111

TOTAL 1.434 318 1.752


(31)

17

2. Penentuan responden pada tingkat Dinas

Penentuan responden untuk tingkat dinas dilakukan terhadap Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Liwa, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Krui, Kepala Resort Balik Bukit dan 1 orang Pengendali Ekosistem Hutan.

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu deskriptif kualitatif dan SWOT (Rangkuti, 2006). Analisis deskriptif kualitatif dilakukan untuk menganalisis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, pengamatan lapang dan studi pustaka. Setelah dilakukan analisis deskriptif kualitaif selanjutnya dilakukan analisis yang lebih dalam dengan menggunakan SWOT untuk menyusun perencanaan pengembangan obyek wisata alam di Resort Balik Bukit Pekon Kubu Perahu. Analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengembangan obyek wisata alam di Resort Balik Bukit Pekon Kubu Perahu. SWOT digunakan untuk mengetahui sebuah strategi yang dapat diterapkan dalam suatu pengelolaan dan pengembangan kegiatan, seperti pengembangan obyek wisata alam Resort Balik Bukit.

Sebelum membuat matrik SWOT dilakukan identifikasi faktor strategi eksternal (External Strategic Factors Analysis Summary (EFAS)) dan faktor strategi internal (Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS)) yang dapat ditentukan dengan cara menyusun dalam kolom 1 kekuatan, ancaman, kelemahan dan peluang, setelah disusun masing-masing faktor strategisnya lalu pada kolom


(32)

18

kedua (bobot) menentukan skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai 1 (dibawah rata-rata), penetuan skala berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap pengembangan obyek wisata alam di Resort Balik Bukit Pekon Kubu Perahu, lalu pada kolom ketiga (rating) menentukan variabel berdasarkan tingkat pengaruhnya terhadap pengembangan obyek wisata alam Resort Balik Bukit dan diberi mulai dari +1 sampai +4 (sangat baik).

Pada kolom (pengkalian antara bobotdan rating) ke empat dilakukan pengalian pada setiap faktor strategis antara bobot dan rating, setelah dikalikan maka akan diperoleh skor pada setiap faktor strategis. Hasil dari pengalian/skor dapat bervariasi mulai dari 4,0 (sangat baik) sampai 1,0 (dibawah rata-rata), setelah masing-masing faktor strategis dikalikan lalu dilakukan penjumlahan skor sehingga diperoleh total skor pembobotan. Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Matriks SWOT IFAS

EFAS

Strengths (S)

 Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal

Weaknesses (W)

 Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal Opportunities (O)

 Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal

Strategi SO

Ciptakan strategi yang menggunakan

kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats (T)

 Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal

Strategi ST

Ciptakan strategi yang menggunakan

kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan


(33)

19

Setelah skor pada setiap faktor strategis diketahui maka selanjutnya dilakukan penyusunan faktor-faktor strategis eksternal dan internal dalam matrik SWOT. Matrik SWOT dari penyusunan strategis eksternal dan internal serta analisis SWOT tersebut muncul 4 (empat) strategi, yaitu strategi SO, ST, WO dan WT. Selanjutnya menentukan prioritas strategi yang lebih diutamakan dengan cara menjumlahkan nilai kode pembobotan dari setiap strategi yang telah ditentukan dalam matrik SWOT sehingga diperoleh total skor terbesar yang dapat dijadikan prioritas paling utama.


(34)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)

Kawasan lindung Bukit Barisan Selatan ditetapkan pada tahun 1935 sebagai Suaka Marga Satwa melalui Besluit Van Degouvernoor–General Van Nederlandsch Indie Nomor 48 Stbl 1935 dengan nama Sumatera Selatan I (SM SS I). Pada tanggal 1 April 1979 statusnya berubah menjadi Kawasan Pelestarian Alam yang kemudian ditetapkan sebagai Taman Nasional melalui Surat Pernyataan Menteri pertanian Nomor 736/Mentan/X/1982 tanggal 14 Oktober 1982.

Kawasan TNBBS melalui SK Menteri Kehutanan Nomor 6186/Kpts-II/2002 tanggal 10 Juni 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Taman Nasional dikelola oleh Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang merupakan Unit Pelaksanan Teknis di Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan.

Daerah Kubu Perahu merupakan bagian kawasan hutan Register 47 B TNBBS yang mengacu pada SK Direktur Jenderal PHPA Nomor 57/Kpts/Dj-VI/1990 tanggal 31 Mei 1990 termasuk dalam Mintakat (Zona) Pemanfaatan untuk kepentingan rekreasi dan wisata alam.


(35)

21

B. Keadaan Fisik Kawasan Kubu Perahu 1. Letak dan Luas

Zona Pemanfaatan Intensif Resort Balik Bukit berada di bagian tengah sebelah timur Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, yang secara geografis terletak pada

504’00” - 505’06” LS dan 10402’37” - 10404’00” BT. Menurut administrasi

pemerintahan, Zona Pemanfaatan Intensif Kubu Perahu berbatasan langsung dengan enclave Kubu Perahu (100 ha) yang merupakan bagian wilayah Pekon Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat, Propinsi Lampung. Sementara menurut Balai TNBBS, pengelolaan Zona Pemanfaatan Intensif Kubu Perahu termasuk dalam wilayah Seksi Konservasi Wilayah I Liwa. 2. Topografi

Keadaan topografi Zona Pemanfaatan Intensif Kubu Perahu umumnya bergelombang dan berbukit-bukit yang banyak dilalui oleh sungai dan anak-anak sungai dengan ketinggian antara 550 – 900 mdpl.

3. Hidrologi

Di Zona Pemanfaatan Intensif Kubu Perahu mengalir 1 (satu) buah sungai utama yaitu Way Sindalapai dengan ratusan anak-anak sungai diantaranya Way Sepapa Kanan, Way Sepapa Kiri, Way Menterang dan Way Mengengung. Menurut BPS Kabupaten Lampung Barat (2001), sungai-sungai yang mengalir kesebelah barat masih stabil karena didukung oleh banyaknya flora penutup tanah dan belum terganggunya air tanah dangkal sebagai sumber mata air.


(36)

22

4. Aksesibilitas

Untuk mencapai Zona Pemanfaatan Intensif Kubu Perahu dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda empat dengan mudah dan lancar mengingat lokasi dilalui oleh jalan aspal Lintas Barat Sumatera. Aksesibilitas selengkapnya ke Zona Pemanfaatan Intensif Kubu Perahu disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Aksesibilitas ke zona pemanfaatan intensif Kubu Perahu

No Asal Tujuan Jarak

(km)

Waktu (jam)

Kendaraan 1. Bandar Lampung

Liwa Liwa Kubu Perahu 240 92 5,5 0,25 roda 4/umum roda 4/umum 2. Bandar Lampung

Kota Agung Krui Kota Agung Krui Kubu Perahu 92 155 25 2 3 0,5 roda 4/umum roda 4/umum roda 4/umum 3. Manna

(Bengkulu Selatan) Krui Krui Kubu Perahu 248 25 6,4 0,5 roda 4/umum roda 4/umum

Sumber : BBTNBBS, 2007.

C. Keadaan Biotik Zona Pemanfaatan Intensif Kubu Perahu 1. Ekosistem

Zona Pemanfaatan Intensif Kubu Perahu (800 – 900 mdpl) disusun oleh tipe ekosistem hutan hujan pegunungan .

2. Flora

Jenis vegetasi yang dominan dan umum dijumpai di Zona Pemanfaatan Intensif Kubu Perahu adalah jenis-jenis pengisi hutan hujan pegunungan bawah dari famili Dipterocarpaceae, Myrtaceae dan Fagaceae dengan jenis yang umum dijumpai. Flora di zona pemanfaatan intensif Resort Balik Bukit dapat dilihat pada Tabel 4.


(37)

23

Tabel 4. Flora di zona pemanfataan intensif Resort Balik Bukit

No Nama Lokal Nama Ilmiah

1. Pasang Quercus sp

2. Manggis-manggisan Garcinia sp

3. Meranti Shorea sp

4. Anggrek hitam Gramatophlum sp

5. Anggrek bulan Phalaenopsis sumatranus Sumber: Data primer penelitian, 2013.

3. Fauna

Zona Pemanfaatan Intensif Kubu Perahu dihuni oleh beberapa jenis fauna. Jenis fauna Resort Balik Bukit dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Fauna di zona pemanfataan intensif Resort Balik Bukit

No Nama lokal Nama ilmiah

1. Rangkong Buceros sp

2. Kuau Argusianus argus

3. Siamang Hylobates syndactyllus

4. Owa Hylobates agilis

5. Simpai Presbytis melalophos 6. Beruang madu Helarctos malayanus

7. Gajah sumatera Elephas maximus sumatranus 8. Kambing hutan Capricornis sumatrensis Sumber: Data primer penelitian, 2013.

D. Potensi Wisata di Resort Balik Bukit Pekon Kubu Perahu Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

TNBBS merupakan suatu kawasan yang memiliki fungsi penting dalam perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya yang dikelola dengan sistem zonasi. Taman nasional dapat juga dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Balik Bukit Merupakan salah satu Resort di TNBBS yang memiliki banyak potensi wisata yang menarik dan dapat


(38)

24

dikembangkan. Potensi wisata alam yang terdapat di Resort Balik Bukit TNBBS yang dapat dikembangan, seperti air tejun, sungai way sepapa, ekosistem hutan hujan pegunungan, demplot, satwa liar, pemandangan alam, dan batu balok.

E. Kegiatan Wisata Alam

1. Pemandangan Alam (Keindahan Alam)

Resort Balik Bukit memiliki obyek wisata pemandangan alam yang indah yang dapat dinikmati oleh para pengunjung berupa hamparan strata tajuk yang hijau dan suasana sejuk dengan angin sepoi-sepoi, dari hasil kuesioner dan wawancara dengan responden maka dapat diketahui bahwa sebagian pengunjung datang untuk menikmati pemandangan alam. Para pengunjung memilih datang ke obyek wisata ini karena pengunjung merasa lokasi obyek wisata ini memiliki pemandangan alam yang indah, alami dan masih terjaga sehingga pengunjung untuk menikmati suasana alam lebih memilih berwisata ketempat ini selain itu tempatnya yang mudah dijangkau.

2. Berkemah

Dari hasil kuesioner dan wawancara yang diperoleh dari pengunjung Resort Balik Bukit memiliki obyek wisata alam yang indah juga dapat dimanfaatkan oleh pengunjung untuk berkemah. Lokasi ini menjadi pilihan pengunjung jika ingin mengadakan perkemahan, karena lokasinya yang nyaman dan tempatnya strategis dengan didukung aksesnya yang tidak sulit dijangkau.


(39)

25

3. Lain-lain

Kegiatan wisata lain yang biasa pengunjung lakukan di obyek wisata alam Resort Balik Bukit adalah Pengamatan flora dan fauna, bird watching, photo hunting, penjelajahan hutan dan kegiatan-kegiatan keorganisasian.

F. Fasilitas dan Pelayanan

Pengembangn obyek wisata alam sangat dipengaruhi oleh adanya fasilitas-fasilitas penunjang untuk kegiatan wisata. Fasilitas penunjang wisata alam yang terdapat di obyek wisata alam Resort Balik Bukit TNBBS, seperti Bumi Perkemahan, Menara Pengamatan, Rumah Pohon, Jalur Trail wisata, MCK, Shelter, dan Papan Interpretasi.

G. Potensi sumberdaya Manusia di Pekon Kubu Perahu

Masyarakat Kubu Perahu memiliki potensi yang mampu menunjang kegiatan pengembangan obyek wisata alam Resort Balik Bukit, potensi yang dapat menunjang kegiatan pengembangan tersebut seperti adanya kemampuan masyarakat dalam membuat kerajinan tangan seperti membuat kapal laut dari kotak rokok dan membuat souvenir motor yang terbuat dari anyaman rotan.

Kerajinan-kerajinan tangan tersebut dapat dijadikan souvenir bagi para pengunjung yang berwisata di obyek wisata alam resort Balik Bukit Pekon Kubu Perahu, potensi lain adalah seperti kegiatan sehari-hari masyarakat memecah batu juga dapat dijadikan potensi karena para wisatawan sangat jarang tahu bagaimana cara dalam memecah batu dan para wisatawan dapat secara langsung belajar cara masyarakat Kubu Perahu dalam memecah batu.


(40)

26

H. Kelembagaan masyarakat di Pekon Kubu Perahu

Selain Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang berinteraksi langsung dengan masyarakat dalam hal pengamanan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan pembinaan partisipasi masyarakat pekon Kubu Perahu, juga terdapat lembaga lain yang berinteraksi dengan masyarakat pekon Kubu Perahu seperti Lembaga Himpun Pemekonan (LHP) dan Lembaga Kegotong Royongan kedua lembaga ini didirikan dengan tujuan saling membantu dalam memenuhi kebutuhuhan seperti membuat rumah dan membuat usaha ternak yang dikelola secara bersama.

I. Keadaan Hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Ketersediaan lahan garapan yang terbatas di Pekon Kubu Perahu serta tekanan krisis ekonomi dan moneter sejak dimulainya reformasi tahun 1998 telah mendorong munculnya aktivitas pembukaan lahan untuk perkebunan di kawasan hutan Taman Nasional di sekitar Enclave Kubu Perahu dan sekitar pusat desa (daerah Way Badas) seluas puluhan hektar, pada tahun 2003 aktivitas ilegal tersebut telah dapat dihentikan kecenderungan perluasannya dan sebagian besar telah ditinggalkan oleh pelaku perambahan hingga saat ini. Secara umum Hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di zona pemanfaatan intensif Kubu Perahu masih merupakan hutan alam primer yang relatif aman dari berbagai gangguan seperti perambahan hutan, pencurian hasil hutan dan perburuan liar.


(41)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Potensi sumberdaya wisata Resort Balik Bukit yang dapat dijadikan daya tarik wisata berupa bentang alamnya, seperti air terjun sepapa kanan dan sepapa kiri, air terjun way asahan, sungai way sepapa, ekosistem hutan hujan pegunungan, demplot, flora dan fauna, pemandangan alam, dan batu balok. 2. Potensi sumberdaya manusia yang dapat menunjang kegiatan pengembangan

obyek wisata alam Resort Balik Bukit meliputi kemampuan masyarakat dalam membuat kerajinan tangan.

3. Manajemen pengelolaan obyek wisata alam Resort Balik Bukit dilakukan dengan cukup baik oleh pihak Resort Balik Bukit SPTN III Wil Krui BPTN II Wil II Liwa TNBBS, meliputi: perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan, akan tetapi dengan minimnya petugas yang ada di Resort Balik Bukit pengelolaan obyek wisata alamnya kurang efektif karena dengan jumlah petugas tersebut tidak seimbang dengan wilayah yang cukup luas. 4. Berdasarkan faktor internal dan eksternal maka strategi paling utama untuk

diterapkan dalam pengembangan obyek wisata alam Resort Balik Bukit TNBBS adalah strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (Strengths-Oportunities), yaitu menjalin kerjasama antara TNBBS dengan masyarakat untuk mejaga dan melestarikan alam serta bekerjasama dengan


(42)

51

Dinas Kehutanan, Dinas Pariwisata dan Lingkungan Hidup dan BAPPEDA Lampung Barat.

B. Saran

Salah satu alternatif yang dapat diterapkan oleh Resort Balik Bukit TNBBS dalam pengembangan obyek wisata alam adalah menjalin kerjasama dengan instansi-instansi lain seperti Dinas Pariwisata, dan BAPPEDA Kabupaten Lampung Barat serta memperbaiki fasilitas-fasilitas wisata yang sudah rusak.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002.Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Andayani. N. L. H. 2007. Pengembangan Obyek Wisata Desa Tihingan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung.Jurnal Manajemem Pariwisata7(1). STIE Triatma Jaya.

Aryanto, R. 2010.Strategi Pengembangan Pariwisata Alam Di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Avenzora, R. 1995.Ekoturisme Suatu Pandangan Tentang Konsep. Media

Konservasi Vo. IV No. 4, Agustus, 1995. Bogor. Indonesia.

Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. 2007. Masterplan Pengembangan Obyek Wisata Alam di Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Kotaagung :BTNBBS.

Damanik, Janianton and Helmut F. Weber. 2006.Perencanaan Ekowisata. Dari Teori ke Aplikasi. Pusat Studi Pariwisata (PUSPAR) UGM dan ANDI Press. Yogyakarta.

Damardjati, R. 2001.Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Edisi Revisi, Cetakan Keenam, Pradnya Paramita, Jakarta,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Denman R. 2001. Guidelines For Community-Based Ecotourism Development. UK: WWF International. 14 juli 2012. Assets.panda.org/download/

Fandeli, Chafid dan Muhammad Nurdin, 2005.Pengembangan Ekowisata Berbasis Konservasi di Taman Nasional, Penerbit Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan Pusat Studi Pariwisata Universitas Gajah Mada, Yogyakarta dan Kantor Kementerian Lingkungan Hidup RI, Jakarta. Hayun, Z. 2001.Studi Pengembangan Potensi Youth Camp untuk Kegiatan

Wisata Alam. Skripsi Fakultas Pertanian Uiversitas Lampung. Bandar Lampung.


(44)

53

Jannah, A. Raudatul. 2007.Kajian Pengelolaan Taman Wisata Alam Pulau Kembang, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Tesis Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nugraheni D & F Yusman. 2013.Kajian Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Suwuk Kabupaten Ditinjau dari Segi Pengelolaan dan Pemasarannya. Jurnal Teknik PWK2(1): 1-14. Universitas Diponegoro.

Nurdianti A, S Ningsih & M Sutri. 2013.Potensi Pengembangan Wisata Alam di Habitat Maleo(Macricephalon maleo) Taman Nasional Lore Lindung Bidang Pengelolaan Wilayah (BPW) I Saluki Kecamatan Sigi. Jurnal Warta Rimba 1(1): 1-8. Universitas Tadulako.

Nyoman S. Pendit. 2002. Ilmu Pariwisata: Sebuah pengantar Perdana, Jakarta: PT Pradya Paramita.

Qomariah, L. 2009.Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat Di Taman Nasional Meru Betiri (Studi Kasus Blog Rajegwesi SPTN I Sarongan). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rachmawati, E. 2010.Sistem Sosisal Pengembangan Wisata Alam Di Kawasan Gunung Salak Endah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rangkuti, F. 2006.Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Rizal, M. 1995.Strategi Pengelolaan Objek Wisata dan Taman Nasional Tanjung Putting. Tesis Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sulistiani, S. N., Dwinda, L., Apriliani, K. 2011.Pengembangan Wisata Berbasis

Masyarakat (Community Based Tourism) Di Desa Malasari, Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Suryaningsih, I. 2014.Etika Beriwisata di Hutan.http://www.readersdigest.co.id /travel/traveler/etika.berwisata.di.hutan/006/002/70. Diakses pada 29 Juni 2014.

Tunggal, A.Widjaja. 1993.Manajemen Suatu Pengantar. Rineka Cipta. Jakarta. Umardiono A. 2011.Pengembangan Obyek Wisata Taman Nasional Laut

Kepulauan Karimun Jawa. Jurnal Masyarakat, kebudayaan dan politik (MKP).24(3):192-200. Universitas Airlangga.

Wood, M. Epler. 2002.Ecotourism: Principles, Practices and Policies for Sustainibility. United Nation Publication. New York.


(45)

54

Winarno, G.D. 2004.Kajian Pengembangan Wisata di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman Provinsi Lampung. Tesis Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Zain, M. M. dan Taufik, M. 2011.Pengembangan Potensi Wisata Alam Kabupaten Tulungagung dengan Sistem Informasi Geografis. Surabaya : Program Studi Teknik Geomatika ITS. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12512-Paper.pdf. Diakses tanggal 9 September 2013.


(1)

26

H. Kelembagaan masyarakat di Pekon Kubu Perahu

Selain Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang berinteraksi langsung dengan masyarakat dalam hal pengamanan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan pembinaan partisipasi masyarakat pekon Kubu Perahu, juga terdapat lembaga lain yang berinteraksi dengan masyarakat pekon Kubu Perahu seperti Lembaga Himpun Pemekonan (LHP) dan Lembaga Kegotong Royongan kedua lembaga ini didirikan dengan tujuan saling membantu dalam memenuhi kebutuhuhan seperti membuat rumah dan membuat usaha ternak yang dikelola secara bersama.

I. Keadaan Hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Ketersediaan lahan garapan yang terbatas di Pekon Kubu Perahu serta tekanan krisis ekonomi dan moneter sejak dimulainya reformasi tahun 1998 telah mendorong munculnya aktivitas pembukaan lahan untuk perkebunan di kawasan hutan Taman Nasional di sekitar Enclave Kubu Perahu dan sekitar pusat desa (daerah Way Badas) seluas puluhan hektar, pada tahun 2003 aktivitas ilegal tersebut telah dapat dihentikan kecenderungan perluasannya dan sebagian besar telah ditinggalkan oleh pelaku perambahan hingga saat ini. Secara umum Hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di zona pemanfaatan intensif Kubu Perahu masih merupakan hutan alam primer yang relatif aman dari berbagai gangguan seperti perambahan hutan, pencurian hasil hutan dan perburuan liar.


(2)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Potensi sumberdaya wisata Resort Balik Bukit yang dapat dijadikan daya tarik wisata berupa bentang alamnya, seperti air terjun sepapa kanan dan sepapa kiri, air terjun way asahan, sungai way sepapa, ekosistem hutan hujan pegunungan, demplot, flora dan fauna, pemandangan alam, dan batu balok. 2. Potensi sumberdaya manusia yang dapat menunjang kegiatan pengembangan

obyek wisata alam Resort Balik Bukit meliputi kemampuan masyarakat dalam membuat kerajinan tangan.

3. Manajemen pengelolaan obyek wisata alam Resort Balik Bukit dilakukan dengan cukup baik oleh pihak Resort Balik Bukit SPTN III Wil Krui BPTN II Wil II Liwa TNBBS, meliputi: perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan, akan tetapi dengan minimnya petugas yang ada di Resort Balik Bukit pengelolaan obyek wisata alamnya kurang efektif karena dengan jumlah petugas tersebut tidak seimbang dengan wilayah yang cukup luas. 4. Berdasarkan faktor internal dan eksternal maka strategi paling utama untuk

diterapkan dalam pengembangan obyek wisata alam Resort Balik Bukit TNBBS adalah strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (Strengths-Oportunities), yaitu menjalin kerjasama antara TNBBS dengan masyarakat untuk mejaga dan melestarikan alam serta bekerjasama dengan


(3)

51

Dinas Kehutanan, Dinas Pariwisata dan Lingkungan Hidup dan BAPPEDA Lampung Barat.

B. Saran

Salah satu alternatif yang dapat diterapkan oleh Resort Balik Bukit TNBBS dalam pengembangan obyek wisata alam adalah menjalin kerjasama dengan instansi-instansi lain seperti Dinas Pariwisata, dan BAPPEDA Kabupaten Lampung Barat serta memperbaiki fasilitas-fasilitas wisata yang sudah rusak.


(4)

Arikunto, S. 2002.Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Andayani. N. L. H. 2007. Pengembangan Obyek Wisata Desa Tihingan,

Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung.Jurnal Manajemem

Pariwisata7(1). STIE Triatma Jaya.

Aryanto, R. 2010.Strategi Pengembangan Pariwisata Alam Di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Avenzora, R. 1995.Ekoturisme Suatu Pandangan Tentang Konsep. Media

Konservasi Vo. IV No. 4, Agustus, 1995. Bogor. Indonesia.

Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. 2007. Masterplan Pengembangan Obyek Wisata Alam di Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Kotaagung :BTNBBS.

Damanik, Janianton and Helmut F. Weber. 2006.Perencanaan Ekowisata. Dari Teori ke Aplikasi. Pusat Studi Pariwisata (PUSPAR) UGM dan ANDI Press. Yogyakarta.

Damardjati, R. 2001.Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Edisi Revisi, Cetakan Keenam, Pradnya Paramita, Jakarta,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Denman R. 2001. Guidelines For Community-Based Ecotourism Development. UK: WWF International. 14 juli 2012. Assets.panda.org/download/

Fandeli, Chafid dan Muhammad Nurdin, 2005.Pengembangan Ekowisata Berbasis Konservasi di Taman Nasional, Penerbit Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan Pusat Studi Pariwisata Universitas Gajah Mada, Yogyakarta dan Kantor Kementerian Lingkungan Hidup RI, Jakarta. Hayun, Z. 2001.Studi Pengembangan Potensi Youth Camp untuk Kegiatan

Wisata Alam. Skripsi Fakultas Pertanian Uiversitas Lampung. Bandar Lampung.


(5)

53

Jannah, A. Raudatul. 2007.Kajian Pengelolaan Taman Wisata Alam Pulau Kembang, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Tesis Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nugraheni D & F Yusman. 2013.Kajian Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Suwuk Kabupaten Ditinjau dari Segi Pengelolaan dan Pemasarannya. Jurnal Teknik PWK2(1): 1-14. Universitas Diponegoro.

Nurdianti A, S Ningsih & M Sutri. 2013.Potensi Pengembangan Wisata Alam di Habitat Maleo(Macricephalon maleo) Taman Nasional Lore Lindung Bidang Pengelolaan Wilayah (BPW) I Saluki Kecamatan Sigi. Jurnal Warta Rimba 1(1): 1-8. Universitas Tadulako.

Nyoman S. Pendit. 2002. Ilmu Pariwisata: Sebuah pengantar Perdana, Jakarta: PT Pradya Paramita.

Qomariah, L. 2009.Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat Di Taman Nasional Meru Betiri (Studi Kasus Blog Rajegwesi SPTN I Sarongan). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rachmawati, E. 2010.Sistem Sosisal Pengembangan Wisata Alam Di Kawasan Gunung Salak Endah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rangkuti, F. 2006.Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Rizal, M. 1995.Strategi Pengelolaan Objek Wisata dan Taman Nasional Tanjung Putting. Tesis Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sulistiani, S. N., Dwinda, L., Apriliani, K. 2011.Pengembangan Wisata Berbasis

Masyarakat (Community Based Tourism) Di Desa Malasari, Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Suryaningsih, I. 2014.Etika Beriwisata di Hutan.http://www.readersdigest.co.id /travel/traveler/etika.berwisata.di.hutan/006/002/70. Diakses pada 29 Juni 2014.

Tunggal, A.Widjaja. 1993.Manajemen Suatu Pengantar. Rineka Cipta. Jakarta. Umardiono A. 2011.Pengembangan Obyek Wisata Taman Nasional Laut

Kepulauan Karimun Jawa. Jurnal Masyarakat, kebudayaan dan politik (MKP).24(3):192-200. Universitas Airlangga.

Wood, M. Epler. 2002.Ecotourism: Principles, Practices and Policies for Sustainibility. United Nation Publication. New York.


(6)

Winarno, G.D. 2004.Kajian Pengembangan Wisata di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman Provinsi Lampung. Tesis Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Zain, M. M. dan Taufik, M. 2011.Pengembangan Potensi Wisata Alam Kabupaten Tulungagung dengan Sistem Informasi Geografis. Surabaya : Program Studi Teknik Geomatika ITS. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12512-Paper.pdf. Diakses tanggal 9 September 2013.