KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN DI GUDANG LELANG TAHUN 2012-2013 (Suatu Kajian Budaya)
ABSTRAK
KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN DI GUDANG LELANG
TAHUN 2012-2013 (Suatu Kajian Budaya)
Oleh
Muslimah M
0813033035
Gudang Lelang terletak di pesisir pantai, mayoritas masyarakatnya mata
pencahariannya sebagai nelayan. Masyarakat nelayan di Gudang Lelang hidup
dalam keadaan miskin karena pendapatan yang mereka peroleh dari melaut
rendah. Peralatan nelayan masih tradisional dan tingkat pendidikan nelayan yang
rendah sehingga produktivitas hasil tangkapan rendah. Hal ini akan berakibat
buruk bagi nelayan di Gudang Lelang karena mereka dituntut untuk berjuang
keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka. Pada kenyataannya
nelayan dapat mencukupi kebutuhannya sehari-hari dengan baik dari generasi ke
generasi meskipun dalam keadaaan miskin. Dari latar belakang inilah yang
membuat peneliti tertarik pada kehidupan masyarakat nelayan di Gudang Lelang
di lihat dari budaya yaitu sistem matapencaharian, sistem pengetahuan, sistem
peralatan dan perlengkapan hidup.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kehidupan masyarakat
nelayan di Gudang Lelang dilihat dari budaya. Adapun tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui tentang kehidupan masyarakat nelayan di Gudang
Lelang dilihat dari budaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. Sedangkan teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Dari hasil penelitian
menyatakan bahwa masyarakat nelayan di Gudang Lelang dapat mempertahankan
kehidupannya dalam keadaan sederhana yakni pertama nelayan tidak dapat keluar
dalam ruang lingkup perikanan. Kedua semua anggota keluarga dapat bekerja
tanpa mereka harus keluar dari Gudang Lelang, karena bekerja di Gudang Lelang
hanya bermodalkan tenaga. Ketiga anak nelayan mengenal pekerjaan nelayan dan
alat-alat penangkap ikan tradisional dari orang tua mereka sendiri yang
memperkenalkan dan mengajarkan cara menggunakan alat penangkap ikan
tradisional tersebut, sehingga pekerjaan nelayan menjadi pekerjaan yang
mentradisi dari generasi ke generasi sampai sekarang.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Teluk Betung pada tanggal 4 Februari 1988
yang
merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara dari
pasangan Bapak Muksin dan Ibu Aam.
Penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Keteguhan, yang
diselesaikan pada tahun 2000. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 27 Bandar Lampung, yang
diselesaikan pada tahun 2003 dan dilanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 8 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2006.
Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa di Program Studi
Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Pada tahun 2010 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan pada
tahun 2011 penulis melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan
program Kegiatan Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Kebun Tebu di
Lampung Barat.
PERSEMBAHAN
Dari hati yang paling dalam, tugas akhir ini
kupersembahkan kepada bapak dan ibuku yang
telah lama menantikan keberhasilanku dan selalu
mendo’akan Aku.
MOTO
Hanya Mereka Yang Berani Gagal
Dapat Meraih Keberhasilan
(Robert F. Kennedy)
SANWACANA
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Kehidupan Masyarakat Nelayan Di Gudang Lelang Tahun 2012-2013
(Suatu Kajian Budaya)” pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dikarenakan keterbatasan penyajian data serta lingkup pengamatan
penulis, Oleh karena itu. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu memberikan arahan serta bimbingan atas
terselesainya skripsi ini:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr.M.Thoha B.S Jaya, M.S Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs.Arwin Achmad, M.Si Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Iskandar Syah,M.H Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan dosen di Pendidikan
Sejarah.
5. Bapak Drs. Bochori Asyik, M.Si
Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengatahuan Sosial FKIP Universitas Lampung.
6. Bapak Drs. Maskun, M.H
Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Ilmu Pendidikan Sosial FKIP Unila dan sebagai pembahasa utama
peneliti, terima kasih bimbingannya untuk membantu peneliti dalam
peyususnan skripsi.
7. Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum dosen pembimbing Akademik dan
pembimbing utama dalam skripsi, terima kasih atas bimbingannya, saran
dan kritiknya dalam proses kuliah dan penyelesaian skripsi..
8. Bapak Drs Wakidi, M.Hum dosen pendidikan sejarah dan pembimbing II
yang telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan bimbingan, saran
dan kritik dalam penyelesaian skripsi.
9. Bapak Marzuki Yazid sebagai Ketua HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh
Indonesia) Provinsi Lampung, Bapak Tumirdi sebagai Ketua KUD di
Gudang Lelang, Bapak Daryono, Bapak Hasani, Ibu Wajiroh, Zaelani dan
Bapak Kunang.
10. Kedua kakakku Ka Ocit, Ka Monot, kedua tetehku Teh Anil, Teh Mun
dan kelima adikku tersayang Ita, Mirna, Asan, Rohmah dan Asom. yang
selalu mendoakanku dan selalu memotivasiku.
11. Sahabatku khususnya Nisa yang telah membantu dalam penelitianku tak
lupa juga sahabat-sahabatku Timur, Nenk Nunik, Yunita, Bibi Anggi, Lia
(NR 06), Bina, Lilih, Een, Resti, Melia, Tiwi, Tanti, Andi, Relian, Tohar,
Andrian dan teman-teman yang lainnya yang tidak disebutkan namanya
yang telah memberikan semangat untukku. Rekan-rekan angkatan 2008,
kakak-kakak dan adik-adik tingkat terima kasih atas kebersamaannya.
12. Keluargaku KKN dan PPL di Kebun Tebu Septi, Deva, Imatul, Maye, Ari,
Diki, Rizki, Andrian dan Hamid.
13. Segenap guru dan murid-muridku di MTS Raudhatul Mu’minin di Batu
Putu
14. Almamater tercinta
“TERIMA KASIH”
Bandar Lampung,
Penulis
Muslimah M
Juli 2014
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 1. Struktur Kepemimpinan Masyarakat Di Kelurahan Kangkung ........... 31
Tabel 2. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Usia ................................... 33
Tabel 4. Jumlah Penduduk Gudang Lelang Berdasarkan Tingkat Pendidikan .. 35
Tabel 3. Mata Pencaharian Masyarakat Gudang Lelang .................................... 36
Tabel 5. Keadaan Penduduk Berdasarkan system kepercayaan.......................... 37
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ...........................................................................................................
KOMISI PEMBIMBING ..............................................................................
ABSTRAK ......................................................................................................
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................
MOTTO ..........................................................................................................
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
SANWACANA ...............................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
x
xii
xiii
xiv
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .........................................................................................
1.2.Analisis Masalah ........................................................................................
1.2.1. Identifikasi Masalah ...........................................................................
1.2.2.Pembatasan Masalah ..........................................................................
1.2.3.Perumusan Masalah ............................................................................
1.3. Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian ...................................
1.3.1.Tujuan Penelitian ................................................................................
1.3.2.Kegunaan Penelitian ...........................................................................
1.3.3.Ruang lingkup Penelitian ...................................................................
1
6
6
6
6
7
7
7
7
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA
2.1 TinjauanPustaka .........................................................................................
2.1.1. Konsep Kehidupan ...........................................................................
2.1.2. Konsep Nelayan ...............................................................................
2.1.3. Konsep Pemukiman Nelayan ...........................................................
2.1.4 Konsep Masyarakat ...........................................................................
2.1.5. Konsep Budaya..................................................................................
8
8
10
11
13
14
2.2. Kerangka Pikir ......................................................................................... 16
2.3. Paradigma................................................................................................. 17
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ....................................................................................
3.1.1 Metode Diskriptif...........................................................................
3.2 Variable Penelitian .................................................................................
3.3 Defisini Operasional Penelitian ..............................................................
3.4 Informan .................................................................................................
3.5 Teknik Pengumpulan Data .....................................................................
3.5.1 Observasi ........................................................................................
3.5.2 Wawancara .......................................................................................
3.5.3 Dokumentasi .....................................................................................
3.5.4 Kepustakaan ......................................................................................
3.6 Teknik Analisis Data ...............................................................................
18
19
20
20
21
22
22
23
25
25
26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAAN
A. Hasil
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ........................................................
4.2 Letak Wilayah Gudang Lelang.................................................................
4.2.1 Luas Daerah Dan Kondisi Fisik Gudang Lelang .............................
4.2.2 Kependudukan .................................................................................
4.3 Keadaan Penduduk Gudang Lelang .........................................................
4.3.1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Usia................................
4.3.2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tinkat Pendidikan .......................
4.3.3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian........................
4.3.4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Sistem Kepercayaan....................
28
30
30
30
32
33
34
36
37
4.4 Kehidupan Penduduk di Gudang Lelang Pada Saat Ini ..........................
4.4.1. Sistem Mata Pencaharian .................................................................
4.4.2. Sistem Pengetahuan .........................................................................
4.4.3. Sistem Peralatan dan Perlengkapan Hidup ......................................
40
40
45
48
B. Pembahasan
1.1 Sistem Mata Pencaharian ................................................................... 50
1.2 Sistem Pengetahuan ........................................................................... 51
1.3 Sistem Peralatan dan Perlengkapan Hidup ........................................ 53
V. Simpulan Dan Saran
5.1. Simpulan ............................................................................................ 54
5.2. Saran ................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pedoman Wawancara ..............................................................................
Identitas Informan ...................................................................................
Daftar pertanyaan ....................................................................................
Rekapitulasi Hasil Wawancara ...............................................................
Daftar Informan .......................................................................................
Surat Keterangan Izin Penelitian ke Kelurahan Kangkung....................
Surat Keterangan Penelitian dari Kelurahan Kangkung .........................
Rencana Judul Kaji Tindak/Skripsi .........................................................
57
58
59
60
65
74
75
76
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Halaman
Peta Provinsi Lampung ........................................................................... 77
Peta Kota Bandar Lampung .................................................................... 78
Peta Kelurahan Kangkung ....................................................................... 79
Denah Kampung Gudang Lelang ............................................................ 80
Ketua KUD dan Ketua HNSI Bandar Lampung ..................................... 81
Dermaga di Gudang Lelang .................................................................... 81
TPI di Gudang Lelang ............................................................................. 82
Pemukiman Nelayan di Gudang Lelang.................................................. 83
Istri Nelayan ............................................................................................ 84
Seorang Anak Nelayan Menjual Ikan ..................................................... 85
Kapal Pursin dan anak nelayan yang bekerja sebagai ABK ................... 85
Kayu Mentru .......................................................................................... 86
Pengrajin Kapal Memotong kayu mentru ............................................... 87
Pengrajin sedang membuat kapal ............................................................ 88
Kapal yang sudah selesai dan akan melakukan pengecetan .................... 89
Nelayan dan Alat Penangkap ikan tradisional ........................................ 90
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia yang luas wilayahnya 2,03 juta km2 merupakan negara terbesar yang
wilayahnya memiliki potensi kekayaan alam yang luas (Herman Haeruman, 1986:
2). Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia salah satunya adalah potensi
perikanan yang merupakan potensi penting karena 70% luas wilayah Indonesia
adalah perairan (Syamsumar Dam,2010:1). Sektor perikanan dan kelautan
merupakan salah satu sumber pendapatan devisa sebagai tumpuhan perekonomian
dari sektor perikanan dalam menghadapi krisis ekonomi yang dialami bangsa
Indonesia (Puji Purwanti, 2010:1). Lampung merupakan salah satu provinsi yang
berada di Pulau Sumatra. Keadaan alam di wilayah Lampung merupakan sebuah
bentangan alam yang luas. Bentangan alam wilayah di sebelah barat dan selatan
merupakan garis pantai yang memiliki topografi berbukit-bukit sebagai sebuah
rangkaian dari jalur Bukit Barisan-Pulau Sumatera. Bagian tengah dari Provinsi
Lampung merupakan dataran rendah dan bagian timur yang berbatasan dengan
Laut Jawamerupakan wilayah perairan yang luas dan kaya akan potensi kekayaan
lautnya.
2
Mayoritasmasyarakat yang bermukim di pesisir pantai bermatapencaharian
sebagainelayan.Nelayan
merupakan
suatu
kelompok
masyarakat
yang
kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan
penangkapan
ataupun
budidayaikan(Edi
2010:74).Secarakhususmasyarakatnelayanbiasanyaterletak
Susilo,
di
daerahmuarasungaiatauteluk.Lokasimuarasungaimemudahkanparanelayanmelabu
hkanperahu yang merekapakaimelaut (AbdurrahmatFathoni, 2006:51).
GudangLelangsecaraadministratifterletak di Lingkungan III, KelurahanKangkung,
KecamatanBumiWaras, Kota Bandar Lampung. Seperti wilayah lain yang terletak
di pesisir, masyarakat di Gudang Lelang memiliki mata pencaharian sebagai
nelayan.Pada tahun 1940-an masyarakat Gudang Lelang hanya terdiri dari
beberapa kepala keluarga yang tersebar di sekitar sisi ujung jalan dan daerah
pinggir-pinggir pantai. Masyarakat yang bermukim di Gudang Lelang adalah
nelayan dari Pulau Jawa khususnya Cirebon yang mencari penghidupan dengan
mencari daratan untuk tempat menjual hasil tangkapan mereka selama melaut.
Awalnya nelayan dari Jawa Cirebon datang ke Gudang Lelang hanya untuk
menjual ikan, tetapi lama-kelamaan mereka membuat pemukiman di daerah
Gudang Lelang untuk memudahkan mereka dalam beraktivitas. masyarakat
nelayan di Gudang Lelang melakukan aktivitas sosial ekonomi yang terkait
dengan
sumberdaya
wilayah
pesisir
dan
lautan.
Dengan
demikian
masyarakatnelayan Di GudangLelang memiliki ketergantungan yang cukup tinggi
dengan potensi dan kondisi sumberdaya pesisir dan lautan.
3
Berdasarkan sensus penduduk tahun dinyatakan bahwa jumlah penduduk Gudang
Lelang sebanyak 1941 jiwa yang terdiri dari laki-laki 904 jiwa dan perempuan
1037 jiwa (Data sensus penduduk Januari tahun 2012). Mayoritas masyarakat di
Gudang Lelang bermatapencaharian sebagai nelayan aktif. Nelayan aktif adalah
nelayan yang setiap harinya pergi melaut seperti nelayan buruh yang setiap
harinya mereka menangkap ikan di laut.
Hubungan interaksisosial masyarakat nelayan di GudangLelangbersifatakrab dan
gotongroyong, mereka menganggap di antaramereka seperti hubungan saudara
sendiri. Gotong-royong sebagai solidaritas sosial terjadi dalam kehidupan
masyarakat nelayan di Gudang Lelang, pentingnya gotong royong membuat
masyarakat nelayan bergabung dalam komunitas nelayan yaitu Himpunan
Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI). Kegiatanmenangkap ikan pada masyarakat
nelayan di Gudang Lelang di lakukan secara gotong royong. Masyarakat nelayan
di Gudang Lelang hidup berkelompok-kelompok, dengan ikatan yang di dasarkan
pada kegiatan penangkapan ikan.
Dilihatdariperalatan yang dipakainelayanuntukmenangkapikandi laut, nelayan di
GudangLelangtergolongsebagainelayantradisional. Nelayan tradisional adalah
nelayan yang peralatan tangkapnya masih menggunakan alat-alat yang tradisional
contoh jaring dan perahu sampan. Nelayan modern menggunakan
peralatan
tangkapnya yang canggih sehingga tingkat pendapatan dan kesejahteraan sosial
ekonominya jauh lebih tinggi.
4
Dengan daya dukung dari peralatan yang sederhana menyebabkan pengusahaan
perikanan skala kecil memiliki jangkauan penangkapan hanya sepanjang pantai
dan tidak dapat memanfaatkan potensi sumberdaya ikan di laut lepas. Dengan
demikian aktivitas ekonomi perikanan didominasi oleh nelayan kecil dan
tradisional dengan tingkat pendidikan yang rendah sehingga tingkat teknologi,
inovasi dan penyerapan informasi menjadi rendah dan pada akhirnya
menyebabkan produktivitasnya menjadi rendah (Pudji Purwanti.2010:2).
Kemiskinanmasyarakatpesisirbersifat
multi
dimensidandisebabkanolehtidakterpenuhinya hak-hak dasar masyarakat. Di
sampingitukurangnyakesempatanberusaha,
kurangnyaaksesinformasi,
teknologidanpermodalan, budayadangayahidup (Pudji Purwanti.2010:3). Dilihat
dari kondisi kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi dalam kehidupan
masyarakat nelayan adalah fakta-fakta yang bersifat fisik berupa kualitas
pemukiman. Rumah dan fasilitas pemukiman yang memadai merupakan
kebutuhan pokok yang sangat penting bagi manusia dalam melangsungkan
kehidupannya sebagai manusia (Gumbira Sa’id,1985:34).
Masyarakatnelayan
di
GudangLelang
yang
hidup
di
gariskemiskinantidakmampumembelitanahataumenyewarumah.Keterbatasanlahan
dankebutuhanakanpemukimanmembuatnelayanberfikiruntukmembuatpemukiman
di
tepipantai,
halinimenjadikanlokasipertumbuhancenderungmendekatpadatepianpantai.
Secarafisikkondisitersebutmembentukpolapemukimanmemanjang
sepanjangpantai.
di
5
Padaperkembangannyaterjadipertumbuhan
yang
tidakterkendalisehinggakelestariantepianpantaitercemarkarenabanyaknelayan
yang melakukanaktivitasperikanan di dekatpemukiman.Pemukimannelayan di
GudangLelangtidakadasaranapenunjangpemukimansepertisanitasi,
tempatpembuangansampahketersediaan
air
bersihdansalurandrainase.Adapunketidakadaansalurandrainasedisebabkankecendr
unganmasyarakatmembangunpemukiman
di
atas
air
danberbentukrumahpanggungsehinggasistempembuanganlangsungkebawahlaut.
Budayaadalahkeseluruhansistemgagasan,
tindakandanhasilkaryamanusiadalamrangkakehidupanmasyarakat
(Koentjaraningrat,2002:179). Kebudayaanmasyarakatterdiridariunsur-unsur yang
merupakansuatukebulatan yang bersifatsebagaikesatuan.
Menurut Koentjaraningrat, tujuh unsur kebudayaan tersebut antara lain:
1. Bahasa (lisan dan tulisan)
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi sosial
4. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup
5. Sistem mata pencaharian hidup
6. Sistem religi
7. Kesenian (Koentjaraningrat, 2002 : 203).
Masyarakat nelayan di Gudang Lelang hidup dalam keadaan miskin karena
pendapatan
yang
merekaperolehdarimelautrendah.Pendapatannelayanrendahdikarenakanperalatann
elayanmasihtradisionaldantingkatpendidikannelayan
yang
rendahsehinggaproduktivitashasiltangkapanrendah.
Hal
iniakanberakibatburukbaginelayan
di
GudangLelangkarenamerekadituntutuntukberjuangkerasuntukmemenuhikebutuha
6
nhidupkeluargamereka.
Padakenyataannyanelayandapatmencukupikebutuhannyasehariharidenganbaikdarigenerasikegenerasimeskipundalamkeadaaanmiskin.
Dari
latarbelakanginilah yang membuatpeneliti tertarikmenelitikehidupanmasyarakat
nelayan di Gudang Lelang di lihatdaribudayayaitusistemmatapencaharian,
sistempengetahuan, sistemperalatandanperlengkapanhidup .
2.1 Analisis Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil berbagai sumber data yang diperoleh serta latar belakang
masalah, maka identifikasi masalahnya sebagai berikut:
1.
Interaksimasyarakatnelayan di GudangLelang
2. Pola pemukiman masyarakat nelayan di Gudang Lelang.
3. Kehidupanmasyarakat nelayan di Gudang Lelangdilihatdaribudaya
2. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah, agar tidak terlalu luas cakupannya maka peneliti
membatasi masalahnya pada kehidupan masyarakat nelayan di Gudang Lelang
dilihat dari budaya
3. Rumusan Masalah
Sesuai batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimanakehidupanmasyarakat nelayan di Gudang Lelangdilihatdaribudaya?
3.1 Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian
1. Tujuan Penelitian
7
Agar penelitian ini memiliki gambaran yang jelas, maka setiap peneliti harus
mempunyai tujuan dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
tentangkehidupanmasyarakat nelayan di Gudang Lelangdilihatdaribudaya.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan dengan harapan memberikan manfaatnya kepada
pihak-pihak yang membutuhkan, kegunaan penelitian ini adalah:
1. Sebagai langkah awal peneliti dalam mempelajari dinamika masyarakat
khususnya tentang kehidupanmasyarakatnelayan di Gudang Lelang.
2. Sebagai salah satu sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu
budaya khususnya tentang kehidupan nelayan.
3. Ruang Lingkup Penelitian
a. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah kehidupan masyarakat nelayan di Gudang
Lelang
b. Subjekpenelitian
Subjekpenelitianiniadalahmasyarakatnelayan di GudangLelang
c. Wilayah penelitian
Wilayah penelitian ini adalah di Gudang Lelang Kecamatan Kangkung
Bandar lampung
d. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun 2012/2013.
e. Bidang ilmu : Budaya
8
REFERENSI
Herman Haeruman. 1986.Indonesia Maritim. Jakarta:Bumiaksara.Halaman 2
Syamsumar Dam. 2010. PolitikKelautan.Jakarta:BumiAksara.Halaman1
Pudji Purwanti.2010. Model EkonomiRumahTanggaNelayanSkala Kecil.Malang
:UniversitasBrawijaya Press. Halaman1
Edi Susilo. 2010. DinamikaStrukturSosialDalamEkosistemPesisir.
Malang:UniversitasBrawijaya Press. Halaman. 74
Abdurrahmat Fathoni.2006. AntropologiSosialBudaya.Jakarta :RinekaCipta.
Halaman 51
PudjiPurwanti.Loc.Cit. Halaman 2
Ibid.Halaman 3
GumbiraSa’id.1985. Indonesia-PolitikEkonomi. LP3ES:Jakarta. Halaman 34
Koentjaraningrat.2002.Pengantar IlmuAntropologi.Jakarta:
RhinekaCipta.Halaman 203
8
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA
2.1 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dilakukan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori
penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah.
2.1.1
Konsep Kehidupan
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, naluri hidup dengan orang lain
(Soerjono Soekanto, 1982:101). Dalam mempertahankan hidupnya manusia
membutuhkan sandang, pangan dan papan. Dalam memperoleh kebutuhan
sandang, pangan dan papan tersebut manusia memerlukan bantuan orang lain.
Bantuan dapat diperoleh jika manusia berinteraksi dengan manusia yang lain
dan dalam kegiatan interaksi tersebut terbetuklah masyarakat yang saling
membutuhkan satu sama lainnya.
Hubungan sosial masyarakat nelayan di Gudang Lelang bersifat akrab dan
melekat mereka menganggap di antara mereka seperti hubungan saudara
sendiri. Kehidupan masyarakat nelayan di Gudang Lelang didasarkan pada
kegiatan penangkapan ikan. Kehidupan adalah suatu sistem yang diibaratkan
sebagai lingkaran. Lingkaran tersebut dibagi menjadi tiga yaitu bidang
ekonomi,
sosial
Marsum,1996:46).
dan
politik,
sebagai
bidang
residu
(Juhri
dan
9
Dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan masyarakat nelayan
di Gudang Lelang bekerja sebagai nelayan. Nelayan adalah orang yang secara
aktif melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan penangkapan ikan di laut (Pudji
Purwanti, 2010:71). Dalam memperoleh pekerjaan nelayan tersebut manusia
memerlukan bantuan orang lain untuk memberikan pengetahuan tentang cara
menangkap ikan di laut dan alat-alat yang digunakan untuk menankap ikan.
Bantuan dapat diperoleh bila manusia berinteraksi dengan manusia yang lain
dan
dalam
interaksi
tersebut
terbentuklah
masyarakat
yang
saling
membutuhkan satu sama lainnya.
Dalam kehidupan bermasyarakat membutuhkan adanya norma atau peraturan
yang harus dilaksanakan oleh semua masyarakat untuk mencapai suatu
ketertiban. Norma sebagai peraturan hidup untuk mengikat setiap manusia.
Setiap manusia harus mematuhi dan menaati norma yang berlaku di
masyarakat. Norma tidak boleh dilanggar oleh siapapun dan bila ada yang
melanggar maka akan mendapat sanksi. Di Gudang Lelang terdapat normanorma yang mengatur pergaulan hidup masyarakat dengan tujuan untuk
mencapai ketertiban dan kerukunan masyarakat. Norma dan peraturan itu
berjalan jika di wilayah tersebut memiliki pemimpin yang tegas, jujur dan
bijaksana yang dapat mengatur jalannya norma tersebut di masyarakat.
Masyarakat Gudang Lelang memiliki seseorang yang dijadikan pemimpin
seperti lurah dan dibantu oleh RT (Rukun Tetangga) dan seluruh lapisan
masyarakat.
Lurah
berfungsi
menyelenggarakan urusan
pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan, serta melaksanakan urusan pemerintahan
dan RT (Rukun Tetangga) bertugas memelihara kerukunan hidup warga.
10
2.1.2 Konsep Nelayan
Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan
yang sedang tidak dibudidayakan ( Edi Susilo, 2010 : 74). Nelayan adalah
orang yang secara aktif melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan penangkapan
ikan dilaut (Pudji Purwanti, 2010:71).
Dari pendapat di atas peneliti
menyimpulkan nelayan adalah orang yang aktif bekerja menangkap ikan yang
sedang tidak dibudidayakan di laut. Perairan yang menjadi daerah aktivitas
nelayan dapat merupakan perairan tawar, payau maupun laut. Masyarakat
nelayan di Gudang Lelang nelayan sehari-harinya bekerja menangkap ikan dan
aktivitas penangkapan ikan tersebut dilakukan di laut yang jaraknya berdekatan
dengan pemukiman nelayan.
Sebagian besar nelayan yang ada di Indonesia tergolong nelayan tradisional
dan buruh nelayan (Kusnadi, 2007:1). Dilihat dari peralatan yang dipakai
nelayan untuk menangkap ikan, nelayan di Gudang Lelang tergolong sebagai
nelayan tradisional. Posisi sebagai nelayan tradisional dan buruh ini membuat
mereka menjadi masyarakat yang memiliki akses terbatas terhadap sumber
daya perairan dan masih dikendalikan oleh nelayan besar. Misalnya saja
nelayan besar yang memakai teknologi baru membuat nelayan tradisional
kesulitan dalam menangkap ikan dan buruh nelayan yang bekerja pada nelayan
besar seolah dibuat tidak bisa lepas dari kekuasaan nelayan besar tersebut. Hal
inilah
yang
kemudian
menjadi
masalah
nelayan
mengakibatkan mereka hidup di bawah garis kemiskinan.
tradisional
yang
11
Di Indonesia nelayan bermukim di pesisir pantai dan mereka membentuk
komunitas nelayan. Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang
bermatapencaharian menangkap ikan di laut yang bermukim di pesisir pantai,
mereka
terbentuk
karena
perasaan
senasib
yaitu
sama-sama
bermatapencaharian nelayan dan dengan dalam ekonominya didasarkan pada
kegiatan penangkapan ikan.
Ciri komunitas nelayan dapat dilihat dari berbagai segi sebagai berikut :
1. Dari segi mata pencaharian nelayan adalah mereka yang segala
aktivitasnya berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir.
2. Dari cara hidup komunitas nelayan adalah komunitas gotong royong.
Kebutuhan gotong royong dan tolong menolong terasa sangat penting
pada saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran biaya
besar dan pengerahan tenaga yang banyak.
3. Dari segi ketrampilan pekerjaan nelayan adalah pekerjaan berat
namun pada umumnya mereka hanya memiliki ketrampilan sederhana.
Kebanyakan mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang
diturunkan oleh orang tua. (Sastrawidjaya. 2002 : 65).
Berdasarkan ciri-ciri di atas masyarakat nelayan di Gudang Lelang termasuk ke
dalam komunitas nelayan. Lang melakukan aktivitas di lingkungan laut seperti
menangnkap ikan sampai pada pemasaran ikan dilakukan di lingkungan laut.
Pada saat nelayan melakukan penangkapan ikan mereka melakukannya dengan
cara bergotong royong. Masyarakat nelayan di Gudang Lelang bergotong
royong untuk menangkap ikan di laut. Pada saat menangkap ikan beberapa
orang saling membantu menarik jaring dari tengah laut. Jaring dapat ditarik
dengan 6 (enam) sampai 10 (sepuluh) orang karena ketika jaring di angkat
bebannya bertambah berat karena terdapat ikan yang banyak terperangkap di
dalam jaring tersebut. Dari segi keterampilan masyarakat nelayan mempunyai
keterampilan melaut dari generasi ke generasi yang ditularkan secara alamiah
12
kepada anak nelayan mengingat letak pemukiman nelayan berada di pesisir
pantai.
2.1.3
Konsep Pemukiman Nelayan
Menurut Vernor C. Finch pemukiman adalah daerah dimana penduduk
berkumpul dan hidup bersama membangun rumah-rumah dan jalan sebagai
guna
kepentingan
mereka
(Bintarto,1983:74).
Sugihen
berpendapat
pemukiman adalah suatu daerah yang dijadikan sekelompok orang sebagai
tempat tinggal (Sugihen,1996:97).
Dari beberapa pendapat para ahli peneliti menyimpulkan bahwa pemukiman
adalah daerah tempat penduduk berkumpul dan membuat pemukiman di
daerah tersebut. Gudang Lelang secara administratif terletak di Lingkungan
III, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung.
Seperti wilayah lain yang terletak di pesisir, masyarakat di Gudang Lelang
memiliki mata pencaharian sebagai nelayan.
Pada tahun 1940-an masyarakat Gudang Lelang hanya terdiri dari beberapa
kepala keluarga. Nelayan yang bermukim di Gudang Lelang adalah nelayan
dari Pulau Jawa khususnya Cirebon yang mencari penghidupan dengan
mencari daratan untuk tempat menjual hasil tangkapan ikan. Setelah nelayan
merasa nyaman mereka membuat pemukiman di daerah Gudang Lelang dan
hidup secara menetap sampai sekarang.
Menurut Budihadjo pola pemukiman terbagi menjadi empat yaitu:
1. Pola pemukiman memanjang menyusur pantai.
2. Daerah pantai dapat tumbuh suatu pemukiman yang mata
pencaharian penduduknya dalam bidang perikanan, perkebunan
kelapa.
13
3. Pola pemukiman terpusat.
4. Pola pemukiman terpusat ini dapat dijumpai di daerah pegunungan.
umumnya terdiri atas masyarakat yang seketurunan.
5. Pola Pemukiman linier di dataran rendah.
6. Pemukiman penduduk di dataran rendah pada umumnya memanjang
sejajar dengan rentangnya jalan raya yang menembus pemukiman
tersebut (Eko Budihadjo, 1998 : 48).
Dalam penelitian ini Gudang Lelang termasuk pola pemukiman memanjang
menyusur pantai. Di sebelah selatan jalan yang akan memasuki wilayah
Gudang Lelang dihuni oleh pedagang dan pengusaha ikan khususnya juragan
pemilik kapal. Di wilayah jalan raya sampai ke arah utara, dihuni oleh
nelayan atau mereka yang berusaha di bidang perikanan, baik pedagang
maupun nelayan. Di bagian tengah dan di sepanjang tepi pantai umumnya
terkumpul pemukiman nelayan semipermanen yang saling berhimpitan.
Pemukiman nelayan di Gudang Lelang memiliki infrastruktur yang tidak
memadai hal ini dibuktikan dengan kurangnya sanitasi dan ketersediannya air
bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
2.1.4
Konsep Masyarakat
Menurut
Djojodigoeno
dalam
buku
Perubahan
Sosial
menyatakan
bahwasannya, Masyarakat mempunyai dua arti yaitu arti sempit dan arti luas.
Dalam arti sempit dikatakan bahwa masyarakat adalah yang terdiri dari satu
golongan saja, misalnya masyarakat India, Arab, dan Cina. Dalam arti luas,
masyarakat adalah kebulatan dari semua perhubungan yang mungkin dalam
masyarakat jadi meliputi semua golongan, misalnya masyarakat Surabaya
terdiri dari masyarakat India, Arab, Cina serta pelajar (Juhri dan
Marsum,1996:7).
14
Menurut Kingsley Davis masyarakat adalah kelompok sosial terkecil yang
bertempat tinggal di daerah tertentu yang di dalamnya mengandung seluruh
aspek kehidupan sosial (Juhri dan Marsum,1996 : 6). Masyarakat adalah
suatu kelompok besar manusia atau kelompok manusia dalam sekala besar
yang kehidupannya berlanjut dan terorganisir (Abi Kusno, 1996 : 49).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat peneliti
simpulkan bahwasanya masyarakat adalah suatu kelompok orang yang hidup
bersama di sebuah wilayah yang di dalamnya memiliki tatanan kehidupan,
aturan-aturan, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Masyarakat nelayan di Gudang Lelang hidup bersama-sama di pinggir pantai
yang di dalamnya terdapat tatanan kehidupan. Dalam mencapai tatanan
kehidupan masyarakat nelayan di Gudang Lelang peraturan dan adat istiadat
untuk membatasi masyarakat dalam melakukan aktivitas (tingkah laku), adat
istiadat ini harus ditaati oleh semua masyarakat dan bila ada yang melanggar
akan mendapatkan sanksi (hukuman). Norma dan peraturan itu berjalan jika
di wilayah tersebut memiliki pemimpin yang tegas, jujur dan bijaksana yang
dapat mengatur jalannya norma tersebut di masyarakat.
1.1.5. Konsep Budaya
Mempelajari unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kebudayaan sangat
penting untuk memahami beberapa unsur kebudayaan manusia. Kultural
universal merupakan acuan bagi para antropolog dalam menyusun laporan
etnografi setelah kembali atau sebelum melakukan penelitian ke lapangan.
Ketika seorang antropolog hendak melakukan penelitian lapangan maka ia
15
akan mulai mendeskripsikan masyarakat yang diteliti melalui konsep kultural
universal tersebut. Oleh karena itu, deskripsi yang dihasilkan merupakan
gambaran lengkap mengenai kehidupan suatu masyarakat tertentu di dalam
sistem bahasa, agama, organisasi sosial, sistem pengetahuan teknologi,
ekonomi, dan keseniannya. Penelitian yang berjudul Kehidupan Masyarakat
Nelayan di Gudang Lelang Tahun 2012-2013 ini dikaji dari unsur budaya.
Kebudayaan masyarakat terdiri dari unsur-unsur yang merupakan suatu
kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan.
Menurut Koentjaraningrat, tujuh unsur kebudayaan tersebut antara lain:
1. Bahasa (lisan dan tulisan)
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi sosial
4. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup
5. Sistem mata pencaharian hidup
6. Sistem religi
7. Kesenian (Koentjaraningrat, 2002 : 203).
Keterbatasan waktu merupakan alasan peneliti untuk mengambil 3 (tiga)
unsur budaya dalam penelitian ini yaitu sistem mata pencaharian, sistem
pengetahuan, dan sistem peralatan dan perlengkapan hidup. Pada sistem mata
pencaharian mayoritas masyarakat di Gudang Lelang bekerja sebagai
nelayan, kalaupun ada pekerjaan lain semua berhubungan dengan perikanan
mengingat letak pemukiman berada di wilayah pesisir pantai. Sistem
pengetahuan usia anak-anak sampai remaja adalah fase terpenting dalam
mewariskan pengetahuan. Setiap nelayan di Gudang Lelang mengajarkan
anaknya teknik menangkap ikan di laut dengan alat tradisional yaitu jaring
dan jala serta mengajarkan cara membuat kapal agar anak mereka memiliki
keahlian. Sistem peralatan dan perlengkapan nelayan di Gudang Lelang
16
tergolong sebagai nelayan tradisional karena peralatan yang dipakai nelayan
untuk melaut masih tradisional yaitu jaring dan jala.
2.2. Kerangka Pikir
Indonesia yang luas wilayahnya 2,03 juta km2 merupakan negara terbesar yang
wilayahnya memiliki potensi perikanan. Sektor perikanan dan kelautan
merupakan salah satu sumber pendapatan devisa yang masih dapat diharapkan
sebagai tumpuhan perekonomian dalam menghadapi krisis ekonomi yang dialami
bangsa Indonesia. Lampung merupakan provinsi yang wilayahnya merupakan
perairan yang luas dan kaya akan potensi lautnya. Gudang Lelang secara
administratif terletak di Lingkungan III, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi
Waras, Kota Bandar Lampung yang berada di pesisir pantai. Seperti wilayah lain
yang terletak di pesisir pantai, maka mayoritas masyarakat di Gudang Lelang
bekerja sebagai nelayan.
Masyarakat nelayan di Gudang Lelang hidup dalam keadaan miskin karena
pendapatan yang mereka peroleh dari melaut rendah. Pendapatan nelayan rendah
dikarenakan peralatan nelayan masih tradisional dan tingkat pendidikan nelayan
yang rendah sehingga produktivitas hasil tangkapan rendah. Hal ini akan berakibat
buruk bagi nelayan di Gudang Lelang karena mereka dituntut untuk berjuang
keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka. Pada kenyataannya
nelayan dapat mencukupi kebutuhannya keluarganya sehari-hari dengan baik dari
generasi ke generasi meskipun dalam keadaaan sederhana. Hal inilah yang
membuat peneliti tertarik meneliti kehidupan masyarakat nelayan di Gudang
17
Lelang dilihat dari budaya yaitu sistem mata pencaharian, sistem pengetahuan,
sistem peralatan dan perlengkapan hidup.
2.3.
Paradigma
Masyarakat Nelayan Di Gudang Lelang Tetap
Bertahan Hidup dalam Keadaan Sederhana
dari Generasi Ke Generasi
Kehidupan Masyarakat Nelayan Di Gudang
Lelang Dilihat dari Budaya
1. Sistem Mata Pencaharian
2. Sistem Pengetahuan
3. Sistem Peralatan dan Perlengkapan Hidup
Keterangan :
Garis Pengaruh
:
Garis Hubungan
:
18
REFERENSI
Soerjono Soekanto.1982.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: Rajawali Pers.
Halaman 101
Juhri dan Marsum. 1996. Perubahan Soial. Bandar Lampung :Gunung Pesagi.
Halaman 46
Pudji Purwanti.2010. Model Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Skala Kecil.
Malang :Universitas Brawijaya Press. Halaman 71
Edi Susilo.2010. Dinamika Struktur Sosial Dalam Ekosistem Pesisir. Malang :
Universitas Brawijaya Press. Halaman 74
Pudji Purwanti.Loc Cit. Halaman 71
Kusnadi.2007. Strategi Hidup Masyarakat Nelayan. Bandung:LKIS. Halaman 1
Sastrawidjaya. dkk. 2002. Nelayan Nusantara. Jakarta: Pusat Riset Pengolahan
Produk Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Halaman 65
Bintarto.1983. Interaksi Desa-Kota Dan Permasalahanya.Bandung:Ghalia
Indonesia. Halaman 74
Sugihen.1996.Sosiologi Pedesaan-Suatu Pengantar.Jakarta:Raja Grafindo
Persada. Halaman 97
Eko Budihadjo. 1998. Sejumlah Masalah Pemukiman Kota. Bandung : Alumni.
Halaman 48
Juhri dan Marsum .Op.Cit. Halaman 7
Ibid. Halaman 6
Abi Kusno. 1996. Sosiologi Sebagai Basis Ilmu Sosial Dasar. Bandar Lampung :
Gunung Pesagi. Halaman 49
Koentjaraningrat.2002.Pengantar Ilmu Antropologi Jakarta: Rhineka
Cipta.Halaman 203
18
III. METODE PENELITIAN
3.1.
Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian penggunaan metode sangatlah penting untuk
memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian.
Oleh karena itu penggunaan metode dalam suatu penelitian merupakan salah satu
alat yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Metode adalah suatu cara
utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan (Winarno Surachmad,
1975:121).
Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian dengan
langkah-langkah sistematis (Arif Subyantoro dan Suwarto 2007: 65). Menurut
Husaini Usman, Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui
sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis (Husaini Usman, 2009 : 41).
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan metode adalah cara evaluasi,
analisis dan seleksi untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah
sistematis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti kehidupan nelayan di Gudang Lelang
tahun 2012-2013 dilihat dari budaya.
19
3.1.1 Metode Deskriptif
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan obyek penelitian pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaiamana adanya.
Metode deskriptif juga memusatkan perhatiannya pada penemuan fatkta-fakta
sebagaimana keadaan yang sebenarnya. Muhammad Nazir menjelaskan metode
deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan membuat pencandraan
secara sistematis,faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat sifat
populasi atau daerah tertentu ( Muhammad Nazir, 1983 : 162).
Peneliti meyimpulkan metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan
untuk menggambarkan atau melukiskan suatu kejadian atau peristiwa secara
sistematis, faktual dan akurat berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan
sebagaimana adanya.
Metode deskriptif menurut Erna Widodo bertujuan untuk membantu peneliti
melihat secara global pengelompokan jenis-jenis metode penelitian agar
peneliti dapat menentukan cara mana yang paling tepat yang akan dipilih oleh
calon peneliti dalam menjawab pertanyaan dari penelitiannya (Erna Widodo,
2000 : 87). Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan manggambarkan dan melukiskan keadaan
subjek atau objek (seseorang, lembaga masyarakat dan lain sebagainnya) pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya
(Hadari Nawawi, 1983:65).
20
Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif untuk memberi
pemecahan masalah berupa gambaran kehidupan masyarakan nelayan di
Gudang Lelang tahun 2012-2013 dilihat dari budaya.
3.2 Variabel Penelitian
Menurut Sumadi Suryabrata variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi
objek pengamatan, penelitian atau gejala yang akan diteliti (Sumadi Suryabrata,
1983:79). Variabel adalah sesuatu yang menjadi objek penelitian atau faktorfaktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Suharsimi
Arikunto, 1989:78). Berdasarkan pengertian konsep di atas maka variabel adalah
sesuatu yang berpengaruh terhadap objek penelitian atau dapat dijadikan suatu
objek penelitian yang sedang diteliti, diamati dan diambil datanya. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan multi variable yaitu kehidupan nelayan di
Gudang
Lelang
karena
mencangkup
banyak
variable
yaitu
bahasa,
matapencaharian, organisasi, peralatan hidup, matapencaharian, religi dan
kesenian masyarakat di Gudang Lelang.
3.3
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu yang diberikan pada suatu variabel
dengan cara memberikan arti atau mempersiapkan kegiatan, ataupun memberikan
suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut
(Muhammad Nazir, 1985:162). Menurut Masri Singarimbun definisi operasional
variabel adalah suatu petunjuk yang memberitahukan cara mengukur suatu
variabel.
21
Definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya
mengukur suatu variabel,sehingga memberikan arti atau menspesifikan kegiatan
agar mudah diteliti (Masri Singarimbun, 1989 : 46).
Berdasarkan dua pengertian konsep di atas definisi operasional variabel adalah
definisi yang menspesifikasikan suatu kegiatan sehingga objek yang diteliti dapat
diamati dengan jelas. Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini
adalah kehidupan masyarakat nelayan di Gudang Lelang dalam keadaan
sederhana, mereka bisa hidup bahagia samapai turun temurun dari generasi ke
generasi.
3.4
Informan
Informan adalah orang dalam latar penelitian, yang dimanfaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi penelitian. Seorang informan harus
mempunyai pengalaman latar penelitian. Syarat-syarat seorang informan adalah
jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan, suka berbicara, tidak termasuk pada
kelompok yang bertentangan dengan latar belakang penelitian, dan mempunyai
pandangan tertentu tentang suatu hal atau peristiwa yang terjadi (Moleong, 1998 :
90).
Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat Gudang Lelang yang
dijadikan informan. Pemilihan informan didasarkan atas subjek yang menguasai
permasalahan, memiliki data dan bersedia memberikan data dalam penelitian ini.
Jumlah informan yang diambil adalah 5 orang. Jika data yang diperlukan tidak
mencukupi jumlah informan akan ditambah sesuai dengan kebutuhan.
22
Penelitian kualitatif cenderung menggunakan teknik sampel yang bersifat selektif
dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan konsep yang digunakan,
keingintahuan peneliti dalam penelitian ini dipilih secara purposiv sampling
(mengambil orang-orang yang telah dipilih secara cermat oleh peneliti). Dalam
hal ini peneliti akan memilih informan yang dipandang tepat dalam memberikan
informasi. Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan 6 (Enam) informan yaitu
Ketua HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Bandar Lampung, Juragan
pemilik kapal, Ketua RT 17, nelayan, Istri nelayan, anak buah kapal (ABK) dan
pengrajin kapal.
3.5
Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, data sangat dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang
telah dirumuskan. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar
untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode
mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Banyak
teknik-teknik dalam mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini
diantaranya adalah observasi, wawancara,dokumentasi, dan kepustakaan, .
3.5.1
Observasi
Kurt Lwein didalam buku pengantar metodologi research mengatakan bahwa
observasi merupakan suatu studi yang sistematis dan dipertimbangkan dengan
baik melalui kejadian-kejadian spontan pada saat mereka terjadi. Observasi
adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadapa gejala-gejala
yang diteliti (Husaini Usman,2009 : 52 ).
23
Penggunakan observasi sebagai cara mengumpulkan data mempunyai
beberapa keuntungan:
a. Observasi dapat mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan dan sebagainya,
sewaktu kejadian tersebut berlaku atau sewaktu kejadian tersebut terjadi.
b. Observasi dapat memperoleh data dari subjek baik yang tidak dapat
berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara
verbal (Muhammad Nazir, 2003:175).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat peneliti
simpulkan bahwa observasi merupakan suatu studi yang sistematis dan
dipertimbangkan dengan baik terhadap gejala-gejala yang akan diteliti.
3.5.2
Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan
yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang
mewancarai dan jawaban yang diberikan oleh yang diwawancarai.
(Abdurrahmat Fathoni, 2005:105). Sedangkan menurut Muhammmad Nazir,
menyatakan bahwa wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si
penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara (interview guide)
(Muhammad Nazir, 2003:193). Berdasarkan dua pengertaian wawancara di
atas disimpulkan bahwa wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui
proses tanya jawab lisan antara si penanya atau pewawancara dengan si
penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan
wawancara.
24
Menurut Abdurrahmat Fathoni dalam bukunya yang berjudul Metodologi
Penelitian mengatakan bahwa orang yang mengajukan pertanyaan (interview)
dan yang mremberikan wawanca disebut interviewe. Wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono,2008:137).
Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh keterangan lengkap, bentuk
wawancara yang dipakai dalam penelitian ini yakni wawancara terarah
(directed) dan wawancara tidak terarah ( non direct).
Wawancara terarah (directed) adalah menggunakan sejumlah pertanyaan
terstruktur atau sudah tersusun dalam bentuk daftar pertanyaan tertuli
KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN DI GUDANG LELANG
TAHUN 2012-2013 (Suatu Kajian Budaya)
Oleh
Muslimah M
0813033035
Gudang Lelang terletak di pesisir pantai, mayoritas masyarakatnya mata
pencahariannya sebagai nelayan. Masyarakat nelayan di Gudang Lelang hidup
dalam keadaan miskin karena pendapatan yang mereka peroleh dari melaut
rendah. Peralatan nelayan masih tradisional dan tingkat pendidikan nelayan yang
rendah sehingga produktivitas hasil tangkapan rendah. Hal ini akan berakibat
buruk bagi nelayan di Gudang Lelang karena mereka dituntut untuk berjuang
keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka. Pada kenyataannya
nelayan dapat mencukupi kebutuhannya sehari-hari dengan baik dari generasi ke
generasi meskipun dalam keadaaan miskin. Dari latar belakang inilah yang
membuat peneliti tertarik pada kehidupan masyarakat nelayan di Gudang Lelang
di lihat dari budaya yaitu sistem matapencaharian, sistem pengetahuan, sistem
peralatan dan perlengkapan hidup.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kehidupan masyarakat
nelayan di Gudang Lelang dilihat dari budaya. Adapun tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui tentang kehidupan masyarakat nelayan di Gudang
Lelang dilihat dari budaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. Sedangkan teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Dari hasil penelitian
menyatakan bahwa masyarakat nelayan di Gudang Lelang dapat mempertahankan
kehidupannya dalam keadaan sederhana yakni pertama nelayan tidak dapat keluar
dalam ruang lingkup perikanan. Kedua semua anggota keluarga dapat bekerja
tanpa mereka harus keluar dari Gudang Lelang, karena bekerja di Gudang Lelang
hanya bermodalkan tenaga. Ketiga anak nelayan mengenal pekerjaan nelayan dan
alat-alat penangkap ikan tradisional dari orang tua mereka sendiri yang
memperkenalkan dan mengajarkan cara menggunakan alat penangkap ikan
tradisional tersebut, sehingga pekerjaan nelayan menjadi pekerjaan yang
mentradisi dari generasi ke generasi sampai sekarang.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Teluk Betung pada tanggal 4 Februari 1988
yang
merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara dari
pasangan Bapak Muksin dan Ibu Aam.
Penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Keteguhan, yang
diselesaikan pada tahun 2000. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 27 Bandar Lampung, yang
diselesaikan pada tahun 2003 dan dilanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 8 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2006.
Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa di Program Studi
Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Pada tahun 2010 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan pada
tahun 2011 penulis melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan
program Kegiatan Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Kebun Tebu di
Lampung Barat.
PERSEMBAHAN
Dari hati yang paling dalam, tugas akhir ini
kupersembahkan kepada bapak dan ibuku yang
telah lama menantikan keberhasilanku dan selalu
mendo’akan Aku.
MOTO
Hanya Mereka Yang Berani Gagal
Dapat Meraih Keberhasilan
(Robert F. Kennedy)
SANWACANA
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Kehidupan Masyarakat Nelayan Di Gudang Lelang Tahun 2012-2013
(Suatu Kajian Budaya)” pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dikarenakan keterbatasan penyajian data serta lingkup pengamatan
penulis, Oleh karena itu. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu memberikan arahan serta bimbingan atas
terselesainya skripsi ini:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr.M.Thoha B.S Jaya, M.S Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs.Arwin Achmad, M.Si Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Iskandar Syah,M.H Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan dosen di Pendidikan
Sejarah.
5. Bapak Drs. Bochori Asyik, M.Si
Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengatahuan Sosial FKIP Universitas Lampung.
6. Bapak Drs. Maskun, M.H
Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Ilmu Pendidikan Sosial FKIP Unila dan sebagai pembahasa utama
peneliti, terima kasih bimbingannya untuk membantu peneliti dalam
peyususnan skripsi.
7. Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum dosen pembimbing Akademik dan
pembimbing utama dalam skripsi, terima kasih atas bimbingannya, saran
dan kritiknya dalam proses kuliah dan penyelesaian skripsi..
8. Bapak Drs Wakidi, M.Hum dosen pendidikan sejarah dan pembimbing II
yang telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan bimbingan, saran
dan kritik dalam penyelesaian skripsi.
9. Bapak Marzuki Yazid sebagai Ketua HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh
Indonesia) Provinsi Lampung, Bapak Tumirdi sebagai Ketua KUD di
Gudang Lelang, Bapak Daryono, Bapak Hasani, Ibu Wajiroh, Zaelani dan
Bapak Kunang.
10. Kedua kakakku Ka Ocit, Ka Monot, kedua tetehku Teh Anil, Teh Mun
dan kelima adikku tersayang Ita, Mirna, Asan, Rohmah dan Asom. yang
selalu mendoakanku dan selalu memotivasiku.
11. Sahabatku khususnya Nisa yang telah membantu dalam penelitianku tak
lupa juga sahabat-sahabatku Timur, Nenk Nunik, Yunita, Bibi Anggi, Lia
(NR 06), Bina, Lilih, Een, Resti, Melia, Tiwi, Tanti, Andi, Relian, Tohar,
Andrian dan teman-teman yang lainnya yang tidak disebutkan namanya
yang telah memberikan semangat untukku. Rekan-rekan angkatan 2008,
kakak-kakak dan adik-adik tingkat terima kasih atas kebersamaannya.
12. Keluargaku KKN dan PPL di Kebun Tebu Septi, Deva, Imatul, Maye, Ari,
Diki, Rizki, Andrian dan Hamid.
13. Segenap guru dan murid-muridku di MTS Raudhatul Mu’minin di Batu
Putu
14. Almamater tercinta
“TERIMA KASIH”
Bandar Lampung,
Penulis
Muslimah M
Juli 2014
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 1. Struktur Kepemimpinan Masyarakat Di Kelurahan Kangkung ........... 31
Tabel 2. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Usia ................................... 33
Tabel 4. Jumlah Penduduk Gudang Lelang Berdasarkan Tingkat Pendidikan .. 35
Tabel 3. Mata Pencaharian Masyarakat Gudang Lelang .................................... 36
Tabel 5. Keadaan Penduduk Berdasarkan system kepercayaan.......................... 37
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ...........................................................................................................
KOMISI PEMBIMBING ..............................................................................
ABSTRAK ......................................................................................................
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................
MOTTO ..........................................................................................................
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
SANWACANA ...............................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
x
xii
xiii
xiv
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .........................................................................................
1.2.Analisis Masalah ........................................................................................
1.2.1. Identifikasi Masalah ...........................................................................
1.2.2.Pembatasan Masalah ..........................................................................
1.2.3.Perumusan Masalah ............................................................................
1.3. Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian ...................................
1.3.1.Tujuan Penelitian ................................................................................
1.3.2.Kegunaan Penelitian ...........................................................................
1.3.3.Ruang lingkup Penelitian ...................................................................
1
6
6
6
6
7
7
7
7
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA
2.1 TinjauanPustaka .........................................................................................
2.1.1. Konsep Kehidupan ...........................................................................
2.1.2. Konsep Nelayan ...............................................................................
2.1.3. Konsep Pemukiman Nelayan ...........................................................
2.1.4 Konsep Masyarakat ...........................................................................
2.1.5. Konsep Budaya..................................................................................
8
8
10
11
13
14
2.2. Kerangka Pikir ......................................................................................... 16
2.3. Paradigma................................................................................................. 17
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ....................................................................................
3.1.1 Metode Diskriptif...........................................................................
3.2 Variable Penelitian .................................................................................
3.3 Defisini Operasional Penelitian ..............................................................
3.4 Informan .................................................................................................
3.5 Teknik Pengumpulan Data .....................................................................
3.5.1 Observasi ........................................................................................
3.5.2 Wawancara .......................................................................................
3.5.3 Dokumentasi .....................................................................................
3.5.4 Kepustakaan ......................................................................................
3.6 Teknik Analisis Data ...............................................................................
18
19
20
20
21
22
22
23
25
25
26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAAN
A. Hasil
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ........................................................
4.2 Letak Wilayah Gudang Lelang.................................................................
4.2.1 Luas Daerah Dan Kondisi Fisik Gudang Lelang .............................
4.2.2 Kependudukan .................................................................................
4.3 Keadaan Penduduk Gudang Lelang .........................................................
4.3.1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Usia................................
4.3.2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tinkat Pendidikan .......................
4.3.3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian........................
4.3.4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Sistem Kepercayaan....................
28
30
30
30
32
33
34
36
37
4.4 Kehidupan Penduduk di Gudang Lelang Pada Saat Ini ..........................
4.4.1. Sistem Mata Pencaharian .................................................................
4.4.2. Sistem Pengetahuan .........................................................................
4.4.3. Sistem Peralatan dan Perlengkapan Hidup ......................................
40
40
45
48
B. Pembahasan
1.1 Sistem Mata Pencaharian ................................................................... 50
1.2 Sistem Pengetahuan ........................................................................... 51
1.3 Sistem Peralatan dan Perlengkapan Hidup ........................................ 53
V. Simpulan Dan Saran
5.1. Simpulan ............................................................................................ 54
5.2. Saran ................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pedoman Wawancara ..............................................................................
Identitas Informan ...................................................................................
Daftar pertanyaan ....................................................................................
Rekapitulasi Hasil Wawancara ...............................................................
Daftar Informan .......................................................................................
Surat Keterangan Izin Penelitian ke Kelurahan Kangkung....................
Surat Keterangan Penelitian dari Kelurahan Kangkung .........................
Rencana Judul Kaji Tindak/Skripsi .........................................................
57
58
59
60
65
74
75
76
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Halaman
Peta Provinsi Lampung ........................................................................... 77
Peta Kota Bandar Lampung .................................................................... 78
Peta Kelurahan Kangkung ....................................................................... 79
Denah Kampung Gudang Lelang ............................................................ 80
Ketua KUD dan Ketua HNSI Bandar Lampung ..................................... 81
Dermaga di Gudang Lelang .................................................................... 81
TPI di Gudang Lelang ............................................................................. 82
Pemukiman Nelayan di Gudang Lelang.................................................. 83
Istri Nelayan ............................................................................................ 84
Seorang Anak Nelayan Menjual Ikan ..................................................... 85
Kapal Pursin dan anak nelayan yang bekerja sebagai ABK ................... 85
Kayu Mentru .......................................................................................... 86
Pengrajin Kapal Memotong kayu mentru ............................................... 87
Pengrajin sedang membuat kapal ............................................................ 88
Kapal yang sudah selesai dan akan melakukan pengecetan .................... 89
Nelayan dan Alat Penangkap ikan tradisional ........................................ 90
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia yang luas wilayahnya 2,03 juta km2 merupakan negara terbesar yang
wilayahnya memiliki potensi kekayaan alam yang luas (Herman Haeruman, 1986:
2). Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia salah satunya adalah potensi
perikanan yang merupakan potensi penting karena 70% luas wilayah Indonesia
adalah perairan (Syamsumar Dam,2010:1). Sektor perikanan dan kelautan
merupakan salah satu sumber pendapatan devisa sebagai tumpuhan perekonomian
dari sektor perikanan dalam menghadapi krisis ekonomi yang dialami bangsa
Indonesia (Puji Purwanti, 2010:1). Lampung merupakan salah satu provinsi yang
berada di Pulau Sumatra. Keadaan alam di wilayah Lampung merupakan sebuah
bentangan alam yang luas. Bentangan alam wilayah di sebelah barat dan selatan
merupakan garis pantai yang memiliki topografi berbukit-bukit sebagai sebuah
rangkaian dari jalur Bukit Barisan-Pulau Sumatera. Bagian tengah dari Provinsi
Lampung merupakan dataran rendah dan bagian timur yang berbatasan dengan
Laut Jawamerupakan wilayah perairan yang luas dan kaya akan potensi kekayaan
lautnya.
2
Mayoritasmasyarakat yang bermukim di pesisir pantai bermatapencaharian
sebagainelayan.Nelayan
merupakan
suatu
kelompok
masyarakat
yang
kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan
penangkapan
ataupun
budidayaikan(Edi
2010:74).Secarakhususmasyarakatnelayanbiasanyaterletak
Susilo,
di
daerahmuarasungaiatauteluk.Lokasimuarasungaimemudahkanparanelayanmelabu
hkanperahu yang merekapakaimelaut (AbdurrahmatFathoni, 2006:51).
GudangLelangsecaraadministratifterletak di Lingkungan III, KelurahanKangkung,
KecamatanBumiWaras, Kota Bandar Lampung. Seperti wilayah lain yang terletak
di pesisir, masyarakat di Gudang Lelang memiliki mata pencaharian sebagai
nelayan.Pada tahun 1940-an masyarakat Gudang Lelang hanya terdiri dari
beberapa kepala keluarga yang tersebar di sekitar sisi ujung jalan dan daerah
pinggir-pinggir pantai. Masyarakat yang bermukim di Gudang Lelang adalah
nelayan dari Pulau Jawa khususnya Cirebon yang mencari penghidupan dengan
mencari daratan untuk tempat menjual hasil tangkapan mereka selama melaut.
Awalnya nelayan dari Jawa Cirebon datang ke Gudang Lelang hanya untuk
menjual ikan, tetapi lama-kelamaan mereka membuat pemukiman di daerah
Gudang Lelang untuk memudahkan mereka dalam beraktivitas. masyarakat
nelayan di Gudang Lelang melakukan aktivitas sosial ekonomi yang terkait
dengan
sumberdaya
wilayah
pesisir
dan
lautan.
Dengan
demikian
masyarakatnelayan Di GudangLelang memiliki ketergantungan yang cukup tinggi
dengan potensi dan kondisi sumberdaya pesisir dan lautan.
3
Berdasarkan sensus penduduk tahun dinyatakan bahwa jumlah penduduk Gudang
Lelang sebanyak 1941 jiwa yang terdiri dari laki-laki 904 jiwa dan perempuan
1037 jiwa (Data sensus penduduk Januari tahun 2012). Mayoritas masyarakat di
Gudang Lelang bermatapencaharian sebagai nelayan aktif. Nelayan aktif adalah
nelayan yang setiap harinya pergi melaut seperti nelayan buruh yang setiap
harinya mereka menangkap ikan di laut.
Hubungan interaksisosial masyarakat nelayan di GudangLelangbersifatakrab dan
gotongroyong, mereka menganggap di antaramereka seperti hubungan saudara
sendiri. Gotong-royong sebagai solidaritas sosial terjadi dalam kehidupan
masyarakat nelayan di Gudang Lelang, pentingnya gotong royong membuat
masyarakat nelayan bergabung dalam komunitas nelayan yaitu Himpunan
Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI). Kegiatanmenangkap ikan pada masyarakat
nelayan di Gudang Lelang di lakukan secara gotong royong. Masyarakat nelayan
di Gudang Lelang hidup berkelompok-kelompok, dengan ikatan yang di dasarkan
pada kegiatan penangkapan ikan.
Dilihatdariperalatan yang dipakainelayanuntukmenangkapikandi laut, nelayan di
GudangLelangtergolongsebagainelayantradisional. Nelayan tradisional adalah
nelayan yang peralatan tangkapnya masih menggunakan alat-alat yang tradisional
contoh jaring dan perahu sampan. Nelayan modern menggunakan
peralatan
tangkapnya yang canggih sehingga tingkat pendapatan dan kesejahteraan sosial
ekonominya jauh lebih tinggi.
4
Dengan daya dukung dari peralatan yang sederhana menyebabkan pengusahaan
perikanan skala kecil memiliki jangkauan penangkapan hanya sepanjang pantai
dan tidak dapat memanfaatkan potensi sumberdaya ikan di laut lepas. Dengan
demikian aktivitas ekonomi perikanan didominasi oleh nelayan kecil dan
tradisional dengan tingkat pendidikan yang rendah sehingga tingkat teknologi,
inovasi dan penyerapan informasi menjadi rendah dan pada akhirnya
menyebabkan produktivitasnya menjadi rendah (Pudji Purwanti.2010:2).
Kemiskinanmasyarakatpesisirbersifat
multi
dimensidandisebabkanolehtidakterpenuhinya hak-hak dasar masyarakat. Di
sampingitukurangnyakesempatanberusaha,
kurangnyaaksesinformasi,
teknologidanpermodalan, budayadangayahidup (Pudji Purwanti.2010:3). Dilihat
dari kondisi kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi dalam kehidupan
masyarakat nelayan adalah fakta-fakta yang bersifat fisik berupa kualitas
pemukiman. Rumah dan fasilitas pemukiman yang memadai merupakan
kebutuhan pokok yang sangat penting bagi manusia dalam melangsungkan
kehidupannya sebagai manusia (Gumbira Sa’id,1985:34).
Masyarakatnelayan
di
GudangLelang
yang
hidup
di
gariskemiskinantidakmampumembelitanahataumenyewarumah.Keterbatasanlahan
dankebutuhanakanpemukimanmembuatnelayanberfikiruntukmembuatpemukiman
di
tepipantai,
halinimenjadikanlokasipertumbuhancenderungmendekatpadatepianpantai.
Secarafisikkondisitersebutmembentukpolapemukimanmemanjang
sepanjangpantai.
di
5
Padaperkembangannyaterjadipertumbuhan
yang
tidakterkendalisehinggakelestariantepianpantaitercemarkarenabanyaknelayan
yang melakukanaktivitasperikanan di dekatpemukiman.Pemukimannelayan di
GudangLelangtidakadasaranapenunjangpemukimansepertisanitasi,
tempatpembuangansampahketersediaan
air
bersihdansalurandrainase.Adapunketidakadaansalurandrainasedisebabkankecendr
unganmasyarakatmembangunpemukiman
di
atas
air
danberbentukrumahpanggungsehinggasistempembuanganlangsungkebawahlaut.
Budayaadalahkeseluruhansistemgagasan,
tindakandanhasilkaryamanusiadalamrangkakehidupanmasyarakat
(Koentjaraningrat,2002:179). Kebudayaanmasyarakatterdiridariunsur-unsur yang
merupakansuatukebulatan yang bersifatsebagaikesatuan.
Menurut Koentjaraningrat, tujuh unsur kebudayaan tersebut antara lain:
1. Bahasa (lisan dan tulisan)
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi sosial
4. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup
5. Sistem mata pencaharian hidup
6. Sistem religi
7. Kesenian (Koentjaraningrat, 2002 : 203).
Masyarakat nelayan di Gudang Lelang hidup dalam keadaan miskin karena
pendapatan
yang
merekaperolehdarimelautrendah.Pendapatannelayanrendahdikarenakanperalatann
elayanmasihtradisionaldantingkatpendidikannelayan
yang
rendahsehinggaproduktivitashasiltangkapanrendah.
Hal
iniakanberakibatburukbaginelayan
di
GudangLelangkarenamerekadituntutuntukberjuangkerasuntukmemenuhikebutuha
6
nhidupkeluargamereka.
Padakenyataannyanelayandapatmencukupikebutuhannyasehariharidenganbaikdarigenerasikegenerasimeskipundalamkeadaaanmiskin.
Dari
latarbelakanginilah yang membuatpeneliti tertarikmenelitikehidupanmasyarakat
nelayan di Gudang Lelang di lihatdaribudayayaitusistemmatapencaharian,
sistempengetahuan, sistemperalatandanperlengkapanhidup .
2.1 Analisis Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil berbagai sumber data yang diperoleh serta latar belakang
masalah, maka identifikasi masalahnya sebagai berikut:
1.
Interaksimasyarakatnelayan di GudangLelang
2. Pola pemukiman masyarakat nelayan di Gudang Lelang.
3. Kehidupanmasyarakat nelayan di Gudang Lelangdilihatdaribudaya
2. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah, agar tidak terlalu luas cakupannya maka peneliti
membatasi masalahnya pada kehidupan masyarakat nelayan di Gudang Lelang
dilihat dari budaya
3. Rumusan Masalah
Sesuai batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimanakehidupanmasyarakat nelayan di Gudang Lelangdilihatdaribudaya?
3.1 Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian
1. Tujuan Penelitian
7
Agar penelitian ini memiliki gambaran yang jelas, maka setiap peneliti harus
mempunyai tujuan dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
tentangkehidupanmasyarakat nelayan di Gudang Lelangdilihatdaribudaya.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan dengan harapan memberikan manfaatnya kepada
pihak-pihak yang membutuhkan, kegunaan penelitian ini adalah:
1. Sebagai langkah awal peneliti dalam mempelajari dinamika masyarakat
khususnya tentang kehidupanmasyarakatnelayan di Gudang Lelang.
2. Sebagai salah satu sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu
budaya khususnya tentang kehidupan nelayan.
3. Ruang Lingkup Penelitian
a. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah kehidupan masyarakat nelayan di Gudang
Lelang
b. Subjekpenelitian
Subjekpenelitianiniadalahmasyarakatnelayan di GudangLelang
c. Wilayah penelitian
Wilayah penelitian ini adalah di Gudang Lelang Kecamatan Kangkung
Bandar lampung
d. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun 2012/2013.
e. Bidang ilmu : Budaya
8
REFERENSI
Herman Haeruman. 1986.Indonesia Maritim. Jakarta:Bumiaksara.Halaman 2
Syamsumar Dam. 2010. PolitikKelautan.Jakarta:BumiAksara.Halaman1
Pudji Purwanti.2010. Model EkonomiRumahTanggaNelayanSkala Kecil.Malang
:UniversitasBrawijaya Press. Halaman1
Edi Susilo. 2010. DinamikaStrukturSosialDalamEkosistemPesisir.
Malang:UniversitasBrawijaya Press. Halaman. 74
Abdurrahmat Fathoni.2006. AntropologiSosialBudaya.Jakarta :RinekaCipta.
Halaman 51
PudjiPurwanti.Loc.Cit. Halaman 2
Ibid.Halaman 3
GumbiraSa’id.1985. Indonesia-PolitikEkonomi. LP3ES:Jakarta. Halaman 34
Koentjaraningrat.2002.Pengantar IlmuAntropologi.Jakarta:
RhinekaCipta.Halaman 203
8
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA
2.1 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dilakukan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori
penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah.
2.1.1
Konsep Kehidupan
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, naluri hidup dengan orang lain
(Soerjono Soekanto, 1982:101). Dalam mempertahankan hidupnya manusia
membutuhkan sandang, pangan dan papan. Dalam memperoleh kebutuhan
sandang, pangan dan papan tersebut manusia memerlukan bantuan orang lain.
Bantuan dapat diperoleh jika manusia berinteraksi dengan manusia yang lain
dan dalam kegiatan interaksi tersebut terbetuklah masyarakat yang saling
membutuhkan satu sama lainnya.
Hubungan sosial masyarakat nelayan di Gudang Lelang bersifat akrab dan
melekat mereka menganggap di antara mereka seperti hubungan saudara
sendiri. Kehidupan masyarakat nelayan di Gudang Lelang didasarkan pada
kegiatan penangkapan ikan. Kehidupan adalah suatu sistem yang diibaratkan
sebagai lingkaran. Lingkaran tersebut dibagi menjadi tiga yaitu bidang
ekonomi,
sosial
Marsum,1996:46).
dan
politik,
sebagai
bidang
residu
(Juhri
dan
9
Dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan masyarakat nelayan
di Gudang Lelang bekerja sebagai nelayan. Nelayan adalah orang yang secara
aktif melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan penangkapan ikan di laut (Pudji
Purwanti, 2010:71). Dalam memperoleh pekerjaan nelayan tersebut manusia
memerlukan bantuan orang lain untuk memberikan pengetahuan tentang cara
menangkap ikan di laut dan alat-alat yang digunakan untuk menankap ikan.
Bantuan dapat diperoleh bila manusia berinteraksi dengan manusia yang lain
dan
dalam
interaksi
tersebut
terbentuklah
masyarakat
yang
saling
membutuhkan satu sama lainnya.
Dalam kehidupan bermasyarakat membutuhkan adanya norma atau peraturan
yang harus dilaksanakan oleh semua masyarakat untuk mencapai suatu
ketertiban. Norma sebagai peraturan hidup untuk mengikat setiap manusia.
Setiap manusia harus mematuhi dan menaati norma yang berlaku di
masyarakat. Norma tidak boleh dilanggar oleh siapapun dan bila ada yang
melanggar maka akan mendapat sanksi. Di Gudang Lelang terdapat normanorma yang mengatur pergaulan hidup masyarakat dengan tujuan untuk
mencapai ketertiban dan kerukunan masyarakat. Norma dan peraturan itu
berjalan jika di wilayah tersebut memiliki pemimpin yang tegas, jujur dan
bijaksana yang dapat mengatur jalannya norma tersebut di masyarakat.
Masyarakat Gudang Lelang memiliki seseorang yang dijadikan pemimpin
seperti lurah dan dibantu oleh RT (Rukun Tetangga) dan seluruh lapisan
masyarakat.
Lurah
berfungsi
menyelenggarakan urusan
pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan, serta melaksanakan urusan pemerintahan
dan RT (Rukun Tetangga) bertugas memelihara kerukunan hidup warga.
10
2.1.2 Konsep Nelayan
Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan
yang sedang tidak dibudidayakan ( Edi Susilo, 2010 : 74). Nelayan adalah
orang yang secara aktif melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan penangkapan
ikan dilaut (Pudji Purwanti, 2010:71).
Dari pendapat di atas peneliti
menyimpulkan nelayan adalah orang yang aktif bekerja menangkap ikan yang
sedang tidak dibudidayakan di laut. Perairan yang menjadi daerah aktivitas
nelayan dapat merupakan perairan tawar, payau maupun laut. Masyarakat
nelayan di Gudang Lelang nelayan sehari-harinya bekerja menangkap ikan dan
aktivitas penangkapan ikan tersebut dilakukan di laut yang jaraknya berdekatan
dengan pemukiman nelayan.
Sebagian besar nelayan yang ada di Indonesia tergolong nelayan tradisional
dan buruh nelayan (Kusnadi, 2007:1). Dilihat dari peralatan yang dipakai
nelayan untuk menangkap ikan, nelayan di Gudang Lelang tergolong sebagai
nelayan tradisional. Posisi sebagai nelayan tradisional dan buruh ini membuat
mereka menjadi masyarakat yang memiliki akses terbatas terhadap sumber
daya perairan dan masih dikendalikan oleh nelayan besar. Misalnya saja
nelayan besar yang memakai teknologi baru membuat nelayan tradisional
kesulitan dalam menangkap ikan dan buruh nelayan yang bekerja pada nelayan
besar seolah dibuat tidak bisa lepas dari kekuasaan nelayan besar tersebut. Hal
inilah
yang
kemudian
menjadi
masalah
nelayan
mengakibatkan mereka hidup di bawah garis kemiskinan.
tradisional
yang
11
Di Indonesia nelayan bermukim di pesisir pantai dan mereka membentuk
komunitas nelayan. Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang
bermatapencaharian menangkap ikan di laut yang bermukim di pesisir pantai,
mereka
terbentuk
karena
perasaan
senasib
yaitu
sama-sama
bermatapencaharian nelayan dan dengan dalam ekonominya didasarkan pada
kegiatan penangkapan ikan.
Ciri komunitas nelayan dapat dilihat dari berbagai segi sebagai berikut :
1. Dari segi mata pencaharian nelayan adalah mereka yang segala
aktivitasnya berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir.
2. Dari cara hidup komunitas nelayan adalah komunitas gotong royong.
Kebutuhan gotong royong dan tolong menolong terasa sangat penting
pada saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran biaya
besar dan pengerahan tenaga yang banyak.
3. Dari segi ketrampilan pekerjaan nelayan adalah pekerjaan berat
namun pada umumnya mereka hanya memiliki ketrampilan sederhana.
Kebanyakan mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang
diturunkan oleh orang tua. (Sastrawidjaya. 2002 : 65).
Berdasarkan ciri-ciri di atas masyarakat nelayan di Gudang Lelang termasuk ke
dalam komunitas nelayan. Lang melakukan aktivitas di lingkungan laut seperti
menangnkap ikan sampai pada pemasaran ikan dilakukan di lingkungan laut.
Pada saat nelayan melakukan penangkapan ikan mereka melakukannya dengan
cara bergotong royong. Masyarakat nelayan di Gudang Lelang bergotong
royong untuk menangkap ikan di laut. Pada saat menangkap ikan beberapa
orang saling membantu menarik jaring dari tengah laut. Jaring dapat ditarik
dengan 6 (enam) sampai 10 (sepuluh) orang karena ketika jaring di angkat
bebannya bertambah berat karena terdapat ikan yang banyak terperangkap di
dalam jaring tersebut. Dari segi keterampilan masyarakat nelayan mempunyai
keterampilan melaut dari generasi ke generasi yang ditularkan secara alamiah
12
kepada anak nelayan mengingat letak pemukiman nelayan berada di pesisir
pantai.
2.1.3
Konsep Pemukiman Nelayan
Menurut Vernor C. Finch pemukiman adalah daerah dimana penduduk
berkumpul dan hidup bersama membangun rumah-rumah dan jalan sebagai
guna
kepentingan
mereka
(Bintarto,1983:74).
Sugihen
berpendapat
pemukiman adalah suatu daerah yang dijadikan sekelompok orang sebagai
tempat tinggal (Sugihen,1996:97).
Dari beberapa pendapat para ahli peneliti menyimpulkan bahwa pemukiman
adalah daerah tempat penduduk berkumpul dan membuat pemukiman di
daerah tersebut. Gudang Lelang secara administratif terletak di Lingkungan
III, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung.
Seperti wilayah lain yang terletak di pesisir, masyarakat di Gudang Lelang
memiliki mata pencaharian sebagai nelayan.
Pada tahun 1940-an masyarakat Gudang Lelang hanya terdiri dari beberapa
kepala keluarga. Nelayan yang bermukim di Gudang Lelang adalah nelayan
dari Pulau Jawa khususnya Cirebon yang mencari penghidupan dengan
mencari daratan untuk tempat menjual hasil tangkapan ikan. Setelah nelayan
merasa nyaman mereka membuat pemukiman di daerah Gudang Lelang dan
hidup secara menetap sampai sekarang.
Menurut Budihadjo pola pemukiman terbagi menjadi empat yaitu:
1. Pola pemukiman memanjang menyusur pantai.
2. Daerah pantai dapat tumbuh suatu pemukiman yang mata
pencaharian penduduknya dalam bidang perikanan, perkebunan
kelapa.
13
3. Pola pemukiman terpusat.
4. Pola pemukiman terpusat ini dapat dijumpai di daerah pegunungan.
umumnya terdiri atas masyarakat yang seketurunan.
5. Pola Pemukiman linier di dataran rendah.
6. Pemukiman penduduk di dataran rendah pada umumnya memanjang
sejajar dengan rentangnya jalan raya yang menembus pemukiman
tersebut (Eko Budihadjo, 1998 : 48).
Dalam penelitian ini Gudang Lelang termasuk pola pemukiman memanjang
menyusur pantai. Di sebelah selatan jalan yang akan memasuki wilayah
Gudang Lelang dihuni oleh pedagang dan pengusaha ikan khususnya juragan
pemilik kapal. Di wilayah jalan raya sampai ke arah utara, dihuni oleh
nelayan atau mereka yang berusaha di bidang perikanan, baik pedagang
maupun nelayan. Di bagian tengah dan di sepanjang tepi pantai umumnya
terkumpul pemukiman nelayan semipermanen yang saling berhimpitan.
Pemukiman nelayan di Gudang Lelang memiliki infrastruktur yang tidak
memadai hal ini dibuktikan dengan kurangnya sanitasi dan ketersediannya air
bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
2.1.4
Konsep Masyarakat
Menurut
Djojodigoeno
dalam
buku
Perubahan
Sosial
menyatakan
bahwasannya, Masyarakat mempunyai dua arti yaitu arti sempit dan arti luas.
Dalam arti sempit dikatakan bahwa masyarakat adalah yang terdiri dari satu
golongan saja, misalnya masyarakat India, Arab, dan Cina. Dalam arti luas,
masyarakat adalah kebulatan dari semua perhubungan yang mungkin dalam
masyarakat jadi meliputi semua golongan, misalnya masyarakat Surabaya
terdiri dari masyarakat India, Arab, Cina serta pelajar (Juhri dan
Marsum,1996:7).
14
Menurut Kingsley Davis masyarakat adalah kelompok sosial terkecil yang
bertempat tinggal di daerah tertentu yang di dalamnya mengandung seluruh
aspek kehidupan sosial (Juhri dan Marsum,1996 : 6). Masyarakat adalah
suatu kelompok besar manusia atau kelompok manusia dalam sekala besar
yang kehidupannya berlanjut dan terorganisir (Abi Kusno, 1996 : 49).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat peneliti
simpulkan bahwasanya masyarakat adalah suatu kelompok orang yang hidup
bersama di sebuah wilayah yang di dalamnya memiliki tatanan kehidupan,
aturan-aturan, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Masyarakat nelayan di Gudang Lelang hidup bersama-sama di pinggir pantai
yang di dalamnya terdapat tatanan kehidupan. Dalam mencapai tatanan
kehidupan masyarakat nelayan di Gudang Lelang peraturan dan adat istiadat
untuk membatasi masyarakat dalam melakukan aktivitas (tingkah laku), adat
istiadat ini harus ditaati oleh semua masyarakat dan bila ada yang melanggar
akan mendapatkan sanksi (hukuman). Norma dan peraturan itu berjalan jika
di wilayah tersebut memiliki pemimpin yang tegas, jujur dan bijaksana yang
dapat mengatur jalannya norma tersebut di masyarakat.
1.1.5. Konsep Budaya
Mempelajari unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kebudayaan sangat
penting untuk memahami beberapa unsur kebudayaan manusia. Kultural
universal merupakan acuan bagi para antropolog dalam menyusun laporan
etnografi setelah kembali atau sebelum melakukan penelitian ke lapangan.
Ketika seorang antropolog hendak melakukan penelitian lapangan maka ia
15
akan mulai mendeskripsikan masyarakat yang diteliti melalui konsep kultural
universal tersebut. Oleh karena itu, deskripsi yang dihasilkan merupakan
gambaran lengkap mengenai kehidupan suatu masyarakat tertentu di dalam
sistem bahasa, agama, organisasi sosial, sistem pengetahuan teknologi,
ekonomi, dan keseniannya. Penelitian yang berjudul Kehidupan Masyarakat
Nelayan di Gudang Lelang Tahun 2012-2013 ini dikaji dari unsur budaya.
Kebudayaan masyarakat terdiri dari unsur-unsur yang merupakan suatu
kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan.
Menurut Koentjaraningrat, tujuh unsur kebudayaan tersebut antara lain:
1. Bahasa (lisan dan tulisan)
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi sosial
4. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup
5. Sistem mata pencaharian hidup
6. Sistem religi
7. Kesenian (Koentjaraningrat, 2002 : 203).
Keterbatasan waktu merupakan alasan peneliti untuk mengambil 3 (tiga)
unsur budaya dalam penelitian ini yaitu sistem mata pencaharian, sistem
pengetahuan, dan sistem peralatan dan perlengkapan hidup. Pada sistem mata
pencaharian mayoritas masyarakat di Gudang Lelang bekerja sebagai
nelayan, kalaupun ada pekerjaan lain semua berhubungan dengan perikanan
mengingat letak pemukiman berada di wilayah pesisir pantai. Sistem
pengetahuan usia anak-anak sampai remaja adalah fase terpenting dalam
mewariskan pengetahuan. Setiap nelayan di Gudang Lelang mengajarkan
anaknya teknik menangkap ikan di laut dengan alat tradisional yaitu jaring
dan jala serta mengajarkan cara membuat kapal agar anak mereka memiliki
keahlian. Sistem peralatan dan perlengkapan nelayan di Gudang Lelang
16
tergolong sebagai nelayan tradisional karena peralatan yang dipakai nelayan
untuk melaut masih tradisional yaitu jaring dan jala.
2.2. Kerangka Pikir
Indonesia yang luas wilayahnya 2,03 juta km2 merupakan negara terbesar yang
wilayahnya memiliki potensi perikanan. Sektor perikanan dan kelautan
merupakan salah satu sumber pendapatan devisa yang masih dapat diharapkan
sebagai tumpuhan perekonomian dalam menghadapi krisis ekonomi yang dialami
bangsa Indonesia. Lampung merupakan provinsi yang wilayahnya merupakan
perairan yang luas dan kaya akan potensi lautnya. Gudang Lelang secara
administratif terletak di Lingkungan III, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi
Waras, Kota Bandar Lampung yang berada di pesisir pantai. Seperti wilayah lain
yang terletak di pesisir pantai, maka mayoritas masyarakat di Gudang Lelang
bekerja sebagai nelayan.
Masyarakat nelayan di Gudang Lelang hidup dalam keadaan miskin karena
pendapatan yang mereka peroleh dari melaut rendah. Pendapatan nelayan rendah
dikarenakan peralatan nelayan masih tradisional dan tingkat pendidikan nelayan
yang rendah sehingga produktivitas hasil tangkapan rendah. Hal ini akan berakibat
buruk bagi nelayan di Gudang Lelang karena mereka dituntut untuk berjuang
keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka. Pada kenyataannya
nelayan dapat mencukupi kebutuhannya keluarganya sehari-hari dengan baik dari
generasi ke generasi meskipun dalam keadaaan sederhana. Hal inilah yang
membuat peneliti tertarik meneliti kehidupan masyarakat nelayan di Gudang
17
Lelang dilihat dari budaya yaitu sistem mata pencaharian, sistem pengetahuan,
sistem peralatan dan perlengkapan hidup.
2.3.
Paradigma
Masyarakat Nelayan Di Gudang Lelang Tetap
Bertahan Hidup dalam Keadaan Sederhana
dari Generasi Ke Generasi
Kehidupan Masyarakat Nelayan Di Gudang
Lelang Dilihat dari Budaya
1. Sistem Mata Pencaharian
2. Sistem Pengetahuan
3. Sistem Peralatan dan Perlengkapan Hidup
Keterangan :
Garis Pengaruh
:
Garis Hubungan
:
18
REFERENSI
Soerjono Soekanto.1982.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: Rajawali Pers.
Halaman 101
Juhri dan Marsum. 1996. Perubahan Soial. Bandar Lampung :Gunung Pesagi.
Halaman 46
Pudji Purwanti.2010. Model Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Skala Kecil.
Malang :Universitas Brawijaya Press. Halaman 71
Edi Susilo.2010. Dinamika Struktur Sosial Dalam Ekosistem Pesisir. Malang :
Universitas Brawijaya Press. Halaman 74
Pudji Purwanti.Loc Cit. Halaman 71
Kusnadi.2007. Strategi Hidup Masyarakat Nelayan. Bandung:LKIS. Halaman 1
Sastrawidjaya. dkk. 2002. Nelayan Nusantara. Jakarta: Pusat Riset Pengolahan
Produk Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Halaman 65
Bintarto.1983. Interaksi Desa-Kota Dan Permasalahanya.Bandung:Ghalia
Indonesia. Halaman 74
Sugihen.1996.Sosiologi Pedesaan-Suatu Pengantar.Jakarta:Raja Grafindo
Persada. Halaman 97
Eko Budihadjo. 1998. Sejumlah Masalah Pemukiman Kota. Bandung : Alumni.
Halaman 48
Juhri dan Marsum .Op.Cit. Halaman 7
Ibid. Halaman 6
Abi Kusno. 1996. Sosiologi Sebagai Basis Ilmu Sosial Dasar. Bandar Lampung :
Gunung Pesagi. Halaman 49
Koentjaraningrat.2002.Pengantar Ilmu Antropologi Jakarta: Rhineka
Cipta.Halaman 203
18
III. METODE PENELITIAN
3.1.
Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian penggunaan metode sangatlah penting untuk
memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian.
Oleh karena itu penggunaan metode dalam suatu penelitian merupakan salah satu
alat yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Metode adalah suatu cara
utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan (Winarno Surachmad,
1975:121).
Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian dengan
langkah-langkah sistematis (Arif Subyantoro dan Suwarto 2007: 65). Menurut
Husaini Usman, Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui
sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis (Husaini Usman, 2009 : 41).
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan metode adalah cara evaluasi,
analisis dan seleksi untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah
sistematis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti kehidupan nelayan di Gudang Lelang
tahun 2012-2013 dilihat dari budaya.
19
3.1.1 Metode Deskriptif
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan obyek penelitian pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaiamana adanya.
Metode deskriptif juga memusatkan perhatiannya pada penemuan fatkta-fakta
sebagaimana keadaan yang sebenarnya. Muhammad Nazir menjelaskan metode
deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan membuat pencandraan
secara sistematis,faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat sifat
populasi atau daerah tertentu ( Muhammad Nazir, 1983 : 162).
Peneliti meyimpulkan metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan
untuk menggambarkan atau melukiskan suatu kejadian atau peristiwa secara
sistematis, faktual dan akurat berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan
sebagaimana adanya.
Metode deskriptif menurut Erna Widodo bertujuan untuk membantu peneliti
melihat secara global pengelompokan jenis-jenis metode penelitian agar
peneliti dapat menentukan cara mana yang paling tepat yang akan dipilih oleh
calon peneliti dalam menjawab pertanyaan dari penelitiannya (Erna Widodo,
2000 : 87). Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan manggambarkan dan melukiskan keadaan
subjek atau objek (seseorang, lembaga masyarakat dan lain sebagainnya) pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya
(Hadari Nawawi, 1983:65).
20
Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif untuk memberi
pemecahan masalah berupa gambaran kehidupan masyarakan nelayan di
Gudang Lelang tahun 2012-2013 dilihat dari budaya.
3.2 Variabel Penelitian
Menurut Sumadi Suryabrata variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi
objek pengamatan, penelitian atau gejala yang akan diteliti (Sumadi Suryabrata,
1983:79). Variabel adalah sesuatu yang menjadi objek penelitian atau faktorfaktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Suharsimi
Arikunto, 1989:78). Berdasarkan pengertian konsep di atas maka variabel adalah
sesuatu yang berpengaruh terhadap objek penelitian atau dapat dijadikan suatu
objek penelitian yang sedang diteliti, diamati dan diambil datanya. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan multi variable yaitu kehidupan nelayan di
Gudang
Lelang
karena
mencangkup
banyak
variable
yaitu
bahasa,
matapencaharian, organisasi, peralatan hidup, matapencaharian, religi dan
kesenian masyarakat di Gudang Lelang.
3.3
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu yang diberikan pada suatu variabel
dengan cara memberikan arti atau mempersiapkan kegiatan, ataupun memberikan
suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut
(Muhammad Nazir, 1985:162). Menurut Masri Singarimbun definisi operasional
variabel adalah suatu petunjuk yang memberitahukan cara mengukur suatu
variabel.
21
Definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya
mengukur suatu variabel,sehingga memberikan arti atau menspesifikan kegiatan
agar mudah diteliti (Masri Singarimbun, 1989 : 46).
Berdasarkan dua pengertian konsep di atas definisi operasional variabel adalah
definisi yang menspesifikasikan suatu kegiatan sehingga objek yang diteliti dapat
diamati dengan jelas. Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini
adalah kehidupan masyarakat nelayan di Gudang Lelang dalam keadaan
sederhana, mereka bisa hidup bahagia samapai turun temurun dari generasi ke
generasi.
3.4
Informan
Informan adalah orang dalam latar penelitian, yang dimanfaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi penelitian. Seorang informan harus
mempunyai pengalaman latar penelitian. Syarat-syarat seorang informan adalah
jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan, suka berbicara, tidak termasuk pada
kelompok yang bertentangan dengan latar belakang penelitian, dan mempunyai
pandangan tertentu tentang suatu hal atau peristiwa yang terjadi (Moleong, 1998 :
90).
Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat Gudang Lelang yang
dijadikan informan. Pemilihan informan didasarkan atas subjek yang menguasai
permasalahan, memiliki data dan bersedia memberikan data dalam penelitian ini.
Jumlah informan yang diambil adalah 5 orang. Jika data yang diperlukan tidak
mencukupi jumlah informan akan ditambah sesuai dengan kebutuhan.
22
Penelitian kualitatif cenderung menggunakan teknik sampel yang bersifat selektif
dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan konsep yang digunakan,
keingintahuan peneliti dalam penelitian ini dipilih secara purposiv sampling
(mengambil orang-orang yang telah dipilih secara cermat oleh peneliti). Dalam
hal ini peneliti akan memilih informan yang dipandang tepat dalam memberikan
informasi. Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan 6 (Enam) informan yaitu
Ketua HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Bandar Lampung, Juragan
pemilik kapal, Ketua RT 17, nelayan, Istri nelayan, anak buah kapal (ABK) dan
pengrajin kapal.
3.5
Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, data sangat dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang
telah dirumuskan. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar
untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode
mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Banyak
teknik-teknik dalam mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini
diantaranya adalah observasi, wawancara,dokumentasi, dan kepustakaan, .
3.5.1
Observasi
Kurt Lwein didalam buku pengantar metodologi research mengatakan bahwa
observasi merupakan suatu studi yang sistematis dan dipertimbangkan dengan
baik melalui kejadian-kejadian spontan pada saat mereka terjadi. Observasi
adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadapa gejala-gejala
yang diteliti (Husaini Usman,2009 : 52 ).
23
Penggunakan observasi sebagai cara mengumpulkan data mempunyai
beberapa keuntungan:
a. Observasi dapat mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan dan sebagainya,
sewaktu kejadian tersebut berlaku atau sewaktu kejadian tersebut terjadi.
b. Observasi dapat memperoleh data dari subjek baik yang tidak dapat
berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara
verbal (Muhammad Nazir, 2003:175).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat peneliti
simpulkan bahwa observasi merupakan suatu studi yang sistematis dan
dipertimbangkan dengan baik terhadap gejala-gejala yang akan diteliti.
3.5.2
Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan
yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang
mewancarai dan jawaban yang diberikan oleh yang diwawancarai.
(Abdurrahmat Fathoni, 2005:105). Sedangkan menurut Muhammmad Nazir,
menyatakan bahwa wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si
penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara (interview guide)
(Muhammad Nazir, 2003:193). Berdasarkan dua pengertaian wawancara di
atas disimpulkan bahwa wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui
proses tanya jawab lisan antara si penanya atau pewawancara dengan si
penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan
wawancara.
24
Menurut Abdurrahmat Fathoni dalam bukunya yang berjudul Metodologi
Penelitian mengatakan bahwa orang yang mengajukan pertanyaan (interview)
dan yang mremberikan wawanca disebut interviewe. Wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono,2008:137).
Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh keterangan lengkap, bentuk
wawancara yang dipakai dalam penelitian ini yakni wawancara terarah
(directed) dan wawancara tidak terarah ( non direct).
Wawancara terarah (directed) adalah menggunakan sejumlah pertanyaan
terstruktur atau sudah tersusun dalam bentuk daftar pertanyaan tertuli