Batasan Masalah Rumusan Masalah

bentuk yang dimaksud berupa teknik-teknik sinematografis dan subtansi yang dimaksud berupa unsur-unsur sastra yang berupa narasi dalam film . Sumarno 1996: 27 juga berpendapat bahwa sebuah karya film adalah medium ekspresi artistik, yaitu menjadi alat bagi para seniman untuk mengutarakan gagasan, ide, lewat suatu wawasan keindahan. Penyampaian gagasan, ide berupa narasi tersebut memerlukan aspek-aspek kebahasaan film berupa kata, gambar maupun bunyi. Sehingga dengan meneliti kekomplekan aspek kebahasaan dalam film, akan mempermudah penonton memahami maksud dan isi dari sebuah karya seni film. Terdapat hubungan yang sangat erat antara karya sastra dengan film. Hubungan tersebut berupa kesamaan fungsi dan medium penyampaiannya. Fungsi dari penciptaan karya sastra maupun film berguna untuk menyampaikan pesan atau memberikan petunjuk kepada penikmat sastra maupun film melalui medium bahasa. Film dibangun melalui medium bahasa yang berupa kata, gambar dan bunyi audio visual sehingga dapat menyampaikan pesan atau makna kepada penikmat film melalui serangkaian peristiwa di dalam film, sedangkan karya sastra dibangun melalui medium bahasa yang berupa kata maupun kalimat sehingga dapat mengirimkan pesan dan makna kepada penikmat karya sastra. Antara karya sastra maupun film tidak dapat dilepaskan dari aspek-aspek kebahasan, agar tujuan dalam menyampaikan pesan kepada penikmat karya sastra maupun karya seni film dapat tersampaikan dengan jelas. Dalam perkembangan banyak karya sastra yang diinterpretasikan ke dalam khayalan pembaca dan ditransformasikan kedalam media audio visual. Hal ini dilakukan untuk memberikan berbagai perkembangan informasi dan pengetahuan edukatif yang terdapat dalam karya sastra terhadap masyarakat yang bukan pembaca karya sastra. Oleh karena itu di dalam sebuah film terdapat unsur karya sastra berupa gambar dan bunyi sebagai penyampai pesan terhadap penonton. Gambar dan bunyi tersebut membentuk sebuah sekuen yang mana merupakan aspek dari alur atau narasi.

B. Alur

Trianton 2013: xi film juga memiliki struktur yang harus dikaji terlebih dulu untuk dapat memahami maknanya sama seperti halnya sastra. Dengan kata lain bahwa struktural dari sebuah film adalah susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antara unsur-unsurnya terjadi hubungan timbal balik, saling menentukan. Struktural itulah yang menyebabkan sebuah film memiliki makna, masuk akal dan menjadi logis sehingga dapat dengan mudah dipahami. Schmitt dan Viala 1982: 21 mendeskripsikan struktur sebagai berikut. “Le mot structure désigne toute organisation d’éléments agencés entre eux. Les structures d’un texte sont nombreuses, de rang et de nature divers. ” Kata struktur menunjukkan pengorganisasian semua elemen-elemen yang berhubungan satu dengan yang lain. Susunan unsur-unsur dalam teks mempunyai jumlah yang banyak, berurutan dan beraneka ragam. Sebagai salah satu bentuk karya seni, film dibentuk oleh unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan sebuah karya seni hadir sebagai karya sastra. Unsur-Unsur intrinsik tersebut meliputi