Mekanisme Pertahanan Diri Psikologi Tokoh
organ tubuh. Gangguan jiwa yang dialami seseorang juga dapat menimbulkan dissabilitas dalam kegiatan aktivitas sehari-hari.
1. Gangguan Stres Berat
Gangguang stres berat merupakan gangguang kejiwaan yang diakibatkan oleh permasalahan yang terus menerus timbul di dalam kehidupan seseorang
sehingga mengakibatkan situasi tidak nyaman yang berkelanjutan. Gangguan stress yang dialami oleh seseorang juga dapat mempengaruhi
kehidupan sosial dan mengakibatkan depresi, kemarahan, overaktif dan juga penarikan diri dari kehidupan sosial. Hal ini selaras dengan pendapat
Maslim, 2013:78 yang menyatakan bahwa stress merupakan perubahan penting dalam kehidupan yang menimbulkan situasi tidak nyaman yang
berkelanjutan yang mengakibatkan gangguan kejiwaan.
2. Gangguan Depresi
Gangguan depresi merupakan gejala gangguan kejiwaan yang dapat dialami oleh manusia. Gangguan depresi ini dapat diakibatkan oleh
perubahan suasana perasaan mood yang mengakibatkan elasi suasana perasaan yang meningkat serta penurunan tingkat aktivitas manusia. Hal ini
selaras dengan pernyataan Maslim, 2013: 64 bahwa diagnosis gangguan depresi ini dapat menyebabkan kehilangan minat dan kegembiraan,
berkurangnya energi sehingga mudah mengalami kelelahan dan kehilangan pandangan tentang masa depan atau pesimistis.
3. Gangguan Mimpi Buruk
Pada kebanyakan kasus, gangguan tidur merupakan salah satu gejala dari gangguan kejiwaan yang mempengaruhi kondisi mental maupun fisik
manusia. Pengaruh tersebut diakibatkan terganggunya kualitas tidur manusia sehingga mengakibatkan penderitaan yang cukup berat bagi penderita mimpi
buruk. Menurut Maslim, 2013: 92 gangguan tidur yang dialami kebanyakan orang merupakan salah satu gangguan kejiwaan yang
menyebabkan penderitanya terbangun dari tidur dengan mimpi yang menakutkan yang dapat diingat secara rinci dan jelas. Hal ini biasanya
berhubungan dengan kelangsungan hidup, keamanan maupun harga diri. 4.
Delir Freud dalam Max Milner, 1992: 59-60 menyatakan bahwa delir
merupakan gangguan kejiwaan yang menyebabkan penderitanya memiliki kepercayaan atau keyakinan yang sama besar dengan imajinasi, khayalan
maupun persepsi nyata yang diciptakan sendiri oleh penderitanya. Dengan keadaan yang sedemikian rupa, penderita akan membiarkan kelakuannya
dibelokkan atau diarahkan oleh khayalan yang telah ia ciptakan. Freud menganggap hal tersebut sebagai bagian pergeseran persepsi nyata ke tak
sadar. Delir juga disebut sebagai hasil konflik antara dua kekuatan, yaitu tendensi-tendensi erotik yang ingin terpuaskan dan represi yang
menghalangi perwujudan yang berhubungan dengan pemuasan tendensi- tendensi tersebut Milner, 1992: 59-61.
Setiap tindakan yang dilakukan oleh individu tidak akan terlepas dari alam bawah sadarnya. Pengaruh yang diterima alam bawah sadar tersebut dapat
didasari dari faktor-faktor yang ada dalam pribadi manusia maupun faktor- faktor dari luar individu. Insting dan kecemasan merupakan dinamika
kepribadian yang mempengaruhi kehidupan mental sebagai kekuatan pendorong di balik tindakan-tindakan manusia. Karena menurut Freud
manusia pada dasarnya termotivasi untuk mencari kenikmatan dan mereduksikan tegangan dan kecemasan.