Data Penelitian METODE PENELITIAN

Gambar 3.2 Data box girder T7 T8 POTONGAN ~ 4 SKALA 1 : 50 6.30 0.35 1.69 1.25 2.05 5.35 0.20 1.40 0.20 0.20 0.20 0.30 0.20 0.30 1.80 0.25 0.50 0.25 0.25 0.20 0.15 CL BOX GIRDER 17.00 2.0 2.0 W2 W1 T6 POTONGAN ~ 5 SKALA 1 : 50 6.30 0.35 1.69 1.25 2.05 5.35 0.25 0.25 0.25 0.70 1.06 W2 W1 W2 W1 T1 T2 T3 T5 T4 T6 W1 W2 0.44 T6 0.25 B6 0.25 0.25 B4 B3 0.20 B4 B3 B6 B6 B8 0.20 0.05 B6 B8 T8 T8 45,00 45,00 B1 B2 B3 B4 B5 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B7 B8 B9 B10 B11 11 25 325 589 2050 13 36 15 50 17 00 325 15 300 18,00 27,00 27,00 18,00 15 300 11 25 325 150 1500 2500 1500 1500 1500 5000 1500 2500 1500 1500 1500 5000 T6 T5 T4 T3 T2+T8 T1+T7 700 10 60 1 2 3 4 5 SKEMATIK TENDON CL BOX GIRDER 0.50 0.25 3.50 3.50 1.00 3.50 3.50 17.00 2.0 2.0 W1 W2 POTONGAN ~ 1 SKALA 1 : 50 6.30 0.35 1.69 1.25 2.05 5.35 W1 W2 1.12 0.32 0.25 0.47 0.50 CL BOX GIRDER 2.0 2.0 B1 B2 W1 W2 POTONGAN ~ 2 SKALA 1 : 50 6.30 0.35 1.69 1.25 2.05 5.35 0.72 0.56 0.79 0.25 B5 0.25 0.25 0.25 B1 B2 B5 0.15 0.40 0.25 0.30 0.31 CL BOX GIRDER 17.00 2.0 2.0 B1 B2 B3 B4 B5 B7 W2 W1 0.50 POTONGAN ~ 3 SKALA 1 : 50 6.30 0.35 1.69 1.25 2.05 5.35 B1 B2 B3 B4 B5 B7 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 0.15 0.15 W2 W1 0.25 0.25 0.25 0.50 CL BOX GIRDER 17.00 2.0 2.0 0.50 W2 W1 T1 T2 T3 T5 T4 T6 T7 T8 SKALA 1 : 200 Tabel 3.2 Tata letak tendon box girder No. Tendon Jumlah strand dia.15,2 mm Jarak dari tepi mm 18000 45000 W1 44 1450 300 2050 W2 44 1125 150 1900 B1 44 - 150 - B2 44 - 150 - B3 44 - 150 - B4 44 - 150 - B5 44 - 150 - B6 44 - 150 - B7 44 - 150 - B8 44 - 150 - T1 44 - - 2050 T2 44 - - 2050 T3 44 - - 2050 T4 44 - - 2050 T5 44 - - 2050 T6 44 - - 2050 T7 44 - - 2050 T8 44 - - 2050

D. Prosedur Penelitian

Berikut prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini : 1. Menyiapkan data penelitian. 2. Melakukan studi literatur. 3. Mengolah data penelitian untuk digunakan pada perhitungan, diantaranya : a. Menghitung pembebanan. b. Menghitung titik berat penampang, luas penampang, dan inersia penampang girder. 4. Melakukan analisis struktur girder beton prategang pada PCI girder dan box girder akibat pelaksanaan pemasangan girder jembatan : a. Menentukan lintasan tendon. b. Menghitung gaya prategang. c. Menghitung kehilangan prategang. d. Menghitung tegangan pada penampang girder. 5. Menyimpulkan bagaimana perbedaan perilaku struktur girder beton prategang akibat pelaksanaan pemasangan girder jembatan.

E. Kerangka Penelitian

Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini dapat dilihat pada flow chart berikut: Gambar 3.3 Diagram alir penelitian Mulai Penyiapan data Analisis struktur Menentukan lintasan tendon Menghitung gaya prategang Menghitung tegangan Sistem full span PCI girder dan box girder Sistem balanced cantilever PCI girder dan box girder Perbandingan perilaku girder Perbedaan lintasan tendon Pembahasan Selesai Studi literatur Pengolahan data

BAB V. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Terdapat perbedaan perilaku struktur girder beton prategang akibat pelaksanaan pemasangan girder jembatan yaitu pada lintasan inti tendon. 2. Pada sistem full span, posisi inti tendon sebagian besar terletak di bawah garis netral penampang, sedangkan pada sistem balanced cantilever, posisi inti tendon selain di bawah garis netral penampang juga terdapat di atas garis netral. 3. Perbedaan lintasan inti tendon diakibatkan perbedaan posisi inti tendon pada tiap titik yang dipengaruhi oleh momen yang terjadi pada struktur girder. 4. Pada sistem full span, konstruksi girder jembatan didesain dalam satu bentang dengan tumpuan sendi – rol, sedangkan pada sistem balanced cantilever, konstruksi girder jembatan didesain sebagai bentang menerus. Sehingga dari perbedaan desain konstruksi tersebut mengakibatkan perbedaan momen yang terjadi pada struktur girder. 5. Pada sistem balanced cantilever, pemberian prategang yaitu pada dua tahap, tahap kantilever dan tahap menerus. Pada tahap kantilever pemberian prategang dilakukan terhadap temporary tendon, dan pada tahap menerus terhadap tendon utama. 6. Secara analisis struktur kedua sistem pelaksanaan pemasangan girder jembatan tersebut aman untuk dilaksanakan. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis bahwa tegangan maksimum yang terjadi pada penampang girder baik saat transfer ataupun saat layan lebih kecil dari tegangan izin.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Diperlukan analisis perhitungan terhadap struktur girder sebelum dilakukannya erection sebagai kontrol tegangan yang terjadi pada penampang girder baik saat transfer maupun saat layan. 2. Dalam hal penentuan sistem pelaksanaan pemasangan girder jembatan yang efektif sebaiknya tidak hanya dilihat dari segi analisis struktur, tetapi juga dapat dianalisis dari segi pelaksanaan, pemakaian alat, biaya, waktu, dan sebagainya.