71
C. Pembahasan Temuan Penelitian 1. Kecerdasan spiritual siswa di SMP Negeri 3 Kedungwaru
Kecerdasan spiritual membantu seseorang untuk menemukan makna hidup dan kebahagiaan. Karna itu kecerdasan spiritual dianggap
sebagai kecerdasan yang paling penting dalam kehidupan. Sebab kebahagaian dan menemukan makna kehidupan merupakan tujuan
utama setiap orang. Kecerdasan seseorang dapat ditunjukkan dalam tingkah lakunya sehari-hari.
Dengan memiliki kecerdasan spiritual siswa dapat mengetahui mana yang baik dan buruk. Dan kecerdasan ini mengarahkan kita pada
prilaku yang baik.
114
Sesuai dengan wawancara diatas kecerdasan spiritual siswa adalah: a. Siswa mengetahui dan menyadari keberadaan Sang Pencipta,
itu dijunjukkan dalam kesadaran melaksanakan kewajiban dan menjahui larangan atas perintah Allah swt yaitu bertaqwa
kepada Allah swt. b. Siswa rajin beribadah tanpa harus disuruh-suruh atau dipaksa.
Siswa dengan senang hati dan tanpa terbebani berangkat menuju masjid untuk melaksanakan ibadah sholat dhuhur,
114
Ati Novianti Fatonah, Pentingnya Pendidikan Bagi Kita, Banten: Kenanga Pustaka Indonesia, 2009, hal. 22
72 sholat ‘asar dan sholat jum’at secara berjamah. Serta sholat
dhuha pada waktu istirahat. c. Siswa menyukai kegiatan menambah ilmu yang bermanfaat
terutama berkaitan dengan agama. Siswa antusias mengikuti kegiatan belajar Al-Qur’an meski di luar jam pelajaran.
d. Siswa senang melakukan perbuatan baik. Membuang sampah pada tempatnya, menyiram dan merawat tumbuhan, hormat
dengan guru dan orang tua, disiplin, bertanggung jawab, siswa mau mengunjungi teman atau saudaranya yang sedang berduka
atau bersedih misalnya yang sedang sakit. e. Siswa bersifat jujur.
f. Siswa dapat mengambil hikmah dari suatu kejadian g. Siswa memiliki selera humor yang baik dan mampu menikmati
humor dalam berbagai situasi. h. Siswa pandai bersabar dan bersyukur, batinnya tetap bahagia
dalam keadaan apapun i. Siswa dapat menjadi teladan yang baik bagi orang lain
j. Siswa biasanya memahami makna hidup sehingga ia selalu mengambil jalan yang lurus.
Hal tersebut banyak yang sesuai dengan pernyataan Indragiri A. yang menyatakan ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan spiritual,
yakni sebagai berikut: a. Anak mengetahui dan menyadari keberadaan Sang Pencipta
b. Anak rajin beribadah tanpa harus disuruh-suruh atau dipaksa
73 c. Anak menyukai kegiatan menambah ilmu yang bermanfaat
terutama berkaitan dengan agama d. Anak senang melakukan perbuatan baik
e. Anak mau mengunjungi teman atau saudaranya yang sedang berduka atau bersedih
f. Anak mau mengunjungi teman, saudara maupun tetanggga yang sakit
g. Anak mau berziarah ke makam dengan tujuan yang positif, yaitu merawat makam dan mendo’akan orang-orang yang
sudah meninggal tersebut h. Anak bersifat jujur
i. Anak dapat mengambil hikmah dari suatu kejadian j. Anak mudah memaafkan orang lain
k. Anak memiliki selera humor yang baik dan mampu menikmati humor dalam berbagai situasi
l. Anak pandai bersabar dan bersyukur, batinnya tetap bahagia dalam keadaan apapun
m. Anak dapat menjadi teladan yang baik bagi orang lain n. Anak biasanya memahami makna hidup sehingga ia selalu
mengambil jalan yang lurus.
115
2. Cara Guru dalam Memotivasi Siswa untuk Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Siswa di SMP Negeri 3 Kedungwaru
Guru sangat berperan dalam membantu peserta didik dalam mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat,
kemampuan dan potensi-potensi lain yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan pendidik atau guru.
Seperti yang kita ketahui dari paparan beberapa ahli seorang guru memiliki banyak peran yang harus dilaksanakan.
Apalagi seorang guru Pendidikan Agama Islam, yang dituntut tidak hanya menyampaikan materi pelajaran saja namun juga sebagai
teladan untuk siswanya, sebagai motivator hendaknya juga mampu membantu peserta didik dalam meningkatkan disiplin dan standar
115
Indragiri A, Kecerdasan Optimal, hal.90
74 perilakunya, mengembangkan kecerdasan, serta selalu memberi
dorongan dalam meningkatkan pribadi siswanya menjadi orang yang bertakwa kepada Allah swt.
Sesuai dengan hasil wawancara diatas, cara guru PAI dalam memotivasi siswa untuk meningkatkan kecerdasan spiritual dengan
berbagai cara yaitu: a. Melalui keteladanan guru PAI itu sendiri. Dengan menjadi
contoh yang baik bagi siswa maka siswa akan termotivasi dengan contoh tindakan dari gurunya. Sehingga ketika seorang
guru memberikan nasehat kepada siswa tentang harus rajin dalam menjalankan ibadah, sholat berjamah misalnya maka
guru PAI utamanya, juga harus memberikan contoh dalam kegiatan sehari-hari di sekolah melakukan sholat berjamah.
Sehingga peserta didik terdorong untuk malaksanakan sholat berjamah juga. Menurut Muallifah, sebelum guru mengajarkan,
menanamkan, dan mengembangkan kecerdasan spiritual siswa, maka terlebih dahulu guru memahami dan melaksanakan nilai-
nilai yang terkandung didalamnya.
116
b. Melibatkan Anak dalam Beribadah, kecerdasan spiritual sangat erat kaitannya dengan kejiwaan. Demikian pula dengan
kegiatan ritual keagamaan atau ibadah. Keduanya bersinggungan erat dengan jiwa atau batin seseorang. Apabila
116
Muallifah, Psycho Islamic Smart, hal. 183
75 jiwa atau batin seseorang mengalami pencerahan, sangat
mudah baginya mendapatkan kebahagiaan dalam hidup. Missal, orang tua atau guru dapat memberikan contoh dalam
ibadah sholat dan puasa, anak dilatih ikut berjamaah dimasjid, dan dilatih berpuasa sejak dini.
117
c. Melalui pendekatan individu. Pendekatan individu mempunyai arti yang sangat penting bagi pengajaran. Persoalan kesulitan
belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individu, walaupun suatu saat pendekatan
kelompok diperlukan.
118
d. Mencerdaskan Spiritual Melalui Kisah. Kecerdasan spiritual anak dapat ditingkatkan melalui kisah-kisah agung, yakni
kisah orang-orang dalam sejarah yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi. Seorang guru atau orang tua dapat
menceritakan kisah para nabi, para sahabat yang dekat dengan nabi, orang-orang yang terkenal kesalehannya, atau tokoh-
tokoh yang tercatat dalm sejarah kerena mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi.
119
e. Memberikan hadiah dan hukuman. Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, guru dapat memberikan hadiah
untuk mendorong kegiatan belajar siswa sebelum menempuh
117
Akhmad Muhaimin Azzet, Mengembangkan Kecerdasan, hal 57
118
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zalin, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, hal. 79
119
Azzet, Akhmad Muhaimin, Mengembangkan Kecerdasan, hal, 73
76 ujian sekolah misalnya. Hadiah dapat berupa barang seperti
peralatan pendukung belajar pensil, bolpoin, tas sekolah, dan lain-lain. Hadiah dapat pula berupa pujian atau sanjungan saja.
Kebalikan dengan hal tersebut adalah pemberian hukuman atau sanksi. Dalam pengenaan hukuman atau sanksi ini hendaknya
guru berhati-hati agar tidak sampai menimbulkan rasa dendam dan meresahkan peserta didik. Hukuman diberikan kepada
peserta didik dalam batas-batas kewajaran dan masih dalam nuansa pembelajaran.
120
f. Guru mengadakan kompetisi atau lomba-lomba yang diadakan setiap semester untuk individual ataupun kelompok.
Saingankompetisi dan kerjasama, persaingan individu maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
121
Ajang kompetisi prestasi menjadi lebih menyemangati siswa dengan
diberikan hadiah bagi pemenang. Pengaruhnya sangat baik, selain memotivasi siswa untuk lebih berprestasi juga akan
meningkatkan kerja sama antarsiswa dalam belajar karena terdorong ingin mengharumkan nama baik kelompok masing-
masing.
122
g. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Hal ini dapat memperkuat dorongan. Penerapan prinsip ini kepada
peserta didik dapat dilakukan oleh guru ketika di dalam kelas.
120
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan, hal. 347-348
121
Sadirman, interaksi dan motivasi, hal. 93
122
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan, hal. 348
77 Misalnya guru dapat menunjukan sikap yang ramah tamah,
tidak cemberut, tidak mudah marah, tidak mencela anak, tidak menyindir, dan lain-lain.
123
h. Guru lelakukan pembiasaan membaca do’a dan membaca surat-surat pendek serta bacaan dalam sholat setiap sebelum
belajar pelajran PAI. Hal tersebut dapat mendorong siswa agar ada minat dalam memperbaiki bacaan dan menghafalkan
bacaan-bacaan tersebut. Mempelajari kitab suci Al-Qur’an dengan lebih mendalam, dapat membimbing siswa untuk
mempunyai kebiasaan untuk membaca dan mencoba untuk memahami apa yang terkandung dalam Al-Qur’an, maka secara
otomatis anak juga mengetahui ajaran agamanya. Sehingga, diharapkan dari pengetahuan terhadap isi Al-Qur’an tersebut,
anak dapat mengimplementasikan ajaran-ajaran Al-Qur’an ke dalam kehidupannya.
124
3. Peningkatan kecerdasan spiritual siswa di SMP Negeri 3 Kedungwaru