ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAHTANGGA PETANI KAKAO DI DESA PESAWARAN INDAH KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN

(1)

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAHTANGGA PETANI KAKAO DI DESA PESAWARAN INDAH

KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN

Oleh

AYU INDAH GUSTI J.

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAHTANGGA PETANI KAKAO DI DESA PESAWARAN INDAH

KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN

Oleh

Ayu Indah Gusti J.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis (1) pendapatan rumahtangga petani kakao, (2) distribusi pendapatan rumahtangga petani kakao, dan (3) tingkat

kesejahteraan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan petani kakao. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pesawaran Indah Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran dengan metode pengambilan sampel dilakukan (stratified random sampling) berdasarkan luas lahan. Responden penelitian sebanyak 46 petani kakao. Metode analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan usahatani kakao, analisis pendapatan rumahtangga petani, analisis distribusi pendapatan rumahtangga petani kakao, dan analisis tingkat kesejahteraan

rumahtangga petani kakao. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pendapatan rumah tangga petani petani kakao di Desa Pesawaran Indah sebesar Rp

19.641.416,31/tahun. Kontribusi terbesar pendapatan rumahtangga petani berasal dari usahatani kakao (on farm). Sebesar 77,06 persen diperoleh dari berusahatani, sebesar 0,84 persen diperoleh dari kegiatan usahatani selain kakao, dan sebesar 22,10 persen diperoleh dari kegiatan nonusahatani. (2) Distribusi pendapatan ditunjukkan angka Gini Rasio sebesar 0,43 atau berada pada ketimpangan yang sedang. (3) Berdasarkan kriteria BPS sebanyak 84,78 persen responden masuk dalam kategori sejahtera dan sebanyak 15,22 persen yang belum sejahtera. Faktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan petani kakao adalah pendapatan rumah tangga dan jumlah aset yang dimiliki keluarga.

Kata Kunci : Pendapatan rumahtangga, Tingkat kesejahteraan, Distrubusi pendapatan, Kakao, Gini rasio


(3)

(4)

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Kegunaan Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 11

A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Tinjauan Usahatani Kakao ... 11

2. Budidaya Tanaman Kakao ... 12

a. Penanaman dan Pemeliharaan ... 12

b. Panen dan Pengolahan ... 14

3. Teori Pendapatan ... 15

a. Pendapatan Rumahtangga ... 16

b. Pendapatan Usahatani ... 18

4. Distribusi Pendapatan ... 20

5. Kesejahteraan ... 22

6. Kajian Penelitian Terdahulu ... 29

B. Kerangka Pemikiran ... 30

C. Hipotesis ... 32

III. METODELOGI PENELITIAN ... 34

A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional ... 34

B. Lokasi, Responden, dan Waktu Penelitian ... 37

C. Jenis dan Sumber Data ... 40

D. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 41

1. Analisis Pendapatan Usahatani Kakao ... 41

2. Analisis Pendapatan Rumah Tangga Petani ... 41


(6)

v

4. Tingkat Kesejahteraan Rumahtangga Petani ... 44

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ... 52

A. Keadaan Umum Desa Pesawaran Indah ... 52

1. Gambaran Umum Daerah ... 52

2. Potensi Pertanian ... 54

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Karakteristik Petani Responden ... 57

1. Usia Petani Responden ... 57

2. Pendidikan Petani Responden ... 58

3. Lama Berusahatani ... 58

4. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden ... 59

5. Aset Keluarga ... 60

6. Luas Lahan Garapan dan Status Kepemilikan ... 61

B. Keragaan Usahatani Kakao di Daerah Penelitian ... 62

C. Biaya Usahatani Kakao ... 67

1. Biaya Investasi ... 67

2. Biaya Produksi ... 68

a. Biaya Pupuk ... 68

b. Biaya Pestisida ... 69

c. Biaya Pajak ... 70

3. Biaya Tenaga Kerja ... 70

4. Biaya Penyusutan Alat-alat Pertanian ... 71

D. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Kakao ... 72

E. Pendapatan Rumah Tangga Petani Kakao ... 75

1. Pendapatn Usahatani (on farm) ... 75

2. Pendapatan off farm ... 77

3. Pendapatan non farm ... 77

4. Pendapatan Rumahtangga Petani Kakao ... 79

5. Pendapatan tanaman kakao dan kontribusinya terhadap pendapatan rumahtangga petani ... 80

F. Analisis Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Petani ... 82

G. Analisis Distribusi Pendapatan berdasarkan Strata Luas Lahan Rumahtangga Petani Kakao ... 86

H. Analisis Kesejahteraan Rumahtangga Petani ... 88

1. Indikator Biro Pusat Statistik ... 88


(7)

vi

I. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kesejahteraan

Berdasarkan Indikator Biro Pusat Statistik ... 95

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 98

A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101


(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan sektor pertanian di Indonesia menjadi salah satu agenda utama

dari pembangunan yang berkelanjutan. Sektor pertanian merupakan sektor yang

sangat penting dalam struktur perekonomian negara. Beberapa alasan yang

mendasari pentingnya pertanian di Indonesia adalah : (1) potensi sumberdayanya

yang besar dan beragam, (2) pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar,

(3) besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, dan (4)

menjadi basis pertumbuhan di perdesaan (Pratama, 2011).

Semakin pentingnya pertanian dalam pembangunan Indonesia, terutama dalam

rangka tujuan swasembada pangan, maka komoditas pertanian penting untuk

mendapat perhatian khusus dari pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah

pertanian. Masalah tersebut juga menyangkut masalah ekonomi pertanian dalam

hubungannya dengan analisis perekonomian pertanian. Komoditas pertanian

memiliki karakteristik seperti bersifat musiman (siclic fluctuations), mudah rusak (perishable), kaku (bulky) dan membutuhkan tempat (volummenous). Hal ini yang menjadi masalah bagi petani, maka pembangunan ekonomi pertanian

memegang peranan penting dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan


(9)

2

Pembangunan perkebunan adalah salah satu dari subsektor pertanian yang

memiliki peran penting dalam perekonomian. Oleh karena itu untuk menciptakan

perkebunan yang maju, produktif dan dapat memberi manfaat bagi seluruh pelaku

usaha (stakeholder) perkebunan. Provinsi Lampung yang memiliki komoditas perkebunan yang diunggulkan (kopi, lada, cengkeh, karet, kelapa, tebu, tembakau,

vanilli, kayu manis, kapuk, kakao, dan kelapa sawit), pada umumnya berasal dari

perkebunan rakyat. Besarnya potensi yang dimiliki tersebut dapat dilihat dari luas

areal dan produksi. Hal tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Luas areal dan produksi tanaman perkebunan rakyat, perkebunan besar negara, perkebunan besar swasta di Provinsi Lampung, 2011

Komposisi Luas Areal (ha)

Jenis Tanaman TBM TM TR Jumlah Produksi

1 Kopi Robusta 9.217 143.904 8.121 161.242 142.986

2 Kopi Arabika - 28 17 45 10

3 Lada 8.220 47.503 8.179 63.902 21.905

4 Cengkeh 2.023 3.644 1.588 7.255 607

5 Karet 48.279 69.442 2.116 119.837 72.240

6 Kelapa Dalam 12.484 103.886 9.759 126.129 106.237

7 Tebu - 113.847 - 113.847 548.513

8 Tembakau - 470 - 470 392

9 Vanilli 117 297 135 549 68

10 Kayu Manis 400 817 71 1288 419

11 Kapuk 201 1.418 139 1.758 261

12 Kelapa Hybrida 15 2.197 710 2.922 1.166

13 Kakao 19.441 29.451 1.051 49.943 25.541

14 Kelapa Sawit 36.776 121.873 1.143 159.792 370.606


(10)

3

Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa luas areal perkebunan di Provinsi Lampung

cukup besar. Komoditi kakao termasuk salah satu komoditi perkebunan yang

diandalkan di Provinsi Lampung. Meskipun luas lahan dan produksi kakao belum

menempati urutan yang besar diantara komoditi perkebunan yang lain yaitu

memiliki luas tanaman menghasilkan sebesar 29.451 hektar dengan produksi

sebesar 25.541 ton, namun komoditas perkebunan ini menjadi salah satu

komoditas yang banyak diminati oleh masyarakat di Provinsi Lampung.

Tanaman kakao adalah salah satu komoditas perkebunan unggulan Provinsi

Lampung yang tersebar hampir di seluruh Kabupaten di Provinsi Lampung. Dari

seluruh areal perkebunan kakao yang ada di Provinsi Lampung, sebagian besar

diantaranya adalah areal perkebunan rakyat dengan luas areal 45.912 hektar

hingga tahun 2011 (Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, 2011).

Besarnya sumbangan kegiatan perkebunan rakyat terhadap kemajuan subsektor

perkebunan kakao dalam menunjang berkembangnya sektor pertanian di Provinsi

Lampung diharapkan dapat membuat petani kakao bisa lebih meningkatkan

kualitas dan kuantitas hasil produksinya, sehingga kakao Lampung tetap menjadi

pilihan ekspor yang menguntungkan bagi negara. Salah satu daerah di Provinsi

Lampung yang menjadikan kakao sebagai komoditas perkebunan andalan adalah

Kabupaten Pesawaran.

Keunggulan Kabupaten Pesawaran yang menjadikannya salah satu sentral

perkebunan rakyat khusus komoditas kakao, dikarenakan mayoritas dari

masyarakat di Kabupaten Pesawaran bertumpu pendapatannya dari berusahatani


(11)

4

Luas areal perkebunan kakao di Kabupaten Pesawaran merupakan yang paling

besar diantara komoditas perkebunan lain yang dibudidayakan di daerah tersebut,

yaitu mencapai 15.061,9 hektar dengan areal terbesar adalah di Kecamatan

Padang Cermin seluas 4.505,3 hektar (Badan Pusat Statistik,2011). Data tersaji

pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa kakao merupakan komoditas

perkebunan dengan luas yang paling besar di antara komoditas lain yang

diusahakan di Kabupaten Pesawaran.

Tabel 2. Luas areal dan produksi tanaman perkebunan menurut jenis komoditi di Kabupaten Pesawaran, 2011

Komposisi Luas Areal (ha) Produksi

Jenis Tanaman TBM TM TR Jumlah (Ton)

1 Kopi Robusta 299,80 2.636,80 1.039,05 3.975,65 1.443,94

2 Kopi Arabika - 108,00 17,50 125,50 52,50

3 Lada 156,80 363,75 167,00 687,55 87,72

4 Cengkeh 188,75 244,30 149,75 582,80 68,71

5 Karet 240,75 385,00 4,75 630,50 296,70

6 Kelapa Dalam 860,75 11.222,75 1.485,25 13.568,75 9.101,37

7 Aren 24,50 32,25 41,75 98,50 6,74

8 Tembakau - 30,00 - 30,00 60,00

9 Vanilli 14,00 69,00 100,00 183,00 24,80

10 Kayu Manis 22,00 31,00 34,00 87,00 10,09

11 Kapuk Randu 4,00 9,00 4,50 17,50 2,60

12 Kelapa Hybrida - 865,50 55,00 920,50 799,09

13 Kakao 4.410,85 9.473,65 1.177,40 15.061,90 9.538,00

14 Kelapa Sawit 80,00 458,00 - 538,00 2456,80

15 Kemiri 36,25 78,50 23,50 138,25 31,68

16 Pala 25,00 21,50 - 46,50 17,40

17 Pinang 24,50 35,25 31,50 91,25 7,67

18 Cabe Jamu 43,75 123,50 53,25 220,50 25,38

19 Jarak Pagar 143,75 121,25 - 265,00 0,09


(12)

5

Berdasarkan luas lahan yang cukup besar tersebut, sangat sesuai jika komoditas

tersebut menempati prioritas yang tinggi sebagai komoditas yang akan

dikembangkan di Kabupaten Pesawaran. Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2,

dengan luas total perkebunan kakao sebesar 15.061,9 hektar di Kabupaten

Pesawaran, sebagian besar arealnya terdapat di Kecamatan Padang Cermin.

Tabel 3. Luas areal dan produksi tanaman kakao menurut kecamatan di Kabupaten Pesawaran, 2011

Kecamatan Luas Areal (Ha) Produksi

TBM TM TTM Jumlah

Padang Cermin 1.499,00 3.006,30 - 4.505,30 3.591,30 Punduh Pidada 579,30 1.407,00 314,80 2.301,10 704,60 Kedondong 1.041,00 1.963,80 466,30 3.471,10 2.288,30

Way Lima 615,25 629,75 184,00 1.429,00 650,00

Gedung Tataan 97,30 1.397,00 138,80 1.633,10 1.380,00

Negeri Katon 200,00 407,30 - 607,30 261,40

Tegineneng 379,00 662,50 73,50 1.115,00 662,40

Jumlah 4.410,85 9.473,65 1.177,40 15.061,90 1.006.79 Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesawaran

Besarnya luas areal perkebunan kakao yang ada di Kecamatan Padang Cermin,

mengindikasikan bahwa sebagian besar masyarakat di kecamatan tersebut

mengusahakan perkebunan kakao sebagai mata pencaharian utama mereka. Salah

satu desa di Kecamatan Padang Cermin yang sebagian besar penduduknya

merupakan petani kakao adalah Desa Pesawaran Indah (BPS Kabupaten

Pesawaran, 2011).

Desa Pesawaran Indah merupakan sebuah desa yang terletak di puncak salah satu

gunung di Kecamatan Padang Cermin. Dimana perkembangan sektor pertanian di

Desa Pesawaran Indah ini sedang didorong agar melaju pada percepatan yang


(13)

6

bukanlah desa yang mempunyai rataan hasil perkebunan kakao yang tinggi

diantara desa-desa yang lain di Kecamatan Padang Cermin, namun hampir seluruh

masyarakat yang ada di Desa Peswaran Indah ini merupakan petani kakao.

Penerimaan petani dari hasil produksi tanaman kakao ternyata belum cukup

memadai untuk bisa memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Hal ini terlihat dari

masih banyaknya petani yang berhutang atau meminjam uang kepada pedagang

pengepul biji kakao. Dimana petani harus menjual kembali hasil panennya

kepada pedagang pengepul yang bersangkutan, dan tidak jarang petani harus

menerima harga yang kurang sesuai. Hal ini akan berakibat pada rendahnya

pendapatan petani untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Untuk berusaha

menambah pendapatan mereka, petani kakao biasanya tidak hanya

menggantungkan pemenuhan kebutuhan hidupnya pada hasil tanaman kakao saja.

Sementara itu, penerimaan yang diperoleh petani akan berhubungan langsung

dengan kelangsungan hidup petani. Semakin besar penerimaan yang diperoleh

dapat mempengaruhi kesejahteraan rumahtangga petani tersebut. Pada dasarnya

akses kebutuhan rumahtangga terhadap pengeluaran bahan pangan dan bahan

bukan makanan yang dibutuhkan sangat tergantung dari daya beli, tingkat

pendapatan, harga pangan, proses distribusi, kelembagaan tingkat lokal, maupun

kondisi sosial lainnya.

B. Perumusan Masalah

Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten yang baru terbentuk tahun 2007,


(14)

7

ini Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu kabupaten yang memiliki peran

cukup besar dalam menyumbangkan pendapatan total Provinsi Lampung.

Dibandingkan dengan beberapa kabupaten dan kota yang lain, Kabupaten

Pesawaran menjadi penyumbang terbesar ke tiga dalam kontribusi PDRB Provinsi

Lampung setelah Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pringsewu. Besarnya

kontribusi Kabupaten Pesawaran dalam PDRB Provinsi Lampung menandakan

adanya pertumbuhan ekonomi yang baik pada Kabupaten Pesawaran. Tabel 4

menunjukkan peran kabupaten/kota terhadap total pendapatan Provinsi Lampung

periode 2007-2011.

Tabel 4. Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, 2007-2011

Kabupaten 2007 2008 2009 2010 2011

Lampung Barat 5,82 5,15 5,64 5,72 4,54

Tanggamus 7,72 5,97 5,46 5,71 6,33

Lampung Selatan 6,48 5,09 5,28 5,71 6,03

Lampung Timur 4,46 5,21 4,38 5,06 6,08

Lampung Tengah 6,20 5,66 5,94 5,88 5,75

Lampung Utara 6,27 5,69 6,32 4,98 6,23

Way Kanan 5,52 4,60 5,04 5,17 5,49

Tulang Bawang 6,93 6,79 0 6,19 5,50

Pesawaran * 5,34 5,69 5,91 6,41

Pringsewu * * * 6,95 7,10

Mesuji * * * 5,92 6,13

Tulang Bawang Barat * * * 5,89 6,36

Bandar Lampung 6,83 6,93 6,01 6,33 6,53

Metro 6,24 5,21 5,32 5,89 6,40

Keterangan* : Kabupaten belum terbentuk

Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2012

Wilayah Kabupaten Pesawaran, terbagi menjadi 7 kecamatan yang masing-

masing wilayahnya memiliki potensi pertanian yang cukup mendukung


(15)

8

merupakan penghasil utama kakao di Kabupaten Pesawaran. Desa yang menjadi

penghasil terbesar adalah Desa Pesawaran Indah, dengan luas areal perkebunan

kakao sebesar 4.503,6 hektar dan produksi sebesar 2.471,0 ton (BPS Kabupaten

Pesawaran, 2011).

Berdasarkan luas lahan tanaman kakao di Desa Pesawaran Indah yang rata-rata

kepemilikan lahannya adalah 0,25-2,5 hektar, dengan produksi yang berkisar

antara 600-1.200 kuintal per tahunnya ( selama 3 bulan musim panen), dan

berkisar 15-20 kg per minggu saat non musim, maka sangat besar kemungkinan

bahwa pendapatan petani kakao akan cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah

tangganya. Namun ternyata kualitas biji kakao yang dihasilkan oleh petani di

Desa Pesawaran Indah belum maksimal, sehingga menyebabkan rendahnya harga

yang diterima oleh petani.

Rendahnya kualitas dan kuantitas biji kakao yang dihasilkan oleh petani

diakibatkan oleh kurangnya tingkat pengetahuan petani dan sarana yang dimiliki.

Selain itu budidaya dan teknologi yang digunakan masih sangat sederhana, serta

faktor lain yang melekat pada usahatani rakyat adalah skala usahataninya yang

umumnya kecil dan tersebar. Petani merasakan kurang maksimalnya usahatani

yang dilakukannya, sehingga mereka juga melakukan beberapa pekerjaan

tambahan sebagai sumber pendapatan tambahan guna memenuhi kebutuhan

rumah tangga mereka. Tabel 5 menunjukkan banyaknya keluarga yang tersebar di


(16)

9

Tabel 5. Banyaknya keluarga menurut penahapan keluarga per kecamatan di Kabupaten Pesawaran, 2011

Kecamatan Keluarga Pra Sejahtera Keluarga Sejahtera I Keluarga Sejahtera II Keluarga Sejahtera III Keluarga Sejahtera III Plus

Punduh Pidada 4.120 1.428 1.443 454 105

Padang Cermin 8.607 5.404 5.560 1.965 217

Kedondong 7.066 3.711 3.359 1.085 166

Way Lima 5.199 1.799 1.564 689 226

Gedung Tataan 8.476 4.293 4.818 4.881 394

Negeri Katon 6.665 4.380 4.467 1.121 30

Tegineneng 6.179 2.465 2.086 3.562 76

Pesawaran 46.312 23.480 23.297 13.757 1.214

Sumber : Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Pesawaran.

Berdasarkan Tabel 5 Kecamatan Padang Cermin memiliki jumlah keluarga pra

sejahtera terbesar. Menurut BKKBN keluarga pra sejahtera adalah keluarga yang

tidak memenuhi salah satu dari 6 indikator keluarga sejahtera I atau kebutuhan

dasar keluarga (basic needs). Masalah yang timbul di daerah tersebut adalah rendahnya kualitas dan kuantitas kakao yang dihasilkan oleh petani sehingga

mengakibatkan rendahnya pendapatan petani dan dapat menurunkan tingkat

kesejahteraan petani tersebut.

Dengan uraian yang telah dijelaskan tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah

yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini yaitu, (1) berapa besarnya

pendapatan rumahtangga petani dan bagaimana kontribusi pendapatan usahatani

terhadap pendapatan rumahtangga petani di Desa Pesawaran Indah Kecamatan

Padang Cermin Kabupaten Pesawaran, (2) bagaimana ketimpangan distribusi

pendapatan dan (3) mengukur tingkat kesejahteraan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat kesejahteraan rumahtangga petani di Desa Pesawaran


(17)

10

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian mengenai tingkat pendapatan dan tingkat

kesejahteraan rumahtangga petani adalah sebagai berikut,

(1) Menganalisis pendapatan rumahtangga dan besarnya kontribusi pendapatan

usahatani kakao dan non usahatani kakao terhadap pendapatan rumahtangga

petani.

(2) Menganalisis distribusi pendapatan rumahtangga petani kakao di Desa

Pesawaran Indah Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran, dan

(3) Menganalisis tingkat kesejahteraan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

kesejahteraan petani kakao di Desa Pesawaran Indah Kecamatan Padang

Cermin Kabupaten Pesawaran.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :

(1) Petani, sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan kegiatan usahataninya

agar dapat mampu meningkatkan pendapatan.

(2) Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pemerintah dalam

mengambil keputusan kebijakan pertanian yang berhubungan dengan

masalah pengentasan kemiskinan dan peningkatan taraf hidup petani.

(3) Individu ataupun lembaga, yang akan melakukan penelitian analisis tingkat

kesejahteraan berdasarkan pendapatan yang diterima oleh petani di masa


(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

(27)

(28)

(29)

(30)

(31)

(32)

(33)

(34)

(35)

(36)

(37)

(38)

(39)

(40)

(41)

(42)

(43)

(44)

(45)

(46)

(47)

(48)

(49)

(50)

(51)

(52)

(53)

(54)

(55)

(56)

(57)

(58)

(59)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Umum Desa Pesawaran Indah

Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

2007 tanggal 10 Agustus 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Pesawaran di

Provinsi Lampung dan diresmikan pada tanggal 2 November 2007, ditandai

dengan dilantiknya Penjabat Bupati Pesawaran oleh Menteri Dalam Negeri di

Jakarta.

1. Gambaran Umum Daerah

Secara geografis Kabupaten Pesawaran terletak pada 104,54o sampai dengan

105,14o bujur timur dan 5,7o sampai dengan 5,48o lintang selatan. Secara umum

memiliki iklim hujan tropis sebagaimana iklim Provinsi Lampung pada umumnya,

curah hujan per tahun berkisar antara 2.264 mm sampai dengan 2.868 mm dan

jumlah hari hujan antara 90 sampai dengan 176 hari/tahun.

Luas wilayah Kabupaten Pesawaran adalah ± 1173,77 km2 dengan kedudukan

ibukota di Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran yang berpenduduk 418.256

jiwa, memiliki potensi pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan

pariwisata yang masih terbuka untuk dikembangkan. Dengan kondisi wilayah


(60)

53

menjadi pusat kawasan perdagangan dan perekonomian di Provinsi Lampung,

karena letaknya yang strategis yang berbatasan langsung dengan 4 (empat)

kabupaten/kota dan disebelah selatan yang berbatasan langsung dengan Teluk

Lampung, selengkapnya batas wilayah Desa Pesawaran Indah, Kecamatan

Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran :

(1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Harapan Jaya kecamatan Padang

Cermin, Kabupaten Pesawaran.

(2) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Paya, Kecamatan Padang Cermin,

Kabupaten Pesawaran.

(3) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Gunung Rejo, Kecamatan Padang

Cermin, Kabupaten Pesawaran.

(4) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bunut, Kecamatan Padang Cermin,

Kabupaten Pesawaran.

Desa Pesawaran Indah ini terdiri dari 8 dusun antara lain, Margosari, Wonorejo,

Margorejo, Sidoarjo, Kaligua, Sidoadi, Sumberejo, dan Kaliurip.

Hasil Rekapitulasi data kependudukan terakhir tahun 2009, Desa Pesawaran Indah

memiliki jumlah penduduk 3.016 jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak

900 KK. Terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 1.503 jiwa dan penduduk

perempuan berjumlah 1.513 jiwa yang tersebar di 8 (delapan) Dusun.

Jumlah penduduk Desa Pesawaran Indah mayoritas menganut agama Islam

berjumlah 2.865 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.428 jiwa dan


(61)

54

Kristen sebanyak 1 jiwa dan Khatolik sebanyak 150 jiwa, dengan jumlah

penduduk laki-laki 74 jiwa, dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 76 jiwa.

Yang secara kultur dan tradisi selalu hidup rukun berdampingan. Etnis yang

terdapat pada desa pesawaran indah adalah sebagai berikut : Batak 4 laki-laki dan

4 perepuan, Minang 6 laki-laki dan 5 perempuan, Sunda 182 laki-laki dan 159

perempuan, Jawa 1.291 laki-laki dan 1.334 perempuan, Madura 2 laki-laki dan 2

perempuan, Bali 1 laki-laki, dan lampung 17 laki-laki 9 perempuan.

Dimana mata pencarian sebagai petani sebanyak 1.049 jiwa, buruh tani 182 jiwa,

buruh imigran perempuan 4 jiwa, buruh migran laki-laki 3 jiwa, PNS 15 jiwa,

pedagang keliling 5 jiwa, TNI 1 jiwa dan pensiunan PNS/TNI/POLRI 5 jiwa itu

perdasarkan data pada tahun 2009.

Lembaga pendidikan yang ada di Desa Pesawaran Indah yaitu terdapat 2 Sekolah

Dasar Negeri yang dimiliki pemerintahan dan terdapat juga Sekolah Dasar swasta.

Jadi jumlah Sekolah Dasar yang ada di desa pesawaran indah ada 3. Sedangkan

untuk Sekolah Menengah Pertama hanya ada 1 itupun swasta (MTs). Dimana

jumlah guru pengajar pada MTs itu sebanyak 13 tenaga pengajar. Dan rata-rata

tenaga pengajaranya itu masih honorer.

2. Potensi Pertanian

Jenis penggunaan lahan terbesar di Desa Pesawaran Indah pada tahun 2009

didominasi oleh penggunaan tanah pemukiman yaitu sebesar 325 ha, 708 ha untuk

perkebunan, dan disusul kemudian penggunaan lahan untuk persawahan seluas


(62)

55

tahun 2009 yaitu penggunaan lahan kuburan sekitar 1 ha. Khusus untuk

penggunan lahan sawah, dibagi dalam irigasi teknis 127 ha, irigasi setengah teknis

157 ha. Untuk tanah kering ladang/tegal 39ha.

Luas areal yang potensial untuk pengembangan komoditas pertanian seluas 1031

ha, Persawahan 284 ha, Tegal/kebun 39 ha dan Perkebunan 708 ha. Pemilikan

lahan pertanian tanaman pangan sejumlah 753 keluarga. Memiliki lahan < 1 ha

818 keluarga dan yang memiliki lahan 1 – 5 ha sebanyak 51 keluarga. Dan yang tidak memiliki lahan pertanian sebanyak 106 keluarga. Jadi total keluarga petani

sebanyak 869 keluarga.

Potensi pertanian yang menonjol di Desa Pesawaran Indah adalah usahatani

kakao. Mayoritas penduduk di Desa Pesawaran Indah bermatapencaharian

sebagai petani kakao. Luas areal lahan kakao sebesar 4.503,6 hektar dan produksi

sebesar 2.471 ton ( BPS Kabupaten Pesawaran, 2011). Rata-rata luas areal lahan

kakao yang dimiliki petani berkisar 0,25 ha – 2,5 ha. Kegiatan usahatani kakao sudah dilakukan secara turun menurun dari generasi ke generasi oleh masyarakat

di Desa Pesawaran Indah. Walaupun berusahatani kakao telah sejak lama

dilakukan, namun masih adanya masalah yang dihadapi oleh petani. Masalah

yang sering timbul adalah serangan hama dan penyakit tanaman kakao, sehingga

dapat mengurangi hasil produktifitas tanaman kakao.

Pemasaran hasil panen tanaman kakao biasanya dijual langsung kepada

pengumpul. Harga yang diperoleh petani kakao menjadi lebih kecil, berbeda

halnya apabila petani langsung menjual ke pabrik yang mengolah biji kakao.


(63)

56

minimal 6%-7%. Apabila semakin kecil kadar air biji kakao maka harga akan

lebih tinggi dibandingkan dengan biji kakao basah. Peran pemerintah diharapkan

dapat membantu pemasaran hasil panen kakao yang berada di Desa Pesawaran

Indah, sehingga petani dapat menerima harga yang lebih tinggi dibandingkan


(64)

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan :

1. Pendapatan rumahtangga petani kakao di Desa Pesawaran Indah bersumber

dari pendapatan usahatani dari kegiatan budidaya sendiri (on farm), kegiatan usahatani di luar kegiatan budidaya (off farm) dan aktivitas di luar kegiatan pertanian (non farm). Rata-rata pendapatan rumahtangga petani kakao di Desa Pesawaran Indah sebesar Rp 19.641.416,31/tahun. Persentase berbagai

sumber pendapatan adalah sebesar 77,06 persen pendapatan rumahtangga

diperoleh dari usahatani kakao dengan rata-rata pendapatan sebesar

Rp.15.136.198,92/tahun, sebesar 0,84 persen pendapatan rumahtangga

diperoleh dari kegiatan usahatani selain kakao dengan rata-rata pendapatan

sebesar Rp.164.347,83/tahun, dan sebesar 22,10 persen pendapatan

rumahtangga diperoleh dari kegiatan nonusahatani dengan rata-rata

pendapatan sebesar Rp.4.340.869,57/tahun.

2. Distribusi pendapatan rumahtangga petani kakao di Desa Pesawaran Indah

tidak merata, hal ini ditunjukkan oleh angka Gini Rasio dari hasil perhitungan

distribusi pendapatan adalah sebesar 0,43 dengan arti bahwa distribusi


(65)

99

3. Berdasarkan kriteria BPS 2007 rumahtangga petani kakao di Desa Pesawaran

Indah masuk dalam kategori sejahtera sebanyak 84,78 persen dan sebanyak

15,22 persen rumahtangga petani kakao di Desa Pesawaran Indah yang belum

sejahtera. Berdasarkan kriteria BPS 2012 tidak terdapat rumahtangga petani

kakao yang masuk kategori miskin pada garis kemiskinan makanan (GKM)

sedangkan sebanyak 36,96% rumahtangga petani kakao berada di kategori

miskin pada garis kemiskinan bukan makanan (GKBM). Sedangkan

berdasarkan kriteria Social Matrics Matrix rumahtangga petani kakao di Desa

Pesawaran Indah masuk dalam kategori sejahtera sebanyak 76,09 persen dan

sebanyak 23,91 persen rumahtangga petani kakao di Desa Pesawaran indah

yang belum sejahtera. Berdasarkan hasil analisis faktor yang paling

berpengaruh terhadap kesejahteraan menurut kriteria BPS adalah pendapatan

rumahtangga dan jumlah aset yang dimiliki keluarga.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka saran yang dapat diajukan dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagi petani kakao diharapkan mampu mengefesiensikan penggunaan lahan

dengan berbagai macam jenis tanaman berdasarkan kesesuaian lahan. Seperti

tanaman ubi atau sayur-sayuran untuk meningkatkan pendapatan rumahtangga

petani.

2. Bagi pemerintah, hendaknya dapat meningkatkan peran kelembagaan melalui


(66)

100

penyaluran sarana produksi dan peran koperasi. Meningkatkan peran

penyuluh, khususnya penyuluh tentang teknologi pertanian tepat guna spesifik

lokasi seperti peningkatan hasil mutu kakao dengan penanggulangan hama

penyakit yang tepat.

3. Bagi peneliti lain, disarankan agar membahas lebih lanjut pemasaran biji


(67)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, B. 2004. Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia. Penerbit Buku Kompas, Jakarta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran.2011.Lampung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung.2011.Lampung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

________________________________.2012.Lampung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

Desa Pesawaran Indah. 2009. Daftar Isian Data Profil Desa dan Kelurahan. Desa Pesawaran Indah. Padang Cermin.

Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesawaran. 2012.Komoditi Perkebunan Unggulan (Komoditi Kakao). Dinas Perkebunan Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

Dinas Perkebunan Provinsi Lampung.2012. Komoditi Perkebunan Unggulan (Komoditi Kakao). Dinas Perkebunan Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. 2009. Daftar Isian Profil Desa dan Kelurahan. Desa Pesawaran Indah. Pesawaran Indah. Hernanto, F. 1994. IlmuUsahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. 390 hlm. Iqbal, M. dan T. Sudaryanto. 2008. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

(Corporate Social Responsibility) dalam Prespektif Kebijakan

Pembangunan Pertanian. Analisis Kebijakan Pertanian, 6 (2): 155-173.

Irawan dan Romdiati. 2000. Analisis sensitivitas pada pengukuran kemiskinan. Fenomena kemiskinan sementara selama krisis ekonomi di Indonesia. Di dalam Noorma,B.A et al. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.


(68)

Iskandar, A. 2007. Analisis Kesejahteraan dan Manajemen Sumber daya Keluarga di Kota dan Kabupaten Bogor. [disertasi]. Sekolah Pasca Sarjana, Bogor: Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Kakisini, L. 2010. Analisis Tingkat Pendapatan Rumahtangga dan Kesejahteraan di Daerah Transmigrasi Kabupaten Seram, Provinsi Maluku. Jurnal Budidaya Pertanian, Vol. 7 No 2, Desember 2010, Halaman 65-71. Fakultas Pertanian. Universitas Pattimura. Ambon.

Komite Penanggulangan Kemiskinan. 2002. Buku Pedoman Komite Penanggulangan Kemiskinan. Sekretariat Komite Penanggulangan Kemiskinan, Jakarta.

Kusmaria. 2011. Analisis Tingkat Pendapatan dan Kesejahteraan Rumahtangga di Kawasan Industri Kabupaten Lampung Tengah.Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Kusrini, N. 2008. Dampak Penggunaa Varietas Unggul Terhadap Distribusi Pendapatan Petani Jagung di Kalimantan Barat. Jurnal Aplikasi

Manajemen, Vol.7 No1, Februari 2008. Fakultas Pertanian. Universitas Gajah Mada Yogyakarta

Matakena, S. 2010. Analisis Pendapatan Pedagang Sayur-sayuran Daun di Pasar Sore Siriwini, Kabupaten Nabire. JurnaI lmiah Agribisnis dan Perikanan Vol.3 Edisi 1 (Mei 2010). Fakultas Pertanian. Universitas Wiyata Mandala. Nabire.

Pratama, A. 2011. Pentingnya Pertanian Bagi Perekonomian di Indonesia. http//.www.adventuspratama.blogspot.com. di akses pada 25 Desember 2012.

Saragih, BRJ. 2002. Analisis Kelayakan Investasi secara Finansial dan Ekonomi pada Perkebunan Kakao. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Sihotang, Benidiktus. 2010. Kakao-Botani Tanaman Kakao-Budidaya Tanaman Kakao-Panen dan Pasca Panen. http://www.ideelok.com/budidaya-tanaman/kakao. Diakses Pada tanggal 27 Desember 2012 Pukul 16:10. Bandar Lampung

Simatupang, P. 1997. Akselerasi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan Melalui Strategi Keterkaitan Berspektrum Luas. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.

Siregar, Tumpul H.S. 2005. Pembudidayaan, Pengolahan, dan Pemasaran Cokelat. PT Penebar Swadaya. Bogor.


(69)

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian; Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soeratno. 1996. Ekonomi Pertanian. Universitas Indonesia. Jakarta.

Sugiarto. 2008. Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani Menurut Pola Pertanian dan Perdesaan :Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani”. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor. Suhendra, E.S. 2004. Analisis Struktur Sektor Pertanian Indonesia: Analisis

Model Input-Output. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2 (9): 55-65.

Sumedi dan Supadi. 2004. Kemiskinan di Indonesia: Suatu Fenomena Ekonomi. Icaserd Working Paper No. 21. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Dapertemen Pertanian, Bogor.

Sumodiningrat, G. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Suryana, A. 2006. Sambutan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian pada Seminar Sehari “ Kinerja Pembangunan Pertanian 2006 dan Prospek 2007” pada tanggal 20 Desember 2006, Jakarta.

Wahyudi, T., T.R. Pangabean, Pujiyanto. 2008. Panduan Lengkap Kakao ;Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

Winarno, Hendro. 2006. Ilmu: Budidaya Tanaman Kakao. http://www.mail-archive.com/agromania@yahoogroups.com/msg00037.html. Di akses pada Jumat 27 Desember 2012 Pukul 15:45. Bandar Lampung

Yudhoyono, S.B. dan Harniati. 2004. Pengurangan Kemiskinan di Indonesia: Mengapa Tidak Cukup dengan Memacu Pertumbuhan Ekonomi? Brighten Press, Bogor.


(1)

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan :

1. Pendapatan rumahtangga petani kakao di Desa Pesawaran Indah bersumber dari pendapatan usahatani dari kegiatan budidaya sendiri (on farm), kegiatan usahatani di luar kegiatan budidaya (off farm) dan aktivitas di luar kegiatan pertanian (non farm). Rata-rata pendapatan rumahtangga petani kakao di Desa Pesawaran Indah sebesar Rp 19.641.416,31/tahun. Persentase berbagai sumber pendapatan adalah sebesar 77,06 persen pendapatan rumahtangga diperoleh dari usahatani kakao dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp.15.136.198,92/tahun, sebesar 0,84 persen pendapatan rumahtangga diperoleh dari kegiatan usahatani selain kakao dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp.164.347,83/tahun, dan sebesar 22,10 persen pendapatan

rumahtangga diperoleh dari kegiatan nonusahatani dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp.4.340.869,57/tahun.

2. Distribusi pendapatan rumahtangga petani kakao di Desa Pesawaran Indah tidak merata, hal ini ditunjukkan oleh angka Gini Rasio dari hasil perhitungan distribusi pendapatan adalah sebesar 0,43 dengan arti bahwa distribusi


(2)

3. Berdasarkan kriteria BPS 2007 rumahtangga petani kakao di Desa Pesawaran Indah masuk dalam kategori sejahtera sebanyak 84,78 persen dan sebanyak 15,22 persen rumahtangga petani kakao di Desa Pesawaran Indah yang belum sejahtera. Berdasarkan kriteria BPS 2012 tidak terdapat rumahtangga petani kakao yang masuk kategori miskin pada garis kemiskinan makanan (GKM) sedangkan sebanyak 36,96% rumahtangga petani kakao berada di kategori miskin pada garis kemiskinan bukan makanan (GKBM). Sedangkan

berdasarkan kriteria Social Matrics Matrix rumahtangga petani kakao di Desa Pesawaran Indah masuk dalam kategori sejahtera sebanyak 76,09 persen dan sebanyak 23,91 persen rumahtangga petani kakao di Desa Pesawaran indah yang belum sejahtera. Berdasarkan hasil analisis faktor yang paling

berpengaruh terhadap kesejahteraan menurut kriteria BPS adalah pendapatan rumahtangga dan jumlah aset yang dimiliki keluarga.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi petani kakao diharapkan mampu mengefesiensikan penggunaan lahan dengan berbagai macam jenis tanaman berdasarkan kesesuaian lahan. Seperti tanaman ubi atau sayur-sayuran untuk meningkatkan pendapatan rumahtangga petani.

2. Bagi pemerintah, hendaknya dapat meningkatkan peran kelembagaan melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan kelompok petani setempat seperti


(3)

100

penyaluran sarana produksi dan peran koperasi. Meningkatkan peran

penyuluh, khususnya penyuluh tentang teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi seperti peningkatan hasil mutu kakao dengan penanggulangan hama penyakit yang tepat.

3. Bagi peneliti lain, disarankan agar membahas lebih lanjut pemasaran biji kakao dari pihak produsen hingga diterima ke pihak konsumen.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, B. 2004. Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia. Penerbit Buku Kompas, Jakarta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran.2011.Lampung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung.2011.Lampung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

________________________________.2012.Lampung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

Desa Pesawaran Indah. 2009. Daftar Isian Data Profil Desa dan Kelurahan. Desa Pesawaran Indah. Padang Cermin.

Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesawaran. 2012.Komoditi Perkebunan Unggulan (Komoditi Kakao). Dinas Perkebunan Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

Dinas Perkebunan Provinsi Lampung.2012. Komoditi Perkebunan Unggulan (Komoditi Kakao). Dinas Perkebunan Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. 2009. Daftar Isian Profil Desa dan Kelurahan. Desa Pesawaran Indah. Pesawaran Indah. Hernanto, F. 1994. IlmuUsahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. 390 hlm. Iqbal, M. dan T. Sudaryanto. 2008. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

(Corporate Social Responsibility) dalam Prespektif Kebijakan

Pembangunan Pertanian. Analisis Kebijakan Pertanian, 6 (2): 155-173. Irawan dan Romdiati. 2000. Analisis sensitivitas pada pengukuran kemiskinan.

Fenomena kemiskinan sementara selama krisis ekonomi di Indonesia. Di dalam Noorma,B.A et al. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.


(5)

Iskandar, A. 2007. Analisis Kesejahteraan dan Manajemen Sumber daya Keluarga di Kota dan Kabupaten Bogor. [disertasi]. Sekolah Pasca Sarjana, Bogor: Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Kakisini, L. 2010. Analisis Tingkat Pendapatan Rumahtangga dan Kesejahteraan di Daerah Transmigrasi Kabupaten Seram, Provinsi Maluku. Jurnal Budidaya Pertanian, Vol. 7 No 2, Desember 2010, Halaman 65-71. Fakultas Pertanian. Universitas Pattimura. Ambon.

Komite Penanggulangan Kemiskinan. 2002. Buku Pedoman Komite Penanggulangan Kemiskinan. Sekretariat Komite Penanggulangan Kemiskinan, Jakarta.

Kusmaria. 2011. Analisis Tingkat Pendapatan dan Kesejahteraan Rumahtangga di Kawasan Industri Kabupaten Lampung Tengah.Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Kusrini, N. 2008. Dampak Penggunaa Varietas Unggul Terhadap Distribusi Pendapatan Petani Jagung di Kalimantan Barat. Jurnal Aplikasi

Manajemen, Vol.7 No1, Februari 2008. Fakultas Pertanian. Universitas Gajah Mada Yogyakarta

Matakena, S. 2010. Analisis Pendapatan Pedagang Sayur-sayuran Daun di Pasar Sore Siriwini, Kabupaten Nabire. JurnaI lmiah Agribisnis dan Perikanan Vol.3 Edisi 1 (Mei 2010). Fakultas Pertanian. Universitas Wiyata Mandala. Nabire.

Pratama, A. 2011. Pentingnya Pertanian Bagi Perekonomian di Indonesia. http//.www.adventuspratama.blogspot.com. di akses pada 25 Desember 2012.

Saragih, BRJ. 2002. Analisis Kelayakan Investasi secara Finansial dan Ekonomi pada Perkebunan Kakao. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Sihotang, Benidiktus. 2010. Kakao-Botani Tanaman Kakao-Budidaya Tanaman Kakao-Panen dan Pasca Panen. http://www.ideelok.com/budidaya-tanaman/kakao. Diakses Pada tanggal 27 Desember 2012 Pukul 16:10. Bandar Lampung

Simatupang, P. 1997. Akselerasi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan Melalui Strategi Keterkaitan Berspektrum Luas. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.

Siregar, Tumpul H.S. 2005. Pembudidayaan, Pengolahan, dan Pemasaran Cokelat. PT Penebar Swadaya. Bogor.


(6)

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian; Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soeratno. 1996. Ekonomi Pertanian. Universitas Indonesia. Jakarta.

Sugiarto. 2008. Analisis Tingkat Kesejahteraan Petani Menurut Pola Pertanian dan Perdesaan :Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani”. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor. Suhendra, E.S. 2004. Analisis Struktur Sektor Pertanian Indonesia: Analisis

Model Input-Output. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2 (9): 55-65.

Sumedi dan Supadi. 2004. Kemiskinan di Indonesia: Suatu Fenomena Ekonomi. Icaserd Working Paper No. 21. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Dapertemen Pertanian, Bogor.

Sumodiningrat, G. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Suryana, A. 2006. Sambutan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian pada Seminar Sehari “ Kinerja Pembangunan Pertanian 2006 dan Prospek 2007” pada tanggal 20 Desember 2006, Jakarta.

Wahyudi, T., T.R. Pangabean, Pujiyanto. 2008. Panduan Lengkap Kakao ;Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

Winarno, Hendro. 2006. Ilmu: Budidaya Tanaman Kakao. http://www.mail-archive.com/agromania@yahoogroups.com/msg00037.html. Di akses pada Jumat 27 Desember 2012 Pukul 15:45. Bandar Lampung

Yudhoyono, S.B. dan Harniati. 2004. Pengurangan Kemiskinan di Indonesia: Mengapa Tidak Cukup dengan Memacu Pertumbuhan Ekonomi? Brighten Press, Bogor.