Latar Belakang ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAHTANGGA PETANI KAKAO DI DESA PESAWARAN INDAH KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN

Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa luas areal perkebunan di Provinsi Lampung cukup besar. Komoditi kakao termasuk salah satu komoditi perkebunan yang diandalkan di Provinsi Lampung. Meskipun luas lahan dan produksi kakao belum menempati urutan yang besar diantara komoditi perkebunan yang lain yaitu memiliki luas tanaman menghasilkan sebesar 29.451 hektar dengan produksi sebesar 25.541 ton, namun komoditas perkebunan ini menjadi salah satu komoditas yang banyak diminati oleh masyarakat di Provinsi Lampung. Tanaman kakao adalah salah satu komoditas perkebunan unggulan Provinsi Lampung yang tersebar hampir di seluruh Kabupaten di Provinsi Lampung. Dari seluruh areal perkebunan kakao yang ada di Provinsi Lampung, sebagian besar diantaranya adalah areal perkebunan rakyat dengan luas areal 45.912 hektar hingga tahun 2011 Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, 2011. Besarnya sumbangan kegiatan perkebunan rakyat terhadap kemajuan subsektor perkebunan kakao dalam menunjang berkembangnya sektor pertanian di Provinsi Lampung diharapkan dapat membuat petani kakao bisa lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksinya, sehingga kakao Lampung tetap menjadi pilihan ekspor yang menguntungkan bagi negara. Salah satu daerah di Provinsi Lampung yang menjadikan kakao sebagai komoditas perkebunan andalan adalah Kabupaten Pesawaran. Keunggulan Kabupaten Pesawaran yang menjadikannya salah satu sentral perkebunan rakyat khusus komoditas kakao, dikarenakan mayoritas dari masyarakat di Kabupaten Pesawaran bertumpu pendapatannya dari berusahatani kakao. Luas areal perkebunan kakao di Kabupaten Pesawaran merupakan yang paling besar diantara komoditas perkebunan lain yang dibudidayakan di daerah tersebut, yaitu mencapai 15.061,9 hektar dengan areal terbesar adalah di Kecamatan Padang Cermin seluas 4.505,3 hektar Badan Pusat Statistik,2011. Data tersaji pada Tabel 2 dan Tabel 3. Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa kakao merupakan komoditas perkebunan dengan luas yang paling besar di antara komoditas lain yang diusahakan di Kabupaten Pesawaran. Tabel 2. Luas areal dan produksi tanaman perkebunan menurut jenis komoditi di Kabupaten Pesawaran, 2011 Komposisi Luas Areal ha Produksi Jenis Tanaman TBM TM TR Jumlah Ton 1 Kopi Robusta 299,80 2.636,80 1.039,05 3.975,65 1.443,94 2 Kopi Arabika - 108,00 17,50 125,50 52,50 3 Lada 156,80 363,75 167,00 687,55 87,72 4 Cengkeh 188,75 244,30 149,75 582,80 68,71 5 Karet 240,75 385,00 4,75 630,50 296,70 6 Kelapa Dalam 860,75 11.222,75 1.485,25 13.568,75 9.101,37 7 Aren 24,50 32,25 41,75 98,50 6,74 8 Tembakau - 30,00 - 30,00 60,00 9 Vanilli 14,00 69,00 100,00 183,00 24,80 10 Kayu Manis 22,00 31,00 34,00 87,00 10,09 11 Kapuk Randu 4,00 9,00 4,50 17,50 2,60 12 Kelapa Hybrida - 865,50 55,00 920,50 799,09 13 Kakao 4.410,85 9.473,65 1.177,40 15.061,90 9.538,00 14 Kelapa Sawit 80,00 458,00 - 538,00 2456,80 15 Kemiri 36,25 78,50 23,50 138,25 31,68 16 Pala 25,00 21,50 - 46,50 17,40 17 Pinang 24,50 35,25 31,50 91,25 7,67 18 Cabe Jamu 43,75 123,50 53,25 220,50 25,38 19 Jarak Pagar 143,75 121,25 - 265,00 0,09 Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesawaran Berdasarkan luas lahan yang cukup besar tersebut, sangat sesuai jika komoditas tersebut menempati prioritas yang tinggi sebagai komoditas yang akan dikembangkan di Kabupaten Pesawaran. Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2, dengan luas total perkebunan kakao sebesar 15.061,9 hektar di Kabupaten Pesawaran, sebagian besar arealnya terdapat di Kecamatan Padang Cermin. Tabel 3. Luas areal dan produksi tanaman kakao menurut kecamatan di Kabupaten Pesawaran, 2011 Kecamatan Luas Areal Ha Produksi TBM TM TTM Jumlah Padang Cermin 1.499,00 3.006,30 - 4.505,30 3.591,30 Punduh Pidada 579,30 1.407,00 314,80 2.301,10 704,60 Kedondong 1.041,00 1.963,80 466,30 3.471,10 2.288,30 Way Lima 615,25 629,75 184,00 1.429,00 650,00 Gedung Tataan 97,30 1.397,00 138,80 1.633,10 1.380,00 Negeri Katon 200,00 407,30 - 607,30 261,40 Tegineneng 379,00 662,50 73,50 1.115,00 662,40 Jumlah 4.410,85 9.473,65 1.177,40 15.061,90 1.006.79 Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesawaran Besarnya luas areal perkebunan kakao yang ada di Kecamatan Padang Cermin, mengindikasikan bahwa sebagian besar masyarakat di kecamatan tersebut mengusahakan perkebunan kakao sebagai mata pencaharian utama mereka. Salah satu desa di Kecamatan Padang Cermin yang sebagian besar penduduknya merupakan petani kakao adalah Desa Pesawaran Indah BPS Kabupaten Pesawaran, 2011. Desa Pesawaran Indah merupakan sebuah desa yang terletak di puncak salah satu gunung di Kecamatan Padang Cermin. Dimana perkembangan sektor pertanian di Desa Pesawaran Indah ini sedang didorong agar melaju pada percepatan yang stabil sehingga menghasilkan sebuah desa yang mandiri. Desa Pesawaran Indah bukanlah desa yang mempunyai rataan hasil perkebunan kakao yang tinggi diantara desa-desa yang lain di Kecamatan Padang Cermin, namun hampir seluruh masyarakat yang ada di Desa Peswaran Indah ini merupakan petani kakao. Penerimaan petani dari hasil produksi tanaman kakao ternyata belum cukup memadai untuk bisa memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Hal ini terlihat dari masih banyaknya petani yang berhutang atau meminjam uang kepada pedagang pengepul biji kakao. Dimana petani harus menjual kembali hasil panennya kepada pedagang pengepul yang bersangkutan, dan tidak jarang petani harus menerima harga yang kurang sesuai. Hal ini akan berakibat pada rendahnya pendapatan petani untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Untuk berusaha menambah pendapatan mereka, petani kakao biasanya tidak hanya menggantungkan pemenuhan kebutuhan hidupnya pada hasil tanaman kakao saja. Sementara itu, penerimaan yang diperoleh petani akan berhubungan langsung dengan kelangsungan hidup petani. Semakin besar penerimaan yang diperoleh dapat mempengaruhi kesejahteraan rumahtangga petani tersebut. Pada dasarnya akses kebutuhan rumahtangga terhadap pengeluaran bahan pangan dan bahan bukan makanan yang dibutuhkan sangat tergantung dari daya beli, tingkat pendapatan, harga pangan, proses distribusi, kelembagaan tingkat lokal, maupun kondisi sosial lainnya.

B. Perumusan Masalah

Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten yang baru terbentuk tahun 2007, yang semula masih menjadi bagian dari Kabupaten Lampung Selatan. Pada saat ini Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu kabupaten yang memiliki peran cukup besar dalam menyumbangkan pendapatan total Provinsi Lampung. Dibandingkan dengan beberapa kabupaten dan kota yang lain, Kabupaten Pesawaran menjadi penyumbang terbesar ke tiga dalam kontribusi PDRB Provinsi Lampung setelah Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pringsewu. Besarnya kontribusi Kabupaten Pesawaran dalam PDRB Provinsi Lampung menandakan adanya pertumbuhan ekonomi yang baik pada Kabupaten Pesawaran. Tabel 4 menunjukkan peran kabupatenkota terhadap total pendapatan Provinsi Lampung periode 2007-2011. Tabel 4. Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan menurut KabupatenKota di Provinsi Lampung, 2007-2011 Kabupaten 2007 2008 2009 2010 2011 Lampung Barat 5,82 5,15 5,64 5,72 4,54 Tanggamus 7,72 5,97 5,46 5,71 6,33 Lampung Selatan 6,48 5,09 5,28 5,71 6,03 Lampung Timur 4,46 5,21 4,38 5,06 6,08 Lampung Tengah 6,20 5,66 5,94 5,88 5,75 Lampung Utara 6,27 5,69 6,32 4,98 6,23 Way Kanan 5,52 4,60 5,04 5,17 5,49 Tulang Bawang 6,93 6,79 6,19 5,50 Pesawaran 5,34 5,69 5,91 6,41 Pringsewu 6,95 7,10 Mesuji 5,92 6,13 Tulang Bawang Barat 5,89 6,36 Bandar Lampung 6,83 6,93 6,01 6,33 6,53 Metro 6,24 5,21 5,32 5,89 6,40 Keterangan : Kabupaten belum terbentuk Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2012 Wilayah Kabupaten Pesawaran, terbagi menjadi 7 kecamatan yang masing- masing wilayahnya memiliki potensi pertanian yang cukup mendukung perekonomian masyarakat. Salah satunya adalah Kecamatan Padang Cermin yang merupakan penghasil utama kakao di Kabupaten Pesawaran. Desa yang menjadi penghasil terbesar adalah Desa Pesawaran Indah, dengan luas areal perkebunan kakao sebesar 4.503,6 hektar dan produksi sebesar 2.471,0 ton BPS Kabupaten Pesawaran, 2011. Berdasarkan luas lahan tanaman kakao di Desa Pesawaran Indah yang rata-rata kepemilikan lahannya adalah 0,25-2,5 hektar, dengan produksi yang berkisar antara 600-1.200 kuintal per tahunnya selama 3 bulan musim panen, dan berkisar 15-20 kg per minggu saat non musim, maka sangat besar kemungkinan bahwa pendapatan petani kakao akan cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Namun ternyata kualitas biji kakao yang dihasilkan oleh petani di Desa Pesawaran Indah belum maksimal, sehingga menyebabkan rendahnya harga yang diterima oleh petani. Rendahnya kualitas dan kuantitas biji kakao yang dihasilkan oleh petani diakibatkan oleh kurangnya tingkat pengetahuan petani dan sarana yang dimiliki. Selain itu budidaya dan teknologi yang digunakan masih sangat sederhana, serta faktor lain yang melekat pada usahatani rakyat adalah skala usahataninya yang umumnya kecil dan tersebar. Petani merasakan kurang maksimalnya usahatani yang dilakukannya, sehingga mereka juga melakukan beberapa pekerjaan tambahan sebagai sumber pendapatan tambahan guna memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Tabel 5 menunjukkan banyaknya keluarga yang tersebar di Kabupaten Pesawaran menurut penahapan kesejahteraan.