PROSES SELEKSI CALON ANGGOTA LEGISLATIF (CANDIDATE SELECTION) PARTAI NASDEM PADA PEMILU 2014 (Studi di DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung)

ABSTRAK

PROSES SELEKSI CALON ANGGOTA LEGISLATIF (CANDIDATE
SELECTION) PARTAI NASDEM PADA PEMILU 2014
(Studi di DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung)

Oleh
TIARA MEILIZA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ptoses penentuan calon anggota
legislatif (candidate selection) yang digunakan DPD Partai NasDem Kota Bandar
Lampung dalam menentukan calon anggota legislatif pada Pemilu 2014.

Penelitian dilakukan di kantor DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung ,
jumlah informan sebanyak 5 orang yang terdiri dari, 2 orang pengurus DPD Partai
NasDem Kota Bandar Lampung dan 3 orang calon anggota legislatif DPD Partai
NasDem Kota Bandar Lampung. Data yang digunakan adalah data primer, yaitu
data yang diperoleh langsung dari lapangan dan data sekunder, yaitu data yang
diperoleh dari sumber-sumber pendukung selain lokasi penelitian. Teknik
pengumpulan


data

yang

digunakan

adalah

wawancara

mendalam

dan

dokumentasi. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah tahap editing,
koding dan tabulasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pada proses penentuan kandidat caleg
(calon anggota legislatif) DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung adalah
bacaleg (bakal caleg) sementara yang terdiri dari bacaleg internal DPD Partai

NasDem Kota Bandar Lampung dan ekternal DPD Partai NasDem Kota Bandar
Lampung, (2) Proses seleksi bacaleg sementara dilakukan berdasarkan SK DPP
Partai NasDem No. SKEP-009/DPP-NasDem/II/2013 Tentang Tata Cara
Pencalonan Legislatif untuk DPR RI, DPRD Provinsi, dan Kabupaten/Kota pada
Pemilu 2014 (lembar skoring) yang dinilai oleh pengurus DPD Partai NasDem
Kota Bandar Lampung, (3) SK DPP Partai NasDem (lembar skoring) para bacaleg
sementara yang telah dinilai oleh DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung
tersebut diserahkan kepada DPP Partai NasDem untuk ditentukan lolos atau
tidaknya bacaleg-bacaleg tersebut menjadi caleg dari DPD Partai NasDem Kota
Bandar Lampung. Selain menetukan lolos tidaknya para bacaleg-bacaleg tersebut,
DPP Partai NasDem juga menentukan nomor urut caleg terpilih berdasarkan besar
nilai yang diperoleh para caleg pada lembar skoring.
Kata kunci:

proses seleksi calon anggota legislatif, seleksi kandidat
(candidate selection), DPD Partai NasDem Kota Bandar
Lampung.

DAFTAR ISI


Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN .....................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................
D. Kegunaan Penelitian ..............................................................................

1
1
10
11
11

II. TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................
A. Fungsi Partai Politik .............................................................................
B. Wajah Partai Politik .............................................................................
C. Rekrutmen Politik ................................................................................

D. Candidate Selection (seleksi kandidat) ................................................
E. Output Rekruitmen Politik ...................................................................
F. Kerangka Pikir .....................................................................................
G. Bagan Kerangka Pikir .........................................................................

12
12
19
20
30
37
39
40

III. METODE PENELITIAN ......................................................................
A. Tipe Penelitian ....................................................................................
B. Fokus Penelitian ...................................................................................
C. Lokasi Penelitian ..................................................................................
D. Sumber Data .........................................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................

F. Teknik Pengolahan Data .......................................................................
G. Penentuan Informan .............................................................................

41
42
42
43
43
45
46
47

IV. GAMBARAN UMUM .............................................................................
A. Profil Partai NasDem ...........................................................................
B. Lambang Partai NasDem dan Artinya .................................................
C. Visi Partai NasDem ..............................................................................
D. Misi Partai NasDem .............................................................................
E. Keanggotaan Partai NasDem ...............................................................
F. Sistem Kaderisasi .................................................................................
G. Struktur Partai NasDem .......................................................................


48
48
51
52
52
53
53
54

H. Jenis-jenis Permusyawaratan Partai ..................................................... 54
I. Kepengurusan Partai ........................................................................ 54
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 60
A. Hasil ..................................................................................................... 60
B. Pembahasan ........................................................................................ 75
VI. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 85
A. Simpulan .............................................................................................. 85
B. Saran ..................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
Pedoman Wawancara

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Gambar 1 Tipe Bagian Partai Politik ............................................................ 13
2. Gambar 2 Bagan Kerangka Pikir.................................................................... 40
3. Gambar 3 Lambang Partai NasDem .............................................................. 51

DAFTAR TABEL
Halaman
1.
2.
3.
4.

Tabel 1 Daftar Anggota Legislatif yang Melakukan Korupsi......................
Tabel 2 Daftar Caleg Partai NasDem ...........................................................
Tabel 3 Tipe Kandidat dalam Rekrutmen Politik ........................................

Tabel 4 Daftar Dokumen..............................................................................

4
9
38
44

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Fungsi yang sangat penting dari partai politik adalah proses rekruitmen politik.
Jika partai politik gagal melakukan fungsi ini maka ia berhenti menjadi partai
politik. Fungsi rekruitmen politik ini menjadikan fungsi eksklusif partai politik
dan tidak mungkin ditinggalkan oleh partai politik (Sigit Pamungkas,
2011:89). Rekruitmen politik merupakan sebuah ‘kebun rahasia’ yang
menyimpan banyak misteri dan belum banyak yang terungkap. Fenomena
rekruitmen politik dapat menjelaskan banyak hal dari dinamika politik partai.
Proses rekruitmen politik tersebut melahirkan wakil-wakil partai politik untuk

maju dan mencalonkan diri menjadi wakil rakyat. Rekruitmen yang dilakukan
partai politik itu sendiri hendaknya melahirkan wakil-wakil rakyat yang
berkualitas dan dapat menjaga elektabilitas dari partai politik itu sendiri.
Setiap partai politik hendaknya menyeleksi dengan seksama waki-wakil rakyat
tersebut. Agar nantinya wakil-wakil rakyat tersebut benar-benar bisa menjadi
alat penyampai aspirasi rakyat dalam pemerintahan negara.

2

Wakil rakyat tersebut tergabung didalam badan legislatif yang merupakan
wadah untuk menyampaikan aspirasi masyarakat melalui perwakilannya di
DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah). Pemerintahan yang kita kenal
merupakan institusi dengan fungsi melembagakan partisipasi anggota
masyarakat antara lain melalui pemilihan umum untuk menentukan orangorang yang akan duduk di badan legislatif.
Proses seleksi calon anggota legislatif merupakan salah satu hal terpenting
dalam pemilu. Wakil-wakil yang terpilih dan nantinya akan duduk di badan
legislatif merupakan wakil rakyat yang akan menentukan nasib atau
kelangsungan hidup bangsa dan negara kita karena merekalah yang akan
merumuskan kebijakan-kebijakan yang menyangkut kepentingan rakyat dalam
waktu lima tahun ke depan.

Normalnya, untuk menentukan calon anggota legilslatif

dari suatu partai

politik harus melalui tahap-tahap. Diantaranya rekruitmen anggota, pada tahap
ini partai politik merekrut orang-orang untuk masuk dan bergabung dalam
partai politik. Lalu setelah masuk sebagai anggota atau kader partai, anggota
atau kader tersebut menduduki jabatan tertentu dipartainya sesuai dengan
potensi dan pengalaman organisasi yang dimiliki kader tersebut. Baru setelah
itu partai politik menyeleksi kader mana yang memang layak dan pantas untuk
mewakili partainya duduk sebagai anggota legislatif.
Fenomena yang terjadi saat ini, partai politik di Indonesia cenderung tidak
melakukan tahap-tahap rekruitmen tersebut. Banyak kasus yang terjadi siapa
yang memiliki popularitas yang tinggi dan kemudian masuk menjadi anggota

3

partai politik langsung menduduki jabatan penting di dalam partai tersebut
tanpa memperhatikan.kualitas dan pengalaman orang tersebut dalam
berorganisasi maupun pengalamannya dibidang politik.

Fenomena yang terjadi saat ini adalah adanya beberapa partai politik yang
membuka pendaftaran untuk mendapatkan calon anggota legislatif. Tanpa
memperhatikan latar belakang, pengalaman organisasi dan kualitas calon
tersebut. Partai politik hanya menginginkan quota calon anggota legislatif dari
partainya terpenuhi agar para anggota yang ingin menjadi anggota legislatif
dapat maju dalam Pemilu mendatang.
Pemilu tahun 2014 mendatang KPU menegaskan calon anggota legislatif dari
partai politik harus memenuhi daerah pilihan (dapil) ditiap wilayah, 30%
diantaranya perempuan. Jika quota ini tidak terpenuhi seluruh calon anggota
legislatif dari partai politik tersebut tidak dapat maju dalam Pemilu 2014.
Tentu saja ini sangat mengkhawatirkan bagi anggota partai politik yang
memang memiliki ambisi dan kepentingan untuk menjadi anggota legislatif,
itulah mengapa saat ini partai-partai politik di Indonesia membuka pendaftaran
bagi calon anggota legislatif.
Setiap masa periode pemerintahan, performance lembaga legislatif selalu
diwarnai permasalahan yang tidak seharusnya dilakukan sebagai wakil
rakyat,yaitu perbuatan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Seharusnya
demi menegakkan etika dan moralitas, seorang elit politik pada partai politik
sudah sepatutnya memberikan pernyataan politik kepada konstituennya demi
mendukung upaya penegakan hukum. Namun, di sisi lain partai politik sering

4

menutupi kesalahan yang dilakukan oleh kadernya. Berikut adalah daftar
anggota partai politik yang melakukan tindak korupsi
Tabel 1 Daftar Anggota Legislatif Partai Politik yang Melakukan Tindak
Korupsi
No.
1.

Nama Politisi
Nazarudin

Asal Partai Politik
Partai Demokrat

Kasus Korupsi
Proyek Wisma Atlet
Hambalang

2.

Angelina Sondakh

Partai Demokrat

Proyek Wisma Atlet
Hambalang

3

Anas Urbaningrum

Partai Demokrat

Proyek Wisma Atlet
Hambalang

4

Lutfi Hasan Ishaaq

Partai
Keadilan
Sejahtera

Kasus Suap Impor
Daging Sapi

5.

Rusli Zainal

Partai
Golongan
Karya

Kasus Suap
RIAU

PON

6

Kahar Muzakkir

Partai
Golongan
Karya

Kasus Suap
RIAU

PON

7.

Andi
Alfian
Malarangeng

Partai Demokrat

Proyek Wisma Atlet
Hambalang

Sumber :

http://www.beritasatu.com/blog/nasional-internasional/2335-koalisi-korupsi-partaipolitik.html diakses 21-03-2013

Selain melakukan tindak korupsi seperti yang dicantumkan dalam tabel di atas,
ada banyak hal lain yang tidak terpuji yang dilakukan oleh anggota legislatif
yaitu sering absen dalam sidang paripurna,banyaknya RUU yang pada akhirnya
tidak jelas kelanjutannya, tindakan asusila, money politics, pencucian uang,
pemalsuan ijazah saat pencalonan. Hal-hal tersebut terjadi jelas karena sistem
perekrutan yang tidak sesuai syarat-syarat yang telah ditentukan dan cenderung
asal-asalan yang mengakibatkan kualitas para anggota legislatif cenderung
rendah. Berbagai tindakan kecurangan
besar partai politik yang mengusungnya.

tersebut pastinya mencoreng nama

5

Pemilu 2014 mendatang, ada sebelas partai politik yang telah lulus verifikasi
dan dapat mengikuti Pemilu tahun 2014. Sebelas partai politik tersebut adalah:
1. Partai Amanat Nasional
2. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
3. Partai Demokrat
4. Partai Gerakan Indonesia Raya
5. Partai Golongan Karya
6. Partai Hati Nurani Rakyat
7. Partai Keadilan Sejahtera
8. Partai Kebangkitan Bangsa
9. Partai Nasional Demokrat
10. Partai Persatuan Pembangunan
11. Partai Bulan Bintang
https://www.google.com/search/partailolospemilu2014 diakses 21-03-2013

Hal yang menarik dari pelolosan sebelas partai politik peserta pemilu 2014
tersebut adalah lolosnya partai NasDem sebagai peserta pemilu 2014. Partai
NasDem merupakan partai baru satu-satunya yang lolos sebagai peserta
pemilu 2014. Partai yang diusung Surya Paloh ini berdiri pada pertengahan
tahun 2011 lalu.
Sejak awal muncul, NasDem hanya sebuah ORMAS (Organisasi Masyarakat),
lambat laun ormas NasDem bermetamorfosis menjadi partai politik.
Berdasarkan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2011 yang telah diperbaharui
dari Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik maka
lahirlah partai politik baru di Indonesia, yaitu Partai NasDem. Partai Nasional
Demokrat (NasDem) didirikan pada tanggal 26 Juli 2011 dengan ideologinya
Pancasila dan Sekretariat DPP berlokasi di Jl. R.P. Soeroso No. 44,
Gondangdia Lama, Menteng, Jakarta Pusat (http/www.partainasdem.org
diakses 21-03-2013)

6

Restorasi Indonesia adalah gerakan mengembalikan Indonesia kepada tujuan
dan cita-cita Proklamasi 1945, yaitu Indonesia yang berdaulat secara politik,
mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian secara kebudayaan. Partai
NasDem mengusung identitas perubahan jadi sudah seharusnya partai
NasDem melakukan proses rekrutmen politik secara benar dan tepat agar
nantinya para calon anggota legislatif yang telah telah duduk sebagai anggota
legislatif dapat mewujudkan perubahan yang dijanjikan partai NasDem sejak
awal.

NasDem membuka peluang seluas-luasnya kepada golongan muda untuk
menjadi wakil rakyat. Sebagai partai yang mengusung perubahan tentu peran
golongan muda sangat diperlukan. Sama dengan partai partai politik yang
sudah berdiri terlebih dahulu, Partai NasDem memiliki wakil-wakil di tiap
daerah di Indonesia yang terdiri dari DPW (Dewan Pimpinan Wilayah), DPD
(Dewan Pimpinan Daerah), DPC (Dewan Pimpinan Cabang) serta Dewan
Pimpinan Ranting (DPRt). Perwakilan tersebut telah hadir di 33 Provinsi
Indonesia termasuk di Provinsi Lampung.

Meskipun baru tahun 2014 mendatang partai NasDem akan mengikuti Pemilu,
namun Ketua Umum Surya Paloh menargetkan partai NasDem akan
memenangkan Pemilu 2014. Tidak ada kontrak politik khusus atau pakta
integritas, NasDem ingin menyentuh mata hati dan nurani para calon
legislator.

NasDem

adalah

partai

kaum

pergerakan,

yang

harus

menyeimbangkan profesionalitas dan moralitas. Tak ada artinya cendekiawan,
doktor, ulama, atau bergelar PhD kalau tidak memiliki konsistensi dan

7

semangat

moralitas

yang

menyertai

profesionalitas.

Bagaimanapun,

dibutuhkan keteladanan dari siapa pun yang menjadi pemimpin. Keteladanan
itu ketika dia siap memberikan semangat pengorbanan yang lebih besar
daripada orang yang dipimpin.
(http://www.partainasdem.org/2013/03/06/ketum-nasdem-surya-paloh diakses
06-03-2013)
Sesuai dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD dan anggota DPR, DPD maupun
DPRD yang terpilih harus benar-benar menjadi sarana kedaulatan rakyat,
maka partai NasDem melakukan proses seleksi calon anggota legislatif yang
akan duduk di DPR, DPD maupun DPRD. Sebagai partai yang secara resmi
ditetapkan oleh KPU ikut Pemilu 2014 NasDem harus melakukan konsolidasi
secara efektif.
Partai NasDem memang merupakan sebuah partai baru, namun di provinsi
Lampung, khususnya Kota Bandar Lampung partai NasDem telah memilki
kurang lebih 200.000 anggota. Terbukti dari sudah banyaknya DPC (Dewan
Pimpinan Cabang) atau Dewan Pimpinan Rantung (DPRt) yang tersebar
diberbagai kecamatan, keluarahan maupun ditingkat RT di Bandar Lampung.
Di kota Bandar Lampung sendiri,

sudah banyak tersebar baner maupun

spanduk dari Partai Nasdem.
(Berdasarkan hasil prariset 20 Agustus 2013)
Kota Bandar Lampung sebagai ibu kota provinsi Lampung memiliki 20
kecamatan dan 126 kelurahan dengan populasi penduduk 891.374 jiwa
(berdasarkan sensus 2010), kepadatan penduduk sekitar 5.034 jiwa/km dan

8

diproyeksikan pertumbuhan penduduk mencapai 2,4 juta jiwa pada tahun
2030. Saat ini Bandar Lampung merupakan pusat jasa dan perdagangan serta
perekonomian di provinsi Lampung. (http:/wikipedia.org.com diakses 21-032013)
Dengan padatnya penduduk kota Bandar Lampung tersebut tentu saja
masyarakat kota Bandar Lampung heterogen dan beragam. Keanekargaman
tersebut membuat masyarakat kota Bandar Lampung memiliki perbedaan
dalam menentukan partai yang sesuai dengan keinginan dan tujuan masingmasing. Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian pada Dewan Pimpinan
Daerah Kota Bandar Lampung.
Masalah mengenai penentuan orang-orang yang akan duduk dalam badan
legislatif menjadi salah satu hal yang menarik untuk dikaji lebih dalam lagi.
Sebagai Partai baru NasDem tentu menginginkan nantinya para calon anggota
legislatif terpilihnya dapat membawa nama baik partai dan menjadi penyampai
aspirasi rakyat. Dan tentunya masyarakat kota Bandar Lampung juga
menginginkan para anggota legislatifnya dapat lebih memajukan kota Bandar
Lampung, bukan hanya menjadi pejabat semata yang setelah duduk dilegislatif
melalaikan tugasnya dan melupakan masyarakat.
Peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai seleksi calon
anggota legislatif Partai NasDem agar nantinya masyarakat Kota Bandar
Lampung dapat mengetahui proses seleksi yang dilakukan DPD Partai
NasDem Kota Bandar Lampung. Atas dasar itu peneliti tertarik dengan proses
seleksi calon anggota legislatif Partai NasDem Kota Bandar Lampung pada

9

pemilu 2014 yang saat ini sudah berlangsung. Berikut daftar calon anggota
legislatif yang telah terpilih dari Partai NasDem.
Tabel 2 Daftar Caleg Partai NasDem Kota Bandar Lampung
NO.

DAPIL

JUMLAH

NAMA

KURSI
1.

I
(KEDATON,
RAJABASA,
TANJUNG
SENENG,
LABUHAN
RATU)

10 KURSI

0811721088

Novi Balga
Arnald
Sembiring
Reza
Indrian
NVR
Hj. Eni Maryati
Budi Susilo
Ferdi
Togap
Sidabalok
Nunik
Handayani
Mas Agus Iwan
Saputra
Fitra Alfarisi
Nova Irawan
Myrilla Andani
Poltak
Aritonang

P
L

085357258000
081279625555

L

085777109744

P
L
L

08127887944
081366612117
08127927626

P

081274790753

L

082145900064

P
L
P
L

081272626655
0811799899
081901101983
081272458195

L

08127219984

L

082183284884

7 KURSI

Hi.
Rusfian
Razi S.Sos
M. Ali Jaya
Sakti
Misgunawati
Salim
Dewi Anggraini
M. Nur
Faisal Fuadi, ST

P
L
P
L
L

081274389430
081272629867
082181963777
085268780918
08136997511

P
L

085382216552
081379024904

8 KURSI

Hj. Kurniati
Rahmadi
Amnur
Ardiyansyah
Ratna Junaida
Tantin Priyantin
Lamsiar Sinaga
M Nizar Romas

L
P
P
L
L

08127278802
085279233884
081272738840
081369560279
08992700000

Erika Novalia,
SH
Ir. H. Eddy D
Saleh, MT
Adi Sarwono
Suwarno
Mulyati, SH

P

085269030216

L

081273147474

L
L
P

081977914170
081379599220
081541396653

5.
6.
7.
8.
9.

9 KURSI

4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.

III
(BUMI WARAS,
PANJANG)

2
3.
4.
5.
6.
7.
1.

2.
3.
4.
5.
6.

IV
(TBU. TBB, TBT,
TBS)

KELAMIN
L

4.

II
(SUKARAME,
SUKABUMI,WAY
HALIM)

NO. TLP

Naldi Rinara S.
Rizal

2.
3.

10.
1.
2.
3.

JENIS

10

7.
8.
1.

V
(KEDAMAIAN,
TKT, ENGGAL,
TKP)

9 KURSI

2.
3.
4.
5.
6
7.
8.
9.
1.

VI
(TKB,
LANGKAPURA,
KEMILING)

2.
3.
.4
5.
6
7.

7 KURSI

Kokom
Komariyah
Indra
Bangsawan
Dini Maysuri S,
SE

P

081957114188

L

085382962778

P

08137992912

Budi
Kurniyawan
Ridho Pahlevi
M. Ariyansyah
Purillah, M, SE
Wiwin Yusnita
Nusantara, SH
Halimah
Ghandi S
Jefri Gerald

L

085279805004

L
L
P
P
L
P
L
L

08136338048
082179966778
081272700418
08127919264
081272637110
08127952977
085379029025
081322181890

M. Yosmin, SH
Asrinamasrina
Supriandi
Hj. Ade Brianie
Nani Mayasari
Hendarmin

L
P
L
P
P
L

085379029025
081272852452
081272221623
08117211085
085758519292
081230268989

Berdasarkan hasil prariset 20 Agustus 2013
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang akan diteliti adalah
bagaimana proses penentuan caleg (calon anggota legislatif) Dewan Pimpinan
Daerah (DPD) Partai NasDem Kota Bandar Lampung.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penentuan calon anggota
legislatif (candidate selection) yang digunakan DPD Partai NasDem Kota
Bandar Lampung dalam menentukan calon anggota legislatif pada Pemilu
2014.

D. Kegunaan Penelitian

11

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini digunakan untuk mengetahui teori dan
cara penetapan calon anggota legislatif partai NasDem Kota Bandar
Lampung.
2. Secara praktis, penelitian juga diharapkan dapat memberi tambahan
informasi kepada masyarakat tentang proses seleksi calon anggota
legislatif Partai NasDem pada Pemilu 2014.

12

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Fungsi Partai Politik
Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik pasal 11,
Partai Politik berfungsi sebagai sarana:
1.

Pendidikan politik bagi anggota masyarakat luas agar menjadi warga
negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2.

Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat.

3.

Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam
merumuskan dan menetapkan kebijakan negara.

4.

Partisipasi politik rakyat Indonesia, dan

5.

Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui
mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan
gender.

13

Russell J. Dalton, dan Martin P. Wattenberg menggambarkan fungsi partai
politik secara lebih lengkap dari setiap bagian (Sigit Pamungkas,2011:15),
yaitu:

Tipe Bagian Partai Politik
Organisasi Partai
(komite partai, pegawai, pekerja)

Partai di Pemerintahan
(partai pejabat pemerintahan)

Partai di Elektorat
(identifier dan pemilih partai)
Sumber: Partai Politik (Sigit Pamungkas, 2011:16)
Gambar1. Tipe bagian partai politik

Pertama adalah fungsi partai di elektorat (parties in the electorate). Pada
bagian ini fungsi partai menunjuk pada penampilan partai politik dalam
menghubungkan individu dalam proses demokrasi. Terdapat empat fungsi
partai yang termasuk dalam fungsi elektorat, yaitu:
1. Pertama, menyederhanakan pilihan bagi pemilih. Politik adalah fenomena
yang komplek, pemilih rata-rata mengalami kesulitan dalam memahami
semua persoalan dan mengkonfortasi berbagai isu-isu dalam pemilu. Partai
politik membantu untuk membuat politik “user friendly” bagi warga
negara. Sekali pemilih mengetahui partai mana yang biasanya mewakili
kepentingan mereka, ini menjadi kunci informasi sebagai layar persepsi
membantu bagaimana mereka melihat persoalan dan berperilaku ketika
pemilihan.

14

2. Kedua, pendidikan warga negara. Partai politik adalah edukator, pada
konteks itu partai politik adalah mendidik, menginformasikan dan
membujuk masyarakat untuk berperilaku tertentu. Partai politik bertugas
memberikan informasi politik yang penting bagi warga negara. Selain itu
partai politik juga mendidik warga negara mengapa mereka harus
mengambil posisi kebijakan tertentu. Pemilu menjadi salah satu kursus
pendidikan warga negara yang bersifat masal.
3. Ketiga, membangkitkan symbol identifikasi dan loyalitas. Dalam sistem
politik yang stabil, pemilih memerlukan jangkar politik, dan partai politik
dapat memenuhi fungsi itu. Ketertarikan partisipan terhadap partai politik
dapat

melestarikan

dan

menstabilkan

pemerintahan

demokratis,

menciptakan kesinambungan pilihan pemilih dan hasil pemilu.
4. Keempat, mobilisasi rakyat untuk berpartisipasi. Di hampir semua negara
demokratis, partai politik memainkan peran penting dalam mendapatkan
orang untuk memilih dan berpartisipasi dalam proses pemilihan. Partai
politik memobilisasi warganegara untuk terlibat dalam kampanye, serta
berpartisipasi dalam aspek-aspek lain proses demokratisasi.
Kedua adalah fungsi partai sebagai organisasi (parties as organization). Pada
fungsi ini menunjuk pada fungsi-fungsi yang melibatkan partai sebagai
organisasi politik, atau proses-proses didalam organisasi partai itu sendiri. Pada
bagian ini partai politik memiliki empat fungsi:
1. Pertama,

rekruitmen

kepemimpinan

politik

dan

mencari

pejabat

pemerintahan. Fungsi ini sering disebut sebagai salah satu fungsi paling
mendasar dari partai politik. Pada fungsi ini partai politik aktif mencari,

15

meneliti, dan mendesain kandidat yang akan bersaing dalam pemilu.
Desain rekruitmen kemudian menjadi aspek penting yang harus dipikirkan
partai untuk menjalankan fungsi ini. Kualifikasi siapa yang akan diseleksi,
siapa yang menyeleksi, diarena mana kandidat diseleksi, siapa yang
menyelksi, diarena mana kandidat diseleksi, dan siapa yang memutuskan
nominasi, serta sejauh mana serajat demokrtisasi dan desentralisasi adalah
pertanyaan-pertanyaan kunci dalam desain seleksi kandidat.
2. Kedua, pelatihan elit politik. Dalam fungsi ini partai politik melakukan
pelatihan dan pembekalan terhadap elit yang prospektif untuk mengisi
jabatan-jabatan politik. Berbagai materi pelatihan dapat meliputi
pemahaman tentang proses demokrasi, dan prinsip-prinsip partai, serta
berbagai persoalan strategis yang dihadapi oleh bangsa dan pilihan-pilihan
fungsi utama partai di pemerintahan :kerja dari sistem demokrasi.
3. Ketiga, pengartikulasian kepentingan politik. Pada fungsi ini partai politik
menyuarakan kepentingan-kepentingan pendukungnya melalui pilihan
posisi dalam berbagai isu politik dan dengan mengekspresikan pandangan
pendukungnya dalam proses pemerintahan.
4. Keempat, pengagresian kepentingan politik. Fungsi ini membedakan partai
dengan kelompok kepentingan, yaitu partai melakukan artikulasi dan
agregasi kepentingan, sedangkan kelompok kepentingan terbatas pada
artikulasi kepentingan.

16

Ketiga, adalah fungsi partai dipemerintahan (parties in government). Pada
arena ini, partai bermain dalam pengelolaan dan penstrukturan persoalanpersoalan pemerintahan. Partai telah identik dengan sejumlah aspek kunci
proses demokratik. Terdapat tujuh fungsi partai dipemerintahan:
1. Pertama, menciptakan mayoritas pemerintahan. Fungsi ini dilakukan
setelah pemilihan. Partai-partai yang memperoleh kursi di parlemen
dituntut untuk menciptakan mayoritas politik agar dalam sistem
parlementer

dapat

membentuk

pemerintahan,

atau

dalam

sistem

parlementer

dapat

membentuk

pemerintahan,

atau

dalam

sistem

presidensil, mengefektifkan pemerintahan.
2. Kedua, pengorganisasian pemerintahan. Pada fungsi ini, partai politik
menyediakan mekanisme untuk pengorganisasian kepentingan dan
menjamin kerjasama diantara individu-individu legislator.
3. Ketiga, implementasi tujuan kebijakan. Ketika dipemerintahan, partai
politik adalah actor sentral yang menentukan output kebijakan peerintahan.
Normalnya, peaksanaan fungsi ini dibentuk dari transformasi manifesto
partai dan janji kampanye.
4. Keempat, mengorganisasikan ketidaksepakatan dan oposisi. Fungsi ini
diperankan oleh partai-partai yang tidak menjadi bagian dari penguasa
(eksekutif). Pada fungsi ini, partai oposisi mengembangkan alternative
kebijakan yang ditempuh penguasa.
5. Kelima, menjamin tanggung jawab tindakan pemerintah. Adanya partai
oposisi menyiratkan kepada siapa tanggungjawab sebuah pemerintahan

17

harus

dibebankan,

yaitu

partai

penguasa.

Partai

penguasa

bertanggungjawab terhadap berbagai tindakan yang dilakukan pemerintah.
6. Keenam, control terhadap administrasi pemerintahan. Fungsi ini terkait
dengan peran partai dalam ikut mengontrol birokrasi pemerintahan.
7. Ketujuh, memperkuat stabilitas pemerintahan. Stabilitas pemerintahan
secara langsung terkait dengan tingkat kesatuan partai politik. Stabilitas
partai membuat stabil pemerintahan, dan stabilitas pemerintahan
berhubungan dengan stabilitas demokrasi. Dalam kerangka itu, fungsi
partai untuk memperkuat stabilitas pemerintahan dan demokrasi adalah
menjaga stabilitas partai.
Berdasarkan penjelasan fungsi partai politik diatas, dapat disimpulkan
bahwa fungsi partai politik adalah untuk membantu masyarakat
menyalurkan aspirasinya dan membantu masyarakat berpartisipasi dalam
politik, mengawasi jalannya pemerintahan dan mewujudkan pemerintahan
yang adil dan demokratis.

1. Kendala dalam Pelaksanaan Fungsi Partai Politik di Indonesia
Ada beberapa faktor yang bias menjadi penyebab gagalnya sebuah
partai politik di Indonesia menjalankan fungsinya, yaitu:
a. Sistem Kepartaian di Indonesia
Sejak zaman kemerdekaan , Indonesia mengadopsi sistem multi
partai dengan segala variannya sebagai wujud kemajemukan
(beragamnya kepentingan dan kelompok sosial) Indonesia. Secara
spesifik pada negara berkembang, partai politik yang ada akan

18

membentuk sistem yang terpolarisasi sebagai akibat dari lebarnya
jarak ideologi. Keadaan tersebut akan menghasilkan pemerintahan
yang tidak stabil karena partai politik yang cenderung untuk
terlibat dalam konflik horizontal. Hal itu juga yang menyebabkan
partai politik kurang dapat menjalankan fungsi komunikasi dan
sosialisasi politik di masyarakat.
b. Budaya Elitisme
Partai politik di Indonesia masih dikuasai oleh kelompokkelompok (faksi) tertentu. Pada perkembangannya, budaya tersebut
membuat partai hanya dikuasai oleh elit-elit tertentu dsn bahkan
menjadi semacam dinasti politik dalam partai. Hal itu mungkin
menjadi strategi partai politik untuk mempertahankan ideologi dan
kepentingannya. Kalau sudah begitu, fungsi rekrutmen partai
politik tidak akan berjalan sempurna dan bisa menjadi pengaruh
buruk dalam pendidikan politik di masyarakat.
c. Pragmatisme Partai Politik
Pada dasarnya, ideologi partai politik di Indonesia dipengaruhi oleh
jalur-jalur agama, kelas dan kebangsaan. Namun pada dewasa ini,
idealisme partai seakan dikalahkan oleh budaya pragmatisme yang
menyebabkan partai politik di Indonesia lebih berpikir untuk
mempertahankan

kekuasaan

politiknya

saja

daripada

mempertahankan idealismenya.
Kendala pelaksanaan fungsi partai politik di Indonesia secara garis
besar disebabkan karena partai politik di Indonesia lebih berpikir

19

untuk mempertahankan kekuasaan politiknya saja daripada
mempertahankan idealismenya.

B. Wajah Partai Politik

Menurut Richard Katz dan Peter Mair dalam The Evolution of Party
Organizations in Europe: Three Faces of Party Organization (1994). Menurut
mereka, partai politik sejatinya memiliki tiga wajah:
1. Party in public office yaitu partai politik dengan keterwakilan kader di
parlemen (DPR) dan jajaran pemerintahan (menteri).
Pada wajah ini, kader-kader partai akan melakukan maksimalisi untuk
kesempatan politik (political opportunity ) untuk melakukan agenda
politik partai. Selain itu mereka-mereka ini juga akan mengoptimalkan
usaha-usaha untuk pendanaan partai politik. Gesekan antar partai di
Parlemen ataupun pemerintahan menjadi sangat kentara.
2. Party in the ground yaitu aktivitas partai diakar rumput yang menjadi
jantung dari pemeliharaan lumbung suara partai politik. Pada tahap ini
agenda-agenda parpol akan terus dikonsolidasikan dan proses mobilisasi
sumber daya (resource mobilizations) dilakukan untuk menjaring caloncalon anggota legislatif yang berintegritas dan memiliki kapabilitas.
Kinerja masing-masing level parpol ini, baik pusat maupun akar rumput
(daerah) menjadi unjung tombak yang dapat memicu minat dan
ketertarikan rakyat.

20

3. Party in the central office yaitu aktivitas partai yang berada dipusat yang
melakukan ragam konsolidasi, taktik, dan strategi dalam memenangkan
pemilu. Pada tahap ini partai politik membentuk strategi, dan upaya-upaya
untuk menarik minat masyarakat agar partai menang dalam pemilu.
(www.google.com/wajah-parpol-menurut-Katz-Mier/kompas.com, 29 mei 2013)

Masing-masing wajah partai ini memiliki karakter yang berbeda-beda.
Namun sejatinya adalah satu kesatuan upaya partai untuk meyakinkan
rakyat dan dapat memenangkan pemilu.

C. Rekrutmen Politik

Menurut Miriam Budiarjo (1994:202) rekrutmen politik adalah proses
melalui mana partai politik mencari anggota baru dan mengajak orang
yang berbakat untuk berpartisipasi dalam proses politik.
Menurut Czudnowski dalam Sigit Pamungkas (2011:91) rekrutmen politik
adalah proses dimana individu atau kelompok-kelompok individu
dilibatkan dalam peran-peran politik aktif.
Sedangkan menurut Haryanto (1984:46) rekrutmen politik merupakan
penyeleksian individu-individu yang berbakat untuk menduduki jabatankabatan politik maupun jabatan pemerintahan.
Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
rekrutmen politik adalah proses melalui mana partai politik memilih dan
mengangkat tokoh-tokoh politik yang kemudian mengenalkan mereka

21

pada peranan-peranan khusus dalam sistem politik dan berpartisipasi
dalam proses politik

1. Proses Rekrutmen Politik

Menurut Czudnomski dalam Partai Politik dan kebijakan Publik
(Fadillah Putra,2008:57) ada beberapa pilihan partai politik dalam
proses rekrutmen politik adalah sebagai berikut:
a. Partisan, yaitu merupakan pendukung yang kuat, loyalitas tinggi
terhadap partai sehingga bisa direkrut untuk menduduki jabatan
strategis.
b. Compartmentalization,

merupakan

proses

rekrutmen

yang

didasarkan pada latar belakang pendidikan dan pengalaman
organisasi atau kegiatan sosial politik seseorang, misalnya aktivis
LSM.
c. Immediate survival, yaitu proses rekrutmen yang dilakukan oleh
otoritas pemimpin partai tanpa memperhatikan kemampuan orangorang yang akan direkrut.
d. Civil service reform, merupakan proses rekrutmen berdasarkan
kemampuan dan loyalitas seorang calon sehingga bisa mendapatkan
kedudukan lebih penting atau lebih tinggi.

Partai politik dapat menentukan sendiri proses rekrutmen mana yang
akan digunakan untuk melakukan proses rekrutmen. Proses yang dipilih
partai politik menentukan karakteristik partai politik itu sendiri. Tentu

22

saja partai politik menginginkan kader yang loyalis terhadap partai,
sehingga partai politik dapat menduduki jabatan-jabatan politik
dipemerintahan suatu negara. Maka proses rekrutmen yang seharusnya
digunakan adalah proses partisan dan Compartmentalization.

2. Mekanisme Rekrutmen Politik

Menurut Czudnomski dalam Partai Politik dan kebijakan Publik
(Fadillah Putra,2008:77) mekanisme rekrutmen politik antara lain:
a. Rekrutmen Terbuka, di mana syarat dan prosedur untuk
menampilkan seseorang tokoh dapat diketahui secara luas. Dalam
hal ini partai politik berfungsi sebagai alat bagi elit politik yang
berkualitas untuk mendapatkan dukungan masyarakat. Cara ini
memberikan kesempatan bagi rakyat untuk melihat dan menilai
kemampuan elit politiknya. Dengan demikian cara ini sangat
kompetitif. Jika dihubungkan dengan paham demokrasi, maka
cara ini juga berfungsi sebagai sarana rakyat mengontrol
legitimasi politik para elit. Adapun manfaat yang diharapkan dari
rekrutmen terbuka adalah:
1.Mekanismenya demokratis
2.Tingkat kompetisi politiknya sangat tinggi dan masyarakat akan
mampu memilih pemimpin yang benar-benar mereka kehendaki
3. Tingkat akuntabilitas pemimpin tinggi
4. Melahirkan

sejumlah

pemimpin

yang

demokratis

mempunyai nilai integritas pribadi yang tinggi.

dan

23

b. Rekrutmen tertutup, berlawanan dengan cara rekrutmen terbuka.
Dalam rekrutmen tertutup, syarat dan prosedur pencalonan tidak
dapat secara bebas diketahui umum. Partai berkedudukan sebagai
promotor elit yang berasal dari dalam tubuh partai itu sendiri.
Cara ini menutup kemungkinan bagi anggota masyarakat untuk
melihat dan menilai kemampuan elit yang ditampilkan. Dengan
demikian cara ini kurang kompetitif. Hal ini menyebabkan
demokrasi

berfungsi

sebagai

sarana

elit

memperbaharui

legitimasinya.

Berdasarkan penjabaran tentang mekanisme rekrutmen politik di atas,
maka sistem terbuka mencerminkan partai tersebut betul-betul
demokratis dalam menentukan syarat-syarat dan proses yang ditempuh
dalam menjaring calon elit politik. Sistem yang demokratis akan dapat
mencerminkan elit politik yang demokratis pula. Sedangkan mekanisme
rekrutmen politik yang tertutup akan dapat meminimalkan kompetisi di
dalam tubuh partai politik yang bersangkutan, karena proses yang
ditempuh serba tertutup. Sehingga masyarakat kurang mengetahui latar
belakang elit politik yang dicalonkan partai tersebut.

24

3. Variabel Penting dalam Proses Rekrutmen dan Pengembangan
Kader

Ada beberapa variabel penting dalam proses rekrutmen politik, yaitu:

a. Kualitas Rekrutmen
Partai harus memiliki kualifikasi standar untuk merekrut para
kandidat. Biasanya, dalam era baru demokrasi, partai merekrut
para kandidat yang bersedia untuk memberikan kompensasi
politik dan keuangan untuk pencalonan dirinya. Kualifikasi
standar sebaiknya mencakup aspek-aspek, seperti integritas, dekat
dengan rakyat (societal roots), pengalaman politik, keterampilan
dasar, dan sesuai dengan platform partai.
b. Standarisasi Rekrutmen dan Kepatuhan
Standarisasi rekrutmen harus dilakukan secara konsisten di
seluruh kantor daerah partai politik, guna memastikan praktek
rekrutmen yang umum dan para kandidat memiliki kualifikasi
yang sama diseluruh tingkatan.
c. Desentralisasi Rekrutmen
Hampir tidak mungkin bagi kantor pusat partai politik untuk
memverifikasi seluruh proses seleksi secara efektif, sehingga
diperlukan desentralisasi dalam tingkatan tertentu. Kantor pusat
partai seharusnya berpartisipasi secara aktif dalam menyeleksi
kandidat parlemen di tingkat nasional, akan tetapi ketika
menyeleksi kandidat provinsi dan kecamatan kantor pusat partai
seharusnya

juga

memiliki

peran

utama.

Dalam

25

mengimplementasikan struktur yang terdesentralisasi, kantor
pusat partai hanya menyediakan mekanisme kontrol untuk
memastikan unsur kepatuhan sesuai dengan standarisasi yang
tersedia dalam penyeleksian. Kantor daerah partai dapat
berpartisipasi dalam menyeleksi para kandidat di tingkat
administrasi yang lebih tinggi dengan memberikan masukan dan
informasi tentang kandidat. Singkatnya, terdapat tiga aspek utama
dalam rekrutmen, antara lain kualitas kualifikasi, standarisasi dan
kepatuhan, dan tingkat desentralisasi.
d. Kualitas Pengembangan Kader
Kegiatan pengembangan kader di dalam partai politik harus
berkaitan

dengan

kualilfikasi

nominasi.

Bahan

untuk

pengembangan kader harus memasukkan pembangunan integritas,
mendorong dan melatih para kader guna membangun kedekatan
dengan masyarakat dan program partai politik, pelatihan
keterampilan dasar di dalam organisasi, dan promisi ideologi dan
platform partai. Pengembangan kader dilakukan guna mencapai
tujuan sebagai berikut: Petama, membangun partai dengan
sumber internal untuk pemilihan para kandidat dan memastikan
proses regenerasi di dalam tubuh partai dengan memunculkan
beberapa pemimpin partai masa depan. Kegiatan pengembangan
kader yang dilakukan secara regular merupakan indikator kualitas
proses di dalam partai.

26

e. Standarisasi, Kepatuhan, dan Desentralisasi Pengembangan kader
Sama halnya dengan rekrutmen, konsistensi di seluruh tingkatan
yang berbeda dalam organisasi partai memastikan kader dengan
kualitas yang merata. Partisipasi dari anggota partai di tingkatan
yang berbeda dalam organisasi juga dapat memastikan efisiensi
dalam proses yang berarti kader daerah tidak harus bergantung
hanya pada kantor pusat partai.
(http://asy-iepha.blogspot.com/2012/07/rekrutmen-politik.html,
diakses 16 Juni 2013)

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Pelaksanaan Rekrutmen
Politik

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan rekrutmen politik bukan
mempertanyakan atau membahas siapa yang akan menjadi bakal calon
pemimpin untuk negeri ini kedepannya melainkan lebih menekankan
terhadap persoalan disekitar politik, kekuasaan rill dan berada disuatu
historis.
a. Persoalan di sekitar politik berarti setiap calon-calon pemimpin yang
akan dipilih harus mampu mengoptimalisasikan segala tenaga dan
upayanya untuk menyeimbangkan segala polemik-polemik yang
sedang terjadi di negara ini untuk dipersempit dampaknya.Sehingga
iming-iming tersebut menjadi daya tarik bagi masyarakat luas untuk
memilihnya sebagai calon pemimpin kedepannya.

27

b. Kekuasaan rill berarti seorang calon pemimpin harus memiliki
teknik

yang

tersimpan

di

dalam

konsep

pikiranya

untuk

dikembangkan ketika telah menjadi pemimpin. Konsep tersebut
berisi suatu cara bagaimana mempengaruhi masyarakat luas
sehingga mampu dipercaya untuk memimpin dalam periode yang
lama dan abadi.
c. Berada dalam suatu historis artinya setiap pemimpin otomatis
menginginkan nama dan jasa-jasanya selalu terekam dalam benak
pikiran masyarakat dan setiap calon pemimpin harus mampu
merangkai konsep tersebut sebelum dirinya terpilih menjadi
pemimpin.
(http://asy-iepha.blogspot.com/2012/07/rekrutmen-politik.html,
diakses 16 Juni 2013)

Rekrutmen politik memiliki suatu pola-pola dalam konsepnya. Apabila
kita mengkaji pola-pola tersebut maka kita akan mnegetahui bahwa
sistem nilai, perbedaan derajat, serta basis dan stratifikasi sosial
terkandung di dalam rekrutmen politik. Pola-pola rekrutmen politik ini
secara tidak disengaja menjadi indikator yang cukup penting untuk
melihat pembangunan dan perubahan suatu negara. Di dalam pola-pola
ini memiliki keterkaitan antara rekrutmen dan perekonomian suatu
negara mampu menkaji pergeseran ekonomi masyarakat, infrastruktur
politik, serta derajat politisasi dan partisipasi masyarakat. Artinya
pemimpin-pemimpin yang baru akan membentuk kebijakan-kebijakan
terbarunya yang mengarah demi kemajuan negaranya serta faktor

28

politik

menciptakan

terjadinya

iklim

politik

yang

cukup

mempengarauhi pergerakan ekonomi suatu Negara di dalamnya.

5. Jalur-jalur Politik dalam Rekrutmen Politik

Menurut Czudnomski dalam Partai Politik dan kebijakan Publik
(Fadillah Putra,2008:112) ada beberapa jalur politik dalam proses
rekrutmen politik adalah:

a. Jalur koalisi partai atau pimpinan-pimpinan partai artinya koalisikoalisi partai merupakan bagian terpenting di dalam rekrutmen
politik karena sebagian besar kesepakatan dan pengangkatan politik
di adopsi dari hasil koalisi-koalisi antarpartai yang berperan dalam
suatu lingkup politik.Artinya rekrutmen politik tidak terlepas dari
peranan koalisi partai.
b. Jalur

rekrutmen

berdasarkan

kemampuan-kemampuan

dari

kelompok atau individu artinya jalur ini menjadi kriteria dasar dalam
perekrutan seseorang karena dinilai dari berbagai segi yaitu kriteriakritreia tertentu, distribusi-distribusi kekuasaan, bakat-bakat yang
terdapat

di

dalam

masyarakat,

langsung

tidak

langsung

menguntungkan partai politik.
c. Jalur rekrutmen berdasarkan kaderisasi artinya setiap kelompokkelompok partai harus menyeleksi dan mempersiapkan anggotaanggotanya yang dianggap mampu dan cakap dalam mendapatkan
jabatan-jabatan politik yang lebih tinggi jenjangya serta mampu

29

membawa memobilisasi partai-partai politiknya sehingga memberi
pengaruh besar dikalangan masyarakat.
d. Jalur rekrutmen politik berdasarkan ikatan promodial. Di zaman
modern ini jalur rekrutmen promodial tidak menutup kemungkinan
terjadi di dunia politik. Fenomenal itu terjadi karena adanya
hubungan kekerabatan yang dekat antara orang perorangan yang
memiliki jabatan politik sehingga ia mampu memindahtangankan
atau memberi jabatan tersebut kepada kerabat terdekatnya yang
dianggap mampu dan cakap dalam mengemban tugas kenegaraan.
Fenomena ini dikenal dengan nama “rekrutmen politik berdasarkan
ikatan promodial”.

Berbagai jalur politik dalam proses rekrutmen politik di atas, jelas
terlihat bahwa jalur rekrutmen berdasarkan kaderisasi merupakan
jalur rekrutmen yang terbaik. Anggota partai politik dididik dan
dipersiapkan agar mampu dan cakap dalam mendapatkan jabatanjabatan politik yang lebih tinggi jenjangya serta mampu membawa
memobilisasi partai-partai politiknya sehingga memberi pengaruh
besar dikalangan masyarakat.

30

D. Candidate Selection (seleksi kandidat)

Seleksi kandidat ada diseluruh partai-partai politik, di mana setiap
Negara memiliki sistem hukum menentukan kriteria pemilihan calon,
atau sistem pemilu meliputi peraturan untuk proses seleksi calon.
Menurut Rueven Y Hazan (Candidate Selection,2001) Seleksi
kandidat yaitu, proses didominasi extralegal dimana partai politik
yang memutuskan dari orang hukum yang layak untuk memegang
jabatan elektif akan ditunjuk pada surat suara dan komunikasi pemilu
adalah calon yang direkomendasikan dan didukung atau daftar
kandidat.
Seleksi calon tidak hanya menentukan pilihan ditempatkan sebelum
pemilih, tetapi juga komposisi partai di parlemen. Demikian
mempengaruhi yang paling mungkin dan keputusan kebijakan yang
dihasilkan yang akan diberlakukan. Apalagi, kandidat partai
membantu

mendefinisikan

karakteristik

demografis,

geografis,

ideologis, dll dari organisasi partainya.
Dalam proses rekrutmen, seleksi calon juga merupakan arena penting
bagi perebutan kekuasaan internal partai. mengenai masalah ini,
Schattschneider (Rueven Y Hazan, 2001) menyampaikan :
“bahwa partai membuat nominasi yang efektif, tidak dapat tetap
dalam bisnis, untuk pencalonan partai ganda atau beberapa berarti
kekalahan tertentu. sejauh pemilihan yang bersangkutan, front
persatuan partai, konsentrasi partai nomor dapat terjadi hanya
nominasi mengikat. proses pencalonan demikian telah menjadi
proses penting dari partai. sifat dari proses pencalonan menentukan
sifat partai. ini karena itu salah satu poin yang terbaik di mana
untuk mengamati distribusi kekuasaan di dalam partai”

31

Both Gallager dan Ranney (Rueven Y Hazan, 2001)

mendukung

statment ini, dan masing-masing mengambil langkah lebih lanjut.
Gallagher berpendapat, "kontes atas seleksi calon umumnya lebih
intens daripada perjuangan atas manifesto partai”.

Ranney

menambahkan:
"karena itu tidak surpising bahwa perselisihan faksi paling penting
dan diperebutkan dalam partai apapun adalah perjuangan yang
berlangsung selama pilihan kandidat, untuk apa yang dipertaruhkan
dalam stuggle seperti itu tidak kurang dari kendali inti dari apa
partai singkatan dan tidak. memang, setelah pemilihan itu, apa
yang sebagian besar masih sebagai inti fungsi hampir semua os
pemegang jabatan yang kandidatnya sukses partai”.
Berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa candidate
selection (seleksi kandidat) adalah proses dimana suatu partai politik
menentukan calon kandidatnya untuk maju dalam pemilihan umum,
dimana dalam proses penentuan kandidat tersebut menjadi proses
penting dari partai karena sifat dari proses pencalonan menentukan
sifat partai ini karena itu merupakan satu poin yang terbaik untuk
mengamati distribusi kekuasaan di dalam partai.
Perlakuan partai politik terhadap keseluruhan tahap-tahap rekrutmen
politik sangat berhubungan dengan bagaimana partai politik
mengorganisasikan diri. Terdapat empat hal penting yang dapat
menunjukkan bagaimana pengorganisasian partai politik dalam
rekruitmen politik menurut Rahat dan Hazan dalam Katz dan Crotty
2006 dalam Sigit Pamungkas (2011:93), yaitu:
1. Siapa kandidat yang dapat dinominasikan (Candidacy)?

32

Terkait siapa yang dapat dinominasikan dalam rekrutmen politik
dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat inklusifitas (semua
warga negara) atau eklusifitas (anggota partai dan syarat
tambahan).
2. Siapa yang menyeleksi (Selectorate)?
Penyeleksi adalah lembaga yang menyeleksi kandidat. Yang
disebut lembaga ini dapat berupa satu orang, beberapa atau banyak
orang, sampai pada pemilih. Penyeleksi dapat diklasifikasikan
dalam sebuah kontinum, sama seperti kontinum kandidasi,
berdasarkan tingkat inklusifitas dan eklusifitas. Pada titik ekstrim,
penyeleksi adalah sangat inklusif, yaitu pemilih yang memiliki hak
memilih dalam pemilu. Dalam ekstrim lain, yaitu selektor sangat
eklusif dimana kandidasi ditentukan oleh pemimpin partai.
3. Dimana kandidat di seleksi?
Ketika kandidat diseleksi secara eksklusif oleh penyeleksi partai
pada tingkat nasional tanpa prosedur yang mengikutinya, seperti
representasi territorial atau fungsional, metode ini disebut
sentralistik. Berlawanan dengan metode sentralisasi adalah metode
desentralisasi. Pada metode desentralisasi, kandidat diseleksi secara
eklusif oleh penyeleksi partai local atau kelompok social intra
partai atau kelompok-kelompok seksional.
Desentralisasi

territorial

adalah

ketika

penyeleksi

lokal

menominasika kandidat partai yang diantaranya dilakukan oleh

33

pemimpin partai lokal, komite cabang sebuah partai, semua
anggota atau pemilih di sebuah distrik pemilihan,
4. Bagaimana kandidat dinominasikan?
Dalam tahap ini, ada dua model yang konfrontatif, yaitu model
pemilihan vs penunjukkan. Dalam sistem pemilihan, penominasian
kandidat adalah melalui pemilihan diantara penyeleksi. Pada sistem
pemilihan yang murni, semua kandidat diseleksi melalui prosedur
pemilihan tanpa seorang penyeleksi pun dapat mengubah daftar
komposisi. Sementara itu dalam sistem penunjukkan, penentuan
kanidat tanpa menggunakan pemilihan, dalam sistem penunjukkan
murni,