2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Partai Nasdem - Rekrutmen Calon Legislatif (Studi Tentang Mekanisme Penetapan Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara)

  

PROFIL PARTAI NASDEM

Reformasi 1998 memberikan dampak yang sangat besar pada perpolitikan Indonesia.

  Berubahnya sistem politik di Indonesia diikuti dengan euphoria yang sangat besar dari rakyat. Banyak partai politik baru lahir dan bermunculan hingga mencapai ratusan. Hal ini disebabkan karena sebelumnya orde baru membatasi sistem kepartaian yang hanya tiga partai. Setelah orde baru lengser, sistem kepartaian tersebut tidak berlaku lagi. Berbagai macam partai politik dan organisasi masyarakat (ormas) pun hadir dalam kehidupan sosial dan politik di Indonesia.

  Pemilu tahun 1999, 2004 dan 2009 menjadi ajang bagi partai politik untuk berebut kekuasaan. Ratusan partai yang lahir sejak reformasi ini, berusaha untuk lolos menjadi peserta pemilu. Akan tetapi hanya beberapa partai yang lulus verifikasi komisi pemilihan umum (KPU) untuk mengikuti pemilu. Belakangan partai-partai tersebut tidak hanya diseleksi oleh KPU tapi juga oleh seleksi alam yang mengakibatkan banyak partai mundur karena tidak mampu bertahan.

  Seleksi alam tersebut tidak menyurutkan masyarakat untuk mendirikan partai politik maupun ormas. Salah satunya yaitu sebuah organisasi masyarakat Nasional Demokrat dan sebuah partai politik Nasdem.

2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Partai Nasdem

  Partai Nasdem adalah sebuah partai politik di Indonesia yang berasaskan Pancasila yang didirikan pada 1 Februari 2011 di Jakarta dan secara resmi dideklarasikan pada 26 Juli

  

30

  2011 di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara. Melalui sebuah rapat koordinasi nasional (rakornas), partai ini berdiri sebagai salah satu partai baru di Indonesia.

  Berdirinya partai ini diawali dengan pemberian mandat kepada Patrice Rio Capella untuk membangun sebuah partai politik. Patrice Rio Capella adalah seorang politisi yang sudah tidak asing lagi dalam aktivitas perpolitikan di Indonesia. Adapun karir politik yang pernah dijalaninya yaitu seperti menjadi bendahara DPW (Dewan Perwakilan Wilayah) Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Bengkulu pada tahun 1999–2000, kemudian menjadi anggota DPRD Provinsi Bengkulu periode 1999-2004 dan berlanjut pada periode 2004-2009. 30                                                               Fdn, Partai Nasdem Terbentuk, diakses dari situs

  http://news.detik.com/read/2013/01/11/101151/2139277/10/partai-nasdem-terbentuk-2014?9911012 pada tanggal 23 Maret 2013 pukul 22.00.

    Pimpinan Pusat) KNPI untuk periode 1999-2002. Pada tahun 2010 ia menjadi salah satu deklarator pendiri sebuah ormas yang bernama Nasional Demokrat.

  Nasional Demokrat ialah sebuah organisasi masyarakat (ormas) yang dideklarasikan

  31

  pada 1 Februari 2010 oleh 45 deklarator tokoh nasional di Istora Senayan Jakarta yang dicetuskan oleh Surya Paloh dan Sri Sultan Hamengkubuwono X. Pencetusan pendirian ormas ini adalah akibat rasa kegelisahan terhadap keadaan bangsa yang dirasa semakin merosot.

  Berdirinya ormas Nasional Demokrat ini diawali dari persaingan yang terjadi untuk memperebutkan posisi sebagai ketua umum pada Musyawarah Nasional VIII Partai Golkar pada November 2009 di Pekan Baru, Riau. Surya Paloh pada saat itu mengalami kekalahan dalam melawan Aburizal Bakrie yang meraih 297 suara. Sedangkan Surya Paloh mendapat 239 suara. Surya yang tidak memiliki jabatan politis apapun, pada 1 Februari 2010

  32 mendeklarasikan sebuah ormas yaitu Nasional Demokrat.

  Adapun visi dan misi utama dari ormas ini, yaitu untuk menggalang gerakan

  33

  perubahan melalui gagasan Restorasi Indonesia. Yang dimaksud dengan restorasi Indonesia disini adalah sebuah gerakan untuk mengembalikan Pancasila sebagai jati diri negara bangsa sebagai dasar kehidupan bersama. Dengan cita-cita ini Nasional Demokrat melebarkan sayapnya di seluruh bidang kegiatan sosial di Indonesia.

  Perjalanan Patrice Rio Capella dalam ormas Nasional Demokrat diawali dengan menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal kaderisasi. Sementara ketua umum ormas pada saat itu adalah Surya Paloh. Kesadaran para pengurus ormas bahwa sebuah organisasi masyarakat tidak dapat bekerja secara maksimal dalam menyampaikan aspirasi dalam berpolitik, dan kesadaran bahwa restorasi Indonesia juga tidak bisa dilaksanakan tanpa adanya sebuah ornamen negara, memunculkan sebuah inisiatif untuk membentuk sebuah partai politik sebagai wadah penyampaian aspirasi rakyat. Maka kemudian ketua umum ormas Nasional Demokrat saat itu, Surya Paloh, memberikan gagasan kepada anggotanya untuk mendirikan sebuah partai politik. Saat itulah Patrice Rio Capella sebagai seorang tokoh 31                                                              32  Lampiran 2 tentang 45 deklarator tokoh nasional organisasi masyarakat Nasional Demokrat.

   Jimmi Tampubolon, Deklarasi Nasional Demokrat diakses dari situs

http://politik.news.viva.co.id/news/read/221920-deklarasi-nasional-demokrat-pada tanggal 21 Maret 2013 pukul

  20.00. 33  

“Restorasi adalah proses perubahan untuk hal-hal yang penting dan mendasar yang terjadi di suatu negara

dimana dilakukan dalam waktu cepat dengan menggunakan aturan-aturan hukum yang berlaku dan dilakukan atas kesadaran sendiri bukan atas kesadaran diluar sistem” dalam Mufti Mubarok, Ibid, hal 61. gagasan tersebut.

  Mandat untuk membangun sebuah partai politik itu pun terwujudkan dalam waktu yang tidak lama. Rio berhasil membangun infrastruktur partai dari tingkat pusat hingga tingkat kecamatan dalam waktu satu tahun. Hal inilah yang membuat Patrice Rio Capella dipercaya sebagai ketua umum partai baru tersebut, yang kemudian diberi nama Partai Nasdem. Keterlibatan Rio dalam ormas Nasional Demokrat sebelumnya membuat ia menjalankan Partai Nasdem dengan prinsip yang sama, yaitu gerakan restorasi Indonesia. Hal ini dikarenakan kelahiran Partai Nasdem sesungguhnya tidak bisa dipisahkan dari visi dan misi utama ormas Nasional Demokrat, yaitu menggalang gerakan perubahan restorasi

34 Indonesia.

  Setelah resmi dideklarasikan sebagai sebuah partai baru pada 26 Juli 2011, Nasdem kemudian mendaftarkan diri sebagai partai politik untuk mendapatkan status resmi sebagai badan hukum ke kantor Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 16 April 2012. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memenuhi persyaratan, sebagaimana yang telah diatur dalam UU No. 8 tahun 2012 agar dapat menjadi partai peserta dalam pemilu 2014.

  Setelah dinyatakan lolos oleh Kemenkumham, langkah berikutnya yang ditempuh Partai Nasdem yaitu mengajukan berkas administrasi kepartaian ke KPU sebagai salah satu syarat mengikuti verifikasi administrasi. Pada 28 Oktober 2012, KPU menyatakan bahwa Partai Nasdem lolos dalam verifikasi administrasi dan berhak maju ke tahap selanjutnya

  35

  yaitu, verifikasi faktual. Menghadapi verifikasi faktual, pengurus mulai bekerja untuk melakukan koordinasi dan konsolidasi terus menerus dengan DPD dan DPC melalui rapat- rapat bulanan, turun ke daerah-daerah bahkan ke DPRt untuk mengecek semua fasilitas seperti kantor, sistem administrasi, sistem informasi, sarana dan prasarana, berdasarkan indikator-indikator yang ada dalam penilaian verifikasi faktual seperti membuat perencanaan sampai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis serta melakukan simulasi-simulasi, juga melakukan komunikasi secara terus menerus secara dua arah untuk mendapat setiap informasi baru yang ada. 34                                                             

 Gusti 'ajo' Ramli, Berdirinya Partai Nasdem, diakses dari situs http://panuturi.blogspot.com/2010/berdirinya-

  partai-nasdem pada tanggal 24 Maret 2013 pukul 20.00. 35

 

Verifikasi faktual adalah tahap verifikasi langsung KPU ke lapangan untuk mengecek infrastruktur partai

politik di setiap daerah disesuaikan dengan hasil verifikasi administrasi.

  Partai Nasdem lolos dalam memenuhi persyaratan verifikasi faktual tingkat pusat sebagaimana diatur dalam UU Pemilu Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilu. Partai Nasdem memenuhi semua syarat verifikasi faktual di seluruh Provinsi, dengan bukti-bukti, antara lain:

  1. Memiliki kepengurusan seperti ketua, bendahara, dan sekretaris jenderal.

  2. Memiliki lebih dari 30% anggota perempuan.

  3. Memiliki kantor yang digunakan sampai akhir pemilu 2014.

  Partai Nasdem merupakan satu-satunya partai baru yang lolos sebagai peserta pemilu 2014. Hal ini mengartikan bahwa Partai Nasdem berhak mengikuti pemilu untuk pertama kalinya pada 2014. Bahkan pada saat pencabutan nomor urut sebagai peserta pemilu 2014, Partai Nasdem mendapatkan nomor urut 1 sebagai peserta pemilu 2014. Dengan telah ditetapkannya nomor urut partai peserta Pemilu 2014, maka partai ini siap mengikuti pemilu 2014 dengan tekad mewujudkan gerakan perubahan melalui Restorasi Indonesia.

  Adapun keberhasilan Partai Nasdem ini adalah berkat ketua umum, Patrice Rio Capella, yang berhasil memimpin partai dari awal persiapan hingga menjadi partai peserta pemilu 2014. Setelah keputusan KPU yang menyatakan keberhasilan Nasdem sebagai peserta pemilu, beliau lantas mempersiapkan untuk menggelar kongres Partai Nasdem yang pertama.

  Pada 25 Januari 2013 kongres perdana Partai Nasdem pun digelar di Jakarta. Dalam kongres ini seluruh peserta kongres partai yang berasal dari seluruh Indonesia secara aklamasi sepakat mengangkat Surya Paloh sebagai ketua umum Partai Nasdem yang baru, menggantikan Patrice Rio Capella. Sebelumnya, Surya Paloh adalah pendiri, inisiator ormas Nasional Demokrat dan ketua Majelis Nasional Partai Nasdem.

  Adapun peserta kongres tersebut yaitu 66 orang yang mewakili 33 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), 994 orang mewakili 497 Dewan Pimpinan Daerah (DPD), 9 orang mewakili Majelis Tinggi, dan 2 orang anggota Dewan Pakar. Selain peserta yang memiliki hak suara, kongres juga dihadiri 800 orang peninjau yang datang dari seluruh penjuru Indonesia, serta empat organisasi sayap (Gerakan Massa Buruh, Liga Mahasiswa, Badan Avokasi Hukum, dan Petani NasDem). Maka Surya pun dipilih dan ditetapkan sebagai ketua umum dewan pimpinan pusat (DPP) Partai Nasdem untuk periode 2013-2018. Keputusan tersebut diambil pada sidang pleno pertama tanggal 25 Januari 2013 sekitar pukul 23.00 WIB.

  Pergeseran ketua umum dari Patrice Rio Capella menjadi Surya Paloh ini melalui proses aklamasi para peserta kongres yang disetujui majelis tinggi yaitu Patrice Rio Capella umum Partai Nasdem, dalam konferensi pers seusai kongres di Jakarta Convention Center yang mengatakan: "…. melalui mekanisme luar biasa, kongres kali ini telah memilih secara aklamasi bapak Surya Paloh sebagai inisiator restorasi Indonesia menjadi ketua umum Pengurus Pusat Partai Nasdem. Hal tersebut sudah sesuai dengan mekanisme anggaran dasar/anggaran rumah tangga yang telah disempurnakan dalam kongres ini. Para peserta kongres mengusulkan, dan dua dari tiga majelis tinggi menyetujui, dua pertiga dianggap layak dan kuorum sehingga akhirnya disetujui dan ditetapkan Surya

  36 Paloh sebagai ketua umum partai periode 2013-2018,"

  Kongres tersebut juga memberi mandat penuh kepada Surya Paloh untuk menyusun kepengurusan perangkat partai, penyempurnaan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga, serta perumusan program kerja dan strategi pemenangan pemilu 2014. Alasan kongres memberikan mandat penting itu kepada Surya Paloh adalah karena pemilu 2014 tidak lama lagi akan diadakan. Oleh sebab itu, rekrutmen calon anggota legislatif (calon legislatif) merupakan bagian penting dan strategis dalam upaya memenangi Pemilu 2014. Amanah kongres ini harus selesai selambat-lambatnya 14 hari sejak Surya terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum.

  Dari sejarah singkat perjalanan Partai Nasdem yang telah dipaparkan diatas, berawal dari pendeklarasian ormas Nasional Demokrat, kemudian berdirinya Partai Nasdem atas gagasan dari ketua umum ormas melalui pemberian mandat, sampai pada resminya Partai Nasdem sebagai peserta pemilu 2014, hingga pergeseran ketua umum dari Patrice Rio Capella menjadi Surya Paloh, maka dapat dilihat beberapa tokoh memiliki peran penting dalam terjadinya hal-hal tersebut. Salah satunya adalah Surya Paloh. Dapat dilihat bahwa Surya merupakan tokoh yang memiliki kontribusi aktif dalam Partai Nasdem. Seperti yang diketahui, dalam awal masa pendirian Partai Nasdem, Surya yang merupakan pendiri ormas Nasional Demokrat tersebut selalu memberikan dukungan terhadap kegiatan partai. Hal ini terlihat dari bisnis media yang dipimpinnya yaitu Media Group, yang selalu memberikan berita terbaru seputar aktivitas partai ini. Selain itu di satu sisi, Surya juga mendanai kegiatan Partai Nasdem melalui pemberian donatur. 36                                                             

Kutipan wawancara dengan Sugeng Suparwoto, pada 26 Januari 2013 yang dikutip dari situs

  http://www.tempo.co/read/news/2013/01/26/078457112/Surya-Paloh-Resmi-Jadi-Ketua-Umum-Partai-Nasdem pada 28 Juli 2013 pukul 20.00.

  37 DPW, dan DPD pada musyawarah nasional yang dilaksanakan 9 November 2011. Visi dan

  misi partai disusun berdasarkan manifesto Partai Nasdem saat pendeklarasian partai 26 Juli 2011. Partai Nasdem memiliki visi dan misi yang tertuang dalam anggaran dasar partai bab II

  pasal 4 dan 5. Adapun visi dari Partai Nasdem yaitu Indonesia sebagai negara bangsa yang merdeka berdaulat secara ekonomi, dan bermartabat dalam budaya. Untuk mencapai visi tersebut Partai Nasdem memiliki misi untuk membangun politik solidaritas, menciptakan demokrasi ekonomi yang emansipatif dan partisipatif, dan menumbuh kembangkan budaya

  38 gotong royong.

  Partai Nasdem juga memiliki semboyan yaitu sebuah gerakan yang disebut dengan Gerakan Restorasi Indonesia. Yang dimaksud dengan restorasi adalah sebuah model gerakan dalam perubahan sosial yang bertujuan untuk mencapai perubahan mendasar terhadap tatanan suatu masyarakat atau bangsa dan dilakukan dengan menggunakan aturan-aturan hukum yang berlaku dan dilakukan atas kesadaran sendiri bukan atas kesadaran diluar sistem. Melalui gerakan ini Partai Nasdem bertujuan untuk mengembalikan Pancasila sebagai jati diri negara bangsa sebagai dasar kehidupan bersama. Restorasi dilakukan sebagai gerakan perubahan untuk memperbaiki kondisi Negara, bangsa, dan masyarakat yang sedang rusak atau menyimpang dari tujuan yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Pemikiran tentang gerakan restorasi ini muncul didasari dari kenyataan bahwa kehidupan seperti yang dicita- citakan oleh Proklamasi 1945 belum terwujud hingga saat ini, seperti terjadinya konflik horizontal, ancaman disintegrasi, korupsi yang merajalela.

  Dalam hal pendanaan, Partai Nasdem memiliki sumber pemasukan yang berasal dari iuran anggota, usaha-usaha lain yang dilakukan oleh partai, sumbangan yang tidak mengikat, dan peralihan hak untuk dan atas nama partai. Hal ini seperti yang tertuang dalam anggaran dasar partai bab XIII pasal 23. Selain itu, sumber keuangan dan kekayaan partai diperoleh dari bantuan donatur yang disalurkan dari DPP. Pendanaan juga berasal dari hasil swadaya masing-masing anggota dan pengurus partai demi kelancaran program-program yang telah digariskan sebelumnya. Hal ini dikuatkan dari hasil wawancara dengan salah satu fungsionaris partai, 37                                                              38  Wawancara dengan Anhar Monel di kantor DPW Partai Nasdem, pada 17 Juli 2013 pukul 10.00 WIB.  Lampiran 3 tentang Anggaran Dasar Partai Nasdem bab 2 pasal 4 dan 5. yang merupakan biaya patungan bukan biaya penting dan swadaya masing-masing

  39

  pengurus.“ Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat dilihat bahwa salah satu sumber dana partai berasal dari dana yang disumbangkan oleh beberapa donatur. Adanya donatur sebagai salah satu penyokong partai dalam melakukan aktivitas dapat menjadikan donatur sebagai peran yang berpengaruh dalam partai. yang secara bersama-sama mengumpulkan dana. Dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa dalam Partai Nasdem, terdapat elit-elit partai yang berperan dalam memberi kontribusi aktif. Hal ini juga dikuatkan dengan keterangan ketua DPW Partai Nasdem yang menyatakan bahwa,

  40

  " Dana partai itu dari dana pribadi kita. Ketua umum, saya, dan lainnya."

2.2 Dinamika Partai Nasdem Dalam Politik Lokal di Provinsi Sumatera Utara

  Setelah deklarasi ormas Nasional Demokrat di Jakarta, pembentukan ormas yang sama di Provinsi Sumatera Utara dideklarasikan pada 28 Juni 2010 di Convention Hall Hotel

  41 Tiara Medan oleh ketua umum Nasional Demokrat yakni Surya Paloh. Pendeklarasian

  dilakukan sekaligus dengan pelantikan dewan pengurus wilayah (DPW) Nasional Demokrat di Sumatera Utara. Pelantikan kepengurusan DPW Nasional Demokrat di Sumatera Utara tersebut yaitu dengan susunan sebagai berikut:

  : Tengku Bahri Anwar  Ketua  Wakil Ketua : Ali Umri : Anhar Monel  Sekretaris Jusman  Bendahara :

  Berdirinya ormas Nasional Demokrat di Provinsi Sumatera Utara adalah atas pemberian mandat oleh ketua umum kepada beberapa penerima mandat saat itu yaitu Tengku Bahri Anwar dan Ali Umri, yang sebelumnya juga hadir sebagai deklarator pada peresmian

  42

  ormas Nasional Demokrat di Jakarta. Setelah ormas Nasional Demokrat terbentuk di Sumatera Utara, pada Februari 2011 Partai Nasdem terbentuk di Provinsi yang sama. Pendirian partai ini adalah atas penerimaan mandat oleh Ali Umri untuk membentuk Partai 39                                                              40 Wawancara dengan Anhar Monel di kantor DPW Partai Nasdem pada 17 Juli 2013 pukul 10.00 WIB. 41  Wawancara dengan Ali Umri di kantor DPW Partai Nasdem, pada 1 Maret 2014 pukul 10.00 WIB.

  Agung Suci, Surya Paloh Deklarasikan Nasdem Sumatera Utara di Medan, diakses dari situs http://rajawalinews.com/721/surya-paloh-deklarasikan-nasdem-Sumatera Utara-di-medan/ pada 20 Maret 2013 42 pukul 21.00.

  Wawancara dengan Anhar Monel di kantor DPW Partai Nasdem pada 17 Juli 2013 pukul 10.00 WIB. mempercayakan Ali Umri sebagai pendiri di partai barunya. Surya Paloh yang sudah mengetahui perjalanan politik dari Ali Umri lantas memberikan kepercayaan kepadanya untuk memimpin pendirian Partai Nasdem di Sumatera Utara. Seperti pernyataan salah satu mantan anggota ormas Nasional Demokrat yang kemudian bergabung menjadi pengurus di Partai Nasdem ,Tetty Juliaty.

  "Pak Surya Paloh memang menginginkan Ali Umri menjadi ketua partai. Dia mencari orang yang tepat untuk memimpin Partai Nasdem di Sumatera Utara. Apalagi dia kenal dengan pak Ali. Sudah lama mereka menjadi rekan di Golkar dulu. Dan ia tau bagaimana sepak terjangnya. Gak mungkin dia mencari orang lain lagi. Prof Bahri merupakan ketua ormas Nasional Demokrat saat itu. Dan Pak Surya Paloh memang

  43

  menginginkan dia sebagai ketua ormas. Bukan ketua partai." Setelah Partai Nasdem terbentuk sebagian anggota ormas Nasional Demokrat lain juga bergabung dalam partai baru tersebut. Tidak ada kewajiban anggota ormas harus menjadi anggota partai. Maka sesungguhnya Partai Nasdem bukanlah perubahan bentuk lembaga dari sebuah ormas Nasional Demokrat, melainkan partai berdiri sendiri. Hanya saja diisi oleh anggota-anggota lama dari ormas Nasional Demokrat. Hal ini juga terbukti dengan hari ulang tahun ormas Nasional Demokrat yang berbeda dengan Partai Nasdem. Dan ormas tetap berdiri sampai sekarang. Hal ini juga sesuai dengan yang diutarakan Tetty Juliaty yang merupakan mantan anggota ormas Nasional Demokrat yang kemudian ikut bergabung sebagai salah satu dari 51 tokoh pendiri Partai Nasdem yang mewakili Sumatera Utara.

  "Kaitan antara ormas Nasional Demokrat dengan partai sesungguhnya tidak ada. Partai Nasdem bukan merupakan perubahan lembaga dari ormas Nasional Demokrat. Banyak orang berpikir Nasdem itu adalah kepanjangan dari Nasional Demokrat.

44 Padahal tidak." Di Sumatera Utara ormas Nasional Demokrat dipimpin oleh Tengku Bahri Anwar.

  Meskipun wakilnya, Ali Umri, bergabung ke dalam Partai Nasdem namun Tengku Bahri tidak ikut bergabung dalam partai. Dalam pendirian partai pada 1 Februari 2011, beliau memang ikut sebagai salah satu tokoh pendiri Partai Nasdem yang mewakili Provinsi Sumatera Utara. Namun beliau kemudian tidak bergabung menjadi pengurus Partai Nasdem di Sumatera Utara. Seperti pernyataannya mengenai hal tersebut, 43                                                              44  Wawancara dengan Tetty Juliaty di kantor organisasi GEMA pada 11 Februari 2014 pukul 17.00 WIB.

   Wawancara dengan Tetty Juliaty di kantor organisasi GEMA pada 11 Februari 2014 pukul 17.00 WIB.

  45

  yang mau di ormas tetap di ormas. Dan saya memang ketuanya ormas." Kesibukan beliau sebagai seorang dokter ahli jantung juga menjadi sebuah alasan yang membuatnya tidak bergabung ke partai. Hal ini sesuai dalam pernyataannya dalam wawancara,

  "Kegiatan di dalam sebuah organisasi dan partai itu berbeda. Ketika bergabung menjadi bagian dalam partai banyak hal-hal yang harus dilakukan. Terutama ini partai baru. Semua harus dimulai dari awal. Apalagi menjelang pemilu 2014. Kekhawatiran saya apabila kesibukan saya sebagai dokter akan mengganggu kegiatan-kegiatan yang

  46

  harus dilakukan dalam partai baru itu nantinya." Setelah Partai Nasdem berdiri di Sumatera Utara, ormas Nasional Demokrat tetap berdiri meski perjalanannya mulai redup terlihat. Pendirian Partai Nasdem di Sumatera Utara

  47

  diperani oleh 51 tokoh. Melalui mandat yang diberikan oleh ketua umum mereka lantas membangun infrastruktur partai dari kecamatan hingga tingkat kelurahan/desa. Adapun program partai yaitu harus membangun infrastrukturnya hingga ke tingkat paling kecil. Hal ini sesuai yang tertuang dalam anggaran rumah tangga partai bab III pasal 11 tentang hal infrastruktur partai, adapun struktur organisasi terdiri dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), Dewan Pimpinan

  48 Cabang (DPC), Dewan Pimpinan Ranting (DPRt), dan Perwakilan Luar Negeri.

  Dalam hal infrastruktur, Partai Nasdem di Sumatera Utara terdiri dari 33 DPD

  49

  kabupaten/kota, 416 DPC di kecamatan seluruh Sumatera Utara. Kesemuanya berjalan dengan baik hingga di tingkat DPRt dan Rayon. Hubungan yang dijalin antara struktur berjalan dengan tidak bersifat otoriter dan kaku dalam pelaksanaan program-program kebijakan yang dikeluarkan. Setelah DPP mengeluarkan program, maka struktur partai dibawah dapat menyelaraskan program-program tersebut sesuai dengan kebutuhan masing- masing dewan pengurus. 45                                                              Wawancara dengan Tengku Bahri Anwar di Praktek Cardiologi Prof. Dr.H.T.Bahri Anwar Jl.Zainul Arifin

  No.173F/185, Medan pada 3 Februari 2014, pukul 21.00 WIB. 46 Wawancara dengan Tengku Bahri Anwar di Praktek Cardiologi Prof. Dr.H.T.Bahri Anwar Jl.Zainul Arifin 47 No.173F/185, Medan pada 3 Februari 2014, pukul 21.00 WIB. 48  Lihat Lampiran 4 tentang Pendiri Partai Nasdem di Sumatera Utara.

   Lihat Lampiran 5 tentang Anggaran Rumah Tangga Partai Nasdem bab III pasal 11Infrastruktur partai dan 49 struktur organisasi Partai Nasdem.

  Lihat Lampiran 6 tentang Daftar DPD kabupaten/kota di Sumatera Utara.

   

   Tata Cara Rekrutmen Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di Partai Nasdem

  Di Partai Nasdem tata cara rekrutmen calon legislatif adalah berdasarkan keputusan

  50

  dewan pimpinan pusat Partai Nasdem yaitu SKEP-005/DPP-Nasdem/II/2013. Surat keputusan ini berupa sebuah pedoman organisasi tentang tata cara pencalonan legislatif untuk DPR RI, DPRD Provinsi, dan kabupaten/kota pada pemilu 2014 di dalam lingkungan Partai Nasdem. Pedoman ini diperlukan agar pencalonan legislatif anggota DPR RI, DPRD Provinsi, dan kabupaten/kota dapat terarah dan berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pengaturan mengenai tata cara pencalonan legislatif bagi dilakukan untuk memenangkan pemilu legislatif 2014 dan pencapaian target yang telah ditetapkan oleh DPP Partai Nasdem.

  Pedoman tersebut berlaku sejak ditetapkan di Jakarta pada 28 Februari 2013 yang ditandatangani oleh Surya Paloh selaku ketua umum dan Patrice Rio Capella sebagai sekretaris jenderal. Isi dari pedoman tentang tata cara rekrutmen calon legislatif tersebut terdiri dari sembilan bab. Masing-masing bab terbagi ke dalam beberapa pasal dimana tiap pasal menjelaskan tentang hal dan keterangan berupa persoalan utama secara terperinci dari tiap bab.

  Bab pertama memaparkan tentang ketentuan-ketentuan umum yang terdiri dari tiga pasal. Pasal satu menjelaskan pengertian dari beberapa istilah yang digunakan di dalam pedoman organisasi. Pasal dua memaparkan maksud dan tujuan dari dibuatnya pedoman tersebut, dan pasal tiga menguraikan landasan hukum dari pedoman organisasi tentang tata cara pencalonan legislatif ini. Pedoman ini dibuat berlandaskan kepada peraturan perundang- undangan, AD/ART Partai Nasdem, Manifesto Partai Nasdem, dan hasil kongres I Partai Nasdem di Jakarta tanggal 25-26 Januari 2013.

  Pada bab kedua dijelaskan tentang persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh bakal calon legislatif yang hendak mengajukan diri menjadi calon legislatif dari Partai Nasdem. Bab ini terdiri dari dua pasal. Pasal empat merupakan keterangan mengenai ketentuan umum bagi bakal calon legislatif, yaitu ketentuan yang harus dipenuhi oleh bakal

  51 calon legislatif sebagaimana tercantum dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. 50                                                              Lihat Lampiran 7 tentang Pedoman organisasi tentang tata cara pencalonan legislatif untuk DPR RI, DPRD Provinsi, dan kabupaten/kota pada pemilu 2014 di dalam lingkungan Partai Nasdem. 51

   

 Lihat Lampiran 6 tentang Undang-undang RI No. 8 Tahun 2012 bab VII pasal 51 tentang persyaratan bakal calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. merujuk kepada ketentuan-ketentuan umum yang telah ditetapkan.

  Seleksi bakal calon legislatif selain dilakukan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku, juga dilakukan sesuai dengan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan peraturan internal partai politik peserta pemilu secara demokratis dan terbuka. Persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh bakal calon legislatif yang mengajukan diri sebagai calon legislatif dari Partai Nasdem, dijelaskan dalam pedoman organisasi partai

  52 tentang tata cara pencalonan legislatif.

  Salah satu persyaratan dalam pedoman organisasi tata cara pencalonan legislatif yang harus dipenuhi oleh setiap bakal calon legislatif untuk dapat ditetapkan menjadi calon legislatif yaitu, wajib merekrut keanggotaan melalui program O250. Program O250 adalah program perekrutan anggota partai yang digagas oleh ketua umum Partai Nasdem, Surya Paloh. O250 adalah singkatan dari Operasi 250. Lewat Operasi 250 setiap calon anggota yang telah mendaftar menjadi anggota partai diharapkan dapat merekrut 250 anggota baru. Sementara untuk setiap bakal calon legislatif yang mendaftar diwajibkan untuk merekrut keanggotaan dengan ketentuan untuk DPR RI minimal 2500 KTA, DPRD Provinsi minimal 1500 KTA, dan DPRD kabupaten/kota minimal 1000 KTA. Program O250 disiapkan Partai Nasdem sebagai strategi untuk memenangi Pemilu

  

2014. Lewat O250, diharapkan semua anggota terlibat aktif untuk merekrut anggota-anggota

baru melalui komunitasnya. O250 merupakan gerakan singkat, padat, dan cepat untuk

membangun sistem keanggotaan partai yang memiliki akar kuat, sehingga menjadi sebuah

partai kader yang berbasis massa pemilih yang dikelola secara modern menggunakan

teknologi informasi yang canggih dan transparan.

  Dalam bab tiga diuraikan tentang penanggung jawab, kewenangan, dan pelaksana dalam rekrutmen calonan legislatif di Partai Nasdem. Pasal enam berisikan penanggung jawab dan kewenangan dalam rekrutmen, monitoring, dan evaluasi calon legislatif, yaitu masing-masing secara berjenjang DPP, DPW, dan DPD Partai Nasdem untuk rekrutmen DPR RI, DPRD Provinsi, dan kabupaten/kota. Dalam pasal ini juga dijelaskan mengenai penetapan daftar calon legislatif. Sebelum ditetapkannya daftar calon legislatif DPRD Provinsi dan 52                                                             

 Lihat Lampiran 7 SKEP-005/DPP-Nasdem/II/2013 pasal lima bab dua tentang persyaratan khusus bakal calon

  legislatif di Partai Nasdem.

    dikoordinasikan dan dikonsultasikan kepada DPP.

  Selanjutnya pada pasal tujuh dipaparkan tentang pelaksana dalam rekrutmen, monitoring, dan evaluasi bakal calon legislatif dan calon legislatif yaitu tim kerja yang menjadi bagian dari Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) untuk tingkat nasional. Bab empat menjelaskan tentang tugas dan wewenang dari tim kerja. Pasal delapan berupa tugas dan wewenang bappilu pada tingkatan pusat, tugas dan wewenang tim kerja pencalonan legislatif di tingkat wilayah (DPW), dan di tingkat daerah kabupaten\kota (DPD).

  Pada bab selanjutnya yaitu bab lima pemaparan tentang mekanisme rekrutmen dan pendaftaran bakal calon legislatif di Partai Nasdem terbagi ke dalam tiga pasal. Pasal sembilan menjelaskan bahwa rekrutmen bakal calon legislatif dilaksanakan oleh tim kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal tujuh. Dalam pasal sepuluh menguraikan tentang sumber rekrutmen bakal calon legislatif yaitu berasal dari anggota atau pengurus partai yang dibuktikan dengan kartu tanda anggota (KTA), anggota atau pengurus organisasi keluarga besar Nasional Demokrat, dan sayap-sayap Partai Nasdem, tokoh masyarakat, juga keberadaan bakal calon legislatif perempuan sampai dengan tigapuluh persen.

  Salah satu persyaratan untuk dapat dicalonkan sebagai anggota legislatif dari Partai Nasdem adalah harus menjadi anggota partai dan dibuktikan dengan memiliki kartu tanda anggota. Hal ini dimulai dengan mendaftarkan diri sebagai anggota partai dengan cara mengisi formulir keanggotaan yang telah disediakan. Setelah melalui proses dan persyaratn tersebut, calon anggota tersebut diberikan status anggota dan berhak menerima kartu tanda anggota yang dikeluarkan dan disetujui oleh dewan perwakilan wilayah (DPW) Sumatera Utara. Anggota yang baru mendaftar setelah paska kongres Partai Nasdem pertama yang diadakan pada 2013, disebut sebagai kader eksternal. Sementara anggota partai yang telah bergabung sejak berdirinya Partai Nasdem disebut dengan kader internal.

  Pada pasal sebelas menjelaskan tentang tugas Bappilu serta tim kerja pencalonan di DPW maupun DPD dalam mekanisme atau tahapan pendaftaran yang akan dilakukan oleh bakal calon legislatif. Adapun tugas tim kerja pencalonan DPW yaitu menyediakan formulir pendaftaran bakal calon legislatif sebagaimana syarat undang-undang, memberikan data daerah pemilihan beserta informasi jumlah kursi yang tersedia sesuai dengan ketetapan KPU, dan memberikan data hasil pemilu yang lalu kepada para calon legislatif di masing-masing dapil di seluruh Indonesia. Setelah itu tugas dari tim kerja pencalonan juga menerima formulir yang telah diisi oleh bakal calon legislatif beserta kelengkapannya, menyusun berkas kembali berkas sebagaimana dimaksud butir lima, setelah hasil evaluasi oleh KPU secara berjenjang.

  Selanjutnya dalam pasal duabelas dipaparkan mengenai tata cara dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk tahapan pendaftaran. Adapun tata cara tersebut yaitu bakal calon mendaftarkan diri secara langsung melalui online atau melalui tim kerja pencalonan legislatif Bappilu DPW. Bakal calon harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh DPP dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setelah memenuhi persyaratan, bakal calon diwajibkan mengisi dan menyerahkan formulir pendaftaran bakal calon legislatif. Selain formulir pendaftaran, bakal calon juga harus menyerahkan beberapa dokumen dan kelengkapannya yang dibuat dalam rangkap 5 (lima). Dokumen dan kelngkapan tersebut meliputi: a.

  Formulir pendaftaran sebagai bakal calon anggota legislatif.

  b.

  Fotokopi Kartu Tanda Anggota (KTA) Partai Nasdem.

  c.

  Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP).

  d.

  Fotokopi ijazah terakhir.

  e.

  Daftar riwayat hidup.

  f.

  Daftar kekayaan.

  g.

  Pas foto ukuran 4x6 cm.

  h.

  Dokumen-dokumen lain yang diperlukan sesuai undang-undang yang berlaku. Sementara dalam pasal tigabelas berisi tentang tempat pendaftaran bagi bakal calon legislatif yang secara berjenjang untuk calon legislatif DPR RI di sekretariat Bappilu DPP, untuk calon legislatif DPRD Provinsi di sekretariat DPW, dan untuk calon legislatif DPRD kabupaten/kota di sekretariat DPD. Memasuki bab kelima dijelaskan mengenai klarifikasi, verifikasi data, dan penetapan daftar bakal calon legislatif. Pasal empatbelas berisi tentang klarifikasi dan verifikasi data yang dilaksanakan oleh tim kerja pencalonan yang meliputi penelitian keabsahan syarat dan kelengkapan administrasi bakal calon legislatif sesuai peraturan perundangan yang berlaku, menyusun daftar bakal calon legislatif berdasarkan nomor urut pendaftaran untuk daerah pemilihannya masing-masing, dan bakal calon legislatif yang tidak memenuhi persyaratan akan diberitahukan kepada yang bersangkutan untuk melengkapi. legislatif yang dilakukan oleh DPP dan disampaikan kepada DPW juga DPD sesuai daerah pemilihan. Dalam pasal enambelas menjelaskan mengenai sosialisasi diri bakal calon legislatif dalam rangka program dan aktivitas untuk pemenangan pemilu di daerah pemilihannya. Pada pasal tujuhbelas terdapat beberapa kewajiban yang harus dilakukan baik oleh bakal calon legislatif maupun calon legislatif. Pasal delapanbelas memaparkan operasional kegiatan dari bakal calon legislatif dan calon legislatif. Serta pasal sembilanbelas yang menjelaskan bahwa tim kerja pencalonan di DPW dan DPD harus memberikan laporan kinerja bakal calon legislatif dalam melakukan aktivitas yang berhubungan dengan pencalonannya, dan dalam pasal duapuluh pelaksanaan monitoring kinerja bakal calon legislatif sampai menjadi calon legislatif dilakukan secara transparan, berkelanjutan, dan berkeadilan.

  Bab tujuh dalam pedoman memaparkan tentang evaluasi kinerja bakal calon legislatif dan penetapan bakal calon legislatif menjadi calon legislatif. Bab ini terdiri dari tiga pasal, dimana dalam pasal duapuluh satu evaluasi kinerja bakal calon legislatif dilakukan oleh Bappilu DPP, dan tim kerja masing-masing daerah. Pasal duapuluh dua menjelaskan mengenai keputusan partai tentang bakal calon legislatif maupun calon legislatif diterbitkan dalam surat keputusan (SK) DPP yang ditandatangani oleh ketua umum dan sekjen. Sementara pada pasal duapuluh tiga membahas daftar bakal calon legislatif dan calon legislatif, dimana penyusunan urutan nomor calon legislatif dimulai dari kader partai dan berikutnya tokoh masyarakat.

  Dalam bab delapan berisi tentang pasal duapuluh empat mengenai ketentuan peralihan yaitu hal-hal yang berkaitan dengan aturan yang ada sebelumnya dinyatakan tidak berlaku kembali. Pada bab sembilan yang merupakan penutup, pasal duapuluh lima adalah pasal terakhir dalam pedoman organisasi ini. Pasal ini menyatakan bahwa hal-hal yang belum diatur dalam pedoman akan diatur kemudian dengan ketetapan DPP sejauh tidak bertentangan dengan AD/ART dan berlaku sejak ditetapkan di Jakarta pada 28 Februari 2013 yang ditandatangani oleh Surya Paloh selaku ketua umum dan Patrice Rio Capella sebagai sekretaris jenderal.

2.4 Aktor dalam Proses Rekrutmen Calon Legislatif di Partai Nasdem

  Sesuai pedoman organisasi tentang tata cara pencalonan legislatif untuk DPRD Provinsi, DPW Partai Nasdem memiliki kewenangan dalam proses rekrutmen calon legislatif monitoing, dan evaluasi calon legislatif. Maka di dalam teknis pelaksanaan rekrutmen, beberapa jabatan inilah yang memiliki kewenangan dan berperan sebagai pelaksana dalam pencalonan legislatif di tingkat DPRD Provinsi. Adapun alur proses menjadi calon legislatif di dalam Partai Nasdem dapat digambarkan sebagai berikut: (Lihat Bagan 1)

  

Bagan 1 Alur Proses Rekrutmen Calon Legislatif Partai Nasdem

Pembentukan Pendaftaran Verifikasi Penetapan dan Tim Kerja Bakal Calon Pencalonan Pengusulan Pencalonan Legislatif Bakal Calon

    Bakal Legislatif     Legislatif DPRD

    kepada DPP

    Sumatera Utara  

  Partai Nasdem  

  Berdasarkan alur proses rekrutmen calon legislatif di partai Nasdem yang dipaparkan di atas, maka adapun aktor-aktor di dalam mekanisme rekrutmen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a.

  Tim kerja pencalonan legislatif Sebagaimana tertulis dalam pedoman organisasi tentang tata cara pencalonan legislatif bab III pasal 7, rekrutmen bakal calon legislatif dilaksanakan oleh tim kerja pencalonan legislatif. Tim kerja pencalonan legislatif merupakan suatu tim kerja yang ditetapkan oleh DPW yang bertugas sebagai pelaksana dalam teknis pelaksanaan rekrutmen, monitoring dan evaluasi bakal calon legislatif serta calon legislatif. Tim kerja ini dipimpin oleh salah satu unsur ketua DPW, yang bertanggungjawab langsung kepada ketua DPW. Di tingkatan Provinsi tim kerja ini ditempatkan sebagai tugas dari Bappilu DPW. Tim kerja pencalonan Bappilu DPW Sumatera Utara diisi oleh enam orang, yaitu: Tun Hidayat sebagai ketua, Karina Solvia Tarigan, Arini, Nico Handani Siahaan, Agam, dan Fuji Syaputra sebagai anggota.

  Adapun komposisi dari tim kerja tersebut meliputi unsur-unsur kegiatan penggalangan/komunikasi bakal calon legislatif, pendaftaran bakal calon legislatif, evaluasi bakal calon legislatif, pemberkasan calon legislatif serta pendidikan dan pelatihan calon legislatif serta perencanaan dan monitoring. Bappilu DPW merupakan satu kesatuan kerja dengan Bappilu DPP, dimana dalam teknis kegiatannya berinteraksi, berkoordinasi dan berkonsultasi secara intensif kepada Bappilu DPP. legislatif di tingkat wilayah DPW meliputi beberapa hal seperti melaksanakan proses administratif rekrutmen dan pendaftaran bakal calon legislatif DPRD Provinsi, melakukan monitoring terhadap aktifitas dan sosialisasi bakal calon legislatif DPRD Provinsi, melakukan verifikasi dan klarifikasi data bakal calon legislatif DPRD Provinsi. Selain itu tugas Bappilu DPW juga melaksanakan konsultasi kepada DPP partai, menyelesaikan pemberkasan dan persiapan penyampaian kepada KPU Provinsi serta pemenuhan kembali kelengkapan berkas berdasarkan hasil penelitian KPU, melaksanakan pembekalan calon anggota legislatif, dan membuat laporan secara periodik kepada DPW dan DPP.

  b.

  Ketua dan Sekretaris DPW Partai Nasdem Dalam proses rekrutmen calon legislatif di tingkat DPRD Provinsi, peran ketua DPW adalah sebagai pengawas dari tim kerja pencalonan dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. DPW Partai Nasdem Sumatera Utara dipimpin oleh Ali Umri yang menjabat sebagai ketua DPW. Kewajiban dari ketua DPW menerima laporan-laporan yang dibuat oleh tim kerja pencalonan secara periodik. Laporan ini dibuat untuk dibahas dan diketahui perkembangannya mengenai tiap tahapan pelaksanaan rekrutmen oleh pimpinan harian DPW. Di dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya ketua DPW dibantu oleh sekretaris yang dijabat oleh Anhar Monel.

  Di dalam proses rekrutmen calon legislatif, ketua dan sekretaris DPW berperan dalam memimpin sebuah rapat pimpinan harian. Rapat ini merupakan sebuah rapat yang bertujuan untuk menetapkan daftar bakal calon legislatif dan daftar calon legislatif. Pengaruh ketua cukup besar di dalam rapat ini. Sebagai ketua beliau berhak menerima ataupun menolak daftar bakal calon yang sudah disusun oleh tim kerja pencalonan. Daftar bakal calon legislatif adalah daftar nama bakal calon legislatif dan calon legislatif yang telah lulus seleksi dari tahap pendaftaran, verifikasi dan klarifikasi data, dimana kesemua teknis pelaksanaan rekrutmen itu dilaksanakan oleh tim kerja pencalonan.

  Dalam rapat ini ketua DPW dapat menyetujui atau tidak menyetujui hasil seleksi dari tim kerja pencalonan. Sesuai pedoman organisasi tentang tata cara pencalonan legislatif, kewenangan akhir untuk menetapkan daftar bakal calon legislatif (bakal calon legislatif) dan daftar calon legislatif (calon legislatif) DPRD dengan tetap merujuk pada peraturan perundangan.

  Selain ketua DPW, rapat pimpinan harian juga dihadiri oleh sekretaris DPW. Sekretaris berperan sebagai pembantu pengambil keputusan bagi ketua. Sekretaris dapat memberikan masukan kepada ketua dalam meninjau daftar bakal calon legislatif dan calon legislatif yang telah disusun oleh tim kerja pencalonan.

  c.

  Tim Sembilan DPP Partai Nasdem Sesuai pedoman organisasi tentang tata cara pencalonan legislatif penetapan daftar bakal calon legislatif (bakal calon legislatif) dan calon legislatif (calon legislatif) DPRD Provinsi, sebelum ditetapkan dalam rapat pimpinan harian, terlebih dahulu dikordinasikan dan dikonsultasikan kepada DPP. Dalam hal ini DPP membentuk sebuah tim kerja yang disebut dengan Tim Sembilan. Tim Sembilan bertugas untuk mengawasi rekrutmen calon legislatif dari tingkatan Provinsi, dan memberi penilaian terhadap daftar calon legislatif yang diusung oleh DPW. Salah satu anggota dari tim Sembilan adalah Saur Hutabarat.

  DPP juga dapat menerima konsultasi dan membantu pemecahan masalah pencalonan pada tingkat wilayah (DPW). Selain itu peran DPP cukup besar dalam hal apabila dalam batas waktu yang sudah ditentukan DPW tidak dapat menetapkan bakal calon legislatif secara definitif, maka DPP dapat mengambil alih kewenangan DPW. DPP juga dapat menentukan pengurangan bakal calon legislatif apabila terjadi kelebihan daftar calon dalam satu daerah pemilihan. Rapat pimpinan harian DPP akan digelar dengan tetap berpedoman pada hasil tim monitoring dan evaluasi kinerja bakal calon legislatif dari tim kerja pencalonan DPW.

  d.

  Calon Legislatif Dalam proses rekrutmen calon legislatif di Partai Nasdem, calon legislatif merupakan bagian dari proses tersebut. Hal ini dikarenakan merekalah yang mengikuti keseluruhan proses rekrutmen di Partai Nasdem. Calon legislatif yang mengikuti proses rekrutmen di DPW Partai Nasdem terdiri dari bakal calon yang merupakan kader internal partai, dan kader eksternal. Untuk dapat mengetahui adakah perbedaan dari proses rekrutmen yang diikuti oleh kader internal ataupun kader eksternal, maka dari kedua pihak dapat diteliti. Adapun kader internal yang dijadikan narasumber dalam penelitian ini adalah calon legislatif Tetty Juliaty dari daerah pemilihan Sumatera Utara dua, Karina Solvia Tarigan dari daerah pemilihan Sumatera

  Sementara kader eksternal yang dijadikan narasumber adalah Yulinda dari daerah pemilihan Sumatera Utara Enam, dan Sri Rezeki dari daerah pemilihan Sumatera Utara Tiga. Berdasarkan pemaparan di atas dapat dilihat bahwa ada beberapa aktor yang berperan dalam mekanisme rekrutmen calon legislatif di Partai Nasdem. Maka akktor-aktor inilah yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini sehingga dapat menjawab permasalahan penelitian mengenai mekanisme penetapan calon legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara di Partai Nasdem. Aktor-aktor ini menjadi informan kunci karena merekalah yang berperan dalam persoalan penetapan calon anggota legislatif untuk wilayah tingkat DPRD Provinsi Sumatera Utara. Mereka juga mempunyai kapasitas dan memahami mekanisme penetapan calon anggota legislatif. Informan-informan ini adalah yang dianggap kredibel untuk menjawab masalah penelitian. Maka informan yang diwawancarai secara mendalam dalam penelitian ini adalah seperti ketua dan sekretaris DPW Partai Nasdem Sumatera Utara, tim kerja pencalonan legislatif DPW yang dipimpin oleh ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Nasdem Sumatera Utara, anggota dari tim sembilan DPP, dan calon legislatif yang merupakan kader internal maupun eksternal partai.