PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING BERBANTUAN POWERPOINT PRESENTATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PERCUT SEI TUAN.

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING BERBANTUAN
POWERPOINT PRESENTATION UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PERCUT SEI TUAN

Oleh:
Maisya Fitri Siregar
NIM 4123111044
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


ii

RIWAYAT HIDUP

Maisya Fitri Siregar dilahirkan di Sidapdap, pada tanggal l8 Maret 1994.
Ayah bernama R.K. Angkasa Siregar dan Ibu bernama Masria Pasaribu. Maisya
Fitri Siregar adalah anak ke- 4 dari 7 bersaudara. Pada Tahun 2000 penulis masuk
SD Negeri 106080 Saipar Dolok Hole dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun
2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Saipar Dolok Hole dan lulus
tahun 2009. Setelah itu pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA
Negeri 6 Padangsidimpuan dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis
diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

iii

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING BERBANTUAN
POWERPOINT PRESENTATION UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PERCUT SEI TUAN
Oleh
Maisya Fitri Siregar
(4123111044)
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa kelas VII-5 SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan. Tujuan dari
penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa melalui pendekatan problem posing berbantuan PPT di kelas VII-5 SMP
Negeri 5 Percut Sei Tuan. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
yang dicapai di kelas VII-5 SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan melalui pendekatan
problem posing berbantuan PPT.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
secara kolaboratif oleh guru dan peneliti. Tindakan penelitian dilaksanakan dalam
dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari tes kemampuan pemahaman
konsep matematika dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan
pendekatan problem posing berbantuan PPT. Pengumpulan data dilakukan dengan
pelaksanaan tes kemampuan pemahaman konsep matematika dan observasi

terhadap pembelajaran.
Hasil observasi proses pembelajaran berlangsung dengan baik yaitu dari
hasil observasi di siklus I rata-rata mencapai 2,98 dengan kategori baik dan
mengalami peningkatan di siklus II rata-rata mencapai 3,36 dengan kategori
sangat baik. Sedangkan hasil analisis tes kemampuan pemahaman konsep yang
diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan pendekatan
problem posing berbantuan PPT, hasil belajar siswa ( 70) secara klasikal masih
belum tercapai karena hanya 20 siswa (60,61%) yang tuntas dengan nilai rata-rata
kelas 70,59. Setelah pelaksanaan tindakan siklus II, hasil belajar siswa ( 70)
secara klasikal telah tercapai yaitu 29 siswa (87,88%) yang tuntas dengan nilai
rata-rata 80,04. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa besar peningkatan
pemahaman konsep siswa dari siklus I ke siklus II adalah 9,45.
Karena hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa mengalami
peningkatan dan ketuntasan belajar klasikal telah tercapai dan terjadi peningkatan
nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II maka dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa sehingga pelaksanaan
tindakan diakhiri. Dengan demikian, pendekatan problem posing berbantuan
powerpoint presentation dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa kelas VII di SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan.


iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah
dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini
berjudul “Penerapan Pendekatan Problem Posing Berbantuan Powerpoint
Presentation untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Bapak Dr. Togi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M. Pd,
Bapak Dr. H. Banjarnahor, M.Pd, Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd dan Ibu Dra.
Mariani, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran
mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si
selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan

bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai
di rektorat, Bapak Dr.Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy
Surya, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si,
Ph.D, selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si
selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika, seluruh staf pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda R. K.
Angkasa Siregar dan Ibunda Masria Pasaribu yang menjadi sumber motivasi,
senantiasa mendukung, memberikan do’a, dorongan moril dan materil kepada
penulis selama mengikuti pendidikan sampai dengan selesai, juga kepada Kakak,

v

Adik-adik dan Keponakan saya yang selalu memberikan do’a, motivasi dan
kbahagiaan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ellinawati, S.Pd selaku
Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan dan Ibu Junira Gorat, S.Pd, selaku
Guru bidang studi matematika SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan dan Guru-guru

yang telah memberikan izin, bantuan dan informasi bagi penulis selama
melakukan penelitian.
Ucapan terima kasih juga untuk teman seperjuangan Surtiani, Yuliyanti
Simatupang, Khairun Niswah, Ruqayyah, Rindia Ali Santi, Tri Wulan Sari,
Winda Riati, Elsi Abri Sartika, Oliva, Dinda, Dwi Purwanti, Juwi, Dwi Aryuli,
teman-teman Dik-C 2012, teman-teman PPLT 2015 SMP Negeri 1 Galang, adikadik stambuk Iga, Fira, Eliyana, Icun, dan kakak stambuk Yuni Shara, S. Pd dan
Hafizah, S.Pd yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga untuk Ibu Upik dan sekeluarga yang
memberi dukungan dan motivasi kepada penulis selama penyusunan skripsi ini,
beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang turut
memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat bagi para guru matematika dalam memperkaya khasanah ilmu
pendidikan.

Medan,


Desember 2016

Penulis

Maisya Fitri Siregar
NIM. 4123111044

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN


i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian

1
1
7

7
8
8
8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Hakikat Matematika
2.1.3. Pembelajaran Matematika
2.1.4. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
2.1.4.1. Pengertian Kemampuan Pemahaman
2.1.4.2. Konsep Matematika
2.1.4.3. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
2.1.5. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
2.1.6. Pendekatan Problem Posing
2.1.6.1. Pengertian Pendekatan Problem Posing
2.1.6.2. Problem Posing dan Relevansinya dengan
Matematika
2.1.6.3. Pendekatan Problem Posing dalam

Pembelajaran Matematika
2.1.6.4. Kelebihan dan Kekurangan Problem Posing
2.1.6.5. Langkah-langkah Pendekatan Problem Posing
2.1.7. Teori Belajar yang Mendukung
2.1.8. Komputer sebagai Media Pembelajaran
2.1.8.1. Microsoft Powerpoint
2.1.9 Bilangan Bulat
2.2 Penelitian Relevan
2.3 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Penelitian

9
9
9
11
11
12
12
14
16

18
19
19
24
25
28
29
32
34
36
47
52
52
54

vii

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2 Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian
3.2.2 Objek Penelitian
3.3 Jenis Penelitian
3.4 Defenisi Operasional
3.5 Prosedur dan Rancangan Penelitian
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Tes Kemampuan Pemahaman Konsep
3.6.2 Observasi
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Reduksi data
3.7.2 Memaparkan Data
3.7.3 Kesimpulan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian I
4.1.1.1 Permasalahan I
4.1.1.2 Perencanaan Tindakan I
4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I
4.1.1.4 Observasi I
4.1.1.5 Analisis Data I
4.1.1.6 Refleksi SiklusI
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian II
4.1.2.1 Kondisi Awal Siswa
4.1.2.2 Perencanaan Tindakan II
4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II
4.1.2.4 Observasi II
4.1.2.5 Analisis Data II
4.1.2.6 Refleksi II
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

55
55
55
55
55
55
56
57
60
60
61
62
62
62
66
67
67
67
67
68
69
76
76
80
82
82
82
84
91
91
95
102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

104
104
104

DAFTAR PUSTAKA

105

LAMPIRAN

108

ix

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan
Problem Posing
Tabel 3.1 Tingkat Penguasaan Setiap Indikator
Tabel 3.2 Kelas Interval
Tabel 3.3 Tingkat Rata-rata Kemampuan Pemahaman Konsep Seluruh Siswa
Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Diagnostik
Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes
Kemampuan Pemahaman Konsep Siklus I
Tabel 4.3 Perubahan Nilai Rata-rata dari Tes Diagnostik ke Siklus I
Berdasarkan Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika
Tabel 4.4 Catatan Observasi dan Tindakan Pemecahan
Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematika Siklus II
Tabel 4.6 Perubahan Nilai Rata-rata dari Tes Diagnostik ke Siklus II
Berdasarkan Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika
Tabel 4.7 Perubahan Sebelum dan Sesudah Tindakan
Tabel 4.8 Deskripsi Hasil Rata-rata Kemampuan Pemahaman Konsep
Tiap Tes
Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Penelitian

31
63
63
65
67
77

78
83
92

93
95
97
99

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan guna membangun

sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas
adalah mereka yang mampu berpikir secara cerdas, aktif, kreatif, terampil,
produktif, serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya
manusia yang berkualitas adalah dengan menyelenggarakan suatu pendidikan. Hal
ini tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pendidikan juga merupakan suatu upaya untuk memberikan keahlian
tertentu kepada manusia untuk mengembangkan bakat serta kepribadiannya. Agar
mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, manusia berusaha mengembangkan dirinya dengan
pendidikan. Demi tercapainya tujuan pendidikan, dibutuhkan suatu pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian
rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Apabila suatu
pembelajaran berjalan dengan baik maka pembelajaran tersebut akan membawa
hasil yang baik, demikian pula untuk pembelajaran dalam matematika.
Matematika memiliki banyak peranan untuk menyelesaikan permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari. Daryanto dan Rahardjo (dalam Lestari, 2015)
mengungkapkan bahwa matematika tidak hanya sebatas menguasai perhitungan
matematika tetapi juga untuk melatih kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Oleh sebab itu,
mempelajari matematika memerlukan ketekunan walaupun banyak terdapat
kesulitan dalam proses belajarnya.

1

2

Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dinyatakan bahwa
pembelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luas, akurat, efisien,
dan tepat dalam memecahkan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika, dalam membuat generaalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pertanyaan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta ulet dan percaya diri dalam memecahkan matematika.
Berdasarkan tujuan tersebut, salah satu dari kemampuan dalam tujuan
pembelajaran matematika adalah kemampuan pemahaman konsep. Pemahaman
terhadap suatu konsep matematika sangat penting karena apabila siswa menguasai
konsep materi maka siswa akan mudah untuk memahami konsep selanjutnya dan
mengembangkan kemampuan berpikir.
Tetapi kenyataannya di lapangan menunjukkan bahwa tidak sedikit siswa
yang memandang matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sangat sulit,
membosankan, bahkan menakutkan. Banyak hal yang menyebabkan siswa sulit
mempelajari matematika. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pemahaman
siswa terhadap konsep-konsep matematika. Padahal, senada dengan hal tersebut,
Lenner (dalam Abdurrahman, 2012: 204) mengemukakan bahwa kurikulum
bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2)
keterampilan, dan (3) pemecahan masalah. Abdurrahman (2012: 205) juga
mengatakan bahwa konsep menunjuk pada pemahaman dasar dan kemudian siswa
dapat mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu mengklasifikasikan
atau mengelompokkan benda atau mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok
benda tersebut.

3

Selanjutnya Suryanto (2014) mengatakan bahwa:
Salah satu penyebab kegagalan dalam pembelajaran matematika adalah
siswa tidak memahami konsep-konsep matematika. Banyak faktor yang
menjadi penyebab rendahnya atau kurangnya pemahaman peserta didik
terhadap konsep matematika, salah satu diantara metode pembelajaran
yang digunakan pengajar kurang sesuai. Kesalahan konsep suatu
pengetahuan saat disampaikan guru kepada siswanya bisa berakibat
kesalahan fatal yang berkesinambungan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMP N 5 Percut
Sei Tuan, yaitu dari informasi yang diperoleh dari hasil wawancara (2 Maret
2016) dengan ibu Junira Gorat, S.Pd, guru matematika SMP N 5 Percut Sei Tuan
bahwa kebanyakan siswa kelas VII sangat sulit untuk memahami konsep-konsep
matematika yang bersifat abstrak dalam bahasa mereka sendiri. Kebanyakan siswa
juga merasa kesulitan mengerjakan soal yang sedikit berbeda dengan contoh soal
yang diberikan guru. Misalnya, semua siswa bisa menjawab 5 + 9 = 14, namun
jika diberikan soal sebagai berikut (-5) + 9 =... atau 5 + (-9) =... , masih banyak
siswa yang menjawab salah. Selain itu, siswa juga jarang bertanya tentang materi
yang tidak dipahaminya atau memberikan pendapatnya terkait dengan materi yang
diajarkan guru. Hal ini juga diperjelas dari hasil tes diagnostik yang dilakukan
peneliti pada tanggal 23 Juli 2016 pada kelas VII-5 SMP Negeri 5 Percut Sei
Tuan. Dari 33 siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 54,46 dengan kriteria sangat
rendah.
Data kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang sangat
rendah tersebut mengindikasikan adanya permasalahan serius dalam kegiatan
pembelajaran matematika. Bertolak dari permasalahan tersebut kemudian
dilakukan refleksi dan konsultasi dengan guru sejawat untuk mendiagnosis faktorfaktor yang mungkin menjadi penyebab timbulnya masalah. Diperoleh beberapa
faktor kemungkinan penyebab, diantaranya 1) siswa sulit memahami konsep
matematika tersebut yang bersifat abstrak, 2) siswa tidak siap atau menyiapkan
diri sebelum pembelajaran dimulai walaupun materi pelajaran yang akan diajarkan
pada pertemuan berikutnya sudah diketahui, 3) aktifitas siswa dalam proses
pembelajaran masih rendah, dan 4) guru tidak menggunakan media pembelajaran
yang seharusnya membantu siswa memahami konsep-konsep abstrak matematika.

4

Selain itu, rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa juga tidak
terlepas dari kemampuan guru dalam mengajar siswanya. Selama ini dirasakan
bahwa sebagian guru kurang tepat memilih model atau pendekatan yang
digunakan. Pernyataan ini didukung oleh Trianto (2009: 5) menyatakan bahwa:
“proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi dan tidak
memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui
penemuan dalam proses berpikirnya”.
Selama ini model atau pendekatan pembelajaran yang digunakan guru
cenderung monoton yang mengakibatkan siswa pasif. Sehingga siswa merasa
jenuh dan bosan yang menyebabkan pencapaian hasil belajar tidak optimal.
Slameto (2010: 69) mengemukakan bahwa banyak siswa melaksanakan cara
belajar atau metode yang salah yang dalam hal ini peran guru dalam pembinaan
sangatlah dibutuhkan. Semakin tepat cara belajar maka akan semakin efektif hasil
belajar itu, dengan demikian akan meningkatkan hasil belajar.
Sebenarnya

banyak

cara

bagaimana

meningkatkan

kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep matematika adalah dengan memilih pendekatan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam memilih pendekatan pembelajaran
guru diharapkan lebih selektif, pemilihan pendekatan yang tidak tepat justru dapat
menghambat tercapainya

tujuan pembelajaran. Pendekatan

yang dipilih

hendaknya dapat menciptakan suasana pembelajaran siswa yang aktif, kreatif, dan
menyenangkan, sehingga dapat mempelajari matematika dengan mudah. Selain
itu, tidak mengharuskan siswa menghapal, tetapi sebuah pendekatan yang
mendorong siswa itu sendiri mengkonstruksikan pengetahuan di benaknya. Salah
satu alternatif pendekatan yang dapat diterapkan yaitu pendekatan problem
posing. Menurut Herdian (2009),
Problem posing merupakan pendekatan pembelajaran yang mengharuskan
siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecahkan suatu soal menjadi
pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada
penyelesaian soal tersebut. Dalam pembelajaran matematika, problem
posing (pengajuan soal) menempati posisi yang strategis. Siswa harus
menguasai materi dan urutan penyelesaian soal secara mendetail. NCTM

5

merekomendasikan agar dalam pembelajaran matematika, para siswa
diberikan untuk mengajukan soal sendiri.
Hal tersebut akan dicapai jika siswa memperkaya pengetahuannya tak
hanya dari guru melainkan perlu belajar secara mandiri (individu) atau kelompok.
Suryanto (2009) menyatakan,
Problem posing adalah perumusan soal agar lebih sederhana atau
perumusan ulang soal yang ada dengan beberapa perubahan agar lebih
sederhana dan dapat dikuasai. Pada prinsipnya, pendekatan pembelajaran
problem posing adalah suatu pendekatan pembelajaran yang mewajibkan
para siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal (berlatih
soal) secara mandiri.
Selain itu, problem posing dapat membantu siswa dalam mencari topik
baru dan menyediakan pemahaman yang lebih mendalam. Problem posing juga
dapat mendorong terciptanya ide-ide baru yang berasal dari setiap topik yang
diberikan. Topik disini khususnya dalam pembelajaran matematika (Brown dan
Walter, 1990: 1).
Di samping itu, Brown dan Walter (1990:15) yang menyatakan pembuatan
soal dalam pembelajaran matematika melalui dua tahap kegiatan kognitif, yaitu
accepting (menerima) dan challenging (menantang). Menerima terjadi ketika
siswa membaca situasi atau informasi yang diberika guru dan menantang terjadi
ketika siswa berusaha untuk mengajukan soal berdasarkan situasi atau informasi
yang diberikan. Sehubungan dengan hal tersebut As’ari (dalam Abdussakir, 2009)
menegaskan bahwa proses kognitif menerima memungkinkan siswa untuk
menempatkan suatu informasi pada suatu jaringan struktur kognitif sehingga
struktur kognitif tersebut makin kaya, sementara proses kognitif menantang
memungkinkan jaringan stuktur kognitif yang ada menjadi semakin kuat
hubungannya. Dengan demikian pembelajaran matematika dengan pendekatan
problem posing akan menambah kemampuan dan penguatan konsep dan prinsip
matematika siswa.
Adapun sebab memilih pendekatan problem posing, karena berdasarkan
beberapa teori yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa pada pendekatan
problem posing, siswa dituntun untuk membuat soal sendiri dan menentukan

6

penyelesaiannya dari berbagai situasi yang diberikan dengan kata lain siswa
berlatih soal secara mandiri. Sehingga dengan pendekatan problem posing siswa
dapat dilatih dan dibiasakan untuk mengkonstruksi pemahamannya mengenai
suatu konsep dan memecahkan masalah sehingga dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep siswa. Hal lain yang menyebabkan peneliti
memilih pendekatan problem posing dikarenakan di sekolah SMP Negeri 5 Percut
Sei Tuan belum pernah diterapkan pendekatan problem posing.
Selain menggunakan model atau pendekatan, melalui penggunaan media,
materi matematika dapat dikemas menjadi pelajaran yang menarik dan mudah
dimengerti sehingga lebih membantu dalam membangun pemahaman dan
penguasaan konsep siswa. Pembuatan media yang tepat contohnya dengan
pemanfaatan video atau penggunaan animasi, pengetahuan yang disampaikan
dalam proses pembelajaran bisa diterima dengan baik. Hasil penelitian Suhadah
(2003) menyimpulkan bahwa media telah menunjukkan peranannya dalam
membantu para guru dalam menyampaikan pesan pembelajaran agar lebih cepat
dan mudah ditangkap oleh siswa. Hal senada juga dikatakan Arsyad (2005) bahwa
kehadiran media dalam KBM di kelas sangat membantu guru untuk menjelaskan
materi yang akan disampaikan.
Microsoft PowerPoint adalah program aplikasi untuk membuat presentasi
secara elektronik yang handal. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan
problem posing, guru menyampaikan materi dan siswa memperhatikan penjelasan
guru. Hal ini akan mengakibatkan rasa bosan siswa. Oleh karena itu, penggunaan
animasi Microsoft PowerPoint pada pembelajaran dengan pendekatan problem
posing dapat menimbulkan daya tarik siswa sehingga penyampaian materi tidak
membosankan. Selain itu, bahan yang akan diajarkan dikemas dalam bentuk
Powerpoint Presentation (PPT) yang semenarik mungkin dan mudah dimengerti
sehingga lebih membantu dalam membangun pemahaman dan penguasaan konsep
siswa.
Materi yang dipilih adalah bilangan bulat yaitu pada sub materi mengenal
bilangan bulat dan operasi hitung bilangan bulat. Dalam pembelajaran matematika
di SMP, bilangan bulat dianggap sulit. Hal ini diketahui dari hasil observasi

7

peneliti di SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan dimana siswa masih banyak yang salah
dalam menyatakan pengertian bilangan bulat, mengklasifikasi yang mana contoh
dan bukan contoh bilangan bulat begitu juga dengan operasi hitung bilangan bulat
seperti menentukan operasi hitung bilangan bulat negatif dan positif, misalnya
jawaban dari -5 - 3 = -8, tetapi masih ada yang menjawab 2 atau -2. Selain itu,
siswa juga masih kesulitan dalam menyelesaikan soal berbentuk aplikasi ke
kehidupan nyata.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Penerapan Pendekatan Problem Posing Berbantuan Powerpoint
Presentation untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan”.
1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:
1. Tingkat kemampuan pemahaman konsep matematika siswa masih
rendah.
2. Siswa mengalami kesulitan jika diberikan soal dengan variasi konteks
yang sedikit berbeda.
3. Model atau pendekatan pembelajaran yang diterapkan guru kurang
tepat.
4. Model atau pendekatan pembelajaran yang digunakan guru cenderung
monoton yang mengakibatkan siswa pasif.
5. Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang seharusnya
membantu siswa memahami konsep-konsep abstrak matematika.

1.3

Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas maka

masalah dalam penelitian ini dibatasi pada “Penerapan Pendekatan Problem
Posing Berbantuan Powerpoint Presentation untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan.

8

1.4

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah yang

telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
Apakah

penerapan

pendekatan

problem

posing

berbantuan

Powerpoint

Presentation dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa kelas VII SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan?

1.5

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui

pendekatan

problem

posing

berbantuan

Powerpoint

Presentation

dapat

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP
Negeri 5 Percut Sei Tuan.

1.6

Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian ini maka diharapkan hasil penelitian ini

bermanfaat untuk:
1. Bagi guru, sebagai bahan masukan/informasi bagi guru SMP Negeri 5
Percut Sei Tuan mengenai hasil kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa dengan penerapan pendekatan problem posing
berbantuan PPT.
2. Bagi

siswa, memperoleh pengalaman belajar bagaimana

cara

memahami suatu konsep matematika dengan pendekatan problem
posing berbantuan PPT.
3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam
rangka perbaikan kualitas pembelajaran terutama dalam upaya
meningkatkan pemahaman konsep matematika.
4. Bagi peneliti, menambah dan membekali diri untuk menjadi seorang
pengajar dan pendidik yang akan terjun ke masyarakat.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa

pendekatan problem posing berbantuan PPT dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan.

5.2

Saran
Adapun

saran-saran

yang diajukan

berdasarkan

hasil

penelitian,

pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Pada indikator ke-7 yaitu mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan
masalah, peneliti/ guru dapat memberikan contoh cara menyelesaikan soal
cerita dengan langkah-langkah polya pada tugas membuat soal.
2. Untuk peneliti lanjutan dapat menambahkan jumlah siswa yang mencapai
ketegori minimal sedang pada setiap indikator sebagai indikator keberhasilan
dalam penelitian sehingga jumlah siswa yg tuntas pada setiap indikator lebih
diperhatikan dan dapat ditingkatkan.
3. Karena fasilitas in focus masih terbatas, maka guru matematika SMP N 5
Percut Sei Tuan bisa juga menerapkan pendekatan problem posing ini dengan
berbantuan media alat peraga seperti ubin aljabar.

104

105

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Abdussakir. 2009. Pembelajaran Matematika dengan Problem Posing. [Online].
Tersedia:
http://abdussakir.wordpress.com/2009/02/13/pembelajaranmatematika-dengan-problem-posing/. (21 April 2016).
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
Arsat. 2007. Meningkatkan Pemahaman Konsep Luas Bangun Datar Melalui
Representasi Enaktif, Ikonik dan Simbolik pada Siswa kelas SDN 8
Baruga Kendari. Skripsi. Kendari: FKIP Universitas Haluoleo Kendari.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas.
English, Lyn D. 1997. Promoting a Problem Posing Classroom. Tersedia di
http://www.highbeam.com. Diakses pada tanggal 25 Maret 2016.
Hamalik, Oemar. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Herdian.

2009.
Model
Pembelajaran
Problem Posing. (Online),
http://herdy07.wordpress.com. Diakses pada tanggal 6 April 2016.

Herdian.

2010.
Kemampuan
Pemahaman
Matematika.
(Online),
http://herdy07.wordpress.com. Diakses pada tanggal 5 April 2016.

Hudojo,

Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum
Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang.

dan

Pembelajaran

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Panduan Memahami SKL, SK,
KD, dan Materi Esensial Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah
Pertama. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Lestari, Hesti. 2015. Pengaruh Pendekatan Problem Posing Terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Skripsi. Bandar
Lampung: Universitas Lampung.

106

Masyitoh, Fitria, dkk. 2013. Pengaruh Pendekatan Problem Posing terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Jurnal UNILA.
Vol.1 No 6. [Online]. Tersedia : http://jurnal.fkip.unila.ac.id.
Muhfida. 2010. Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika. [Online].
Tersedia: http://blog.muhfida.com/problem-posing-dalam-pembelajaranmatematika (21 April 2016).
Mulyasa, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Permana, Achmad. S. 2011. Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika.
(Online),
https://ashidiqpermana.wordpress.com/2011/05/17/problem
posing-dalam-pembelajaran-matematika/. Diakses pada tanggal 5 April
2016.
Romberg, T. 1992. Mathematics Assesment and Evaluation: imperatives for
Mathematics Educators. Albany: State University on New York Press.
Tersedia: http://www.eic.ed.gov/PDFS/ED377073.pdf. [10 Mei 2016]
Russefendi. 1988. Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua Murid,
Guru, dan SPG. Bandung: Tarsito.
Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Sari, Virgania. 2007. Keefektifan Model Pembelajaran Problem Posing
Dibanding Kooperatif Tipe CIRC (Cooverative Integrated Reading And
Compotition) Pada Kemampuan Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Negeri
16 Semarang dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Pokok Himpunan
Tahun
Pelajaran
2006/2007.
[Online].
Tersedia:
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASHe58a.dir/doc.
pdf. (11 Mei 2016).
Silver, Edward A & Cai. 1996. An Analysis of Arithmetic Problem Posing
by Middle School Students. Journal for Research in Mathematics
Education. 27 (V). Hlm 523-526.
Siroj, Rusdi, dkk. 2010. Pengaruh Pembelajaran Problem Posing terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas XI IPA
SMAN 6 Palembang. Sumatra Selatan: Jurnal UNSRI. [Online].
Tersedia: http://ejurnal.unsri.ac.id. [19 Maret 2016].

107

Slameto. 2010. Belajar dan Faktro-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soedjadji, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Dirjen
DIKTI.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sumarmo, U. 1987. Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa
SMA Dikaitkan dengan Penalaran Logik Siswa dan Beberapa Unsur
Proses Belajar Mengajar. Disertasi pada Pascasarjana IKIP Bandung.
Surtini, Sri. 2004. Problem Posing dan Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan
Cacah Siswa SD. Jurnal pendidikan (on line volume 5 no. 1). [Online].
Tersedia: http://pk.ut.ac. Id/Scan Penelitian/Sri % 2004. pdf. (13 Mei
2016).
Suryanto. 2014. Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika. Makalah
disajikan dalam Seminar Nasional: Upaya-upaya Meningkatkan Peran
Pendidikan dalam Menghadapi Era Globalisasi. Program Pascasarjana
IKIP Malang, 4 April 2014.
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Susanto, A. S. 2013. Teori & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.
Tim Penelitian Tindakan Matematika (PTM). 2002. Meningkatkan Kemampuan
Siswa Menerapkan Konsep Matematika Melalui Pemberian Tugas
Problem
Posing
Secara
Berkelompok.
Buletin
Pelangi
PendidikanVolume 2. Jakarta: Direktorat Pendidikan.
Trianto. 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
Kencana.
Wahyuli, Endah. B. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams-Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Matematika pada Materi Persamaan dan
Pertidaksamaan Kuadrat pada Peserta Didik Kelas X Teknik Komputer
Jaringann(TKJ) di SMK 45 Wonosari. Skripsi. Yogyakarta: UNY.
Wintarti, Atik, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Matematika:
Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Edisi 4.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.