PENERAPAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP EKOSISTEM SISWA SMP KELAS VII.

(1)

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII PENERAPAN LEARNING CYCLE

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP EKOSISTEM SISWA SMP KELAS VII

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

ACHMAD SOEBCHAN 0806120

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII PENERAPAN LEARNING CYCLE

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP EKOSISTEM SISWA SMP KELAS VII

Oleh Achmad Soebchan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Achmad Soebchan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII ACHMAD SOEBCHAN

PENERAPAN LEARNING CYCLE

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP EKOSISTEM SISWA SMP KELAS VII

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr.rer.nat.Adi Rahmat, M.Si. NIP. 196512301992021001

Pembimbing II

Dr. Mimin Nurjhani K., M.Pd. NIP. 196509291991012001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

Dr.H. Riandi, M.Si. NIP. 196305011988031002


(4)

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII PENERAPAN LEARNING CYCLE

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP EKOSISTEM SISWA SMP KELAS VII

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang ”Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa SMP Kelas VII” pada salah satu SMP Negeri

di Kabupaten Kaimana Papua Barat dengan sampel penelitian sebanyak 32 siswa dan ditambah 4 orang guru IPA selaku responden. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep ekosistem siswa SMP kelas VII melalui model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) serta respon siswa dan guru terhadap penerapan model pembelajaran tersebut. Untuk memperoleh gambaran tersebut maka urutan langkah-langkah pada penelitian ini sebagai berikut: memberikan pretest, melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan model Learning Cycle 5E, pemberian posttest selanjutnya siswa dari kelas yang terpilih sebagai sampel dan guru yang terpilih sebagi responden diberi angket untuk diisi. Desain penelitian yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa pada konsep ekosistem yang ditunjukkan oleh hasil rata skor pretest sebesar 9,78 atau rata nilai sebesar 42,53 dan rata skor posttest sebesar 14,31 atau rata nilai sebesar 62,23 dengan nilai rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,36 dengan kategori sedang serta hampir seluruh siswa atau sebanyak 94,32% dan hampir seluruhnya guru atau sebanyak 85% memberikan tanggapan positif terhadap penerapan model Learning Cycle 5E pada penelitian ini.

Kata kunci: Model pembelajaran Learning Cycle 5E, pemahaman siswa, konsep ekosistem.


(5)

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII APPLICATION OF LEARNING CYCLE

TO IMPROVE STUDENT UNDERSTANDING OF ECOSYSTEM CONCEPT IN JUNIOR HIGH SCHOOL GRADE VII

Abstract

Research of "Application of Learning Cycle to Improve Student Understanding of Ecosystems Concept Junior High School Grade VII" has done at Junior High School in Kaimana district of West Papua with a sample of 32 students and 4 science teachers as respondents. The aims of the research are to improve student’s understanding of ecosystem concept in junior high school grade VII through learning cycle model and also students and teachers responses to the application of the learning model. To achieve that aims, Steps in this research as follows: provide pretest, do the learning process by apply Learning Cycle 5E model, providing posttest, than students and teachers were selected as sample and respondents provide a questionnaire to be filled. This research used One-Group Pretest-Posttest Design. The results showed an increase in students' understanding of the ecosystem concept is shown by average pretest score of 9.78, or an average value of 42.53 and an average posttest score of 14.31 or an average score of 62, 23 with an average value of 0.36 with a normalized gain medium category and almost all students or as much as 94.32% and almost all teachers or as much as 85% gave a positive response to the implementation of the 5E Learning Cycle model of this research. Keywords: 5E Learning Cycle Model, student understanding, the concept of the


(6)

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Batasan Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Manfaat Penelitian... 8

BAB II LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP EKOSISTEM A. Model Pembelajaran Learning Cycle... 9

B. Pemahaman Konsep... 17

C. Materi Ekosistem... 19

D. Model Learning Cycle 5E dan Kaitannya dengan Pemahaman Konsep... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional... 27


(7)

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

C. Desain Penelitian... 30

D. Subjek Penelitian... 31

E. Lokasi Penelitian... 31

F. Instrumen Penelitian... 31

G. Teknik Pengumpulan Data... 32

H. Uji Coba Instrumen... 33

I. Analisis Hasil Uji Coba Intrumen... 36

J. Tehnik Pengolahan Data Hasil Penelitian... 37

K. Prosedur Penelitian... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil... 44

B. Pembahasan... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 70

B. Saran... 70

DAFTAR PUSTAKA... 72


(8)

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII DAFTAR TABEL

2.1. Sintaks Model Learning Cycle 5E...14

2.2. Berbagai Jenis Konsumen Berdasarkan Jenis Makanannya...20

2.3. Kaitan Model Learning Cycle dengan Pemahaman Konsep...26

3.1. One Group Pretest-Posttest Design...30

3.2. Klasifikasi Validitas Butir Soal...34

3.3. Interpretasi Reliabilitas Tes... 35

3.4. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal... 35

3.5. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal... 36

3.6. Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi... 39

3.7. Klasifikasi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran... 40

3.8. Aturan Koentjaraningrat... 41

4.1. Data Hasil Tes Pemahaman Siswa pada Konsep Ekosistem... 44

4.2. Data Hasil Tes Pemahaman Siswa pada Konsep Ekosistem dan N-gain Berdasarkan Materi Uji... 45

4.3. Rekapitulasi N-gain yang Dinormalisasi Tiap Aspek Pemahaman... 47

4.4. Rekapitulasi Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran dengan Model Learning Cycle 5E... 49

4.5. Rekapitulasi Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran dengan Model Learning Cycle 5E... 51

4.6. Persentase Respon Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E... 57

4.7. Pesentase Tanggapan Guru Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E... 59


(9)

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII DAFTAR GAMBAR

2.1. Diagram Learning Cycle 5E Menurut Anthony W. Lorsbach... 13 3.1. Alur Penelitian... 43


(10)

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII DAFTAR LAMPIRAN

A. Perrangkat Pembelajaran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 74

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)... 86

B. Instrumen Penelitian 1. Kisi-kisi Instrumen Pemahaman Konsep... 99

2. Soal Tes Pemahaman Konsep... 105

3. Angket Respon Siswa... 110

4. Angket Respon Guru... 111

C. Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Pemahaman Konsep 1. Uji Validitas & Reliabilitas... 112

2. Daya Pembeda & Tingkat Kesukaran... 117

3. Rekapitulasi Uji Coba Soal Pemahaman Konsep... 118

D. Rekapitulasi Hasil Tes Instrumen Pemahaman Konsep dan Lembar Observasi 1. Rekapitulasi Pretest & posttest... 120

2. Rekapitulasi N-gain Pemahaman Konsep... 124

3. Rekapitulasi N-gain Tiap Materi Uji... 126

4. Rekapitulasi N-gain Tiap Aspek Pemahaman... 129

E. Administrasi Penelitian 1. Surat Perizinan Melakukan Uji Coba Instrumen... 131

2. Surat Perizinan Melakukan Penelitian... 132


(11)

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII 4. Surat Keterangan Melakukan Penelitian... 134 F. Dokumentasi Penelitian


(12)

1

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006) yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi atau yang kita kenal KBK (Kurikulum 2004) memiliki prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik (student centered) (Sanjaya, 2008 :139). Hal ini selaras dengan paradigma konstruktivisme. Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri (von Glasersfled dalam Bettencourt, 1989 dan Matthews, 1994 dalam Suparno, 2006).

Adanya paradigma konstruktivisme yang selaras dengan kurikulum yang diberlakukan sekarang ini (KTSP) berpengaruh kepada strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Salah satunya pada proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Pada proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam seharusnya guru tidak lagi menjadi sentral atau mendominasi, tetapi berperan sebagai fasilitator dan siswa sebagai pembelajar aktif, sehingga pembelajaran tidak berpusat kepada guru tetapi berpusat kepada siswa (student centered). Melalui proses pembelajaran yang berpusat


(13)

2

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

pada siswa (student centered) inilah diharapkan siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui pengalaman yang mereka peroleh, sehingga proses pembelajaran akan lebih bermakna dan informasi yang didapatkan akan bertahan lebih lama.

Kenyataannya dalam proses pembelajaran IPA belum sepenuhnya berpusat pada siswa (student centerd), tetapi masih dijumpai sistem pembelajaran IPA yang berpusat pada guru terutama di daerah-daerah yang tergolong masih terpencil yang masih kurang pengawasan dan juga masih kurang pelatihan-pelatihan untuk guru sperti di daerah tempat peneliti bertugas. Hal ini di dukung oleh fakta yang dirasakan sendiri oleh peneliti selama bertugas di daerah tersebut dan juga wawancara peneliti dengan salah satu guru IPA kelas VII pada salah satu SMP Negeri di Kabupaten Kaimana pada tanggal 13 Mei 2011. Dari hasil wawancara kami, beliau mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran lebih banyak menggunakan metode ceramah dan hasil ulangan harian siswa dari konsep yang telah diajarkan sebelumnya, siswa yang berhasil mencapai KKM rata-rata kurang dari 35% dan yang melampaui KKM tidak lebih dari 5% dari jumlah siswa perkelas dimana KKM untuk kelas VII tahun pelajaran 2010/2011 semester genap untuk bidang studi IPA yang ditetapkan adalah 62. Hal yang sama nilai ulangan harian siswa untuk materi ajar konsep ekosistim tahun pelajaran sebelumnya nilai rata-ratanya 58,23. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPA belum sepenuhnya sesuai dengan tuntutan kurikulum dan hasil yang dicapai belum sepenuhnya sesuai dengan harapan. Untuk itu peneliti berpendapat agar pemahaman konsep siswa


(14)

3

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

lebih meningkat perlu adanya upaya menerapkan model pembelajaran yang tepat dan lebih bermakna bagi siswa dan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang diberlakukan sekarang ini.

Salah satu strategi mengajar yang dirasa sesuai dengan tuntutan kurikulum dan selaras dengan paradigma konstruktivisme ialah penggunaan

“siklus belajar” (Herron, 1998 dalam Dahar 1996 : 164). Siklus belajar pada mulanya terdiri dari tiga fase yaitu exploration (menjelajahi), concept introduction (pengenalan konsep), dan concept application (mengaplikasi

konsep). Model ini kemudian dikembangkan dan dirinci lagi menjadi lima fase yang dikenal dengan sebutan model learning cycle 5E yaitu engagement (menarik perhatian siswa), exploration (menjelajahi/menyelidiki), explanation (penjelasan), elaboration (pengembangan), dan evaluation (evaluasi). Setiap fase memiliki fungsi khusus yang dimaksudkan untuk menyumbang proses belajar dikaitkan dengan asumsi tentang aktivitas mental dan fisik siswa serta strategi yang digunakan guru. Dengan menggunakan learning cycle (siklus belajar) dari segi siswa, mereka akan merasa lebih diharagai, karena siswa dapat mengemukakan gagasannya secara bebas dan siswa juga diajarkan untuk menerima suatu kenyataan, dan ini merupakan salah satu sikap ilmiah yang penting dan perlu untuk dikembangkan.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 pada materi ajar ekosistem siswa dituntut memiliki kompetensi dasar yaitu menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem. Materi ajar ekosistem merupakan materi ajar yang sangat dekat dengan siswa dan banyak


(15)

4

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

sekali dijumpai dalam kehidupan mereka sehari-hari. Untuk memahami konsep-konsep ekosistem ini siswa dituntut tidak hanya sekedar menghapal saja dari teks, tapi lebih dari itu agar siswa dapat mengamati langsung dari dunia nyata yang mereka alami sehari-hari. Pemahaman yang diperoleh dari pengamatanya sendiri dan mengalaminya secara langsung akan lebih bermakna daripada hanya sekedar menghapal.

Alasan itulah maka perlu diadakan penelitian untuk mencari model pembelajaran yang sesuai sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep ekosistem tersebut. Peningkatan pemahaman siswa pada konsep ekosistem ini diharapkan dapat menanamkan sikap pada siswa untuk senantiasa peduli dalam menjaga kelestarian lingkungan, karena kerusakan lingkungan akan memiliki dampak yang dapat merugikan bagi sendi-sendi kehidupan manusia. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada konsep-konsep ekosistem adalah menerapkan model pembelajaran siklus belajar (learning cycle). Peneliti menyadari memang konsep ekosistim ini telah banyak digunakan dalam penelitian lain, tetapi sejauh ini peneliti belum menemukan penelitian yang mengungkap peningkatan pemahaman konsep ekosistem dengan penerapan learning cycle.

Penelitian terhadap pembelajaran model sikklus belajar (learning cycle), yang didasarkan pada paradigma konstruktivisme telah banyak

dilakukan, diantaranya Implementasi Siklus Belajar oleh Wasih (1999) menunjukkan peningkatan pada pemahaman konsep siswa. Penelitian oleh


(16)

5

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

Lawson (2001) dan Rehorek (2004) juga menunjukkan peningkatan keterampilan inkuiri di samping pemahaman konsep pada pembelajaran biologi yang menerapkan Siklus Belajar. Marek & Methven (dalam Iskandar, 2005)

menyatakan bahwa ’Siswa yang gurunya mengimplementasikan learning cycle mempunyai ketrampilan menjelaskan yang lebih baik dibandingkan dengan

siswa yang gurunya menerapkan metode ekspositori’. Penelitian yang

dilakukan oleh (Maulidah, 2008) tentang ”Pengaruh Penggunaan Model Siklus

Belajar terhadap Retensi Siswa pada Konsep Ekosistem”, hasilnya

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata retensi kelompok eksperimen (99,86℅) lebih tinggi daripada kelompok kontrol (91,30℅). Tiga minggu setelah pembelajaran secara umum terjadi penurunan retensi baik siswa kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, namun penurunan retensi lebih banyak terjadi pada kelompok kontrol (76℅) daripada

kelompok eksperimen (56℅). Rata-rata retensi siswa pada kelompok

eksperimen berkurang 0,14 ℅, sedangkan retensi siswa pada kelompok kontrol berkurang 8.7℅. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh (Puspitasari, 2010)

tentang “Profil Pertanyaan Siswa SMP melalui Penerapan Learning Cycle pada

Konsep Ekosistem” hasilnya menunjukkan pertanyaan yang paling banyak

diajukan siswa baik secara lisan maupun tulisan yaitu pertanyaan yang

termasuk dimensi proses kognitif C2 sebanyak 66,67 ℅ pada fase explore, sedangkan pertanyaan yang paling sedikit dimunculkan oleh siswa yaitu

pertanyaan C5 dan C6 sebanyak 0 ℅. Atas dasar hasil penelitian tersebut


(17)

6

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

alternatif dalam proses pembelajaran guna meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Penerapan learning cycle untuk meningkatkan pemahaman konsep ekosistem siswa SMP kelas VII”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Bagaimanakah peningkatan pemahaman konsep ekosistem siswa SMP kelas VII melalui pembelajaran dengan model learning cycle?”

Rumusan masalah tersebut dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pemahaman siswa kelas VII pada konsep ekosistem sebelum diterapkan pembelajaran dengan learning cycle?

2. Bagaimanakah pemahaman siswa kelas VII pada konsep ekosistem setelah diterapkan pembelajaran dengan learning cycle?

3. Bagaimanakah tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan model pembelajaran learning cycle?

C. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian ini pada masalah yang diharapkan, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:


(18)

7

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

1. Learning cycle yang diterapkan dalam proses pembelajaran adalah

learning cycle 5E seperti yang dikemukakan oleh Lorsbach (2006),

terbagi ke dalam lima tahap yaitu (1) tahap engage (mengajak), (2) explore (menyelidiki), (3) explain (menjelaskan), (4) elaborate

(memperluas) dan (5) evaluate (menilai).

2. Pemahaman konsep yang diukur dalam penelitian ini yaitu pemahaman dalam aspek ranah kognitif pemahaman (understanding) berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi meliputi sub aspek menafsirkan (interpreting), memberi contoh (exemplifying), mengklasifikasikan (classifying), menarik inferensi (infering), membandingkan (comparing) dan menjelaskan (explaining). Sedangkan meringkas (sumarizing) tidak termasuk dalam penelitian ini. Untuk mengukur aspek pemahaman konsep ini digunakan objective test berupa pilihan ganda dan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep diuji menggunakan gain ternormalisasi berdasarkan Hake (1999).

D. Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep ekosistem siswa SMP kelas VII melalui model pembelajaran siklus belajar (learning cycle).

Sedangkan secara khusus, penelitian ini memiliki tujuan:

1. Menganalisis pemahaman konsep siswa SMP kelas VII tentang materi ekosistem setelah diterapkan model pembelajaran learning cycle.


(19)

8

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

ekosistem dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle. F. Manfaat Penelitian

Harapan peneliti, kiranya hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat kepada semua pihak terutama bagi siswa, peneliti, guru dan dunia pendidikan. Manfaat yang diharapkan diantaranya:

1. Membantu siswa untuk lebih memahami konsep ekosistem secara utuh dan benar untuk menghasilkan hasil belajar yang baik.

2. Memberikan pelatihan bagi peneliti tentang penerapan model learning cycle dalam proses pembelajaran sehingga setelah peneliti kembali ke

tempat tugas dapat mengaplikasikan model learning cycle tersebut dalam proses pembelajaran.

3. Sebagai bahan masukan dan referensi bagi guru biologi dalam merencanakan pembelajaran biologi khususnya konsep ekosistem . 4. Memberikan sumbangan saran bagi dunia pendidikan dalam rangka


(20)

27

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Untuk memberikan konsep yang sama dan menghindari kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi operasional sebagai berikuti:

1. Model Pembelajaran Learning Cycle 5E

Model pembelajaran learning cycle (siklus belajar ) merupakan salah satu model pembelajaran dengan tahap-tahap (fase) kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa, sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif (berpusat pada siswa). Learning cycle yang diterapkan dalam proses pembelajaran adalah learning cycle 5E yaitu yang terdiri dari 5 fase (tahapan) sebagai berikut: (1)

Fase engage (mengajak), pada tahap ini dimaksudkan untuk menarik perhatian atau membangkitkan minat siswa dengan mengajukan pertanyaan, bercerita, memberikan demonstrasi, menunjukkan suatu objek, gambar atau video yang berhubungan dengan topik bahasan yang diajarkan. (2) Fase explore (menjelajahi/menyelidiki) pada tahap ini siswa diorganisasikan ke dalam kelompok belajar dan diberikan kesempatan untuk melakukan obsrervasi dan melakukan praktikum, mengumpulkan data, diskusi dengan kelompoknya dan membuat suatu kesimpulan sesuai dengan petunjuk LKS yang disiapkan yaitu tentang komponen ekosistem untuk pertemuan ke satu, peranan makhluk hidup dalam ekosistem dan satuan makhluk hidup dalam ekosistem untuk pertemuan


(21)

28

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

ke dua, interaksi antar komponen ekosistem dan interaksi antar organisme dalam ekosistem untuk pertemuan ke tiga, sedangkan guru berperan sebagai faslitator dan motifator. (3) Fase explain (menjelaskan), siswa memberikan penjelasan tentang konsep, memperkenalkan konsep-konsep, istilah dan meringkas hasil yang diperoleh pada fase explore dengan cara mempresentasikan dan selanjutnya dilakukan diskusi kelas. Untuk pertemuan ke satu dilakukan presentasi dan diskusi kelas tentang komponen ekosistem, untuk pertemuan ke dua dilakukan presentasi dan diskusi kelas tentang peranan makhluk hidup dalam ekosistem dan satuan makhluk dalam ekosistem, untuk pertemuan ke tiga dilakukan presentasi dan diskusi kelas tentang interaksi antar komponen ekosistem dan interaksi antar organisme dalam ekosistem. Guru mengarahkan jalannya diskusi dan memberi definisi dan penjelasan tentang konsep yang dibahas dengan menggunakan penjelasan siswa. (4) Fase elaborate (memperluas), siswa diberikan kesempatan untuk menerapkan

konsep yang baru mereka temukan. Pada fase ini untuk pertemuan satu siswa diminta melakukan obserfasi lanjutan tentang macam-macam ekosistem melalui gambar, kemudian disuruh mengidentifikasi mana ekosistem yang mirip dengan ekosistem yang sudah diamati, untuk pertemuan kedua diberikan diskusi dan tanya jawab lanjutan untuk memecahkan masalah ”menentukan produsen, konsumen, pengurai, individu, populasi, dan komunitas pada ekosistem sawah”, dan untuk pertemuan ketiga menugaskan siswa menjelaskan cara mengendalikan populasi ulat bulu tanpa menyemprot dengan insektisida tetapi dengan cara menerapkan interaksi antarorganisme. Masalah yang


(22)

29

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

didiskusikan yaitu ”Interaksi antarorganisme yang manakah yang dapat diterapkan untuk mengendalikan populasi ulat bulu?”. (5) fase evaluate (menilai), guru mengevaluasi untuk mengetahui konsep-konsep yang sudah dipahami siswa dengan memberikan posttest, butir soal yang digunakan adalah objective test (soal pilihan ganda). Pada pertemuan ke satu jumlah soal 7 butir

tentang komponen ekosistem dan macam-macam ekosistem, pada pertemuan ke dua jumlah soal 6 butir tentang peranan dan tingkat organisasi makhluk hidup dalam ekosistem dan pada pertemuan ke tiga jumlah soal 10 butir tentang interaksi dalam ekosistem. Pada penelitian ini penerapan model Learning Cycle 5E dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dengan sub konsep

yang berbeda. Masing-masing pertemuan melibatkan 5 fase dan metode yang digunakan yaitu praktikum, diskusi dan tanya jawab.

2. Pemahaman Konsep Ekosistem

Pemahaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam mengerjakan soal ekosistem pada aspek ranah kognitif pemahaman atau skor hasil tes materi ekosistem.

Konsep ekosistem yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi: komponen-komponen ekosistem (komponen biotik dan komponen abiotik), ekosistem alami, ekosistem buatan, produsen, konsumen, pengurai, individu, populasi, komunitas dan interaksi dalam ekosistem (rantai makanan, hubungan netral, hubungan simbiosis, hubungan kompetisi, hubungan predasi). Pemahaman konsep ekosistem ini diukur melalui hasil tes awal (pretest) dan


(23)

30

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

tes akhir (posttest) dengan butir soal objective test (pilihan ganda) sebanyak 23 butir.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen lemah (weak experimental) atau pra eksperimen (pre experimental). Disebut eksperimen lemah atau pra eksperimen, karena tidak

ada penyamaan karakteristik (random) dan tidak ada pengontrolan variabel (Sukmadinata, 2008:208).

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest-Postest Design (Sukmadinata, 2008:208). Desain ini hanya

menggunakan 1 kelompok sebagai sampel penelitian. Kelompok sampel yang dipilih terlebih dahulu diberi tes awal (pretest) kemudian diberi proses pembelajaran dengan menerapkan model learning cycle 5E dan setelah itu diberikan tes akhir (posttest). Prosedurnya dapat digambarkan pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 One Group Pretest-Postest Design

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

A To X T1

Keterangan:

A = Kelompok sampel yang dipilih To/T1 = Pretest / posttest


(24)

31

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian terdiri dari siswa yang tergabung dalam salah satu kelas VII semester genap 2010 / 2011 yang ada pada salah satu SMP Negeri di Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat.

E. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Kaimana, dengan alasan memiliki halaman yang mendukung bila dilakukan pengamatan tentang ekosistem.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian terdiri dari soal tes, lembar observasi, dan kuesioner.

1. Soal tes

Tes digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa, sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan bentuk soal objektive test (pilihan ganda). Soal yang digunakan untuk mengetes sebelum diberikan proses pembelajaran sama persis dengan soal yang digunakan untuk mengetes setelah diberi proses pembelajaran baik bentuk maupun jumlah soalnya. Jumlah soal 23 butir disesuaikan dengan aspek yang diukur. Adapun kisi-kisi intrumen soal test pemahaman konsep dapat dilihat pada Lampiran B.1 (99-104).

2. Lembar observasi

Observasi dilakukan pada saat implementasi model pembelajaran learning cycle untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran learning


(25)

32

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

pembelajaran. Observasi dilakukan oleh observer yang berkompeten dibidangnya antara lain pengawas, kepala sekolah, dan guru.

3. Angket

Angket terdiri dari angket untuk siswa dan angket untuk guru, digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang tanggapan siswa dan guru terhadap implementasi model pembelajaran siklus belajar 5E. Bentuk pertanyaan dan pernyataan yang terdapat pada angket berupa pilihan jawaban ya atau tidak. Kisi- kisi angket untuk siswa dan angket untuk guru dapat dilihat pada Lampiran B.3-B.4 (110-111).

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) Data pemahaman konsep dikumpulkan dari hasil pretest dan posttest siswa yang pengujiannya digunakan soal objective test (pilihan ganda)

dengan jumlah soal 23 butir. Pretest diujikan sebelum siswa memperoleh proses pembelajaran, sedangkan posttest diujikan setelah siswa diberikan proses pembelajaran dengan menerapkan model Learning Cycle 5E. (2) Data keterlaksanaan model pembelajaran Learning Cycle 5E yang dilakukan oleh guru dan aktifitas siswa dalam pembelajaran dikumpulkan dari hasil penilaian di lembar observasi oleh para observer dengan cara memberi checklist yang penilaiannya dilakukan saat proses pembelajaran dengan model learning sycle 5E berlangsung. (3) Data tanggapan siswa dan guru terhadap penerapan model

pembelajaran learning cycle 5E dikumpulkan dari angket yang telah diisi oleh siswa selaku kelompok sampel dan guru (kusus guru IPA), dengan jumlah


(26)

33

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

responden 32 siswa dan 4 orang guru . Pengisian angket ini setelah siswa selaku kelompok sampel diberikan proses pembelajaran dengan menerapkan model learning cycle 5E.

H. Uji Coba Instrumen

Instrumen soal yang akan digunakan terlebih dahulu diuji kelayakannya oleh dosen yang berkompeten di bidangnya, lalu diujicobakan terhadap sekelompok siswa pada salah satu SMP Negeri di Bandung kelas VIII yang telah mendapat materi ekosistem. Kemudian hasil ujicoba tersebut dianalisis untuk di ketahui validitasnya, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Analisis tersebut menggunakan rumus-rumus sebagai berikut: 1. Validitas Butir Soal

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus sebagai

berikut (Riduwan, 2005: 98):

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ } Keterangan :

rxy = validitas butir soal n = jumlah peserta tes X = nilai butir soal Y = nilai total

Adapun kriteria acuan untuk validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini.


(27)

34

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

Tabel 3.2 Klasifikasi Validitas Butir Soal

Kriteria Keterangan

0,80 <rxy≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 <rxy≤ 0,80 Tinggi

0,40 <rxy≤ 0,60 Cukup

0,20 <rxy≤ 0,40 Rendah

0,00 <rxy≤ 0,20 Sangat rendah

(Arikunto,2010:75)

2. Menguji reliabilitas butir soal

Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Reliabilitas sebuah tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Reliabilitas diperlukan untuk menyokong terbentuknya validitas sebuah soal (Arikunto,2010:87). Reliabilitas soal dihitung dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson 20 atau K-R. 20 (Arikunto, 2010: 100).

[ ] [ ∑ ]

Keterangan :

r₁₁ = reabilitas tes secara keseluruhan

p = proposi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proposi subjek yang mendapat skor 1)

q = proposi subjek yang mendapat skor 0 (q=1−p) ∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya butir pernyataan S2 = standar deviasi dari tes


(28)

35

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas Tes

Kriteria Keterangan

0,80 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi

0,40 < r11≤ 0,60 Cukup

0,20 < r11≤ 0,40 Rendah

0,00 < r11≤ 0, 20 Sangat rendah

(Arikunto, 2010:101)

3. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran dari suatu butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut ( Arikunto, 2010:207):

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Adapun kriteria acuan untuk tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini :

Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Kriteria Kesukaran

0,00 – 0,30 Sukar

0,30 – 0,70 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah


(29)

36

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

4. Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda soal merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang menguasai dengan siswa yang tidak, yaitu dengan rumus (Arikunto, 2010:211):

Keterangan :

DP = Daya pembeda butir soal

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

PA = Proposi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Proposi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir soal dengan menggunakan kreteria pada Tabel 3.5 berikut ini :

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Nilai DP Kriteria

0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup

0,41 − 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik sekali

Negatif Semuanya tidak baik

(Arikunto,2010:218)

I. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

Setelah insrtumen diujicobakan, maka selanjutnya data hasil uji instrumen dianalisis. Adapun hasil analisis data hasil uji coba instrumen dapat


(30)

37

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

dilihat dalam Lampiran C.1-C.3 (112-118).

Berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen tes pemahaman konsep dari jumlah soal 30 butir, yang dapat digunakan untuk intrumen penelitian sebanyak 23 butir, sedangkan 7 butir soal tidak memenuhi syarat, sehingga dieliminasi. Dari 23 butir soal yang dipakai untuk penelitian memiliki komposisi sebagai berikut: (1) nilai validitas dari 0,22 sampai dengan 0,37 dengan kategori rendah sebanyak 6 butir (26,09%), nilai validitas dari 0,42 sampai dengan 0,55 dengan kategori cukup sebanyak 16 butir (69,57%), dan nilai validitas 0,71 dengan kategori baik sebanyak 1 butir (4,25%). (2) nilai daya pembeda dari 0,03 sampai dengan 0,18 dengan kategori jelek sebanyak 4 butir (17,39%), nilai daya pembeda dari 0,27 sampai dengan 0,36 dengan kategori cukup sebanyak 7 butir (30,43%), nilai daya pembeda dari 0,45 sampai dengan 0,64 dengan kategori baik sebanyak 10 butir (43,48%), dan nilai daya pembeda dari 0,73 sampai dengan 0,82 dengan kategori baik sekali sebanyak 2 butir (8,70%). (3) tingkat kesukaran sebagai berikut: 2 butir (8,70%) sukar, 8 butir (34,78%) sedang, dan 13 butir (56,32%) mudah. Dan (4) nilai reabilitas butir soal 0,78 dengan kategori tinggi.

J. Tehnik Pengolahan Data Hasil Penelitian

Data yang diolah meliputi data tes (nilai pretest dan nilai postteset) pemahaman konsep siswa dan data nontest yang meliputi observasi kuisioner siswa dan kuisioner guru.

1. Pengolahan Data Tes Pemahaman Konsep


(31)

38

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

posttest dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Penskoran dengan menggunakan acuan penskoran. Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan dengan metode Rights Only, yaitu diberikan nilai satu jika benar dan diberikan nilai nol jika salah. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus (Arikunto, 2010:172) :

∑ Keterangan:

S = Skor siswa

R = Jumlah jawaban yang benar

Kemudian dilakukan perhitungan rata-rata hasil pretest dan posttest dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

̅ ∑ Keterangan:

̅ = Rata-rata

X = Data (pretest/posttest) N = Jumlah sampel

Setelah diperoleh skor pretest dan posttest kemudian dihitung selisih antara skor posttest dan skor pretest untuk mendapatkan gain skor (gain actual) dan gain ternormalisasi. Gain ternormalisasi diinterpretasikan sebagai kriteria untuk menunjukkan besarnya peningkatan antara skor pretest dan skor posttest. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain aktual dan gain ternormalisasi adalah sebagai berikut (Hake, 1999):


(32)

39

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

Keterangan : G = gain aktual

= gain ternormalisasi T1 = skor pretest

T2 = skor posttest I2 = skor ideal

Nilai yang diperoleh dapat diinterpretasikan dengan klasifikasi pada Tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi

Nilai Keterangan

≥ 0,7 tinggi

0,3 ≤ < 0,7 sedang

< 0,3 kurang

(Hake, 1999) 2. Tehnik Mengolah Hasil Observasi dan Angket

Hasil data observasi dan angket diolah untuk menganalisis keterlaksanaan pembelajaran dengan model learning cycle 5E dan menganalisis respon siswa dan guru terhadap penerapan model pembelajaran learning cycle 5E yang digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

a. Pengolahan Data Hasil Observasi

Data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan model Learning Cycle 5E oleh siswa dan guru yang diperoleh dari observer dihitung

berdasarkan skala Guttman (Riduwan, 2005: 91) dengan pemberian skor tertinggi 1 untuk jawaban Benar dan skor terendah 0 untuk jawaban Salah. Selanjutnya semua data dijumlahkan pertahapan dan kemudian diubah kedalam


(33)

40

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

bentuk persen (%). Perhitungan persentase skor dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Setelah didapatkan hasil persentase keterlaksanaan kemudian diinterpretasikan pada Tabel 3.7 di bawah ini.

Tabel 3.7 Klasifikasi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran

Persentase Kategori

0,00 – 20,00 Sangat kurang

> 20 - 40 Kurang

> 40 - 60 Cukup

> 60 - 80 Baik

> 80 Sangat baik

b. Pengolahan Data Hasil Angket Siswa dan Guru

Data yang diperoleh dari angket siswa dan guru untuk jawaban ”Ya” pada item positif diberi skor 1 dan yang menjawab ”Tidak” diberi skor 0, sedangkan untuk item negatif siswa yang menjawab ”Ya” diberi skor 0 dan yang menjawab ”Tidak” diberi skor 1 (Riduwan, 2005: 215). Seluruh skor yang diperoleh pada tiap item pertanyaan dijumlahkan selanjutnya diubah ke dalam %. Perhitungan persentase skor dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(34)

41

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

Setelah dilakukan perhitungan persentase skor dari jawaban siswa dan guru pada tiap item pertanyaan pada angket kemudian dilakukan interpretasi jawaban angket siswa dan guru seperti pada Tabel 3.8:

Tabel 3.8. Aturan Koentjaraningrat

Presentase Kategori

0 % Tidak ada

1 % -25% Sebagian kecil

26% - 49% Hampir separuhnya

50% separuhnya

51% - 75% Sebagian besar

76% - 99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

(Koentjaraningrat, 1990)

K. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan data dan kesimpulan.

1. Tahap persiapan

a. Studi pendahuluan (mengadakan observasi pada sekolah yang akan dilakukan penelitian) untuk menemukan masalah.

b. Merumuskan masalah.

c. Melakukan kajian pustaka mengenai learning cycle, pemahaman konsep siswa dan materi ekosistem.

d. Membuat proposal. e. Seminar proposal


(35)

42

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

f. Menyusun instrumen, judgment instrumen kepada dosen ahli, melakukan revisi instrumen hasil judgment.

g. Melakukan uji coba instrumen pada kelas VIII yang telah memperoleh materi ekosistem, hasilnya dianalisis, intrumen yang memenuhi syarat ditetapkan.

2. Tahap pelaksanaan

Melaksanakan proses pembelajaran pada satu kelas yang dipilih sabagai kelompok sampel. Menerapkan model pembelajaran learning sycle 5E dengan tiga siklus (tiga kali pertemuan). Setiap siklusnya meliputi lima fase (tahap) yaitu fase engage, eksplore, eksplain, elaborate dan evaluate. Pertemuan pertama dengan materi “Pengertian dan Komponen-komponen dalam Ekosistem”, pertemuan kedua dengan materi “Peranan dan Tingkat Organisasi Makhluk Hidup dalam Ekosistem”, pertemuan ketiga dengan materi ”Interaksi dalam Ekosistem” . Metode yang digunakan pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga adalah metode praktikum, diskusi, dan tanya jawab.

3. Tahap pengolahan data dan kesimpulan

Data yang diolah meliputi data tes (nilai pretest dan nilai posttest) pemahaman konsep siswa dan data nontest yang meliputi observasi, angket siswa dan angket guru. Setelah data diolah lalu ditarik kesimpulan. Prosedur penelitian secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:


(36)

43

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

Gambar 3.1 Alur Penelitian Observasi

Angket Pembuatan Proposal

Analisis dan Pengolahan Data Seminar Proposal

Pembelajaran Learning Cycle 5E Pembuatan Instrumen

Posttest Revisi Instrumen

Uji Coba Instrumen

Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

Pretest Kelompok Eksperimen


(37)

70

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pemahaman siswa SMP kelas VII pada konsep ekosistem sebelum diterapkan pembelajaran dengan learning cycle 5E dengan rata-rata skor sebesar 9,78 atau rata-rata nilai pretest 42,53 dan setelah diterapkan pembelajaran dengan learning cycle 5E dengan skor rata-rata postest 14,31 atau rata-rata nilai 62,23 berarti terjadi peningkatan pemahaman siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan learning cycle 5E. Besar peningkatan pemahaman siswa ditunjukkan oleh nilai gain ternormalisasi yaitu sebesar 0,36 dengan kategori sedang.

Tangapan siswa dan guru terhadap penerapan model learning cycle 5E yaitu hampir seluruh siswa atau sebanyak 94,32% memberikan tanggapan positif dan hampir seluruh guru atau sebanyak 85% juga memberikan tanggapan positif terhadap penerapan model learnig cycle 5E dalam proses pembelajaran.

B. SARAN

Berdasarkan dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan bada bab sebelumnya beberapa saran sebagai bahan pertimbangan yang dapat peneliti ajukan adalah sebagai berikut:

1. Sebelum menerapkan Learning Cycle 5E perlu persiapan dan perencanaan yang matang berupa perangkat pembelajran untuk guru,


(38)

71

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

persiapan penyediaan alat dan bahan yang akan digunakan siswa dalam proses pembelajran, sehingga keterlaksaan pembelajaran dengan model Learning Cycle 5E menjadi maksimal baik oleh siswa maupun oleh

guru.

2. Sebaiknya alat dan bahan cukup untuk tiap kelompok, sehinggga masing-masing kelompok dapat melakukan penyelidikan dan mendiskusikan sesama teman dalam kelompoknya dengan baik hal ini juga dapat mengefektifkan waktu yang tersedia.

3. Perlu pemerataan dalam pembagian kelompok, sehingga pada saat diskusi kelompok pada tahap explore maupun diskusi kelas pada tahap explain suasananya akan lebih hidup.


(39)

72

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Fajaroh, F. & Dasna, I.W. (2003). Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Kimia Zat Aditif dalam Bahan Makanan pada Siswa Kelas Ii SMAN Tumpang-Malang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 11, (2), 112-122. Hake, R. (1999). Analyzing Change/Gain Score. [On Line]. Tersedia:

http//list.asu.edu. (23 Pebruari 2011).

Iskandar, S. M. (2005). Perkembangan dan Penelitian Daur Belajar. Makalah Semlok Pembelajaran Berbasis Konstruktivis. Jurusan Kimia UM. Juni 2005

Koentjaraningrat, (1990). Metode Penelitian Kemasyarakatan. Jakarta: Gramedia. Lawson, A. E. 2001. Using The Learning Cycle to Teach Biology Concepts and

Reasoning Patterns. Journal of Biological Education, 35(4): 165-169. Lorsbach, A. W. (2006). The Learning Cycle as a Tool for Planning Science

Instruction. Illinois State University. Vol 1, 1-2.

Maulidah, L. (2008) Pengaruh Penggunaan Model Siklus Belajar Terhadap Retensi Siswa pada Konsep Ekosistem. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.

Puspitasari. (2010). Profil Pertanyaan Siswa SMP Melalui Penerapan Learning Cycle pada Konsep Ekosistem. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Rehorek, S.J. 2004. Inquiry-Based Teaching: An Example of Descriptive Science in Action. The American Biology Teacher, 66(7): 493-499.


(40)

73

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta

Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM PRESS Sanjaya, W. ( 2008). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Sanjaya, W. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Sukmadinata, N.S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suparno, P. (2006). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Wasih, D.S. 1999. Peningkatan Kemampuan Guru Membelajarkan Siswa dalam Matapelajaran IPA Melalui Pendekatan Daur Belajar. Ilmu Pendidikan, 26 (2): 144-153.

Wasis, S. Y. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam Jilid I untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Wena, M. (2009). Research Methods in Education: an Introduction. Massachussett: A simon and Schuster Company.

Widodo, A. (2006). Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. Buletin Puspendik. 3(2), 18-29.


(1)

f. Menyusun instrumen, judgment instrumen kepada dosen ahli, melakukan revisi instrumen hasil judgment.

g. Melakukan uji coba instrumen pada kelas VIII yang telah memperoleh materi ekosistem, hasilnya dianalisis, intrumen yang memenuhi syarat ditetapkan.

2. Tahap pelaksanaan

Melaksanakan proses pembelajaran pada satu kelas yang dipilih sabagai kelompok sampel. Menerapkan model pembelajaran learning sycle 5E dengan tiga siklus (tiga kali pertemuan). Setiap siklusnya meliputi lima fase (tahap) yaitu fase engage, eksplore, eksplain, elaborate dan evaluate. Pertemuan pertama dengan materi “Pengertian dan Komponen-komponen dalam Ekosistem”, pertemuan kedua dengan materi “Peranan dan Tingkat Organisasi Makhluk Hidup dalam Ekosistem”, pertemuan ketiga dengan materi ”Interaksi dalam Ekosistem” . Metode yang digunakan pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga adalah metode praktikum, diskusi, dan tanya jawab.

3. Tahap pengolahan data dan kesimpulan

Data yang diolah meliputi data tes (nilai pretest dan nilai posttest) pemahaman konsep siswa dan data nontest yang meliputi observasi, angket siswa dan angket guru. Setelah data diolah lalu ditarik kesimpulan. Prosedur


(2)

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

Gambar 3.1 Alur Penelitian Observasi

Angket Pembuatan Proposal

Analisis dan Pengolahan Data Seminar Proposal

Pembelajaran Learning Cycle 5E Pembuatan Instrumen

Posttest Revisi Instrumen

Uji Coba Instrumen

Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

Pretest Kelompok Eksperimen


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pemahaman siswa SMP kelas VII pada konsep ekosistem sebelum diterapkan pembelajaran dengan learning cycle 5E dengan rata-rata skor sebesar 9,78 atau rata-rata nilai pretest 42,53 dan setelah diterapkan pembelajaran dengan learning cycle 5E dengan skor rata-rata postest 14,31 atau rata-rata nilai 62,23 berarti terjadi peningkatan pemahaman siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan learning cycle 5E. Besar peningkatan pemahaman siswa ditunjukkan oleh nilai gain ternormalisasi yaitu sebesar 0,36 dengan kategori sedang.

Tangapan siswa dan guru terhadap penerapan model learning cycle 5E yaitu hampir seluruh siswa atau sebanyak 94,32% memberikan tanggapan positif dan hampir seluruh guru atau sebanyak 85% juga memberikan tanggapan positif terhadap penerapan model learnig cycle 5E dalam proses pembelajaran.

B. SARAN


(4)

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII

persiapan penyediaan alat dan bahan yang akan digunakan siswa dalam proses pembelajran, sehingga keterlaksaan pembelajaran dengan model Learning Cycle 5E menjadi maksimal baik oleh siswa maupun oleh guru.

2. Sebaiknya alat dan bahan cukup untuk tiap kelompok, sehinggga masing-masing kelompok dapat melakukan penyelidikan dan mendiskusikan sesama teman dalam kelompoknya dengan baik hal ini juga dapat mengefektifkan waktu yang tersedia.

3. Perlu pemerataan dalam pembagian kelompok, sehingga pada saat diskusi kelompok pada tahap explore maupun diskusi kelas pada tahap explain suasananya akan lebih hidup.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Fajaroh, F. & Dasna, I.W. (2003). Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Kimia Zat Aditif dalam Bahan Makanan pada Siswa Kelas Ii SMAN Tumpang-Malang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 11, (2), 112-122. Hake, R. (1999). Analyzing Change/Gain Score. [On Line]. Tersedia:

http//list.asu.edu. (23 Pebruari 2011).

Iskandar, S. M. (2005). Perkembangan dan Penelitian Daur Belajar. Makalah Semlok Pembelajaran Berbasis Konstruktivis. Jurusan Kimia UM. Juni 2005

Koentjaraningrat, (1990). Metode Penelitian Kemasyarakatan. Jakarta: Gramedia. Lawson, A. E. 2001. Using The Learning Cycle to Teach Biology Concepts and

Reasoning Patterns. Journal of Biological Education, 35(4): 165-169. Lorsbach, A. W. (2006). The Learning Cycle as a Tool for Planning Science

Instruction. Illinois State University. Vol 1, 1-2.

Maulidah, L. (2008) Pengaruh Penggunaan Model Siklus Belajar Terhadap Retensi Siswa pada Konsep Ekosistem. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.


(6)

Achmad Soebchan,2013

Penerapan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Smp Kelas VII Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta

Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM PRESS Sanjaya, W. ( 2008). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Sanjaya, W. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Sukmadinata, N.S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suparno, P. (2006). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Wasih, D.S. 1999. Peningkatan Kemampuan Guru Membelajarkan Siswa dalam Matapelajaran IPA Melalui Pendekatan Daur Belajar. Ilmu Pendidikan, 26 (2): 144-153.

Wasis, S. Y. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam Jilid I untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Wena, M. (2009). Research Methods in Education: an Introduction. Massachussett: A simon and Schuster Company.

Widodo, A. (2006). Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. Buletin Puspendik. 3(2), 18-29.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 BATU

0 4 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII

1 8 205

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING ANDA LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP SWATA TAMORA T.P 2014/2015.

0 5 23

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIK DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN Penerapan Pendekatan Scientifik Dengan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Partisipasi Belajar Siswa (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP N

1 4 14

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIK DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN Penerapan Pendekatan Scientifik Dengan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Partisipasi Belajar Siswa (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP N

0 3 18

PENERAPAN CONCEPT MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII C Penerapan Concept Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Pada Siswa Kelas VII C Semester Gasal SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013

0 2 16

PENERAPAN CONCEPT MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII C Penerapan Concept Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Pada Siswa Kelas VII C Semester Gasal SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013

0 2 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PENALARAN ILMIAH SISWA SMA.

0 3 43

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA SMP.

0 0 48

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 1 CILIMUS

0 0 21