EKSISTENSI TENGKU HASYIM PASCA KEMERDEKAAN DI TEBING TINGGI.

(1)

EKSISTENSI TENGKU HASYIM PASCA KEMERDEKAAN

DI TEBING TINGGI

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Jurusan Pendidikan Sejarah

OLEH :

ADE RAFIKA AISYAH RITONGA

NIM : 3123321002

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

ADE RAFIKA AISYAH RITONGA. NIM: 3123321002. EKSISTENSI TENGKU HASYIM PASCA KEMERDEKAAN DI TEBING TINGGI. JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. FAKULTAS ILMU SOSIAL. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

Penelitian ini bertujuan untuk : untuk mengetahui Eksistensi Tengku Hasyim Pasca Kemerdekaan Di Tebing Tinggi. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan menggunakan metode Library Research (metode penelitian kepustakaan) dan Field Research Methode (metode penelitian lapangan) dengan menggunakan pendekatan deskriptif historis dan teknik yang digunakan studi pustaka dan wawancara. Dari hasil penelitian di peroleh informasi bahwa Kerajaan Padang merupakan salah satu kerajaan yang bercorak Melayu yang didirikan pada abad XVI oleh salah Baginda Saleh Qamar, dan memusatkan pemerintahannya di Kampung Bajenis di tepi Sungai Padang. Kerajaan padang mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Tebing Pangeran, raja ketujuh Kerajaan Padang.

Namun pada masa pemerintahan Tengku Hasyim dua peristiwa penting terjdi, dimana Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 Kemudian terjadi Revolusi Sosial di Tebing Tinggi. Sikap politik Tengku Hasyim adalah mendukung sepenuhnya Kemerdekaan Republik Indonesia. Namun tindakan itu tidak membuat beliau lepas dari amukan massa yang anti akan kaum feodal. Pada tahun 1946 terjadilah peristiwa “ revolusi sosial” di Kerajaan Padang yang mengakibatkan terhapusnya pemerintahan Kerajaan Padang dan kerajaan- kerajaan di Sumatera Timur lainnya. Namun beliau mampu menyelamatkan diri dengan bantuan dari keluarga Kerajaan dari Tanjung Kasau. Dan ketika Kerajaan Padang sudah berada dibawah pemerintahan NRI, Tengku Hasyim menjabat sebagai Ambtenaar Bestuur Aangelegenhedeen (ABA) atau walikota pada tahun 1947-1950.


(6)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan atas kehadiran Allah SWT dimana atas rahmat dan karunianya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “Eksistensi Tengku Hasyim Pasca Kemerdekaan Di Tebing Tinggi”. Shalawat berangkaikan salam dihadiahkan kepada junjungan besar Rasullulalh Muhammad SAW, yang mana syafaatnya diharapkan di yaumul mahsyar kelak.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, baik isi tekhnik penelitian, maupun nilai ilmiahnya, mengingat keterbatasan pengetahuan, pengetahuan dan pengalaman. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan saran dan kritikan. Maka dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih serta pengharapan yang sebesar-besarnya kepada :

 Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

 Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

 Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah  Bapak Syahrul Nizar Saragaih, M.Hum. MA selaku Sekretaris Jurusan

Pendidikan Sejarah

 Bapak Dr. Hidayat, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi, peneliti mengucapkan terima kasih banyak atas masukan dan kemudahan yang telah bapak berikan kepada peneliti mulai dari proses penyusunan proposal hingga penyelesaian skripsi.


(7)

 Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik dan penguji yang telah banyak memberi nasehat-nasehat bagi peneliti selama masa perkuliahan.

 Dr. Phil Ichwan Azhari, M.S selaku Dosen ahli dan penguji atau pembanding utama yang banyak memberi inspirasi kepada peneliti.

 Bapak Drs. Yushar Tanjung, M,Si selaku Dosen penguji atau pembanding bebas yang banyak memberi inspirasi bagi peneliti.

 Dosen-dosen peneliti lain yang ada di Jurusan Pendidikan Sejarah, Pak Pristi Suhendro, Ibu Hafnita Sari Dewi lubis, Ibu Lukita Ningsih dan seluruh dosen lainnya yang telah memberikan ilmu dan pengalaman kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan di Universiteas Negeri Medan.

 Ayahanda dan Ibunda tercinta Bapak Ahmad Ritonga dan Ibu Juliana Nasution yang melahirkan, mendidik dan membesarkan peneliti. Dan Ibu saya Ida Wati Nasution . Karena doa dan restu mereka peneliti bisa menjadi saat sekarang ini dan sampai pada akhir untuk menyelesaikan studi dalam perkuliahan. Skripsi ini sengaja saya persembahkan sebagai bukti bahwa saya telah menyelesaikan amanat yang ayah dan ibu berikan kepada saya. Kiranya Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada mereka.  Kakak dan adik-adik peneliti, Desi Ahrina Ritonga, Dian Fuziah Ritonga,

Faridayani Ritonga, Muhammad Soleh Ritonga, Bobby Akbar Ritonga yang selalu menjadi semangat bagi peneliti agar dapat memberi contoh yang baik. Semoga mereka bisa menjadi kebanggaan buat orang tua.

 Kepada abang ipar Surya Darma yang telah membantu peneliti selama melakukan penelitian di Tebing Tinggi


(8)

 Kepada Fauzan Al Muamar yang telah membantu peneliti selama melakukan penelitian.

 Sahabat peneliti yang tercinta, Nurmala Ansari Batubara, Janita Anggraini Sembiring, Tria Angriani Situmorang, Fakhri Muliawan, Suryanti Siagian, Kartikia Siregar, Regina Siburian, Dian Puspita Sari, Sahrina Tambunan, Desni Angni, Muhammad Novriansyah, Lot Saputra, Fauzi Ramdhan, Muhammad Iqbal, Fitra Jaka Restu, Husnul Fuadi, Uci Armayanti, Sarah Amanda Gultom, Ema Manisa Masriani Hutasuhut, Duma Milanta,. Terima kasih buat pengalaman yang diberikan. Tidak akan pernah terlupakan kebersamaan ini.

 Terimakasih untuk Bapak Rusman Shalih, Bapak Ismail Budiman, dan keturunan Tengku Hasyim, Bapak Tengku Emil yang telah menjadi narasumber penting dalam penelitian ini dan sangat membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan jika ada pihak yang terlewatkan mendapatkan ucapan terimakasih, peneliti meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafan. Semoga skripsi ini bermanfat bagi pembaca dan menjadi bahan masukan bagi yang membacanya, khususnya di wilaya Faklutas Ilmu Sosial.

Medan, Agustus 2016 Peneliti,

Ade Rafika Aisyah Ritonga NIM. 3123321002


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 4

1.4 Rumusan Masalah ... 4

1.5 Tujuan Penelitian ... 4

1.6 Manfaat penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Kajian Pustaka. ... 7

2.2 Kerangka Teori ... 10

2.2.1 Teori Elit ... 10

2.2.2 Teori Revolusi ... 11

2.3 Kerangka Konseptual ... 12

2.3.1 Konsep Revolusi Sosial ... 12

2.3.2 Konsep Eksistensi Tengku Hasyim ... 12

2.4 Kerangka Berfikir ... 14

2.5 Hipotesis ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 16

3.1 Metode Penelitian ... 16

3.2 Lokasi Penelitian ... 17


(10)

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 18

3.5 Teknik Analisis Data ... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN... ... 21

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 21

4.1.1 Letak dan Kondisi Geografis ... 21

4.1.2 Kependudukan ... 22

4.1.3 Pemerintah dan Pembagian Wilayah ... 23

4.1.4 Keadaan Sosial... 24

4.1.4.1 Agama ... 24

4.1.4.2 Pendidikan ... 25

4.1.4.3 Kesehatan ... 26

4.2 Dinamika Politik Kerajaan Padang Sebelum Pemerintah Tengku Hasyim ... 26

4.2.1 Sturuktur Pemetintahan Kerajaan Padang ... 38

4.3 Sikap Politik Tengku Hasyim Pada Saat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ... 41

4.4 Eksistensi Tengku Hasyim Pasca Kemerdekaan Di Tebing Tinggi ... 44

4.4.1 Biografi Tengku Hasyim ... 44

4.4.2 Revolusi Soasial... 48

4.4.3 Tengku Hassim, Wali Kota Di Masa Agresi Belanda (1947-1950) ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL Tabel

4.1 Luas Wilayah dan Persentase Kota Tebing Tinggi Menurut

Kecamatan ... 22 4.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut

Kecamatan Tebing Tinggi, 2015 ... 23 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Agama yang Dianut di


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekitar abad ke XVI di atas wilayah kota Tebingtinggi sekarang, pernah terdapat sebuah kerajaan yang tumbuh, berkembang dan mencapai kejayaan pada masanya. Kerajaan ini berpusat di tepi Sungai Padang, tepatnya berkedudukan di Kampung Bajenis atau Borjonis atau Bah Jornih, dan bernama Kerajaan Padang. Adapun alasan penamaan kerajaan ini dengan nama Padang, dikarenakan pusat Kerajaan Padang yang berada di Bajornis terletak di tepi sungai dan di atas dataran yang luas sejauh mata memandang (padang). Kerajaan Padang sendiri merupakan kerajaan bercorak Melayu, namun pendiri dari kerajaan ini sendiri ternyata bukanlah tokoh atau sekelompok komunitas masyarakat Melayu. Kerajaan Padang didirikan oleh salah seorang keturunan bangsawan Kerajaan Raya di Simalungun. Pendiri Kerajaan Padang ini bernama Tuanku Umar Baginda Saleh Komar bergelar Tuan Hapulakan Saragih Dasalak. Ia berasal dari keturunan bangsawan Kerajaan Raya (Simalungun).

Kerajaan Padang masa itu dihuni oleh penduduk dari berbagai etnis. Hingga kini bukti –bukti multi etnisitas itu terlihat dari penamaan kampung-kampung yang ada di kota Tebingtinggi seperti, kampung-kampung Jawa, Kampung Bagelan, Kampung Rao, Kampung Mandaling, Kampung Tempel, Kampung Batak dan Kampung Keling. Penamaan kampung yang terakhir ini berlokasi di pinggiran Sungai Padang saat ini terletak di Kelurahan Tanjung Marulak.


(13)

2

Tuanku Umar Baginda Saleh Komar disebut-sebut hidup semasa dengan Gocah Pahlawan tahun 1612, seorang panglima Aceh termasyur yang pernah menyerang kerajaan Deli ntuk memperluas teritotrial Kerajaan Pasai, Aceh. Setelah pemerintahan Raja Umar Baginda Saleh, Kerajaan Padang diperintah oleh sekitar 11 orang raja, dan mencapai masa kejayaannya dibawah pimpinan ketujuh, yakni Raja Tebing Pangeran, yang memegang tampuk kekuasaan pada waktu itu. Dimana pada masa Raja Tebing Pangeran inilah asal usul nama Tebing Tinggi berasal.

Adapun raja terakhir Kerajaan Padang adalah Raja Tengku Hasyim sebagai raja ke dua belas. Pada masa pemerintahannya,Tengku Hasyim mampu membawa kerajaan semakin maju, mengimbangi wilayah otonom Tebing Tinggi. Pada saat terjadi perang kemerdekaan RI Tengku Hasyim dikenal sebagai raja yang memihak kaum Republikein (pejuang kemerdekaan). Bahkan ketika proklamasi kemerdekaan dikumandangan di Esplanade (Lapangan Merdeka) Gementee Tebing Tinggi pada Oktober 1945, Tengku Hasyim menghadiri itu. Bukan hanya itu saja bentuk dukungan Tengku Hasyim terhadap pejuang kemerdekaan.

Pada tahun 1946, setahun setelah pernyataan proklamasi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, situasi di wilayah Sumatera Timur cukup tegang. Terjadi pergolakan dan pertentangan pendapat antara para pemuda pejuang dengan para raja-raja di kerajaan-kerajaan di wilayah Sumatera Timur, seperti Deli, Serdang, Langkat, Bedagai dan termasuk di Kerajaan Padang. Pertentangan tersebut lebih didasarkan tentang pada siapa kerajaan-kerajaan ini akan tunduk dalam menjalankan pemerintahan, kepada Republik Indonesia yang


(14)

3

baru terbentuk, atau tetap kepada pemerintahan Kerajaan Belanda. Puncak dari pertentangan ini akhirnya melahirkan sebuah peristiwa pada anggal 3 Maret 1946 yang dikenal dengan istilah revolusi sosial, yang melanda seluruh kerajaan-kerajaan Melayu di Sumaera Timur. Kerajaan-kerajaan-kerajaan ini diserbu oleh para pemuda pejuang, yang menganggap bahwa raja-raja tersebut adalah kaum feodal; yang bersama dengan NICA (Netherland Indiesch Civil Administration) berusaha merintangi jalannya perjuangan rakyat. Walaupun Tengku Hasyim mendukung Kemerdekaan Republik Indonesia, namun statusnya sebagai Raja di Kerajaan Padang, tidak luput dari amukan rakyat yang anti akan kaum feodal. Pada saat peristiwa revolusi sosial ini terjadi, Tengku Hasyim dan keluarganya berhasil menyelamatkan diri dari amukan pemuda, dan meyelamatkan diri ke Medan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis berkeinginan melakukan penelitian dengan tema“ Eksistensi Tengku Hasyim Pasca Kemerdekaan Di Tebing

Tinggi”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah:

1. Dinamika politik Kerajaan Padang sebelum pemerintahan Tengku Hasyim

2. Sikap Politik Tengku Hasyim pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.


(15)

4

3. Eksistensi Tengku Hasyim ketika menjabat sebagai Walikota Tebing Tinggi.

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk lebih memaksimalkan hasil penelitian, maka penulis membatasi masalah penelitian yaitu : “Eksistensi Tengku Hasyim Pasca Kemerdekaan Di Tebing Tinggi”.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana dinamika politik Kerajaan Padang sebelum pemerintahan

Tengku Hasyim?

2. Bagaimana sikap politik Tengku Hasyim pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia?

3. Bagaimana eksistensi Tengku Hasyim Pasca Kemerdekaan di Tebing Tinggi?

1.5 Tujuan Penelitian

Menetapkan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena setiap penelitian yang dilakukan harus memiliki tujuan tertentu. Dengan berpedoman kepada tujuannya, maka akan lebih mempermudah mencapai sasaran yang diharapkan. Dengan demikian yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :


(16)

5

1. Untuk mengetahui dinamika politik Kerajaan Padang sebelum Pemerintahan Tengku Hasyim.

2. Untuk mengetahui sikap politik Tengku Hasyim Pada saat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

3. Untuk mengetahui Eksistensi Tengku Hasyim ketika menjabat sebagai Walikota Tebing Tinggi.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh sesudah melaksanakan penelitian ini adalah :

1. Menambah wawasan peneliti tentang Eksistensi Tengku Hasyim dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Tebing Tinggi.

2. Untuk menambah pengetahuan atau informasi bagi para pembaca baik dari kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum tentang Eksistensi Tengku Hasyim dalam Mepertahankan Kemerdekaan di Tebing Tinggi 3. Memperkaya informasi bagi masyarakat khususnya di Tebing Tinggi

untuk mengetahui Eksistensi Tengku Hasyim dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Tebing Tinggi.

4. Memperkaya informasi bagi akademisi UNIMED, khususnya Jurusan Pendidikan Sejarah untuk dapat kiranya mengetahui dan memahami mengenai Eksistensi Tengku Hasyim dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Tebing Tinggi.


(17)

6

5. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang bermaksud mengadakan penelitian dalam masalah yang sama.

6. Menambah daftar bacaan kepustakaan ilmiah UNIMED khususnya Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah.


(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Dinamikan politik Kerajaan Padang sebelum pemerintahan Tengku Hasyim terdapat dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Namun kedua faktor tersebut tidak memiliki pengaruh besar terhadap pemerintahan Kerajaan Padang. Karena yang mewarisi tahta Kerajaan Padang tidak ada pengaruh dari luar Kerajaan Padang itu Sendiri. Tetap didasari dengan Zuriat Kerajaan Padang. 2. Sikap politik Tengku Hasyim saat Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia ialah beliau sangat mendukung kemerdekaan Republik Indonesia. Namun setelah Indonesia mengumandangkan Kemerdekaannya, tepat tanggal 3 Maret 1946 terjadilah rvolusi sosial yang melanda Kerajaan yang ada di Sumatera Timur. Termasuk Kerajaan Padang dan ketika peristiwa itu terjadi Tengku Hasyim berhasil selamat dari peristiwa berdarah tersebut. Kerajaan Negeri Padang pasca peristiwa itu, dinyatakan bubar dan bergabung dengan NRI. Pembubaran itu ditandai dengan serah terima ‘inventaris dan pegawai Kerajaan Negeri Padang Tebingtinggi’ dari Het Wd Hoofd Bestuur van Padang terakhir Tengku Hassim kepada Wali Kota Munar S. Hamidjojo pada April 1946.


(19)

60

3. Ketika Kerajaan Padang bergabung dengan NRI, Tengku Hasyim pernah menjabat sebagai Ambtenaar Bestuur Aangelegenhedeendi (ABA) atau kepala wilayah (Walikota) Tebing Tinggi tahun 1947-1950. Beliau merupakan Walikota ke dua di Tebing Tinggi kemudian jabatan tersebut digantikan oleh abangnya yaitu Tengku Alamsyah.

5.2Saran

Berkitan dengan tema dan topik penelitian, maka penulis mengemukakan beberapasaran, yaitu :

1. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Eksistensi Tengku Hasyim Pasca Kemerdekaan Di Tebing Tinggi. Teruma tentang Status Tengku Hasyim sebagai generasi penerus dari raja sebelumnya.

2. Upaya menjaga dan melestarikan peninggalan- peninggalan Kerajaan Padang harus segera dilakukan mengingat nilai penting dari peninggalan tersebut. Peninggalan- Peningglan tersebut merupakan perkembangan peradaban sebuah masyarakat di masa lampau, terlebih peninggalan tersebut yang berkaitan tentang sejarah Kota Tebing Tinggi.

3. Peninggalan- peninggalan Kerajaan Padang dapat di gunakan sebagai media pembelajaran sejarah bagi peserta didik, khususnya dalam pembahasan materi lokal. Diharapkan dengan melihat secara langsung bukti- bukti sejarah bahwa sebuah kerajaan di Tebing Tinggi pernah


(20)

61

tumbuh dan berkembang dan sangat berkaitan tentang sejarah Kota Tebing Tinggi itu sendiri.

4. Akibat revolusi sosial yang melanda Kerajaan Padang membuat adat istiadat ataupun tutur dalam Melayu itu samakin hilang. Diharapkan agar semakin menjaga dan melastarikan adat Melayu yang melekat pada masyarakat Tebing Tinggi sabagai identitas suatu bangsa dan bisa dilihat untuk genersi yang akan datang


(21)

62

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Qasim. 1993. Kekerasan Dalam Sejarah: Masyarakat dan Pemerintahan. Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia: Kuala Lumpur.

Anhar, M. Azhari. 2010. Kerajaan Padang Dalam Upaya Pelestarian Sejarah Lokal (1612- 1946) Skripsi: Universitas Negeri Medan.

Buku Pedoman. 2013. Panduan Penulisan Skripsi Sejarah. Jurusan Pendidikan Sejarah: Medan.

Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijkan Publik dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Prenada Media Group.

Hamka. 1984. ”Islam Revolusi Ideologi Dan keadilan Sosial. PT.Pustaka Panji Mas; Jakarta.

Khalik, Abdul. 2014. Negeri Padang Tebing Tinggi Dari Masa ke Masa: Kerajaan padang dan Kota Tebing Tinggi Sejak Berdirinya Hingga Kini. Wal Asri Publishing: Medan.

Khalik, Abdul. 2015. Tebing Tinggi One dan Pengabdiannya. Asri Publishing: Medan .

M.C.Ricklefs. 2007. Sejarah Indonesia Modern. Gadjah Mada University Press; Yogyakarta

Reid, Anthony . 2011. Menuju Sejarah Sumatera : Antara Indonesia dan Dunia. Yayasan Obor Indonesia dan KITLV: Jakarta.

_____________. 2012. Sumatera: Revolusi dan Elite Tradisional. Komunitas Bambu: Jakarta.

_____________. 1987. Perjuangan Rakyat : Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di Sumatera. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta.

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak Sztompka Piotr. 2008. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Prenada


(1)

1. Untuk mengetahui dinamika politik Kerajaan Padang sebelum Pemerintahan Tengku Hasyim.

2. Untuk mengetahui sikap politik Tengku Hasyim Pada saat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

3. Untuk mengetahui Eksistensi Tengku Hasyim ketika menjabat sebagai Walikota Tebing Tinggi.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh sesudah melaksanakan penelitian ini adalah :

1. Menambah wawasan peneliti tentang Eksistensi Tengku Hasyim dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Tebing Tinggi.

2. Untuk menambah pengetahuan atau informasi bagi para pembaca baik dari kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum tentang Eksistensi Tengku Hasyim dalam Mepertahankan Kemerdekaan di Tebing Tinggi 3. Memperkaya informasi bagi masyarakat khususnya di Tebing Tinggi

untuk mengetahui Eksistensi Tengku Hasyim dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Tebing Tinggi.

4. Memperkaya informasi bagi akademisi UNIMED, khususnya Jurusan Pendidikan Sejarah untuk dapat kiranya mengetahui dan memahami mengenai Eksistensi Tengku Hasyim dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Tebing Tinggi.


(2)

5. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang bermaksud mengadakan penelitian dalam masalah yang sama.

6. Menambah daftar bacaan kepustakaan ilmiah UNIMED khususnya Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah.


(3)

59 5.1 Kesimpulan

1. Dinamikan politik Kerajaan Padang sebelum pemerintahan Tengku Hasyim terdapat dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Namun kedua faktor tersebut tidak memiliki pengaruh besar terhadap pemerintahan Kerajaan Padang. Karena yang mewarisi tahta Kerajaan Padang tidak ada pengaruh dari luar Kerajaan Padang itu Sendiri. Tetap didasari dengan Zuriat Kerajaan Padang. 2. Sikap politik Tengku Hasyim saat Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia ialah beliau sangat mendukung kemerdekaan Republik Indonesia. Namun setelah Indonesia mengumandangkan Kemerdekaannya, tepat tanggal 3 Maret 1946 terjadilah rvolusi sosial yang melanda Kerajaan yang ada di Sumatera Timur. Termasuk Kerajaan Padang dan ketika peristiwa itu terjadi Tengku Hasyim berhasil selamat dari peristiwa berdarah tersebut. Kerajaan Negeri Padang pasca peristiwa itu, dinyatakan bubar dan bergabung dengan NRI. Pembubaran itu ditandai dengan serah terima ‘inventaris dan pegawai Kerajaan Negeri Padang Tebingtinggi’ dari Het Wd Hoofd Bestuur van Padang terakhir Tengku Hassim kepada Wali Kota Munar S. Hamidjojo pada April 1946.


(4)

3. Ketika Kerajaan Padang bergabung dengan NRI, Tengku Hasyim pernah menjabat sebagai Ambtenaar Bestuur Aangelegenhedeendi (ABA) atau kepala wilayah (Walikota) Tebing Tinggi tahun 1947-1950. Beliau merupakan Walikota ke dua di Tebing Tinggi kemudian jabatan tersebut digantikan oleh abangnya yaitu Tengku Alamsyah.

5.2Saran

Berkitan dengan tema dan topik penelitian, maka penulis mengemukakan beberapasaran, yaitu :

1. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Eksistensi Tengku Hasyim Pasca Kemerdekaan Di Tebing Tinggi. Teruma tentang Status Tengku Hasyim sebagai generasi penerus dari raja sebelumnya.

2. Upaya menjaga dan melestarikan peninggalan- peninggalan Kerajaan Padang harus segera dilakukan mengingat nilai penting dari peninggalan tersebut. Peninggalan- Peningglan tersebut merupakan perkembangan peradaban sebuah masyarakat di masa lampau, terlebih peninggalan tersebut yang berkaitan tentang sejarah Kota Tebing Tinggi.

3. Peninggalan- peninggalan Kerajaan Padang dapat di gunakan sebagai media pembelajaran sejarah bagi peserta didik, khususnya dalam pembahasan materi lokal. Diharapkan dengan melihat secara langsung bukti- bukti sejarah bahwa sebuah kerajaan di Tebing Tinggi pernah


(5)

tumbuh dan berkembang dan sangat berkaitan tentang sejarah Kota Tebing Tinggi itu sendiri.

4. Akibat revolusi sosial yang melanda Kerajaan Padang membuat adat istiadat ataupun tutur dalam Melayu itu samakin hilang. Diharapkan agar semakin menjaga dan melastarikan adat Melayu yang melekat pada masyarakat Tebing Tinggi sabagai identitas suatu bangsa dan bisa dilihat untuk genersi yang akan datang


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Qasim. 1993. Kekerasan Dalam Sejarah: Masyarakat dan Pemerintahan. Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia: Kuala Lumpur.

Anhar, M. Azhari. 2010. Kerajaan Padang Dalam Upaya Pelestarian Sejarah Lokal (1612- 1946) Skripsi: Universitas Negeri Medan.

Buku Pedoman. 2013. Panduan Penulisan Skripsi Sejarah. Jurusan Pendidikan Sejarah: Medan.

Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijkan Publik dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Prenada Media Group.

Hamka. 1984. ”Islam Revolusi Ideologi Dan keadilan Sosial. PT.Pustaka Panji Mas; Jakarta.

Khalik, Abdul. 2014. Negeri Padang Tebing Tinggi Dari Masa ke Masa: Kerajaan padang dan Kota Tebing Tinggi Sejak Berdirinya Hingga Kini. Wal Asri Publishing: Medan.

Khalik, Abdul. 2015. Tebing Tinggi One dan Pengabdiannya. Asri Publishing: Medan .

M.C.Ricklefs. 2007. Sejarah Indonesia Modern. Gadjah Mada University Press; Yogyakarta

Reid, Anthony . 2011. Menuju Sejarah Sumatera : Antara Indonesia dan Dunia. Yayasan Obor Indonesia dan KITLV: Jakarta.

_____________. 2012. Sumatera: Revolusi dan Elite Tradisional. Komunitas Bambu: Jakarta.

_____________. 1987. Perjuangan Rakyat : Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di Sumatera. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta.

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak Sztompka Piotr. 2008. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Prenada