PERLAWANAN-PERLAWANAN MASYARAKAT LOKAL TEBING TINGGI TERHADAP TENTARA JEPANG PASCA KEMERDEKAAN INDONESIA.

PERLAWANAN – PERLAWANAN MASYARAKAT LOKAL
TEBING TINGGI TERHADAP TENTARA JEPANG PASCA
KEMERDEKAAN INDONESIA

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
KIKI SUSANTI
NIM. 3103121040

FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

ABSTRAK
Kiki Susanti, Nim : 3103121040, “Perlawanan-Perlawanan Masyarakat
Lokal Tebing Tinggi Terhadap Tentara Jepang Pasca Kemerdekaan
Indonesia”, Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah , Fakultas Ilmu Social,
Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui bagaimana sikap dan reaksi
masyarakat Tebing Tinggi terhadap pemerintahan Jepang yang cukup membawa
penderitaan bagi masyarakat Tebing Tinggi, 2) Mengetahui keberadaan Jepang
pasca kemerdekaan di Tebing Tinggi, 3) Mengetahui perlawanan-perlawanan
masyarakat lokal Tebing Tinggi terhadap tentara Jepang pasca kemerdekaan
Indonesia.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan penelitian sejarah, dengan metode lapangan ( Field Research ).
Dari penelitian yang dilakukan maka di peroleh hasil bahwa masyarakat
Tebing Tinggi menunjukkan sikap tidak senang terhadap kedatangan tentara
Jepang ke daerah Tebing Tinggi. Berbagai perlawanan dilakukan masyarakat
Tebing Tinggi untuk mengusir para tentara Jepang.
Kondisi Jepang setelah mengalami kekalahan atas sekutu terbagi kedalam
beberapa sikap, diantaranya: 1) berdasarkan perjanjian yang sudah disepakati oleh
negaranya, semua pasukan Jepang harus kembali kenegaranya; 2) mereka yang
sudah menikah dengan penduduk pribumi merasa enggan untuk pulang
kenegaranya sehingga memilih untuk tetap tinggal di Indonesia; 3) karena merasa
malu sehingga ada tentara Jepang yang tidak mau kembali lagi kenegaranya
karena telah kalah; 4) dan ada juga yang bunuh diri karena malu karena kalah
perang.

Para pemuda Tebing Tinggi yang mengetahui akan datangnya tentara
Sekutu kembali ke Indonesia mengadakan perundingan dengan tentara Jepang
untuk mendapatkan persenjataan. Namun pihak tentara Jepang menolaknya
dengan alasan bahwa senjata-senjata para tentara Jepang telah didaftarkan kepada
Sekutu. hal ini membuat pemuda-pemuda mengadakan perlawanan terhadap
tentara Jepang.

i

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan hidayah-Nya yang telah melimpahkan petunjuk, bimbingan ketabahan
dan kegigihan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat tersusun sebagaimana
mestinya.
Skripsi berjudul “Perlawanan – Perlawanan Masyarakat Lokal Tebing
Tinggi Terhadap Tentara Jepang Pasca Kemerdekaan”. Skripsi ini
merupakan syarat tugas akhir bagi Mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universita Negeri Medan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan memberikan dukungan baik moral maupun materil sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan
2. Bapak Dr. H. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
3. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Medan
4. Ibu Dra. Hafnita S.D. Lubis, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Sejarah Universitas Negeri Medan
5. Bapak Tapil Rambe, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.
6. Ibu Dr. Syarifah, M.Pd selaku Dosen pembimbing Akademi penulis yang
telah banyak memberikan masukan kepada penulis.
7. Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd sebagai dosen Penguji yang telah
memberikan masukan dan saran yang membangun mulai dari rencana
penelitian sampai selesai dalam penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Pristi Suhendro, M.Si sebagai dosen Penguji yang telah
memberikan masukan dan saran yang membangun mulai dari rencana
penelitian sampai selesai dalam penyusunan skripsi ini.


ii

9. Kepada Bappeda kota Tebing Tinggi yang telah mengizinkan penulis
untuk melakukan penelitian di kota Tebing Tinggi.
10. Terkhusus penulis ucapkan rasa terima kasih kepada kedua orang tua
penulis Ayahanda Suyono dan Ibunda Yusmawati yang telah banyak
memberikan doa, kasih sayang tiada henti serta dukungan baik materil
maupun imateril kepada penulis demi penyelesaian studi penulis, yang
telah memotivasi penulis dari kecil untuk selalu semangat belajar mengejar
cita-cita dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya
di UNIMED.
11. Tidak lupa juga penulis ucapkan kepada nenek tersayang Poniem dan
adik-adik penulis Agung Purnomo, Tri Ulfa dan Panji Winata yang telah
memberikan motivasi, semangat dan keceriaan kepada penulis selama
studi di Unimed.
12. Kepada sahabat seperjuangan Genk Badak, Nelly Sartika Simamora,
Julianita Tanjung, Monatia Sari, Ika Safitri, Ayu Irma Putri, Ferdiana
Arifah dan Yesi Armayani yang bersama-sama dalam menjalani
perkuliahan dalam suka maupun duka sejak awal hingga saat ini.
13. Sahabat senasib seperjuangan Yusfa Santi, Citra A Laoli, Lastina Siregar

dan Rahmi Sri Hanida akhirnya kita dapat menyelesaikan skripsi ini walau
dengan jalan yang berliku.
14. Teman-teman kos-kosan militer M. Rasyid Habibi, Ihsan Batubara dan
Mukhrizal Lubis.
15. Kakak sepupu penulis yang selalu mendukung penulis Wita Andriani.
16. Sahabat penulis Siti Saniatun yang telah banyak membantu penulis dalam
melakukan penelitian dalam penyelesaian skripsi ini.
17. Nita Bonita Putri beserta keluarga yang telah memberikan jasa yang
begitu besar bagi penulis.
18. Teman-teman yang telah banya memberikab dukungan terhadap penulis
Nani, Maya, Tika, Jannah, Lidya, Kak Nikmah, Nita dan Kak Sari.
19. Kepada seluruh teman – teman Reguler B Pend. Sejarah 2010, semoga
kesuksesan selalu menyertai kita.

iii

20. Sahabat kos penulis Ervi, Kak Leni, Kak Dian, Kak Santri, Kak Evi,
Rani, Lili, Tiwi, Anggi, Rya dan Wija.
21. Serta teman-teman PPLT SMA N 2


Perbaungan 2013 yang telah

memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis. Tetap semangat
jalan kita masih panjang.
Dan seluruh orang yang berperan penting dalam membantu penulis dalam
penyusunan skripsi ini. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin
dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak
kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dan memperkaya
kasanah ilmu pendidikan

Medan, Maret 2014

Kiki Susanti
NIM.3103121040

iv

DAFTAR ISI


ABSTRAK ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................ 6
1.3 Pembatasan Masalah .......................................................................... 6
1.4 Rumusan Masalah .............................................................................. 7
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................... 7
1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................. 9
2.2 Kerangka Teori .................................................................................. 12
2.2.1 Konsep Perlawananan .............................................................. 13
2.2.2 Konsep Masyarakat Lokal ........................................................ 15
2.2.3 Konsep Konflik ........................................................................ 16
2.2.4 Konsep Perang ........................................................................ 18
2.3 Kerangka Konseptual ......................................................................... 19
2.4 Kerangka Berpikir .............................................................................. 20


v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 21
3.2 Sumber Data ..................................................................................... 21
3.3 Lokasi Penelitian ............................................................................... 22
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 22
3.5 Teknik Analisa Data........................................................................... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Letak Geografis .................................................................................. 25
4.1.1 Kota Tebing Tinggi ................................................................... 25
4.2 Sikap dan Reaksi Masyarakat Terhadap Pemerintah Jepang ............... 28
4.3 Keberadaan Jepang pasca Kemerdekaan di Tebing Tinggi ................... 33
4.4 Peristiwa-Peristiwa Kemerdekaan di Tebing Tinggi ............................ 37
4.4.1 Munculnya Kesatuan-Kesatuan Pemuda, Menyusul Pula
Komite Nasional ............................................................................... 39
4.4.2 Perampasan Senjata Oleh Pemuda ............................................. 44
4.4.3 Peristiwa Bandar Tinggi ............................................................ 46
4.4.4 Pemuda-Pemuda Bandar Sakti Menyergap Tank Tentara

Jepang ............................................................................................ …47
4.4.5 Perampasan Sebuah Truk Di Kota Tebing Tinggi ...................... 49
4.4.6 Perampasan Senjata Di Tanjung Beringin ............................. …51
4.4.7 Insiden Di Stasiun Kereta Api ................................................... 54
4.2.8 Peristiwa Dolok Merawan ........................................................ 59
4.4.9 Pemuda-Pemuda Dari Luar Tebing Tinggi Mengadakan

vi

Bantuan.......................................................................................... ..61
4.4.10 Peranan Wanita Dalam Peristiwa Perlawanan
di Tebing Tinggi ................................................................................ 68
4.4.11 Akhir Pertempuran .................................................................. 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan ........................................................................................ 71
1.2 Saran .................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 75
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara....................................................... 77
Lampiran 2. Daftar Informan ............................................................... 78

Lampiran 3. Daftar Gambar ................................................................. 82
Lampiran 4. Daftar Surat-Surat ........................................................... 90

vii

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

dengan tangan terbuka oleh rakyat Indonesia yang memang sudah sangat
merindukan kemerdekaan tanah airnya. Indonesia dari belenggu penjajahan
bangsa Belanda. Seperti diketahui ramalan Jayabaya memang sudah menyebutkan
tentang kedatangan orang-orang katai yang akan membebaskan rakyat Indonesia
dari belenggu penjajahan bangsa Belanda, dan orang orang katai sudah
diidentifikasi sebagai orang-orang Jepang. Ditambah lagi pada masa-masa akhir

pemerintahnnya kaum penjajah Belanda masih juga menunjukkan sikap yang
tidak simpatik terhadap rakyat Indonesia. Keinginan dan tuntutan yang paling
lunak sekali pun tidak diperhatikan oleh pihak penjajah. Maka tidak
mengherankan jikalau mula-mula rakyat Indonesia sangat gembira menyambut
kedatangan tentara Jepang (Sagimun,1985:26)
Pada zaman pedudukan Jepang perjuangan untuk mencapai kemerdekaan
secara terang terangan adalah tidak mungkin karena Jepang sangat keras dan
kejam. Dalam buku Sagimun (1985:47) dijelaskan bahwa kedatangan tentara
Jepang di Indonesia memang tidak dengan maksud yang jujur dan ikhlas untuk
membebaskan rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan. Tentara Jepang datang
ke Indonesia dengan niat yang penuh angkara murka yaitu menduduki dan
menjajah Indonesia.

2

Berita tentang kekalahan Jepang di Perang Dunia II, oleh pemuda
Indonesia dianggap suatu kesempatan dan memikirkan langkah-langkah tindakan
selanjutnya

untuk

merebut

kemerdekaan.

Keinginan

untuk

mengakhiri

kemerdekaan sama usianya dengan penjajahan itu sendiri. Maksudnya sejak
permulaan penjajahan bangsa Indonesia telah berusaha untuk mengakhiri
penjajahan itu dengan mengadakan perlawanan-perlawanan.
Pada tahun 1945 bangsa Indonesia baru dapat memproklamasikan
kemerdekaannya. Usaha Indonesia tahun 1945 berhasil untuk mendirikan negara
nasional yang merdeka. Berhasil tidaknya suatu perjuangan untuk mencapai citacitanya tergantung pada perbandingan kekuatan diantara mereka yang hendak
memperjuangkan cita-cita itu. Sedangkan mereka yang berusaha menghalanghalangi tergantung pada keadaaan perjuangan itu sendiri. Keadaan pada suatu
waktu dapat menguntungkan dan pada waktu yang lain keadaan itu dapat
merugikan bagi perjuangan.
Sebagai bagian dari propinsi Sumatera, rakyat Sumatera Timur tidak luput
merasakan kekejaman dan kelicikan tentara Jepang. Pada saat itu daerah Sumatera
Timur merupakan pusat dari perkebunan. Bagian terbesar dari export perkebunan
Hindia Belanda dulu. Utamanya milik maskapai-maskapai Belanda, disamping
mana terdapat pula miik Inggris, Belgia dan sebagainya.
Sebagai akibat dari alat komunikasi yang masih sederhana, maka berita
proklamasi terlambat sampai ke Medan. Barulah tanggal 28 Agustus 1945 Dr.
A.K. Gani dari Jakarta mengirim telegram kepada Syariful Alamsyah yang

3

memberitakan proklamasi 17 Agustus 1945. dan berdasarkan telegram dari
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) di bentuklah Komite Nasional Daerah,
Badan Pemerintah Republik Indonesia dan Barisan Pemuda Indonesia sebagai
sarana atau lembaga pengisi proklamasi. Tanggal 31 agustus 1945 Mr. T. M.
Hasan dan Dr. M. Amir kembali dari Jakarta dan membawa salinan teks
Proklamasi. (M. Kasim dan Amir Taat Nasution, 1976:15)
Saat itu berbagai peristiwa bergejolak di tanah air. Dibeberapa kota di
Indonesia sebagian besar tentara Jepang dapat di tawan oleh pemuda Indonesia
tanpa perlawanan. Tetapi juga ada diantara mereka yang mengadakan perlawanan
dan tak mau menyerah begitu saja. Maka timbullah pertempuran-pertempuran
sengit, diantaranya adalah di Surabaya, Yogya, Bandung. Dan salah satunya
adalah di Tebing Tinggi.
Kota Tebing Tinggi adalah sebuah kota kecil berstatus Kotamadya di
Sumatera Timur dan letak geografisnya merupakan daerah persimpangan jalan
arah ke Kabupaten Simalungun dan arah ke kota Medan. Kotamadya Tebing
Tinggi di kelilingi oleh perkebunan-perkebunan besar karet dan kelapa sawit,
antara lain kebun Bahilang, Bandar Bejambu, Rambutan, Paya Pinang dan lain
lain. Perkebunan-perkebunan ini merupakan modal utama dalam menggerakkan
pemerintahan RI. Perkebunan Bahilang di pergunakan tentara Jepang untuk
menempatkan Markas Besarnya Sawamura Butai dipimpin oleh seorang opsir
tingginya bernama Sawamura.

4

Berita tentang kekalahan Jepang maupun berita proklamasi tidak sampai
pada waktunya di Tebing Tinggi. Pada tanggal 16 september 1945 saaudara M.
Kassim Ketua Barisan harian B.O.M.P.A di Tebing Tinggi menerima surat dari
pimpinan B.O.M.P.A (Badan Untuk Membantu Pertahanan Asia Timur Raya)
Sumatera Timur yang ditanda tangani oleh Abdul Karim Ms dan Mr. Mohd
Yusuf. Surat tersebut melampirkan teks proklamasi yang sudah dikumandangkan
oleh “SOEKARNO HATTA” atas nama bangsa Indonesia di Jakarta tanggal 17-81945 ( Kassim, 1976:24).
Barawal dari keinginan para pemuda Tebing Tinggi untuk mendapatkan
senjata dari tentara Jepang yang di konsentrasikan di perkebunan-perkebunan
inilah maka akhirnya rakyat Tebing Tinggi harus mengalami malapetaka
penjagalan besar- besaran dari tentara Jepang yang sudah status kalah perang itu.
Revolusi kemerdekaan Indonesia di tebus dengan pengorbanan, jiwa dan
harta. Berbagai peristiwa perlawanan di lakukan oleh masyarakat Tebing Tinggi.
Salah satu diantaranya adalah pada tanggal 13 Desember 1945 terjadi peristiwa
perlawanan oleh pemuda Tebing Tinggi terhadap tentara Jepang. Akibatnya
banyak pemuda tewas di sebabkan oleh kekejaman Jepang yang didalangi oleh
tentara Belanda di bawah komando Sekutu.
Peristiwa 13 Desember 1945 di Tebing Tinggi adalah suatu peristiwa
bersejarah pada permulaan revolusi di Sumatera Timur pada umumnya dan kota
Tebing Tinggi khususnya. Perjuangan ini mengandung cita cita untuk

5

menegakkan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, yang di pelopori
eksponen pemuda dan organisasi yang berada di Tebing Tinggi.
Selain peristiwa 13 Desember 1945 masih banyak peristiwa sejarah lain
yang terjadi di Tebing Tinggi. Di mana para pemuda Tebing Tinggi mengadakan
perlawanan terhadap tentara Jepang dalam mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Berbagai insiden terjadi di Tebing Tinggi dengan latar belakang yang
berbeda namun dengan tujuan yang sama.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai
“Perlawanan – Perlawanan Masyarakat Lokal Tebing Tinggi Terhadap Tentara
Jepang Pasca Kemerdekaan Indonesia”
Judul penelitian ini merupakan berbagai peristiwa sejarah lokal di mana
peristiwa peristiwa daerah sering diabaikan dan di sampingkan. Hal tersebut di
karenakan masih sedikitnya penelitian tentang sejarah lokal. Jadi jelaslah kiranya
peneliti merasa tertarik meneliti sejarah lokal tersebut untuk di teliti lebih jauh
lagi.

6

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang maka yang menjadi identifikasi masalah
adalah :
1.

Latar belakang terjadinya berbagai perlawanan terhadap tentara Jepang di
Tebing Tinggi pasca kemerdekaan

2.

Perlawanan perlawanan yang dilakukan masyarakat Tebing Tinggi
terhadap tentara Jepang

3.

Proses terjadinya Peristiwa Berdarah 13 Desember 1945 di Tebing Tinggi.

4.

Keadaan masyarakat Tebing Tinggi masa pemerintahan Jepang dalam
berbagai bidang.

5.

Sikap dan reaksi masyarakat Tebing Tinggi terhadap pemerintah Jepang.

1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka yang menjadi pembatasan
masalah adalah “ Bagaimana Perlawanan Perlawanan Masyarakat Lokal Tebing
Tinggi Terhadap Tentara Jepang Pasca Kemerdekaan Indonesia “

7

1.4 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sikap dan reaksi masyarakat Tebing Tinggi terhadap pemerintah
Jepang ?
2. Bagaimana keberadaan Jepang pasca kemerdekaan di Tebing Tinggi ?
3. Bagaimana perlawanan-perlawanan masyarakat Tebing Tinggi terhadap tentara
Jepang pasca kemerdekaan ?

1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana sikap dan reaksi masyarakat Tebing Tinggi
terhadap pemerintahan Jepang yang cukup membawa penderitaan bagi
masyarakat Tebing Tinggi.
2. Untuk mengetahui keberadaan

Jepang pasca kemerdekaan di Tebing

Tinggi.
3. Untuk mengetahui peristiwa-peristiwa perlawanan yang dilakukan oleh
masyarakat Tebing Tinggi

8

1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini sebagai berikut :
1.

Memberikan informasi yang jelas dan objektif kepada pembaca untuk
dapat mengambil hikmahnya dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

2.

Dapat mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa
pemerintahan Jepang untuk di jadikan tolak ukur dalam perjuangan
pembangunan di masa yang akan datang .

3.

Untuk mengubah pengetahuan dan cakrawala berpikir dalam penulisan
sejarah lokal.

4.

Untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan.

71

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai perlawanan-perlawanan masyarakat
lokal Tebing Tinggi terhadap tentara Jepang pasca kemerdekaan Indonesia maka
dapat ditarik kesimpulan berupa:
1.

Selama tiga setengah tahun, dari bulan Maret 1942 sampai Agustus
1945, Indonesia berada dibawah pendudukan militer Jepang. Masa
yang singkat ini secara mendalam telah mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan di Indonesia.

2. Kondisi Jepang setelah mengalami kekalahan atas sekutu terbagi
kedalam beberapa sikap, diantaranya: 1) berdasarkan perjanjian yang
sudah disepakati oleh negaranya, semua pasukan Jepang harus kembali
kenegaranya; 2) mereka yang sudah menikah dengan penduduk
pribumi merasa enggan untuk pulang kenegaranya sehingga memilih
untuk tetap tinggal di Indonesia; 3) karena merasa malu sehingga ada
tentara Jepang yang tidak mau kembali lagi kenegaranya karena telah
kalah; 4) dan ada juga yang bunuh diri karena malu karena kalah
perang.
3. Ketika status Jepang dinyatakan kalah dengan diproklamsikannya
kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Maka para pemuda Tebing
Tinggi dengan semangat yang menggebu-gebu ingin meminta
persenjataan Jepang guna menghadapi tentara Sekutu yang kembali

72

ingin menguasai Indonesia dan merampas kemerdekaan Indonesia. Hal
ini dilakukan dengan berbagai jalan diantaranya dengan diadakannya
perundingan antara perwakilan pemuda dan para petinggi Jepang
hingga peristiwa perebutan senjata.
4. Melalui beberapa perundingan yang diadakan ternyata Jepang ingkar
janji, mereka tidak mau menyerahkan persenjataannya kepada para
pemuda Tebing Tinggi dengan alasan bahwa persenjataan tentara
Jepang telah didaftarkan kepada Sekutu. dan jika di berikan kepada
pemuda maka tentara Jepang yang akan menerima dampaknya.
5. Para pemuda yang kesal dengan ulah para tentara Jepang ini mulai
mengadakan

gerakan-gerakan

perlawanan

untuk

merebut

dan

merampas senjata dari tangan Jepang. Pada awalnya tindakan ini
dilakukan oleh perseorangan namun karena tentara Jepang lebih kuat
akhirnya gerakan ini dilakukan oleh kelompok-kelompok pemuda
untuk merebut persenjataan dari Jepang.
6. Pergolakan dalam memperebutkan senjata tentara Jepang terjadi
hampir di seluruh kawasan kota Tebing Tinggi. Penghadangan dan
pelemparan terhadap tank-tank tentara Jepang terus meneruh dilakukan
oleh kelompok-kelompok pemuda Tebing Tinggi guna mendapatkan
persenjataan dari Jepang yang akan di gunakan untuk menghadapi
Sekutu dalam memepertahankan kemerdekaan.

73

7. Pada Desember 1945 mulai terjadi kekeruhan suasana akibat ditawan
dan dibunuhnya empat orang perwira tinggi Jepang oleh kaki tangan
NICA yang mengatasnamakan pemuda.
8. Tentara Jepang yang dendam dengan pemuda karena telah membunuh
pimpinannya menyapu bersih seluruh rakyat Tebing Tinggi tidak
peduli itu anak-anak, wanita, tua dan muda semua dibunuh. Peristiwa
ini mengakibatkan ribuan penduduk Tebing Tinggi meninggal dan kota
Tebing Tinggi menjadi kuburan masal.
9. Rasa solidaritas yang tinggi membawa banyak pemuda-pemuda luar
daerah

Tebing

Tinggi

datang

ke

Tebing

Tinggi.

Mereka

mengumpulkan kekuatan di daerahnya untuk membantu masyarakat
Tebing Tinggi untuk menghadapi tentara Jepang. Nyawa menjadi
taruhannya namun tak ada rasa takut atau pun gentar dari mereka demi
membela Indonesia dan sesame pemuda bangsa.
10. Perjuangan masyarakat Tebing Tinggi dalam melawan tentara Jepang
tak hanya datang dari pemuda saja tetapi seluruh golongan masyarakat
ikut membantu dengan caranya masing-masing.

74

5.2 Saran
Dari berbagai permasalahan sampai dengan kesimpulan yang dibuat oleh
penulis diatas. Penulis memberikan beberapa saran setelah mempelajari
permasalahan yang diteliti seperti dibawah ini :
1. Hendaknya generasi muda sebagai penerus bangsa menghargai peranan
pejuang Indonesia dengan mengisi kemerdekaan Indonesia dengan
kegiatan-kegiatan positif dan membangun.
2. Disarankan kepada pemerintah daerah dan pusat agar dapat melestarikan
dan menjaga keutuhan dari gedung-gedung dan tugu-tugu bersejarah
perjuangan rakyat Tebing Tinggi.
3. Disarankan kepada pemerintah agar sumber dan bukti sejarah perjuangan
pada masa lalu yang telah diwariskan kepada anak cucu dapat terjaga
dengan baik.
4. Peneliti menyarankan kepada tokoh-tokoh masyarakat untuk ikut menjaga
kelestarian gedung-gedung bersejarah peninggalan masa lalu, serta
mengenalkan kembali sejarah masa lalu kota Tebing Tinggi pada warga
yang tidak mengetahui dan memahaminya.
5. Peneliti juga menyarankan kepada masyarakat agar menjaga dan
melestarikan situs-situs sejarah yang ada.
6. Peneliti juga menyarankan agar sejarah perjuangan bangsa Indonesia harus
dipertahankan, sebagai generasi muda Indonesia selayaknya pemuda
zaman sekarang mempertahankan hasil perjuangan ini melalui cara yang
sesuai dengan bidang yang di geluti.

75

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: P.T Rineka Cipta
D, Sagimun M. 1985. Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Fasisme Jepang.
Jakarta: P.T Inti Idayu Press
Dewan Harian Cabang 45 Kota Tebing Tinggi (SUMUT). 2007. Angkatan 45 dan
Gedung Juang Tebing Tinggi. Tebing Tinggi
Gootschalk, Louis. Mengerti Sejarah. UI-Press
Kassim, M dan Amir Taat Nasution.1976. Serangan Tentara Jepang 13 Desember
1945 Di Tebing Tinggi ( Sumatera Utara ). Medan
Moedjanto, G. 1974. Indonesia Abad Ke – 20 1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Nasution, A.H. 1993. Sekitar Perang kemerdekaan Indonesia. Bandung: Angkasa
Nugroho, Fera, dkk. 2004. Konflik dan Kekerasan Pada Aras Lokal. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Panggabean, M. 1993. Berjuang dan Mengabdi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara. 1995. Sejarah
Perkembangan Pemerintahan Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera
Utara.
Pranoto, Suhartono W. 2001. Revolusi Agustus Nasionlisme Terpasung dan
Diplomasi Internasional. Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama
Scott, James. C. 1981. Moral Ekonomi Petani, Pergolakan dan Subsistensi di
Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES

76

Simanjuntak, B.A. 2011. Konflik Status Dan Kekuasaan Orang Batak Toba
Bagian Sejarah Batak. Jakarta: Obor
Sjamsuddin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak
Suhartono. 2001. Sejarah Pergerakan Nasional dari Budi Utomo sampai
Proklamasi 1908-1945. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: P.T Raja Grafindo
Persada
Tim Khusus Perencanaan Dan Pelaksanaan Pembangunan Tetengger Di Propinsi
Daerah Tingkat I Sumatera Utara. 2002. Semangat Juang 45 Sumatera
utara Kumpulan tulisan Perjuangan Para Pejuang Sumatera Utara Seri
Ke - V. Medan: Gedung Juang 45
Tim Khusus Perencanaan Dan Pelaksanaan Pembangunan Tetengger Di Propinsi
Daerah Tingkat I Sumatera Utara. 1996. Perjuangan Menegakkan Dan
Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia Di Sumatera Utara
(1945-1849 ) Jilid I. Medan: Gedung Juang 45
Zubir, Zaiyardam, 2002. Radikalime Kaum Pinggiran: Studi Tentang Idiologi,
Isu, Strategi, dan Dampak Gerakan. Yogyakarta: Insist Press