METODOLOGI Karakterisasi Sensor Kristal Fotonik Satu Dimensi untuk Pengukuran Total Suspended Particulate (TSP)

Gambar 3. Transmitansi kristal fotonik satu dimensi tanpa defect 13 Gambar 4. Transmitansi kristal fotonik satu dimensi dengan defect 13 Gambar 5. Model kristal fotonik satu dimensi dengan dua defect 13

BAB III METODOLOGI

Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai Oktober 2010 hingga November 2011 di Koridor Departemen Fisika, Gerbang utama IPB, Laboratorium Spektroskopi Departemen Fisika, Laboratorium Fisika Material, dan Labolatorium PPLH IPB. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain tabung penjerap, pompa vakum, pencatat waktu, pencatat laju alir flow meter, thermometer, ocean optic spectrophotometer UV-Vis USB 4000, high volume air sampler HVAS, kertas saring filter, timbangan analitik, sensor kristal fotonik satu dimensi, voltmeter, sumber cahaya, dan fotodetektor berupa spektrofotometer fotodioda. Bahan yang digunakan adalah udara permukaan dan akuades sebagai penjerap. Metode Penelitian 3.3.1 Karakterisasi TSP a. Penyediaan sampel Sampel diambil dari asap kendaraan bermotor. Sebelumnya, tabung penjerap tersebut disambungkan dengan pompa vakum yang berfungsi sebagai alat penghisap asap kendaraan kemudian tabung penjerap diisi 10 ml akuades. Setelah tabung penjerap diisi akuades dan disambungkan dengan pompa vakum, pengambilan sampel dimulai. Pompa vakum dihidupkan, udara dihisap masuk ke dalam tabung penjerap Lampiran1. i b. Pengujian secara spektroskopi Tahapan pengukuran spektroskopi : 1. Untuk standar kalibrasi transmitansinya, digunakan akuades sebagai blanko. 2. Akuades dimasukkan ke dalam kuvet sebagai blanko. 3. Sampel yang ada dalam tabung penjerap dimasukkan ke dalam kuvet sebagai sampel. 4. Software spektrofotometer dibuka, tampil pada layar komputer. 5. Kuvet blanko diletakkan ke dalam kuvet holder spektrofotometer. 6. Pada tambilan software yang digunakan, pilih scope berarti kuvet kuvet berisi akuades yang dimasukkan pada kuvet holder sebagai blanko. Setelah itu dipilih terang icon lampu sebagai kondisi terang, kemudian kuvet holder ditutup sebagai kondisi gelap dan dipilih dark. 7. Pada layar komputer ditampilkan grafik yang intesitasnya nol. Setelah grafik tersebut stabil, dipilih transmitansi icon T. 8. Pada layar ditampilkan grafik transmitansi akuades adalah 100 . 9. Kuvet yang berisi sampel diletakkan ke dalam kuvet holder spektrofotometer. Kemudian dipilih transmitansi icon T. Intensitas transmitansi sampel yang diukur menjadi kurang dari 100 . 10. Setelah diketahui data transmitansi, dapat diperoleh juga data absorbansi sampel dengan memilih icon A pada tampilan software. Setelah diperoleh data transmitansi dan absorbansi sampel, diamati perubahan intensitas atau perubahan spektrum dari blanko terhadap sampel. Panjang gelombang operasi ini selain untuk fabrikasi sensor kristal fotonik satu dimensi, dan pemilihan sumber cahaya. Selama proses karakteristik spektrometri TSP, sumber cahaya yang digunakan berupa sumber cahaya polikromatis. Agar cahaya yang melewati jerapan lebih spesifik maka sumber cahaya yang digunakan dalam karakterisasi kristal fotonik satu dimensi untuk pengukuran TSP adalah sumber cahaya monokromatis. 3.3.2 Pengukuran konsentrasi TSP secara gravimetri Pengukuran konsentrasi TSP sesuai dengan metode gravimetri menggunakan alat HVAS Lampiran3 sesuai SNI 19-7119.3- 2005. 4 a. Persiapan Filter Filter dipanaskan dalam oven dengan suhu 100-105 C selama 1-2 jam. Kemudian filter didinginkan dalam desikator. Setelah dingin, filter ditimbang dengan timbangan analitik ditimbang. Penimbangan massa untuk tiap filter dilakukan tiga kali. Dicatat hasil pengukuran massa filter sebelum digunakan. Massa rata-rata dari tiga kali penguikuran sebagai massa filter sebelum digunakan m 1 . Kemudian, disimpan kembali ke dalam wadah tertutup. b. Pengambilan dan pengujian sampel 1. Filter dipasang ke dalam filter holder HVAS. Kemudian disambungkan dengan sumber listrik. 2. Alat dihidupkan lalu udara terhisap oleh HVAS. Partikulat terperangkap pada filter. 3. Selama periode pengambilan sampel, dibaca dan dicatat laju alir, temperatur dan tekanan minimal 2 kali. Pembacaan diawal dan diakhir dengan asumsi perubahan pembacaan linear setiap waktu. 4. Setelah udara dihisap sampai tekanan tertentu, alat dimatikan kembali. 5. Dipindahkan filter secara hati-hati, dijaga agar tidak ada partikel yang terlepas, dan filter dimasukkan kembali ke dalam wadah tertutup. 6. Ditimbang lembaran filter dengan timbangan analitik sebagai massa filter setelah pengambilan sampel m 2 . c. Perhitungan konsentrasi 1. Koreksi laju alir volumetrik pada kondisi standar Qs Qo T T 1 Keterangan : Qs adalah laju alir volumetrik pada kondisi standar 298 K dan 101.3 kPa m 3 menit; Qo adalah laju alir volum uji udara yang terhisap m 3 menit; Ts adalah temperatur standar, 298 K; To adalah temperatur absolut dimana Qo ditentukan K; Ps adalah tekanan baromatik standar, 101.3 kPa; Po adalah tekanan baromatik dimana Qo ditentukan kPa. 2. V hisap olum udara yang di V T 2 Keterangan : V adalah volum udara yang diambil m 3 ; Qs 1 adalah laju alir awal terkoreksi pada pengukuran pertama lpm; Qs 2 adalah laju alir akhir terkoreksi pada pengukuran kedua lpm; T adalah waktu pengambilan contoh uji menit. 3. Konsentrasi partikel tersuspensi total da menggunakan H lam udara ambien VAS C V 3 Keterangan : C adalah konsentrasi massa partikel tersuspensi µgNm 3 ; m 1 adalah berat filter awal g; m 2 adalah berat filter akhir g; V adalah volum contoh uji udara liter; 10 6 adalah konversi g ke µg. 3.3.3 Karakterisasi dan uji kepekaan sensor kristal fotonik satu dimensi Pengukuran transmisi cahaya yang diterima fotodetektor dilakukan secara bersamaan dan kondisi yang sama dengan pengukuran konsentrasi TSP secara gravimetri. Fotodetektor yang digunakan adalah spektrofotometer dan fotodioda. Sensor kristal fotonik satu dimensi dipasang pada tabung penjerap Lampiran 4. a. Pengukuran transmisi cahaya dengan spektrofotometer Untuk uji transmisi cahaya dengan spektrofotometer dilakukan dengan cara menempatkan light source sebelum struktur kristal fotonik yang merambat melalui defect pertama dan defect kedua hingga diterima oleh detektor berupa spektrofotometer. Dalam hal ini defect kedua berupa larutan penjerap TSP yang akan dideteksi. Keluaran parameter tersebut berupa intensitas cahaya dalam satuan counts. Desain eksperimen dapat dilihat pada Lampiran 5. b. Pengukuran transmisi cahaya dengan fotodioda Untuk uji transmisi dengan menggunakan fatodioda pada dasarnya sama dengan uji transmisi cahaya dengan menggunakan spektrofotometer. Keluaran dari uji ini berupa transmisi cahaya yang dikonversi dalam satuan tegangan. Tujuan desaian eksperimen ini agar hasil pengamatan dapat digunakan untuk pengukuran secara digital. Desain eksperimen dapat dilihat pada Lampiran 6. Pengujian untuk memperoleh a transmisi cahaya yang diterima oleh spektrofotometer dan b transmisi cahaya berupa tegangan keluaran fotodioda, dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan karakterisasi sensor kristal fotonik satu dimensi untuk mendeteksi TSP : 1. Pengambilan dan pengujian sampel TSP Dilakukan pada lokasi, waktu, dan tekanan yang sama, bersamaan dengan pengukuran TSP metode gravimetri. Pompa vakum dihidupkan, udara dihisap masuk ke dalam tabung penjerap. Diamati dan dicatat laju alir, suhu dan transmisi cahaya baik berupa tegangan setiap 2 menit sekali selama satu jam pengambilan sampel. 2. Perhitungan konsentrasi yang terjerap K i TSP menggunakan sensor kristal tonik satu dimensi adalah onsentras fo C C 4 Keterangan : C o adalah konsentrasi akhir TSP menggunakan sensor kristal fotonik µgm 3 ; Cs adalah konsentrasi akhir TSP menggunakan HVAS µgm 3 ; Q o adalah laju alir rata-rata dengan sensor kristal fotonik satu dimensi lpm; Qs adalah laju alir HVAS lpm. 3. Pengenceran Proses pengenceran dilakukan dengan menambahkan 0,5-1 ml akuades secara terus menerus setiap interval waktu tertentu hingga mencapai nilai transmisi yang stabil pengenceran hingga penambahan 10 ml akuades. N i o entrasi pada saat pengenceran ad a ila k ns al h C C 5 Keterangan : C o adalah konsentrasi TSP µgm 3 ; C i adalah konsentrasi terukur menggunakan sensor kristal fotonik satu dimensi µgm 3 ; V o adalah volume penjerap setelah sampling pada konsentrasi C o ml; V i adalah volume penjerap + penambahan penjerap untuk Ci ml;

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN