Pengendap Adsorbsi Absorbsi Optik

Beberapa istilah yang digunakan untuk mengklasifikasikan partikulat debu dengan mengacu pada metode pengambilan sampel udara antara lain : Suspended Particulate Matter SPM, Total Suspended Particulate TSP, Particulate Matter 10 PM 10 dan Particulate Matter 2.5 PM 2.5 . 2 Partikel udara dalam wujud padat yang berdiameter kurang dari 2.5 µm disebut particulate matter 2.5 PM 2.5 dan kurang dari 10 µm disebut dengan particulate matter 10 PM 10 . Menurut para pakar lingkungan dan kesehatan masyarakat, PM 2.5 dan PM 10 sebagai pemicu timbulnya infeksi saluran pernafasan, karena pertikel padat tersebut mengendap pada saluran pernafasan daerah bronki dan alveoli. 6 Partikel-partikel sebesar 2.5 µm atau lebih kecil dapat menimbulkan ancaman kesehatan yang terbesar bagi manusia, karena untuk massa yang sama, partikulat tersebut menyerap senyawa karsinogenik lebih beracun dari partikel yang ukurannya lebih besar dan lebih mudah dalam menembus paru- paru. 7 Partikel berukuran kurang dari 2.5 µm PM 2.5 tidak disaring dalam sistem pernapasan bagian atas dan menempel pada gelembung paru, sehingga dapat menurunkan pertukaran gas. 6 Partikel yang berdiameter antara 1-10 mikron biasanya termasuk tanah, debu dan produk-produk pembakaran dari industri lokal, dan pada tempat-tempat tertentu juga terdapat garam laut. Partikel yang mempunyai diameter antara 0,1-1 mikron terutama merupakan produk-produk pembakaran dan aerosol fotokimia. Partikel yang mempunyai diameter kurang dari 0,1 mikron belum diidentifikasi secara kimia, tetapi diduga berasal dari sumber-sumber pembakaran. 8 Total suspended particulate adalah partikel-partikel yang tersuspensi di udara permukaan udara ambient, mengacu pada semua partikel yang ukurannya kurang dari 100 mikrometer. 7 Partikel debu melayang- layang dalam waktu yang relatif lama di udara kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan. Partikel debu merupakan campuran dari berbagai bahan dengan ukuran dan bentuk yang relatif berbeda-beda, sehingga komposisinya di udara menjadi partikel yang sangat rumit. 9 Menurut Fardiaz 8 partikel debu memiliki sifat:

1. Pengendap

Partikel yang berukuran lebih besar dari 2-40 mikron tergantung dari densitasnya tidak bertahan terus di udara, melainkan akan mengendap. Partikel yang tersuspensi secara permanen di udara mempunyai kecepatan pengendapan, tetapi partikel-partikel ini tetap terdapat di udara karena gerakan udara.

2. Adsorbsi

Kemampuannya sebagai tempat adsorbsi sorbsi secara fisik atau kimisorbsi sorbsi disertai dengan interaksi kimia.

3. Absorbsi

Jika molekul yang tersorbsi tersebut larut di dalam partikel, jenis sorbsi ini sangat mementukan tingkat bahaya dari partikel.

4. Optik

Partikel yang mempunyai diameter kurang dari 0,1 mikron berukuran sedemikian kecilnya dibandingkan dengan panjang gelombang sinar, sehingga partikel-partikel tersebut mempengaruhi sinar seperti halnya molekul-molekul dan menyebabkan refraksi. Partikel yang berukuran jauh lebih besar dari 1 mikron jauh lebih besar dari pada panjang gelombang sinar tampak dapat menyebarkan sinar sesuai dengan penampang melintang partikel tersebut. Sensor Kristal Fotonik Kristal fotonik adalah kristal buatan yang tersusun secara periodik dari material optik dengan indeks bias yang berbeda. 10 Dalam kristal fotonik, perulangan dalam struktur terbentuk dari variasi indeks bias bahan yang berbeda dalam struktur tersebut. Secara umum kristal fotonik dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu satu dimensi 1D, dua dimensi 2D dan tiga dimensi 3D pada Gambar 1. 11 Kristal fotonik satu dimensi telah bisa diproduksi dan digunakan secara luas. Struktur ini biasa digunakan secara luas dalam bidang optik lapisan tipis dan sebagai sensor. Struktur kristal fotonik dua dan tiga dimensi masih merupakan tantangan bagi teknologi fabrikasi. Pada kasus dua dimensi, diasumsikan gelombang datang merambat dalam bidang x-y inplane. Struktur yang ada uniform dalam arah sumbu z dan berperiodik dalam arah x-y Gambar 2. 11 Gambar 1. Kristal fotonik a 1D, b 2D dan c 3D 11 Gambar 2. Model kristal fotonik 2D 11 Keunggulan sensor kristal fotonik satu dimensi ini antara lain : 1. Memiliki sensitivitas tinggi 2. Dapat digunakan secara in-situ dan rea-ltime 3. Praktis dan mudah digunakan 4. Dapat diintegrasikan ke dalam sistem otomatis. 5 Kristal fotonik yang digunakan sebagai sensor dalam penelitian ini adalah kristal fotonik satu dimensi. Kristal fotonik satu dimensi berupa sistem optik periodik yang tersusun atas unit-unit sel identik. Masing- masing unit sel tersebut terdiri dari dua atau lebih lapisan material dielektrik dengan indeks bias rendah dan tinggi, serta dengan ketebalan berorde panjang gelombang elektromagnetik EM operasional. Interferensi antara gelombang transmisi dengan refleksi dapat mengakibatkan penghambatan perambatan gelombang EM pada rentang panjang gelombang tertentu Gambar 3. Rentang ini dikenal dengan istilah photonic band gap PBG. 5 Jika struktur kristal fotonik ini didesain memiliki satu atau lebih unit sel defect cacat, yaitu lapisan yang memiliki ketebalan optik berbeda dengan ketebalan lapisan pada unit sel reguler, maka akan muncul fenomena photonic pass band PPB yang menunjukkan semacam kebocoran gelombang EM dalam rentang PBG seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4. Karakteristik PPB tersebut sangat sensitif terhadap perubahan indeks bias material pada lapisan defect. Fenomena inilah yang dimanfaatkan untuk pembuatan sensor optik berbasis kristal fotonik, dimana material sampel yang akan dideteksi diperlakukan sebagai lapisan defect. 5 Pada penelitian ini kristal fotonik yang digunakan adalah sensor kristal fotonik satu dimensi dengan dua defect agar sensitivitas dari sensor ini meningkat. Model kristal fotonik satu dimensi dengan dua defek seperti pada Gambar 5, dimana defect pertama dibuat dua kali ketebalan indek bias yang tinggi, dan defect kedua dibuat kosong untuk material sampel yang akan diuji. 12 Prinsip kerja sensor kristal fotonik satu dimensi yaitu dengan merambatkan gelombang EM di dalam kristal fotonik yang disisipi material sampel, kemudian diterima oleh fotodetektor. Keluaran fotodetektor tersebut diubah menjadi tegangan listrik. Agar dapat terbaca, tegangan tersebut harus diperkuat oleh rangkaian amplifier. Tegangan yang dihasilkan dapat dikonversi dan dikalibrasi ke dalam satuan parameter yang dibutuhkan, misalnya gramliter, molar, volume atau bobot. 4 Gambar 3. Transmitansi kristal fotonik satu dimensi tanpa defect 13 Gambar 4. Transmitansi kristal fotonik satu dimensi dengan defect 13 Gambar 5. Model kristal fotonik satu dimensi dengan dua defect 13

BAB III METODOLOGI