PENGARUH POPULARITAS MODEL IKLAN INDOSAT DAN XL DI TELEVISI TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT KESADARAN AKAN MEREK PADA KALANGAN MAHASISWI

(1)

i

PENGARUH POPULARITAS MODEL IKLAN INDOSAT DAN XL DI TELEVISI TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT

KESADARAN AKAN MEREK PADA KALANGAN MAHASISWI

(Studi Pada Mahasiswi Ilmu Komunikasi UMM 2008)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatakan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh :

Minarti Aziz NIM : 06220219

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

(4)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Minarti Aziz

Tempat, tanggal lahir : Kupang, 20 Desember 1987 Nomor Induk Mahasiswa : 06220219

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

Pengaruh Popularitas Model Iklan Indosat dan XL Di Televisi Terhadap Perbedaan Tingkat Kesadaran Akan Merek Pada Kalangan Mahasiswi (Studi Pada Mahasiswi Ilmu Komunikasi UMM 2008).

adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang,31 Maret 2011 Yang Menyatakan,


(5)

v


(6)

vi

KATA PENGANTAR Assalamu’ alaikum Wr, Wb...

Puji dan syukur peneliti sampaikan kepada Allah SWT atas karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini ditulis guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

Laporan yang Peneliti beri judul “Pengaruh Popularitas Model Iklan Indosat dan XL Di Televisi terhadap Perbedaan Tingkat Kesadaran Akan Merek Pada Kalangan Mahasiswi (Studi Pada Mahasiswi Ilmu Komunikasi UMM 08) ini, pada intinya ingin mengetahui dan menjelaskan penggunaan model (public figur) yang populer sebagai seorang komunikator dalam sebuah iklan, mampu mempengaruhi mahasiswi dengan daya tarik yang dimilikinya sehingga berujung pada efek yang berupa kesadaran akan merek. Disisi lain apakah popularitas yang dimiliki masing-masing model (public figur) juga akan berpengaruh terhadap perbedaan tingkat kesadaran akan merek. Hal inilah yang memacu penulis untuk mengambil permasalahan ini.

Dan Alhamdulillah selama proses penelitian hingga ke proses penulisan laporan, peneliti memperoleh banyak masukan, motivasi, perhatian, dan doa dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bpk Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang


(7)

vii

2. Bpk Drs. Farid Rusman, M.Si selaku dosen Pembimbing I yang dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesikan skripsi ini, serta memberikan masukan dan saran guna kesempurnaan dari skripsi penulis.

3. Bpk. Drs. Imam Hidayat, M.m selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar membimbing penulis, serta memberikan masukan dan saran guna kesempurnaan dari skripsi penulis.

4. Seluruh dosen dan staff pegawai Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat bagi penulis serta selalu membantu keperluan penulis dalam hal melayani akademis selama menjalani pendidikan di UMM khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi.

5. Bapak, Mama serta kakak ku Komala dan Ndari, tidak lupa juga adik-adik ku Sukma dan Adi, yang selalu memberikan doa, kasih sayang serta dukungan bagi penulis. Sehingga menjadi motivasi bagi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini

6. Semua mahasiswa IKOM UMM angkatan 2008 yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi subjek dalam penelitian penulis

7. Teman-teman IKOM yang tidak dapat disebutkan satu persatu, khususnya (Uphie, Nitha, Salim, Lambang, O’ok, Mas Jutek “Mas Didit”, Dewi, Ella, Itha, Phia, Cony, Erwin, Ihsan, Nopek, Ephie, Dhani Jeruk, Nurul) terimakasih atas bantuan yang telah diberikan pada penulis.


(8)

viii

8. Semua anggota BigFam : Debora, Ochin, Anne, Vita, Alet, Ivan, Catur, Dony, Bayu, terimakasih karena selama ini telah memberikan perhatian dan menerima penulis menjadi bagian dalam BigFam.

9. Kelurga Kav.1 khususnya (Mba Awa, Mba Cece, Mba Gita, Shab Cweet, Kemoz, Bon_Bon, Semok, Idank, Nadhia, Nissa, Endah, Illa, Ria, Sri, Vivin, Aulia, Meivi, Milla, Aini) yang telah memberikan dukungan moril bagi penulis.

10.Semua keluarga “SU” yang telah menjadi keluarga kedua ku : Hurry, Rahma, Shab, Ayu, Idank, Rozie, Riki, Dhani, Ary, Arien, Jay, dan teman-teman touring Arafat, Yoyok. Makasih atas semua perhatian, masukan dan bantuan yang telah diberikan pada penulis.

11.Semua pihak dan rekan-rekan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. “Terima kasih atas doa dan dukungan kalian. Semoga kita bisa mendapatkan apa yang kita cita-citakan”.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Sehingga kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan penulisan-penulisan berikutnya menjadi lebih baik lagi. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat. Wassalammu’alaikum Wr.Wb.

Malang, 31 Maret 2011 Penulis


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan Skripsi ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Pernyataan ... iv

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... v

Lembar Persembahan ... vi

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... xi

Daftar Isi... xiv

Daftar Tabel ... xvii

Daftar Gambar ... xix

Daftar Lampiran... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Hipotesis Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Tinjauan Pustaka ... 8

F.1. Komunikasi Massa ... 8

F.1.1. Definisi Komunikassi Massa ……… 8

F.1.2. Fungsi Komunikassi Massa... 10

F.2. Iklan ... 12

F.2.1. Definisi Iklan... 12

F.2.2. Tujuan dan Fungsi Periklanan ... 12

F.2.3. Sasaran Periklanan ... 14

F.2.4. Media Iklan Televisi ... 15

F.2.5. Iklan Sebagai Kegiatan Komunikasi... 18

F.3. Popularitas Model Iklan ... 20 F.3.1 Popularitas Artis dan Pengaruhnya terhadap


(10)

x

Kesadaran Merek ... 20

F.4. Kesadaran Merek ... 22

F.4.1. Definisi Merek ... 22

F.4.2. Definisi kesadaran Merek... 25

G. Kajian Teori ... 27

H. Definisi Konseptual... 29

I. Definisi Operasinal ... 29

J. Metode Penelitian ... 31

J.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 31

J.2. Populasi dan Sampel ... 31

J.3. Uji Validitas dan reliabilitas ... 32

J.4. Teknik Pengumpulan Data ... 34

J.5. Teknik Analisis Data... 35

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A.Gambaran Umum UMM ... 38

A.1. Sejarah Singkat UMM... 38

A.2. Kondisi Jurusan Ilmu Komunikasi ... 41

A.3. Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi ... 42

B.Gambaran Umum PT. Indosat... 43

B.1. Sejarah Perusahaan ... 43

B.2. Visi dan Misi Indosat ... 44

B.3. Profil Saykoji... 45

C.Gambaran Umum PT. Exelcomindo Pratama TBK ... 47

C.1. Sejarah Perusahaan ... 47

C.2. Visi dan Misi PT. Exelcomindo Pratama TBK ... 48


(11)

xi

BAB III PENGARUH POPULARITAS MODEL IKLAN INDOSAT DAN XL DI TELEVISI TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT KESADARAN AKAN MEREK PADA KALANGAN MAHASISWI

A.Identitas Responden... 51

B.Uji Instrumen... 52

B.1. Uji Validitas ... 53

B.2. Uji Reliabilitas ... 54

C.Popularitas Model Iklan Indosat dan XL di Televisi... 56

C.1. Popularitas Model Iklan Indosat ... 57

C.2. Popularitas Model Iklan XL ... 66

D.Kesadaran Akan Merek Indosat dan XL... 76

D.1. Kesadaran Akan Merek Indosat ... 76

D.2. Kesadaran Akan Merek XL ... 82

E.Pengaruh popularitas Model Iklan Indosat dan XL di Televisi Terhadap Perbedaan Tingkat Kesadaran Akan Merek Pada Kalangan Mahasiswi ... 89

E.1. Popularitas Model Iklan Indosat Terhadap Tingkat Kesadaran Akan Merek ... 89

E.1.1. Uji F ... 87

E.1.2. Koefisien Korelasi Dan Determinasi ... 90

E.1.3. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 92

E.2. Popularitas Model Iklan XL Terhadap Tingkat Kesadaran Akan Merek ... 92

E.2.1. Uji F ... 92

E.2.2. Koefisien Korelasi Dan Determinasi ... 93

E.2.3. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 95

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 99 DAFTAR PUSTAKA


(12)

xii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1. Jenis Kelamin Mahasiwa ... 42

2. Tabel 3.1. Tabel Penggolongan Responden Berdasarkan Usia ... 52

3. Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Item Angket pada Popularitas Model Iklan Indosat dan XL (X1 Dan X2)... 53

4. Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Item Angket pada Kesadaran Merek Indosat dan XL (Y1 DanY2)... 54

5. Tabel 3.4. Uji Reliabilitas Item Angket pada Popularitas Model Iklan Indosat (X1) ... 55

6. Tabel 3.5. Uji Reliabilitas Item Angket pada Popularitas Model XL (X2) ... 55

7. Tabel 3.6. Uji Reliabilitas Item Angket pada Kesadaran Merek Indosat (Y1) ... 56

8. Tabel 3.7. Uji Reliabilitas Item Angket pada Kesadaran Merek XL (Y2) ... 56

9. Tabel 3.8. Tingkat Pengetahuan Responden Pada Saykoji (X1) ... 57

10.Tabel 3.9. Tingkat Pengetahuan Responden Pada Saykoji Sebagai Seorang Penyanyi (X2)… ... 58

11.Tabel 3.10. Pengetahuan Responden Pada Lagu Saykoji (X3)… ... 59

12.Tabel 3.11. Tingkat Keterkenalan Saykoji (X4)…... 60

13.Tabel 3.12. Tingkat Fenomena Dari Saykoji (X5)…... 61

14.Tabel 3.13. Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Karier Saykoji (X6) .. 62

15.Tabel 3.14. Tingkat Pengetahuan Keberadaan Saykoji Dalam Iklan Indosat (X7)………... ... 63

16.Tabel 3.15. Kemenarikan Gerakan Saykoji dalam Iklan Indosat (X8)… ... 64

17.Tabel 3.16. Saykoji Sebagai Bagian Dari Kalangan Remaja (X9)… ... 65

18.Tabel 3.17. Tingkat Pengetahuan Responden Pada Raffi Ahmad (X1)... 66

19.Tabel 3.18. Tingkat Pengetahuan Responden Pada Raffi Ahmad Sebagai Seorang Pemain Sinetron (X2)… ... 68

20.Tabel 3.19. Pengetahuan Responden Pada Sinetron Yang Dibintangi Raffi Ahmadi (X3)… ... 69

21.Tabel 3.20. Tingkat Keterkenalan Raffi Ahmad (X4)… ... 70

22.Tabel 3.21. Tingkat Fenomena Dari Raffi Ahmad (X5)… ... 71

23.Tabel 3.22. Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Karier Raffi Ahmad (X6) ... 72

24.Tabel 3.23. Tingkat Pengetahuan Keberadaan Raffi Ahmad Dalam Iklan XL (X7) ………... 73

25.Tabel 3.24. Kemenarikan Gerakan Raffi Ahmad dalam Iklan XL (X8)…... 74

26.Tabel 3.25. Raffi Ahmad Sebagai Bagian Dari Kalangan Remaja (X9)…... 75

27.Tabel 3.26. Merek Indosat Yang Pertama Kali Di ingat (Y1)…... 77

28.Tabel 3.27. Tingkat Pengetahuan responden Indosat Sebagai Merek Operator Selular (Y2) ... 78

29.Tabel 3.28. Tingkat Pengetahuan Responden Indosat Berjaringan GSM (Y3)... 79


(13)

xiii

31.Tabel 3.30. Pengenalan Responden Terhadap Slogan Indosat (Y5)... 81

32.Tabel 3.31. Pengenalan Responden Terhadap Bentuk Logo Indosat (Y6) ... 82

33.Tabel 3.32. Merek XL Yang Pertama Kali Di ingat (Y1)... 83

34.Tabel 3.33. Tingkat Pengetahuan responden XL Sebagai Merek Operator Selular (Y2) ... 84

35.Tabel 3.34. Tingkat Pengetahuan Responden XL Berjaringan GSM (Y3) ... 85

36.Tabel 3.35. Pengenalan Responden Terhadap Warna Logo XL(Y4) ... 86

37.Tabel 3.36. Pengenalan Responden Terhadap Slogan XL (Y5)... 87

38.Tabel 3.37. Pengenalan Responden Terhadap Bentuk Logo XL (Y6) ... 88

39.Tabel 3.38. Uji F ………. ... 89

40.Tabel 3.39. Tabel Korelasi….………. ... 90

41.Tabel 3.40. Pedoman Koefisien Korelasi….………. .. 91

42.Tabel 3.41. Analisis regresi….………. ... 92

43.Tabel 3.42. Uji F ………. ... 92

44.Tabel 3.43. Tabel Korelasi….………. ... 93

45.Tabel 3.44. Pedoman Koefisien Korelasi….………. .. 94


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar B.1. Logo Indosat ... 43

2. Gambar B.2. Saykoji... 45

3. Gambar C.1. Logo XL ... 47


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Distribusi Jawaban Responden Lampiran 3. Frekuensi tabel

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Lampiran 5. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 6. Korelasi Product Moment Lampiran 7. Regression

Lampiran 8. Hitungan Rumus Secara Manual


(16)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Asmajasari, Magdalena. 1997. Studi Periklanan Dalam Perspektif Komunikasi pemasaran. Malang : UMM Press

Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Hamidi, 2007. Metode penelitiandanTeori Komunikasi. Malang : UMM Press

Jefkins, Frank.1997. Periklanan. Jakarta : Erlangga.

Team Pustaka Phoenix. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Barat : Pustaka Phoenix

Kasali, Rhenald.1992. Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.

Kottler, Philip.2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Ikrar Mandiriabadi ---.2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Jakarta : PT. INDEKS

Kelompok Gramedia.

--- & Keller Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13 Jilid 2.Jakarta : Erlangga.

Mulyana, Dedy. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Sanusi, Anwar. 2005. Metodologi Penelitian Praktis Untuk Ilmu Sosial dan Ekonomi. Buntaran Media : Malang.


(17)

xvii

Sciffmant, L.G & Kanuk, L.L. 1997. Consumer Behavior. New Jersey : Prentice Hall.

Shimp, Terence. 2003. Priklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Edisi 5 Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta

Chasanah, Uswatun. 2003.Membangun Ekuitas Merek Melalui Brand Personality. Jurnal Kajian Bisnis STIE Widyia Wiwaha Yogyakarta : 100

Wahyudi, J.B. 1986. Media Komunikasi Massa Televisi. Bandung : PT Alumni Winarni. 2003. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Malang : UMM Press Non Buku :

http://firmansyah2308.wordpress.com/category/telekomunikasi/ diakses 08

Oktober 2010

http://riandita88.blog.friendster.com/2008/03/definisi-komunikasi-massa/ diakes

22 Desember 2010

http://purwodadi.net/2010/04/27/iklan-dan-kampanye-media-elektronik/ diakses

08 oktober 2010

(http://www.konsultasihukumonline.com/Haki.php?Menu=Merek diakes tanggal

04 september 2010).

http://im4nsyah.wordpress.com/2010/03/03/belajar-desain-grafis/ diakses 05

September 2010

http://www.desainstudio.com/2010/10/logo-dan-brand-pengertian-fungsi-dan.html diakes 05 September 2010

http://triagus.multiply.com/reviews/item/20 diakses 05 September 2010.

http://www.scribd.com/doc/19079302/Komunikasi-Pemasaran- diakses 04 September 2010)

(


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri telepon seluler mengalami perkembangan yang pesat dalam dua dekade terakhir ini, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Di Indonesia pun telepon seluler telah mengubah peta industri telekomunikasi secara radikal. Ini bisa dilihat dengan bermunculannya operator telekomunikasi yang ikut meramaikan industri pertelekomunikasian di Indonesia. Menyadari akan persaingan yang cukup ketat pada industri layanan telekomunikasi seluler, para operator layanan telekomunikasi seluler berlomba-lomba mempromosikan produknya agar dapat dikenal dipasaran melalui media periklanan.

Menurut Rhenald Khasali (1992:51) periklanan adalah salah satu komunikasi massa dan harus di bayar untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap, atau mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan. Tentunya dalam upaya meyakinkan atau menarik kesadaran, setiap perusahaan berusaha mempromosikan keunggulan produk yang ditawarkan.

Sebagai pembeda suatu produk dengan yang lain maka diberikanlah suatu identitas yang disebut dengan merk. Karena salah satu asset untuk meningkatkan pangsa pasar adalah kesadaran akan merek, maka perusahaan-perusahaan besar rela menghabiskan banyak uang untuk membangun dan


(19)

2

mengorbitkan merek. Kesadaran merek merupakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan (Shimp , 2003:11).

Persaingan antar merek pun menjadi sangat sengit. Para pengelola dengan sekuat tenaga berjuang agar mereknya mendapatkan kesadaran merek tertinggi dalam benak konsumen. Seperti persaingan kartu seluler merek Indosat dan XL. Beberapa tahun belakangan ini, kedua operator selular tersebut memiliki strategi yang relatif sama yaitu memakai icon remaja yang dasarnya adalah seorang selebriti (public figure) sebagai model iklannya untuk menciptakan kesadaran akan merek pada masyarakat. Penggunaan selebritis sebagai model dalam sebuah iklan merupakan cara yang paling efektif untuk menarik perhatian masyarakat. Para bintang televisi, actor film, para atlet terkenal, dan pribadi-pribadi yang telah mati (pada sketsa pembuka) digunakan secara luas di dalam iklan-iklan di majalah, iklan radio, dan iklan televisi untuk mendukung produk (Shimp (2003:460)

Indosat dan XL bersaing dalam perang iklan agar mereknya menjadi merek yang paling dikenal dipasar operator selular dan menjadi top of mind di benak masyarakat khususnya remaja, dikarenakan mayoritas pengguna seluler adalah remaja. Dengan menembak mayoritas pengguna seluler maka sama halnya menguasai sebagian besar pasar.

Menurut Spire Research & Consulting, jumlah pelanggan seluler di Indonesia lebih didominasi oleh golongan para remaja. Sebab dewasa ini


(20)

3

muncul tren untuk memiliki handphone di kalangan remaja. Kelompok remaja cenderung lebih bersifat konsumtif dan paling cepat mengikuti tren serta berbagai hal yang dianggap baru. Masih menurut Spire Research & Consulting, salah satu faktor utama ketertarikan para remaja terhadap produk seluler dikarenakan tarif murah dan konten yang menarik. (http://firmansyah2308.wordpress.com/category/telekomunikasi/ diakses 08 Oktober 2010).

Indosat sebagai salah satu operator selular yang cermat dalam hal menyita perhatian remaja untuk menjadi customernya. Selain telah memiliki pangsa pasar remaja yang banyak, Indosat cermat dalam milih model iklan dari berbagai kalangan remaja, seperti Gita Gutawa, J-Rocks, Vierra, serta masih banyak lagi. Semua bintang Indosat dapat dikatakan mempunyai fans yang kuat.

Di tahun 2009 Indosat mengeluarkan iklan versi terbaru, promosi produk online murah dengan menggunakan icon artis Saykoji. Indosat merelease kartu perdana dan voucher khusus untuk internet, tentu saja dengan benefit tarif miring. Imej Indosat sebagai produk internet murah memang sudah cukup melekat, paling tidak di segmen ABG. Bulan April lalu Indosat klaim sudah mengadopsi teknologi HSPA+ dengan kecepatan 42 Mbps, bahkan di klaim tercepat kedua di Asia.

Namun dalam urusan persaingan iklan, XL juga tidak dapat di anggap remeh. Banyak iklan yang telah diproduksi oleh XL, mulai tahun 2006 XL mencoba untuk menarik perhatian masyarakat dengan meluncurkan produk


(21)

4

3G yang diklaim yang pertama di Indonesia dengan jaringan terluas dan tercepat. Untuk menciptakan emotional bonding dengan pelanggan, XL menggunakan ikon music grup band terkenal (Peterpan dan Samsons). Dikategori selular, XL merupakan merek pertama yang memakai grup musik sebagai duta merek.

Ditahun berikutnya, XL memakai Putri Titian, Kuburan Band, Luna Maya, berderet semua bintang diambil oleh XL. Ditambah Kotak dan Vidi Aldiano. Tidak dapat dibayangkan besarnya budget yang harus dikeluarkan oleh XL untuk memproduksi sebuah iklan, dan membayar artis tersebut. Kemudian berlanjut ditahun 2009, XL memakai Raffi Ahmad untuk mengiklankan produknya dalam berbagai versi.

Berbagai macam iklan Indosat dan XL dapat dilihat di media-media massa khususnya televisi. Iklan-iklan tersebut hampir muncul setiap hari, dimulai dari pagi hingga malam, khususnya pada acara-acara yang memiliki rating tinggi, seperti acara musik DahSyat, Inbox, Sinetron, Infotainment, FTV dan Talk Show yang disiarkan oleh stasiun televisi swasta seperti RCTI, SCTV, ANTV, Trans TV, dan Trans 7. Dengan banyaknya televisi swasta di Indonesia semakin menyuburkan produksi iklan di tanah air, dan menjadikan iklan semakin sulit dipisahkan dalam kehidupan kita.

Dengan semakin seringnya iklan-iklan tersebut muncul di televisi, maka dalam merancang suatu iklan hendaknya perusahaan harus memilih public figure yang cocok, sehingga dapat menarik perhatian dan kesadaran masyarakat yang dapat membentuk opini, dan mereka akan meneruskan opini


(22)

5

tersebut sesuai persepsi masing-masing. Dengan demikian diharapkan terciptanya suatu kesadaran akan merek. Disisi lain kesadaran merek merupakan dasar atau langkah awal dalam menentukan keberhasilan dan suksesnya suatu merek di tengah masyarakat.

Akan tetapi, walaupun kedua operator selular tersebut telah memakai strategi yang relatif sama yaitu menggunakan model (public figure) dalam menciptakan kesadaran akan merek, ternyata indeks pertumbuhan komposisi pelanggan dari operator selular Indosat lebih tinggi dibandingkan dengan XL, dilihat berdasarkan hasil survey lima tahun terakhir.

Indosat meraih rata-rata pertumbuhan pelanggan berkisar 25%. Tahun 2005 Indosat membukukan jumlah pelanggan sebanyak 14.512 jt, tahun 2006 naik menjadi 16.705 jt, tahun 2007 naik kembali menjadi 24.550 jt, tahun 2008 naik lebih tinggi menjadi 36.510 jt, akan tetapi tahun 2009 Indosat mencatat pertumbuhan negatif sebesar 3.380 jt, sehingga jumlah pelanggan menjadi 33.130 jt. Hal tersebut dikarenakan Indosat telah menghapus sejumlah pelanggan yang tidak produktif.

Sedangkan XL di tahun 2005 baru bisa mengumpulkan pelanggan sebanyak 6.978 jt, tahun 2006 terkumpul sebanyak 9.528 jt, tahun berikutnya 15.469 jt, tahun 2008 mencapai 26.016 jt dan akhir tahun 2009 kemarin XL berhasil meraih angka 31.438 jt.

Begitu juga di tahun 2010 indeks pertumbuhan Indosat tetap berada pada posisi pertama dibandingkan dengan XL. Yang menduduki kursi No.1 adalah Telkomsel dengan jumlah pelanggan mencapai 83,1 juta. Sangat sulit


(23)

6

bagi operator selular lain bila ingin menyamakan kedudukan dengan Telkomsel. Posisi kedua ditempati oleh Indosat dengan jumlah pelanggan sebanyak 39,7 juta. Indosat dan XL sama-sama diminati masyarakat. Terbukti dengan perbedaan jumlah pelanggan yang relatif tipis yaitu XL dengan 38,5 juta. Itu semua karena XL telah meningkatkan kualitas layanannya dalam beberapa tahun terakhir. Posisi ke empat ditempati oleh Telkom flexi dengan 16,2 juta pelanggan, diikuti oleh Bakrie Telkom 11,1 juta pelanggan atau lebih dikenal dengan Esia. Kemudian ada Hutchison dengan produk 3 (Tri) sebesar 7,5 juta, Natrindo dengan Axis 7,5 juta, Smart Telecom 3juta, Mobile-8 2,5 juta, dan sisanya Ceria serta BBT. (Bisnis Indonesia, edisi Rabu, 10 November 2010).

Oleh karena itu, sehubungan dengan penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh popularitas model iklan Indosat dan XL di televisi terhadap perbedaan tingkat kesadaran akan merek pada kalangan mahasiswi. Yaitu dengan menggunakan model Raffi Ahmad dan Saykoji untuk mengetahui perbedaan tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, dapat di rumuskan permasalahan dalam penelitian sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh popularitas model iklan Indosat dan XL di televisi terhadap tingkat kesadaran akan merek pada kalangan mahasiswi?


(24)

7

2. Jika terdapat pengaruh, maka seberapa besar pengaruh popularitas model iklan Indosat dan XL di televisi terhadap perbedaan tingkat kesadaran akan merek pada kalangan mahasiswi?

C. Tujuan penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh popularitas model iklan Indosat dan XL di televisi terhadap perbedaan tingkat kesadaran akan merek pada kalangan mahasiswi.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2005:328). Dari rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan jawaban sementara dari permasalahan yang hendak diteliti yaitu: H΋ : Tidak ada pengaruh Popularitas model iklan Indosat di televisi

terhadap tingkat kesadaran akan merek pada kalangan mahasiswi. HΌ : Ada pengaruh popularitas model iklan Indosat di televisi terhadap

tingkat kesadaran akan merek pada kalangan mahasiswi.

H΋ : Tidak ada pengaruh Popularitas model iklan XL di televisi terhadap tingkat kesadaran akan merek pada kalangan mahasiswi.

HΌ : Ada pengaruh popularitas model iklan XL di televisi terhadap tingkat kesadaran akan merek pada kalangan mahasiswi.


(25)

8

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan tambahan keilmuan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian sejenis, khusunya pada konsentrasi Audio Visual tentang pengaruh popularitas model iklan sebagai komunikator yang mempunyai daya tarik dalam lingkungan masyarakat.

2. Kegunaan praktis

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kebenaran dari proses komunikasi massa khusunya iklan, dari segi efek penggunaan model (public figure) sebagai komunikator terhadap perbedaan kesadaran akan merek pada masyarakat khususnya para remaja yang ada di Malang.

F. Tinjauan Pustaka

F.1. Komunikasi Massa

F.1.1. Definisi Komunikasi Massa

Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunakan sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima pesan. Sedangkan Komunikasi Massa adalah (ringkasan dari) komunikasi melalui media massa (communicating with media), atau komunikasi kepada banyak orang (massa) dengan menggunakan sarana media. Media massa sendiri ringkasan dari media atau sarana komunikasi massa.


(26)

9

Joseph A. devito dalam buku Pengantar Komunikasi Massa oleh Nurudin mengemukakan definisi komunikasi massa sebagai berikut : Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita).

Berbeda dengan Devito Dennis McQuail (masih dalam buku Pengantar Komunikasi Massa oleh Nurudin, M.Si ) mendefinisikan bahwa komunikasi massa bersumber bukan dari satu orang melainkan suatu organisasi formal dan merupakan komunikator professional. Pesannya tidak unik, beraneka ragam, selalu diperbanyak, dan bersifat satu arah. (http://riandita88.blog.friendster.com/2008/03/definisi-komunikasi-massa/ diakses 22 Desember 2010).

Menurut Bittner (Winarni, 2003:5) komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang besar

(Mass communication is message communicated through a mass medium to a


(27)

10

Definisi yang diutarakan beberapa ahli diatas mengandung makna yang hampir sama, hanya saja susunan kata dan istilah yang digunakan berbeda, namun hal tersebut tidak mengurangi pemahaman maksud yang hendak dicapai terhadap pengertian komunikasi massa.

F.1.2. Fungsi Komunikasi Massa

Mula-mula Harold D. Lasswell (dalam Winarni, 2003:44) mengemukakan fungsi komunikasi massa adalah memberi informasi, mendidik dan menghibur. Wright kemudian menambahkan fungsi komunikasi menjadi empat yakni :

1. Surveillance atau Pengawasan

Disebut juga pengawasan terhadap apa yang terjadi di lingkungan. Komunikasi akan terus menerus mencari tahu, menyelidiki, mengumpulkan informasi lalu menyebarluaskan kepada halayak. Fungsi inilah yang dimaksud dengan fungsi pemberitaan dan komunikasi massa. Bagi individu dan masyarakat, fungsi pemebritaan ini berperan sebagai peringatan (warning).

2. Correlation atau Kegiatan Menghubungkan

Fungsi ini berperan untuk membantu mobilisasi yaitu menggerakan masyarakat untuk suatu tujuan bersama. Bagi individu fungsi ini memberikan efisiensi, yaitu dengan membaca media berate individu akan tergolong untuk mendapatkan berbagai informasi tanpa harus ngoyo terjun ke lapangan.


(28)

11 3. Transmisi Kultural

Fungsi pewarisan budaya atau fungsi pendidikan dari komunikasi massa ini berperan meningkatkan keutuhan social dan mengurangi ketidakpastian di tengah masyarakat. Fungsi ini juga dapat terjadi disfungsi, yakni bagi msayarakat akan berkembang masayarakat massa, dan bagi individu akan terjadi depersonalisasi sosialisasi yaitu proses sosialisasi menjadi hampir sama bagi setiap otang, tidak terjadi kekhasan bagi setiap individu.

4. Entertainment atau Hiburan

Fungsi ini merupakan sarana pelepas lelah baik bagi individu maupun masyarakat. Sedangkan dsifungsi dari fungsi penghiburan bagi masyarakat adalah public yang divert yaitu cenderung menghindar aksi-aksi social karena hiburan yang disajikan media menyebabkan masyarakat menjadi lebih individualistic. Sedangkan bagi individu disfungsi dari fungsi penghiburan adalah mengingkatkan kepasifan karena hibran yang disajikan cenderung membuat orang terlena, menurunkan selera akibat kecenderungan media massa menyajikan hal-hal yang disukai banyak orang, memungkinkan terjadinya pelarian yaitu upaya untuk melarikan diri dari kenyataan hidup.


(29)

12 F.2. Iklan

F.2.1. Definisi Iklan

Periklanan merupakan salah satu usaha yang dilakukan perusahaan untuk menyampaikan pesan produk yang dihasilkan kepada konsumen, sehingga konsumen dapat lebih mengenal produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Menurut Jefikns (1997:5) periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasive yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya semurah-murahnya.

Sedangkan Iklan didefinisikan sebagai segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar (Kotler, 2005:277).

Secara sederhana iklan juga didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (Kassali,1992:9).

Jadi pada intinya iklan merupakan salah satu jalan menuju pangsa pikiran konsumen, sehingga periklanan sangat penting karena faktor pendeknya daya ingat manusia. Konsumen selalu dijejali dengan berbagai informasi baru, sehingga harus selalu dilakukan suatu usaha yang dapat membuat mrek dan produk perusahaan selalu diingat oleh konsumen.

F.2.2. Tujuan dan Fungsi Periklanan

Langkah awal dari beriklan adalah menetapkan tujuan dari iklan tersebut. Periklanan tidak hanya untuk mencapai tujuan utama yaitu


(30)

13

meningkatkan volume penjualan, akan tetapi terdapat beberapa keuntungan lainnya, antara lain membina merek perusahaan yang ada di pasaran dan menyebarkan informasi tentang penjualan suatu barang atau jasa. Tidak akan berarti apa-apa bagi perusahaan, jika iklan yang ditayangkan tidak mampu menarik perhatian konsumen. Dimana penetapan tujuan dan pengukuran terhadap hasil periklanan umumnya dinyatakan dalam tingkat “sadar kenal” (awareness) yang diperoleh dari khalayak sasaran.

Secara umum, periklanan dihargai karena dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi dalam periklanan. Menurut Shimp (2003:357) fungsi periklanan antara lain sebagai berikut :

1. Informing, memberikan informasi membuat konsumen sadar akan merek-merek baru, dan meningkatkan puncak kesadaran dalam benak konsumen (TOMA – top off mind awareness) untuk merek-merek yang sudah ada dalam kategori yang matang.

2. Persuading, membujuk konsumen untuk mencoba produk atau jasa yang diiklankan.

3. Reminding, menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan konsumen.

4. Adding value, memberikan nilai tambah.

5. Assisting, mendampingi upaya-upaya lain dari perusahaan.

Sedangkan menurut Asmajasari (1997:14) fungsi periklanan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis :


(31)

14

1. Iklan menjalankan sebuah fungsi sebagai “informasi” : ia mengkomunikasikan informasi produk, cirri-ciri, dan lokasi penjualannya. Ia memberitahukan konsumen produk-produk barunya.

2. Iklan menjalankan sebuah fungsi sebagai membujuk “persuasif” : ia membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut.

3. Iklan menjalankan sebuah fungsi dalam “menciptakan kesan” : ia menciptakan iklan sebaik-baiknya agar masyarakat mempunyai kesan tertentu tentang apa yang diiklankan.

4. Iklan menjalankan sebuah fungsi “memuaskan keinginan” : sebelum membeli sebuah produk, kadang-kadang orang ingin diberitahu lebih dulu. 5. Iklan menjalankan sebuah fungsi sebagai “alat komunikasi” : dimana iklan

sebagai alat untuk membuka komunikasi F.2.3. Sasaran Periklanan

Setiap iklan dirancang untuk memenuhi atau mencapai sasaran tertentu. Iklan sebaiknya dirancang untuk mencapai sasaran spesifik dari pemasar, walaupun tujuan akhir dari program periklanan adalah untuk mendororng terjadi keputusan pembelian oleh konsumen. Menurut Tjiptono (1997:81), kegiatan periklanan memiliki sasaran sebagai berikut :

1. Kesadaran (Awareness) : Sasaran periklanan yang utama adalah untuk meningkatkan pengenalan akan nama merk, konsep produk, dimana dan bagaimana membeli suatu produk.


(32)

15

2. Mengingatkan (Remind to use) : Sasaran periklanan disini adalah untuk mengingatkan para pembeli agar menggunakan produk, jasa atau ide, serta meningkatkan persediaan produk, jasa atau ide tersebut.

3. Mengubah sikap tentang penggunaan produk : Sasaran periklanan adalah untuk meningkatkan jumlah pemakaian dan menarik pemakai atau konsumen baru.

4. Mengubah persepsi tentang pentingnya atribut merk agar suatu atribut dapat menjadi penentu dalam proses pemilihan oleh konsumen, maka atribut tersebut haruslah penting.

5. Mengubah keyakinan tentang merek : Jika suatu atribut telah dianggap penting, maka konsumen akan meneliti sejauh mana tiap-tiap merk atau produk alternatif memiliki atribut tersebut. Oleh karenanya sasaran periklanan disini adalah untuk meningkatkan nilai suatu produk dimata konsumen dalam hal atribut yang penting tersebut.

6. Mengukuhkan sikap (Attitude Reinforcement) : Sasaran periklanan adalah untuk memberikan keyakinan kepada pelanggan bahwa merk atau atribut tersebut benar-benar memberikan tingkat kepuasan tertinggi untuk manfaat yang paling tertinggi.

F.2.4. Media Iklan televisi

Media penyampai pesan memegang peranan penting dalam proses komunikasi. Tanpa media, pesan tidak akan sampai pada kelompok audiens yang diinginkan. Oleh karena itu, pemilihan media yang tepat akan sangat


(33)

16

menentukan apakah pesan yang ingin disampaikan pada kelompok sasaran akan sampai atau tidak.

Setiap media dan setiap sarana memiliki sekumpulan karakteristik dan keunggulan yang unik. Para pengiklan berupaya memilih media dan sarana yang karakteristiknya paling sesuai dengan merek yang diiklankan dalam menjangkau khalayak sasaran dan menyampaikan pesan yang dimaksud. Pada prinsipnya, jenis media iklan dalam bentuk fisik dibagi kedalam dua kategori yaitu media iklan cetak dan media iklan elektronik.

Media cetak adalah media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual yang dihasilkan dari proses percetakan; bahan baku dasarnya maupun sarana penyampaian pesannya menggunakan kertas). Media cetak adalah suatu dokumen atas segala hal tentang rekaman peristiwa yang diubah dalam kata-kata, gambar foto dan sebagainya (contoh : surat kabar, majalah, tabloid, brosur, pamflet, poster). Sedangkan media elektronik adalah media yang proses bekerjanya berdasar pada prinsip elektronik dan eletromagnetis (contoh televisi, radio, internet). (http://purwodadi.net/2010/04/27/iklan-dan-kampanye-media-elektronik/ diakses 08 Oktober 2010).

Dari sekian banyak media elektronik yang digunakan, televisi di anggap paling efektif dalam menyampaikan iklan pada masyarakat. Menurut Wahyudi (1986:49) televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa yunani) yang berarti jauh, dan visi (videre bahasa latin) berarti penglihatan. Dalam bahasa inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini di artikan dengan gambar dan suara yang diproduksi


(34)

17

di suatu tempat (studio televisi) dapat dilihat dari tempat “lain” melalui sebuah perangkat penerima (televisi set). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh.

Televisi mampu menjadi primadona dalam penayangan iklan dibandingkan dengan media periklanan lain karena televisi memiliki tiga kekuatan. Menurut Rhenald Kassali (1992:121-122) tiga kekuatan tersebut antara lain :

1. Efisiensi biaya

Televisi merupakan media yang paling efektyif untuk menyampaiakan pesan, informasi dan sebagainya. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalyak sasaran yang luas.

2. Dampak yang kuat

Televisi mampu membawa dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada dua indra sekaligus yaitu penglihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu meciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor.

3. Pengaruh yang kuat

Akhirnya, televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan msayarakat meluangkan waktunya di depan televisi sebagai sumber berita, hiburan, dan sarana pendidikan.kebanyakan calon pembeli lebih percaya pada


(35)

18

perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada tidak sama sekali.

Selain itu iklan televisi juga mempunyai dua kekuatan yang sangat penting. Pertama, iklan TV biasa menjadi sarana efektif untuk mendemonstrasikan atribut produk dengan jelas dan secara persuasif menjelaskan manfaat bagi konsumen. Kedua, iklan TV bisa menggambarkan pengguna dan pencitraan pengguna, kepribadian merek, atau hal tak terwujud lainnya secara dramatis (Kotler, 2009:205-206).

F.2.5. Iklan Sebagai Kegiatan Komunikasi

Tujuan periklanan umumnya mengandung misi komunikasi. Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuasaan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Sedangkan iklan merupakan komunikasi yang kompleks dengan tujuan untuk mendorong ke berbagai jenis dampak. Dalam menentukan tujuan komunikasi, pemasar menginginkan tanggapan kognitif (cognitive), afektif (affective) dan perilaku (behavioral). Artinya pemasar ingin memasukkan sesuatu kedalam pikiran konsumen, mengubah sikap konsumen, atau mendorong konsumen untuk bertindak (Kottler, 2002:631).


(36)

19

Terdapat beberapa model hierarki tanggapan dari konsumen, salah satunya yaitu Model Hierarki Pengaruh :

Tahap Model Hierarki Pengaruh

Tahap Kognitif Kesadaran Pengetahuan Tahap Afektif (Perasaan) Menyukai

Kesukaan Keyakinan Tahap Behavioral (Perilaku) Pembelian

Menurut Shimp (2003:160) seluruh usaha komunikasi pemasaran diarahkan kepada pencapaian satu atau lebih tujuan-tujuan dibawah ini : 1. Membangkitkan keinginan akan suatu kategori produk.

2. Menciptakan kesadaran akan merek (brand awareness).

3. Mendorong sikap positif terhadap produk dan mempengaruhi niat. 4. Memfasilitasi pembelian.

Secara keseluruhan, iklan yang efektif, kreatif, harus menghasilkan dampak abadi secara relatif kepada konsumen. Ini berarti, meninggalkan di belakang kerumunan iklan lainnya, mangaktifkan perhatian, serta memberi sesuatu kepada konsumen agar mengingat tentang produk yang diiklankan (Shimp, 2003:419).

Namun sebelum itu pemasar perlu memahami unsur-unsur mendasar komunikasi yang efektif. Definisi komunikasi menurut Carl I. Hovland (Mulyana, 2008:68) adalah proses yang memungkinkan seseorang


(37)

20

(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk merubah perilaku orang lain (komunikate).

Perusahaan menggunakan periklanan dengan tujuan melakukan komunikasi secara persuasif kepada masyarakat yang menjadi target. Dalam proses komunikasi iklan, komunikator diwakili oleh institusi atau lembaga yang menyewa ruang. Namun komunikator dapat juga berupa model (Public Figure) yang digunakan oleh lembaga tersebut sebagai wakil penyampai pesan kepada konsumennya.

F.3. Popularitas Artis

F.3.1. Popularitas Artis dan Pengaruhnya Terhadap Kesadaran Merek

Kata popular mengandung makna dikenal dan disukai oleh orang banyak (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2007:673). Popularitas sama halnya dengan popular, ngetop yang berarti bahwa objek banyak diketahui oleh segala lapisan masyarakat, baik itu dari keseringan muncul pada media ataupun sebuah prestasi dan kesuksesan yang diraih oleh subjek yang memang dikagumi dan dapat menyita perhatian masyarakat banyak.

Para pengiklan bangga menggunakan selebriti sebagai model iklan karena atribut popularitas yang mereka miliki. Selebritis, biasanya bintang film, pribadi yang sering muncul di televisi, penghibur yang populer, dan atlit olahraga merupakan tipe yang paling biasa digunakan untuk menarik pemirsa (Sciffman, 1997:331).


(38)

21

Sedangkan menurut Shimp (2003:460) selebritis adalah tokoh (actor, penghibur, atau atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari golongan produk yang di dukung.

Masih menurut Shimp (2003) ada beberapa keuntungan yang didapat saat menggunakan selebirti sebagai bintang iklan, yaitu iklan akan lebih disukai masyarakat, meningkatkan kesadaran produk, merubah persepsi konsumen terhadap produk yang diiklankan dan memberi kesan bahwa konsumen selektif dalam memilih produk.

Artis popular karena banyak disukai orang dan memiliki daya tarik yang lebih atas karya seninya maupun gaya hidupnya melalui media televisi sebagai lembaga industry dan komersialisasi. Hal itulah yang membuat artis memilki nilai lebih dibandingkan dengan insan biasa. Artis atau public figure disini berperan sebagai seorang komunikator, dimana sebagai seorang komunikator hendaknya memiliki beberapa syarat salah satunya yaitu daya tarik. Dalam arti seorang komunikator memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan sikap bagi komunikan dengan daya tarik yang dimilkinya.

Namun pemilihan model iklan (public figure) sebagai komunikator harus diperhatikan dengan cermat oleh pemasar untuk dapat menentukan sukses tidaknya sebuah produk, dikarenakan penggunaan model iklan (public figure) bisa menjadi salah satu faktor pendorong agar konsumen dapat menyadari suatu merek dan berakhir dengan tahap pembelian.


(39)

22 F.4. Kesadaran Merek

F.4.1. Definisi Brand

Pada dasarnya merek memiliki kemampuan yang tidak dapat diabaikan dalam meningkatkan daya saing perusahaan, sehingga pemberian merek merupakan masalah utama dalam pengembangan strategi suatu produk. Fungsi merek merupakan “Identitas”, dimana Identitas ini merupakan faktor pembeda antara suatu produk / jasa dengan produk/ jasa lainnya. Merek disini yang membedakan nilai jual sebuah produk.

Yang dimaksud dengan merek berdasarkan pasal 1 angka 1 Undang-undang No. 15 Tahun 2001 adalah : suatu tanda yang berupa gambar , nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dengan unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

(http://www.konsultasihukumonline.com/Haki.php?Menu=Merek diakes tanggal 04 september 2010).

Menurut American Marketing Association (Shimp, 2003:7) brand di definisikan sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau disain, atau kombinasi dari keseluruhannya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual atau sekelompok penjual, agar dapat dibedakan kompetitornya.

Pengertian lain tentang merek dikemukakan juga oleh Knapp, 2001 (dalam Chasanah, 2003:100) bahwa merek sebagai internalisasi sejumlah kesan yang diterima oleh pelanggan dan konsumen yang mengakibatkan


(40)

23

adanya suatu posisi khusus dalam ingatan mereka terhadap manfaat-manfaat emosional dan fungsional yang dirasakan.

Merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Dikemukakan oleh Kotler (2002:460) merek bukan hanya sekedar symbol yang membedakan produk perusahaan tertentu dengan kompetitornya, namun merek dapat membawa suatu produk kedalam enam tingkatan pengertian antara lain : 1. Atribut : merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Setiap merek

memilki atribut, atribut ini perlu dikelola dan diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti atribut-atribut apa saja yang terkandung dalam merek.

2. Manfaat : atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional. Konsumen tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat dari produk tersebut. Atribut “tahan lama” dapat diterjemahkan menjadi manfaat fungsional. Atribut “mahal” mungkin diterjmahkan menjadi manfaat emosional.

3. Nilai : merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek berkelas, sehingga mencerminkan merek tersebut.

4. Budaya : merek mewakili budaya tertentu. Misalnya Mercedes mewakili budaya Jerman : terorganisasi, efisien, bermutu tinggi.

5. Kepribadian : merek juga memiliki kepribadian, yaitu kepribadian bagi para penggunanya. Jadi diharapkan dengan manggunakan merek,


(41)

24

kepribadian sipengguna akan tercermin bersamaan dengan merek yang digunakan.

6. Pemakai : merek juga menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut.

Dengan enam tingkatan pengertian merek diatas, perusahaan harus menentukan pada tingkatan mana ia akan menanamkan identitas merek.

Dalam penelitian ini element merek yang diteliti terdiri dari warna, logo, dan slogan. Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Karena dengan warna orang bisa menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari bentuk-bentuk bentuk visual secara jelas. (http://im4nsyah.wordpress.com/2010/03/03/belajar-desain-grafis/ diakses 05 September 2010 ).

Logo adalah lambang atau simbol khusus yang mewakili suatu perusahaan atau organisasi. Sebuah logo bisa berupa nama, lambang atau elemen grafis lain yang ditampilkan secara visual. Sebuah logo diciptakan sebagai identitas agar unik dan mudah dibedakan dengan perusahaan kompetitor/pesaing. Logo bisa diibaratkan dengan wajah. Setiap orang bisa dengan mudah dikenali antara satu dengan yang lain hanya dengan melihat wajah. Begitu juga halnya dengan logo. Logo merupakan sebuah visi penyampaian citra positif melalui sebuah tampilan sederhana dalam bentuk symbol (http://www.desainstudio.com/2010/10/logo-dan-brand-pengertian-fungsi-dan.html diakses 05 September 2010).


(42)

25

Sedangkan slogan adalah frase pendek yang memberikan deskripsi atau informasi dari suatu merek. Jadi, suatu slogan dapat memberikan gambaran kepada marketer mengenai intisari dari suatu produk dan kepada konsumen dapat memberikan informasi singkat yang membuat suatu produk memiliki keunikan. Slogan yang kuat, akan membantu suatu merek dalam meningkatkan awareness. Slogan juga dapat memperkuat strategi positioning dari merek tersebut. (http://triagus.multiply.com/reviews/item/20 diakses 05 September 2010).

F.4.2. Definisi Kesadaran Merek

Seperti yang telah dibahas di atas bahwa merek memegang peranan penting dalam menanamkan kesadaran terhadap suatu produk. Disamping itu kesadaran merek akan sangat berpengaruh terhadap ekuitas merek. Kesadaran merek akan mempengaruhi persepsi dan tingkah laku seseorang konsumen. Oleh karena itu meningkatkan kesadaran konsumen terhadap merek merupakan prioritas perusahaan untuk membangun ekuitas merek yang kuat.

Mempertahankan kesadaran akan merek yang tinggi merupakan sebuah tantangan besar bagi beberapa merek operator selular seperti Indosat dan XL dalam persaingan dengan kompetitornya. Karena sebuah merek yang terkenal dan terpercaya merupakan asset yang tak ternilai (Shimp, 2003:8)

Kesadaran merek menurut Aaker (1991:17) adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.


(43)

26

(http://www.scribd.com/doc/19079302/Komunikasi-Pemasaran- diakses 04 September 2010)

Sedangkan brand awareness menurut (Shimp, 2003:11) merupakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan ketegori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan. Jadi dapat diartikan disini bahwa pengertian kesadaran merek mengacu pada sejauh mana suatu merek dikenal dan diingat dalam benak responden.

Meningkatkan kesadaran merek adalah suatu mekanisme untuk memperluas pasar merek. Kesadaran juga mempengaruhi persepsi dan tingkah laku. Dimana kesadaran merupakan kunci pembuka untuk masuk ke elemen lainnya.


(44)

27

G. Kajian Teori

Pendekatan teori yang digunakan dalam penelitian ini, adalah

hypodermic needle theory dari Wilbur Schramm. Teori ini mengatakan bahwa media bekerja seperti peluru yang dibidikkan ke arah sasaran. Sasaran/ khalayak yang terkena peluru bersikap pasif dan tidak menunjukkan penolakkan (Winarni, 2003:84).

Model jarum hipodermik telah diungkapkan terutama sekali dalam penelitian-penelitian persuasi. Pada umumnya, model ini bersifat linier dan satu arah. Model-model komunikasi dari Hovland, Janis dan Kelley (1959), Berlo (1960), Grebner (1971) dapat digolongkan pada model jarum hipodermik walaupun dinyatakan dengan berbagai versi. Dari model-model tersebut diatas dapat dilukiskan model sebagai berikut :

Variabel Komunikator - perhatian - perubahan kognitif - kredibilitas - pengertian - perubahan afektif

- daya tarik - penerimaan - perubahan behavioral

- kekuasaan

Variabel pesan

- struktur - gaya - appeals

Variable Media

(http://abdulsalamserbakomunikasi.blogspot.com/2010/03/model-penelitian-jarum-hipodermik.html diakses 12 desember 2011).

Variabel komunikasi

Variabel antara

Variabel efek


(45)

28

Dari beberapa komponen komunikasi di atas yang mempengaruhi komunikan sehingga menimbulkan efek, penggunaan komunikatorlah yang paling relevan digunakan dalam penelitian ini. Dimana Iklan meluncurkan peluru atau propaganda berupa keunggulan produknya melalui kekuatan media massa dengan menggunakan (public figure) yang memiliki kepopuleran (daya tarik) sebagai seorang komunikatornya, sehingga dapat mempengaruhi efek kognitif yang berujung pada kesadaran akan merek. Oleh karena itu apabila komunikator yang dipilih adalah orang yang tepat, maka komunikan dapat diarahkan dengan mudah.


(46)

29

H. Definisi Konseptual

Definisi konseptual digunakan untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda tentang variabel penelitian. Maka dalam penelitian ini definisi konseptualnya adalah sebagai berikut :

a. Popularitas

Kata populer mengandung makna dikenal dan disukai oleh orang banyak (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2007 : 673). Popularitas (popular, terkenal, ngetop) dalam penelitian ini adalah kreativitas seseorang dalam profesinya sebagai artis (seniman), sehingga mengakibatkan artis tersebut banyak diketahui oleh segala lapisan masyarakat dan memiliki nilai lebih dibandingkan dengan insan biasa.

b. Kesadaran merek

Kesadaran merek adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Aaker, 1991:17). Dimaksudkan disini adalah sejauh mana sebuah merek dikenal dan diingat dalam benak responden.

I. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variable diukur, yaitu dengan menetapkan jenis dan jumlah indikator variable tersebut berdasarkan definisi konseptual (Hamidi, 2007:142). Dalam penelitian ini memiliki dua variable yaitu : Variabel Bebas (X1 dan X2) Pengaruh Popularitas Model Iklan Indosat dan XL di Televisi. Variabel terikat (Y1 dan


(47)

30

Y2) Perbedaan Tingkat Kesadaran Akan Merek. Berikut penjelasan masing-masing indikator :

a. Variabel X1 dan X2 (Popularitas Model Iklan Indosat dan XL di

Televisi)

Variable bebas adalah merupakan variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat). Variable bebas dalam penelitian ini adalah Popularitas model iklan. Popularitas model iklan dapat di ukur dengan indikator :

 seberapa tau (kenal) responden terhadap model iklan tersebut

b. Variabel Y1 dan Y2 (Kesadaran Akan Merek)

Variable terikat adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas. Kesadaran akan merek dapat di ukur dengan indikator :

 Mampu mengingat merek

- Responden dapat mengetahui bahwa Indosat dan XL adalah merek operator seluler

- Responden dapat membedakan merek Indosat dan XL dengan merek operator selular lain

 Kenal akan merek

- Responden dapat mengenali warna logo dari merek Indosat dan XL - Responden dapat mengenali slogan dari merek Indosat dan XL - Responden dapat mengenali bentuk logo dari merek Indosat dan XL


(48)

31

J. Metode Penelitian

J.1. Pendekatan dan Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ekspalantif ditujukan untuk memberikan penjelasan tentang hubungan antar suatu fenomena untuk variable. Penelitian eksplanatif mencoba untuk mencari hubungan antar hal tersebut. Jadi tujuan utama dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh popularitas model iklan Indosat dan XL di televisi terhadap perbedaan kesadaran akan merek pada kalangan remaja

J.2. Populasi dan Sampel.

Hamidi (2007:126) memberikan pengertian bahwa populasi adalah keseluruhan satuan analisis (Unit of analysis) yang hendak diteliti, dalam hal ini adalah individu-individu responden. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi UMM Angkatan 2008. Sesuai dengan penelitian, maka peneliti telah menetapkan kriteria-kriteria yang akan dijadikan sebagai populasinya. Menentukan kriteria adalah ”menetapkan syarat-syarat” tertentu bagi anggota populasi yang ”berhak” menjawab atau mengisi kuesioner Hamidi (2007:126). Adapun kriteria yang dapat dijadikan populasi antara lain :

1. Mahasiswi FISIP jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah malang berjenis kelamin perempuan.


(49)

32

Diketahui jumlah mahasiswi FISIP jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2008 yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 166 orang. Peneliti telah melakukan pra survei sekaligus survei yang dilaksanakan pada tanggal 13 dan 14 Januari 2011. Hasilnya tidak semua dapat dijadikan sebagai populasi karena tidak memenuhi kriteria. Dan ukuran populasi yang didapat sebanyak 63 mahasiwi. Karena jumlah populasi yang relatif kecil, maka tidak diperlukan pengurangan atau (reduksi). Sehingga populasi yang berjumlah 63 orang dapat sekaligus dijadikan sampel.

Menurut Sugiyono (2005:91) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yaang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah non-probabilty sampling dengan cara purposive sampling, yakni cara memilih sampel berdasarkan pada kelompok, wilayah, sekelompok individu melalui pertimbangan tertentu yang diyakini mewakili semua unit analisis yang ada (Hamidi, 2007:139). J.3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

a. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2006:168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan alat ukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2005:137).


(50)

33

Dalam uji validitas ini peneliti menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson. Yaitu dengan mencari koefisien skor korelasi tiap-tiap butir dengan skor total dan mencari koefisien yang diperoleh dari penjumlahan skor item, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

rxy =

 

 

   2 2 2 2 . . . Y Y N X X N Y X XY N Keterangan : xy

r = koefisien korelasi product moment (korelasi antara X dan Y) N = jumlah subyek

ΣX = jumlah skor item ΣY = jumlah skor total

XY = jumlah perkalian antara skor item dengan skor total

2

X = jumlah kuadrat variabel bebas 2

Y = jumlah kuadrat variabel terikat b. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2005:137) insturmen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Adapun alat ukur yang digunakan untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik pengukuran alpha. dengan rumus sebagai berikut :


(51)

34                

t b k k r 2 2 11 1 1   Keterangan :

rn = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2b = Jumlah varian butir

2t = Varians total

J.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan :

a. Angket/kuisioner

Angket atau kuesioner yaitu penyebaran angket kepada para responden yang sebelumnya telah ditentukan sesuai kriteria. Untuk memudahkan responden dalam menentukan pilihannya maka peneliti menyediakan pilihan jawaban, yang kemudian akan discoring menggunakan skala

likert untuk dapat menghasilkan data yang dibutuhkan oleh peneliti. b. Dokumentasi

Misalnya dalam penelitian ini, untuk mengetahui jumlah keseluruhan, maupun jumlah mahasiswa berdasarkan jenis kelamin dari mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM 2008, peneliti bisa memperoleh data tersebut dari bagian KAJUR, BAA UMM.


(52)

35 J.5. Teknik Analisis Data

Penyusunan penelitian ini menggunakan skala likert. “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:107). Dalam angket setiap pernyataan dihubungkan dengan jawaban berupa dukungan atau pernyataan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) dan atau lainnya tergantung indikator penelitian. Sedangkan untuk pemberian skor pada bentuk pernyataan adalah sebagai berikut :

Untuk Pernyataan yang Favorable

- Skor 5 untuk pernyataan yang memperoleh SS (sangat setuju). - Skor 4 untuk pernyataan yang memperoleh S (setuju).

- Skor 3 untuk pernyataan yang memperoleh R (ragu-ragu). - Skor 2 untuk pernyataan yang memperoleh TS (tidak setuju).

- Skor 1 untuk pernyataan yang memperoleh STS (sangat tidak setuju). Setelah data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner, maka untuk selanjutnya data yang didapat akan diolah atau dianalisis untuk lebih memudahkan dalam menginterpretasikannya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

J.5.1. Analisis Korelasi

Fungsi utama dari analisis korelasi adalah untuk menemukan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sanusi,2005:236). Untuk menghitung koefisien korelasi digunakan rumus sebagai berikut :


(53)

36 xy r =

 

 

   2 2 2 2 . . . Y Y N X X N Y X XY N Keterangan : xy

r = koefisien korelasi product moment (korelasi antara X dan Y) N = jumlah subyek

ΣX = jumlah skor item ΣY = jumlah skor total

XY = jumlah perkalian antara skor item dengan skor total

2

X = jumlah kuadrat variabel bebas

2

Y = jumlah kuadrat variabel terikat

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variable X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut :

Dimana : KP = nilai koefisien diterminasi r = nilai koefisien korelasi

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sebagai jawaban pada hipotesis yang diajukan, maka digunakan alat uji statistic uji F. adapun rumusnya adalah sebagai berikut :


(54)

37 MReg

F =  MRes

Dimana : F = koefisien regresi

MReg = rata-rata kuadrat regresi MRes = rata-rata kuadrat

Setelah diketahui Fhitung selanjutnya akan dibandingkan dengan nilai F tabel. Sebagai perbandingan, menggunakan uji kesalahan sebesar 5% dengan rumus : n-2.

J.5.2. Regresi linear sederhana

Regresi linear sederhana menyatakan hubungan kausalitas antar dua variable dan memperkirakan nilai variabel tergantung berdasarkan nilai variable bebas .

Dengan rumus :

Y = nilai yang di prediksikan a = konstanta atau bila harga X = 0 b = koefisien regresi

X = nilai variabel independend bebas


(1)

32

Diketahui jumlah mahasiswi FISIP jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2008 yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 166 orang. Peneliti telah melakukan pra survei sekaligus survei yang dilaksanakan pada tanggal 13 dan 14 Januari 2011. Hasilnya tidak semua dapat dijadikan sebagai populasi karena tidak memenuhi kriteria. Dan ukuran populasi yang didapat sebanyak 63 mahasiwi. Karena jumlah populasi yang relatif kecil, maka tidak diperlukan pengurangan atau (reduksi). Sehingga populasi yang berjumlah 63 orang dapat sekaligus dijadikan sampel.

Menurut Sugiyono (2005:91) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yaang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah non-probabilty sampling dengan cara purposive sampling, yakni cara memilih sampel berdasarkan pada kelompok, wilayah, sekelompok individu melalui pertimbangan tertentu yang diyakini mewakili semua unit analisis yang ada (Hamidi, 2007:139). J.3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

a. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2006:168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan alat ukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2005:137).


(2)

33

Dalam uji validitas ini peneliti menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson. Yaitu dengan mencari koefisien skor korelasi tiap-tiap butir dengan skor total dan mencari koefisien yang diperoleh dari penjumlahan skor item, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

rxy =

 

 

 

2 2

2 2

. . .

Y Y

N X X

N

Y X XY

N

Keterangan : xy

r = koefisien korelasi product moment (korelasi antara X dan Y) N = jumlah subyek

ΣX = jumlah skor item ΣY = jumlah skor total

XY = jumlah perkalian antara skor item dengan skor total

2

X = jumlah kuadrat variabel bebas

2

Y = jumlah kuadrat variabel terikat b. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2005:137) insturmen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Adapun alat ukur yang digunakan untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik pengukuran alpha. dengan rumus sebagai berikut :


(3)

34

  

  

      

t b k

k r

2 2

11 1

1 

Keterangan :

rn = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2b = Jumlah varian butir

2t = Varians total J.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan :

a. Angket/kuisioner

Angket atau kuesioner yaitu penyebaran angket kepada para responden yang sebelumnya telah ditentukan sesuai kriteria. Untuk memudahkan responden dalam menentukan pilihannya maka peneliti menyediakan pilihan jawaban, yang kemudian akan discoring menggunakan skala likert untuk dapat menghasilkan data yang dibutuhkan oleh peneliti. b. Dokumentasi

Misalnya dalam penelitian ini, untuk mengetahui jumlah keseluruhan, maupun jumlah mahasiswa berdasarkan jenis kelamin dari mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM 2008, peneliti bisa memperoleh data tersebut dari bagian KAJUR, BAA UMM.


(4)

35 J.5. Teknik Analisis Data

Penyusunan penelitian ini menggunakan skala likert. “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:107). Dalam angket setiap pernyataan dihubungkan dengan jawaban berupa dukungan atau pernyataan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) dan atau lainnya tergantung indikator penelitian. Sedangkan untuk pemberian skor pada bentuk pernyataan adalah sebagai berikut :

Untuk Pernyataan yang Favorable

- Skor 5 untuk pernyataan yang memperoleh SS (sangat setuju). - Skor 4 untuk pernyataan yang memperoleh S (setuju).

- Skor 3 untuk pernyataan yang memperoleh R (ragu-ragu). - Skor 2 untuk pernyataan yang memperoleh TS (tidak setuju).

- Skor 1 untuk pernyataan yang memperoleh STS (sangat tidak setuju). Setelah data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner, maka untuk selanjutnya data yang didapat akan diolah atau dianalisis untuk lebih memudahkan dalam menginterpretasikannya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

J.5.1. Analisis Korelasi

Fungsi utama dari analisis korelasi adalah untuk menemukan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sanusi,2005:236). Untuk menghitung koefisien korelasi digunakan rumus sebagai berikut :


(5)

36 xy

r =

 

 

 

2 2

2 2

. . .

Y Y

N X X

N

Y X XY

N

Keterangan : xy

r = koefisien korelasi product moment (korelasi antara X dan Y) N = jumlah subyek

ΣX = jumlah skor item ΣY = jumlah skor total

XY = jumlah perkalian antara skor item dengan skor total

2

X = jumlah kuadrat variabel bebas

2

Y = jumlah kuadrat variabel terikat

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variable X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut :

Dimana : KP = nilai koefisien diterminasi r = nilai koefisien korelasi

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sebagai jawaban pada hipotesis yang diajukan, maka digunakan alat uji statistic uji F. adapun rumusnya adalah sebagai berikut :


(6)

37 MReg

F =  MRes

Dimana : F = koefisien regresi

MReg = rata-rata kuadrat regresi MRes = rata-rata kuadrat

Setelah diketahui Fhitung selanjutnya akan dibandingkan dengan

nilai F tabel. Sebagai perbandingan, menggunakan uji kesalahan sebesar 5% dengan rumus : n-2.

J.5.2. Regresi linear sederhana

Regresi linear sederhana menyatakan hubungan kausalitas antar dua variable dan memperkirakan nilai variabel tergantung berdasarkan nilai variable bebas .

Dengan rumus :

Y = nilai yang di prediksikan a = konstanta atau bila harga X = 0 b = koefisien regresi

X = nilai variabel independend bebas

Y = a + bX


Dokumen yang terkait

Pengaruh Iklan Televisi dan Selebriti Pendukung terhadap Kesadaran Merek Wardah pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

9 126 100

PENGARUH JINGLE, CELEBRITY ENDORSER, DAN WARNA PADA IKLAN TELEVISI TERHADAP KESADARAN MEREK KONSUMEN

0 11 72

Pengaruh Desain Iklan XL Versi "Jaka Tarub" Terhadap Kesadaran Merek Konsumen di Bandar Lampung

0 17 75

PENGARUH TINGKAT TERPAAN IKLAN TELEVISI TERHADAP TINGKAT PERCEIVED QUALITY MEREK PENGARUH TINGKAT TERPAAN IKLAN TELEVISI TERHADAP TINGKAT PERCEIVED QUALITY MEREK (Studi Eksplanatif tentang Pengaruh Tingkat Terpaan Iklan Televisi, Sikap Khalayak terhadap

0 4 18

PENDAHULUAN PENGARUH TINGKAT TERPAAN IKLAN TELEVISI TERHADAP TINGKAT PERCEIVED QUALITY MEREK (Studi Eksplanatif tentang Pengaruh Tingkat Terpaan Iklan Televisi, Sikap Khalayak terhadap Iklan Televisi, Pengalaman Menggunakan Produk terhadap Tingkat Perceiv

0 2 45

PENGARUH TINGKAT TERPAAN IKLAN TELEVISI TERHADAP TINGKAT PERCEIVED QUALITY PENGARUH TINGKAT TERPAAN IKLAN TELEVISI TERHADAP TINGKAT PERCEIVED QUALITY MEREK (Studi Eksplanatif Tentang Pengaruh Durasi Menonton Televisi, Tingkat Terpaan Iklan Televisi, Sika

0 6 15

PENDAHULUAN PENGARUH TINGKAT TERPAAN IKLAN TELEVISI TERHADAP TINGKAT PERCEIVED QUALITY MEREK (Studi Eksplanatif Tentang Pengaruh Durasi Menonton Televisi, Tingkat Terpaan Iklan Televisi, Sikap Khalayak Terhadap Iklan Televisi, Pengalaman Menggunakan Prod

1 5 59

Pengaruh Iklan Televisi Terhadap Kesadaran Merek Ford Ranger Berdasarkan Persepsi Pemirsa Televisi Cable di Kota Padang.

0 0 5

IKLAN HUMOR DAN KESADARAN MEREK (Terpaan Iklan Dengan Unsur Humor Di Media Televisi Terhadap Kesadaran Merek Produk Kartu AS Di Kalangan Mahasiswa Komunikasi Non Reguler Pada Tahun 2012).

0 0 16

KATA PENGANTAR - Pengaruh Iklan Televisi dan Selebriti Pendukung terhadap Kesadaran Merek Wardah pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 16