PENGARUH INFLASI TERHADAP PENGEMBALIAN PASAR SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH INFLASI TERHADAP PENGEMBALIAN
PASAR SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh
Uun Nuryanti Tidar
201010160311377

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2014

PENGARUH INFLASI TERHADAP PENGEMBALIAN
PASAR SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajad Sarjana Ekonomi


Oleh
Uun Nuryanti Tidar
201010160311377

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2014

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Uun Nuryanti Tidar

NIM

: 201010160311377

Jurusan


: Manajemen

Fakultas

: Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Malang

Dengan ini menyatakan yang sebenar-benarnya bahwa:
Tugas Akhir dengan judul “Pengaruh Inflasi terhadap Pengembalian Pasar
Saham di Bursa Efek Indonesia” adalah hasil karya saya, dalam naskah tugas
akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, baik sebagian
ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini
disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
2. Apabila ternyata di dalam tugas akhir ini dapat dibuktikan unsur-unsur
PLAGIASI saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN dan GELAR
AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN. Serta
diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS
ROYALTI NON EKSKLUSIF.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
1.

Malang, 12 April 2014

Uun Nuryanti Tidar

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul: “Pengaruh Inflasi terhadap Pengembalian Pasar Saham di
Bursa Efek Indonesia”.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah
Malang, dan juga dengan harapan dapat dijadikan sebagai sumbangan pikiran yang

berguna dalam peningkatan pengembangan pendidikan.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan ini tidak lepas dari bantuan
dan motivasi dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1.

Dr. Nazaruddin Malik, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kemudahan kepada
penulis dalam melakukan penelitian.

2.

Dr. Marsudi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan fasilitas dan
pelayanan terbaik kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

3.

Dra. Dewi Nurjannah, M.M., dan Drs. Warsono, M.M., selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya dan penuh kesabaran

dalam memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis.

4.

Drs. Dicky Wisnu UR, M.M., selaku dosen wali yang telah memberikan
dorongan motivasi kepada penulis selama kuliah.

5.

Orangtua tercinta Bapak Supani dan Ibu Aminah yang merupakan sumber
inspirasi dan senantiasa memberikan kasih sayang, nasehat, motivasi, bantuan
dana dan materi, serta doa yang selalu senantiasa menyertai penulis. Terima
kasih atas segala kekuatan, kesabaran, dan ketabahan serta dengan penuh
tanggungjawab telah membesarkan penulis

6.

Kedua saudara penulis Mbak Anis dan suami serta Mbak Wita dan suami yang
selalu memberikan dukungan moril, bantuan dana dan materi, selalu sabar
mendengarkan keluh kesah dari penulis, serta doa untuk penulis. Terima kasih

atas semuanya.

7.

Para sahabat-sahabat kampus penulis Alfi, Sherly, Asih, Dina, Fitri, Manda dan
Icha terima kasih atas dukungan, masukan, bantuan, dan semangatnya.

8.

Teman-teman kosan Anik, Dian, Dinda, Icha, dan Dewi yang senantiasa
mengingatkan, dan memberikan motivasi kepada penulis.

9.

Sahabat penulis Ayunda yang selalu mendengarkan keluh kesahku, memberi
motivasi, serta memberikan dukungan penuh dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Teman-teman Manajemen G-2010, terima kasih atas semuanya. Kuliahku sangat
berwarna dengan adanya kalian. Semangat buat kalian semua.


11. Seluruh

dosen

dan

staf

Fakultas

Ekonomi

dan

Bisnis

Universitas

Muhammadiyah Malang untuk segala jasa-jasanya selama perkuliahan.
12. Semua pihak yang mendukung penulis sehingga skripsi ini selesai pada

waktunya.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan beliau semua atas ketulusan dan
keikhlasannya dalam memberikan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak hal-hal yang masih
belum sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penyusunan
skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, 12 April 2014
Penulis,

Uun Nuryanti Tidar

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................... 1
B. Perumusahan Masalah ................................................................................. 6
C. Batasan Masalah.......................................................................................... 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 8
A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................... 8
B. Tinjauan Teori ............................................................................................. 9
C. Kerangka Pikir Penelitian ......................................................................... 19
D. Hipotesis penelitian ................................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 22
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 22
B. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 22
C. Data dan Sumber Data .............................................................................. 23

D. Teknik Pengambilan Data ......................................................................... 24
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 25
F. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis .................................................... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 31
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ......................................................... 31
B. Analisis Data ............................................................................................. 38
C. Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................................... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 78
A. Kesimpulan ............................................................................................... 78
B. Saran .......................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Perkembangan Kinerja Bursa Efek Indonesia 2005-2012 ...................... 3
Tabel 4.1 Hasil Regresi Distribusi Lag Inflasi (Xt) dengan Variabel
Dependen Tingkat Pengembalian pada IHSG .................................... 40
Tabel 4.2 Hasil Regresi Distribusi Lag (Xt, Xt-1) dengan Variabel
Dependen Tingkat Pengembalian pada IHSG .................................... 41
Tabel 4.3 Hasil Analisis Tingkat Lag Inflasi (Xt, Xt-1, Xt-2) dengan
Variabel Dependen Tingkat Pengembalian pada IHSG ..................... 42
Tabel 4.4 Hasil Analisis Tingkat Lag Inflasi (Xt, Xt-1, Xt-2, Xt-3) dengan

Variabel Dependen Tingkat Pengembalian pada IHSG ....................... 44
Tabel 4.5 Hasil Analisis Tingkat Lag Inflasi (Xt, Xt-1, Xt-2, Xt-3, Xt-4)
dengan Variabel Dependen Tingkat Pengembalian pada IHSG ........... 45
Tabel 4.6 Hasil Analisis Tingkat Lag Inflasi (Xt, Xt-1, Xt-2, Xt-3, Xt-4, Xt5) dengan Variabel Dependen Tingkat Pengembalian pada IHSG ...... 47
Tabel 4.7 Hasil Analisis Tingkat Lag Inflasi (Xt, Xt-1, Xt-2, Xt-3, Xt-4, Xt5, Xt-6) dengan Variabel Dependen Tingkat Pengembalian pada
IHSG ..................................................................................................... 48

Tabel 4.8 Hasil Analisis Tingkat Lag Inflasi (Xt, Xt-1, Xt-2, Xt-3, Xt-4, Xt5, Xt-6, Xt-7) dengan Variabel Dependen Tingkat Pengembalian
pada IHSG ............................................................................................ 50
Tabel 4.9 Hasil Analisis Tingkat Lag Inflasi (Xt, Xt-1, Xt-2, Xt-3, Xt-4, Xt5, Xt-6, Xt-7, Xt-8) dengan Variabel Dependen Tingkat
Pengembalian pada IHSG ..................................................................... 52

Halaman
Tabel 4.10 Hasil Analisis Tingkat Lag Inflasi (Xt) dengan Variabel
Dependen Tingkat Pengembalian Indeks LQ45................................. 58
Tabel 4.11 Hasil Analisis Tingkat Lag Inflasi (Xt, Xt-1) dengan Variabel
Dependen Tingkat Pengembalian Indeks LQ45 .............................. 59
Tabel 4.12 Analisis Tingkat Lag Inflasi (Xt, Xt-1, Xt-2) dengan Variabel
Dependen Tingkat Pengembalian Indeks LQ45................................. 61
Tabel 4.13 Analisis Tingkat Lag Inflasi (Xt, Xt-1, Xt-2, Xt-3) dengan
Variabel Dependen Tingkat Pengembalian Indeks LQ45 ............... 62
Tabel 4.14 Analisis Regresi Tingkat Lag Inflasi (Xt, Xt-1, Xt-2, Xt-3, Xt-4)
dengan Varaibel Dependen Tingkat Pengembalian Indeks LQ45 ..... 63
Tabel 4.15 Analisis Regresi Tingkat Lag Inflasi (Xt, Xt-1, Xt-2, Xt-3, Xt-4,
Xt-5) dengan Variabel Dependen Tingkat Pengembalian Indeks
LQ45................................................................................................... 65
Tabel 4.16 Analisis Regresi Tingkat Lag Inflasi (Xt, Xt-1, Xt-2, Xt-3, Xt-4,
Xt-5, Xt-6) dengan Variabel Dependen Tingkat Pengembalian
Indeks LQ45 ....................................................................................... 67
Tabel 4.17 Analisis Regresi Tingkat Lag Inflasi (Xt, Xt-1, Xt-2, Xt-3, Xt-4,
Xt-5, Xt-6, Xt-7) dengan Variabel Dependen Tingkat
Pengembalian Indeks LQ45 ............................................................... 69
Tabel 4.18 Analisis Regresi Tingkat Lag Inflasi (Xt, Xt-1, Xt-2, Xt-3, Xt-4,
Xt-5, Xt-6, Xt-7, Xt-8) dengan Variabel Dependen Tingkat
Pengembalian Indeks LQ45 ............................................................... 71

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian.................................................................. 20
Gambar 3.1 Grafik Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho .................................. 30

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1:

Nilai Penutupan Bulanan IHSG dan Tingkat Pengembalian Pasarnya
Tahun 2005-2012

Lampiran 2:

Nilai Penutupan Bulanan Indeks LQ45 dan Tingkat Pengembalian
Pasarnya Tahun 2005-2012

Lampiran 3:

Data Inflasi Tahun 2005-2012

Lampiran 4:

Perrhitungan Inflasi dalam Variabel Lag

Lampiran 5:

Hasil Analisis Regresi Distribusi Lag Inflasi Periode Xt dengan
Variabel Dependen Tingkat Pengembalian IHSG

Lampiran 6:

Hasil Analisis Regresi Distribusi Lag Inflasi Periode Xt, Xt-1 dengan
Variabel Dependen Tingkat Pengembalian IHSG

Lampiran 7:

Hasil Analisis Regresi Distribusi Lag Inflasi Periode Xt, Xt-1, Xt-2
dengan Variabel Dependen Tingkat Pengembalian IHSG

Lampiran 8:

Hasil Analisis Regresi Distribusi Lag Inflasi Periode Xt, Xt-1, Xt-2,
Xt-3 dengan Variabel Dependen Tingkat Pengembalian IHSG

Lampiran 9:

Hasil Analisis Regresi Distribusi Lag Inflasi Periode Xt, Xt-1, Xt-2,
Xt-3, Xt-4 dengan Variabel Dependen Tingkat Pengembalian IHSG

Lampiran 10: Hasil Analisis Regresi Distribusi Lag Inflasi Periode Xt, Xt-1, Xt-2,
Xt-3, Xt-4, Xt-5 Dengan Variabel Dependen Tingkat Pengembalian
IHSG
Lampiran 11: Hasil Analisis Regresi Distribusi Lag Inflasi Periode Xt, Xt-1, Xt-2,
Xt-3, Xt-4, Xt-5, Xt-6 dengan Variabel Dependen Tingkat
Pengembalian IHSG

Lampiran 12: Hasil Analisis Regresi Distribusi Lag Inflasi Periode Xt, Xt-1, Xt-2,
Xt-3, Xt-4, Xt-5, Xt-6, Xt-7 dengan Variabel Dependen Tingkat
Pengembalian IHSG
Lampiran 13: Hasil Analisis Regresi Distribusi Lag Inflasi Periode Xt, Xt-1, Xt-2,
Xt-3, Xt-4, Xt-5, Xt-6, Xt-7, Xt-8 dengan Variabel Dependen Tingkat
Pengembalian IHSG
Lampiran 14: Hasil Analisis Distribusi Lag Inflasi Periode Xt dengan Variabel
Dependen Tingkat Pengembalian Indeks LQ45
Lampiran 15: Hasil Analisis Distribusi Lag Inflasi Periode Xt, Xt-1 dengan Variabel
Dependen Tingkat Pengembalian Indeks LQ45
Lampiran 16: Hasil Analisis Distribusi Lag Inflasi Periode Xt, Xt-1, Xt-2 dengan
Variabel Dependen Tingkat Pengembalian Indeks LQ45
Lampiran 17: Hasil Analisis Distribusi Lag Inflasi Periode Xt, Xt-1, Xt-2, Xt-3
dengan Variabel Dependen Tingkat Pengembalian Indeks LQ45
Lampiran 18: Hasil Analisis Distribusi Lag Inflasi Periode Xt, Xt-1, Xt-2, Xt-3, Xt-4
dengan Variabel Dependen Tingkat Pengembalian Indeks LQ45
Lampiran 19: Hasil Analisis Distribusi Lag Inflasi Periode Xt, Xt-1, Xt-2, Xt-3, Xt4, Xt-5 dengan Variabel Dependen Tingkat Pengembalian Indeks
LQ45
Lampiran 20: Hasil Analisis Distribusi Lag Inflasi Periode Xt, Xt-1, Xt-2, Xt-3, Xt4, Xt-5, Xt-6 dengan Variabel Dependen Tingkat Pengembalian
Indeks LQ45
Lampiran 21: Hasil Analisis Distribusi Lag Inflasi Periode Xt, Xt-1, Xt-2, Xt-3, Xt4, Xt-5, Xt-6, Xt-7 dengan Variabel Dependen Tingkat Pengembalian
Indeks LQ45
Lampiran 22: Hasil Analisis Distribusi Lag Inflasi Periode Xt, Xt-1, Xt-2, Xt-3, Xt4, Xt-5, Xt-6, Xt-7, Xt-8 dengan Variabel Dependen Tingkat
Pengembalian Indeks LQ45

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji, dan Piji Pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arifin, Zaenal. 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Yogyakarta: Ekonisia.
Arifrianto, Andy. 2007. Pengaruh Tingkat Inflasi terhadap Pengembalian Pasar.
Fakultas Ekonomi. UMM.
Darmadji, Tjiptono, dan Hendy Fakhruddin. 2006. Pasar Modal di Indonesia.
Jakarta: Salemba Empat.
Fahmi, Irham. 2011. Manajemen Investasi. Jakarta: Salempa Empat.
Fakhruddin, dan Sophian, hadianto. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di
Pasar Modal. Jakarta: Gramedia.
Fitriyah, Phuny W. 2012. Koefisien Penentu atau Koefisien Determinasi. [online].
http://phunycute.blogspot.com/2012/12/koefisien-penentu-kp-ataukoefisien.html, diakses tanggal 28 November 2013.
Kodrat, David Sukardi, dan Kurniawan Indonanjaya. 2010. Manajemen Investasi.
Surabaya: Graha Ilmu.
Novianto, Yudhi. 2007. Pengaruh Kurs Valuta Asing, Inflasi dan Suku Bunga SBI
terhadap Tingkat Pengembalian Pasar. Fakultas Ekonomi. UMM.
Purwanti, Nanik. 2005. Pengaruh Kurs Dollar AS, Suku Bunga SBI, dan Inflasi
terhadap Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi. UMM.
Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya:
Gelora Aksara Pratama

Suharyadi dan Purwanto, S. K. 2004. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan
Modern. Jakarta: Salemba Empat.
Supranto, J. 2004. Ekonometri. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Warsono. 2008. Konstribusi Pasar Modal terhadap Perekonomian Indonesia.
Fakultas Ekonomi. UMM.
www.bps.go.id
www.duniainvestasi.com
www.idx.co.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal memiliki peranan penting untuk meningkatkan aktivitas
perdagangan serta kebutuhan untuk memberikan informasi yang lebih lengkap
kepada masyarakat mengenai perkembangan bursa yang semakin meningkat saat
ini. Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakkan perekonomian suatu
negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara. Pasar modal
merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat
diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang atau modal sendiri.
Perkembangan pasar modal dapat dilihat dari salah satu indikator pada
pasar modal yaitu instrumen saham. Apabila saham meningkat maka
mengindikasikan terjadinya pertumbuhan yang positif di pasar modal dalam
negeri. Secara umum kinerja pasar modal dari waktu ke waktu mengalami
peningkatan kinerja, walaupun cenderung berfluktuasi. Pasar modal Indonesia
bergerak cepat seiring dengan kebangkitan era globalisasi yang diawali oleh
perubahan drastis dari sistem ekonomi komunis ke sistem ekonomi pasar di
negara-negara bekas komunis pada awal tahun 1989.
Perkembangan kinerja pasar modal Indonesia dapat dilihat dari beberapa
indikator pasar saham yang mempengaruhinya seperti jumlah emiten, kapitalisasi

1

2

pasar, IHSG, dan jumlah saham. Perkembangan kinerja pasar modal Indonesia
berdasarkan data dari BEI (Bursa Efek Indonesia) selama sepuluh tahun terakhir
yaitu dari tahun 2005 sampai 2012 kinerja pasar modal Indonesia mengalami
fluktuasi, perkembangan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Perkembangan Kinerja Bursa Efek Indonesia 2005-2012
Jumlah
Nilai kapitalisasi Jumlah saham
IHSG
emiten
(Rp triliun)
tercatat (milyar)
2005
336
801,25
712,99
1.162,63
2006
344
1.249,07
924,5
1.805,52
2007
383
1.988,33
1.128,2
2.745,82
2008
396
1.076,49
1.374,4
1.355,40
2009
398
2.019,36
1.465,6
2.534,35
2010
420
3.247,09
1.894,8
3.703,51
2011
436
3.537,29
2.198,1
3.821,99
2012
460
4.092,23
2.326,6
4.281,86
Sumber: www.idx.co.id (diunduh pada tanggal 31 Desember 2013)
Tahun

Berdasarkan data pada Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa jumlah emiten pada
tahun 2005-2012 secara keseluruhan cenderung meningkat hal ini disebabkan
karena semakin banyaknya perusahaan yang membutuhkan dana untuk menjual
kepemilikan perusahaan pada pasar modal. Peningkatan tersebut disebabkan
banyaknya perusahaan yang melakukan IPO ( Initial Public Offering) sehingga
sahamnya dapat listing / tercantum di Bursa Efek Indonesia, hingga tahun 2012
jumlah emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah 460.
Nilai kapitalisasi pada tahun 2005 sampai 2007 cenderung mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2008 nilai kapitalisasi mengalami
penurunan dalam satuan rupiah. Pada masa krisis ini, investor asing kurang

3

percaya pada perekonomian Indonesia sehingga banyak investor yang menarik
dananya dari pasar saham Indonesia dan mengalihkan investasinya pada
komoditas emas serta dollar Amerika Serikat.
Jumlah saham yang tercatat pada tahun 2005-2012 secara keseluruhan
cenderung meningkat walaupun pada tahun 2008 terjadi krisis ekonomi di
Amerika Serikat, tetapi tidak mempengaruhi jumlah saham yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia. Secara keseluruhan, pada tahun 2005-2007 perkembangan IHSG
mengalami peningkatan, tetapi pada tahun 2008 perkembangan IHSG mengalami
penurunan hingga mencapai nilai 1.355,40 akibat dari krisis ekonomi yang
terjadi di Amerika Serikat. Pada masa krisis investor kurang tertarik untuk
melakukan investasi di pasar modal karena tidak memberikan keuntungan seperti
yang diharapkannya.
Pada pasar saham terdapat indeks pasar yang merupakan indikator utama
dalam pergerakan harga saham. Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa jenis
indeks diantaranya adalah IHSG, indeks harga saham sektoral, indeks individu,
dan indeks LQ45. Indeks LQ45 dan IHSG menggunakan metode perhitungan
yang sama. IHSG dan Indeks LQ45 ditampilkan terus menerus melalui display
wall di lantai bursa dan disebarluaskan ke data vendor melalui data feed.
Pasar modal mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian makro
karena nilai investasi ditentukan oleh aliran kas yang diharapkan serta tingkat
return yang diisyaratkan atas investasi tersebut dan kedua faktor tersebut sangat
dipengaruhi oleh perubahan lingkungan ekonomi makro. Fluktuasi yang terjadi

4

di pasar modal akan terkait dengan perubahan yang terjadi diberbagai variabel
ekonomi makro seperti harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi
investor terhadap faktor-faktor earning, aliran kas, dan tingkat return yang
diisyaratkan investasi yang mana ketiga faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh
kinerja ekonomi makro.
Ketika perubahan faktor makro ekonomi itu terjadi, investor akan
mengkalkulasi dampaknya baik yang positif maupun negatif terhadap kinerja
perusahaan beberapa tahun ke depan kemudian mengambil keputusan membeli
atau menjual saham yang bersangkutan. Harga saham lebih cepat menyesuaikan
diri daripada kinerja perusahaan terhadap perubahan variabel-variabel makro
ekonomi. Faktor makro berubah secara mendadak dan sulit diprediksi serta dapat
dating setiap saat. Faktor makro mempengaruhi kinerja perusahaan dan
perubahan kinerja perusahaan secara fundamental mempengaruhi harga saham di
pasar.
Iklim pertumbuhan ekonomi yang diiringi berkembangnya investasi
berhubungan erat dengan inflasi. Investasi akan naik sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi yang baik. Pertumbuhan iklim ekonominya baik, berarti
mengindikasikan adanya masyarakat yang bersifat konsumtif yang artinya
permintaan terhadap barang sangat tinggi kemudian karena sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat itu terbatas, maka terjadilah lonjakan harga
yang artinya terjadi inflasi.

5

Selama tiga tahun terakhir, kondisi inflasi tahunan saat ini untuk kedua
kalinya melebihi BI Rate (suku bunga acuan). Pertama kali terjadi per Desember
2010 di mana BI Rate saat itu berada di level 6,5% sementara inflasi tahunan
bertengger di level 6,96%. Kenaikan inflasi yang tinggi dapat menguras daya beli
masyarakat sehingga dengan nilai rupiah yang sama, kuantitas barang yang
diperoleh menjadi lebih sedikit. Pada investasi saham, saat inflasi dalam tren naik
maka dampaknya paling dirasakan oleh sektor saham keuangan dan aneka
industri.
Peningkatan inflasi merupakan sinyal bahwa pendapatan pajak pemerintah
akan menurun, tingkat peminjaman akan meningkat, dan dana yang dikeluarkan
oleh pemerintah berkaitan dengan surat-surat hutangnya juga meningkat (Arifin,
2005). Kondisi ini akan meningkatkan suku bunga dan peningkatan suku bunga
akan menurunkan harga saham. Return saham memprediksi perubahan tingkat
harga di masa yang akan datang atau dengan kata lain naik/turunnya harga saham
merupakan prediksi tinggi rendahnya tingkat inflasi.
Peningkatan inflasi secara relatif merupakan sinyal negatif bagi pemodal di
pasar saham. Inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan, jika
peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat
dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan turun.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan membahas tentang
“Pengaruh Inflasi terhadap Pengembalian Pasar Saham di Bursa Efek
Indonesia”.

6

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?
2. Apakah tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian
Indeks LQ45?

C. Batasan Masalah

Penentuan batasan penelitian dimaksudkan agar permasalahan yang diteliti
ini tidak terlalu melebar dari garis yang sudah ditentukan. Batasan penelitian ini
adalah menggunakan data bulanan pada laju Inflasi, IHSG, dan Indeks LQ45.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap tingkat pengembalian pada
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
b. Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap tingkat pengembalian pada
Indeks LQ45.

7

2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi investor saham di Bursa Efek Indonesia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dana
yang dimiliki akan ditanamkan di pasar saham atau diinvestasikan dalam
bentuk lain.
b. Bagi emiten yang sahamnya tercatat di BEI
Hasil

penelitian

ini

dapat

digunakan

sebagai

salah

satu

pertimbangan untuk pengambilan keputusan dalam bidang keuangan
terutama

dalam

rangka

mencapai

tujuan

manajemen

yaitu

memaksimalkan nilai kekayaan pemegang saham.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
bahan referensi untuk memperoleh informasi dan untuk penelitian lebih
lanjut yang berkaitan dengan pengaruh inflasi terhadap pengembalian
pasar saham.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian pertama yang dilakukan oleh Purwanti (2005) dengan obyek
penelitian Indeks LQ45. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka
pendek maupun jangka panjang Kurs Dollar AS, SBI, dan inflasi berpengaruh
negatif sebesar 0,163 (-1,6%) dan -9,2 (9,2%). Dalam jangka pendek variabel
kurs berpengaruh signifikan terhadap kinerja pasar modal dengan pengaruh
negatif yaitu sebesar 1,1469%, variabel posisi dana masyarakat berpengaruh
signifikan dengan pengaruh positif terhadap kinerja pasar modal yaitu sebesar
3,7048%.
Penelitian kedua yang dilakukan oleh Novianto (2007) dengan obyek
penelitian jakarta islamic index (JII). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
secara simultan (bersama-sama) inflasi, suku bunga SBI, kurs rupiah terhadap
dolar USD berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham dengan
pendekatan APT. Secara parsial, variabel yang berpengaruh hanyalah suku bunga
SBI. Jadi variabel yang dominan berpengaruh terhadap tingkat pengembalian
saham adalah suku bunga SBI.
Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Arifrianto (2007) dengan obyek
penelitian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hasil penelitian ini secara

8

9

parsial menunjukkan bahwa tingkat inflasi mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat pengembalian pasar, dimana hasil perhitungan koefisien regresi
memperlihatkan nilai koefisien konstanta sebesar 0,058 dengan t hitung sebesar
1,799 dan nilai sig sebesar 0,048. Konstribusi variabel tingkat inflasi dalam
menjelaskan tingkat pengembalian pasar mempunyai hubungan dan pengaruh
yang signifikan.

B. Tinjauan Teori

1. Analisis Pasar Saham
Setiap pelaku pasar saham memerlukan suatu alat analisis untuk
membantu dalam mengambil keputusan membeli atau menjual suatu saham.
Menurut Fakhruddin (2001) dalam melakukan analisis dan memilih saham,
ada dua aspek yang sering digunakan yaitu aspek fundamental dan aspek
teknikal. Analisis fundamental adalah teknik-teknik yang mencoba
memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara
mengestimasikan nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga
saham di masa yang akan datang, dan menerapkan hubungan variabelvariabel tersebut hingga diperoleh taksiran harga saham.
Analisis fundamental menitikberatkan pada data-data kunci dalam
laporan keuangan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah
diapresiasi secara akurat (Kodrat, 2010). Untuk melakukan analisis

10

fundamental diperlukan beberapa tahapan analisis yaitu pertama, analisis
kondisi ekonomi yang biasa digunakan untuk analisis fundamental adalah
indikator business cycle. Business cycle adalah akumulasi dari perubahan
cylical ekonomi makro dalam perekonomian. Kekuatan-kekuatan yang sama
ini bertanggung jawab akan perubahan fundamental yang mempengaruhi
harga saham.
Harga saham juga dipengaruhi oleh siklus ekonomi yang sedang
berlangsung (Samsul, 2006). Analisis ekonomi merupakan hal yang penting,
karena seringkali sangat berpengaruh terhadap analisis efek secara
keseluruhan. Menurut Fakhruddin (2001) dalam melakukan analisis kondisi
makro ekonomi/kondisi pasar diperlukan beberapa tahapan analisis
diantaranya adalah memperkirakan perubahan di dalam perekonomian/pasar,
penggunaan indikator moneter untuk memperkirakan kondisi pasar, kondisi
ekonomi dan kondisi pasar, penggunaan model-model valuasi untuk
memperkirakan kondisi pasar.
Kedua, analisis industri perlu memperhatikan siklus hidup suatu
industri. Setelah menentukan posisi dalam siklus hidup industri, langkah
selanjutnya adalah menganalisis siklus bisnis, serta menilai prospek industri
di masa yang akan datang. Ketiga, analisis perusahaan yang menggunakan
laporan keuangan dengan tiga metode yang dapat digunakan yaitu analisis
cross section, analisis common size, analisis rasio keuangan, dan Du Pont
analysis.

11

Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham
dengan mengamati perubahan harganya di waktu yang lalu, volume
perdagangan dan indeks harga saham gabungan. Perubahan harga saham
cenderung bergerak pada satu arah tertentu (trend). Analisis teknikal lebih
memperhatikan pada apa yang telah terjadi di pasar, daripada apa yang
seharusnya terjadi. Analisis teknikal adalah suatu jenis analisis yang selalu
berorientasi kepada harga (pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah)
dari suatu instrumen investasi pada timeframe tertentu (price oriented)
(Kodrat, 2010).
Analisis teknikal ini mempelajari tentang perilaku pasar yang
diterjemahkan ke dalam grafik riwayat harga dengan tujuan untuk
memprediksi harga di masa yang akan datang. Harga yang tercermin di
dalam grafik merupakan harga kesepakatan transaksi antara supply dan
demand. Analisis teknikal dibagi menjadi tiga indikator penting yaitu
indikator sentimen (sentiment), indikator aliran dana (flow of funds) dan
indikator struktur pasar (market structure indicators).
Analisis teknikal didasarkan sepenuhnya pada perdagangan pertama
untuk suatu periode. Elemen-elemen yang mendefinisikan harga dan volume
adalah harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah, harga penutupan,
volume, open interest, bid, dan ask. Elemen-elemen ini digunakan untuk
menciptakan alat-alat yang berfungsi untuk mempelajari gerakan harga,

12

trend, pola, dan lain sebagainya. Ada tiga macam grafik yang biasa
digunakan para analisis teknikal yaitu:
Pertama, grafik garis merupakan grafik yang menunjukkan harga
penutupan dalam range waktu yang ditentukan. Keuntungan grafikgaris
adalah menampilkan gerakan harga sekuritas yang jelas dan mudah
dimengerti. Kedua, grafik batang merupakan grafik yang memberikan
informasi lebih lengkap dibandingkan dengan grafik garis yang hanya
memuat harga penutupan. Pada grafik batang, kita bisa mengetahui harga
pembukaan, tertinggi, terendah, dan penutupan.
Ketiga, grafik candlestick merupakan grafik yang memberikan
informasi yang sama dengan grafik batang. Namun ada sedikit perbedaan
yaitu pada grafik candlestick harga pembukaan dan penutupan ditandai
dengan adanya body. Apabila harga pembukaan di atas harga penutupan
maka warna body berbeda dengan apabila harga pembukaan di bawah harga
penutupan (warna body hitam). Kelemaham grafik candlestick ini karena
menampilkan hubungan antara harga pembukaan, harga tertinggi, harga
terendah, dan harga penutupan, maka grafik ini tidak dapat digunakan untuk
saham yang hanya memiliki harga penutupan saja.
Menurut Anoraga (2001) kegiatan pasar saat ini tidak terlepas dari
indeks harga saham, untuk mengetahui bagaimana kegiatan ekonomi
bergerak, naik atau turun, banyak orang akan melihatnya dari sisi indeks yang
dicapai pada saat itu. Indeks harga adalah suatu angka yang digunakan untuk

13

membandingkan suatu peristiwa dibandingkan dengan suatu peristiwa
lainnya. Angka indeks pada dasarnya merupakan suatu angka yang dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk melakukan perbandingan
antara kegiatan yang sama dalam dua waktu yang berbeda.
Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan
pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar,
artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada saat pasar
sedang aktif atau lesu. Pada Bursa Efek Indonesia terdapat enam jenis indeks
yaitu indeks individual, indeks harga saham sektoral, indeks harga saham
gabungan (IHSG), indeks LQ45, JII (Jakarta Islamic index), indeks papan
utama dan papan pengembangan (Darmadji, 2006).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menunjukkan pergerakan
harga saham secara umum yang tercatat di bursa efek. IHSG dapat digunakan
sebagai acuan tentang perkembangan kegiatan di pasar saham serta
digunakan untuk menilai situasi pasar secara umum atau mengukur apakah
harga saham mengalami kenaikan atau penurunan (Anoraga, 2001). Indeks
LQ45 yaitu indeks yang terdiri atas 45 saham pilihan dengan mengacu pada
dua variabel, yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar.
2. Faktor-faktor Penentu Kinerja Pasar Saham
Menurut Warsono (2008) pada umumnya kinerja suatu pasar saham
ditentukan oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor ini pada umumnya
berpengaruh terhadap kinerja pasar secara simultan. Pertama, kondisi umum

14

perekonomian. Kondisi ekonomi pada periode tertentu dan kondisi ekonomi
mendatang yang diharapkan oleh para pelaku pasar akan menjadi penentu
kinerja pasar saham. Kondisi ekonomi suatu negara dapat diindikasikan
dengan berbagai macam variabel ekonomi makro seperti inflasi, tingkat
bunga umum, tingkat pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita, kurs
tukar valas, dan sebagainya.
Kedua, kondisi politik saat ini dan yang diharapkan di masa
mendatang. Peristiwa politik tertentu dapat berdampak terhadap kinerja pasar
saham. Hasil pemilihan umum (pemilu) baik untuk presiden dan wakil
presiden maupun legislatif dapat berpengaruh terhadap kinerja pasar saham.
Dalam pemilu legislatif untuk kemenangan partai tertentu juga dapat
berpengaruh terhadap kinerja pasar saham. Ideologi yang dipegang oleh
partai pemenang pemilu juga akan ikut mewarnai penentuan arah
perekonomian.
Ketiga, kondisi stabilitas dan keamanan negara. Stabilitas dan
keamanan negara menjadi penentu utama berjalannya suatu bisnis. Negara
yang sedang mengalami kekacauan akan menyulitkan perusahaan-perusahaan
untuk menjalankan mengembangkan bisnisnya. Akibatnya, profitabilitas
yang dihasilkan perusahaan-perusahaan yang beroperasi menurun atau
bahkan mengalami kerugian. Hal ini tentunya akan bermuara pada
menurunnya minat para investor untuk menanamkan dananya.

15

Keempat,

kondisi

fundamental

perusahaan-perusahaan

yang

beroperasi. Faktor fundamental perusahaan merupakan faktor kinerja yang
dihasilkan oleh perusahaan atas operasi-operasi yang dilakukannya. Indikator
yang digunakan pada umumnya berbasis kinerja keuangan. Suatu perusahaan
atau industri dengan kinerja keuangan yang baik, maka akan direspon oleh
pasar dengan baik pula. Bentuk respon pasar ini berupa kenaikan sekuritassekuritas yang diperdagangkan di pasar saham.
Kelima, faktor sentimen pasar yang sedang berkembang. Sentimen
pasar saham didorong dan digerakkan oleh dua macan perilaku para investor,
yaitu keinginan untuk mendapatkan pengembalian yang besar, terutama pada
saat harga sekuritas cenderung meningkat dan biasanya melampaui batas
normal. Sentimen pasar saham juga didorong oleh perilaku para investor
yang mengalami ketakutan tinggi terhadap kemungkinan kerugian yang akan
dialaminya.
3. Inflasi
Menurut Fahmi (2011:67) inflasi merupakan suatu kejadian yang
menggambarkan situasi dan kondisi dimana harga barang mengalami
kenaikan dan nilai mata uang mengalami pelemahan. Apabila terjadi secara
terus-menerus maka akan mengakibatkan pemburukan kondisi ekonomi
secara menyeluruh serta mampu mengguncang tatanan stabilitas politik suatu
negara. Inflasi merupakan hal berbahaya bagi perekonomian karena mampu

16

menimbulkan efek yang sulit diatasi bahkan berakhir pada keadaan yang bisa
menumbangkan pemerintahan.
Menurut Fahmi (2011:68) berdasarkan area timbulnya, inflasi terbagi
menjadi dua yaitu inflasi domestik dan inflasi impor. Inflasi domestik ini
terjadi karena faktor situasi dan kondisi yang terjadi di dalam negeri, seperti
karena kebijakan pemerintah (government policy) dalam mengeluarkan
deregulasi yang mampu mempengaruhi kondisi kenaikan harga. Inflasi impor
disebabkan faktor situasi dan kondisi yang terjadi di luar negeri, seperti
terjadinya guncangan ekonomi di Amerika Serikat yang berpengaruh pada
naiknya harga berbagai barang yang berasal dari sana.
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya inflasi dapat digolongkan menjadi
tiga yaitu inflasi struktural, desakan biaya, dan desakan permintaan. Inflasi
struktural merupakan suatu keadaan yang ditimbulkan oleh bertambahnya
volume uang. Desakan biaya merupakan inflasi yang disebabkan oleh
kebijakan perusahaan yang menaikan harga barang dagangannya karena
implikasi dari kenaikan biaya internal. Desakan permintaan merupakan
inflasi yang timbul karena didorong oleh biaya atau inflasi lain seperti
kenaikan pendapatan masyarakat.
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat presentase
perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut diantaranya indeks
harga konsumen (IHK) adalah indeks yang mengukur rata-rata dari barang
tertentu yang dibeli oleh konsumen, indeks biaya hidup, indeks harga

17

produsen, indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari
komoditas-komoditas tertentu, indeks harga barang-barang modal, serta
deflator PDB yang menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua
barang baru, barang produksi lokal, barang produksi jadi, dan jasa.
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah
atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh
yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu
meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang terdorong untuk
bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Dalam masa inflasi yang
parah yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan
perekonomian menjadi kacau.
4. Keterkaitan Kinerja Pasar Saham dengan Inflasi
Faktor makro mempengaruhi kinerja perusahaandan perubahan kinerja
perusahaan secara fundamental mempengaruhi harga saham di pasar. Apabila
kinerja perusahaan meningkat maka harga saham akan meningkat dan jika
kinerja menurun maka harga saham akan menurun. Jika salah satu variabel
makro berubah seperti inflasi, maka investor akan bereaksi positif atau
negatif tergantung pada apakah perubahan variabel makro itu bersifat positif
atau negatif di mata investor. Kualitas reaksi positif ataupun reaksi negatif
investor tidak sama ada yang lemah, ada yang normal, da nada pula yang
berlebihan (overreaction) (Samsul, 2006).

18

Tingkat inflasi dapat berpengaruh positif maupun negatif tergantung
pada derajat inflasi itu sendiri. Inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya
investasi di suatu negara, mendorong penanaman modal yang bersifat
spekulatif, mendorong kenaikan suku bunga, kegagalan pelaksanaan
pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, serta
merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Inflasi yang berlebihan dapat merugikan perekonomian secara
keseluruhan

yaitu

dapat

membuat

banyak

perusahaan

mengalami

kebangkrutan. Inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham di pasar,
sementara inflasi yang sangat rendah akan mengakibatkan pertumbuhan
ekonomi menjadi sangat lamban, dan pada akhirnya harga saham juga
bergerak dengan lamban.
Pada investasi saham, investor dapat melirik sektor-sektor saham
dengan kinerja historis dengan korelasi negatif yang paling besar terhadap
inflasi, bahkan positif. Maksudnya, saat inflasi cenderung naik, pada
umumnya kinerja indeks sektor saham berpotensi mengalami tekanan.
Namun untuk meminimalisasi dampak buruk inflasi terhadap portofolio
saham, investor dapat memilih sektor-sektor saham dengan tingkat korelasi
negatif paling besar.

19

C. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian dan perumusan masalah maka dibuat
kerangka pikir penelitian untuk memberikan gambaran penelitian yang akan
dilakukan yaitu tentang pengaruh inflasi terhadap pengembalian pasar saham di
Bursa Efek Indonesia. Kerangka penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar
2.1.
Berdasarkan kerangka pikir pada Gambar 2.1, dapat dilihat bahwa dalam
menganalisis keputusan investasi terdapat dua analisis yaitu analisis fundamental
dan analisis teknikal. Analisis fundamental terdiri dari analisis ekonomi, analisis
industri, dan analisis kondisi perusahaan. pada analisis kondisi perusahaan
terdapat empat analisis untuk menganalisis kondisi perusahaan diantaranya
analisis cross section, analisis common size, analisis rasio rasio keuangan, dan
Du Pont analysis.
Pada analisis industri terdapat dua analisis yaitu siklus hidup industri, dan
siklus bisnis serta prospek industri sedangkan pada analisis ekonomi terdapat
variabel ekonomi makro (PDB, tingkat pengangguran, inflasi, tingkat bunga) dan
fluktuasi dalam aktivitas ekonomi. Variabel ekonomi seperti inflasi berpengaruh
terhadap indeks pasar saham, sehingga inflasi dapat berpengaruh signifikan atau
tidak berpengaruh signifikan terhadap pengembalian pasar saham (return on
market).

20

Keputusan investasi pada
saham

Analisis fundamental

Analisis ekonomi:

Analisis industri:

1. Variabel ekonomi
makro:
PDB,
tingkat
pengangguran,
inflasi,
tingkat
bunga
2. Fluktuasi
dalam
aktivitas ekonomi

1. Siklus
hidup
industri
2. Siklus bisnis dan
prospek industri

Indeks pasar
saham

Pengembalian pasar
saham (return on
market)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Analisis teknikal

Analisis
perusahaan:

kondisi

1. Analisis
cross
section
2. Analisis
common
size
3. Analisis
rasio
keuangan
4. Du Pont analysis

21

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, rumusan masalah, dan tujuan
penelitian yang telah diuraikan dan dijelaskan sebelumnya, maka dapat diperoleh
suatu hipotesis sebagai berikut:
1. Inflasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG),
2. Inflasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian indeks LQ45 di
Bursa Efek Indonesia.