Vte morota V Analisis Padanan Dialek Osaka ke Bahasa Jepang Standar dalam Buku Cerita Anak Toire No Kamisama.

fungsi sama dengan pola Vte iru, sebagai penunjuk aktivitas yang sedang berlangsung pada saat itu. Jad i, e tuk pe sa aa attotte ke dalam bahasa Jepa g “ta da se agai pe a da e tuk pe i taa adalah attotte → atte ite kudasai . Kata yuutotte ke dalam bahasa Jepang standar memiliki makna dan fungsi sama dengan pola Vte oku, sebagai penanda suatu persiapan. Jadi, bentuk pe sa aa yuutotte ke dalam bahasa Jepang standar sebagai penanda kasual e tuk pe i taa adalah itte oite kudasai. Padanan dialek Osaka ke bahasa Jepang standar pada kalimat Mousugu, otousa ga, kaetttekiharukara, goha hotto atttotte, yuutotte adalah Mousugu, otousa ga, kaetttekurukara, goha hotto atte iteto, itte oite .

4.1.1.5. Vte morota V

4 う い あ 健二 Kyou wa, oniichan ni asondemorotanka, Kenji. Ha i i i diajak e ai de ga kakak ka , Ke ji? Kata aso de orota yang terdapat pada predikat verba di atas merupakan dialek Osaka. Kata te se ut e asal da i e tuk dasa aso de + orota . Bentuk kata ke ja a tu orota dala dilalek Osaka, sepe ti pada kata aso de orota di atas e upaka e tuk e a e i te i a atau jujudoushi 授受動詞. Fungsinya sa a sepe ti kata ke ja orau pada bahasa Jepang standar, sebagai verba terima. Bentuk Vte morota dalam dialek Osaka merupakan perubahan dari bentuk lampau Vte morau dala ahasa Jepa g “ta da . Kata ke ja dasa morau sama sekali tidak mengalami perubahan dalam dialek Osaka. Namun, dalam dialek Osaka yang hanya mengalami perubahan adalah pada kata kerja bentuk lampau dar i orau e jadi oratta ke udia e u ah e jadi orota . Hal tersebut juga berlaku pada kata ke ja e e tuk -te orau . Kata aso de orota dalam dialek Osaka berasal dari kata aso de oratta dala ahasa Jepa g sta da . Kata oratta berubah me jadi orota pada dialek Osaka untuk memudahkan pengucapan. Kata aso de orota dalam dialek Osaka ke dalam bahasa Jepang standar se agai pe a da kasual e a e i te i a dialek Osaka adalah aso de oratta . Padanan dialek Osaka ke bahasa Jepang standar pada kalimat Kyou wa, o ii ha i aso de orota ka, Ke ji adalah Kyou wa, o ii ha i aso de oratta ka, Ke ji . 4.1.1.6. Vten V 5 自 車 う あ Kazu ha wo, jite sha o ushiro i oseteagete t . Kakak e o e gka Kazuchan di elaka g sepeda. Kata oseteagete yang terdapat pada predikat pada kalimat di atas e upaka dialek Osaka. Dialek Osaka te dapat pada akhi a -te . Akhi a -te pada dialek Osaka tidak memiliki fungsi yang sama seperti kata kerja konjugasi e tuk -te pada ahasa Jepa g “ta da . Akhi a -te pada dialek Osaka merupakan penanda bentuk lampau. Fungsinya sama seperti kata kerja konjugasi e tuk la pau -ta . Per edaa ya adalah kata ke ja e akhi a -te dalam dialek Osaka digunakan dalam bentuk kalimat pernyataan, misalnya jawaban dari pertanyaan. Bentuk tersebut digunakan juga dalam bentuk kalimat pertanyaan ya g te dapat kata ta ya WH Questio sepe ti doko , dare , dan lain-lain. Kata osete agete e asal da i e tuk dasa osete ageta + . Dalam dialek Osaka perubahan fonem vokal a ini kemudian berubah menjadi bunyi vokal fonem e pada konjugasi bentuk lampau - ta . Akhi a -te ini sama seperti kata ke ja e tuk la pau -ta + non da dala ahasa Jepa g sta da . Kata ke ja e tuk la pau -ta adalah untuk menyatakan fakta atau kejadian yang telah terjadi. Padanan yang sesuai untuk kata osete agete ke bahasa Jepang standar adalah osete ageta . Partikel di akhir kalimat da dipilih sebab kalimat di atas diambil dari dalam kutipan percakapan yang kasual. Partikel da pada nda tidak diikutsertakan karena tidak terletak di akhir kalimat sebab masih terdapat partikel te . Kat a osete agete dalam dialek Osaka ke dalam bahasa Jepang standar sebagai penanda kasual pernyataan bentuk lampau dialek Osaka adalah oseteageta . Padanan dialek Osaka ke bahasa Jepang standar pada kalimat Kazu ha wo, jite sha o ushiro i oseteagete te adalah Kazu ha wo, jite sha o ushiro i oseteageta te . Penjelasan tentang partikel te akan dijelaskan pada pembahasan 4.1.2.2.

4.1.1.7. Vtan V