KESIMPULAN DAN SARAN Development Study of Processing Cinnamon Bark Industry in West Sumatera.

Dafar Pustaka Asfaruddin dan A. Kasim. 1983. Kadar Minyak Pada Berbagai Tingkat Umur dari Beberapa Tanaman Kayu Manis. Universitas Andalas. Padang. BPS. 2008. Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta. Dinas Perkebunan. 2007. Statistik Perkebunan Indonesia. Kayu Manis. Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta. Dinas Perkebunan Sumatera Barat. 1991. Perkembangan dan Permasalahan Usaha Tani Kayu Manis di Sumatera Barat dan Kemungkinannya Sebagai Sumber Minyak Atsiri. Prosiding Pengembangan Tanaman Minyak Atsiri di Sumatera. Padang. Djamin, Zulkarnain. 1984. Perencanaan dan Analisa Proyek. UI Press. Jakarta. Efendi, Bus. 1994. Studi Karakteristik Pengeringan Lapisan Tipis Kayu Manis Cinnamomum sp. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor. Guenther, Ernest.1987. Minyak Atsiri. Jilid 1. UI Press. Jakarta. Gusmailina. 1995. Profil Komoditi Kayu Manis di Sumatera Barat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan dan Sosial Ekonom Kehutanan. Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor. Harahap, S. 1977. Mempelajari Pengaruh Cara Pengeringan dan Rehidrasi Terhadap Mutu Kulit Kayu Manis Cinnamomum burmanii. Makalah Khusus. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor. Hernani. 1988. Penyulingan Minyak Dahan dan Ranting Kayu Manis. Jurnal Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. Husnan dan Suwarsono. 1999. Studi Kelayakan Proyek. UPP. AMP YPKN. Yogyakarta. Kadariah, L. Karlina dan C. Gray. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. UI Press. Jakarta. Kemala, Sjafril. 1980. Cassiavera di Sumatera Barat. Hubungan Umur Panen Terhadap Pendapatan dan Respon Petani Terhadap Harga. Lembaga Penelitian Tanaman Industri. Bogor. Manning, W.A. 1984. Decision Making: How a Micricomputer Aids the Process. Portland State University. Muhammad, M.T. 1973. Pedoman Bercocok Tanam Kayu Manis. Lembaga Penelitian Tanaman Industri. Bogor. Mulyono, Edy. 2001. Pasca Panen Kayu Manis. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. Nurdjannah, N dan A.M. Syarief. 1991. Liquid CO 2 Extraction of Cinnamon Oil. Paper Presented at the RISMC Seminar. Bogor. Nurdjannah, N. 1992. Pengolahan Kayu Manis. Jurnal Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. Purseglove et al. 1981. Tropical Agriculture Series, Spices. Longman. London and New York. Rismunandar. 1993. Kayu Manis. Penebar Swadaya. Jakarta. Riyanto, Ribut. 1986. Optimalisasi Kondisi Proses Ekstraksi Oleoresin Kayu Manis. Skripsi. Fateta. IPB. Bogor. Rusli, Ma’mun dan Triantoro. 1990. Penyulingan Beberapa Kulit Cassiavera. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. Sadjad, S. 1983. Empat Belas Tanaman Perkebunan Untuk Agroindustri. PN balai Pustaka. Jakarta. Sanusi dan S.H Isdiyoso. 1977. Kayu Manis. Lembaga Penelitian Tanaman Industri. Bogor. Simarmata, Parluhutan. 1989. Pengaruh Ukuran dan Susunan Bahan Dalam Ketel Suling Sera Lama Penyulingan Terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Kulit Kayu Manis. Skripsi. Fateta. IPB. Bogor. Sutojo, S. 1991. Studi Kelayakan Proyek. Gramedia. Jakarta. Towaha, J dan Gusti Indriati. 2008. Multifungsi Tanaman Kayu Manis Cinnamomum. Balai Penelitian Tanaman Industri. Bogor. Wangsa, R dan Sri Nuryati. 2007. Status dan Potensi Pasar Kayu Manis Organik Nasional dan Internasional. Aliansi Organis Indonesia. Bogor. Widiyatmoko, T.J. 1989. Pengaruh Pengerokan Kulit Luar, Ukuran Bahan dan Lama Penyulingan Terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Kulit Kayu Manis. Skripsi. Fateta IPB. Bogor. Lampiran 1. Pedoman mutu kulit kayu manis secara visual Jenis mutu Pengikisan Asal kulit Warna Rasa Panjang Vera AA Bersih dan licin Batang, diameter Kuning atau Tidak terlalu Min. 10 cm dengan gulungan 5-15 mm kuning tua pedas atau jumlah maks. 10 pedas-pedas per satuan kemasan manis Vera A Bersih Batang Kuning atau Tidak terlalu Min. 10 cm dengan kuning tua pedas atau jumlah maks. 20 pedas manis per satuan kemasan Vera B Kurang bersih Dahan Kuning Kurang pedas Min. 10 cm dengan kehitaman jumlah maks. 50 per satuan kemasan Vera C Sebagian besar Batang, dahan atau Kehitaman Kurang pedas Maks. 15 cm tidak terkikis ranting yang tidak tergolong vera AA, A, B Korinci A Bersih Batang dan dahan Kuning tua, Pedas Min. 10 cm dengan Korinci A Bersih Batang dan dahan Kuning tua, Pedas Min. 10 cm dengan kecoklatan jumlah maks. 10 per satuan kemasan Korinci B Kurang bersih Batang dan dahan Coklat Pedas Min. 10 cm dengan kehitaman jumlah maks. 50 per satuan kemasan Korinci C Sebagian besar Dahan atau ranting Kehitaman Kurang pedas Maks. 15 cm tidak terkikis yang tidak tergolong Korinci A dan B Lampiran 2. Standar mutu kayu manis hasil revisi tahun 1983 Jenis mutu Pengikisan Asal Warna kulit Rasa Panjang Kadar maksimum Air Abu Pasir Minyak Vera AA Bersih dan Batang Kuning Tidak terlalu Bervariasi 14,0 5,0 1,0 1,75 licin gulungan kuning tua pedas, min. 10 cm 5-15 mm pedas manis Cut and Idem Batang Idem Idem Seragam 14,0 5,0 1,0 1,75 Washed AA sesuai keinginan konsumen Cut un- Idem Idem Idem Idem Idem 14,0 5,0 1,0 1,75 washed AA Cuttings AA Idem Idem Idem Idem Bervariasi 14,0 5,0 1,0 1,75 dalam bentuk potongan Vera A stick Bersih Batang Idem Idem Bervariasi 14,0 5,0 1,0 1,75 min. 10 cm Cut un- Bersih Batang Idem Idem Seragam 14,0 5,0 1,0 1,75 washed A sesuai keinginan konsumen Cuttings A Bersih Batang Idem Idem Bervariasi 14,0 5,0 1,0 1,75 bentuk potongan Vera B stick Kurang Dahan Kuning ke- Kurang Bervariasi 14,0 5,0 1,0 1,25 bersih hitam-hitaman pedas min. 10 cm Vera C Sebagian Batang, Kehitam- Idem Bervariasi 14,0 5,0 1,0 1,00 whole besar tidak dahan, tidak hitaman terkikis dapat digolongkan Korinci A Bersih Batang dan Kuning tua Pedas Bervariasi 14,0 5,0 1,0 2,00 stick dahan kecoklatan min. 10 cm Korinci B Kurang Idem Coklat ke- Pedas Idem 14,0 5,0 1,0 1,50 stick bersih hitam-hitaman Korinci C Sebagian Dahan, ran- Kehitam- Kurang Bervariasi 14,0 5,0 1,0 1,25 whole tidak ting dapat di- hitaman pedas terkikis golongkan KAKB Broken Idem Batang, da- Idem Idem Terdiri dari 14,0 5,0 1,0 1,50 cleaned han, ranting kepingan cassia KA Broken Idem Idem Idem Idem Idem 14,0 5,0 1,0 1,50 cleaned cassia KB Broken Idem Idem Idem Idem Idem 14,0 5,0 1,0 1,25 cassia KC Ground ˗ ˗ ˗ ˗ ˗ 14,0 5,0 1,0 1,25 cassia Cassia dust ˗ ˗ ˗ ˗ ˗ 14,0 14,0 7,0 0,4 - 1,24 Lampiran 22. Analisa BEP bila harga bahan baku naik 20 Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Analisa titik impas a. Jumlah produk kg 453,6 518,4 648 712,8 777,6 b. Biaya tetap 71.289.000,00 71.289.000,00 72.289.000,00 72.474.800,00 72.474.800,00 Lampiran 21. Analisis NPV, PBP, Net BC dan IRR bila harga bahan baku naik 20 Tahun Net Cash Flow NPV 22 PBP Net BC IRR -118.580.000,00 -118.580.000,00 -118.580.000,00 1 50.681.450,00 41.542.172,13 -77.037.827,87 2 59.175.500,00 39.757.793,60 -37.280.034,26 3 82.972.700,00 45.693.637,35 5.378.642,08 4 94.503.240,00 42.658.676,35 48.037.318,43 5 106.863.840,00 39.539.540,91 87.576.859,35 90.611.820,35 2,126085536 1,76 53,44 Lampiran 20. Analisis Rugi Laba bila harga bahan baku naik 20 No Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 A Penerimaan 1. Produksi kg 453,6 518,4 648 712,8 777,6 2. Nilai Rp. 900.000kg 408.240.000,00 466.560.000,00 583.200.000,00 641.520.000,00 699.840.000,00 Total penerimaan 408.240.000,00 466.560.000,00 583.200.000,00 641.520.000,00 699.840.000,00 B Biaya produksi Biaya tidak tetap 1. Bahan baku kayu manis 272.160.000,00 311.040.000,00 388.800.000,00 427.680.000,00 466.560.000,00 2. Bahan penolong 7.854.000,00 8.976.000,00 11.220.000,00 12.342.000,00 13.464.000,00 3. Bahan kemasan 4.620.000,00 5.280.000,00 6.600.000,00 7.260.000,00 7.920.000,00 4. Kebutuhan listrik 2.940.000,00 3.360.000,00 4.200.000,00 4.200.000,00 4.200.000,00 4. Kebutuhan listrik 2.940.000,00 3.360.000,00 4.200.000,00 4.200.000,00 4.200.000,00 5. Pemasaran 1.680.000,00 1.920.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 289.254.000,00 330.576.000,00 413.220.000,00 453.882.000,00 494.544.000,00 Biaya tetap 1. Gaji karyawan 61.200.000,00 61.200.000,00 61.200.000,00 61.200.000,00 61.200.000,00 2. Biaya adminsitrasi 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 3. Penambahan kapasitas ˗ ˗ ˗ 1.185.800,00 1.185.800,00 4. Penyusutan 8.889.000,00 8.889.000,00 8.889.000,00 8.889.000,00 8.889.000,00 71.289.000,00 71.289.000,00 71.289.000,00 72.474.800,00 72.474.800,00 Total biaya produksi 360.543.000,00 401.865.000,00 484.509.000,00 526.356.800,00 567.018.800,00 Harga pokok penjualan 360.543.000,00 401.865.000,00 484.509.000,00 526.356.800,00 567.018.800,00 Laba bruto 47.697.000,00 64.695.000,00 98.691.300,00 115.163.200,00 132.821.200,00 Pajak 5.904.550,00 14.408.500,00 24.607.300,00 29.548.960,00 34.846.360,00 Laba setelah pajak 41.792.450,00 50.286.500,00 74.083.700,00 85.614.240,00 97.974.840,00 Lampiran 19. Analisa BEP bila harga bahan baku naik 10 Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Analisa titik impas a. Jumlah produk kg 453,6 518,4 648 712,8 777,6 b. Biaya tetap 71.289.000,00 71.289.000,00 72.289.000,00 72.474.800,00 72.474.800,00 c. Harga jual per kg 900.000,00 900.000,00 900.000,00 900.000,00 900.000,00 d. Biaya variabel 266.574.000,00 304.656.000,00 380.820.000,00 418.242.000,00 455.664.000,00 e. Biaya variabel per kg 587.685,19 587.685,19 587.685,19 586.759,26 585.987,65 BEP kg 228,2600652 228,2600652 228,2600652 231,3709252 230,8023904 Lampiran 18. Analisis NPV, PBP, Net BC dan IRR bila harga bahan baku naik 10 Tahun Net Cash Flow NPV 22 PBP Net BC IRR -118.580.000,00 -118.580.000,00 -118.580.000,00 1 63.152.900,00 51.764.672,13 -66.815.327,87 2 77.319.500,00 51.948.065,04 -14.867.262,83 3 105.652.700,00 58.183.669,56 3.905.217,96 4 119.451.240,00 53.920.180,80 92.973.098,76 5 134.079.840,00 49.609.440,57 142.582.539,33 99.626.170,10 2,724272756 2,24 62,16 Lampiran 17. Analisis rugi laba bila harga bahan baku naik 10 No Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 A Penerimaan 1. Produksi kg 453,6 518,4 648 712,8 777,6 2. Nilai Rp. 900.000kg 408.240.000,00 466.560.000,00 583.200.000,00 641.520.000,00 699.840.000,00 Total penerimaan 408.240.000,00 466.560.000,00 583.200.000,00 641.520.000,00 699.840.000,00 B Biaya produksi Biaya tidak tetap 1. Bahan baku kayu manis 249.480.000,00 285.120.000,00 356.400.000,00 392.040.000,00 427.680.000,00 2. Bahan penolong 7.854.000,00 8.976.000,00 11.220.000,00 12.342.000,00 13.464.000,00 3. Bahan kemasan 4.620.000,00 5.280.000,00 6.600.000,00 7.260.000,00 7.920.000,00 4. Kebutuhan listrik 2.940.000,00 3.360.000,00 4.200.000,00 4.200.000,00 4.200.000,00 4. Kebutuhan listrik 2.940.000,00 3.360.000,00 4.200.000,00 4.200.000,00 4.200.000,00 5. Pemasaran 1.680.000,00 1.920.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 266.574.000,00 304.656.000,00 380.820.000,00 418.242.000,00 455.664.000,00 Biaya tetap 1. Gaji karyawan 61.200.000,00 61.200.000,00 61.200.000,00 61.200.000,00 61.200.000,00 2. Biaya adminsitrasi 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 3. Penambahan kapasitas ˗ ˗ ˗ 1.185.800,00 1.185.800,00 4. Penyusutan 8.889.000,00 8.889.000,00 8.889.000,00 8.889.000,00 8.889.000,00 71.289.000,00 71.289.000,00 71.289.000,00 72.474.800,00 72.474.800,00 Total biaya produksi 337.863.000,00 375.945.000,00 452.109.000,00 490.716.800,00 528.138.800,00 Harga pokok penjualan 337.863.000,00 375.945.000,00 452.109.000,00 490.716.800,00 528.138.800,00 Laba bruto 70.377.000,00 90.615.000,00 131.091.000,00 150.803.200,00 171.701.200,00 Pajak 16.113.100,00 22.184.500,00 34.327.300,00 40.240.960,00 46.510.360,00 Laba setelah pajak 54.263.900,00 68.430.500,00 96.763.700,00 110.562.240,00 125.190.840,00 Lampiran 16. Analisa BEP bila harga jual turun 20 Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Analisa titik impas a. Jumlah produk kg 453,6 518,4 648 712,8 777,6 b. Biaya tetap 71.289.000,00 71.289.000,00 71.289.000,00 72.474.800,00 72.474.800,00 c. Harga jual per kg 720.000,00 720.000,00 720.000,00 720.000,00 720.000,00 d. Biaya variabel 243.894.000,00 278.736.000,00 348.420.000,00 382.602.000,00 416.784.000,00 e. Biaya variabel per kg 537.685,19 537.685,19 537.685,19 536.759,26 535.987,65 BEP kg 391,0214322 391,0214322 391,0214322 395,5168469 393,8583563 Lampiran 15. Analisis NPV, PBP, Net BC dan IRR bila harga penjualan turun 20 Tahun Net Cash Flow NPV 22 PBP Net BC IRR -118.580.000,00 -118.580.000,00 -118.580.000,00 1 19.157.100,00 15.702.540,98 -102.877.459,02 2 29.789.700,00 20.014.579,41 -82.862.879,60 3 49.962.350,00 27.514.610,25 -58.222.610,37 4 54.586.440,00 24.640.269,23 -33.582.341,14 5 63.318.240,00 23.427.701,47 -10.154.639,67 -7.280.298,65 -5,743441243 0,94 17,47 Lampiran 14. Analisis Rugi Laba bila harga penjualan turun 20 No Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 A Penerimaan 1. Produksi kg 453,6 518,4 648 712,8 777,6 2. Nilai Rp. 720.000kg 326.592.000,00 373.248.000,00 466.560.000,00 513.216.000,00 559.872.000,00 Total penerimaan 326.592.000,00 373.248.000,00 466.560.000,00 513.216.000,00 559.872.000,00 B Biaya produksi Biaya tidak tetap 1. Bahan baku kayu manis 226.800.000,00 259.200.000,00 324.000.000,00 356.400.000,00 388.800.000,00 2. Bahan penolong 7.854.000,00 8.976.000,00 11.220.000,00 12.342.000,00 13.464.000,00 3. Bahan kemasan 4.620.000,00 5.280.000,00 6.600.000,00 7.260.000,00 7.920.000,00 4. Kebutuhan listrik 2.940.000,00 3.360.000,00 4.200.000,00 4.200.000,00 4.200.000,00 5. Pemasaran 1.680.000,00 1.920.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 5. Pemasaran 1.680.000,00 1.920.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 243.894.000,00 278.736.000,00 348.420.000,00 382.602.000,00 416.784.000,00 Biaya tetap 1. Gaji karyawan 61.200.000,00 61.200.000,00 61.200.000,00 61.200.000,00 61.200.000,00 2. Biaya adminsitrasi 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 3. Penambahan kapasitas ˗ ˗ ˗ 1.185.800,00 1.185.800,00 4. Penyusutan 8.889.000,00 8.889.000,00 8.889.000,00 8.889.000,00 8.889.000,00 71.289.000,00 71.289.000,00 71.289.000,00 72.474.800,00 72.474.800,00 Total biaya produksi 315.183.000,00 350.025.000,00 419.709.000,00 455.076.800,00 489.258.800,00 Harga pokok penjualan 315.183.000,00 350.025.000,00 419.709.000,00 455.076.800,00 489.258.800,00 Laba bruto 11.409.000,00 23.223.000,00 46.851.000,00 58.139.200,00 70.613.200,00 Pajak 1.140.900,00 2.322.300,00 5.777.650,00 12.441.760,00 16.183.960,00 Laba setelah pajak 10.268.100,00 20.900.700,00 41.073.350,00 45.697.440,00 54.429.240,00 Lampiran 13. Analisa BEP bila harga penjualan turun 10 Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Analisa titik impas a. Jumlah produk kg 453,6 518,4 648 712,8 777,6 b. Biaya tetap 71.289.000,00 71.289.000,00 71.289.000,00 72.474.800,00 72.474.800,00 c. Harga jual per kg 810.000,00 810.000,00 810.000,00 810.000,00 810.000,00 d. Biaya variabel 243.894.000,00 278.736.000,00 348.420.000,00 382.602.000,00 416.784.000,00 e. Biaya variabel per kg 537.685,19 537.685,19 537.685,19 536.759,26 535.987,65 BEP kg 261,7889153 261,7889153 261,7889153 265,2415588 264,4946519 Lampiran 12. Analisis NPV, PBP, Net BC dan IRR bila harga penjualan turun 10 Tahun Net Cash Flow NPV 22 PBP Net BC IRR 0 -118.580.000,00 -118.580.000,00 -118.580.000,00 1 50.452.100,00 41.354.180,33 -77.225.819,67 2 62.804.300,00 42.195.847,89 -35.029.971,78 3 87.508.700,00 48.191.643,79 9.881.005,46 4 99.492.840,00 44.910.977,24 54.791.982,70 5 112.307.040,00 41.553.520,85 96.345.503,54 99.626.170,10 2,220013147 1,84 54,95 Lampiran 11. Analisis Rugi Laba bila harga penjualan turun 10 No Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 A Penerimaan 1. Produksi kg 453,6 518,4 648 712,8 777,6 2. Nilai Rp. 900.000kg 367.416.000,00 419.904.000,00 524.880.000,00 577.368.000,00 629.856.000,00 Total penerimaan 367.416.000,00 419.904.000,00 524.880.000,00 577.368.000,00 629.856.000,00 B Biaya produksi Biaya tidak tetap 1. Bahan baku kayu manis 226.800.000,00 259.200.000,00 324.000.000,00 356.400.000,00 388.800.000,00 2. Bahan penolong 7.854.000,00 8.976.000,00 11.220.000,00 12.342.000,00 13.464.000,00 3. Bahan kemasan 4.620.000,00 5.280.000,00 6.600.000,00 7.260.000,00 7.920.000,00 4. Kebutuhan listrik 2.940.000,00 3.360.000,00 4.200.000,00 4.200.000,00 4.200.000,00 4. Kebutuhan listrik 2.940.000,00 3.360.000,00 4.200.000,00 4.200.000,00 4.200.000,00 5. Pemasaran 1.680.000,00 1.920.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 243.894.000,00 278.736.000,00 348.420.000,00 382.602.000,00 416.784.000,00 Biaya tetap 1. Gaji karyawan 61.200.000,00 61.200.000,00 61.200.000,00 61.200.000,00 61.200.000,00 2. Biaya adminsitrasi 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 3. Penambahan kapasitas ˗ ˗ ˗ 1.185.800,00 1.185.800,00 4. Penyusutan 8.889.000,00 8.889.000,00 8.889.000,00 8.889.000,00 8.889.000,00 71.289.000,00 71.289.000,00 71.289.000,00 72.474.800,00 72.474.800,00 Total biaya produksi 315.183.000,00 350.025.000,00 419.709.000,00 455.076.800,00 489.258.800,00 Harga pokok penjualan 315.183.000,00 350.025.000,00 419.709.000,00 455.076.800,00 489.258.800,00 Laba bruto 52.233.000,00 69.879.000,00 105.171.000,00 122.291.200,00 140.597.200,00 Pajak 10.669.900,00 15.963.700,00 26.551.300,00 31.687.360,00 37.179.160,00 Laba setelah pajak 41.563.100,00 53.915.300,00 78.619.700,00 90.603.840,00 103.418.040,00 Lampiran 10. Analisa BEP Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Analisa titik impas a. Jumlah produk kg 453,6 518,4 648 712,8 777,6 b. Biaya tetap 71.289.000,00 71.289.000,00 72.289.000,00 72.474.800,00 72.474.800,00 c. Harga jual per kg 900.000,00 900.000,00 900.000,00 900.000,00 900.000,00 d. Biaya variabel 243.894.000,00 278.736.000,00 348.420.000,00 382.602.000,00 416.784.000,00 e. Biaya variabel per kg 537.685,19 537.685,19 537.685,19 536.759,26 535.987,65 BEP kg 196,7598262 196,7598262 196,7598262 199,5227734 199,0998406 Lampiran 9. Analisis NPV, PBP, Net BC dan IRR Tahun Net Cash Flow NPV 22 PBP Net BC IRR -118.580.000,00 118.580.000,00 118.580.000,00 1 79.028.900,00 64.777.786,00 53.802.213,11 2 95.463.500,00 64.138.336,47 10.336.123,35 3 128.332.700,00 70.673.701,76 75.517.808,60 4 144.399.240,00 65.181.685,24 140.699.493,84 5 161.295.840,00 59.679.340,22 200.378.834,07 205.870.850,59 1,161153593 2,74 68,28 Lampiran 8. Arus kas pengeluaran dan pemasukan No Uraian Tahu 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 I Arus kas masuk 1. Laba bersih 70.139.000,00 86.574.500,00 119.443.700,00 135.510.240,00 152.406.840,00 2. Penyusutan 8.889.000,00 8.889.000,00 8.889.000,00 8.889.000,00 8.889.000,00 3. Dana investasi 118.580.000,00 Total kas masuk 118.580.000,00 79.028.900,00 95.463.500,00 128.332.700,00 144.399.240,00 161.295.840,00 II Arus kas keluar 1. investasi 118.580.000,00 1. investasi 118.580.000,00 III Arus kas 79.028.900,00 95.463.500,00 128.332.700,00 144.399.240,00 161.295.840,00 IV Kas minimum 25.000.000,00 V Kas awal tahun 25.000.000,00 104.028.900,00 199.492.400,00 327.825.100,00 472.224.340,00 VI Kas akhir tahun 25.000.000,00 104.028.900,00 199.492.400,00 327.825.100,00 472.224.340,00 633.520.180,00 Lampiran 7. Analisis Rugi Laba No Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 A Penerimaan 1. Produksi kg 453,6 518,4 648 712,8 777,6 2. Nilai Rp. 900.000kg 408.240.000,00 466.560.000,00 583.200.000,00 641.520.000,00 699.840.000,00 Total penerimaan 408.240.000,00 466.560.000,00 583.200.000,00 641.520.000,00 699.840.000,00 B Biaya produksi Biaya tidak tetap 1. Bahan baku kayu manis 226.800.000,00 259.200.000,00 324.000.000,00 356.400.000,00 388.800.000,00 2. Bahan penolong 7.854.000,00 8.976.000,00 11.220.000,00 12.342.000,00 13.464.000,00 3. Bahan kemasan 4.620.000,00 5.280.000,00 6.600.000,00 7.260.000,00 7.920.000,00 3. Bahan kemasan 4.620.000,00 5.280.000,00 6.600.000,00 7.260.000,00 7.920.000,00 4. Kebutuhan listrik 2.940.000,00 3.360.000,00 4.200.000,00 4.200.000,00 4.200.000,00 5. Pemasaran 1.680.000,00 1.920.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 243.894.000,00 278.736.000,00 348.420.000,00 382.602.000,00 416.784.000,00 Biaya tetap 1. Gaji karyawan 61.200.000,00 61.200.000,00 61.200.000,00 61.200.000,00 61.200.000,00 2. Biaya adminsitrasi 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 3. Penambahan kapasitas ˗ ˗ ˗ 1.185.800,00 1.185.800,00 4. Penyusutan 8.889.000,00 8.889.000,00 8.889.000,00 8.889.000,00 8.889.000,00 71.289.000,00 71.289.000,00 71.289.000,00 72.474.800,00 72.474.800,00 Total biaya produksi 315.183.000,00 350.025.000,00 419.709.000,00 455.076.800,00 489.258.800,00 Harga pokok penjualan 315.183.000,00 350.025.000,00 419.709.000,00 455.076.800,00 489.258.800,00 Laba bruto 93.057.000,00 116.535.000,00 163.491.000,00 186.443.200,00 210.581.200,00 Pajak 22.917.100,00 29.960.500,00 44.047.300,00 50.932.960,00 58.174.360,00 Laba setelah pajak 70.139.900,00 86.574.500,00 119.443.700,00 135.510.240,00 152.406.840,00 Lampiran 6. Perincian biaya operasional pada operasi penuhtahun No Deskripsi VolumebulanHarga satuan Jumlahbulan 1 Bahan baku kayu manis kg 5400 5000 27000000 2 Bahan pembantu 1. Bahan bakar gas kg 625 1000 625000 2. Bahan pendingin air m3 400 775 310000 Sub total 3 Bahan kemasan 11 50000 550000 4 Kebutuhan listrik Kwh 100 3500 350000 5 Pemasaran 6 Gaji tetap karyawan 7 Biaya administrasi 7 Biaya administrasi 8 Biaya pemeliharaan Total Jumlahtahun 324000000 7500000 3720000 11220000 6600000 4200000 2400000 61200000 1200000 1200000 1200000 412020000 Lampiran 5. Struktur gaji karyawan No Deskripsi Jumlah Gajibulan Total gajibulanTotal gajitahun 1 Direktur 1 1.500.000,00 1.500.000,00 18.000.000,00 2 Manajer pabrik 1 800.000,00 800.000,00 9.600.000,00 3 Staf produksi 4 500.000,00 2.000.000,00 24.000.000,00 4 Sopir 1 400.000,00 400.000,00 4.800.000,00 5 Satpam 1 400.000,00 400.000,00 4.800.000,00 5.100.000,00 61.200.000,00 Lampiran 4. Perhitungan biaya penyusutan No Deskripsi Biaya investasi Umur ekonomis Penyusutan 1 Bangunan 48.180.000,00 20 2.409.000,00 2 Mesin produksi 14.200.000,00 10 1.420.000,00 3 Peralatan kantor 5.300.000,00 5 1.060.000,00 4 Kendaraan 40.000.000,00 10 4.000.000,00 Total 8.889.000,00 Lampiran 3. Perhitungan biaya investasi No Deskripsi Jumlah Satuan Harga satuan Total biaya A Pengadaan lahan 1. Pembelian tanah 400 m2 20.000,00 8.000.000,00 2. Perizinan 5 400.000,00 Sub total 8.400.000,00 B Bangunan 1. Kantor 36 m2 300.000,00 10.800.000,00 2. Bangunan produksi 90 m2 250.000,00 22.500.000,00 3. Gudang bahan baku 30 m2 200.000,00 6.000.000,00 4. Lantai penjemuran 144 m2 20.000,00 2.880.000,00 5. Gudang produk 18 m2 200.000,00 3.600.000,00 6. Pagar 80 m2 30.000,00 2.400.000,00 Sub total 48.180.000,00 Sub total 48.180.000,00 C Mesin dan Peralatan 1. Tangki penyuling 4 unit 1.500.000,00 6.000.000,00 2. Boiler 4 unit 450.000,00 1.800.000,00 3. Tangki pendingin 4 unit 1.000.000,00 4.000.000,00 4. Tabung penampung 4 unit 150.000,00 600.000,00 5. Tabung gas elpiji 2 unit 250.000,00 500.000,00 6. Timbangan 1 unit 300.000,00 300.000,00 7. Instalasi 1.000.000,00 1.000.000,00 Sub total 14.200.000,00 D Peralatan kantor 1. Meja dan kursi 2 unit 750.000,00 1.500.000,00 2. Lemari 1 unit 800.000,00 800.000,00 3. Telpon 1 unit 500.000,00 500.000,00 4. Komputer 1 unit 2.500.000,00 2.500.000,00 Sub total 5.300.000,00 E Kendaraan, carry pick up 1 unit 40.000.000,00 40.000.000,00 F Fasilitas listrikairtelpon 2.500.000,00 2.500.000,00 G Total investasi 118.580.000,00 ABSTRACT IRA FITRIYENI. Development Study of Processing Cinnamon Bark Industry in West Sumatera. Under direction of M. ZEIN NASUTION, MEIKA SYAHBANA RUSLI, and ANAS MIFTAH FAUZI Cinnamon is one of agriculture product that quite much produced in West Sumatera and potential to be developed. To add the cinnamon value need to do product diversification to developed another form of refined product. The aim of this study was to review the types of cinnamon products that can be developed. The output of research is the cinnamon industry can produce some product that was the cinnamon bark as much as 45, the cinnamon powder as much as 30 and the cinnamon bark oil as much as 25. The cinnamon bark oil products resulting from further processing of small broken cinnamon bark chips. Analysis study of the available technology obtained results that steam destillation method can be used to produce cinnamon bark oil. The cinnamon bark oil product results meet the quality standards of EOA. The financial analysis of cinnamon bark industry which was carried out at Solok district using indicators : Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net BC Ratio and Pay Back Period PBP were feasible. Where the processing industry would provide an increase in farmer income. Key words : cinnamon bark, processing industry, financial analysis. RINGKASAN IRA FITRIYENI. Kajian Pengembangan Industri Pengolahan Kulit Kayu Manis di Sumatera Barat. Dibimbing oleh M. ZEIN NASUTION, MEIKA SYAHBANA RUSLI, dan ANAS MIFTAH FAUZI. Komoditi kayu manis adalah salah satu produk pertanian yang cukup banyak diusahakan di daerah Sumatera Barat dan potensial untuk dikembangkan. Selama ini kayu manis diolah dalam bentuk gulungan kering kulit pohon tanaman kayu manis, di mana pemasarannya lebih banyak untuk tujuan ekspor. Untuk memberikan nilai tambah, perlu dilakukan diversifikasi produk dengan mengembangkan bentuk olahan lain yaitu produk bubuk kayu manis dan minyak kayu manis. Selain memudahkan dalam pemasaran, produk dalam bentuk bubuk dan minyak kayu manis juga dapat dihindarkan dari serangan jamur dan harga yang diperoleh juga lebih tinggi. Dalam penelitian ini dilakukan pengkajian terhadap beberapa hal yaitu kajian jenis produk kayu manis yang dapat dikembangkan, kajian terhadap teknologi pengolahan yang dapat digunakan, analisa hasil dan mutu produk yang diuji coba dan analisis finansial untuk melihat kelayakan usaha. Dari penelitian diketahui bahwa industri kayu manis dapat memproduksi beberapa produk yaitu produk berupa kulit kering kayu manis sebanyak 45, produk berupa bubuk kayu manis sebanyak 30 dan produk minyak kayu manis sebanyak 25 dari kapasitas bahan baku yang tersedia untuk satu industri pengolahan kayu manis. Produk minyak kayu manis dihasilkan dari pengolahan lebih lanjut terhadap kulit kayu manis berbentuk chips potongan kecil kulit kayu manis. Kajian dengan analisa pembobotan terhadap teknologi yang tersedia memberikan hasil bahwa untuk membuat minyak kayu manis, teknologi yang tepat adalah dengan menggunakan metode penyulingan uap. Hasil penelitian uji coba pembuatan minyak kulit kayu manis menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode penyulingan uap diperoleh rendemen sebesar 0,98 , bobot jenis 1.010 dan kadar sinamaldehid 59,11. Hasil uji coba ini masih memenuhi standar mutu EOA Essentian Oil of Association . Dari hasil analisa finansial diketahui bahwa perkiraan investasi untuk industri minyak kayu manis dengan kapasitas 216 kg bahan baku per hari adalah 118, 58 juta rupiah. Dengan asumsi umur proyek selama 5 tahun, evaluasi keuangan proyek tersebut menghasilkan NPV sebesar 205.870.850, PBP sebesar 1,16 tahun, net BC 2,74, IRR 68,28 dan BEP akan dicapai pada tingkat produksi 196,75 kg per tahun tahun pertama. Berdasarkan indikator-indikator tersebut maka industri minyak kulit kayu manis layak secara finansial. Dengan adanya industri pengolahan kulit kayu manis yang berada di dekat sentra produksi kayu manis, dalam bentuk kemitraan antara pihak industri dan petani, akan memberikan dampak positif bagi petani kulit manis, yaitu: 1 jaminan pasar dimana hasil produksi kulit kayu manis petani akan diserap oleh industri, sehinga akan mendorong petani untuk memperluas areal penanaman kayu manis, 2 peningkatan pendapatan petani karena adanya peningkatan harga jual di tingkat petani dengan meningkatkan mutu panen agar memenuhi standar yang ditetapkan oleh industri, 3 peningkatan kualitas sumberdaya petani, dengan adanya pelatihan yang diberikan baik dari pihak industri maupun dari pemerintah, 4 peningkatan teknologi berupa perbaikan teknologi budidaya dan pasca panen. Kata kunci : kulit kayu manis, industri pengolahan, analisa finansial.

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Undang-undang No. 251999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah memberikan kesempatan kepada daerah untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Di Sumatera Barat, potensi yang mungkin untuk dikembangkan adalah dari sektor perkebunan, selain sektor lainnya seperti pertambangan dan jasa. Sektor perkebunan merupakan penyumbang yang cukup besar bagi pendapatan daerah Sumatera Barat 21,7. Dari sektor perkebunan, komoditi yang memberikan sumbangan pendapatan yang cukup potensial adalah kayu manis yang memberikan nilai ekspor terbesar kedua setelah karet. Kayu manis Cinnamomum burmanii yang dalam perdagangan lebih dikenal sebagai casiavera merupakan tanaman asli Indonesia dan sebagian besar ditanam di daerah Sumatera Barat. Kayu manis Indonesia cukup disukai di luar negeri karena memiliki aroma yang khas. Produk utama dari tanaman kayu manis adalah kulit kering kayu manis yang digunakan sebagai rempah-rempah untuk penyedap makanan. Dari kulit kayu manis juga dapat dihasilkan beberapa produk lain seperti bubuk kayu manis, minyak atsiri kayu manis dan oleoresin kayu manis yang banyak digunakan dalam industri makanan minuman, farmasi dan kosmetika. Pasaran produk kayu manis terutama adalah Amerika Serikat yang mengimpor sekitar 80 dari jumlah kulit kayu manis yang tersedia untuk ekspor. Negara pengimpor lainnya adalah negara-negara di Eropa Barat, Kanada dan Singapura. Hanya sedikit dari produksi kayu manis yang digunakan untuk pasaran dalam negeri. Volume ekspor dan nilai ekspor kayu manis mengalami fluktuasi. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh faktor mutu, karena tingkat mutu akan menentukan harga dan penerimaan oleh konsumen di luar negeri. Perkembangan volume dan nilai ekspor kayu manis dari pelabuhan Sumatera Barat dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perkembangan volume ekspor dan nilai ekspor kayu manis Tahun Volume ekspor Ton Nilai ekspor US 000 2004 8.896,00 5.270,00 2005 6.033,76 3.522,14 2006 8.888,86 6.104,14 2007 10.231,39 7.791,11 2008 10.231,39 7.791,11 Sumber : Badan Pusat Statistik 2008 Sebagai daerah penghasil kayu manis yang cukup potensial, perkembangan luas lahan dan produksi kayu manis di Sumatera Barat hanya sedikit mengalami peningkatan. Kecilnya peningkatan luas areal dan produksi kayu manis disebabkan karena penanaman kayu manis masih dilakukan dalam bentuk perkebunan rakyat dengan luas areal yang relatif kecil. Selain itu tanaman kayu manis masih dianggap sebagai usaha sampingan yang belum memberikan pendapatan yang besar bagi petani sehingga sulit diharapkan petani akan melakukan perluasan lahan dan peningkatan produksi. Perkembangan luas lahan dan produksi kayu manis Sumatera Barat dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perkembangan luas lahan produksi kayu manis Tahun Luas lahan Ha Produksi Ton 2002 52.259 21.375 2003 57.611 42.248 2004 57.623 43.389 2005 57.638 45.886 2006 57.300 35.407 2007 57.800 35.231 Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia 2008 Pengembangan kayu manis di daerah Sumatera Barat diarahkan pada perluasan areal penanaman kayu manis yang dikelola oleh rakyat. Akan tetapi permasalahan yang dihadapi saat ini yaitu rendahnya mutu kulit kayu manis serta kurangnya informasi pasar pada tingkat petani, dan belum adanya industri pengolahan kayu manis. Keadaan ini menyebabkan petani tidak menganggap tanaman kayu manis sebagai usaha yang produktif untuk meningkatkan pendapatan dan devisa negara. Untuk memperluas daya saing komoditi kayu manis di pasar ekspor, maka diperlukan usaha untuk diversifikasi produk dengan memproduksi kayu manis dalam bentuk olahan, sehingga tidak hanya diekspor dalam bentuk gulungan kulit kering kayu manis seperti yang selama ini dilakukan. Karena itu pengembangan agroindustri pengolahan kayu manis menjadi strategis baik untuk menghadapi persaingan pasar maupun untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi komoditi kayu manis. Sehingga pada akhirnya petani kayu manis akan semakin merasakan manfaat kegiatan produksinya. Dengan berkembangnya industri makanan dan minuman maka telah dikembangkan produk bubuk kayu manis, sedangkan minyak atsiri kayu manis telah lama diproduksi terutama di Ceylon dan Cina. Di Indonesia produksi minyak atsiri kayu manis baru dalam taraf pengembangan. Harga minyak atsiri kayu manis selalu berfluktuasi dari tahun ke tahun, namun harganya relatif tinggi dibandingkan dengan minyak atsiri lainnya. Melihat besarnya potensi kulit kayu manis di daerah Sumatera Barat, maka perlu dikaji kelayakan pendirian industri pedesaan untuk pengolahan minyak atsiri kayu manis. Dengan adanya industri olahan kayu manis, baik dalam bentuk industri skala kecil atau menengah, akan memberikan kepastian pasar bagi petani sehingga akan mendorong petani untuk lebih meningkatkan produksi dengan menambah luas areal penanamannya. Selain itu pihak industri juga dapat melakukan pembinaan mutu bagi petani dengan memberikan penekanan terhadap standar mutu tertentu bagi kulit kayu manis yang dihasilkan oleh petani, sehingga diharapkan petani akan berusaha memenuhi spesifikasi mutu yang ditetapkan dengan harga jual yang lebih baik. Agar bisa berkembang, industri pedesaan sebagai industri kecil menengah yang berada di desa memerlukan dukungan teknologi yang baik. Pemilihan teknologi yang sesuai dengan lingkungan sosial masyarakat akan sangat menunjang usaha tersebut. Tingkat teknologi yang dibutuhkan tergantung pada sumberdaya alam dan manusia, kemampuan teknologi yang dimiliki oleh industri, modal dan keadaan sosial masyarakat sekitar. Dengan demikian pendayagunaan potensi industri kecil dapat dilaksanakan sejalan dengan usaha pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengkaji potensi pengembangan industri pengolahan kulit kayu manis. 2. Menentukan teknologi proses yang tepat untuk industri pengolahan kulit kayu manis. 3. Menetapkan tingkat kelayakan yang menguntungkan untuk pengembangan industri pengolahan kulit kayu manis. Ruang Lingkup Ruang lingkup kajian pengembangan industri pengolahan kayu manis di daerah Sumatera Barat meliputi : 1. Melakukan kajian diversifikasi produk kayu manis. 2. Analisis struktur biaya dalam usaha pengolahan kayu manis yaitu pengkajian pada struktur biaya usaha tani dan pengolahan pasca panen kayu manis pada tingkat petani, analisis tata niaga dan harga pada tingkat petani, pedagang pengumpul dan pihak eksportir. 3. Kajian teknologi proses pengolahan kayu manis ditinjau dari segi teknis dan skala indsutri 4. Analisis finansial untuk mengetahui kelayakan pendirian industri pengolahan kayu manis.