4.7 Hubungan panjang dan berat ikan
Hasil persamaan regresi linier setelah dilakukan transformasi LN hubungan panjang dan berat ikan dari KM Virus untuk jenis ikan layang y =
2,173x – 2,369 dengan nilai R² 0,908, jenis ikan tongkol y = 1,298x – 1,126 dengan nilai R² 0,966 dan ikan selar y = 3,246x – 5,149 dengan nilai R² 0,894
Gambar 33.
Gambar 33 Hubungan panjang dan berat dari tiga jenis ikan dominan yang tertangkap oleh KM Virus
Hasil persamaan regresi linier setelah dilakukan transformasi LN hubungan panjang dan berat ikan KM Mujur untuk jenis ikan layang y = 1,836x –
+
,
+
1,310 dengan nilai R² 0,897, jenis ikan tongkol y = 1,138x – 1,621 dengan nilai R² 0,956 dan ikan selar y = 2,764x – 3,772 dengan nilai R² 0,907 Gambar 34.
Gambar 34 Hubungan panjang dan berat dari tiga jenis ikan dominan tertangkap oleh KM Mujur
Sedangkan hasil persamaan regresi linier setelah dilakukan transformasi LN hubungan panjang dan berat ikan KM Dewo untuk jenis ikan layang y =
1,886x – 1,562 dengan nilai R² 0,868, jenis ikan tongkol y = 1,041x – 1,950 dengan nilai R² 0,975 dan ikan selar y = 2,922x – 4,219 dengan nilai R² 0,962
Gambar 35.
+
,
+
Gambar 35 Hubungan panjang dan berat dari tiga jenis ikan dominan tertangkap oleh KM Dewo
+
,
+
5 PEMBAHASAN
5.1 Unit Penangkapan Ikan
Spesifikasi ketiga buah kapal purse seine mini yang digunakan dalam penelitian ini hampir sama antara satu dengan yang lainnya. Ukuran kapal
tersebut dapat dikatakan sebagai ukuran standar di Desa Sathean. Kapal-kapal tersebut dibuat oleh galangan kapal milik rakyat yang juga umumya ada di
beberapa desa nelayan di Kabupaten Maluku Tenggara. Ukuran kapal tersebut cukup untuk memuat purse seine mini yang memiliki panjang dan tingginya
masing-masing hingga 400 meter dan 75 meter. Kapal yang lebih besar akan diperlukan jika nelayan ingin mengoperasikan purse seine yang lebih panjang
karena volume tumpukan jaring akan menjadi lebih besar sementara ruang kerja untuk nelayan tetap diperlukan.
Kapal-kapal purse seine mini tersebut tergolong kecil jika dibandingkan dengan kapal-kapal purse seine yang berpangkalan di Pekalongan, yaitu kapal
yang memuat hingga 34 orang nelayan dan beroperasi cukup lama, yaitu hingga 30 - 40 hari, di lokasi yang cukup jauh dari pangkalannya Hufiadi, 2007. Kapal-
kapal purse seine Pekalongan memiliki panjang minimal 30,25 meter, lebar minimal 5 meter dan dalam 2,5 meter. Kapal-kapal tersebut memiliki kapasitas
volume sekitar 30 GT dengan menggunakan kekuatan lampu berkisar 15.000- 40.000 watt Atmaja et.al, 2002. Di pesisir utara pulau Jawa juga dikenal purse
seine mini, seperti di perairan Kabupaten Pati dan Tegal Yusron, 2005. Kapal-
kapal purse seine mini tersebut memiliki panjang minimal 15 – 18 meter, lebar 3 - 5 meter dan dalam 1,5 meter dengan volume 30 GT. Dibandingkan dengan
kapal purse seine mini di Jawa tersebut, maka kapal yang menjadi obyek penelitian tergolong lebih kecil.
Di Provinsi Aceh menurut Mahdi 2002, kapal purse seine umumnya berukuran lebih besar, yaitu dengan panjang 16 – 28 m, lebar antara 3,5 – 6 m dan
dalam antara 1,4 – 2 m. Kapal-kapal tersebut memiliki volume sekitar 40 GT sehingga mesin inboard yang digunakannya berkekuatan 105 – 320 PK.
Sementara itu Pottier, 1998 dalam Atmaja et.al, 2002 memberikan deskripsi bahwa kapal pukat cincin yang beroperasi di sepanjang pantai utara Jawa
mempunyai panjang rata-rata 26,4 m, lebar 6,7 m dan dalamnya 2,1 m, mesin inboard yang berkekuatan 250 – 320 PK dilengkapi dengan generator lampu 6000
watt. Kapal purse seine yang berpangkalan di Pekalongan adalah kapal pukat
cincin besar kapal ini juga dilengkapi dengan alat bantu seperti lampu-lampu sorot sebanyak 30 – 40 buah, radio komunikasi dan sejak tahun 1997 sebagian
besar kapal juga telah dilengkapi dengan alat global position system Pottier dan Sadhotomo, 1995. Jika dibandingkan dengan kapal-kapal purse seine dari pesisir
utara pulau Jawa tersebut maka kapal purse seine mini yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara sangat jauh berbeda, baik dari segi ukuran maupun alat bantu
yang digunakan. Namun perbedaan tersebut tidak berarti secara teknis armada purse seine mini
di Kabupaten Maluku Tenggara lebih terbelakang karena kebutuhan teknisnya berbeda, yaitu disebabkan oleh sifat operasinya yang one day
trip di lokasi pemasangan rumpon yang dekat pantai. Status teknologi armada
purse seine Kabupaten Maluku Tenggara akan berubah menjadi “rendah” atau “terbelakang” jika nelayan lokal berniat untuk operasi lebih jauh dari basis yang
sekarang dan lebih lama. Namun hal tersebut tidak mungkin dilakukan dengan kapal-kapal yang memiliki spesifikasi saat ini, kecuali modus operasi
penangkapan ikan menerapkan sistem kapal induk. Dalam sistem ini, kapal-kapal purse seine
hanya berfungsi sebagai penangkap ikan, hasil tangkapan kemudian ditransfer ke kapal penampung atau pengangkut ikan yang juga berfungsi sebagai
penyedia kebutuhan perbekalan, termasuk mengangkut nelayan, di tengah laut sehingga kapal-kapal purse seine tersebut tidak perlu terlalu sering ke pangkalan
untuk mengisi perbekalan. Masalah yang dihadapi untuk pengembangan produktivitas perikanan purse
seine mini di Kabupaten Maluku Tenggara seperti ini adalah adanya daerah
penangkapan ikan pelagis kecil pada musim kurang ikan paceklik maka nelayan di desa Sathean akan melakukan operasi penangkapan yang lebih jauh dari lokasi
penangkapan sebelumnya. Lokasi daerah penangkapan kawanan ikan dimaksud adalah perairan sebelah barat Dullah laut dan Kur-Tayando dimana lokasi-lokasi
tersebut berada lebih jauh dari pantai. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kawanan ikan pelagis kecil biasanya berada tidak jauh dari pantai, seperti di
sekitar pulau Mayau dan pulau-pulau di sebelah barat pulau Halmahera Karman, 2008.
Spesifikasi purse seine di Indonesia ada bermacam-macam, paling tidak dilihat dari panjang dan tinggi jaring Tabel 13. Sebagai contoh, purse seine
yang dioperasikan nelayan Banda Aceh untuk menangkap cakalang memiliki panjang yang berkisar mulai dari 600 m hingga 1350 m, lebar dari 60 hingga 85
m, dengan bahan dari jaring dengan mesh size 2 inci Chaliluddin 2002. Dibandingkan dengan purse seine yang dioperasikan nelayan Banda Aceh, seperti
dilaporkan oleh Chaliluddin 2002, maka purse seine yang ada di Maluku Tenggara adalah lebih pendek ukuran purse seine dibandingkan dengan di Aceh.
Tabel 13 Perbandingan panjang dan tinggi purse seine dari beberapa tempat di Indonesia
No Lokasi
Jenis ikan sasaran Panjang
meter Tinggi
meter Sumber
1 Maluku Tenggara
layang, kembung, tongkol, selar.
200 - 400 60 -7 5
Hasil Penelitian
2 Banda Aceh
Cakalang, tuna 600 – 1350 60 - 85
Chaliludin 2002
3 Ternate
layang, tongkol,
selar. 200 - 600
40 - 60 Irham 2005
4 Prigi
tongkol, layang,
teri, slengseng. 400 - 600
60 - 70 Perkasa 2004
5 Pekalongan
layang, kembung, selar, siro, tembang
470 - 600 90 - 110
Hufiadi 2007 6
Probolinggo lemuru,
teri, layang.
350 - 400 60 - 70
Lutfiah 2004 7
Jenoponto cakalang, tongkol,
layang, kembung 375 - 500
50 - 70 Ghaffar 2006
8 Pengambengan,
Bali lemuru,
tongkol, layang.
200 - 300 60 - 70
Pratiwi 2002 9
Lampung Layang, kembung,
selar, tongkol 260 - 300
50 - 70 Yusfiandayani
1997
Panjang purse seine sebaiknya disesuaikan dengan jenis ikan yang akan ditangkap, khususnya pertimbangan pada kecepatan renang ikan, dan jarak aman
di mana ikan tidak terusik tingkah lakunya oleh jaring Fridman, 1986. Semakin tinggi kecepatan renang ikan maka purse seine harus semakin panjang;
sebaliknya, semakin rendah kecepatan renang ikan maka purse seine dapat lebih pendek. Menurut rumus yang dibuat Fridman dan Carrother 1986 untuk
menghitung panjang purse seine, maka untuk menangkap ikan yang bergerombol di sekitar rumpon kecepatan renang dianggap sama dengan nol tidak diperlukan
purse seine yang terlalu panjang. Itulah sebabnya mengapa purse seine nelayan
Aceh yang menangkap kawanan cakalang yang berenang bebas jauh lebih panjang dari purse seine yang ada di Maluku Tenggara dan Prigi yang menangkap ikan-
ikan pelagis kecil layang, tongkol, teri, selar. Panjang purse seine mini untuk yang dioperasikan dengan metode seperti diterapkan nelayan Maluku Tenggara
lebih ditentukan oleh ukuran atau diameter kawanan ikan dan jarak aman antara jaring dan kawanan ikan. Mungkin itulah sebabnya mengapa purse seine mini
nelayan Maluku Tenggara lebih pendek dari purse seine nelayan Prigi Jawa Timur yang menangkap kawanan ikan yang bergerak bebas Perkasa 2004.
5.2 Hasil Tangkapan