Pola Operasi Armada Purse Seine Mini

oleh ikan-ikan yang sudah memijah dewasa hal ini berdasarkan sebaran perbandingan panjang ikan yang tertangkap pada saat dimana musim penangkapan ikan akan berlangsung.

5.3 Pola Operasi Armada Purse Seine Mini

Pola operasi kapal-kapal purse seine mini di Desa Sathean berkaitan erat dengan lokasi pemasangan rumpon dan desa atau pemukiman terdekat dengan lokasi rumpon tersebut. Sebagai contoh, jika nelayan akan beropeasi di perairan sebelah timur Pulau Kei Kecil dan selat Nerong, maka Desa Mastur akan menjadi basis sementara karena berdekatan dengan posisi rumpon yang akan menjadi daerah penangkapan ikan. Biasanya, nelayan harus diangkut dari Desa Sathean menuju Desa Mastur dengan kendaraan darat sementara kedua kapal ikan yaitu kapal utama dan kapal Johnson sudah tiba di Desa Mastur beberapa hari lebih awal dari kedatangan nelayan. Biaya operasi dapat dihemat dengan cara menyertakan beberapa penduduk desa menjadi sebagian dari nelayan yang ikut dalam kegiatan penangkapan ikan. Jika nelayan akan beroperasi di perairan sebelah timur Pulau Kei Besar maka kedua kapal akan berlayar bersamaan dari Desa Sathean, melalui perairan dusun Udar dan Desa Mataholat. Selama operasi penangkapan ikan, kapal utama akan berlabuh di perairan desa atau pemukiman yang dekat dengan lokasi rumpon sambil menunggu pesan kapan harus bergerak dari pengamat yang berada di sekitar atau di atas rumpon. Pola operasi seperti ini terjadi apabila daerah penangkapan fishing ground tempat rumpon berlabuh sangat dekat dengan desa dengan pantai yang pada saat surut, ketinggian air laut masih bisa dilalui oleh kapal utama untuk melakukan operasi penangkapan. Modus operasi penangkapan ikan seperti ini sama dengan yang dilakukan oleh nelayan pajeko, nama lokal untuk kapal purse seine, di Minahasa Selatan Zainuddin 1994. Rumpon tersebut biasanya tidak jauh dari pantai, sekitar 4 mil dari pantai, pada perairan yang relatif dangkal, yaitu kurang dari 200 meter. Jarak antara lokasi rumpon dengan pantai tersebut serupa dengan lokasi penempatan rumpon oleh nelayan-nelayan dari Kota Tidore, seperti dilaporkan oleh Hajatuddin 2008. Rumpon yang ada dilokasi penelitian umumnya relatif sama dengan rumpon yang ada di daerah lain di Indonesia. Di Ternate Provinsi Maluku Utara berdasarkan hasil penelitian Kamran 2006, rumpon terdiri dari tiga komponen utama yaitu; rakit bambu dengan ukuran panjang L 6,0 m, lebar 4,0 m, dan tinggi 0,70 m; tali temali dari bahan PE; dan atraktor dari daun kelapa sebanyak 12 pelepah direndam pada kedalaman 15 m didalam laut dan jangkar dari bahan drum cor. Selanjutnya Subani 1986, menyatakan bahwa rumpon terdiri dari tiga komponen utama yaitu pemikat ikan atraktor, jangkar, dan pelampung. Panjang tali jangkar tali utama yang digunakan pada rumpon di Desa Sathean berkisar 1,5 – 2,0 kali kedalaman laut tempat rumpon tersebut dilabuhkan. Menurut Subani 1986, panjang tali jangkar tali utama bervariasi, tetapi pada umumnya adalah 1,5 kali kedalaman laut tempat rumpon tersebut dipasang. Panjang tali jangkar tali utama 1,5 kali untuk mengantisipasi agar rumpon tidak mudah putus . Nelayan purse seine mini Kabupaten Maluku Tenggara menentukan daerah penangkapan ikan mengikuti angin moonsun, seperti umumnya dilakukan oleh nelayan-nelayan di berbagai tempat di Indonesia. Menurut Nontji 2002, di perairan Indonesia terdapat 2 dua kali angin musim sedangkan diantara dua musim tersebut terdapat juga musim peralihan yaitu musim peralihan Barat-Timur dan musim peralihan Timur-Barat. Perilaku adaptasi ini wajar dilakukan karena nelayan selalu berusaha mencari tempat yang banyak ikan dan aman untuk keselamatan dirinya, yaitu terhindar dari gelombang besar yang biasanya ditimbulkan oleh angin yang bertiup kencang. Jika angin timur bertiup kencang maka nelayan akan beroperasi di perairan sebelah barat pulau-pulau. Sebaliknya, jika angin barat bertiup kencang maka nelayan akan beroperasi di perairan sebelah timur pulau-pulau. Pola seperti ini juga dijumpai pada perikanan bagan rambo di selat Makasar - Sulawesi Selatan Syafiudin, 1991. Pola musiman daerah penangkapan ikan tersebut berkaitan erat dengan pola angin moonsun.

5.4 Penelitian Selanjutnya