Hipotesis Penelitian Kerangka Pikir Penelitian

2 Membandingkan produktivitas hasil tangkapan per trip dan lama pelingkaran jaring di antara 3 tiga unit penangkapan ikan dengan purse seine mini yang memiliki perbedaan spesifikasi dalam hal alat tangkap panjang, tinggi, dan mesh size. 3 Membandingkan komposisi ukuran ikan di antara 3 tiga unit penangkapan ikan dengan purse seine mini yang memiliki perbedaan spesifikasi dalam hal alat tangkap panjang, tinggi, dan mesh size.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat berupa: 1 Informasi yang dapat dipertimbangkan oleh Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara dalam mengelola perikanan tangkap, khususnya perikanan purse seine mini . 2 Informasi bagi para nelayan dan stakeholders perikanan dalam rangka berpartisipasi untuk mewujudkan pengelolaan perikanan yang efektif. 3 Pengetahuan tentang strategi yang diterapkan nelayan dalam menyikapi dinamika lingkungan perairan yang sangat mempengaruhi modus operasi penangkapan ikan yang menerapkan teknologi sederhana.

1.5 Hipotesis Penelitian

Produktivitas hasil tangkapan per trip purse seine mini di Desa Sathean Kabupaten Maluku Tenggara sangat dipengaruhi oleh spesifikasi unit penangkapan, lama pelingkaran jaring dan komposisi ukuran ikan yang tertangkap.

1.6 Kerangka Pikir Penelitian

Penelitian ini memerlukan informasi terkini tentang usaha perikanan purse seine mini yang berbasis di Desa Sathean untuk dapat menjawab tujuan diatas. Informasi ini sebaiknya mencakup berbagai hal mendasar, di antaranya adalah karakteristik sumber daya ikan, spesifikasi teknis unit penangkapan ikan, pola operasi penangkapan ikan dan penentuan daerah penangkapan berdasarkan musim penangkapan ikan, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan produktivitas hasil tangkapan nelayan Gambar 1. Gambar 1 Kerangka pikir penelitian produktivitas perikanan purse seine mini di Desa Sathean Kabupaten Maluku Tenggara - Komposisi dan jenis hasil tangkapan - Hubungan Panjang dan berat ikan - Ukuran ikan layak tangkap - DPI berdasarkan musim penangkapan - Operasi pada DPI yang berbeda Usaha perikanan purse seine mini saat ini Karakteristik sumberdaya ikan Spesikasi teknis unit penangkapan Identifikasi pola Operasi penangkapan Menentukan daerah penangkapan ikan - Ukuran alat tangkap ; Panjang dan tinggi - Armada Penangkapan Ukuran; kapal, mesin - Spesifikasi alat bantu penangkapan - Persiapan dan strategi operasi penangkapan - Lama hari operasi penangkapan Peningkatan produktivitas hasil tangkapan purse seine mini Desa Sathean Metode deskriptif komperatif - Kurangnya informasi komposisi hasil tangkapan dominan - Modus operasi masih terbatas one day trip - Daerah penangkapan ikan fishing ground belum pasti 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 . 1 Pukat Cincin Pukat cincin adalah jenis alat penangkap ikan yang terbuat dari jaring dengan ukuran besar, membutuhkan tenaga banyak untuk mengoperasikannya. Pukat cincin memiliki bentuk dasar berupa sebuah empat persegi panjang, tanpa kantong dan digunakan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan pelagic fish . Harahap 2006 mengemukakan bahwa panjang pukat cincin yang dioperasikan di perairan laut Sibolga Sumatera utara dapat mencapai 500 – 1.000 m dan tingginya mencapai 50 – 70 m, sedangkan hasil penelitian Irham 2005 panjang mini purse seine soma pajeko yang dioperasikan di Maluku utara memiliki panjang 200 – 600 m. Di Pekalongan operasi penangkapan ikan dengan purse seine pada kapal ukuran 30 GT memerlukan nelayan hingga 34 orang Hufiadi, 2007 sedangkan di perairan Sulawesi utara Tumumpa, Belang, Lolak, dan Bitung kapal purse seine yang beroperasi berukuran 18 – 20 GT dan dalam melakukan operasi memerlukan nelayan 20 – 22 orang Marasut, 2005. Spesifikasi pukat cincin dan kemampuan nelayan dalam mendeteksi gerombolan ikan secara tepat dan ketrampilan untuk mengoperasikannya merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan setiap operasi penangkapan ikan. Alat tangkap ini dioperasikan secara aktif, yaitu menemukan, mengejar dan mengurung kawanan ikan pelagis yang bergerombol dan bergerak cepat dalam jumlah besar atau melalui alat pengumpul ikan Zarochman dan Wahyono 2005. Oleh karena itu, alat tangkap ini termasuk dalam jenis jaring lingkar surrounding nets Martasuganda, 2004. Brandt 2005 menyatakan bahwa pukat cincin merupakan alat tangkap yang lebih efektif untuk menangkap ikan- ikan pelagis di sekitar permukaan air. Purse seine dibentuk dari dinding jaring yang sangat panjang, biasanya tali ris bawah leadline sama atau lebih panjang dari pada tali ris atas floatline Bentuk konstruksi jaring seperti ini tidak ada kantong yang berbentuk permanen pada jaring. Karakteristik jaring purse seine terletak pada cincin yang terdapat pada bagian bawah jaring. Dilihat dari segi konstruksi maka komponen jaring pukat cincin dapat dikelompokkan dalam 5 bagian besar yaitu; 1 badan jaring, 2 tali kerut, 3 cincin ring, 4 pelampung dan pemberat, dan 5 tali selembar Martasuganda, 2004. Selanjutnya Baskoro, 2002, menyatakan bahwa pukat cincin dilengkapi dengan tali kerut yang dilewatkan melalui cincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring tali ris bawah, sehingga dengan menarik tali kerut bagian bawah jaring dapat dikuncupkan dan jaring akan berbentuk seperti mangkok Gambar 2. Sumber: von Brandt 2005 Gambar 2 Ilustrasi tentang sosok pukat cincin ketika dioperasikan untuk melingkari atau mengurung kawanan ikan Keberhasilan penangkapan ikan dengan pukat cincin semakin tinggi dengan penggunaan rumpon dan lampu sebagai pemikat ikan Zarochman dan Wahyono 2005. Chodriyah 2009 menyatakan bahwa perikanan purse seine di Pekalongan mengalami perubahan taktik penangkapan dari rumpon dan lampu petromaks digantikan dengan rumpon dan lampu sorot sebagai alat bantu penangkapan. Namun demikian Potier dan Petit 1997 menyatakan bahwa perubahan strategi penangkapan dari petromaks menjadi lampu sorot sebagai alat bantu pengumpul ikan tidak merubah secara drastis komposisi hasil tangkapan, perbedaan komposisi hasil tangkapan sangat tergantung pada musim dan daerah penangkapan. Jenis alat tangkap ini semakin populer digunakan setelah ada larangan penggunaan trawl atau pukat harimau pada tahun 1980. Armada perikanan pukat cincin kemudian berkembang menjadi semi industri, diiringi dengan peningkatan kapasitas penangkapan yang dicirikan oleh peningkatan ukuran kapal dan kekuatan mesin serta perluasan daerah penangkapan, serta peningkatan penggunaan lampu sorot cahaya sebagai alat bantu penangkapan ikan Nugroho 2006. Sainsbury 1996 menyatakan bahwa ukuran ikan yang dapat ditangkap oleh alat ini tergantung pada ukuran mata jaring yang digunakan. Semakin kecil ukuran mata jaring maka semakin kecil peluang ikan-ikan kecil tertangkap karena tidak dapat meloloskan diri dari mata jaring.

2.2 Unit Penangkapan purse seine mini di Kabupaten Maluku Tenggara